Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 2 KELAS MAGISTER MANAGEMENT

Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PENERAPAN ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA)


di PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk

DISUSUN OLEH :
BONITA (55116120105)

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA- JAKARTA
TAHUN 2017
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................ 1
I. Introduction .................................................................................................... 1
II. Literature Review ......................................................................................... 2
2.1. Penjelasan Etika Bisnis ...............................................................................
4
2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 9
III. Methods ...................................................................................................... 9
IV. Result & Discussion ....................................................................................... 9
4.1. Permasalahan ........................................................................................ 10
4.2. Pembahasan Masalah ............................................................................. 11
4.3. Etika Bisnis dalam PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ............................ 14
V. Conclusion & Recomendation .......................................................................... 16
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 16
5.2. Saran ........................................................................................................ 16
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 17
ABSTRAK
Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan,
karena berkaitan dengan kepuasan konsumen maupun perlindungan konsumen. Etika
merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan
yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral
pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu
dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan memegang teguh etika atau
moral bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki
etika kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis pada PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Karena, dalam berbisnis perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul
dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai
pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur,
jujur, transparan dan sikap yang profesional.

I. Introduction
Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun
ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangakan persaingan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Perusahaan yang ingin
berkembang dan ingin mendapatkan keunggulan bersaing harus dapat menyedikan
produk atau jasa yang berkualitas, harga yang murah dibandingkan pesaing, waktu
penyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya
(Margaretha, 2004).

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie


diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan
milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan
dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food
Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasaAyam dan Udang. Selain
dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara,
antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta
negara-negara Eropa, hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu
produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri,
sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi
instan.

1
Namun pemasaran Indomie ke luar negeri bukannya tanpa masalah, di Taiwan
sempat terjadi masalah ketika produk Indomie ditarik dari pasaran, berikut ini
penjelasannya Pihak berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober 2010
mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua
bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat.
Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga
dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran Taiwan.
Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong untuk
sementara waktu juga tidak menjual mi instan Indomie. Menurut Harian Hong
Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian itu
mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, Park n' Shop
dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu,
Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas
Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer.
Etika bisnis di butuhkan karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh
dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya
perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap
yang profesional.

Tujuan
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika
Bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan
ini adalah :
1. Untuk mengetahui etika bisnis pada PT Indofood.
2. Untuk mengetahui pelanggaran, faktor penyebab dan cara antisipasi apabila PT
Indofood tidak menggunakan etika bisnis.

II. Literature Review


Etika menjadi persoalan yang penting dalam aktifitas bisnis saat ini, bahkan
etika menjadi pusat sorotan bisnis kontemporer (Caza, Barker, dan Cameron, 2004).
Menurut Crane dan Matten, etika bisnis saat ini menjadi topik bisnis yang sangat
penting untuk diperdebatan dan menimbulkan dilema di sekitarnya. Etika bisnis
cenderung untuk menarik sejumlah besar perhatian dari berbagai pihak (dalam
Indounas, 2008). Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang

2
benar dan salah, yang berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasques, 2005). Dalam dunia bisnis etika
memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-
satunya tujuan organisasi. Menurut Kerin et al, etika adalah prinsip-prinsip moral dan
nilai-nilai yang mengatur tindakan dan keputusan dari seorang individu atau kelompok
(dalam Story & Hess, 2010). Hal tersebut membuktikan bahwa pebisnis selaku individu
yang berperan penting dalam berbisnis tidak terlepas dari prinsip-prinsip dan nilai-nilai
yang dianut. Perilaku yang tidak etis seperti penyalahgunaan penentuan harga terhadap
suatu produk atau jasa yang di tawarkan, tidak adanya kesejahteraan dalam organisasi,
perlakuan tidak adil terhadap karyawan, tidak etis saat menajalin kerjasama dengan
sesama rekan bisnis, tidak adanya tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta berbagai
pelanggaraan etika lainnya.

Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis
dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan
perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial. Banyak sebab yang menjadikan
perilaku yang tidak etis yang muncul. Ini bukan hanya terkait pada individu saja, tetapi
juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Manajemen merupakan
pendorong organisasi agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi,
sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah.

Menurut Carson dan Ghorpade, komunitas bisnis mengakui adanya pengaruh


dari sifat lingkungan kerja (dalam Waples, Antes, Murphy, Connelly, & Mumford,
2009). Pendapat tersebut di dukung dengan pendapat LeClair dan Ferrell, dimana
perkembangan zaman sekarang ini secara drastis mempengaruhi perilaku etis ditambah
dengan perkembangan teknologi telah membuat perubahan yang serba cepat dan high
impact terhadap keputusan yang menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari. (dalam
Waples, Antes, Murphy, Connelly, & Mumford, 2009). Pergeseran ini memiliki makna
yang penting untuk dibawa kedepan harinya untuk pendidikan etika terhadap dunia
pendidikan dan para pelaku professional dalam bisnis.
Dengan adanya fenomena-fenomena yang terjadi, ini membuktikan bahwa
bisnis yang dijalankan bertentangan dengan etika bisnis. Etika bisnis memiliki lima
prinsip-prinsip yaitu prinsip otonomi, keadilan, kejujuran, saling menguntungkan dan
integritas moral (Keraf dalam Sutrisna, 2010). Keraf mengemukakan bahwa prinsip
otonomi merupakan kemampuan seseorang bertindak berdasarkan kesadaran dirinya
sendiri tanpa adanya pengaruh dari pihak lain. Sedangkan prinsip kejujuran adalah sifat
terbuka dan memenuhi syarat-syarat dalam sebuah perjanjian kontrak bisnis. Prinsip
keadilan menurut Keraf, menuntut seseorang untuk bersikap sama secara objektif,
rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf
di perkuat dengan pendapat menurut Gundlach dan Murphy, bahwa dasar-dasar etika
terdiri dari: kesetaraan (saling menguntungan), promise principle (tugas untuk menjaga
janji/komitmen), dan moralitas terhadap tugas dan tanggung jawab (mengikuti aturan

3
yang berlaku dan tidak secara sadar melakukan tindakan yang merugikan satu sama
lain) (dalam Piercy & Lane, 2007).

Dari kelima prinsip bisnis menurut Keraf tersebut, Adam Smith mengatakan
bahwa prinsip yang paling keadilan merupakan prinsip yang paling pokok (dalam
Sinuor, 2009). Prinsip keadilan menjadi jiwa bagi aturan bisnis dan semua praktek
bisnis yang melanggar prinsip harus dilarang. Praktek bisnis yang melanggar prinsip
keadilan antara lain monopoli, kolusi, nepotisme, manipulasim hak istimewa,
perlindungan politik, dan lain-lain. Monopoli sendiri memiliki batasan seperti halnya
yang terjadi pada PT Aqua Golden Mississippi yang ditulis dalamAntara News, bahwa
pangsa pasar PT Aqua Golden Mississippi melebihi 50% di Indonesia yang membuat
perusahaan ini terancam karena memonopoli pasar Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) (Ariwibowo, 2011). Selain Aqua, hal ini juga terjadi pada peluang elektronik
illegal asal China dan Singapura yang menguasai 40% pasar elektronik di Indonesia
yang tertulis pada Indo pos (dalam Sutrisna, 2010).
Hal ini membuktikan bahwa etika bisnis merupakan unsur penting supaya siklus
hidup suatu bisnis dapat bertahan lama, atau bahwa etika merupakan prasyarat
tumbuhnya sikap-sikap moral, khususnya sikap saling percaya, jujur, adil, dan
tanggung jawab. Zaman berubah menuntut individu dan perusahaan berubah pula.
Tataan nilai terhadap etika pun ikut mengalami perubahan. Memang benar tidak semua
etika yang lama menghilang, namun banyak bermunculan tata nilai etika baru yang
dianggap lebih sesuai dengan masa kini.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan merupakan produsen


produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha utama
antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan
khusus serta minuman. Selain itu, PT Maju Jaya memberikan kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan serta supplier (distributor dan pabrik) maupun karyawan dalam
kinerjannya selama ini. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berkomitmen
mengutamakan keprofesionalan sebagai salah satu kunci utama dalam kelangsungan
bisnisnya.

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka penelitian ini


difokuskan kepada PENERAPAN ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) di PT INDOFOOD
CBP SUKSES MAKMUR Tbk. Sehingga penulis mengambil judul Analisis
Penerapan Etika Bisnis Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Maka
perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan etika
bisnis apa yang diterapkan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

1. Penjelasan Etika Bisnis


Etika berasal dari kata Yunani ethos yang menurut Keraf (1998) adalah adat
istiadat atau kebiasaan. Perpanjangan dari adat istiadat membangun suatu aturan kuat

4
di masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan, dan
aturan-aturan tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai
adat istiadat yang berlaku. Pengertian moral menurut Velasquez (2005) bahwa moral
memang mampu mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Sehingga
etika dan moralitas berbeda, etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.
Terdapat banyak versi dari definisi etika bisnis dari berbagai pihak, dan berikut
adalah beberapa definisi etika bisnis:

Menurut Laura Nash (1990), etika bisnis sebagai studi mengenai bagaimana norma
moral personal diaplikasikan dalam aktivitas dan tujuan perusahaan (dalam
Sutrisna, 2010).
Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak
etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi (Griffin & Ebert,
2007).
Menurut Velasques (2005), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Menurut Irham Fahmi (2013), etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan
suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak, dimana aturan-aturan
tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Dan
jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sangsi akan diterima.
Dimana sangsi tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.

Etika teleologi menilai suatu tindakan itu baik atau buruk dari sudut tujuan, hasil
sasaran, atau keadaan optimum yang dapat dicapai (Sutrisna, 2010). Suatu tindakan
dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang
ditimbulkan baik dan berguna (Fahmi, 2013). Dari teori ini berkembangnya teori lain,
yaitu: egoism dan utilitiarianisme.

Hedonisme berlaku kaidah, bertindaklah sedemikian rupa sehingga mencapai


kenikmatan yang paling besar bagimu atau hindari semua ketidaknikmatan (Sutrisna,
2010). Menurut Sutrisna (2010), etika hedonisme memiliki dorongan untuk mencari
kenikmatan, kegembiraan, atau kesenangan dan sebaliknya menauhi serta mencegah
rasa sakit atau ketidaksenagan dalam hidup manusia adalah sesuatu yang manusiawi.

Menurut Sutrisna (2010), prinsip pokok yang harus dikedepankan dalam


berbuat adalah asas manfaat/keuntungan. Sumber kesenangan diukur menurut
intensitas dan lamanya perasaan tersebut, akibatnya, dan lain-lain. Perilaku dan
perbuatan manusia dikatakan baik jika mendatangkan keuntungan dan kegunaan
(Fahmi, 2013). Menurut Bertens (2013), utilitarianisme adalah perbuatan yang

5
dikatakan baik jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus menyangkut bukan
saja satu atau dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relative (Fahmi, 2013). Menurut
Faisal Badroen masalah lain yang timbul dalam praktiknya adalah self-centered (egois),
fokus pada diri manusia individu mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan
pembuat keputusan tidak berfikir panjang, semua bergantung kriterianya sendiri (dalam
Fahmi, 2013).
Teori deontologi menurut Keraf, merupakan suatu tindakan itu baik bukan
dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan tersebut,
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri (dalam Fahmi, 2013). Atas dasar itu, etika
deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik, dan watak yang kuat dari
pelaku (Sutrisna, 2010). Atau sebagaimana dikatakan Immanuel Kant, kemauan baik
harus dinilai baik pada dirinya sendiri terlepas dari apapun juga (dalam Sutrisna, 2010).
Menurut Sutrisna (2010) Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi dalam menerapkan teori
deontologi, yaitu:
a. Supaya suatu tindakan punya nilai moral, maka tindakan itu harus dijalankan
berdasarkan aturan, prosedur, atau kewajiban.
b. Nilai moral dari suatu tindakan tidak ditentukan oleh tujuan atau hasil yang dicapai,
melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakn tersebut.
c. Sebagai konsekuensi dari dua prinsip tersebut, kewajiban adalah hal yang penting
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral
universal.

Dalam uraian teori etika bisnis maka, dalam penelitian ini menegaskan
memakai teori deontologi. Hal ini terbukti bahwa deontologi memiliki banyak
kelebihan dibandingkan teori-teori etika yang lain. Dalam suatu perbuatan pasti ada
konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi
pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena
perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak
dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik.
Dalam hal ini, tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang
dihasilkan itu baik. Misalkan tidak boleh mencuri, berdusta untuk membantu orang lain,
mencelakai orang lain melalui perbuatan ataupun ucapan, karena dalam teori deontologi
kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan dan
memiliki pendirian yang teguh pada prinsip yang taat.
Menurut Keraf (1998), prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis adalah
(dalam Sutrisna, 2010): prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip
saling menguntungkan, dan prinsip integritas moral.

6
Peranan etika dalam kegiatan bisnis antara lain, sebagai berikut:

Etika harus menjadi pedoman dalam kegiatan masyarakat, dan seharusnya juga
menjadi pedoman bagi pebisnis. Mana tindakan yang tepat, benar dan boleh
dilakukan dalam bisnis yang diharapkan menguntungkan semua pihak yang terlibat
(Satyanugraha, 2003).
Etika berperan sebagai penghubung pelaku bisnis. Pelayanan purna jual tentu
merupakan refleksi nilai atau etika bisnis yang diterapkan perusahaan untuk
menjaga loyalitas konsumennya (Tjiptono, 2005).
Etika juga berperan sebagai syarat utama untuk kelanggengan atau konsistensi
perusahaan. Loyalitas konsumen akan dapat membantu perusahaan agar tetap bisa
bertahan (Tjiptono, 2005).
Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan etika
yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku
dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk
aturan hukum (Arman, 2011).
Sebagai kontrol terhadap individu. Pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan
kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam
prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan
kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi (Arman,
2011).

Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan
komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial (Arman,
2011).

Perubahan yang cepat pada era globalisasi saat ini, menimbulkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan etika dalam berbisnis dan mengundang pro dan kontra
dengan berbagai alasan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manfaat etika bisnis
menurut Sutrisna (2010) adalah sebagai berikut:

Sebagai moralitas, etika bisnis membimbing tingkah laku manusia agar dapat
mengelola kehidupan dan bisnis menjadi lebih baik.
Dapat mendorong dan mengajak orang untuk bersikap kritis dan rasional dalam
mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri, yang dapat
dipertanggungjawabkannya.
Dapat mengarahkan masyarakat untuk berkembang menjadi masyarakat yang
tertib, teratur, damai, dan sejahtera dengan menaati norma-norma yang berlaku
demi mencapai ketertiban dan kesejahteraan sosial.
Sebagai ilmu pengetahuan, etika bisnis memberikan pemenuhan terhadap
keingintahuan dan menuntut manusia untuk dapat berperilaku moral secara kritis
dan rasional.

7
Adapun pendapat Sinour (2009) bahwa etika bisnis memberikan keuntungan
dan membantu para pebisnis. Keuntungan yang dimaksud Sinour adalah sebagai
berikut:

Etika bisnis menyadarkan para pebisnis tentang adanya dimensi etis yang melekat
dalam perusahan yang dibangun.
Etika bisnis memampukan para pebisnis untuk membuat pertimbangan-
pertimbangan moral dan pertimbangan-pertimbangan ekonomis secara memadai.
Etika bisnis memberi arah yang tepat bagi para pebisnis ketika akan menerapkan
pertimbangan-pertimbangan moral-etis dalam setiap kebijakan dan keputusan
bisnis demi tercapainya tujuan yang ditargetkan.

Diperlukan pembanding antara etika bisnis dalam perusahan dengan hukum


yang berlaku di Indonesia. Perbandingan tersebut dimaksudkan agar dapat
membuktikan apakah hukum di Indonesia telah memenuhi etika yang berlaku di
masyarakat dan etika pada hakekatnya lebih tinggi daripada hukum. Hal ini terbukti
dengan pendapat dari Arman (2011) bahwa, hukum akan mengkodifikasi harapan dari
etika dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Meskipun disadari tidak semua harapan
etika tersebut dapat dipenuhi oleh hukum. Norma etika memang bersifat dinamis, tetapi
begitu etika dituangkan dalam ketentuan hukum sifat dinamisnya menjadi
berkurang/bahkan mungkin menjadi statis. Maka, hukum tentunya harus
memperhatikan pula apabila adanya perubahan-perubahan.

Menurut Arman (2011) bahwa etika bisnis memiliki peranan yang lebih
dibandingkan hukum, sebagai berikut:

Hukum sebagai salah satu sarana/alat pengawasan (social control)


yang efektif untuk mengendalikan praktek bisnis yang tidak sehat. Sebab hukum
menetapkan secara tegas apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, serta
bentuknya yang tertulis memberi rasa aman bagi para pelaku bisnis, karena apabila
terjadi pelanggaran sanksinya jelas.

Bisnis tidak bisa lepas dari faktor hukum, tetapi hukum saja belum cukup untuk
mengatur bisnis, dalam hal ini pula didukung faktor lain seperti etika. Bahkan pada
taraf normatif, etika mendahului hukum. Mematuhi hukum dalam bisnis adalah
suatu keharusan.
Etika bisnis mendasari terbentuknya hukum (substantif) bukan sebaliknya hukum
yang membentuk etika bisnis. Etika sebagai bagian/cabang dari filafat (umum)
yang mempelajari tentang tingkah laku manusia mengenai baik dan buruknya
dalam kehidupan bermasyarakat.
Filsafat hukum mempelajari tentang hakekat hukum, juga merupakan cabang
filsafat (khusus). Keduanya (etika dan filsafat) pada dasarnya sama-sama

8
membahas mengenai aturan tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat
dan dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Etika berkaitan dengan tentang apa yang benar dan apa yang salah, sedangkan
hukum cenderung dapat ditafsirkan sebagai masalah legal atau ilegal.
Tidak semua etika diatur secara penuh oleh hukum, karena etika terus berkembang
dalam kehidupan masyarakat yang mencerminkan pemikiran etis masyarakat
dalam membangun etika bisnis, sedangkan hukum bersifat terbatas.
Namun demikian hukum harus dapat mengkodifikasikan harapan dari etika,
meskipun disadari bahwa tidak semua harapan etika tersebut dapat dipenuhi
seluruhnya oleh hukum.

2. Kerangka Pemikiran

PT. Indofood
ANALISA ETIKA
ETIKA BISNIS CBP Sukses
BISNIS
Makmur Tbk

Gambar 1 Kerangka Berpikir


Sumber: Diolah oleh Penulis (2017)

III. Methods
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis menggunakan
Metode pengumpulan data berupa studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan
data dari beberapa buku, dan juga melakukan pencarian dan pengumpulan data melalui
internet maupun artikel-artikel yang ada di koran atau berita.

IV. Result & Discussion


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri
Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis
makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta Indonesia.

9
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama
Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini
mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia dan Eropa.

Sejarah dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai


kesepakatan denangan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan
perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan, pemasaran,
dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua perusahaan
sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT Nestle Indofood
Citarasa Indonesia.

Baik ISM maupun Nestle percaya, mereka dapat bersaing secara lebih efektif di
Indonesia melalui penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan dan tim yang
berdedikasi untuk itu.
Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM, pendirian usaha patungan ini akan
menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang
dimiliki kedua perusahaan yang menjalin usaha patungan tersebut.
Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan lisensi penggunaan merek-
mereknya untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan lainnya kepada
perusahaan baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi penggunaan merek
Maggi-nya. Perusahaan patungan ini diharapkan akan memulai operasinya pada 1 April
2005.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan
operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari
produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak
para pedagang eceran.

1. Permasalahan
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena diseb
ut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari
peredaran. Zatyang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate
dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan
untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah
memutuskan untuk menariksemua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong,
dua supermarket terkenal jugauntuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari
Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi
IX akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. "Kita akan mengundang
BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa

10
hari Kamis ini," kata Ketua KomisiIX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). KomisiIX DPR akan meminta keterangan
tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui
terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie.

A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang


terkandung didalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid
(asam benzoat) adalahbahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk
dan tahan lama. Zatberbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam
pemakaian untuk produkkosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal
0,15%.

Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya


bagi manusia dalam kasus indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar indomie
mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan
tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman
untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah.

Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi
yaitu 250 mgper kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam
makanan lainkecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa
mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.Menurut
Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius
Commision,produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang
regulasi mutu,gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan
anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk
dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka
timbulah kasus Indomie ini.

2. Pembahasan Masalah
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi)

11
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.

Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal Indonesia yang produk-
produknya banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah produk mi
instan Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah ketat,
disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi instant asal Taiwan
pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan.

Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari
harga indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga
mencapai Rp 5000 per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan,
yaitu memiliki berbagai varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dan juga
banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari produk Indomie
selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar dengan produk
Indomie.

Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal Taiwan,
produk mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga
disinyalir pihak perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan penelitian terhadap
produk Indomie, dan menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak konsumsi karena
mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan.

Hal tersebut sontak dibantah oleh pihak PT. Indofood selaku produsen Indomie.
Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium dengan hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk indomie telah
diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan nasional maupun
internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri terhadap penggunaan bahan
kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan untuk dikonsumsi.

Dari fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie dari pasar dalam negeri
Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang mereka anggap merugikan
produsen lokal. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk
indomie dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie

12
masuk pasar Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk
dikonsumsi pada saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di Taiwan.
Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah melanggar etika
dalam berbisnis.

Hal-hal yang dilanggar terkait kasus pelanggaran etika bisnis pada perusahaan PT
Indofood secara hukum:
Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 3 F yang berisi meningkatkan
kualitas barang dan jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi
barang/jasa , kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan konsumen.
Undang-undang nomor 8 tahun1999 pasal 4 A tentang hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/jasa.
Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 8 yang berisi pelaku usaha dilarang
untuk memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar
dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang
yang dimaksud.

Solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis dalam hal perlindungan konsumen pada
kasus yang dialami perusahaan Indofood:

Dalam Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang


melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10,
Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17, ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,,
ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar
rupiah).
Terhadap sanksi pidana sebagaimana dalam pasal 62, dapat dijatuhkan
hukuman tambahan, berupa :
1. Perampasan barang tertentu;
2. Pengumuman putusan hakim;
3. Pembayaran ganti rugi;
4. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian
konsumen;
5. Kewajiban penarikan barang dari peredaran; atau
6. Pencabutan izin usaha.

3. Etika Bisnis dalam PT Indofood Sukses Makmur Tbk


1. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh
kejujuran, integritas, keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia,

13
menjaga kepentingan para karyawan kami dan menghormati kepentingan sah
dari para relasi kami.

2. Mematuhi Hukum
Seluruh perusahaan indofood dan para karyawannya berkewajiban mematuhi
ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka
melaksanakan usahanya.

3. Karyawan
Perseroan menawarkan kesempatan yang sama dan setara bagi setiap karyawan
untuk mengembangkan karir mereka. Karyawan direkrut berdasarkan
keterampilan dan kemampuan yang dimiliki, dan penugasan diberikan tanpa
memperhatikan latar belakang suku, agama, gender maupun karakter individual
lainnya. Hubungan industrial kami diperkuat melalui Perjanjian Kerja Bersama
dengan Serikat Buruh dan pembaharuan kebijakan dan peraturan
ketenagakerjaan Perseroan.

4. Pemegang Saham
Indofood melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi
atas kegiatan kami, struktur dan situasi serta kinerja finansial kepada pemegang
saham pada waktunya secara teratur dan benar.

5. Mitra Usaha
Indofood memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling
bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan
bisnis, kami mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang
selaras dengan prinsip bisnis kami.

6. Inovasi
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan
konsumen, kami akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan
masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar keilmuan yang tepat, dan menerapkan
standar keamanan produk secara ketat.

7. Persaingan
Indofood percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung
pengembangan perundang-undangan tentang prinsip persaingan yang wajar.
Perusahaan Indofood beserta seluruh karyawannya akan melakukan kegiatan
atas dasar prinsip persaingan yang sehat dan mengikuti semua peraturan yang
berlaku.

14
8. Benturan Kepentingan
Seluruh karyawan Indofood diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan
pribadi dan kepentingan finansial yang dapat menyebabkan benturan
kepentingan dengan tanggung jawab mereka terhadap Perseroan. Seluruh
karyawan Indofood tidak dibenarkan mencari keuntungan pribadi atau bagi
orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.

9. Kepatuhan, Pemantauan dan Pelaporan


Kepatuhan merupakan syarat utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan bisnis
kami. Direksi Indofood bertanggung jawab agar prinsip-prinsip tersebut
dikomunikasikan, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan dapat
melaporkan secara rahasia dan tidak akan dirugikan akibat pelaporan tersebut.

10. Sistem Manajemen Lingkungan


Perseroan telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dimana
beberapa unit operasionalnya yaitu Grup Bogasari dan CBP (yang meliputi
Divisi Mi Instan, Dairy, Nutrisi & Makanan Khusus, serta Kemasan) telah
meraih sertifikat ISO 14001. Kami berkomitmen untuk menerapkan SML pada
seluruh unit operasional Perseroan.

11. Indofood Call Center


Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah
layanan konsumen khusus yang disebut INDOFOOD CALL CENTER.
Melalui INDOFOOD CALL CENTER, kami berupaya untuk mempererat
hubungan antara Perseroan dengan para konsumen dan pelanggan kami dengan
memberikan respon atas aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-
produk kami, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam
mengonsumsi produk-produk kami.

12. Alternatif Kemasan Plastik Ramah Lingkungan


Grup Bogasari menjadi produsen tepung terigu pertama di Indonesia yang
menerapkan penggunaan kemasan polypropylene degradable 25 kg yang dapat
di daur ulang. Kemasan ramah lingkungan tersebut telah melalui tahapan
pengujian di laboratorium yang kompeten, dan akan terurai dalam waktu dua
tahun. Sejak tahun 2013, produk-produk utama Bogasari, seperti merek Cakra
Kembar, Segitiga Biru dan Lencana Merah, telah dijual dengan menggunakan
kemasan yang ramah lingkungan.

13. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu prioritas utama di
Indofood, dan komitmen kami pada lingkungan kerja yang aman dan sehat

15
diuraikan dalam kebijakan yang terintegrasi melalui kebijakan K3 dan
Lingkungan yang berlaku di seluruh unit operasional. Seluruh divisi dan unit
operasional juga mematuhi peraturan K3 setempat dengan menerapkan
Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012.

Dengan melaksanakan SMK3, Perseroan telah meminimalkan peluang


terjadinya kecelakaan kerja yang fatal, kerusakan atau kehilangan property,
serta meningkatkan pencapaian zero accident (nihil kecelakaan). Penerapan
SMK3 meliputi identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko,
program pencegahan bahaya, serta pengecekan kesehatan karyawan secara
berkala dan evaluasi program kerja. Beberapa unit operasional telah
memperoleh sertifikasi internasional yaitu Occupational Health and Safety
Assessment Series (OHSAS) 18001:2007. Hal ini telah meningkatkan
keyakinan bagi para pembeli di luar negeri kepada Perseroan.

