BAB 1
PENDAHULUAN
SINOPSIS IKLAN NUTRILON ROYAL 3 (edisi Life Start Here) Dari permuculannya
iklan Nutrilon Royal 3 sudah memperlihatkan iklan yang secara semiotika adalah iklan yang
cukup baik, dengan tidak menanpilkan produk didalam iklan tersebut. Iklan pertama di
tanyangkan sekitar tahun pertengahan 2010 dengan type iklan yang berbeda dengan iklan-iklan
para pesaingnya. Iklan ini dibuat dengan menampilkan perjalan anak-anak yang sedang
berimajinasi tentang hidup mereka di masa yang akan datang. Iklan pertamanya ber Tag Line
“Life is an Advanture” yang melambangkan hidup adalah pertualangan. Iklan yang selanjutnya
ber Tag Line “Life Starts Here” yang melambangkan hidup berawal dari sini. Iklan yang ber Tag
Line “Life Starts Here” ini di tampilkan di televise sekitar akhir 2012 dan masih bertahan sampai
sekarang. Iklan ini menampilkan setiap adegan dengan memberikan imajinasi seorang anak
dengan berbagai karakter yang berbeda dan dengan cita-cita yang berbeda. Iklan ini seakan-akan
mengajak kita untuk menghayal akan apa yang akan kita capai nanti dengan setting latar yang
berbeda-beda di setiap adegan membuat kita melihat iklan ini dengan terpotong-potong dan tidak
saling berkaitan. Di satu pihak iklan ini mejadi iklan yang inspiratif akan tetapi ada beberapa
adegan yang ditampilkan yang layak untuk dijadikan pertimbangan perusahan dalam
OBSERVASI
pengkajian atas pelanggaran KUHP” Laporan ini saya buat berdasarkan adanya beberapa adegan
yang seharusnya tidak di tampilkan di dalam iklan tersebut. Hal-hal yang menimbulkan
pelanggaran KUHP tentang periklanan akan saya paparkan pada beberapa bagian dan nantinya
saya akan jelaskan kenapa adegan tersebut menjadi bermasalah dan menjadi pembahasan tetang
1. Adegan seorang anak kecil yang menginjak-injak meja pengadilan Adegan ini sangat
tidak mendidik, karena adegan ini menampilkan pemberontakan terhadap hukum dan
lembaga-lembaga terkait. Ini merupakan sebuah hal yang tidak selayaknya dilakukan
oleh sesorang dalam mendidik anak, karena dapat menimbulkan pemikiran anak
bahwa hukum dan lembaga-lembaga terkait adalah hal yang tidak perlu di hormati.
Anak tersebut berdiri diatas meja dan sambil memegang palu dapat dilihat betapa
bercimuan ini sangatlah memalukan karena menapilkan hal “cabul” yang dilakukan
oleh balita, secara agamapun ini tidak diperbolehkan karena tidak mendidik dan
sangat “pornografi”. Padahal kita tahu ini adalah iklan yang ditujukan untuk para ibu
yang mempunyai anak balita, tetapi adegan seperti ini seharusnya tidak ditampilkan,
karena nantinya kan timpul persepsi yang berbeda terhadap pemikiran iklan yang
sudah baik secara adegannya dari awal. Dengan meng “close up” adegan ini seakan-
akan pembuat ingin mengajarkan terhadap anak-anak bersikap untuk “cabul” padahal
itu sangat tidak dianjurkan dan sangat bertentangan dari segi etika, agama dan hukum.
Adegan-adegan tersebut saya ambil dari cuplikan iklan yang saya dapat dari internet
dan berdasarkan adegan tersebut dapat saya berikan laporan bahwa, iklan tersebut
PEMBAHASAN
Delik Komunikasi Delik komunikasi yang saya pakai disini adalah : Delik Laporan Biasa Disini
saya mengambil delik laporan biasa karena disini saya berharap adanya penanganan khusus dari
penegak hukum di Negara khususnya KPI untuk dapat mengambil keputusan akan tindakan
pelanggaran yang dilakukan oleh sebuah iklan dari susu formula “Nutrilon Royal 3”. Dari dua
adegan yang saya ambil merupakan sebuah bukti pelanggaran iklan yang dilakukan oleh pihak
Nutrilon Royal. Keduanya itu akan tekait dengan hukum-hukum yang berlaku di KUHP.
Pada dasarnya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak Nutrilon merupakan pelanggaran kode
etik periklanan dan juga mempunyai unsur pidana. Kajian Pelanggaran berdasarkan KUHP dan
1. Adegan seorang anak kecil yang menginjak-injak meja pengadilan Dalam adegan ini
sudah melanggar hukum pidana, tidak sesuai dengan UU KPI, dan melanggar kode etik
periklanan: a. Pasal 207 KUHP “Barang siapa dengan sengaja di muka umum dengan
lisan atau tulisan menghina suatu penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.” Dalam adegan ini terlihat penghinaan yang
ditampilkan dengan cara seorang anak kecil menginjak-injak meja pengadilan, ini
sikap antipasti oleh para penonton. Pembuat iklan dapat dipidana karena menggunakan
anak kecil sebagi alat kekerasan. b. UU No. 32 Penyiaran (Pasal 4 ayat 1) “Penyiaran
sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi,
Dalam adegan ini terlihat tidak adanya unsur mendidik dalam iklan tersebut, malah
terbalik dari sebuah unsur mendidik yaitu unsur memberi hasutan terhadap anak dibawah
umur untuk tidak menghormati lembaga hukum dan sudah melanggar Pasal 207 KUHP.
Berdasarkan Kode etik periklanan Iklan ini sudah melanggar etika yang seharusnya
dipatuhi oleh setiap insan periklanan, dalam hal ini ada beberapa hal yang melanggar
adegan penginjakan meja pengadilan sambil membawa palu. – Khalayak anak, dalam hal
ini iklan ini sangat menonjolkan hamper smua adegan hanya anak dibawah umur tanpa
2. Adegan Berciuman yang dialkukan Balita Perempuan dan Balita Laki-Laki Dalam
adegan ini sudah melanggar hukum pidana, tidak sesuai dengan UU KPI, dan melanggar
kode etik periklanan: a. UU Pornografi Pasal 11 “Setiap orang dilarang melibatkan anak
dalam kegiatan dan/atau sebagai objek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5,
Pasal 6, Pasal 8, Pasal 9, atau Pasal 10.” Dalam pasal 4,5,6,8,9 dan 10 secara garis besar
menunjukan prilaku yang seksual. Sehingga dalam adegan ini pembuat iklan melibatkan
anak dalam kegiatan yang mengandung pornografi. Oleh karena itu pembuat iklan dapat
Dalam adegan ini terlihat tidak adanya kesan mendidik dan bukan merupakan iklan sehat,
memalukan bagi pihak prusahaan itu sendiri. Anak merupakan subyek yang tidak
mengerti apapun tentang apa yang mereka lakukan, akan tetapi pembuat iklan tersebut
seharusnya tidak memberikan adegan tersebut kepada anak- anak dibawah umur.
Berdasarkan Kode etik periklanan Iklan ini sudah melanggar etika yang
seharusnya dipatuhi oleh setiap insan periklanan, dalam hal ini ada beberapa hal yang
melanggar etika periklanan : – Pornografi yang ditampilkan sudah melanggar kode etik
periklanan, apalagi ini dilakukan oleh anak dibawah umur dan dikonsumsi oleh public. –
Khalayak anak, dalam hal ini iklan ini sangat menonjolkan hamper smua adegan hanya
KESIMPULAN
Dari pembahasan iklan yang saya buat diatas, maka dapat saya ambil kesimpulan yaitu,
delik komunikasi ini saya buat untuk ditujukan terhadap pembuat iklan “Nutrilon Royal 3”,
dikarekan dua adegan yang ada didalam iklan tersebut melanggar KUHP, UU KPI dan Kode Etik
Periklan. Pembuatan iklan tersebut tidak berdasarkan etika periklanan, ada dua adegan yang
menjadi poko pembahasan saya diatas ; Adegan seorang anak naik keatas meja pengadilan dan
adegan dua balita yang bercumbu di dalam air dan di close up. Dua adegan tersebut telah
melanggar KUHP diantaranya Pasal 27, UU Pornografi Pasal 11, UU no. 32 Penyiaran (pasal 4
ayat (1)), serta Etika periklanan. Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah pembuat iklan,
karena semua adegan yang terbahas diatas merupakan sebagian dari sekenario dari pembuat iklan
tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki iklan tersebut adalah melakukan
sensoring terhadap adegan yang menimbulkan masalah serta melakukan permintaan maaf
terhadap public karena telah menampilkan sebuah iklan yang tidka mendidik. Dalam hal ini juga
para bintang iklan dibebaskan dari tuntutan pelanggaran, karena semua masih dibawah umur,
akan tetapi pembuat film melakukan pelanggaran atas mengeksploitasi anak dibawah umur.
Delik laporan ini disampaikan kepada KPI yang nantinya memberikan tindak penegasan
terhadap yang bersangkutan diatas untuk melakuakn perbaikan terhadap iklan tersebut.