Oleh:
Arianto Fogus (1506101030049)
Dosen Pembimbing:
Dr. T.M. Jamil, M.Si
petani jamur tiram sehingga para konsumen kurang mengetahui seperti apa bentuk
dan manfaat dari produk tersebut yang membuat kurangnya tingkat penjualan.
Salah satu sub-sektor usahatani yang saat ini berkembang adalah sub-sektor
usahatani tanaman hortikultura. Salah satu jenis tanaman hortikultura yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi serta dikelola oleh masyarakat adalah tanaman
jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Menurut JALAKU (2011), dalam tiga tahun
terakhir, minat masyarakat untuk mengkonsumsi jamur terus meningkat seiring
dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang
lezat dan bergizi. Salah satunya dapat dilihat dari kreatifitas para pedagang, yang
sebelumnya hanya menjual jamur segar, sekarang sudah merambah ke olahan, seperti
memproduksi keripik jamur, jamur goreng, abon jamur dan lain sebagainya.1
Jika para petani jamur tiram dan pemerintah daerah mampu bekerja sama
untuk mengelola tempat budidaya jamur tiram tersebut dengan baik dan hasil
produksinya dapat dimaksimalkan, bukan tidak mungkin produk jamur tiram ini bisa
menjadi komoditas andalan daerah tersebut yang mana dapat menambah pendapatan
perekonomian daerah dan membuka lapangan perkerjaan yang membuat tingkat
penggangguran di daerah tersebut semakin kecil. Oleh karena itu, diharapkan para
petani jamur tiram di Gampong Lamreh Aceh Besar dan pemerintah daerah setempat
dapat bekerja sama dalam membangun dan mengembangkan budiaya jamur tiram
agar menjadi produk andalan daerah tersebut. Maka, penulis ingin melakukan
penelitian lebih mendalam dengan judul “Pengaruh Strategi Pemasaran melalui
Media Sosial terhadap Peningkatan Penjualan Jamur Tiram (Di Gampong
Lambreh, Aceh Besar)”.
B. Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh peningkatan penjualan jamur tiram dengan
melakukan promosi melalui media sosial ?
1
Reki Candra, dkk, “Analisis Usahatani Dan Pemasaran Jamur Tiram Dengan cara
Konvensional dan Jaringan (Multi Level Marketing) Di Provinsi Lampung”. JIIA, Volume 2, No. 1,
Januari 2014, hlm. 38.
3
D. Hipotesis Penelitian
Adapun yang menjadi hipotesis terhadap penelitian ini adalah ternyata
“adanya pengaruh peningkatan penjualan jamur tiram jika petani jamur tiram
melakukan strategi pemasaran promosi melalui media sosial”.
E. Landasan Teori
1. Strategi Pemasaran
Pemasaran dilakukan guna untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
akan suatu produk atau jasa. Tujuan kegiatan pemasaran yang hendak dicapai dapat
digolongkan menjadi tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dalam jangka
pendek biasanya untuk merebut hati konsumen terhadap suatu produk. Sedangkan
4
2
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 59-61.
3
Ibid, hlm. 88-89.
4
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 3.
5
Ibid, hlm. 5.
5
6
Ibid, hlm. 168-169.
7
Ibid, hlm. 168.
8
Ibid, hlm. 170.
9
Dimas Hendika Wibowo, dkk., “Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Daya
Saing UMKM (Studi Pada Batik Diajeng Solo)”. Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 29, No.1, Desember
2015, hlm. 61.
6
konsumen dalam sub kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki
tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi
perusahaan.
b. Strategi Penentuan Pasar Sasaran
Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu
perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar perusahaan memasuki
sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil,
maka mereka menambah segmen dan kemudian memperluas secara vertikal atau
secara horizontal. Dalam menelaah pasar sasaran harus mengevaluasi dengan
menelaah tiga faktor:
Ukuran dan pertumbuhan segmen
Kemenarikan struktural segmen
Sasaran dan sumber daya
c. Strategi Penentuan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar (positioning) adalah strategi untuk merebut posisi
dibenak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun
kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Positioning adalah aktifitas
mendesain citra dan memposisikan diri di benak konsumen.
3. Promosi melalui Media Sosial
Sebuah produk yang sudah benar-benar siap untuk dijual, maka tentunya
masyarakat perlu tahu kehadiran, manfaat, harga, kelebihan, dan lokasi produk
tersebut dapat diperoleh. Cara untuk memberitahukannya kepada masyarakat adalah
melalui sarana promosi. Tanpa promosi, konsumen tidak akan dapat mengenal suatu
produk. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk
menarik dan mempertahankan konsumennya. Promosi berfungsi mengingatkan
konsumen akan produk, promosi juga ikut memengaruhi konsumen untuk membeli
dan akhirnya juga meningkatkan penjualan produk tersebut.10
Salah satu sarana promosi yang dapat digunakan dalam mempromosikan
produk maupun jasa adalah dengan cara promosi melalui periklanan. Iklan adalah
sarana promosi yang digunakan untuk menginformasikan segala sesuatu atas produk
10
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 175-176.
7
yang dihasilkan. Informasi yang diberikan adalah manfaat produk, harga serta
keuntungan-keuntungan produk dibandingkan pesaing. Tujuan promosi lewat iklan
adalah berusaha untuk menarik dan memengaruhi calon konsumennya.11 Penggunaan
promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan beberapa cara yang salah satunya
adalah melalui media sosial.
Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial
network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan
wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Media sosial online merupakan media yang didesain
untuk memudahkan interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi
internet. Jenis serta komposisi media sosial online di dunia virtual sangat beragam,
antara lain jejaring sosial (Facebook, Instagram dan sebagainya).12
Media sosial menghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi yang
memungkinkan manusia berkomunikasi antara satu dengan yang lain tanpa dibatasi
jarak dan waktu. Oleh karena itu, perkembangan media sosial hingga saat ini tidak
lagi hanya digunakan untuk sarana komunikasi namun dapat juga dijadikan sebagai
media untuk mempromosikan sebuah produk. Dengan bantuan media sosial ini, akan
lebih memudahkan untuk memperkenalkan sebuah produk serta memudahkan dalam
hal bertransaksi. Selain itu, membuka peluang untuk mengembangkan suatu usaha
secara luas. Jenis media sosial yang sering digunakan untuk mempromosikan produk
atau jasa adalah instagram, facebook, dan whatsApp.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Tiram
Jamur dalam bahasa Indonesia disebut “Cendawan” dan dalam istilah botani
disebut “Fungi” termasuk kedalam golongan tumbuhan sederhana karna tidak
berklorofil. Tubuh jamur terdiri atas satu atau beberapa sel yang berbentuk tabung
bersekat-sekat atau tidak bersekat, hidup pada bahan atau media tumbuh yang telah
mengandung nutrisi yang dibutuhkannya. Secara sederhana, jamur merupakan
11
Ibid, hlm. 176-177.
12
Agustin Dyah Utami dan Bambang Eka Purnama, “Pemanfaatan Jejaring Sosial
(Facebook) Sebagai Media Bisnis Online (Studi Kasus Di Batik Solo 85)”, Seruni FTI UNSA, Volume
1, 2012.
8
tumbuhan yang sederhana, berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau
sejumlah sel dalam bentuk benang-benang yang bercabang-cabang.13
Jamur tiram atau Hiratake (Pleurotus sp.) termasuk ke dalam golongan jamur
konsumsi yang hidup pada kayu-kayu yang telah melapuk. Jamur tiram dapat juga
tumbuh pada serbuk gergaji, limbah jerami, limbah kapas, kertas kardus, atau bahan
organik lainnya. Tubuh buah jamur ini menyerupai cangkang kerang, tudungnya
halus, lebarnya 5-15 cm dengan panjang tangkainya 3-10 cm. Jamur memiliki tekstur
yang lembut, penampilan yang menarik dan cita rasa yang relatif netral sehingga
mudah untuk dipadukan dengan berbagai jenis masakan. Untuk budidaya nya relatif
mudah dan murah baik dalam usaha skala kecil atau besar sehingga sangat potensial
untuk diusahakan secara komersial.14
Jamur tiram hampir sulit dalam jumlah besar karena sifatnya yang lunak
sehingga mudah rusak. Jamur tiram yang banyak dijumpai di pasar swalayan adalah
jamur tiram putih tetapi ada pula jenis lain yang sudah dibudidayakan seperti yang
berwarna merah jambu dan hitam. Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media
kompos serbuk gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang
baik pada suhu 25-390C. Selain itu biasanya dibutuhkan kejutan fisik seperti
perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara, dan aerasi agar
jamur tersebut dapat berkemang dengan baik.15
5. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Jamur Tiram
Dari hasil penelitian, rata-rata jamur tiram mengandung 19-35 persen protein
lebih tinggi dibandingkan dengan beras (7,38 persen) atau gandum (13,2 persen).
Asam amino esensial yang terdapat pada jamur tiram ada 9 jenis dari 20 asam amino
yang dikenal yaitu lysin, methionin, tryvhtofan, theonin, valin, leusin, isoleusin,
histidin, dan fenilalanin. Asam amino ini menyerupai derivat protein yang dihasilkan
dari daging hewan. Asam lemak yang terkandung pada jamur tiram 86 persen
umumnya tidak jenuh dan 14 persen asam lemak jenuh. Asam lemak yang dikandung
13
Erie Maulana, Panen Jamur Tiap Musim: Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Jamur
Tiram, (Yogyakarta: Lily Publisher), hlm. 9.
14
Ibid, hlm. 1-2.
15
Ibid, hlm. 26-27.
9
jamur tiram diantaranya asam oleat, forniat, malat, asetat dan asam sitrat. Jamur
juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavine),
niasin dan biotin. Selain itu, jamur tiram juga mengandung berbagai jenis mineral
antara lain K, P, Ca, Na, Mg dan Cu. Kandungan serat yang dimiliki jamur tiram
antara 7,4-24,6 persen ini sangat baik bagi sistem pencernaan manusia. Jamur tiram
juga mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah, yaitu 100 kj setiap 100 gram
sehingga cocok bagi pelaku diet.16
Manfaat jamur tiram yang mengandung banyak khasiat sebagai antibakteri,
antivirus, antioksidan, antitumor, menormalkan tekenan darah, menurunkan
kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, menguatkan saraf dan dapat untuk
mengurangi stres. Selain sebagai campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram
merupakan bahan baku obat statin.
Menurut Ying (1987) mengonsumsi jamur tiram dilaporkan memperbaiki
fungsi hati dan membantu kerusakan gastrointestinal pada manusia. Pada tikus
memperlihatkan bahwa jamur tiram memiliki gambaran sebagai anti tumor. Dalam
sebuah laporan kesehatan jamur tiram telah diketahui bermanfaat bagi kesehatan
kardiovasculer dan pengontrol pembentukan kolesterol dalam tubuh. Dalam proses
HMD dimana secara umum mengurangi laju biosintesis kolesterol. Penelitian lain
memperlihatkan bahwa jamur tiram dapat meningkatkan pembentukan darah merah
lebih besar dari 19 persen dibandingkan kontrol. Sebagian jenis jamur tiram juga
mengandung arabitol yang dapat mengatasi kembung pada lambung beberapa orang
yang mengonsumsinya.17
F. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis penelitian
kualitatif yang dilakukan melalui pendekatan khusus dan pengamatan secara
langsung dengan judul penelitian Pengaruh Strategi Pemasaran melalui Media Sosial
terhadap Peningkatan Penjualan Jamur Tiram.
16
Ibid, hlm. 29-30
17
Ibid, hlm. 34-36
10
18
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 54.
19
Jan Jonker, Bartjan J.W, Sri Wahyuni, Metodologi Penelitian: Panduan untuk Master dan
Ph.D. di Bidang Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 71.
20
S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 113
11
Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Candra, Reki. Dkk. 2014. “Analisis Usahatani Dan Pemasaran Jamur Tiram Dengan cara
Konvensional dan Jaringan (Multi Level Marketing) Di Provinsi Lampung”. JIIA,
Volume 2. No. 1. hlm. 38.
Jonker, Jon, Bartjan J.W Pennink, dan Sari Wahyuni. 2011. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana.
Maulana, Erie. Panen Jamur Tiap Hari Panduan Lengkap Bisnis dan Budi Daya
Jamur Tiram. Yogyakarta: Lily Publisher.
Nasution, S. 2011. Metode Reasearch: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, Agustian Dyah, dan Bambang Eka Purnama. 2012. Pemanfaatan Jejaring
Sosial (Facebook) sebagai Media Bisnis Online (Studi kasus di Batik Solo).
Jurnal Seruni FTI UNSA. Vol.1.
Wibowo, Dimas Hendika. Dkk. 2015. Analisis Strategi Pemasaran untuk
Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol.29. No. 1:16.