Anda di halaman 1dari 18

Contoh Kasus Yang Berkaitan

Dengan Kesadaran Moral dan


Pro & Kontra Etika Bisnis
Novalia Shalshabila (175109131)
Saniah (175109047)
Shilvia Maulani (175109015)
Susi Susanti (175109073)
Tari Widdiasari Permana (175109109)
Widia Nengsih (175109060)
PEMBAHASAN

Pelanggaran Etika Bisnis pada Pelanggaran Etika Bisnis Bank


Albothyl oleh PT Pharos Century

Perusahaan Yang Menerapkan


Etika Bisnis
Pelanggaran Etika Bisnis pada Albothyl oleh PT Pharos

KASUS

ANALISIS SARAN

KESIMPULA
N

BACK
Kasus Albothyl oleh PT. Pharos
Dalam satu bulan terakhir ini sudah ada 3 produk yang izin edarnya ditarik oleh BPOM
karena tidak sesuai ketentuan. Dimulai dari Viostin dan Enzyplex tanggal 5 Februari lalu karena
terbukti mengandung DNA babi, kini Albothyl pun dibatalkan izin edarnya per tanggal 15 Februari
setelah ada 38 laporan kasus terkait efek samping serius yang timbul akibat penggunaan Albothyl,
oleh profesional kesehatan dalam dua tahun terakhir ini.
Pada kasus Viostin dan Enzyplex, boleh dikatakan levelnya tidak sampai membahayakan
pasien. Hanya tidak sesuai dengan ketentuan pelabelan produk, mengingat Indonesia adalah negara
mayoritas Muslim sehingga produk yang mengandung babi harus mengikuti ketentuan khusus,
seperti yang pernah saya jelaskan dalam artikel saya sebelumnya.
Tapi untuk kasus Albothyl kali ini, tentunya dianggap sangat serius karena berkaitan dengan
keselamatan pasien. Dalam 38 laporan kasus tersebut menunjukkan bahwa adanya efek samping
Albothyl yang malah memperparah sariawan yang diderita pasien dan menyebabkan infeksi (noma
like lession).
Kasus Albothyl oleh PT. Pharos
Kejadian ini sedikit banyak menimbulkan pertanyaan dari masyarakat dan kalangan profesi
kesehatan. Siapa yang salah? Produsen yang dianggap tidak serius dengan keamanan produknya
atau regulator yang dianggap tidak cermat dalam mengevaluasi produk sebelum memberikan
Nomor Izin Edar.
Perlu diketahui bahwa kualitas dan keamanan setiap produk obat maupun makanan yang
beredar di Indonesia dikontrol oleh BPOM atau disebut juga post-market surveillance. Post-
market surveillance ini biasanya dilakukan dengan cara sampling (mengambil contoh produk
langsung dari pasaran untuk diuji di laboratorium). Dan cara samplingini bisa dilakukan secara
rutin (misalnya menjelang akhir tahun atau Idul Fitri) maupun secara mendadak jika diduga ada
yang tidak sesuai ketentuan.
Namun tentunya, kontrol tidak hanya dilakukan oleh pihak regulator (dalam hal ini BPOM
dan BBPOM) karena bisa dibayangkan bagaimana repotnya mereka mengontrol seluruh produk
yang beredar di Indonesia beserta seluruh fasilitas produksinya. Oleh sebab itu, peran industri
farmasi, profesional kesehatan di lapangan dan masyarakat awam juga diperlukan. Caranya? Ya
dengan melaporkan kejadian tidak diinginkan (baik yang serius maupun tidak serius) yang
timbul akibat penggunaan suatu obat atau yang dikenal dengan istilah Farmakovigilans
BACK
Analisis Kasus Albothyl oleh PT. Pharos

Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis dilihat
dari sudut pandang ekonomi yaitu perusahaan di untungkan tetapi banyak orang yang di
rugikan dan perusahaan tidak memenuhi dari prinsip dari etika bisnis yaiu prinsip kejujuran.
Perusahaan tidak terbuka dan memenuhi syarat-syarat bisnis dan Mengenyampingkan aspek
kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya. Albothyl
yang beredar di pasaran saat ini mengandung zat bernama Policresulen dengan konsentrasi
36%. Policresulen adalah senyawa asam organik (polymolecular organic acid) yang diperoleh
dari proses kondensasi formalin (formaldehyde) dan senyawa meta-cresolsulfonic acid.
Policresulen yang diaplikasikan pada sariawan akan menyebabkan jaringan pada sariawan
menjadi mati. Itulah alasan kenapa saat albothyl digunakan pada sariawan akan terasa sangat
perih, namun kemudian rasa perih hilang dan sakit pada sariawan pun tidak lagi terasa.

BACK
Kesimpulan Kasus Albothyl oleh PT. Pharos

Banyaknya kasus pelanggaran di dalam etika berbisnis membuat kita sadar bahwa masih
banyak nya produsen produsen nakal yang hanya memikirkan materi tanpa memikirkan
dampak apa yang telah diperbuat, pemerintah seharusnya lebih teliti terhadap pengawasan
peredaran barang barang yang beredar dan harus lolos uji seleksi. Dan untuk masyarakat kita
mengajak untuk selalu peduli terhadap apa yang di nilai kurang baik. Farmakovigilans tidak
hanya dilaksanakan oleh industri farmasi tetapi juga didukung oleh masyarakat awam dan
profesional kesehatan di lapangan. Bagi masyarakat awam, jika menemukan atau mengalami
kejadian yang tidak diinginkan setelah mengkonsumsi suatu obat, bisa menghubungi produsen
dan melaporkan kejadian yang dialami (kecuali kejadian serius yang memerlukan penanganan
segera ke klinik atau rumah sakit). Biasanya produsen memiliki nomor kontak layanan
keluhan konsumen. Keluhan-keluhan ini akan ditindaklanjuti oleh bagian Farmakovigilans di
setiap perusahaan atau produsen.

BACK
Saran Kasus Albothyl oleh PT. Pharos

Sebaiknya badan pengawas obat dan makanan lebih memperhatikan kembali dan tidak
kecolongan kembali atas kasus yang dinilai merugikan banyak pihak ini, dan selalu tegas dan
menindak oknum nakal nakal tersebut, untuk masyarakat harus lebih selektif dalam pemilihan
barang, untuk yang faham akan bidang nya lebih terbuka dalam membagi informasi berkaitan
dengan apa yang di ketahui nya, saling berbagi manfaat dan ilmu.

BACK
Pelanggaran Etika Bisnis Bank Century

KASUS SOLUSI

BACK
Kasus Bank Century
Krisis yang dialami Bank Century bukan disebabkan karena adanya krisis global, tetapi karena
disebakan permasalahan internal bank tersebut. Permasalahan internal tersebut adalah adanya penipuan
yang dilakukan oleh pihak manajemen bank terhadap nasabah menyangkut:
1. Penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun (nasabah Bank Century sebesar Rp 1,4
Triliun dan nasabah Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia sebesar Rp 1,4 Triliiun)
2. Penjualan reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia. Dimana produk
tersebut tidak memiliki izin BI dan Bappepam LK.
Kedua permasalahan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah Bank
Century. Dimana mereka tidak dapat melakukan transaksi perbankan dan uang mereka pun untuk
sementara tidak dapat dicairkan. Kasus Bank Century sangat merugikan nasabahnya dimana setelah
Bank Century melakukan kalah kliring, nasabah Bank Century tidak dapat melakukan transaksi
perbankan baik transaksi tunai maupun transaksi nontunai. Setelah kalah kliring, pada hari yang sama,
nasabah Bank Century tidak dapat menarik uang kas dari ATM Bank Century maupun dari ATM
bersama. Kemudian para nasabah mendatangi kantor Bank Century untuk meminta klarifikasi kepada
petugas Bank. Namun, petugas bank tidak dapat memberikan jaminan bahwa besok uang dapat ditarik
melalui ATM atau tidak. Sehingga penarikan dana hanya bisa dilakukan melalui teller dengan jumlah
dibatasi hingga Rp 1 juta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran nasabah terhadap nasib dananya di Bank
Century.
Kasus Bank Century
Setelah tanggal 13 November 2008, nasabah Bank Century mengakui transksi dalam bentuk
valas tidak dapat diambil, kliring pun tidak bisa, bahkan transfer pun juga tidak bisa. Pihak bank
hanya mengijinkan pemindahan dana deposito ke tabungan dolar. Sehingga uang tidak dapat keluar
dari bank. Hal ini terjadi pada semua nasabah Bank Century. Nasabah bank merasa tertipu dan
dirugikan dikarenakan banyak uang nasabah yang tersimpan di bank namun sekarang tidak dapat
dicairkan. Para nasabah menganggap bahwa Bank Century telah memperjualbelikan produk
investasi ilegal. Pasalnya, produk investasi Antaboga yang dipasarkan Bank Century tidak terdaftar
di Bapepam-LK. Dan sudah sepatutnya pihak manajemen Bank Century mengetahui bahwa produk
tersebut adalah illegal.
Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh nasabah. Para nasabah
melakukan aksi protes dengan melakukan unjuk rasa hingga menduduki kantor cabang Bank
Century. Bahkan para nasabah pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mabes Polri hingga DPR
untuk segera menyelesaikan kasus tersebut, dan meminta uang deposito mereka dikembalikan.
Selain itu, para nasabah pun mengusut kinerja Bapepam-LK dan BI yang dinilai tidak bekerja
dengan baik. Dikarenakan BI dan Bapepam tidak tegas dan menutup mata dalam mengusut investasi
fiktif Bank Century yang telah dilakukan sejak tahun 2000 silam. Kasus tersebut pun dapat berimbas
kepada bank-bank lain, dimana masyarakat tidak akan percaya lagi terhadap sistem perbankan
nasional. Sehingga kasus Bank Century ini dapat merugikan dunia perbankan Indonesia.
BACK
Solusi Pemecahan Kasus Bank Century

Dari sisi manager Bank Century menghadapi dilema dalam etika dan bisnis. Hal tersebut
dikarenakan manager memberikan keputusan pemegang saham Bank Century kepada Robert
Tantular, padahal keputusan tersebut merugikan nasabah Bank Century. Tetapi disisi lain,
manager memiliki dilema dimana pemegang saham mengancam atau menekan karyawan dan
manager untuk menjual reksadana fiktif tersebut kepada nasabah. Manajer Bank Century harus
memilih dua pilihan antara mengikuti perintah pemegang saham atau tidak mengikuti perintah
tersebut tetapi dengan kemungkinan dia berserta karyawan yang lain terkena PHK. Dan pada
akhirnya manager tersebut memilih untuk mengikuti perintah pemegang saham dikarenakan
manager beranggapan dengan memilih option tersebut maka perusahaan akan tetap sustain
serta melindungi karyawan lain agar tidak terkena PHK dan sanksi lainnya. Walaupun
sebenarnya tindakan manager bertentangan dengan hukum dan etika bisnis. Solusi dari
masalah ini sebaiknya manager lebih mengutamakan kepentingan konsumen yaitu nasabah
Bank Century. Karena salah satu kewajiban perusahaan adalah memberikan jaminan produk
yang aman.

BACK
Perusahaan Yang Menerapkan Etika Bisnis

PT. POS INDONESIA PT. GARUDA INDONESIA

ULASAN

Next
PT. POS INDONESIA

Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan/organisasi adalah dengan
cara menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial
perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.

BACK
PT. GARUDA INDONESIA
Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu eFficient &
effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & Openness dan Integrity yang disingkat menjadi
“FLY HI” sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct yang diluncurkan pada
tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan merupakan soft structure dalam membangun
Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik.
Pada tahun 2011, perusahaan menetapkan etika bisnis dan etika kerja perusahaan melalui Surat
Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal
11 Maret 2011.
Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari pedoman perilaku
(code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang Nilai-nilai Perusahan dan
Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda Indonesia. Penyempurnaan dilakukan
berdasarkan umpan balik dari hasil proses implementasi internalisasi serta rekomendasi hasil GCG
assessment tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan himpunan perilaku-
perilaku yang harus ditampilkan dan perilakuperilaku yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda
Indonesia.

BACK
ULASAN

PT Pos Indonesia dan PT Garuda Indonesia Melakukan dan Menerapkan peraturan


perundang – undangan yang telah dibuat dalam bisnis mereka, hal ini dilakukan selain untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan pelanggan juga untuk membuat para pelanggannya
setia menggunakan jasa mereka sehingga tidak ada yang dirugikan, penerapan etika bisnis ini
patut di contoh bagi perusahaan besar maupun perusahaan kecil sehingga rasa aman dan rasa
percaya konsumen terhadap perusahaan akan semakin baik.

BACK
KESIMPULAN
Dari semua kajian dan dari praktik yang sudah banyak terjadi dalam kehidupan bisnis
tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan para
pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis yang baik dan tidak melakukan hal-hal yang bisa
merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang
baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya
dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai
kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan
oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsisten
dengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari keuntungan.
Dengan demikian, ada sejumlah argument yang kuat, yang mendukung pandangan
bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai