Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Paska Hulhuda

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048913157

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4312/Hukum Perlindungan Konsumen

Kode/Nama UPBJJ : 19/Bengkulu

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Berdasarkan kasus diatas, menurut Analisa anda, apakah dengan adanya UUPK dapat
memberikan perlindungan yang khusus kepada konsumen?
Jawab :
Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang
mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan
penggunaan produk (barang dan/atau jasa) konsumen antara penyedia dan penggunaannya
dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam penerapannya Hubungan pelaku usaha dan konsumen saling ketergantungan. Pelaku
usaha membutuhkan konsumen sebagai pembeli barang dan/atau jasa yang ia produksi,
sehingga keberadaan konsumen sangat menentukan terhadap kelangsungan bisnis dan pelaku
usaha. Di satu sisi konsumen juga membutuhkan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh
pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga konsumen memiliki
ketergantungan kepada pelaku usaha.

Hubungan antara pelaku usaha dan konsumen idealnya sama-sama memiliki posisi tawar yang
seimbang. Namun yang terjadi dalam praktiknya sering kedudukan posisi tawar pelaku usaha
lebih kuat dari konsumen. Hal ini mengakibatkan pelaku usaha kurang memiliki kesadaran
untuk bertanggung jawab atas barang dan/jasa yang ia produksi.

Menjawab permasalahan mengenai hal tersebut, Indonesia pada tahun 1999 mengesahkan
Undang-Undang no.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK).

Undang-Undang inilah yang digunakan untuk menyikapi kasus diatas dalam memberikan
perlindungan. Yang mana tercantum didalam Pasal 1 UUPK “bahwa perlindungan konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan
hukum kepada konsumen. Karena UUPK mengatur hal-hal yang terjadi diantara antara pelaku
usaha dan konsumen. Yang mana pada kasus tersebut telah membuat pelanggaran tentang
Perbuatan yang dilarang pelaku usaha sehingga pelaku usaha harus bertanggung jawab.

2. Menurut analisa anda, apakah kasus diatas merupakan bagian dari pemenuhan hak-hak
konsumen yang diatur dalam peraturan perundang-undangan?
Jawab :
Pemberlakuan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK)
tujuan utamanya adalah untuk melindungi konsumen. Dalam rangka mewujudkan
perlindungan terhadap konsumen, UUPK telah menetapkan sasaran atau tujuan yang hendak
dicapai. Salah satu sasaran yang hendak dicapai terpenuhnya kewajiban dan hak antara pelaku
usaha dan konsumen.

Dalam pengertiannya hak adalah kepentingan yang dilindungi hukum, sedangkan kepentingan
adalah tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi.
Adapun yang dimaksud dengan hak-hak konsumen yang dituangkan dalam pasal 4 UUPK yaitu :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau
jasa
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan
c. Hak informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atau barang dan/atau jasa yang digunakan
untuk mendapatkan kemanan
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dengan upaya penyelesaian sengkete
perlindungan konsumen secara patut
f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan Pendidikan konsumen
g. Hak untuk diperlukan atau dilayani secara benar dan jujur serta diskriminatif
h. Hak untuk mendapat dispensasi, ganti rugi dan/atau jasa penggantian jika barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang lain

Terwujudnya perlindungan konsumen sangat tergantung pada peran dan sikap kritis konsumen
itu sendiri, namun ada faktor yang tidak kalah pentingnya adalah peran dari pemerintah dan
kependudukan dari pelaku usaha. Berdasarkan kasus diatas pelaku usaha telah melanggar hak-
hak konsumen. Terkait hal tersebut pemerintah turun tangan melalui badan BPOM yang telah
melakukan tindakan untuk melindungi hak konsumen yang mengintruksikan kepada pelaku
usaha untuk menghentikan produksi karena terbukti mengedarkan barang yang
membahayakan konsumen dan barang tidak sesuai dengan semestinya sehinggak melanggar
ketentuan-ketentuan yang ada (mengandung DNA babi). Sehingga berdasarkan kasus diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah ikut berperan aktif untuk melakukan upaya
melindungi hak konsumen.

3. Terwujudnya perlindungan konsumen sangat tergantung pada peran dan sikap kritis konsumen
itu sendiri, tetapi ada faktor yang tidak kalah pentingnya adalah peran dari pemerintah dan
kedudukan dari pelaku usaha. Perlindungan konsumen menganut asas keseimbangan yang
berarti perlindungan konsumen itu tidak hanya untuk melindungi konsumen saja, tetapi juga
melindungi pelaku usaha. Menurut anda berdasarkan kasus diatas, apakah pelaku usaha (PT.
Pharos Indonesia dan PT Medifarma Laboratories ) harus bertanggung jawab semuanya jika
ada konsumen yang dirugikan? Berikan analisis hukum anda!
Jawab :
Didalam UUPK pelaku usaha diwajibkan beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya,
sedangkan bagi konsumen, diwajibkan beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian
barang dan/atau jasa.

Salah satu bentuk dalam beritikad baik yang dimaksud adalah tanggung jawab pelaku usaha.
Tanggung jawab merupakan perihal yang sangat penting dalam perlindungan konsumen.
Berdasarkan kasus yang telah terjadi termuat prinsip tanggung jawab mutlak yang merupakan
prinsip yang digunakan untuk “menjerat” pelaku usaha yang telah memasarkan produknya
yang telah merugikan konsumen. Sehingga untuk kewajiban mengganti rugi dibebankan secara
penuh kepada pihak yang menimbulkan resiko adanya kerugian.

Termuat didalam UUPK pasal 19 ayat (1) yang berbunyi “Pelaku usaha bertanggung jawab
memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat
mengonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”.
Dalam hal ini apabila konsumen terbukti dirugikan sebagaimana yang dimaksud maka sesuai
perundangan yang berlaku pelaku usaha harus bertanggung jawab penuh dan bertanggung
jawab atas kerugian yang telah dialami konsumen.
Tercantum didalam ayat (2) Ganti rugi yang dimaksud adalah berupa pengembalian uang atau
penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan
dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Sumber :
- BMP HKUM4312/Hukum Perlindungan Konsumen
- Undang-Undang No 8 Tahun 1999
- Hukumonline.com

Anda mungkin juga menyukai