Anda di halaman 1dari 2

Nama : Vauzan raditya malik

Nim : 048953999

Di-era sekarang begitu banyak penjualan produk” anti nyamuk yang dianggap efektif dan
murah untuk menjauhkan nyamuk dari kita. Tetapi, ternyata murahnya harga tersebut juga
membawa dampak negatif bagi konsumen. Kandungan zat kimia dalam produk yang dapat
membahayakan kesehatan konsumennya, zat ini berakibat buruk bagi manusia, antara lain
keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel
pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.

Pertanyaan;

1. Menurut pendapat Anda, apakah kasus tersebut diatas bertentangan dengan hukum
Indonesia? Jelaskan!
JAWAB :
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Undang-undang ini menetapkan hak-hak konsumen untuk mendapatkan produk yang aman
dan sehat. Jika produk-produk anti nyamuk tersebut mengandung bahan kimia berbahaya
yang secara jelas membahayakan kesehatan konsumen, maka hal ini dapat dianggap
melanggar undang-undang tersebut.
Indonesia juga memiliki regulasi yang mengatur produk kimia dan pestisida. Badan
pengawas kesehatan dan obat-obatan seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
bertanggung jawab untuk mengawasi produk-produk kimia yang beredar di pasar.
Jika produk-produk ini tidak memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang ditetapkan
oleh BPOM, maka kasus ini juga dapat dianggap melanggar regulasi tersebut.
Namun, dalam praktiknya, penegakan hukum dan pengawasan terhadap produk-produk anti
nyamuk yang berbahaya mungkin masih kurang efektif di Indonesia.
Faktor-faktor seperti kurangnya sumber daya, kurangnya kesadaran masyarakat, dan
kurangnya transparansi dalam rantai pasokan produk dapat menyebabkan produk-produk
berbahaya masih dapat ditemukan di pasaran.
Selanjutnya, kasus ini juga dapat berhubungan dengan hukum lingkungan. Penggunaan bahan
kimia berbahaya dalam produk-produk anti nyamuk dapat memiliki dampak negatif pada
lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah.
SUMBER : DIKASIH INFO dan MODUL 1 H>perlindingan konsumen

2. Berdasarkan contoh kasus diatas, Jelaskan larangan apa yang tercantum dalam UUPK?
JAWAB :
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, secara jelas telah
merinci jenis- jenis perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha sebagai upaya perlindungan
konsumen. Pasal 8 UUPK Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan
barang dan/atau jasa yang:
1)tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2)tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan
sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut :
3)tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut
ukuran yang sebenarnya;
4)tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran sebagaimana
dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
5)tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau
penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau
jasa tersebut;
6)tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau
promosi penjumlan barang dan/atau jasa tersebut;
7)tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaan/penmanfantan
yang paling baik atas barang tersebut;
8)tidak mengikuti ketentuan berproduksi sebagaimana pemyataan "halal" yang dicantumkan
dalam label:
9)tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran,
berat/ isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan,
nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut
ketentuan harus di pasang/dibuat;
10) tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa
Indonesia sesuai dengan ketentuan cara halal. Pada intinya substansi Pasal 8 UUPK ini tertuju
pada dua hal, yaitu larangan memproduksi barang dan/atau jasa dan larangan
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang dimaksud. Larangan-larangan yang dimaksud
ini, hakikatnya menurut Nurmadjito yaitu untuk mengupayakan agar barang dan/jasa yang
beredar di masyarakat merupakan produk yang layak edar, antara lain mengenai asal-usul,
kualitas sesuai dengan informasi pengusaha baik melalui label, etiket, iklan, dan sebagainya .
Larangan-larangan yang tertuju pada "produk" sebagaimana dimaksud di atas adalah untuk
memberikan perlindunganterhadap kesehatan/ harta konsumendari pengguna barang dengan
kualitas yang di bawah standar atau kualitas yang lebih rendah dari pada nilai
harga yang dibayar.
SUMBER : MODUL 3.21

3. Uraikan bentuk tanggung jawab pelaku usaha terhadap contoh kasus di atas? Jelaskan
berdasarkan hukumnya!
JAWAB :
Menurut Dalam undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 7
yaitu Kewajiban pelaku usaha adalah, memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan

Pada pasal 10 Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat
pernyataan yang tidak benar atau mnyesatkan mengenai bahaya penggunaan
barang dan/atau jasa.
SUMBER: MODUL 3

Anda mungkin juga menyukai