PENDAHULUAN
Pada era perdagangan bebas sekarang ini banyak kosmetik yang beredar
di pasaran dengan beraneka jenis merek, harga, dan kualitas. Dengan adanya
pedagang bebas banyak Pelaku Usaha yang tidak bertanggung jawab untuk
Pada umumnya konsumen tidak mengetahui dari bahan apa suatu produk
itu dibuat, bagaimana proses pembuatannya serta strategi pasar apa yang
membeli produk kosmetik dengan harga yang murah serta hasilnya cepat
Oleh karena itu, banyak wanita yang memakai jalan alternatif untuk
walaupun produk kosmetik yang dibelinya tidak memenuhi suatu aturan dan
persyaratan serta tidak terdaftar dalam Badan Pengawas Obat dan Makanan
murah karena tidak adanya nomor izin edar dari BPOM, tidak adanya tanggal
adanya izin dari pihak pemerintah maka dapat dipastikan produk tersebut aman
kosmetik yang tidak memiliki nomor izin edar dari BPOM ini belum
tersebut memliki efek samping yang umum terjadi yakni kulit akan mengalami
iritasi atau kemerahan dan memiliki efek terbakar setelah terpapar hidrokinon.
2
Enik Isnaini, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Kosmetik Ilegal yang
Mengandung Bahan Kimia Berbahaya”, Jurnal Independent, Fakultas Hukum Universitas Islam
Lamongan, Volume 6, 2018, hal. 1
3
Endang Sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikasi Dan Keterkaitannya Dengan Perlindungan
Konsumen, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 54.
Universitas Bung Karno
3
Beredar kosmetik tanpa izin edar tersebut dengan mudah dikonsumsi atau
kebutuhan pasar yang menjadi ladang bisnis bagi pelaku usaha, baik kosmetik
yang memiliki izin edar dari pemerintah smpai yang tidak memiliki izin edar.
Hal ini seringkali dijadikan lahan bisnis bagi pelaku usaha yang mempunyai
itikad buruk akibat posisi konsumen yang lemah karena tidak adanya
dan/atau jasa. Pasal 4 huruf c, yaitu hak atas informasi yang benar, jelas, dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Sehingga konsumen
4
Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 1
Universitas Bung Karno
4
kosmetik berbahaya.
kewajiban yang tidak dapat diabaikan oleh pelaku usaha. Kewajiban tersebut
diatur dalam Pasal 7 huruf (b) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
dan pemeliharaan. Disamping itu Pasal 8 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang
tidak saja terhadap barang-banrang berliatas rendah, akan tetapi juga terhadap
agar konsumen lebih terlindungi dari pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku
perlindungan jika ada kepastian tentang norma hukumnya dan kepastian bahwa
norma hukum tersebut dapat ditegakkan. Hal ini sesuai dengan asas
Medan Kelas I-A dalam perkara Terdakwa Antoni telah terbukti bersalah
dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
menemukan sejumlah kosmetik yang tidak memiliki ijin edar atau tidak
B. Pokok Permasalahan
6 ?
AZ. Nasution, Konsumen dan Hukum: Tinjauan Sosial, Ekonomi dan Hukum pada
Perlindungan Konsumen Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hal. 136.
Universitas Bung Karno
6
Perlindungan Konsumen?
1. Tujuan Penelitian
Konsumen.
kimia berbahaya.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
kimia berbahaya.
D. Metode Penelitian
data sekunder atau sumber data yang berasal dari bahan kepustakaan
(internet).
data sekunder.9 Dalam hal ini adalah meneliti data kepustakaan atau data
a. Pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap tersebut dan dapat
b. Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan diisi oleh
konstruksi data.
8
Johnny Ibrahim, Teori Dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing,
Jakarta, 2005, hal. 30.
9
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hal. 11.
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat. Adapun bahan
Konsumen.
hukum primer. Bahan hukum sekunder skripsi ini adalah berupa Jurnal
hukum sekunder dan bahan hukum primer. Adapun bahan hukum tersier
hukum, dan pendapat para ahli hukum, serta bahan hukum tersier yang
berupa kamus bahasa Indonesia, kamus hukum dan ensiklopedia. Alat yang
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Zat Berbahaya.
BAB V PENUTUP