Anda di halaman 1dari 4

Naskah Khutbah Jum’at

STOP…. BUNUH DIRI

ُ‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هّٰلِلا ِ َوبَ َر َكاتُه‬


ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَِّئا‬
‫ت‬
ُ‫د َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬5ُ َ‫ َوَأ ْشه‬,ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
ْ ُ‫وا اتَّق‬
َ ‫وا هّللا‬ ْ ُ‫ين آ َمن‬5َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬,ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬,ُ‫ْك لَه‬ َ ‫ الَ َش ِري‬5ُ‫َوحْ َده‬
‫وا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّق‬,‫ون‬ َ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُم ُّم ْسلِ ُم‬ َّ ‫َح‬
‫وا هّللا َ الَّ ِذي‬ ْ ُ‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِيراً َونِ َساء َواتَّق‬ َّ َ‫ق ِم ْنهَا َز ْو َجهَا َوب‬ َ َ‫ة َو َخل‬5ٍ ‫اح َد‬
ِ ‫س َو‬ ٍ ‫نَّ ْف‬
ً ‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبا‬ َ ‫ ِإ َّن هّللا َ َك‬,‫ون بِ ِه َواَألرْ َحا َم‬ َ ُ‫تَ َساءل‬
‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم‬, ً‫ قَ ْوالً َس ِديدا‬5‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
ً ‫از فَ ْوزاً َع ِظيما‬ َ َ‫ فَقَ ْد ف‬5ُ‫ُذنُوبَ ُك ْم َو َمن ي ُِط ْع هَّللا َ َو َرسُولَه‬
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at yang mulia.
Kita bersyukur pada Allah atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan pada
kita. Allah masih memberikan kita nikmat sehat, umur panjang serta kesempatan untuk
menghadiri shalat Jumat kali ini. Mudah-mudahan kita dapat meningkatkan rasa syukur
kita dengan meningkatkan ketakwaan pada Allah Ta’ala.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar, Nabi
agung, Nabi kita Muhammad SAW., begitu pula pada keluarga dan sahabatnya serta yang
mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Sebagai hamba Allah, kita tidak akan lepas dari cobaan, baik berupa kelapangan
maupun kesempitan, kesenangan maupun kesusahan. Ini berarti membutuhkan
kesabaran yang serius. Tetapi kenyataan yang terjadi di sekeliling kita banyak yang jauh
dari apa yang diinginkan syariat. Mungkin apabila cobaan itu ringan kita masih sabar,
namun bagaimana kalau cobaan itu berhadapan dengan kematian atau berhadapan
dengan malu yang sangat, masihkah kita bertahan untuk bersabar.
Banyak di antara orang, yang karena diuji dengan sakit parah yang sebagian dokter
mengatakan bahwa sakitnya tidak ada harapan sembuh, lalu bunuh diri. Atau karena terlilit
hutang dan tak mampu membayarnya, atau perempuan yang hamil diluar nikah yang
membuatnya malu dan sangat sakit hati, lalu bunuh diri. Terus…., bagaimanakah hukum
perbuatan tersebut menurut tinjauan Islam…?
Ternyata Islam tidak membolehkan perbuatan bunuh diri, karena berbagai hal.
Ketidak bolehan ini mencakup orang yang bunuh diri, atau orang yang menolong
terjadinya bunuh diri, atau berserikat di dalamnya, baik dengan cara cepat atau dengan
cara lambat, baik dengan pedang ataupun obat-obatan. Maka barangsiapa membantu
perbuatan bunuh diri, berarti dia telah bersekutu di dalam dosa, karena dia menjadi sebab
dosa bunuh diri tersebut. Sedangkan pada asalnya nyawa manusia itu terjaga, tidak boleh
dibunuh kecuali dengan haq/idzin syariat. Allah Ta’ala berfirman:
ِّ ‫س الَّتِي َح َّر َم هللاُ ِإالَّبا ِ ْل َح‬
‫ق‬ َ ‫َوالَتَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
melainkan dengan suatu (sebab) yang benar.” (QS. Al-An‘am: 151)
Bahkan sebenarnya Allah Swt. itu lebih sayang kepada para hamba-Nya daripada
sifat sayang mereka terhadap diri mereka sendiri. Allah SWT. berfirman;
َ ‫ك ُع ْد َوانًا َوظُ ْل ًما فَ َس ْو‬
‫ف‬ َ ‫َوالَتَ ْقتُلُوا َأنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هللاَ َك‬
َ ِ‫ يَ ْف َعلْ َذل‬5‫ َو َمن‬,..‫ان ِب ُك ْم َر ِحي ًما‬
ِ ‫ك َعلَى‬
‫هللا يَ ِسيرًا‬ َ ِ‫ان َذل‬َ ‫نُصْ لِي ِه نَارًا َو َك‬
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 1
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan
dzolim, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisa’:29-30)
Dan telah shahih hadis dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah Saw.
bersabda; “Barangsiapa bunuh diri dengan besi, maka kelak besinya di tangannya, dia
akan memukulkannya ke perutnya pada hari kiamat di neraka Jahannam, dia kekal di
dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan racun, maka racunnya
kelak di tangannya, dia akan menghirupnya di neraka Jahannam, dia kekal di dalamnya
selama-lamanya. Dan barangsiapa menjatuhkan diri dari (atas) gunung, sehingga dia
mati, maka kelak dia akan menjatuhkan diri di neraka Jahannam, dia kekal di dalamnya
selama-lamanya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Kehidupan didunia ini selain kebahagian terdapat banyak ujian atau cobaan untuk
kita sebagai umat-Nya. Pada dasarnya semua manusia cobaannya sama, berat atau
ringannya suatu cobaan bergantung penilaian kita dan kokohnya iman kita. Jika iman kita
lemah, maka cobaan pun akan terasa sangat berat yang membuat ia tak sanggup
menanggungnya, jalan pintas yang diambil oleh seseorang dengan iman lemah adalah
bunuh diri. Dengan anggapan bahwa dengan begitu ia bisa mengakhiri kesengsaraannya.
Membunuh diri kita dikarenakan tak sanggup menahan derita, menanggung cobaan
yang Allah tentukan untuk kita adalah sebuah dosa besar. Hidup dan matinya kita Allah
Ta’ala yang menentukan. Lalu bagaimana bisa seseorang berfikir bahwa setelah ia bunuh
diri penderitaannya akan berakhir..? Apakah ia lupa akan kehidupan diakhirat..? Yang
akan menjadi sebuah pertanggung jawaban kita kepada Allah. Lalu bagaimana untuk
orang yang tak mampu menghargai kehidupan ini diakhirat kelak..? Rasulullah SAW
menerangkan begitu mengerikannya pelaku yang melakukan bunuh diri di akhirat kelak.
Dalam agama Islam, bunuh diri dengan alasan apapun adalah haram. Allah SWT
melarang umatnya untuk melakukan pembunuhan ataupun bunuh diri. Bagi mereka yang
melanggarnya arakan diancam dengan neraka dan ia akan kekal di dalamnya. Allah SWT
berfirman:
َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َك‬
‫ان بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”.( QS. An-Nisa’:29)
َ ِ‫ان ٰ َذل‬
‫ك َعلَى ٱهَّلل ِ يَ ِسيرًا‬ َ ِ‫َو َمن يَ ْف َعلْ ٰ َذل‬
َ ‫ك ُع ْد ٰ َونًا َوظُ ْل ًما فَ َس ْو‬
َ ‫ف نُصْ لِي ِه نَارًا ۚ َو َك‬
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan dzolim, maka Kami
kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.” (QS. An-Nisa’:30)
Bunuh diri merupakan situasi ketika seseorang melakukan sesuatu untuk
mengakhiri hidupnya sendiri. situasi ini dapat dipicu oleh kondisi perasaan dan kejiwaan
seseorang atau masalah dalam kehidupan. Dalam Agama Islam jelas bunuh diri dilarang,
karena orang yang bunuh diri menentang takdir Allah yang sudah ditetapkan dalam
hidupnya, dan tidak bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Nabi Saw. melarang umatnya mengharapkan kematian karena kesusahan yang
menimpanya. Dalam hadis Anas bin Malik r.a., Rasulullah SAW. bersabda; “Janganlah
salah seorang di antara kamu sekali-kali mengharapkan kematian karena kesusahan yang
menimpanya. Tetapi jika terpaksa harus melakukan, hendaknya mengatakan: “Ya Allah,
hidupkanlah aku jika hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika mati itu lebih baik
bagiku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan dikeluarkan oleh Bukhari juga dengan lafadz yang lain dari hadis Abu Hurairah
r.a. berkata; Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah salah seorang di
antara kamu mengharapkan kematian, sekiranya dia telah berbuat baik, mudah-mudahan
bertambah baik dan sekiranya dia telah berbuat buruk mudah-mudahan dia bertaubat.”
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 2
Maka, apabila manusia dilarang semata-mata mengharapkan kematian, maka
bunuh diri pun tentu lebih terlarang. Perbuatan tersebut termasuk melampaui batas-batas
Allah Swt., karena perbuatan itu menunjukkan ketidak-sabaran terhadap ketentuan Allah
dan mengandung pernyataan keberatan terhadap qadha dan qadar Allah. Padahal sesuai
hikmah Allah Ta’ala didalam kehidupan ini, bahwa Dia benar-benar akan menguji dan
mencoba hamba-hamba-Nya, baik dengan kesenangan atau kesusahan. Allah Ta’ala
berfirman:
َ ‫ت ۗ َونَ ْبلُو ُكم ِبٱل َّشرِّ َو ْٱل َخي ِْر فِ ْتنَةً ۖ َوِإلَ ْينَا تُرْ َجع‬
‫ُون‬ ِ ‫س َذٓاِئقَةُ ْٱل َم ْو‬
ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada
Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 35)
Kadangkala Allah menguji hamba-Nya dengan sakit, sesuatu yang tidak disukai
oleh hamba yang terkena musibah tersebut, padahal bisa jadi hal itu baik untuk hamba
tersebut. Bisa menambah kebaikannya dan kekuatan imannya, dan kedekatannya kepada
Allah Swt. dengan tunduk, merendahkan diri terhadap Allah Ta’ala dan bertawakal dan
berdoa terhadap-Nya. Karena Dia Maha bijaksana terhadap segala sesuatu yang Dia
lakukan dan Maha mengetahui terhadap sesuatu yang baik untuk hamba-Nya.
Orang yang melakukan bunuh diri ada beberapa sebab yaitu ada yang karena
himpitan ekonomi, karena penyakit, karena keadaan yang sudah sepuh dan kesendirian.
Kalau memang karena penyakit, maka kewajibannya harus bersabar. Kalau memang
karena himpitan ekonomi, maka dengan meningkatkan ketakwaan. Kalau memang karena
kesendirian dan usia lanjut, maka hendaknya sudah menjadi perhatian anak-anak untuk
mengurus orang tuanya. Kalau bertakwa, tentu Allah akan berikan jalan keluar. Dalam
ayat disebutkan;
‫ق هَّللا َ يَجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َرجًا‬
ِ َّ‫َو َم ْن يَت‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
Juga siapa yang bertawakkal yaitu pasrah dalam setiap urusan, maka Allah akan
beri kecukupan.
ُ‫َو َم ْن يَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ فَه َُو َح ْسبُه‬
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Keimanan dan ketakwaan seseorang akan mampu menghalau kita pada perbuatan
dosa tersebut. Orang beriman akan tahu bahwa disetiap cobaan yang Allah berikan aka
nada hikmah yang bisa kita ambil. Karena cobaan tidak memilih-milih kepada siapa ia
akan datang, baik kepada orang beriman, ataupun belum beriman. Allah untuk memberi
cobaan kepada kita sehingga akan tampak kesabaran dari umat-Nya yang beriman. Dan
hal itu akan menjadi pengampun buat dosa-dosa kita jika kita mampu melaluinya dengan
sabar.
Seorang muslim itu selalu mendapatkan kebaikan dalam urusan mereka. Ketika ia
mendapatkan kesenangan, maka ia akan bersyukur. Dan bila tertimpa musibah, ia akan
bersabar, semua itu akan membawa kebaikan baginya. Terjadinya musibah bagi
seseorang, tidaklah menunjukkan kehinaan seorang hamba di sisi Allah SWT. Melainkan
keimanan, ketaatan dan ketakwaan kepada Allah lah sebab kemuliaan seorang muslim.
Allah memberi cobaan para hamba-Nya dengan musibah dan kenikmatan, yakni
keburukan dan kebaikan. Sebagaimana Firman Allah diatas: “Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)…” (Al-Anbiya :
35)
Stop Bunuh Diri…!! Sebesar dan sebanyak apapun persoalan hidup kita, bunuh diri
bukan solusi, datanglah pada Allah dan dekatkan diri kepadan-Nya, karena kasih sayang-
Nya tidak berujung dan bertepi. Sebesar dan sebanyak apapun dosa dan kesalahan kita,

