Anda di halaman 1dari 2

Hadirin Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk menyampaikan sedikit ilmu berkaitan dengan
tobat. Barang kali kita sering mendengar bahwa pintu ampunan begitu terbuka lebar untuk
mereka yang bertobat. Tapi bagaimana sebenarnya tobat itu sendiri?

Makna tobat adalah ketika seseorang kembali dari jalan setan menuju jalan Allah Swt.,
Dalam hal ini seseorang yang mengaku bertobat harus membuktikannya dengan empat hal:
Pertama, menyesali perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Tidak ada tobat tanpa
penyesalan. Menyesali bahwa apa yang telah dilakukan adalah dosa dan suatu hal yang tidak
disukai Allah Swt sangat diperlukan menuju semurni-murninya tobat

Kedua, berjanji untuk tidak mengulanginya. Untuk bertobat orang perlu untuk menjaga
dirinya agar tidak terjebak pada kesalahan yang sama berkali-kali. Dengan demikian ia harus
beritikad dan berupaya untuk tidak mengulangi kesalahan dan kemaksiatan, kemudian
mengiringi kemaksiatan yang dilakukan dengan terus berbuat kebaikan.

Ketiga adalah memperbanyak membaca istighfar, yakni memohon ampunan kepada Allah
Swt. Dan keempat, mengubah sikap dan perbuatan salahnya di masa lalu dengan
memperbanyak amal saleh.

Hadirin Rahimakumullah

Berkaitan dengan tobat, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya Ulumuddin mengemukakan
delapan ciri utama orang-orang yang bertobat, diantaranya:
1. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak mau menuntut ilmu maka dia
bukanlah orang yang bertobat.
2. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak meningkatkan ibadahnya, maka
dia bukanlah orang yang bertobat.
3. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak mau memaafkan musuh-
musuhnya, maka dia bukanlah orang yang bertobat.
4. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak mau menanggalkan kemewahan
dan perhiasannya, maka dia bukanlah orang yang bertobat.
5. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak meninggalkan teman
pergaulannya yang tidak baik, maka dia bukanlah orang yang bertobat.
6. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak mengubah akhlak buruknya,
maka dia bukanlah orang yang bertobat.
7. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak merapikan tempat tidur dan
selimutnya, maka dia bukanlah orang yang bertobat.
8. Barang siapa yang mengaku bertobat tetapi dia tidak mau menafkahkan sebagian
harta kekayaannya, maka dia bukanlah orang yang bertobat. Barang siapa yang
mampu membuktikan semua ini, maka itulah sebenar-benarnya orang yang bertobat.
Allah Swt. berfirman,’’ Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan
tobat yang sebenar-benarnya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-
kesalahanmu dan memasukan kamu ke dalam surge yang mengalir dibawahnya sungai-
sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang yang beriman
bersamanya, sedangkan cahaya mereka memancar dihadapan dan sebelah kanan mereka,
sambil mereka mengatakan: Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu.’’ (QS. Al-Tahrim: 8)

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan
dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai