Biasanya, ketika orang berbicara tentang etika akuntansi publik, mereka membahas
tanggung jawab auditor independen. Mengaudit laporan keuangan perusahaan milik publik
bukan satu-satunya peran akuntan, tetapi dalam sistem ekonomi saat ini, itu tentu saja
salah satu yang paling penting.
Dengan apa yang dinyatakan oleh Bogle, perekonomian pasar modal dalam melakukan
transaksi dan pengambilan keputusan membutuhkan informasi yang akurat dan jujur. Dalam
transaksi pasar modal, status financial perusahaan adalah informasi yang fital untuk
menentukan pembelian. Tugas auditor adalah membuktikan keakuratan gambaran finansial
perusahaan kepada setiap pengguna laporan keuangan yang akan digunakan untuk membuat
keputusan berdasarkan gambaran tersebut.
Justice Warren membuat pernyataan tentang fungsi dan tanggung jawab auditor yang
disebabkan oleh banyaknya skandal akunting yang mengagetkan investor, regulator dan
politisi pada tahun 2002. Pernyataan tersebut berisi tentang fungsi dan tanggung jawab
auditor yaitu :
1. Untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan telah disajikan dengan benar
berdasarkan posisi finansial perusahaan tersebut.
2. Untuk membuktikan bahwa posisi keuangan dan operasi perusahaan disajikan secara
benar, maka auditor harus memiliki integritas dan kejujuran.
3. Untuk meyakinkan bahwa gambaran telah disajikan secara akurat, penting bahwa
integritas dan kejujuran auditor tidak dibahayakan oleh pengaruh yang tidak baik
4. Auditor harus memliliki independensi yang tinggi untuk pengambilan keputusan suatu
perusahaan yang didasarkan pada informasi yang benar dan akurat
5. Kepercayaan akan luntur jika ada sedikit saja conflict of interest.
Sering kali individu memberikan informasi yang salah untuk menyebabkan pihak lain
melakukan hal yang berlainan dengan apa yang akan dilakukan pihak lain jika diberikan
informasi yang benar dan jujur. Apa yang akan terjadi jika perilaku ini dilakukan secara
universal dan jika semua individu menyajikan kesehatan finansial perusahaan mereka secara
menyesatkan untuk kepentingan sendiri? Dua hal yang akan terjadi:
Tugas Auditor untuk membuktikan kewajaran dari laporan keuangan dengan tanggung jawab
khusus kepada publik. Tanggung jawab ini memberikan akuntan suatu hubungan yang
berbeda terhadap klien dibandingkan dengan hubungan-hubungan profesi lainnya
Mengingat kadang-kadang antara publik dan klien memiliki kepentingan yang berlawanan.
Jelas Auditor menghadapi Conflict of Interest yaitu sebuah konflik berkepentingan yang
terjadi ketika individu atau organisasi yang terlibat dalam berbagai kepentingan, salah satu
yang mungkin bisa merusak motivasi untuk bertindak dalam lainnya. Kasus disini kepada
siapa auditor terutama bertanggung jawab, publik ataukah klien yang membayar tagihan.
Akuntan adalah seseorang yang dikenal profesional dengan demikian mereka harus bersikap
sebagai profesional. Seperti kebanyakan profesional lainnya, yang menawarkan jasa kepada
klien mereka. Tetapi profesi akuntan publik karena termasuk auditor independen, memiliki
fungsi lain. Auditor independen bertindak tidak hanya sebagai pencatat, tetapi juga sebagai
pengevaluasi dari catatan akuntan lainnya “Public Watchdog”.
Pengevaluasian catatan akuntan lain telah menjadi komponen penting dari masyarakat
kapitalis. Terutama masyarakat yang berurusan di pasar uang dan menawarkan saham publik
dan sekuritas. Dalam sistem seperti itu, sangat penting bagi pembeli potensial dari produk
keuangan untuk memiliki representasi akurat dari perusahaan di mana mereka ingin
berinvestasi, kepada siapa mereka bersedia untuk meminjamkan uang, atau dengan siapa
mereka ingin bergabung. Mereka harus memverifikasi kebenaran status keuangan
perusahaan. Dan Peran verifier jatuh kepada akuntan publik-auditor.
Meskipun klien auditor adalah orang-orang yang membayar biaya untuk jasa auditor,
tanggung jawab utama auditor adalah untuk menjaga kepentingan pihak ketiga-publik.
Karena auditor dibebankan dengan kewajiban publik, dia harus menjadi seorang
analis yang tidak memiliki kepentingan (disinterested analyst). kewajiban auditor adalah
untuk menyatakan bahwa laporan publik menggambarkan status kewajaran keuangan
perusahaan baik posisi keuangan dan operasi perusahaan saat itu. Singkatnya, tanggung
jawab auditor adalah untuk menjaga kepercayaan publik, dan “independensi” dari
klien bersifat fundamental terhadap kepercayaan klien yang harus dihormati.
Laporan didefinisikan sebagai peran utama dari auditor independen sebagai perantara antara
laporan keuangan klien, kepada siapa auditor bertanggung jawab. Oleh karena itu, tanggung
jawab utama auditor adalah untuk publik, bukan untuk klien. Jadi, Tanggung jawab utama
auditor adalah memastikan kebenaran laporan keuangan.
Auditor bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat atas apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan atestasi tradisional
menegaskan bahwa laporan keuangan yang “disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum” ini subjek kontroversial dalam literatur etika
akuntansi. tanggung jawab auditor adalah untuk menentukan apakah penilaian manajer dalam
pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi adalah tepat dalam keadaan tertentu.
Tugas auditor tidak hanya bertanggung jawab untuk membuktikan kesesuaian laporan
keuangan, tapi juga bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem auditing
internal dan kontrol memadai. Hal ini tentu mengarah pada kesimpulan bahwa auditor
memiliki kewajiban memeriksa kinerja internal dari prosedur akuntansi perusahaan dan
pengamanannya. auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah akuntan manajemen
memenuhi kewajibannya, dan untuk memastikan kecukupan dan kepatuhan terhadap
pengendalian audit internal.
Tanggung jawab auditor lainnya adalah untuk menyampaikan setiap ketidakpastian yang
signifikan terdeteksi dalam laporan keuangan. Selanjutnya, laporan tersebut menjelaskan
tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan, kesalahan, dan
penyimpangan. kewajiban penting auditor adalah kewajiban untuk
mempertahankan independensi.
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices
Board, pada tahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:
5. Independence (Independensi)
Dalam memenuhi tanggung jawab auditor, sangat penting bahwa auditor mempertahankan
independensinya. auditor eksternal harus independen dari klien. Tapi
harus independen total yaitu loyalitas penuh kepada publik agar kepercayaan publik (trust)
terjaga, dan istilah Independen total digunakan oleh Justice Burger. Artinya akuntan
publik melakukan fungsi khusus karena memiliki kewajiban menjaga loyalitas untuk
kreditor, shareholders, dan publik. Fungsi “public watchdog” menghendaki auditor betul-
betul independen dari klien dan memegang teguh kepercayaan publik.
American Institute of Certified Public Accountants AICPA kode etik profesi mengenali dua
jenis independensi:
ISB mengartikan independensi auditor sebagai “kebebasan dari tekanan-tekanan dan faktor-
faktor lain yang membahayakan, kemampuan auditor untuk membuat keputusan audit yang
berisi atau tidak bias.” Tujuan independensi “untuk mendukung pengguna, dan meningkatkan
efisiensi manajemen”
Empat prinsip dasar dan empat konsep pedoman ISB untuk menentukan apa yang
mengganggu dan bantuan Independensi adalah:
1. Threats (Ancaman)
2. Safeguards (Perlindungan)
3. Independent risk (risiko Independensi)
4. Significance of threats/Effectiveness of safeguards (ancaman yang signifikan
/efektivitas pengamanan)
a. Keputusan bisnis/data yang sedang ditinjau oleh akuntan profesional yang sama
yang membuat keputusan bisnis/penyiapan data tersebut
3. Advocacy threats (Ancaman advokasi)
Ancaman Advokasi dapat timbul bila akuntan profesional mendukung suatu posisi atau
pendapat sampai titik dimana objektivitas dapat dikompromikan.
a. Hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang mempunyai pengaruh pada
keputusan bisnis.
b. Penerimaan hadiah atau perlakuan khusus, kecuali nilainya tidak segnifikan
Ancaman Intimidasi dapat timbul jika akuntan profesional dihalang untuk bertindak
objektif, baik secara nyata maupun dipersepsikan.
a. Ancaman pemecatan akuntan profesional dalam bisnis atau anggota keluarga dekat
atas ketidaksetujuan penerapan prinsip akuntansi atau cara penerapannya.
b. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang dominan berusaha memengaruhi proses
pengambilan keputusan
Masalah dengan independensi auditor, menurut Cohn, muncul dari dua tempat:
Menurut Independence Standard Board (ISB) yang mengurangi atau menghilangkan ancaman
terhadap independensi auditor adalah larangan, pembatasan, pengungkapan, kebijakan,
prosedur, praktek, standar, aturan, pengurusan kelembagaan, dan kondisi lingkungan. Risiko
independensi terjadi karena kurangnya pengamanan, kompromi, dan kemampuan auditor
dalam membuat keputusan.
Seorang auditor harus bisa menilai tingkat resiko yang mungkin bisa menjadi amcaman.
Misalnya, auditor yang mengaudit perusahaan keluarganya atau mengaudit perusahaan yang
auditor tersebut menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan tersebut.
Laporan digunakan auditor untuk mengevaluasi apakah independensi yang mereka miliki
akan melindungi mereka dari risiko yang akan membahayakan penilaian atau audit
mereka. Ada 4 prinsip-prinsip yang digunakan untuk menentukan independensi auditor.
prinsip – prinsipnya adalah sebagai berikut:
Auditor yang independen tidak hanya mendapatkan pengakuan dari dirinya sendiri atau
perusahaan tetapi juga harus mendapatkan kepercayaan publik bahwa seorang auditor
tersebut benar – benar memiliki independensi.
SEC membuat persyaratan tentang independensi auditor dalam aturan 2-01 yang
memaparkan empat prinsip, yang berfokus pada apakah hubungan auditor klien atau
penyediaan layanan. Menciptakan:
1. kepentingan bersama atau saling bertentangan antara akuntan dan klien audit
2. menempatkan akuntan di posisi audit
3. akuntan yang bertindak sebagai manajemen atau karyawan dari klien audit
4. menempatkan akuntan dalam posisi sebagai advokat untuk klien audit.
Akhirnya, aturan 2-10 melarang hubungan spesifik tertentu, termasuk hubungan keuangan,
hubungan kerja, hubungan bisnis, hubungan di mana perusahaan audit melakukan layanan
non audit kepada klien. Aturan 2-10 juga mencakup persyaratan mengenai rotasi mitra dan
administrasi komite audit. Alasan untuk menghindarinya agar tidak munculnya konflik
kepentingan, yang mungkin mempengaruhi independensi auditor, yang jelas untuk membuat
penilaian yang baik maka pernyataan yang dibuat oleh akuntan harus terbebas dari konflik
kepentingan atau hal – hal yang hanya dapat menguntungkan diri sendiri.
“Sikap kehati – hatian atau curiga harus dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit
dan penyusunan laporan karena membebankan tanggung jawab pada setiap profesional
dalam organisasi auditor independen untuk mengamati standar pekerjaan lapangan dan
pelaporan”. Selain memiliki keterampilan yang diperlukan, standar AICPA menetapkan
bahwa auditor harus mempertahankan skeptisisme profesional, bisa dibilang salah satu
tanggung jawab yang paling penting auditor:
“Skeptisisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran pertanyaan dan penilaian
kritis terhadap bukti audit. Auditor menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan atau yang disebut oleh profesi akuntan publik dengan melakukan secara rajin,
dengan itikad baik, integritas, dan pengumpulan serta evaluasi bukti yang objektif”. Audit
standard no. 82, disetujui oleh PCAOB sebagai AU 230.07 yang memberikan
klarifikasi lebih lanjut dari kewajiban auditor. Auditor mungkin tidak mendeteksi
ketidakteraturan material, misalnya, karena standar auditing tidak memerlukan otentikasi
dokumen, atau mungkin ada kolusi dan penyembunyian. Auditor bukan merupakan
perusahaan asuransi, juga bukan jaminan.
Oleh karena itu, auditor hanya memberikan jaminan yang wajar untuk mempertahankan
tingkat yang tepat dari skeptisme professional. Dalam mengaudit laporan keuangan harus
dilakukan sesuai dengan standar auditing yang direncanakan dan dilakukan dengan sikap
skeptisisme profesional. Auditor perlu memerhatikan risiko – risiko yang bisa saja terjadi
dan struktur pengendalian internalnya, jika ditemukan risiko yang material maka auditor
membutuhkan banyak bukti dan auditor harus memiliki pengalaman serta pengetahuan yang
luas dalam mengumpulkan bukti – bukti tersebut.
Bagian akhir dari standard yang berkaitan dengan jaminan yang wajar yaitu
melakukan pelaksanaan profesional untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan terbebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kesalahan atau
penipuan, atau apakah ada kelemahan material yang disebabkan dari tanggal penilaian
manajemen. Jaminan mutlak tidak dapat dicapai karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan. Meskipun jaminan mutlak tidak dapat dicapai tetapi jaminan yang wajar
merupakan jaminan tingkat tinggi. Oleh karena itu, audit dilakukan sesuai dengan standar
perusahaan publik pengawasan akuntansi (united states) walaupun mungkin tidak
mendeteksi kelemahan material dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan atau
salah saji material terhadap laporan keuangan.
Tujuan auditor independen adalah untuk mendapatkan bukti kompeten yang cukup dan
memadai dalam menyatakan pendapat. Bukti sebagian berasal dari konsep pengujian
selektif data yang diaudit, yang melibatkan penilaian mengenai wilayah yang akan diuji,
waktu, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Di samping itu, penilaian diperlukan
dalam menafsirkan atau menentukan hasil pengujian audit dan mengevaluasi bukti audit
dengan integritas yang baik. Sehingga kesalahan - kesalahan dalam penilaian dapat dibuat.