Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam naungan
rahmat dan hidayah Allah SWT
Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang
telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang
Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang
mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga
akhir hayat kita.
Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat nyawa yang masih
diberikan
Dalam menyikapi bulan Ramadan, ada dua ciri kaum muslimin; yang
pertama, yang merasa senang ketika bulan suci Ramadan berlalu, yang
kedua, muslim yang berat hati dengan perginya bulan suci Ramadan.
Barangkali mayoritas muslim yang kita lihat sekarang ini masuk kategori
yang pertama. Dalam sebuah buku dijelaskan, langit dan bumi menangis
tatkala bulan Ramadan meninggalkan umat Islam, meninggal kan orang-
orang yang berpuasa. Betapa orang-orang mukmin, orang yang
melaksanakan puasa tidak akan lagi mendapatkan anugerah Ramadan.
Bahkan diceritakan dalam buku itu para malaikat menangis ketika bulan
Ramadan pergi meninggalkan umat Islam, meninggalkan kita. Orang yang
senang dengan kepergian bulan suci Ramadan, itu dikarenakan nilai-nilai
dan ketajaman rohaninya masih lemah. Sedangkan orang yang sedih
ketika berpisah dengan bulan Ramadan adalah orang yang hati, rohaninya
kuat, sehingga kebanyakan dari mereka melanjutkan dengan berpuasa
Syawal.
Ketika mendapat perintah saat itu, Nabi Ibrahim memanggil anaknya, “Hai
anakku, tadi malam aku bermimpi, dalam mimpi aku menyembelihmu,
bagaimana pendapatmu wahai anakku. Ketika itu iblis masuk ke dalam jiwa
Nabi Ibrahim, “Hai Ibrahim, apakah kamu mau menyembelih anakmu?”
Nabi Ibrahim tidak terpengaruh oleh provokasi iblis, setan itu keluar dan
dilempar oleh Nabi Ibrahim. Lemparan inilah yang kemu dian disebut
sebagai “Jumrah al-’aqabah” dalam haji. Merasa tidak berhasil, lalu setan
masuk ke dalam diri Siti Hajar, “Hai Hajar, ingatkan suamimu, apakah ia
mau menyembelih anak kandungnya sendiri? Ibrahim itu gila, tegur
suamimu agar jangan melakukan perbuatan yang bodoh”, Siti Hajar
menjawab, “Tidak, suamiku melaksanakan perintah Allah SWT yang
sesungguhnya!” Akhirnya iblis itu keluar dan dilempar dengan batu,
kemudian lari.
Lemparan inilah yang menerima pelaksanan kurban setelah melempar iblis
dengan batu. Dalam pelaksanaan haji, lemparan ini dinamakan “Jumrah al-
ula”, jumrah kecil. Sepulang dari Arafah, orang yang menunaikan ibadah
haji mengumandangkan kalimat “Allahu akbar” sampai tiga kali,
membesarkan nama Allah SWT selama dalam perjalanan, di dalam mobil,
bahkan di masjid. Agama kita adalah agama yang santun dan indah,
“rahmatan li al-‘alamin”. Gema takbir yang kita kumandangkan juga
diharapkan jangan sampai mengganggu orang lain, jangan takbir sambil
minum minuman keras, dan membunyikan petasan.