1
Forum Kajian Ilmiah Lembaga Ittihadul Mubalighin, Menuju Kesuksesan Berakidah Islam
dan Fiqih Keseharian, (Kediri: Bidang Penelitian dan Pengembangan Lembaga Ittahadul Mubalighin
Pondok Pesantren Lirboyo, 2009), 167-168.
2
Ach. Khudori Soleh, Fiqih Kontekstual Perspektif Sufi Falsafi, ( Jakarta: PT Pertja, 1999),
132.
61
Waktu penyembelihan qurban dimulai setelah terbitnya matahari
dan ditambah kira – kira waktu yang bias untuk melaksanakan 2 rakaat
shalat id dan 2 khutbahnya secara cepat dan berakhir sampai
tenggelamnya matahari secara sempurna pada akhir hari tasyrik (13
Dzulhijjah). Hal ini berdasarkan hadits riwayat Imam Ahmad yang
artinya :”Sesungguhnya, sesuatu yang pertama kali kami perbuat pada
hari (raya IdulAdha) inmi adalah sholat sunnah hari raya. Kemudian,
kami kembali. Lalu, menyembelih qurban. Barangsiapa melakukan itu
semua, maka sungguh ia telah meelakukan sunnah kami. Barangsiapa
menyembelih qurban sebelum melakukan sholat id maka sesungguhnya
itu hanyalah daging yang ia persembahkan untuk keluarganya dan
sama sekali tidak ada nilai ibadah (ibadah qurban) didalamnya”. 3
Waktu penyembelihan menurut 4 madzhab :
a. Menurut Imam Syafi’i
Waktu mulai diperbolehkan menyembelih qurban adalah pada
pagi hari raya setelah matahari tinggi mencapai beberapa derajat
(cukup untuk melakukan sholat hari raya dan 2 khutbah, meski tidak
dilakukan jamaah shalat idul adha, sekitar pukul 08.00 pagi). Batas
akhir penyembelihan binatang qurban adalah hari ketiga dari hari
tasyrik (tanggal 13 Dzulhijjah).
b. Menurut Imam Malik dan Ahmad
Syarat sah diperbolehkan menyembelih qurban adalah bahwa
disana dilakukan jamaah sholat idul adha dan disembelih setelah
selesai jamaah. Batas akhir penyembelihan binatang qurban
menurut Imam Malik adalah hari kedua dari hari tasyrik (tanggal 12
Dzulhijjah).
c. Menurut Abu Hanifah
Syarat sah diperbolehkan menyembelih qurban adalah bahwa
disana dilakukan jamaah sholat idul adha, dan disembelih setelah
3
Forum Kajian Ilmiah Lembaga Ittihadul Mubalighin, Menuju Kesuksesan Berakidah Islam
dan Fiqih Keseharian, (Kediri: Bidang Penelitian dan Pengembangan Lembaga Ittahadul Mubalighin
Pondok Pesantren Lirboyo, 2009), 167-168.
62
selesai jamaah. Akan tetapi, untuk masyarakat kampong yang jauh
dari masjid boleh menyembelih binatang qurbannya sejak terbit
fajar. Dengan begitu diharapkan, mereka segera bias menikmati
makanan enak sepulang dari masjid. Jika tidak, mereka akan
tyerlambat menikmati makanan, selepas dhuhur atau lebih sore tidak
secepat yang dialami masyarakat kota yang dekat masjid, padahal
hari raya adalah hari pesta umat Islam. Batas akhir penyembelihan
binatang qurban sama dengan Imam Malik yaitu tanggal 12
Dzulhijjah.4
3. Jenis hewan qurban
Hewan yang sah dibuat qurban adalah jenis binatang yang wajib
dizakati, yaitu:
a. Kambing domba dengan syarat telah berumur satu tahun dan
masuk tahun kedua. Satu kambing hanya cukup satu orang
b. Kambing biasa dengan syarat telah berumur dua tahun dan masuk
tahun ketiga.
c. Unta dengan syarat sudah berumur 5 tahun dan masuk tahun ke
enam. Satu unta maksimal untuk 7 orang.
d. Sapi dengan syarat sudah berumur 2 tahun mauk tahun ketiga. Satu
sapi maksimal untuk 7 orang. 5
4. Syarat Binatang Qurban
Unta, sapi, dan kambing yang akan dijadikan qurban harus
benar-benar sehat, yakni terbebas dari hal-hal yang dapat mengurangi
kuantitas daging.Adapun hal-hal yang dapat mengurangi kuantitas
daging adalah :
a. Buta sebelah
Yang dimaksud dengan buta disini adalah tertutupnya
penglihatan oleh selaput putih, yang dalam kondisi parah dapat
4
Ach. Khudori Soleh, Fiqih Kontekstual Perspektif Sufi Falsafi, ( Jakarta: PT Pertja, 1999),
132.
5
Forum Kajian Ilmiah Lembaga Ittihadul Mubalighin, Menuju Kesuksesan Berakidah Islam
dan Fiqih Keseharian, (Kediri: Bidang Penelitian dan Pengembangan Lembaga Ittahadul
MubalighinPondok Pesantren Lirboyo, 2009), 168.
63
menghilangkan ketajaman penglihatan, bahkan bisa
mengakibatkan kebutaan, baik cuma sebelah atau kedua-duanya.
b. Pincang parah
Pincang yang dapat mempengaruhi keabsahan qurban
adalah pincang parah yang dapat memperlambat langkah sehingga
tertinggal dari lainnya, meskipun pincang ini terjadi disaat
binatang qurban akan disembelih karena efek benturan yang keras
akibat meronta-ronta.
c. Sakit parah
Kriteria sakit parah adalah sakit yang sudah mencapai titik
dapat merusak dan mengurangi kuantitas daging.
d. Sangat kurus
Yakni kondisi kurus yang dapat menghilangkan
kelembapan otak.
e. Terputusnya seluruh atau sebagian telinganya
Hewan yang dilahirkan dalam kondisi tanpa telinga, juga
tidak mencukupi untuk dijadikan hewan qurban.
f. Terputusnya seluruh atau sebagian ekornya
Sedangkan binatang-binatang yang secara fisik kurang
anggota tubuhnya, namun tidak mempengaruhi kuantitas daging,
tetap sah dijadikan qurban, seperti binatang tak bertanduk, hewan
yang dipotong kedua testisnya.
64
Minimal membaca : ))بس م اهللnamun yang lebih utama adalah
membaca :
65
Menyadari akan hal tersebut, solusi yang mungkin dapat ditempuh
adalah dengan menyembelih binatang lain sebagai suguhan untuk
keluarga dan dirinya atau mrngikuti pendapatnya Imam Rofi’i yang
memperbolehkan makan sebagian daging qurban nadzar yang telah
B. Aqiqah
1. Pengertian Aqiqah
Aqiqah adalah hewan yang disembelih pada hari ke tujuh
kelahiran anak. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi yang
6
Muhammad anas, fiqih ibadah panduan lengkap beribdah versi ahlussunnah (kediri, jawa
timur, indonesia)hlm 293-302
7
Dian Rosyidah, dkk, Fiqih untuk Kelas IX untuk MTs dan SMP Islam, Jakarta : Arafah
Mitra Utama, 2008, hal 18
66
artinya: “Seorang anak digadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih
untuknya pada hari ke tujuh kelahiran serta diberi nama dan dicukur
rambut kepalanya”.
2. Hukum Aqiqah
Hukum menyembelih hewan aqiqah adalah sunnah muakkad
berdasarkan hadits riwayat Imam Tirmidzi yang artinya : “Aku tidak
suka mendurhakai. Barang siapa dikaruniai seorang anak, maka aku
ingin agar ia melakukan suatu ibadah untuk anaknya. Sembelihlah dua
kambing yang sepadan untuk anak laki – laki, dan satu ekor kambing
untuk anak perempuan”.8
Hukum aqiqah menurut Imam Malik dan Syafi’I adalah sunnah.
Menurut Abu Hanifah aqiqah adalah mubah, dan menurut Imam
Ahmad aqiqah adalah wajib.9
3. Tentang penyembelihan aqiqah
Pelaksanaan aqiqah hampir mirip dengan berqurban dalam
beberapa hal diantaranya :
a. Jenis hewan yang disembelih. Namun, menurut sebagian pendapat
hewan yang utama dibuat aqiqah adalah kambing.
b. Standar umur hewan
c. Bebas dari cacat atau sakit yang berpengaruh terhadap daging.10
Menurut Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad : untuk anak laki –
laki disunnahkan dengan aqiqah dua ekor kambing, anak perempuan
satu ekor. Sebab, Tuhan sendiri melebihkan laki – laki diatas
perempuan dengan menjadikan bagian waris laki – laki dua kali lebih
banyak dari bagian perempuan dan penyaksiannya dua kali lebih kuat
dari perempuan. Menurut Imam Malik : Anak laki – laki maupun
8
Forum Kajian Ilmiah Lembaga Ittihadul Mubalighin, Menuju Kesuksesan Berakidah Islam
dan Fiqih Keseharian, (Kediri: Bidang Penelitian dan Pengembangan Lembaga Ittahadul Mubalighin
Pondok Pesantren Lirboyo, 2009), 171.
9
Ach. Khudori Soleh, Fiqih Kontekstual Perspektif Sufi Falsafi, ( Jakarta: PT Pertja, 1999),
140.
10
Forum Kajian Ilmiah Lembaga Ittihadul Mubalighin, Menuju Kesuksesan Berakidah
Islam dan Fiqih Keseharian, (Kediri: Bidang Penelitian dan Pengembangan Lembaga Ittahadul
Mubalighin Pondok Pesantren Lirboyo, 2009), 171.
67
perempuan sama – sama di aqiqahkan dengan satu ekor kambing.
Sesungguhnya tidak ada perbedaan antara ruh laki – laki dengan ruh
perempuan.11
4. Hikmah aqiqah
Ada beberapa fungsi atau hikmah bagi orang-orang yang
mengerjakan aqiqah, antara lain :
a. Sebagai bukti rasa sukur orang tua kepada Allah Swt, atas nikmat
yang diberikannya berupa anak.
b. Membiasakan bagi orang tua untuk berqurban demi kepentingan
anaknya yang baru lahir.
c. Sebagai penebus gadai anak dari Allah Swt, sehingga anak menjadi
hak baginya dalam beramal dan beribadah.
d. Hubungan dengan tetangga dan sanak kerabat lebih erat dengan
adanya pembagian daging aqiqah.
e. Sebagai wujud menteladani sunnah Rasulullah saw, sehingga akan
memperoleh nilai pahala disisi Allah Swt.
f. Menghilangkan gangguan dari sesuatu yang tidak baik terhadap
anak.12
5. Prosesi Aqiqah
a. Yang terbaik, dberaqiqah dengan dua kambing untuk bayi berjenis
kelamin laki-laki, dan satu kambing untuk bayi berjenis kelamin
perempuan.
b. Proses penyembelihan dilaksanakan bertepatan dengan terbitnya
matahari
c. Dimasak dengan citarasa manis dan disedekahkan kepada fakir
miskin dengan cara mengirim kepada mereka. Sedapat mungkin
11
Ach. Khudori Soleh, Fiqih Kontekstual Persp ektif Sufi Falsafi, ( Jakarta: PT Pertja, 1999),
140.
12
Dian Rosyidah, dkk, Fiqih untuk Kelas IX untuk MTs dan SMP Islam, Jakarta : Arafah
Mitra Utama, 2008, hal 27
68
tulang belulangnya tidak terpecah, melainkan dipotong sesuai
dengan persediaan.
d. Setelah binatang disembelih, rambut sang bayi dicukur gundul dan
rambutnya ditimbang kemudian bersedekah emas sesuai kadar
timbangan tersebut. Namun menurut sebagian ulama makruh
mencukur gundul bayi perempuan.
e. Memberikan nama yang baik
f. Memberi minyak rambut sang bayi menggunakan minyak wangi
13
Muhammad anas, fiqih ibadah panduan lengkap beribadah versi ahlussunnah (kediri, jawa
timur, indonesia)hlm. 304-305.
69