Anda di halaman 1dari 11

Analisis Etika Dalam Periklanan Telkomsel dan XL

Disusun oleh :

Eugenia Nadya Kristianto / 130216389 / A


Yolanda Elin Santosa / 130316170 / A
Christine Siane Natalia Situmorang / 130316283 / A
Indah Permatasari Almuhtadi / 130216377 / A
Alif Mustika Pratiwi / 130216371 / A
Yasmin / 130316360 / A
Senoman Prastia Pribadi / 130216271 / A
Lidwina Jacinda W / 130116011 / A
Kadek Wahyu Setiawati 130316200 / A

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

TAHUN AJARAN 2016-2017

SEMESTER GENAP
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam mengembangkan bisnis, iklan merupakan salah satu kekuatan


terbesar yang digunakan untuk menarik minat konsumen sebanyak-banyaknya
terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Iklan dapat dilihat
dimana saja.

Iklan memainkan peran yang penting untuk menyampaikan informasi


tentang suatu produk kepada masyarakat. Berbagai proses kreatif ditampilkan
dalam menyajikan iklan di setiap media. Dapat ditemukan berbagai macam iklan
yang materinya tidak sesuai dengan etika dan moral baik itu melalui media cetak,
elektronik dan sebagainya sehingga dapat menjerumuskan. Terkadang pesan
tersebut seharusnya tidak dapat dikonsumsi semua usia.

Di sisi lain, iklan sering menyebabkan citra bisnis tercemar sebagai


kegiatan yang kurang dapat dipercaya karena kecenderungannya sebagai iklan
yang berlebihan untuk menarik konsumen agar membeli produk tertentu dengan
memberi kesan dan pesan yang berlebihan tanpa memperhatikan berbagai norma
dan nilai moral

Dengan ini kami akan menganalisa iklan yang terbilang tidak etis untuk
mengetahui bagaimana iklan tersebut bisa dikatakan tidak etis dan mengetahui
dampak yang diakibatkan dari iklan tersebut.
1. Rumusan Masalah
Mengapa iklan yang menjadi subyek analisa bisa digolongkan
sebagai iklan yang tidak etis?
Apa dampak dari metode pengiklanan yang tidak etis tersebut bagi
pihak konsumen ?
Apa dampak dari metode pengiklanan yang tidak etis tersebut bagi
pihak pesaing ?

2. Tujuan Penulisan
Mengetahui mengapa iklan yang menjadi subyek analisa
digolongkan sebagai iklan yang tidak etis
Mengetahui dampak dari metode pengiklanan yang tidak etis
tersebut bagi pihak konsumen
Mengetahui dampak dari metode pengiklanan yang tidak etis
tersebut bagi pihak pesaing

3. Manfaat Penulisan
Bisa mengetahui serta membedakan mana iklan yang etis dan tidak
Mengetahui pentingnya nilai etis dalam sebuah konten iklan bagi
masyarakat dan perusahaan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1.Etika Secara Umum

- Jujur, artinya tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi
produk yang diiklankan

- Tidak memicu konflik SARA

- Tidak mengandung pornografi

- Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

- Tidak melanggar etika bisnis ( tidak saling menjatuhkan produk


tertentu)

- Tidak plagiat

1.2. Unsur-unsur Iklan yang Baik

Etis: berkaitan dengan kepantasan.

Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya,


kapan harus ditayangkan?).

Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.

1.3.Tujuan Iklan

Untuk menginformasikan kepada pelanggan mengenai suatu produk dan layanan


serta membujuk mereka agar membeli produk.
1.4.Manfaat Iklan

Iklan memungkinkan perusahaan untuk dapat bersaing dengan


perusahaan lain di pasar domestik dan internasional.

Iklan membantu bangsa mempertahankan ekonomi makmur.

Iklan meningkatkan konsumsi dan belanja.

Iklan menciptakan pertumbuhan dan pekerjaan ekonomi.

Iklan membantu keseimbangan pembayaran neraca perdagangan dan


utang negara, terutama di industri besar.

1.5.Faktor Utama dari Efek Negatif Iklan

1) Persuasif

Artinya iklan mampu mempengaruhi seseorang untuk mempercayai isi pesan pada
iklan tersebut dengan harapan konsumen mau memperhatikan, mencoba dan
menjadi loyal terhadap suatu produk/jasa.

2) Frekuensi

Dengan frekuensi yang tinggi, maka iklan dapat menjangkau lebih banyak
konsumen dan dengan mudah produk tersebut diingat oleh konsumen.

3) Exposure

Berkaitan dengan cara perusahaan mengajak konsumen untuk berkomitmen


terhadap produk perusahaan melalui berbagai macam media untuk menyampaikan
pesan-pesan iklannya.

1.6.Tanggung Jawab Etis dalam Iklan

Menginformasikan dan mempengaruhi pemegang kepentingan


konsumen dengan tidak bersikap menipu, tidak memanipulasi,
berbohong, menyembunyikan, atau, mempertahankan kebenaran.
Dalam suatu iklan, konsumen harus mengetahui bahaya indikasi
penggunaan suatu produk sehingga hubungan antara konsumen dengan
perusahaan saling menguntungkan dan dapat terjalin dengan erat.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Permasalahan Iklan yang Tidak Etis antara XL dan Telkomsel

Provider-provider di Indonesia tentunya selalu bersaing untuk


mendapatkan konsumen yang banyak dengan tawaran yang menggiurkan
melalui media iklan. Tetapi karena hal tersebut, sering sekali dijumpai
iklan-iklan yang tidak etis dan dapat menimbulkan konflik. Contoh kasus
yang terjadi di Indonesia adalah provider XL dan Telkomsel pada tahun
2011 bahkan hingga saat ini. Kedua provider tersebut bersaing ketat
menawarkan layanan terbaiknya dengan memakai artis-artis Indonesia
sebagai bintang iklannya. Tapi dalam iklan tersebut secara terang-terangan
mengandung unsur saling menyindir satu sama lain.

3.2 Analisis Masalah Iklan yang Tidak Etis antara XL dan Telkomsel

Gambar 3.2.1 XL dan Telkomsel

Pada gambar di atas terdapat iklan dari Telkomsel dan XL yang


terlihat jelas persaingannya dalam menawarkan layanannya. Pada iklan
Telkomsel yaitu kartu AS tertulis, paling Murah Rp 20/menit. Langsung
Dari Menit Pertama Jujur dan Transparan dan di samping kirinya terdapat
pula tulisan HATI-HATI yang lain katanya GRATISAN, tapi detikan
doank & malamnya MAHAL. Sedangkan pada iklan XL terdapat tulisan,
Beneran murahnya! Dari menit pertama Nelpon Rp 25/menit.Dari sana
dapat dianalisis bahwa :
Paling Murah Rp 20/menit. Langsung Dari Menit Pertama
Jujur dan Transparan. Terlihat jelas sekali bahwa kartu AS
menyindir XL yang di iklannya tertulis Beneran murahnya!
Dari menit pertama Nelpon Rp 25/menit. Dari sudut pandang
kartu AS, XL hanya sekedar tulisan saja tapi tidak benar-benar
dilakukan dan menurut mereka hanya AS saja yang benar
murahnya, jujur dan transparan. Ditambah lagi dengan tulisan
HATI-HATI yang lain katanya GRATISAN, tapi detikan
doank & malamnya MAHAL yang menyudutkan XL sebagai
provider yang menipu.
Dan bila kita melihat iklan televisinya, terdapat satu
komedian Indonesia yang muncul di dua iklan provider
tersebut, yaitu Sule. Berdasarkan pada iklan XL yang muncul
terlebih dulu memakai artis Baim cilik, Putri Titian dan Sule
sebagai bintang iklan. Kemudian setelah itu kartu AS membuat
iklan yang dimana bintang iklannya adalah Sule. Iklan XL
menceritakan Baim cilik yang dimsuruh Sule untuk ngomong
om Sule ganteng, tapi dengan kepolosan dan kejujuran anak
kecil Baim ngomong om Sule jelek. Setelah itu Sule
menjanjikan Baim es krim jika Baim ngomong om Sule
ganteng, tapi tetap saja tidak berhasil. Dari situ XL membuat
slogan sejujur Baim, sejujur XL.
Hal ini langsung ditanggapi oleh Telkomsel dengan
membuat iklan kartu AS yang didalamnya ada Sule sebagai
artis yang diwawancarai pers dan mengatakan bahwa dia sudah
tobat. Sule sekarang memakai kartu AS yang katanya
murahnya dari awal dan jujur. Sule juga berkata bahwa dia
kapok diboongin anak kecil sambil tertawa dengan nada
mengejek. Tentu saja dari kedua iklan televisi ini dapat terlihat
ejekan dan sindiran secara langsung yang seharusnya tidak etis
untuk disiarkan kepada konsumen.
Tentunya masih banyak iklan dari kedua provider ini yang
menyalahi aturan dan etika periklanan di Indonesia. Terdapat undang-
undang yang mengatur iklan di Indonesia. Berikut adalah Peraturan
menteri komunikasi dan informatika tentang penggunaan sumber daya
dalam negeri untuk produk iklan:

BAB VII Pasal 7 mengenai isi/ muatan siaran iklan Isi/muatan


produk iklan yang disiarkan melalui Lembaga Penyiaran harus
sesuai dengan standar maupun kode etik periklanan Indonesia
yang dikeluarkan oleh asosiasi yang bersangkutan, serta
memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh KPI, maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB II tentang asas, tujuan, fungsi dan arah Pasal 2 Penyiaran


diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas
manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan,
keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan, dan
tanggung jawab.

Pasal 4 (1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa


mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan
yang sehat, kontrol dan perekat sosial.

BAB II tentang asas, tujuan, fungsi dan arahPasal 5 Penyiaran


diarahkan untuk : poin g mencegah monopoli kepemilikan dan
mendukung persaingan yang sehat di bidang penyiaran; poin i.
memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung
jawab;
Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti
paling, nomor satu, top, atau kata-kata berawalan ter, dan
atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan
keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan
pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, iklan XL dan AS telah melanggar
kode etik dan melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh mentri
komunikasi dan informatika mengenai penggunaan sumber daya dalam negri
untuk produk periklanan karena, dalam kedua iklan tersebut terdapat unsur saling
menjatuhkan. Selain itu, XL dan kartu AS juga memberikan informasi yang tidak
benar pada iklan yang telah dipasang dan ditayangkan di media sehingga dapat
merugikan masyarakat yang telah mempercayai iklannya.

4.2 SARAN
Dengan mengetahui pelanggaran kode etik periklanan yang dilakukan oleh
provider XL dan AS, diharapkan kedua provider tersebut dapat memahami kode
etik periklanan yang telah ditetapkan dan merubah iklan yang tidak etis tersebut
dengan iklan yang lain. Selain itu, juga lebih memperhatikan komponen-
komponen yang ada dalam iklan yang dibuat agar dapat sesuai dengan kode etik,
tidak terdapat unsur saling menjatuhkan dengan perusahaan pesaing, dan memuat
konten yang informatif dan tidak menyesatkan atau membingungkan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai