Anda di halaman 1dari 13

1.

The Ethics of Public Accounting (Etika Akuntan Publik)

Biasanya, ketika orang berbicara tentang etika akuntansi publik, mereka membahas
tanggung jawab auditor independen. Mengaudit laporan keuangan perusahaan milik publik
bukan satu-satunya peran akuntan, tetapi dalam sistem ekonomi saat ini, itu tentu saja
salah satu yang paling penting.

Menurut John Bogle, Pendiri The Vanguard Group:

1. Pasar modal yang baik membutuhkan informasi keuangan yang baik


2. Investor berhak mendapatkan informasi yang lengkap dari masing-masing sekuritas,
informasi tersebut harus jujur dan adil dalam mewakili setiap fakta dan perhitungan
yang signifikan yang mungkin diperlukan untuk mengevaluasi nilai perusahaan
3. Kelalaian yang independen dari perhitungan keuangan berhubungan dengan sistem
pengungkapan
4. Tanggung jawab atas kelalaian independen laporan keuangan suatu perusahaan
merupakan tanggung jawab profesi Akuntan Publik Amerika.
5. Auditor yang bertanggung jawab atas laporan keuangan yang diberikan validitas,
respek dan akseptabilitas oleh investor
6. Dan hanya jika auditor mengerjakan secara komperehensif, skeptis, mempunyai
keingintahuan yang tinggi, dan teliti maka dapat diyakini bahwa laporan keuangan
dinyatakan secara benar.

Dengan apa yang dinyatakan oleh Bogle, perekonomian pasar modal dalam melakukan
transaksi dan pengambilan keputusan membutuhkan informasi yang akurat dan jujur. Dalam
transaksi pasar modal, status financial perusahaan adalah informasi yang fital untuk
menentukan pembelian. Tugas auditor adalah membuktikan keakuratan gambaran finansial
perusahaan kepada setiap pengguna laporan keuangan yang akan digunakan untuk membuat
keputusan berdasarkan gambaran tersebut.

Justice Warren membuat pernyataan tentang fungsi dan tanggung jawab auditor yang
disebabkan oleh banyaknya skandal akunting yang mengagetkan investor, regulator dan
politisi pada tahun 2002. Pernyataan tersebut berisi tentang fungsi dan tanggung jawab
auditor yaitu :
1. Untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan telah disajikan dengan benar
berdasarkan posisi finansial perusahaan tersebut.
2. Untuk membuktikan bahwa posisi keuangan dan operasi perusahaan disajikan secara
benar, maka auditor harus memiliki integritas dan kejujuran.
3. Untuk meyakinkan bahwa gambaran telah disajikan secara akurat, penting bahwa
integritas dan kejujuran auditor tidak dibahayakan oleh pengaruh yang tidak baik
4. Auditor harus memliliki independensi yang tinggi untuk pengambilan keputusan suatu
perusahaan yang didasarkan pada informasi yang benar dan akurat
5. Kepercayaan akan luntur jika ada sedikit saja conflict of interest.

2. Trust (Kepercayaan Publik)

Sering kali individu memberikan informasi yang salah untuk menyebabkan pihak lain
melakukan hal yang berlainan dengan apa yang akan dilakukan pihak lain jika diberikan
informasi yang benar dan jujur. Apa yang akan terjadi jika perilaku ini dilakukan secara
universal dan jika semua individu menyajikan kesehatan finansial perusahaan mereka secara
menyesatkan untuk kepentingan sendiri? Dua hal yang akan terjadi:

1. Kepercayaan urusan bisnis yang didalamnya dibutuhkan informasi tentang status


keuangan akan luntur. Kekacauan akan terjadi, karena pasar modal tidak bisa
beroperasi tanpa kepercayaan. Kerjasama adalah hal yang penting dan kepercayaan
merupakan prasyarat dari kerjasama. Kita melakukan ratusan transaksi tiap hari yang
menuntut kepercayaan orang lain akan uang dan hidup kita. Jika laporan keuangan
yang menyesatkan menjadi perilaku yang universal dan menjadi kepercayaan semua
orang maka akan berakibat bahwa kerjasama menjadi hal yang tidak mungkin.
2. Akan memberikan dampak kepada laporan keuangan yang menyesatkan menjadi hal
yang tidak mungkin. Karena tidak ada lagi yang akan percaya pada perkataan orang
lain dan laporan keuangan yang menyesatkan hanya akan terjadi jika ada yang
percaya pada kebohongan seseorang. Jadi, jika semua orang berbohong, tidak ada lagi
kepercayaan antar sesama, dan menyebabkan kebohongan menjadi hal yang tidak
mungkin. Maka akan terjadi anomali : jika laporan keuangan yang
meyesatkan menjadi universal dalam beberapa situasi, maka pelaporan keuangan
yang menyesatkan menjadi hal yang tidak mungkin dalam situasi tersebut, karena
tidak ada yang akan percaya pada apa yang disajikan. Ini membuat kebohongan
secara universal menjadi tidak masuk akal dan kontradiksi.

