Anda di halaman 1dari 12

Proposal Penelitian

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN MELALUI


MEDIA SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN
PENJUALAN JAMUR TIRAM
(Di Gampong Lamreh, Aceh Besar)

Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan

Oleh:
Arianto Fogus (1506101030049)

Dosen Pembimbing:
Dr. T.M. Jamil, M.Si

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018
1

Judul: Pengaruh Strategi Pemasaran melalui Media Sosial terhadap


Peningkatan Penjualan Jamur Tiram (Di Gampong Lamreh, Aceh Besar).

Bidang Ilmu : Manajemen Pemasaran

A. Latar Belakang Masalah


Dengan banyaknya usaha kecil maupun besar yang bermunculan saat ini,
maka perlu adanya strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik minat para
konsumen. Pada umumnya, usaha kecil memiliki anggaran yang terbilang kecil jika
dibandingkan dengan usaha berskala besar. Dengan anggaran yang minim tersebut
tentunya dituntut untuk lebih kreatif dalam menentukan strategi pemasaran yang
tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan pemasaran
meskipun dengan dana yang terbatas adalah dengan melakukan promosi untuk
memperkenalkan produk atau barang tersebut.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada
sekarang, membuat persaingan bisnis dalam bidang jual beli menjadi lebih variatif.
Persaingan yang kerap terlihat adalah dalam hal melakukan promosi barang atau
jasa. Mulai dari memasang iklan, membagikan brosur, dan sebagainya. Pada
dasarnya, teknologi komunikasi telah menjadi alat bantu dalam perkembangan
promosi yang fungsinya untuk kepentingan pemasaran sebuah produk yang memiliki
tujuan menjangkau pangsa pasar seluas-luasnya. Alat promosi yang sering digunakan
pada masa sekarang adalah melalui pemanfaatan media sosial. Dengan banyaknya
bentuk dan juga pilihan jenis-jenis media sosial yang ada, tentu membuka
kesempatan atau peluang dalam mempromosikan barang atau jasa untuk
meningkatkan penjualan dan ekonomi masyarakat tersebut.
Kurangnya minat konsumen dalam penjualan dapat disebabkan oleh
kurangnya promosi untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa tersebut. Seperti
yang terjadi di daerah Gampong Lamreh, Aceh Besar. Kondisi tempat untuk
budidaya jamur tiram di daerah tersebut cukup memprihatinkan, hal tersebut dapat
disebabkan karena beberapa faktor yaitu seperti kurangnya perhatian dari pemerintah
daerah tersebut dan juga kurangnya promosi pemasaran yang dilakukan oleh para
2

petani jamur tiram sehingga para konsumen kurang mengetahui seperti apa bentuk
dan manfaat dari produk tersebut yang membuat kurangnya tingkat penjualan.
Salah satu sub-sektor usahatani yang saat ini berkembang adalah sub-sektor
usahatani tanaman hortikultura. Salah satu jenis tanaman hortikultura yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi serta dikelola oleh masyarakat adalah tanaman
jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Menurut JALAKU (2011), dalam tiga tahun
terakhir, minat masyarakat untuk mengkonsumsi jamur terus meningkat seiring
dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang
lezat dan bergizi. Salah satunya dapat dilihat dari kreatifitas para pedagang, yang
sebelumnya hanya menjual jamur segar, sekarang sudah merambah ke olahan, seperti
memproduksi keripik jamur, jamur goreng, abon jamur dan lain sebagainya.1
Jika para petani jamur tiram dan pemerintah daerah mampu bekerja sama
untuk mengelola tempat budidaya jamur tiram tersebut dengan baik dan hasil
produksinya dapat dimaksimalkan, bukan tidak mungkin produk jamur tiram ini bisa
menjadi komoditas andalan daerah tersebut yang mana dapat menambah pendapatan
perekonomian daerah dan membuka lapangan perkerjaan yang membuat tingkat
penggangguran di daerah tersebut semakin kecil. Oleh karena itu, diharapkan para
petani jamur tiram di Gampong Lamreh Aceh Besar dan pemerintah daerah setempat
dapat bekerja sama dalam membangun dan mengembangkan budiaya jamur tiram
agar menjadi produk andalan daerah tersebut. Maka, penulis ingin melakukan
penelitian lebih mendalam dengan judul “Pengaruh Strategi Pemasaran melalui
Media Sosial terhadap Peningkatan Penjualan Jamur Tiram (Di Gampong
Lambreh, Aceh Besar)”.

B. Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh peningkatan penjualan jamur tiram dengan
melakukan promosi melalui media sosial ?

1
Reki Candra, dkk, “Analisis Usahatani Dan Pemasaran Jamur Tiram Dengan cara
Konvensional dan Jaringan (Multi Level Marketing) Di Provinsi Lampung”. JIIA, Volume 2, No. 1,
Januari 2014, hlm. 38.
3

2. Apa yang membuat petani jamur tiram kurang melakukan promosi


melalui media sosial ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan penjualan jamur tiram dalam
memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat petani jamur
tiram kurang melakukan promosi di media sosial.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Secara Teoritis. Dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat akan
mengetahui kegunaan dan maanfaat dari tumbuhan jamur tiram dan dapat
memberikan gambaran atau ide untuk membuat inovasi produk makanan
yang berbahan baku jamur tiram.
b. Secara Praktis. Untuk peneliti, diharapkan dapat menjadi sumber
referensi bagi penelitian untuk peneliti selanjutnya. Untuk pengusaha
diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan informasi akan
pentingnya melakukan promosi melalui media sosial untuk meningkatkan
penjualan.

D. Hipotesis Penelitian
Adapun yang menjadi hipotesis terhadap penelitian ini adalah ternyata
“adanya pengaruh peningkatan penjualan jamur tiram jika petani jamur tiram
melakukan strategi pemasaran promosi melalui media sosial”.

E. Landasan Teori
1. Strategi Pemasaran
Pemasaran dilakukan guna untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
akan suatu produk atau jasa. Tujuan kegiatan pemasaran yang hendak dicapai dapat
digolongkan menjadi tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dalam jangka
pendek biasanya untuk merebut hati konsumen terhadap suatu produk. Sedangkan
4

dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi suatu produk


yang sudah lama ada. Kegiatan pemasaran merupakan suatu kebutuhan utama dan
sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiatan pemasaran
kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia
usaha perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus
melakukan riset pasar.
Pemasaran tidak hanya berfokus pada kegiatan penjualan, iklan, dan promosi
saja. Namun pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
para konsumen terhadap produk dan jasa. Maka perlu dilakukan riset pemasaran
untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen yang sebenarnya.2 Tanpa
adanya pemasaran ini perusahaan tidak akan berjalan sebagaimana yang diinginkan.
Produk tidak akan dikenal oleh konsumen, bahkan akan sulit untuk laku dijual dan
bersaing dengan perusahaan lainnya tanpa pemasaran.3
Pemasaran menurut American Marketing Association 1960 adalah hasil
prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa
dari produsen sampai ke konsumen. Pemasaran merupakan proses kegiatan yang
mulai jauh sebelum barang-barang atau bahan-bahan masuk dalam proses produksi.4
Pengertian lain menyatakan bahwa pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan
menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada
tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang
tepat.5
Sedangkan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan
dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah. Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas
analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan
kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi

2
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 59-61.
3
Ibid, hlm. 88-89.
4
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 3.
5
Ibid, hlm. 5.
5

perusahaan dari lingkungannya. Faktor lingkungan yang dianalisis dalam


penyusunan strategi pemasaran adalah keadaan atau persaingan, perkembangan
teknologi, peraturan dan kebijakan pemerintah, keadaan sosial budaya dan keadaan
politik. Masing-masing faktor ini dapat menimbulkan adanya kesempatan atau
ancaman bagi pemasaran produk suatu perusahaan.6
Strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai
dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian,
strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa
yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa pasar sasaran.7 Dalam merumuskan strategi pemasaran
perusahaan terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai posisinya
di pasar, karena dengan mengetahui keadaan dan situasi pasar dari produknya, serta
posisi perusahaan dalam memasarkan produknya di pasar, maka dapat ditentukan
tujuan dan sasaran apa yang diharapkan akan dapat dicapai dalam bidang pemasaran
dan bagaimana kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut.8
2. Perumusan Strategi Pemasaran
Merumuskan strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah
secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar, strategi penentuan pasar
sasaran, dan strategipenentuan posisi pasar. Ketiga strategi tersebut adalah kunci di
dalam manajemen pemasaran:9
a. Strategi Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli
yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik, ataupun, perilaku yang
membutuhkan bauran produk dan bauran pemasaran tersendiri. Atau dengan kata lain
segmentasi pasar merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar terdiri atas
beberapa segmen yang berbeda-beda. Segmentasi pasar adalah proses menempatkan

6
Ibid, hlm. 168-169.
7
Ibid, hlm. 168.
8
Ibid, hlm. 170.
9
Dimas Hendika Wibowo, dkk., “Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Daya
Saing UMKM (Studi Pada Batik Diajeng Solo)”. Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 29, No.1, Desember
2015, hlm. 61.
6

konsumen dalam sub kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki
tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi
perusahaan.
b. Strategi Penentuan Pasar Sasaran
Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu
perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar perusahaan memasuki
sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil,
maka mereka menambah segmen dan kemudian memperluas secara vertikal atau
secara horizontal. Dalam menelaah pasar sasaran harus mengevaluasi dengan
menelaah tiga faktor:
 Ukuran dan pertumbuhan segmen
 Kemenarikan struktural segmen
 Sasaran dan sumber daya
c. Strategi Penentuan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar (positioning) adalah strategi untuk merebut posisi
dibenak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun
kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Positioning adalah aktifitas
mendesain citra dan memposisikan diri di benak konsumen.
3. Promosi melalui Media Sosial
Sebuah produk yang sudah benar-benar siap untuk dijual, maka tentunya
masyarakat perlu tahu kehadiran, manfaat, harga, kelebihan, dan lokasi produk
tersebut dapat diperoleh. Cara untuk memberitahukannya kepada masyarakat adalah
melalui sarana promosi. Tanpa promosi, konsumen tidak akan dapat mengenal suatu
produk. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk
menarik dan mempertahankan konsumennya. Promosi berfungsi mengingatkan
konsumen akan produk, promosi juga ikut memengaruhi konsumen untuk membeli
dan akhirnya juga meningkatkan penjualan produk tersebut.10
Salah satu sarana promosi yang dapat digunakan dalam mempromosikan
produk maupun jasa adalah dengan cara promosi melalui periklanan. Iklan adalah
sarana promosi yang digunakan untuk menginformasikan segala sesuatu atas produk

10
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 175-176.
7

yang dihasilkan. Informasi yang diberikan adalah manfaat produk, harga serta
keuntungan-keuntungan produk dibandingkan pesaing. Tujuan promosi lewat iklan
adalah berusaha untuk menarik dan memengaruhi calon konsumennya.11 Penggunaan
promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan beberapa cara yang salah satunya
adalah melalui media sosial.
Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial
network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan
wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Media sosial online merupakan media yang didesain
untuk memudahkan interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi
internet. Jenis serta komposisi media sosial online di dunia virtual sangat beragam,
antara lain jejaring sosial (Facebook, Instagram dan sebagainya).12
Media sosial menghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi yang
memungkinkan manusia berkomunikasi antara satu dengan yang lain tanpa dibatasi
jarak dan waktu. Oleh karena itu, perkembangan media sosial hingga saat ini tidak
lagi hanya digunakan untuk sarana komunikasi namun dapat juga dijadikan sebagai
media untuk mempromosikan sebuah produk. Dengan bantuan media sosial ini, akan
lebih memudahkan untuk memperkenalkan sebuah produk serta memudahkan dalam
hal bertransaksi. Selain itu, membuka peluang untuk mengembangkan suatu usaha
secara luas. Jenis media sosial yang sering digunakan untuk mempromosikan produk
atau jasa adalah instagram, facebook, dan whatsApp.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Tiram
Jamur dalam bahasa Indonesia disebut “Cendawan” dan dalam istilah botani
disebut “Fungi” termasuk kedalam golongan tumbuhan sederhana karna tidak
berklorofil. Tubuh jamur terdiri atas satu atau beberapa sel yang berbentuk tabung
bersekat-sekat atau tidak bersekat, hidup pada bahan atau media tumbuh yang telah
mengandung nutrisi yang dibutuhkannya. Secara sederhana, jamur merupakan

