Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MAKANAN HALAL DAN HARAM

MAPEL FIQIH
GURU PEMBIMBING : ZAINUL FANANI S.Ag

DIBUAT OLEH :
NISRINA FIRDA HUSNIYA (8A)

MTs KHAIRUDDIN GDL


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk taat
kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada Allah,
baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal lain
yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu makanan dan
minuman.
Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak sekali ayat Al-qur’an dan
Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan demikian, mengkonsumsi makanan dan
minuman yang halal merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam.
Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yang diharamkan Allah, atau dengan kata
lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu tidak
mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat, namun
kita makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-sialah
usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas tentang makanan dan minuman
yang halal dan yang haram dalam Islam.    
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian makanan halal dan makanan haram ?
2. Apa saja jenis makanan yang halal dan haram ?
3. Apa manfaat makanan halal ?
4. Apa dampak negatif makanan haram ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian makanan halal dan haram
2. Mengetahui jenis makanan yang halal dan haram
3. Mengetahui manfaat makanan halal
4. Mengetahui dampak negatif makanan haram

BAB II

MAKANAN YANG HALAL DAN HARAM


A. MAKANAN HALAL
1. Pengertian Makanan Halal
Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at untuk
dikonsumsi kecuali ada  larangan  dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Agama Islam  menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang
halal dan baik.  Makanan halal adalah  makanan yang didapatkan dan difungsikan
melalui syariat yang  diridhai Allah.  Sedangkan makanan yang baik adalah makanan
yang bergizi atau bermanfaat bagi tubuh. 
2. Jenis Makanan Halal
Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria, yaitu halal
zatnya, halal cara memperolenya, dan halal cara pengolahannya.
1) Halal zatnya
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari dasarnya halal
untuk di konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab suci al-
qur’an dan al-hadist. Centohnya adalah daging sapi, ayam, kambing, buah-
buahan seperti apel, kurma, anggur, dan lain sebagainya.
2) Halal cara memperolehnya
Yaitu makanan yang di didapat dengan cara yang baik dan sah menurut syariat
islam, Makanan akan menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan
jalan yang batil karena itu bisa merusak  tubuh kita dan  merugikan orang lain
serta dilarang oleh syariat. Contoh cara memperoleh makanan dengan cara
yang baik adalah dengan cara membeli dengan uang sendiri, bertani, hadiah,
dan lain sebagainya. Adapun dari makanan yang diperoleh dari makanan yang
batil adalah dengan cara mencuri, merampok, menyamun, dan lain
sebagainya.
3) Halal cara pengolahannya
Yaitu makanan yang semula halal dan akan berubah menjadi makanan haram
apabila cara pengolahannya tidak sesuai dengan syeriat islam. Contohnya
buah anggur, makanan ini halal tetapi karena telah diolah menjadi minuman
keras maka minuman ini menjadi haram.
3. Manfaat Mengonsumsi Makanan Halal
 Memberikan ketenangan dalam kehidupan dan kegiatan sehari hari
 Menjaga kesehatan baik jasmani dan rohani
 Mendapatkan perlindungan dari Allah SWT
 Memperoleh iman dan ketaqwaan dari Allah SWT
 Memperoleh kepribadian jujur dalam hidup dan sikap yang apa adanya
 Mendapatkan rezeki yang barokah baik dunia dan juga akherat
 Selain bisa memberikan banyak keuntungan untuk kesehatan tubuh, manfaat
makanan halal yang dikonsumsi juga bisa memberikan banyak keuntungan dalam
segi agama sehingga bisa selalu berada dalam perlindungan Allah SWT.

B. Makanan Haram
1. Pengertian Makanan Haram
Makanan haram adalah makanan yang dilarang dikonsumsi oleh umat islam dan
dapat digolongkan dalam dua golongan utama yakni karena dzatnya maupun karena
suatu kondisi.
2. Jenis Makanan Haram
a) Bangkai
Yang dimaksud dengan bangkai adalah semua hewan yang mati dan sembelih
dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam, hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam ayat berikut ini
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah: 3)
  Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:

 Al-Munhaniqoh, hewan yang mati tercekik.


 Al-Mauqudzah, hewan yang mati karena pukulan keras.
 Al-Mutaroddiyah, hewan yang mati jatuh dari ketinggian
 An-Nathihah, hewan yang mati ditanduk oleh hewan lainnya.
 Hewan yang mati dan sisa mangsa hewan buas.
 Hewan yang mati tanpa disembelih seperti disetrum.
 Hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah
 Hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun membaca basmalah
saat menyembelihnya
 Bagian tubuh hewan atau potongan organ yang terpisah dari tubuhnya.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Waqid
secara marfu’

“Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih
hidup, maka potongan itu adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-
Tirmidzy)

Meskipun demikian ada tiga bangkai yang dihalalkan dalam islam yakni bangkai
Ikan, karena ikan adalah binatang air dan semua binatang air adalah halal kecuali
kodok atau katak serta bangkai belalang yang disebutkan dalam hadits

“Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu
adalah ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa”.
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Janin yang ada dalam perut hewan yang disembelih juga dihalalkan dalam islam
dan jika hewan yang disembelih mengandung janin maka janinnya boleh
dimakan tanpa harus disembelih ulang sesuai dengan hadits berikut ini

“Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”.

Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada
dalam perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.

b) Darah
Darah adalah cairan yang terkandung dalam tubuh hewan dan ia senantiasa
mengalir dan terpancar apabila hewan disembelih. Darah haram hukumnya untuk
dikonsumsi dan termasuk darah yang dibekukan atau darah yang telah diolah
sedemikian rupa atau yang biasa dikenal dengan sebutan marus kecuali darah
yang masih tertinggal dibagian hewan yang disembelih, halal hukumnya. Hal ini
seuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al anam ayat 145
“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi — karena
sesungguhnya semua itu kotor — atau binatang yang disembelih atas nama
selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS Al Anam :145)

c) Daging babi
Telah dijelaskan dalam Alqur’an surat Al-Ma`idah ayat tiga dan al anam ayat 145
bahwa daging hewan babi haram karena mengkonsumsi daging babi dapat
menyebabkan mudrat seperti adanya cacing pita dalam tubuh babi dan karena
genetik babi hampir sama dengan manusia. Semua bagian tubuh babi adalah
haram termasuk lemak dan hormon serta enzim yang terdapat dalam tubuhnya

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)


yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.
Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib
dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (Qs Al Maidah ;3)

d) Semua hewan buas yang bertaring


Semau hewan buas yang bertaring haram hukumnya termasuk hewan buas yang
telah menjadi jinak seperti kucing ataupun anjing. Hewan tersebut haram
dikonsumsi sesuai dengan sabda nabi berikut ini

“Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang dari


(mengkonsumsi) semua hewan buas yang bertaring”. (HR. Al-Bukhary dan
Muslim).

“Semua hewan buas yang bertaring maka memakannya adalah haram”.(HR


Muslim)

e) Semua burung yang memiliki cakar


Memakan burung seperti burung dara, ayam atau itik tentunya halam namun
burung dengan cakar yang kuat dan tajam haram untuk dikonsumsi seperti burung
elang atau rajawali. Hal ini didasarkan padandat jumhur ulama dan ketiga imam
terkecuali imam malik.
“Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan
semua burung yang memiliki cakar”. (HR. Muslim)

f) Jallalah
Yang dimaksud dengan jalllah adalah hewan pemakan kotoran manusia atau
hewan lain, baik berupa onta, sapi, dan kambing, maupun yang burung, hal ini
sesuai dengan pendapat Imam Ahmad –dengan hadits Ibnu ‘Umar RA yang
meriwayatkan
3. Dampak Negatif Mengonsumsi Makanan Halal
 Tidak diterimanya amal ibadah oleh Allah SWT
 Tidak terkabulnya doa-doa
 Mengikis keimanan pelakunya
 Mengeraskan hati
 Merusak amal-amal shaleh
 Tubuh tidak sehat
 Menyebabkan keturunannya rusak
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan sampai ada dalil
yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan
boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak
halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram,
akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan haram,
namun tentu saja tidak dapat kami tampilkan semua, di antaranya sebagaimana yang telah
kami uraian dalam pembahasan di atas.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna
bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang
halal sangat membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit. Makanan dan
minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak mudharat
(kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah
atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah.

Anda mungkin juga menyukai