3. The Auditor’s Responsibility to the Public (Tanggung Jawab Auditor terhadap


Publik)

Tugas Auditor untuk membuktikan kewajaran dari laporan keuangan dengan tanggung jawab
khusus kepada publik. Tanggung jawab ini memberikan akuntan suatu hubungan yang
berbeda terhadap klien dibandingkan dengan hubungan-hubungan profesi lainnya

Mengingat kadang-kadang antara publik dan klien memiliki kepentingan yang berlawanan.
Jelas Auditor menghadapi Conflict of Interest yaitu sebuah konflik berkepentingan yang
terjadi ketika individu atau organisasi yang terlibat dalam berbagai kepentingan, salah satu
yang mungkin bisa merusak motivasi untuk bertindak dalam lainnya. Kasus disini kepada
siapa auditor terutama bertanggung jawab, publik ataukah klien yang membayar tagihan.
Akuntan adalah seseorang yang dikenal profesional dengan demikian mereka harus bersikap
sebagai profesional. Seperti kebanyakan profesional lainnya, yang menawarkan jasa kepada
klien mereka. Tetapi profesi akuntan publik karena termasuk auditor independen, memiliki
fungsi lain. Auditor independen bertindak tidak hanya sebagai pencatat, tetapi juga sebagai
pengevaluasi dari catatan akuntan lainnya “Public Watchdog”.

Pengevaluasian catatan akuntan lain telah menjadi komponen penting dari masyarakat
kapitalis. Terutama masyarakat yang berurusan di pasar uang dan menawarkan saham publik
dan sekuritas. Dalam sistem seperti itu, sangat penting bagi pembeli potensial dari produk
keuangan untuk memiliki representasi akurat dari perusahaan di mana mereka ingin
berinvestasi, kepada siapa mereka bersedia untuk meminjamkan uang, atau dengan siapa
mereka ingin bergabung. Mereka harus memverifikasi kebenaran status keuangan
perusahaan. Dan Peran verifier jatuh kepada akuntan publik-auditor.

Meskipun klien auditor adalah orang-orang yang membayar biaya untuk jasa auditor,
tanggung jawab utama auditor adalah untuk menjaga kepentingan pihak ketiga-publik.
Karena auditor dibebankan dengan kewajiban publik, dia harus menjadi seorang
analis yang tidak memiliki kepentingan (disinterested analyst). kewajiban auditor adalah
untuk menyatakan bahwa laporan publik menggambarkan status kewajaran keuangan
perusahaan baik posisi keuangan dan operasi perusahaan saat itu. Singkatnya, tanggung
jawab auditor adalah untuk menjaga kepercayaan publik, dan “independensi” dari
klien bersifat fundamental terhadap kepercayaan klien yang harus dihormati.

4. The Auditor’s Basic Responsibilities (Tanggung Jawab Dasar Auditor)

Laporan didefinisikan sebagai peran utama dari auditor independen sebagai perantara antara
laporan keuangan klien, kepada siapa auditor bertanggung jawab. Oleh karena itu, tanggung
jawab utama auditor adalah untuk publik, bukan untuk klien. Jadi, Tanggung jawab utama
auditor adalah memastikan kebenaran laporan keuangan.

Auditor bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat atas apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan atestasi tradisional
menegaskan bahwa laporan keuangan yang “disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum” ini subjek kontroversial dalam literatur etika
akuntansi. tanggung jawab auditor adalah untuk menentukan apakah penilaian manajer dalam
pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi adalah tepat dalam keadaan tertentu.

Evaluasi Pengendalian Audit Internal

Tugas auditor tidak hanya bertanggung jawab untuk membuktikan kesesuaian laporan
keuangan, tapi juga bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem auditing
internal dan kontrol memadai. Hal ini tentu mengarah pada kesimpulan bahwa auditor
memiliki kewajiban memeriksa kinerja internal dari prosedur akuntansi perusahaan dan
pengamanannya. auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah akuntan manajemen
memenuhi kewajibannya, dan untuk memastikan kecukupan dan kepatuhan terhadap
pengendalian audit internal.

Mendeteksi Dan Melaporkan Kesalahan Dan Penyimpangan

Tanggung jawab auditor lainnya adalah untuk menyampaikan setiap ketidakpastian yang
signifikan terdeteksi dalam laporan keuangan. Selanjutnya, laporan tersebut menjelaskan
tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan, kesalahan, dan
penyimpangan. kewajiban penting auditor adalah kewajiban untuk
mempertahankan independensi.
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices
Board, pada tahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:

1. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan,


mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
2. Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan
pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan.
3. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk
memberikan kesimpulan rasional.
4. Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada
pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan
melakukan compliance test.
5. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau
ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan
kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk
memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

5. Independence (Independensi)

Dalam memenuhi tanggung jawab auditor, sangat penting bahwa auditor mempertahankan
independensinya. auditor eksternal harus independen dari klien. Tapi
harus independen total yaitu loyalitas penuh kepada publik agar kepercayaan publik (trust)
terjaga, dan istilah Independen total digunakan oleh Justice Burger. Artinya akuntan
publik melakukan fungsi khusus karena memiliki kewajiban menjaga loyalitas untuk
kreditor, shareholders, dan publik. Fungsi “public watchdog” menghendaki auditor betul-
betul independen dari klien dan memegang teguh kepercayaan publik.

American Institute of Certified Public Accountants AICPA kode etik profesi mengenali dua
jenis independensi:

1. Independence in Fact (Independensi Sebenarnya)


Independensi sebenarnya berlaku untuk semua akuntan. Jika fungsi akuntan adalah
untuk membuat gambaran keuangan yang akurat, konflik kepentingan yang
menyebabkan gambaran tidak benar merugikan untuk pihak yang membutuhkan
gambaran yang akurat.
2. Independence in Appearance (Independensi Penampilan)
Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik
bertindak independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang
dapat mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya. Independensi
penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan
publik.

The Independence Standards Board (ISB) menerbitkan “konsep independensi: kerangka


konseptual untuk independensi auditor,” salah satu dokumen yang paling menyeluruh pada
Independensi yang pernah disiapkan. “ISB diberi tanggung jawab menetapkan standar
independensi berlaku untuk akuntan publik, dalam rangka untuk melayani
akuntan publik untuk melindungi dan mempromosikan kepercayaan publik.”

ISB mengartikan independensi auditor sebagai “kebebasan dari tekanan-tekanan dan faktor-
faktor lain yang membahayakan, kemampuan auditor untuk membuat keputusan audit yang
berisi atau tidak bias.” Tujuan independensi “untuk mendukung pengguna, dan meningkatkan
efisiensi manajemen”
Empat prinsip dasar dan empat konsep pedoman ISB untuk menentukan apa yang
mengganggu dan bantuan Independensi adalah:

1. Threats (Ancaman)
2. Safeguards (Perlindungan)
3. Independent risk (risiko Independensi)
4. Significance of threats/Effectiveness of safeguards (ancaman yang signifikan
/efektivitas pengamanan)

Ancaman terhadap independensi auditor :

1. Self-interset threats (Ancaman kepentingan diri)


Kepentingan diri adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi
atau keluarga dibandingkan dengan kepentingan publik yang lebih luas.
Contoh ancaman untuk akuntan publik antara lain:
a. Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan keuangan
bersama pada suatu perusahaan klien
b. Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan klien

Contoh ancaman untuk akuntan bisnis, antara lain:

a. Perjanjian kompensasi insentif


b. Penggunaan harta perusahaan yang tidak tepat
c. Tekanan komersial dari pihak di luar perusahaan

2. Self-review threats (Ancaman review/tinjauan diri)

Contoh ancaman untuk akuntan publik

a. Temuan kesalahan material saat dilakukan evaluasi ulang


b. Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan dan
implementasi sistem tersebut

Contoh ancaman untuk akuntan bisnis

a. Keputusan bisnis/data yang sedang ditinjau oleh akuntan profesional yang sama
yang membuat keputusan bisnis/penyiapan data tersebut
3. Advocacy threats (Ancaman advokasi)

Ancaman Advokasi dapat timbul bila akuntan profesional mendukung suatu posisi atau
pendapat sampai titik dimana objektivitas dapat dikompromikan.

Contoh langsung ancaman untuk akuntan publik antara lain :

a. Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, dimana perusahaan tersebut


merupakan klien audit.
b. Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan dalam
suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga
4. Familiarity threats (Ancaman keakraban)

Ancaman kekerabatan timbul dari kedekatan hubungan sehingga akuntan


profesional menjadi terlalu bersimpati terhadap kepentingan orang lain yang
mempunyai hubungan dekat dengan akuntan tersebut.

Contoh langsung Ancaman Kekerabatan untuk akuntan publik, antara lain:


a. Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur atau
pejabat perusahaan klien.
b. Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang karyawan
klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan segnifikan terhadap
pokok dari penugasan.

Contoh langsung Ancaman Kekerabatan untuk akuntan bisnis, antara lain:

a. Hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang mempunyai pengaruh pada
keputusan bisnis.
b. Penerimaan hadiah atau perlakuan khusus, kecuali nilainya tidak segnifikan

5. Intimidation threats (Ancaman Intimidasi)

Ancaman Intimidasi dapat timbul jika akuntan profesional dihalang untuk bertindak
objektif, baik secara nyata maupun dipersepsikan.

Contoh Ancaman Intimidasi untuk Akuntan Publik, antara lain:

a. Diancam dipecat atau diganti dalam hubungannya dengan penugasan klien.


b. Diancam dengan tuntutan hukum.
c. Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan dengan
maksud untuk mengurangi fee.

Contoh Ancaman Intimidasi untuk Akuntan Bisnis, antara lain:

a. Ancaman pemecatan akuntan profesional dalam bisnis atau anggota keluarga dekat
atas ketidaksetujuan penerapan prinsip akuntansi atau cara penerapannya.
b. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang dominan berusaha memengaruhi proses
pengambilan keputusan

Dalam artikel berjudul “auditing and ethical sensitivity.” Gordong


Cohn membahas beberapa faktor lain yang membahayakan independensi auditor.
Pertama, ia menganggap pengaruh keluarga dan relasi yang menyangkut keuangan. jika
auditor terhadap klien atau mempertahankan kepentingan keuangan dengan klien, ini
dapat menciptakan konflik kepentingan yang mempengaruhi independensi auditor. Oleh
karena itu, aturan AICPA mengenai Independensi mencegah auditor dari hubungan
tersebut. Bahkan jika auditor bisa mengatasi konflik kepentingan dan atau evaluasi
dan atestasi nya yang jujur, masyarakat akan curiga kepada temuan auditor. itu adalah hal
penting untuk menghindari munculnya konflik.

Masalah dengan independensi auditor, menurut Cohn, muncul dari dua tempat:

1. Kurang jelasnya independensi


Mengenai kurang jelasnya independensi, penting untuk mengenali bahwa perusahaan
audit memiliki hubungan keuangan dengan perusahaan klien juga menjadi tekanan
pada independensi auditor.
2. Fungsi yang tidak efisien dari kantor akuntan
Menimbulkan pertanyaan: berapa banyak waktu dan usaha yang dihabiskan untuk
menentukan keakuratan data yang disajikan.

Pengamanan terhadap Ancaman

Ada dua kategori pokok pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu:

a. Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi.


Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk hal tersebut antara lain:
1. Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
2. Persyaratan pengembangan profesi berkelanjutan.
3. Prosedur pemantauan dan pendisiplinan profesi atau peraturan.
4. Review eksternal oleh pihak ketiga yang berwenang atas laporan, pemberitahuan,
komunikasi, dan informasi yang dihasilkan oleh akuntan profesional.
b. Pengamanan lingkungan kerja
Hal tersebut bisa sangat bervariasi dan luas, bergantung pada keadaan di tempat kerja.
Beberapa contoh pengamanan akuntan publik antara lain:
1. Pengamanan di kantor firma dalam arti luas:
a. Dukungan kepemimpinan (pemimpin yang taat pada perinsip dan
mengedepankan kepentingan umum).
b. Mempublikasikan berbagai kebijakan dan prosedur untuk mendorong komunikasi
antar staf dengan staf senior tentang isu-isu yang berkaitan dengan kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip etika
2. Pengamanan perikatan khusus di lingkungan kerja:
a. Melibatkan tambahan seorang akuntan profesional untuk meninjau pekerjaan
yang dilakukan atau memberi nasihat yang diperlukan.
b. Konsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti komite direktur
independen, badan pengatur, atau akuntan profesional lain.
c. Rotasi staf senior dari tim penugasan penjaminan
3. Pengamanan di dalam sistem dan prosedur lain:
a. Penunjukan firma diratifikasi oleh pihak selain manajemen.
b. Klien memiliki karyawan yang kompeten.
c. Klien memiliki tata kelola korperasi yang dapat memberikan pengawasan dan
komunikasi yang memadai terkait dengan jasa-jasa firma.
4. Pengamanan ancaman di tempat kerja untuk akuntan bisnis, antara lain:
a. Penerapan struktur pengawasan korporasi (corporate oversight or oversight
structure).
b. Pedoman kode etik perilaku organisasi
c. Komunikasi tepat waktu tentang berbagai kebijakan dan prosedur termasuk
perubahannya ke seluruh karyawan disertai pelatihan dan pendidikan yang
memadai tentang kebijakan prosedur yang ada.

6. Independence Risk (Risiko Independensi)

Menurut Independence Standard Board (ISB) yang mengurangi atau menghilangkan ancaman
terhadap independensi auditor adalah larangan, pembatasan, pengungkapan, kebijakan,
prosedur, praktek, standar, aturan, pengurusan kelembagaan, dan kondisi lingkungan. Risiko
independensi terjadi karena kurangnya pengamanan, kompromi, dan kemampuan auditor
dalam membuat keputusan.

Meningkatnya resiko independensi karena adanya ancaman dan kurangnya pengendalian.


Oleh karena itu auditor harus memerhatikan pentingnya ancaman dan efektivitas
perlindungan. Karena, pentingnya memerhatikan ancaman terhadap independensi
auditor untuk mengetahui sejauh mana ancaman akan meningkatkan risiko indepedensi.

Seorang auditor harus bisa menilai tingkat resiko yang mungkin bisa menjadi amcaman.
Misalnya, auditor yang mengaudit perusahaan keluarganya atau mengaudit perusahaan yang
auditor tersebut menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan tersebut.

Laporan digunakan auditor untuk mengevaluasi apakah independensi yang mereka miliki
akan melindungi mereka dari risiko yang akan membahayakan penilaian atau audit
mereka. Ada 4 prinsip-prinsip yang digunakan untuk menentukan independensi auditor.
prinsip – prinsipnya adalah sebagai berikut:

1. Prinsip 1: Menilai dengan tingkat kemandirian pengambil keputusan


Independensi risiko. Menilai tingkat risiko kemerdekaan dengan mempertimbangkan
jenis dan signifikansi ancaman terhadap independensi auditor dan jenis dan efektivitas
perlindungan.
2. Prinsip 2: Menentukan akseptabilitas tingkat risiko dan tingkat kemandirian., yaitu
apakah tingkat risikonya dapat diterima.
3. Prinsip 3: Mempertimbangkan manfaat dan biaya. Jadi manfaat yang diperoleh dari
berkurangnya risiko independensi harus melebihi costnya.
4. Prinsip 4: Mempertimbangkan pihak – pihak yang terkait dalam menangani isu-isu
independensi auditor. Seperti pandangan investor, pengguna lain dan lainnya yang
berkepentingan dengan integritas pelaporan keuangan.

Auditor yang independen tidak hanya mendapatkan pengakuan dari dirinya sendiri atau
perusahaan tetapi juga harus mendapatkan kepercayaan publik bahwa seorang auditor
tersebut benar – benar memiliki independensi.

SEC membuat persyaratan tentang independensi auditor dalam aturan 2-01 yang
memaparkan empat prinsip, yang berfokus pada apakah hubungan auditor klien atau
penyediaan layanan. Menciptakan:

1. kepentingan bersama atau saling bertentangan antara akuntan dan klien audit
2. menempatkan akuntan di posisi audit
3. akuntan yang bertindak sebagai manajemen atau karyawan dari klien audit
4. menempatkan akuntan dalam posisi sebagai advokat untuk klien audit.

Akhirnya, aturan 2-10 melarang hubungan spesifik tertentu, termasuk hubungan keuangan,
hubungan kerja, hubungan bisnis, hubungan di mana perusahaan audit melakukan layanan
non audit kepada klien. Aturan 2-10 juga mencakup persyaratan mengenai rotasi mitra dan
administrasi komite audit. Alasan untuk menghindarinya agar tidak munculnya konflik
kepentingan, yang mungkin mempengaruhi independensi auditor, yang jelas untuk membuat
penilaian yang baik maka pernyataan yang dibuat oleh akuntan harus terbebas dari konflik
kepentingan atau hal – hal yang hanya dapat menguntungkan diri sendiri.

