produk pembalut dan pantyliner yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. Menurut
YLKI, perempuan Indonesia terancam mengidap keputihan, kanker, dan infertilitas akibat
Penelitian terbaru dari YLKI menunjukkan bahwa sebagian besar pembalut yang terdaftar
di Kementerian Kesehatan dan beredar di pasaran ternyata mengandung klorin dengan kadar
yang beragam.
yang terakreditasi dengan mengambil sampel sembilan merek pembalut dan tujuh
merek pantyliner yang dijual di retail moderen (supermarket). Hasil pengujian lab menunjukkan
bahwa seluruh sampel mengandung klorin dengan rentang 5 sampai dengan 55 ppm.
Menurut analisis saya pada kasus diatas, pihak konsumen sangat dirugikan dan produk
yang dikeluarkan oleh produsen amat sangat membahayakan konsumen, hal tersebut sangat jelas
dilarang dan telah melanggar peraturan perundangan yang berlaku dalam hal ini UU No. 8 Tahun
sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
Pasal 8 Ayat 4 UUPK : Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat
(2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran.
diproduksi oleh produsen tidak sesuai dan tidak memenuhi standar produksi pembalut dan
pantyliner karena jelas-jelas setelah diteliti oleh YLKI pembalut dan pantyliner tersebut
mengandung klorin suatu zat berbahaya yang bias menyebabkan keputihan, kanker, dan
infertilitas, karena standar suatu produk harus mengutamakan bahan-bahan yang aman untuk
dikonsumsi dan/atau digunakan oleh konsumen. Selanjutnya adalah tidak sesuai dengan
komposisi, bahwa pembalut yang diproduksi oleh pelaku usaha tidak mencantumkan komposisi
klorin tersebut dalam kemasan karena sudah jelas ketika kandungan atau komposisi tersebut
Penyelesaian dari kasus tersebut adalah pihak produsen yang memproduksi maupun pelaku
usaha yang menjual pembalut dan pantyliner yang mengandung klorin tersebut wajib menarik
Selain dari pelaku usaha dan/atau produsen, kasus ini pun harus mendapatkan perhatian
penting dalam hal pengawasan dan tanggungjawab dari pemerintah itu sendiri yang tercantum
dalam Pasal 29 dan 30 UUPK serta peran dari BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN