Disusun oleh :
Nama : Khayat Isnaen
NIM : (1917301077)
Kelas : 2/HES B (Syariah)
Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” metode ijtihad
menurut imam abu hanifa” dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
ushul fikih.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna baik dari cara penulisan maupun isinya oleh karena itu kritik dan saran
sangat kami butuhkan untuk membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.
Khayat isnaen
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................3
B. Rumusan masalah...............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
Daftar pustaka...................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ushul fikih tidik lepas dari peran ulama madzhab. mereka ini
imam imam pendiri madzhab empat yang terkenal sampai sekarang. Hal ini karena
kontribusi mereka yang sangat besar dalam ilmu fikih dan ushul fikih. Peninggalan
mereka adalah hasil dari prestasi yang gemilang bagi agama islam dan kaum
muslimin. Pola pikir yang digunakan oleh ulama empat madzhab ini mengedepankan
sikap dan toleransi dalam menghadapi persoalan. Kajoian tenteng hukum islam yang
mereka lakukan selalu mendasarkan al quran dan sunnah.
Secara detil akan membahas tentang. Madzhab hanafi dengan corak pemikiran
fikih dan ushul fikihnya yang rasional karena pendiri madzhab ini (imam hanafi)
hidup di baghdad kota metropolis yang saat itu menjadi pusat peradaban dunia.
Pembahasan mazhab ini dijabarkan dari perspektif historis, metode ijtihad dan
karakteristiknya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian ijtihad menurut imam abu hanifah ?
2. Jelaskan dan sebutkan metode ijtihad menurut imam abu hanifa?
3. Jelas sejarah singkat biografi imam abu hanifa?
4. Jelaskan perkembangan ijtihad menurut imam mazhab imam abu hanifa?
PEMBAHASAN
1. pengertian
Imam Abu Hanifah adalah orang pertama yang menggagas fiqih perkiraan
(prediksi), dengan memaparkan masalah-masalah yang belum terjadi pada masa
selanjutnya dan menjelaskan hukum hukumnya dengan harapan apabila kasusnya
terjadi maka hukumnya telah ada, sehingga ilmu fiqih bertambah luas dan
lapangannya bertambah berkembang. Dengan model pengembangan fiqih seperti ini,
madzhab Abu Hanifah merupakan gambaran yang jelas dan nyata tentang persamaan
hukum hukum fiqih dengan pandangan masyarakat di semua lapisan kehidupan.
Madzhab abu hanifa mendasarkan madzhabnya pada al quran,sunnah,ijma,
qiyas dan istishsan.dalam hal ini beliau berkata saya memberiken hukum berdasarkan
al quran. Apabila saya tidak dijumpai di al quran, maka saya gunakan hadits
rasullulah.jika tidak ada dalam keduanya (al quran dan hadits) saya dasarkan pada
para sahabat. Saya berpegang pada pendapat salah satu sahabat yang lebih kuat dan
jika tidak ada pendapat salah satu sahabat maka saya akan berijtihad ahmad asy
syurbasy dibagian akhir ungkapan abu hanifa dapatdisinpulkan bahwa beliau metode
ijtihad dan karakteristik fiqih abu hanifah mengunakan ijtihad dan pemikiran serta
pula penggunan pikiran untuk membuat perbadingan antara pendapat-pendapat dan
memilih salah satu dari pendapat yang kuat.
Cara beliau berijtihad dan menggunakan pikiran terlihat dari bagaimana beliau
memposisikan al-Qur’an, sunnah, ijma’,qiyas, dan istihsan. Ada sebagian kalangan
yang menyangkabahwa Imam Abu Hanifah itu sedikit perbendaharaan haditsnya dan
beliau tidak meriwayatkan kecuali 17 hadits saja. Ternyata ini adalah pendapat yang
salah, karena yang benar adalah bahwa beliau meriwayatkan hadits secara sendiri 215
hadits selain yang dikeluarkan secara berserikat bersama imam-imam lain. Beliau
memiliki kitab musnad yang di dalamnya diriwayatkan sebanyak 118 hadits dalam
bab shalat saja. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata dalam kitabnya Ta’zîl al-Manfaah bi
Zawâ’id Rijâl al-A’immah al-Arba’ah, “Adapun musnad Imam Abu Hanifah itu
bukanlah hasil dari pengumpulannya, dan hadits-hadits yang datang dari Imam Abu
Hanifah itu1 terkumpul dalam kitab al-Atsar yangdiriwayatkan Muhammad bin al-
Hasan dari beliau. Dalam karangan-karangan Muhammad bin al-Hasan dan Abu
Yusuf sebelumnya didapati juga hadits dari Abu Hanifah lainnya.”Abu al-Muayid
Muhammad bin Mahmud al-Khawarizmi (w.650 H) telah mengumpulkan musnad
Abu Hanifah, dicetak diMesir pada tahun 1326 H, hampir mencapai 8000 halaman
besar, yang dikutipnya dari 15 musnad yang dikumpulkan dari karya Imam Abu
Hanifah lalu para ulama hadits berpaling padanya. Musnad-musnad ini dikumpulkan
menurut susunan bab fiqih.
2. Abu hanifah dalam berijtihad menetapakan suatu hukum berpegang kepada beberapa
dalil syara`:
a. AL-Quran
Al-quran adalah kalam alloh yang diturukan oleh alloh kepada nabi muhammad
melalui malaikat jibril dengan lafadz bahasa arab, sebagai hujjah bagi rosul dan
menjadi pedoman hidup, yang dianggap ibadah bila membacanya dan urutan
dimulai dari surah al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-naas.
b. As sunnah
As sunnah berasal dari kata al hadits yang artinya adalah perkataan,percakapan
atupun pembicaraan. Dar definisi umum , hadits adalah setiap tulisan yang berasal
dari perkataan ataupun percakapan Rasulluloh muhammad SAW.
c. Ijma
Ijma adalah memutuskan atau menyepakati sesuatu. Secara istilah ,ijma adalah
kesepakatan seluruh ulama mujtahid yang dilakukan setelah zaman rasululloh
untuk menentukan sebuah solusi dari sebuah masalah pada perkara agama.
d. Qiyas
Qiyas ialah menyamakan suatu masalah yang tidak terdapat ketentuan hukum
dalam nash (al quran dan sunnah),karena ada persamaan illat hukumnya (motif
hukum) antara kedua masalah itu.
e. Istishsan
5
Al-Jauziyyah, Muhammad ibn Abi Bakr ibn Qayyim, 1996, I’lâm
al-Muwaqqi’în ‘an Rabb al-‘Âlamîn, Beirut: Dâr al-Kitab al-
‘Araby, Jilid 2.
5. Ada beberapa karakteristik yang dijadikan pegangan oleh Imam Abu hanifah dalam
membangun madzhabnya, diantaranya adalah
a. menjaga hak-hak fakir miskin. Contoh: ketentuan wajib zakat pada pakaian yang
terbuat dari emas dan perak, serta tidak diwajibkan zakat pada orang yang mempunyai
hutang.
b. kemudahan dalam beribadah dan dalam pekerjaan sehari-hari. Contohnya adalah
hukum menghadap kiblat: ketika di malam yang gelap atau pada saat susah
ketikamenentukan arah kiblat. Seseorang yang shalat dalam kondisi demikian,
kemudian dia shalat sesuai keyakinannya, maka hukum shalatnya sah sekalipun
ternyata ia tidak menghadap kiblat. Dengan syarat dia sudah berusaha mencari arah
kiblat.
c. memelihara kehormatan dan perikemanusiaan. Contohnya: bagi anak-anak
perempuan yang sudah mencapai umur untuk mencari pasangan hidup tanpa ada
paksaan dari wali. Perkawinan yang dilakukan secara paksa terhadap anak
perempuan, hukumnya tidak sah jika ia menolak perkawinan tersebut
d. memberikan kuasa penuh kepada pemerintah dan pemimpin-pemimpin negara.
Contoh: pemerintah, kerajaanatau pemimpin negara berhak mengendalikan kekayaan
negara seperti tanah dan sebagainya untuk kepentinganumum. Pemerintah atau
pemimpin yang berkuasa juga berhak memberikan hadiah-hadiah kepada pejuang-
pejuang atau prajurit-prajurit sebagai penghargaan kepada mereka.
e. mengakui peradaban hidup manusia. Contohnya:pengakuan keislaman anak-anak
yang belum akil sebagai orang Islam yang sempurna sama seperti orang dewasa juga.
Contoh lain adalah bagi orang yang menerima wasiat hendaknya menjaga harta anak
yatim dan menjalankan perniagaan denga nharta anak yatim tersebut sesuai prinsip
amanah.Masalah-masalah fiqih dalam madzhab Hanafi terbagi dalam tiga bagian:
pertama, an-Nawâdir adalah masalah-masalah yang diriwayatkan dari Imam Abu
Hanifah dan kawankawannya di luar kitab Dzahir ar-Riwâyah.
6
3.1 Kesimpulan
Imam Abu Hanifah adalah orang pertama yang menggagas fiqih perkiraan
(prediksi), dengan memaparkan masalah-masalah yang belum terjadi pada masa
selanjutnya dan menjelaskan hukum hukumnya dengan harapan apabila kasusnya
terjadi maka hukumnya telah ada, sehingga ilmu fiqih bertambah luas dan
lapangannya bertambah berkembang. Dengan model pengembangan fiqih seperti ini,
madzhab Abu Hanifah merupakan gambaran yang jelas dan nyata tentang persamaan
hukum hukum fiqih dengan pandangan masyarakat di semua lapisan kehidupan. Ada
beberapa sumber hukum islam diantaranya adalah al-quran, hadits, ijma, qiyas,
istishan.
Ada beberapa karakteristik yang dijadikan pegangan oleh Imam Abu hanifah
dalam membangun madzhabnya, diantaranya adalah menjaga hak-hak fakir miskin,
kemudahan dalam beribadah dan dalam pekerjaan sehari-hari, memelihara
kehormatan dan perikemanusiaan, memberikan kuasa penuh kepada pemerintah dan
pemimpin-pemimpin negara, mengakui peradaban hidup manusia.
3.2 Saran
Metode ijtihad dari imam abu hanifah menganut al-quran, hadits, ijma,qiyas,
istishan. Mazhab imam hanifah sekarang ini terus berkembang indonesia ataupun
diluar negara seperti india, aFghanistan dan lainnya, oleh umat islam didunia harus
menjaga kedamainya. Serta tidak ada yang bermasalah karena adanya perbedaan
karakteristik mazhab tersebut.
Daftar pustaka