7. Profesional Skepticism (Skeptisme Profesional)


Independensi sangat penting karena itu adalah tanggung jawab auditor untuk
mempertahankan keraguan professional. Selama bekerja dengan Akuntan, kita sering
bertanya kepada mereka bagaimana bersikap objektif tentang laporan laba rugi seorang
teman. apakah itu penilaian mereka? Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB) dalam standar auditing AICPA no 82 yang disebut kehati – hatian professional.
Terdapat dua pernyataan kunci:

“Sikap kehati – hatian atau curiga harus dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit
dan penyusunan laporan karena membebankan tanggung jawab pada setiap profesional
dalam organisasi auditor independen untuk mengamati standar pekerjaan lapangan dan
pelaporan”. Selain memiliki keterampilan yang diperlukan, standar AICPA menetapkan
bahwa auditor harus mempertahankan skeptisisme profesional, bisa dibilang salah satu
tanggung jawab yang paling penting auditor:

“Skeptisisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran pertanyaan dan penilaian
kritis terhadap bukti audit. Auditor menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan atau yang disebut oleh profesi akuntan publik dengan melakukan secara rajin,
dengan itikad baik, integritas, dan pengumpulan serta evaluasi bukti yang objektif”. Audit
standard no. 82, disetujui oleh PCAOB sebagai AU 230.07 yang memberikan
klarifikasi lebih lanjut dari kewajiban auditor. Auditor mungkin tidak mendeteksi
ketidakteraturan material, misalnya, karena standar auditing tidak memerlukan otentikasi
dokumen, atau mungkin ada kolusi dan penyembunyian. Auditor bukan merupakan
perusahaan asuransi, juga bukan jaminan.

Oleh karena itu, auditor hanya memberikan jaminan yang wajar untuk mempertahankan
tingkat yang tepat dari skeptisme professional. Dalam mengaudit laporan keuangan harus
dilakukan sesuai dengan standar auditing yang direncanakan dan dilakukan dengan sikap
skeptisisme profesional. Auditor perlu memerhatikan risiko – risiko yang bisa saja terjadi
dan struktur pengendalian internalnya, jika ditemukan risiko yang material maka auditor
membutuhkan banyak bukti dan auditor harus memiliki pengalaman serta pengetahuan yang
luas dalam mengumpulkan bukti – bukti tersebut.

8. Reasonable Assurance (Jaminan yang Wajar)

Bagian akhir dari standard yang berkaitan dengan jaminan yang wajar yaitu
melakukan pelaksanaan profesional untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan terbebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kesalahan atau
penipuan, atau apakah ada kelemahan material yang disebabkan dari tanggal penilaian
manajemen. Jaminan mutlak tidak dapat dicapai karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan. Meskipun jaminan mutlak tidak dapat dicapai tetapi jaminan yang wajar
merupakan jaminan tingkat tinggi. Oleh karena itu, audit dilakukan sesuai dengan standar
perusahaan publik pengawasan akuntansi (united states) walaupun mungkin tidak
mendeteksi kelemahan material dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan atau
salah saji material terhadap laporan keuangan.

Tujuan auditor independen adalah untuk mendapatkan bukti kompeten yang cukup dan
memadai dalam menyatakan pendapat. Bukti sebagian berasal dari konsep pengujian
selektif data yang diaudit, yang melibatkan penilaian mengenai wilayah yang akan diuji,
waktu, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Di samping itu, penilaian diperlukan
dalam menafsirkan atau menentukan hasil pengujian audit dan mengevaluasi bukti audit
dengan integritas yang baik. Sehingga kesalahan - kesalahan dalam penilaian dapat dibuat.

Selanjutnya, presentasi akuntansi mengandung estimasi akuntansi, pengukuran yang secara


inheren tidak pasti dan tergantung pada hasil peristiwa masa depan. Penilaian auditor
profesional dalam mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi berdasarkan informasi yang
cukup dan diharapkan tersedia sebelum selesainya pekerjaan lapangan. Akibat dari faktor-
faktor ini, sebagian besar kasus harus bergantung pada bukti-bukti yang persuasif ketimbang
meyakinkan.

Anda mungkin juga menyukai