11
Ibid, hlm. 176-177.
12
Agustin Dyah Utami dan Bambang Eka Purnama, “Pemanfaatan Jejaring Sosial
(Facebook) Sebagai Media Bisnis Online (Studi Kasus Di Batik Solo 85)”, Seruni FTI UNSA, Volume
1, 2012.
8

tumbuhan yang sederhana, berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau
sejumlah sel dalam bentuk benang-benang yang bercabang-cabang.13
Jamur tiram atau Hiratake (Pleurotus sp.) termasuk ke dalam golongan jamur
konsumsi yang hidup pada kayu-kayu yang telah melapuk. Jamur tiram dapat juga
tumbuh pada serbuk gergaji, limbah jerami, limbah kapas, kertas kardus, atau bahan
organik lainnya. Tubuh buah jamur ini menyerupai cangkang kerang, tudungnya
halus, lebarnya 5-15 cm dengan panjang tangkainya 3-10 cm. Jamur memiliki tekstur
yang lembut, penampilan yang menarik dan cita rasa yang relatif netral sehingga
mudah untuk dipadukan dengan berbagai jenis masakan. Untuk budidaya nya relatif
mudah dan murah baik dalam usaha skala kecil atau besar sehingga sangat potensial
untuk diusahakan secara komersial.14
Jamur tiram hampir sulit dalam jumlah besar karena sifatnya yang lunak
sehingga mudah rusak. Jamur tiram yang banyak dijumpai di pasar swalayan adalah
jamur tiram putih tetapi ada pula jenis lain yang sudah dibudidayakan seperti yang
berwarna merah jambu dan hitam. Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media
kompos serbuk gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang
baik pada suhu 25-390C. Selain itu biasanya dibutuhkan kejutan fisik seperti
perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara, dan aerasi agar
jamur tersebut dapat berkemang dengan baik.15
5. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Jamur Tiram
Dari hasil penelitian, rata-rata jamur tiram mengandung 19-35 persen protein
lebih tinggi dibandingkan dengan beras (7,38 persen) atau gandum (13,2 persen).
Asam amino esensial yang terdapat pada jamur tiram ada 9 jenis dari 20 asam amino
yang dikenal yaitu lysin, methionin, tryvhtofan, theonin, valin, leusin, isoleusin,
histidin, dan fenilalanin. Asam amino ini menyerupai derivat protein yang dihasilkan
dari daging hewan. Asam lemak yang terkandung pada jamur tiram 86 persen
umumnya tidak jenuh dan 14 persen asam lemak jenuh. Asam lemak yang dikandung

13
Erie Maulana, Panen Jamur Tiap Musim: Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Jamur
Tiram, (Yogyakarta: Lily Publisher), hlm. 9.
14
Ibid, hlm. 1-2.
15
Ibid, hlm. 26-27.
9

jamur tiram diantaranya asam oleat, forniat, malat, asetat dan asam sitrat. Jamur
juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavine),
niasin dan biotin. Selain itu, jamur tiram juga mengandung berbagai jenis mineral
antara lain K, P, Ca, Na, Mg dan Cu. Kandungan serat yang dimiliki jamur tiram
antara 7,4-24,6 persen ini sangat baik bagi sistem pencernaan manusia. Jamur tiram
juga mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah, yaitu 100 kj setiap 100 gram
sehingga cocok bagi pelaku diet.16
Manfaat jamur tiram yang mengandung banyak khasiat sebagai antibakteri,
antivirus, antioksidan, antitumor, menormalkan tekenan darah, menurunkan
kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, menguatkan saraf dan dapat untuk
mengurangi stres. Selain sebagai campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram
merupakan bahan baku obat statin.
Menurut Ying (1987) mengonsumsi jamur tiram dilaporkan memperbaiki
fungsi hati dan membantu kerusakan gastrointestinal pada manusia. Pada tikus
memperlihatkan bahwa jamur tiram memiliki gambaran sebagai anti tumor. Dalam
sebuah laporan kesehatan jamur tiram telah diketahui bermanfaat bagi kesehatan
kardiovasculer dan pengontrol pembentukan kolesterol dalam tubuh. Dalam proses
HMD dimana secara umum mengurangi laju biosintesis kolesterol. Penelitian lain
memperlihatkan bahwa jamur tiram dapat meningkatkan pembentukan darah merah
lebih besar dari 19 persen dibandingkan kontrol. Sebagian jenis jamur tiram juga
mengandung arabitol yang dapat mengatasi kembung pada lambung beberapa orang
yang mengonsumsinya.17

F. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis penelitian
kualitatif yang dilakukan melalui pendekatan khusus dan pengamatan secara
langsung dengan judul penelitian Pengaruh Strategi Pemasaran melalui Media Sosial
terhadap Peningkatan Penjualan Jamur Tiram.

16
Ibid, hlm. 29-30
17
Ibid, hlm. 34-36
10

Metode deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendekskripsikan


dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat
ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi atau
perbandingan berbagai variabel.18Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana
peneliti membuat suatu usaha untuk memahami suatu realitas organisasi tertentu dan
fenomena yang terjadi dari perpektif semua pihak yang terlibat.19
2. Informan dan Responden
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pemilik dari
usaha jamur tiram itu sendiri yang ada di Gampong Lamreh, Aceh Besar. Sedangkan
yang menjadi responden pada penelitian ini adalah seluruh petani yang bekerja pada
usaha jamur tiram yang ada di Gampong Lamreh, Aceh Besar yang menggunakan
media sosial sebagai sarana promosi untuk meningkatakan penjualan jamur tiram.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat budidaya jamur tiram yang ada di
Gampong lamreh, Aceh Besar. Adapun waktu penelitian ini dilakukan dalam kurun
waktu 3 bulan dimulai dari awal bulan Agustus hingga akhir bulan Oktober 2018.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara atau interview adala suatu bentuk komunikasi verbal jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh infromasi.20 teknik wawancara
dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam yaitu proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka
antara peneliti dengan responden atau informan. Dalam penelitian ini teknik
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan dukungan alat bantu
seperti buku untuk mencatat informasi yang dibutuhkan serta kamera atau tape
recorder untuk bukti konkrit jika memang benar peneliti melakukan wawancara
dengan pihak narasumber atau informan.

18
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 54.
19
Jan Jonker, Bartjan J.W, Sri Wahyuni, Metodologi Penelitian: Panduan untuk Master dan
Ph.D. di Bidang Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 71.
20
S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 113
11

Daftar Pustaka

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Candra, Reki. Dkk. 2014. “Analisis Usahatani Dan Pemasaran Jamur Tiram Dengan cara
Konvensional dan Jaringan (Multi Level Marketing) Di Provinsi Lampung”. JIIA,
Volume 2. No. 1. hlm. 38.
Jonker, Jon, Bartjan J.W Pennink, dan Sari Wahyuni. 2011. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana.
Maulana, Erie. Panen Jamur Tiap Hari Panduan Lengkap Bisnis dan Budi Daya
Jamur Tiram. Yogyakarta: Lily Publisher.
Nasution, S. 2011. Metode Reasearch: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, Agustian Dyah, dan Bambang Eka Purnama. 2012. Pemanfaatan Jejaring
Sosial (Facebook) sebagai Media Bisnis Online (Studi kasus di Batik Solo).
Jurnal Seruni FTI UNSA. Vol.1.
Wibowo, Dimas Hendika. Dkk. 2015. Analisis Strategi Pemasaran untuk
Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol.29. No. 1:16.

Anda mungkin juga menyukai