Penyusun: Usman Tahir, S.Ag


Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 3
‫‪jangan putus asa, datang dan bertaubatlah kepada Allah, karena Ampunan-Nya seluas‬‬
‫‪langit dan bumi.‬‬
‫‪Semoga kita semua termasuk kedalam orang-orang mulia, yang apabila mendapat‬‬
‫‪ujian kita senantiasa bisa bertawakal dan bersabar menghadapinya... Aamiin Allah humma‬‬
‫‪Aamiin‬‬

‫ت َو ِذ ْك ِر َ‬
‫الح ِكي ِْم َو‬ ‫أن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن ال اَيَا ِ‬ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫تَقَب ََّل هللاُ ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِي ِْم‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ض َولَهُ ْال َح ْم ُد فِي اآْل ِخ َر ِة َوهُ َو‬ ‫ت َو َما فِي اَأْلرْ ِ‬ ‫اوا ِ‬ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي لَهُ َما فِي ال َّس َم َ‬
‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ‬ ‫ْك لَهُ َوَأ ْشهَ ُ‪5‬د َأ َّن ُم َ‬ ‫ْال َح ِكي ُم ْال َخبِي ُر‪َ,‬أ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِري َ‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن‪,‬يَا َأيُّهَا‬ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َس ِّي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫َو َرسُولُه‪َ,‬أللهُ َّم َ‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْوالً َس ِدي ًدا‪ 5‬يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم‬ ‫الَّ ِذ َ‪5‬‬
‫از فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ ‫َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَ َ‬
‫ين َءا َمنُوا صلُّوا َعلَ ْي ِه َو سلِّ ُموا‬ ‫ون َعلى النَّب ّىِ يََأيهَا الَّ ِذ َ‪5‬‬ ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َملَئكتَهُ يُصلُّ َ‪5‬‬
‫ت اَالَحْ يآء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َ‪ْ5‬ن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫تَسلِيما ً‪,‬اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت‪,‬اَللهُ َّم َربَّنَا ظلمناَأ ْنفُ َسنَا َوِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكونَ َّن ِم َن‬ ‫َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫ين ِإ َما ًما‬ ‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ‬‫ين‪َ ,‬ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِ‬ ‫اس ِر َ‬ ‫ْال َخ ِ‬
‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا ُذنُ ْوبَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانَ ِ‬
‫اص َغارًا‬
‫ين‬‫ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاّل ً لِّلَّ ِذ َ‬ ‫ين َسبَقُونَا ِباِإْل ي َم ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ َ‬
‫َّحي ٌم‪َ ,‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأنفُ َسنَا َوِإن لَّ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكونَ َّن‬ ‫وف ر ِ‬ ‫ك َرُؤ ٌ‬ ‫آ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّ َ‬
‫اب النّ ِ‬
‫ار‬ ‫ين‪َ ,‬ربَنَا َءاتِنَا فِي ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اَْأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫اس ِر َ‬ ‫ِم َن ْال َخ ِ‬
‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬ ‫ْأ‬
‫ِعبَا َدهللاِ‪ِ..!..‬إ َّن هللاَ يَ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬‫َع َ‬

‫‪Penyusun: Usman Tahir, S.Ag‬‬


‫‪Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo‬‬ ‫‪4‬‬

Anda mungkin juga menyukai