V. Conclusion & Recommendation

I. Kesimpulan
Dari kasus indomie di Taiwan dapat dilihat sebagai contoh kasus dalam etika bisnis.
Dimana terjadi kasus yang merugikan pihak perindustrian Taiwan yang produknya
kalah bersaing dengan produk dari negara lain, salah satunya adalah Indomie yang
berasal dari Indonesia. Taiwan berusaha menghentikan pergerakan produk Indomie
di Taiwan, tetapi dengan cara yang berdampak buruk bagi perdagangan Global.

II. Saran
Saran bagi pihak perindustrian Taiwan agar tidah serta merta menyatakan bahwa
produkindomie berbahaya untuk dikonsumsi, apabila ingin melindungi produsen
dalam negeri,pemerintah bisa membuat perjanjian dan kesepakatan yang lebih ketat
sebelum prosesekspor-impor dilakukan. Karena kasus tersebut berdampak besar
bagi produk Indomie yangtelah dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun warga
negara lain yang negaranyamemperdagangkan Indomie asal Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo, AA. (2011, November). Pangsa Aqua terancam. Antara News. Retrieved
March 29, 2014, from http://www.antaranews.com/berita/285747/pangsa-aqua-
terancam.
Amran, S (2011). Etika dan hukum bisnis. Retrieved June 3, 2014, from
http://digemesta.com/indo/ei=klrFU5_lPNWRuASr9oL4Bw&usg=AFQjCNEhF
wiPuGov TSci0eLaOCRGccwssQ&bvm=bv.708100 81,d.c2E/etika-dan-hukum-
dalam-bisnis.pdf
Bertens, K. (2013). Pengantar etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.
Caza, A., Barker, B. A., & Cameron, K. S. (2004). Ethics and ethos: The buffering and
amplifying effects of ethical behavior and virtuousness. Journal of Business Ethics,
52(2), 169-178. Retrieved May 14, 2014, from
http://search.proquest.com/docview/198094244?accountid=45762.
Fahmi, I. (2013). Definisi etika bisnis. Etika bisnis: teori kasus, dan solusi. Bandung:
Alfabeta.
Griffin, R.W., & Elbert, R.J. (2007). Business edisi 8. Jakarta: Erlangga.
Indounas, K. (2008). The relationship between pricing and ethics in two industrial
service industries. The Journal of Business & Industrial Marketing, 23(3), 161-
169. Retrieved May 14, 2014, from
doi:http://dx.doi.org/10.1108/08858620810858427.
Keraf, A.S. (1998). Etika bisnis: tuntutan dan relevansinya. Yogyakarta: Kanisius.
Margaretha, Farah. 2004. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan
Sumber Dana
Jangka Pendek. PT. Grasindo. Jakarta.
Piercy, N. F., & Lane, N. (2007). Ethical and moral dilemmas associated with strategic
relationships between business-to-business buyers and sellers. Journal of Business
Ethics, 72(1), 87-102. Retrieved May 14, 2014, from
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10551-006-9158-6.
Satyanugraha, H. (2003). Etika bisnis: tuntutan & relevansinya. Jakarta: Kanisius.
Sinour, Y.L. (2009). Etika bisnis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Story, J., & Hess, J. (2010). Ethical brand management: Customer relationships and
ethical duties. The Journal of Product and Brand Management, 19(4), 240-249.
Retrieve May14, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1108/10610421011059568.
Sutrisna, D. (2010). Etika bisnis: konsep dasar implementasi dan kasus. Bali: Udayana
University Press.
Tjiptono, F. (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publising.

17
Velasquez, M.G (2005). Etika bisnis, konsep dan kasus edisi 5. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Waples, E.P., Antes, A.L., Murphy, S.T., Connelly, S., & Mumford, M.D. (2009). A
meta-analytic investigation of business ethics instruction. Journal of Business
Ethics, 87(1), 133-151. Retrieved March 19, 2014, from
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10551-008-9875-0.
Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 3F.
Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 4A.
Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 8.
Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal
15, Pasal 17, ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18
http://www.indofood.com/

18

Anda mungkin juga menyukai