T A H U N 2012 - 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, kami telah dapat menyusun Rencana Strategis
(Renstra) berdasarkan surat edaran Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh dengan nomor surat :
050/16371/2012, perihal penyusunan Renstra SKPA Tahun 2012 - 2017 yang disesuaikan
penyusunannya menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Renstra ini mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh periode Tahun 2012 - 2017.
Selanjutnya, Renstra ini juga mengacu kepada Renstra Kementerian/Lembaga Tenaga
Kerja dan Transmigrasi yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Tahun 2010 - 2014 dan juga memuat arahan mandat undang-undang, tugas,
fungsi, kewenangan, visi, misi dan tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
serta rincian program/kegiatan tahun 2012 -2017.
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dapat menjadi acuan bagi
setiap bidang di lingkungan Dinas dalam menyusun program/kegiatan setiap tahun mulai tahun
2013 hingga tahun 2017 dan diharapkan dapat memberikan arah, tujuan dan sasaran
pembangunan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang lebih berhasil guna serta
dapat dipertanggungjawabkan. Semoga dokumen ini bermanfaat dalam penyusunan program,
rencana kerja serta anggaran pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas PendudukAceh selama
periode 5 (lima) tahun ke depan.
Ir. ZULKIFLI, MM
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................
DAFTAR ISI
........................................................................................................................
ii
iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................
vi
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................
18
26
26
58
81
86
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih ............................................................................................
95
101
BAB IV
108
108
113
116
117
118
127
127
131
135
135
135
149
DAFTAR ISI
ii
BAB V
149
151
BAB VI
152
181
181
BAB VII
183
183
184
184
184
185
185
PENUTUP...........................................................................................................
193
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1
19
Tabel. 2.2
19
Tabel. 2.3
21
Tabel
2.4
27
Tabel
2.5
31
Tabel
2.6
32
Tabel
2.7
33
Tabel
2.8
36
Tabel
2.9
38
Tabel
39
Tabel
2.11 Pelatihan Keterampilan bagi Pencari Kerja APBA Tahun 2012 ..................
39
Tabel. 2.12 Peserta Program Tenaga Kerja Mandiri Terampil di Provinsi Aceh 2012
40
Tabel
2.13 Peserta Program Padat Karya Produktif Tahun 2012 menurut Kab./kota.
42
Tabel
44
Tabel
45
Tabel. 2.16 Peserta Program Teknologi Tepat Guna menurut Kab/Kota ......................
46
Tabel. 2.17 Kondisi Hubungan Industrial di Provinsi Aceh Tahun 2012 .....................
48
50
Tabel
51
Tabel
52
Tabel
53
Tabel
54
Tabel
55
Tabel
60
Tabel
2.25 Jumlah Gampong yang berasal dari Lokasi Transmigrasi sampai tahun 1999
61
Tabel
62
Tabel
64
Tabel
68
Tabel
75
Tabel
3.1
87
Tabel. 3.2
94
Tabel
3.3
Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ............
Tabel
3.4
Tabel
3.5
96
101
iv
104
Tabel
3.6
107
Tabel. 3.7
108
Tabel
110
3.8
Tabel. 3.9
Tabel
3.10 Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk.........................................................................................
Tabel
112
115
115
118
Tabel
119
Tabel
119
Tabel
120
123
Tabel
4.1
128
Tabel. 4.2
131
Tabel
4.3
131
Tabel
133
Tabel
4.5
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh ...............................................................................................
137
Tabel. 4.6
149
Tabel
5.1
156
Tabel
5.2
Tabel
5.3
178
Tabel
5.4
179
Tabel. 5.5
182
Tabel
6.1
DAFTAR ISI
187
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh Tahun 2011 ......................................................................
Gambar 2.2 Proporsi Angkatan Kerja Menurut Pendidik Tahun 2007 2012 (%) ....
26
Gambar 2.3 Tingkat Partipasi Angkatan Kerja Tahun 2007 -2012 .............................
28
Gambar 2.4 Proporsi Penduduk bekerja menurut Pendidikan Tahun 2007 -2012 ....
29
Gambar 2.5 Proporsi Penduduk bekerja menurut Lapangan usaha Tahun 2007- 2012
29
Gambar 2.6 Proporsi Penduduk bekerja menurut Status Pekerjaan Tahun 2008-2012
30
33
DAFTAR ISI
vi
PEMERINTAH ACEH
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK
Jln. Krueng Jambo Ayee - Geuceu Komplek, Telp. 0651-42115, 46542. Fax. 0651-46798
E-mail : disnakermobduk@acehprov.go.id website : www.disnakermobduk.acehprov.go.id
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
NOMOR: 17 / IV / 2014
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH TAHUN 2012 - 2017
DENGAN RAHMAT ALLAH SWT
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 19 ayat (2) Undang- Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, dan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
Nomor
Tahun
1951
tentang
Pernyataan
Otonom
Provinsi
Atjeh
dan
Perubahan
Peraturan
5.
Di
Perusahaan
(Lembaran
Negara
Republik
6.
7.
8.
9.
Undang-undang
Nomor
17
Tahun
2003
Tentang
Keuangan
Hubungan
Industrial (Lembaran
Negara
Republik
Nomor
17
Tahun
2007
Tentang
Rencana
Aceh
Nomor 2
Tahun
Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan
Dana Otonomi Khusus.
29. Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2013 Tentang RPJM Aceh Periode
Tahun 2012 2017;
30. Keputusan Gubernur Aceh Nomor 050/428/2014 Tentang Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Aceh Tahun 2012-2017.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KESATU : Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun
2012 - 2017 sebagaimana dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ir.ZUFKIFLI, MM
NIP.19620621 1992 03 1 002
Pembina Utama Muda
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Terselenggaranya Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (Good Corporate Governance)
merupakan prasyarat bagi setiap SKPD untuk mewujudkan cita-cita luhur para pendiri negara
(founding fathers) agar tercipta masyarakat adil dan makmur sebagai mana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Dalam rangka mencapai hal itu diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem perencanaan yang tepat, jelas dan legimated, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berhasilguna dan berdayaguna.
Untuk menerapkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, serta Undang-Undang Nomor 17 tahun 2004 tentang Pengelolaan keuangan Negara,
maka Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan Jangka Panjang
(RPJP), Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Strategis Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).
Paradigma Perencanaan Pembangunan dewasa ini menghendaki agar pendekatan
perencanaan mengintegrasikan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom
up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah memiliki kaidah
penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, akuntabel dan konsisten dengan
rencana lain yang relevan sehingga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek
yang perlu diperhatikan. Untuk mendapatkan dukungan optimal bagi implementasi rencana
yang telah disusun, keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan
perencanaan menjadi sangat penting.
Dalam kaitan dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra merupakan langkah awal untuk mengukur
kinerja instansi pemerintah, sehingga perencanaan strategis merupakan integrasi antar sumber
daya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global
serta tetap berada dalam tatanan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan menganalisis
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang
ada atau mungkin timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi
yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi
perkembangan masa depan.
Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut maka Pemerintah Aceh menyusun dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) tahun 2012 2017 sebagai penjabaran
Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih. Berkaitan dengan hal tersebut maka Dinas Tenaga
Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh menyusun Renstra sebagai upaya untuk menjabarkan
RPJMA dalam ruang lingkup tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh.
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh mengandung nilai yang urgen
dan strategis karena sangat bermanfaat dan diperlukan untuk beberapa alasan yaitu :
B A B I
PENDAHULUAN
a. Antisipatif
Berbagai perkembangan yang sangat cepat dalam era globalisasi mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan penyediaan pelayanan dasar (basic service) yang lebih prima bagi
masyarakat, perlunya pengembangan sektor unggulan (core competences) daerah, semakin
menipisnya sumber daya, serta semakin beragamnya tuntutan pelayanan yang harus disediakan.
Hal ini yang mendorong Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk melakukan
perubahan mendasar sehingga perencanaan strategis diharapkan dapat mendukung perubahan
secara proaktif yang tidak hanya reaktif terhadap perubahan yang terjadi.
b. Managerial
Perencanaan strategis akan menuntun diagnosa organisasi terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan secara obyektif. Dengan adanya perencanaan strategis dapat membangun strategi
sebagai bagian penting organisasi yang berorientasi hasil. kapabilitas dan sumber daya
difokuskan secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan.
c. Futuristic
Perencanaan strategis memungkinkan untuk memberikan komitmen terhadap aktivitas
dan kegiatan di masa mendatang. Sehingga membutuhkan pengumpulan data dan informasi
secara menyeluruh untuk menyiapkan analisis atas berbagai alternatif dan implikasi yang dapat
diarahkan pada masa mendatang.
d. Adaptif
Fleksibilitas merupakan kriteria yang sangat penting dalam perencanaan strategis
walaupun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan jangka menengah. Penyesuaian
Renstra terhadap perkembangan yang muncul dapat dilakukan untuk memanfaatkan peluang
yang ada. Capaian terhadap indikator kinerja dan mengukur kemajuan capaian hasil tetap
menjadi fokus utama dalam perencanaan strategis.
e. Pelayanan Prima (Service Excelence)
Dalam era globalisasi ini pelayanan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder) merupakan hal yang utama untuk diperhatikan. Disamping itu,
dalam era keterbukaan masyarakat menuntut instansi pemerintah dan aparatur untuk
memberikan pelayanan yang prima. Kepuasan pelayanan terhadap pelanggan dan stakeholder
merupakan faktor utama keberhasilan bagi setiap organisasi publik. Untuk itu pola-pola
pelayanan yang perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan
stakeholder.
f.Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Corporate Governance)
Guna mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik (good corporate governance)
perencanaan strategis harus mengutamakan prinsip - prinsip kepemerintahan yang baik. Paling
tidak terdapat tiga prinsip yang harus selalu diperhatikan yakni transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas. Implementasi perencanaan strategis harus dilakukan secara transparan,
partisipatif dan akuntabel baik dalam proses pengambilan keputusan yang teratur maupun
dalam penentuan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi publik. Selain itu aparatur juga
harus memiliki etika moral yang baik dengan menghindari praktek - praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Renstra SKPD ini merupakan satu dokumen Perencanaan resmi yang dipersyaratkan untuk
mengarahkan pelayanan SKPD khususnya dan Pembangunan Daerah pada umumnya dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan. Renstra SKPD ini dibangun berdasarkan komitmen dan
B A B I
PENDAHULUAN
kesepakatan dari semua Stakeholder. Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan jangka
menengah untuk dituangkan ke dalam Rencana Tahunan, Renja SKPD, RKA SKPD dan APBD.
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
mempunyai hubungan
dengan beberapa dokumen perencanaan lainnya. Hubungan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Aceh merupakan dokumen perencanaan untuk
periode 20 (dua puluh) tahun, dimana periode Renstra ini merupakan segmen awal dari
periode RPJP tersebut. RPJP Aceh merupakan pedoman dalam penyusunan RPJM Aceh
sementara RPJM tersebut menjadi Pedoman dalam penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk Aceh saat ini.
b. Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM) Aceh sebagai dokumen perencanaan untuk
periode 5 (lima) tahun, merupakan pedoman dalam Penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk Aceh. Rancangan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh berpedoman pada RPJMA. Selanjutnya Renstra Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh ini ditetapkan setelah disesuaikan dengan RPJMA.
c. Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) merupakan dokumen Perencanaan Pemerintah Aceh
untuk periode 1 (satu) tahun dan Penjabaran dari RPJM Aceh. RKP Aceh menjadi acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Aceh (Renja-SKPA) dan berpedoman pada
Renstra SKPA ini. Selanjutnya RKPA menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBA.
Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sebagai dokumen
perencanaan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk periode 1 (satu) tahun,
merupakan penjabaran dari Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Oleh
karena itu, penyusunannya berpedoman pada renstra ini dan mengacu pada Rencana Kerja
Pemerintah Aceh.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidang ketenagakerjaan maka dalam renstra
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk juga mengacu pada Standar Pelayanan Minimal
sebagaimana yang diatur dalam Permendagri No.54 tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yaitu SPM
bidang ketenagakerjaan sesuai dengan Permenakertrans No.15 tahun 2010
tentang SPM
pelayanan
publik
yang
diberikan
pemerintah
daerah
khususnya
bidang
ketenagakerjaan. Artinya, SPM itu juga merupakan alat ukur untuk memantau kinerja
pemerintah daerah. Hal ini terutama terkait dengan urusan wajib pemerintah daerah (sesuai UU
32 Tahun 2004), daerah memiliki urusan wajib dan urusan pilihan.
Jadi, SPM ini terkait dengan pelaksanaan urusan wajib yang sebenarnya merupakan
pelayanan dasar yang salah satunya
konstitusional oleh Undang - undang. Penerapan SPM ini juga diharapkan sebagai upaya
pemerintah daerah untuk lebih memperbaiki kinerja pelayanan kepada masyarakat.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Adapun maksud penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan yang memberikan arah kebijakan,
B A B I
PENDAHULUAN
program dan sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun ke depan yang
menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh tahun 2012 2017.
1.2.2. Tujuan
Secara umum tujuan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh adalah :
a. Pedoman penyusunan Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
b. Pedoman dalam rangka untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang
guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi
c. Instrumen untuk mengukur kinerja pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh
d. Untuk menampung aspirasi masyarakat serta membangun konsensus antar stakeholder
1.3. Landasan Hukum
Landasan hukum utama yang mengatur sistem, mekanisme, proses dan prosedur tentang
Renstra SKPD khususnya dan perencanaan pada umumnya yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pemerintahan,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014.
16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.
B A B I
PENDAHULUAN
18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014.
19. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor15 tahun 2010 tentang SPM
Ketenagakerjaan sebagaimana diubah dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 04 tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.15/Men/X/2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Ketenagakerjaan.
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
21. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas,
Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
22. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh.
23. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil
Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus.
24. Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Aceh Tahun 2012-2017.
25. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi
Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam.
26. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 112 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan
Struktural dan Non Struktural Umum di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
27. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
28. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 Tentang RPJM Aceh Periode Tahun
20122017.
1.4 Sistematika Penulisan
1.4.1 Teknik Penyusunan Renstra
Untuk menyusun Renstra SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh,
diperlukan data pendukung baik berupa data primer maupun sekunder. Data primer diperoleh
secara langsung dari hasil observasi dan indepth interview terhadap masing masing bagian,
bidang, seksi dan sub bag di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk
mengetahui sejauh mana visi dan misi sampai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Data sekunder merupakan data penunjang / pelengkap dari data pemerintah yaitu berupa
gambaran umum ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Aceh dan gambaran umum wilayah
Provinsi Aceh dari Bappeda, BPS, serta data dari masing-masing bagian / bidang, seksi dan sub
bag di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif, kuantitatif dan disusun menurut
metode content analysis, yaitu penyusunan data yang disesuaikan dengan tujuan penyusunan
untuk selanjutnya dilakukan verifikasi dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Akhirnya data
yang sudah tersusun tersebut kemudian diintegrasikan dalam bentuk dokumen Renstra Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
B A B I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum penyusunan Renstra SKPA yang terdiri
dari : latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan dan sistematika penulisan
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh tahun 2012 2017.
BAB II.
BAB III.
BAB IV.
BAB V.
BAB VI.
INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMA
Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja SKPA yang secara langsung menunjukkan
kinerja yang akan dicapai SKPA dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJM Aceh.
BAB VII.
PENUTUP
B A B I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPA
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPA
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun
2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah
Provinsi Aceh mempunyai tugas melaksanakan tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di
bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku, dalam hal melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan guna penegakan hukum dan
menciptakan hubungan industrial yang harmonis serta mengembangkan
pelatihan,
produktifitas
tenaga
kerja,
administrasi
kependudukan
dan
penyelenggaraan ketransmigrasian.
e. Menyiapkan bahan rekomendasi penetapan upah minimum provinsi dan kabupaten/kota serta
mengawasi pelaksanaannya.
f. Menyelesaikan
perselisihan
hubungan
industrial,
syarat-syarat
kerja,
pengawasan
dan
Dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh 7 (tujuh) bidang, 1 (satu) sekretariat dan 3 (tiga)
UPTD sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok
dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam dan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 112 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas
Jabatan Struktural dan Non Struktural Umum di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh serta Peraturan Gubernur Aceh Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi
Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Adapun struktur organisasi pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
2.1.1
Sekretariat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 pada pasal 34, 35, 36, 37 dan 38,
Sekretariat merupakan unsur pembantu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
dibidang pelayanan administrasi, umum, kepegawaian, tata laksana dan keuangan yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Adapun tugas Sekretariat adalah mengelola urusan administrasi, umum, perlengkapan,
peralatan, kerumahtanggaan, perpustakaan, keuangan, dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, barang inventaris, aset, perlengkapan,
peralatan, pemeliharaan dan perpustakaan.
b. Pembinaan kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan serta
hubungan masyarakat.
c. Pengelolaan administrasi keuangan, dan
d. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat dibantu oleh 3 (tiga) Sub bagian yang
dipimpin oleh masing-masing seorang Kepala Sub bagian dan bertanggungjawab kepada Sekretaris
sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing Sub bagian tersebut
adalah :
a. Sub Bagian Umum
Mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, barang inventaris, aset,
perlengkapan, peralatan, pemeliharaan dan perpustakaan.
b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana
Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan
perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokoler.
c. Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, verifikasi, perbendaharaan,
pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.
B A B II
T A H U N 2012 - 2017
Gambar 2.1
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
B aga n O rga nisa si da n T a ta K e rja
Din as T e naga K er ja dan M o bilitas Pe nduduk
Pr ov insi N anggr o e A ce h Da ru ss ala m
K E PAL A D IN AS
(Q a n u n No . 5 T ah u n 2 0 0 7 , T g l, 5 Ok t o b e r 2 0 0 7 )
S EK R E TA R I S
K E L O M P O K JA BA T A N
F U N G S ION A L
K a . S UB B AG IA N
U M UM
K a . BID AN G P RO G R AM
DA N P E LAP O RA N
K a . B ID AN G
P E NG EM BAN G A N
SU M BE R D A Y A
KA W AS AN
K a . S U B B AG IA N
K E P EG A W AIAN D A N
T AT A LA KS AN A
K a . B IDA N G A D M .
K E P EN D UD U K AN D AN
P ER P IND A H AN
Ka . SU B BA G IAN
KE U AN G AN
Ka . BID AN G
P E N G AW A SA N
K ET EN AG A KE RJA AN
K a . B IDA N G
H U BU N G AN
IN D US T R IAL D AN
JAM SO S T E K
K a . B IDA N G
P E NG E M BAN G A N
S D M D AN
P E RLU A SA N
KE S EM P AT A N KE RJA
K a . S EK S I D A T A D AN
INF O RM A S I
K a . S EK S I N O RM A
K ER JA, T E NA G A
K E RJA W A N IT A DA N
AN AK
Ka . SE K SI
P E NG UP AH AN ,
JAM INA N S O SIA L D AN
T EN A G A KE RJA
K a . SE K SI
P E N G E M BA NG AN
S UM BE R D AY A
M AN U S IA
K a . S E KS I
P EN Y ED IAA N AR EA L
DA N
P EN D AY A G UN AA N
L AH AN
K a . S EK S I
P EN Y US U NA N
P RO G R AM
K a . S E KS I
K ES E H AT A N KE RJA
D AN L IN G K U N G AN
K E RJA
K a . S EK S I H U BU N G AN
IND U S T RIA L DA N
KE LE M BA G A AN
K E T EN AG AK ER JAAN
K a . SE K SI
P E M A G AN G A N,
P EN EM P AT A N D AN
IZIN T EN AG A A SIN G
Ka . SE KS I P EN Y IA P AN
S A RAN A D AN
P R AS AR AN A
PE R M U KIM AN
Ka . SE K SI
P EN Y U LUH A N D AN
P EN AT AAN
P E ND U D UK
K a . S EK S I
PE LA YA NA N D AN
BIN A P OT EN S I
K a . S EK S I E V AL UAS I
D AN P E LAP O R AN
K a . S E KS I
K ES E LAM AT A N
K E RJA
Ka . SE K SI
P E NY E LE SA IAN
P ER S ELIS IH A N
H UB UN G A N
IN D U ST RIAL
K a . SE K SI
P E N IN G KA T AN
IN S T R UK T U R D AN
KE LE M B AG A AN
K a . S E KS I
KE S ER AS IAN
LIN G K UN G AN D AN
LA Y AK H U N I
Ka . SE K SI
P EN G E RA H AN D AN
P E NE M P A T AN
K a . S EK S I
K ELE M B AG A AN D A N
K EM IT RAA N
K a . S EK S I
ID E N T IFIKA S I D AN
RE G IS T RA S I
K a . B IDA N G
P E M B ER DA Y AAN
M A SY A RAK AT
KA W A S AN
T RAN S M IG RAS I
K a . S EK S I S AR AN A
P RO D U KS I D AN
P EN G O LA H AN H A S IL
K a. U N I T PE L AK S A N A
T E KN I S D IN AS
B A B II
2.1.2
Bidang Program dan Pelaporan adalah unsur pelaksana teknis penyusunan program, data dan
informasi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk
yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di
Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu pada Pasal 39, 40, 41,
42 dan 43. Bidang Program dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan
program tahunan, jangka menengah dan jangka panjang, penelitian, pengkajian, pengembangan, data,
informasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan ketenagakerjaan dan mobilitas
penduduk.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Program dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang.
b. Penyusunan rencana anggaran yang bersumber dari APBA, APBN dan sumber dana lainnya.
c. Penelitian, pengkajian dan pengembangan ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk.
d. Penyusunan rencana strategis, laporan akuntabilitas kinerja dan rencana kinerja Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk Aceh, dan
e. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Bidang Program dan Pelaporan dibantu oleh 3
(tiga) seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang Kepala Seksi dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bidang Program dan Pelaporan sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun tugas dan fungsi dari
masing-masing seksi tersebut adalah :
a. Seksi Data dan Informasi
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, pengembangan, data dan informasi bidang
ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk.
b. Seksi Penyusunan Program
Mempunyai tugas menyusun program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang,
rencana anggaran yang bersumber dari APBA, APBN dan sumber dana lainnya serta penyusunan
rencana strategis.
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, evaluasi, pelaporan akuntabilitas kinerja dan
rencana kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
2.1.3 Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 pada pasal 44, 45, 46 47 dan 48,
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan adalah unsur pelaksana teknis untuk pengawasan norma kerja,
tenaga kerja wanita dan anak, kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja serta keselamatan kerja.
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengawasan norma kerja, tenaga kerja wanita dan anak.
b. Pengawasan kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja.
B A B II
10
pelaksana teknis untuk pengupahan, jaminan sosial, kesejahteraan, hubungan industrial, kelembagaan
dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 pada Pasal 49, 50, 51, 52 dan
53. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan
standarisasi
pengupahan,
jaminan
sosial,
kesejahteraan,
pembinaan
hubungan
industrial,
11
e. Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka hubungan industrial dan jaminan sosial
ketenagakerjaan.
f. Pelaksana tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, Bidang Hubungan Industrial Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan dibantu oleh 3 (tiga) seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang Kepala Seksi
dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun tugas dan fungsi
dari masing-masing seksi tersebut adalah :
a. Seksi Pengupahan, Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja
Mempunyai tugas merumuskan bahan standarisasi pengupahan, jaminan sosial dan kesejahteraan
tenaga kerja, penetapan upah minimum provinsi, pengembangan jaminan sosial tenaga kerja,
pembinaan persyaratan kerja, perjanjian kerja waktu tertentu, waktu tidak tertentu, fasilitas
peraturan perusahaan, kesepakatan kerja bersama dan rekomendasi pendirian perusahaan
penyediaan tenaga kerja.
b. Seksi Hubungan Industrial
Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan hubungan industrial, serikat pekerja/buruh, asosiasi
pengusaha, pemasyarakatan hubungan industrial dan pemberdayaan kelembagaan ketenagakerjaan.
c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Mempunyai tugas melakukan mediasi perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan
kerja, bantuan hukum, pencegahan pemogokan, penutupan usaha, deteksi dini dan penyelesaian
perselisihan di luar pengadilan.
2.1.5 Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Perluasan Kesempatan Kerja.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 dimana pada Pasal 54, 55, 56, 57
dan 58, Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Perluasan Kesempatan Kerja adalah unsur
pelaksana teknis untuk pengembangan sumberdaya manusia, pemagangan, penempatan izin tenaga
kerja asing, peningkatan kualitas instruktur dan kelembagaan.
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Perluasan Kesempatan Kerja ( PKK)
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan dan perencanaan pelatihan tenaga kerja.
b. Fasilitasi pemagangan, penempatan tenaga kerja, pemberian izin serta pembatasan penggunaan
tenaga kerja asing.
c. Pembinaan program kelembagaan dan tenaga kerja instruktur.
d. Penyusunan data base instruktur, peningkatan kapasitas instruktur dan kelembagaan tenaga kerja.
e. Perumusan bahan standarisasi, sertifikasi kompetensi kerja dan rekomendasi pendirian lembaga
pelatihan kerja swasta.
f. Pembinaan balai latihan kerja, lembaga pelatihan swasta dan lembaga uji keterampilan, dan
g. Pelaksana tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
B A B II
12
Dalam melakukan tugas dan fungsinya tersebut, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Perluasan Kesempatan Kerja dibantu oleh 3 (tiga) seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang
Kepala Seksi dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun
tugas dan fungsi dari masing-masing seksi tersebut adalah :
a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Mempunyai tugas merumuskan, merencanakan dan melaksanakan bimbingan kepada masyarakat,
lembaga swasta, instansi pemerintah, usaha mandiri dan penerapan teknologi tepat guna.
b. Seksi Pemagangan, Penempatan dan Izin Tenaga Kerja Asing
Mempunyai tugas merumuskan dan mengembangkan program pemagangan, lembaga pelatihan,
perusahaan pelaksana
penyandang cacat, asing, penempatan tenaga kerja ke luar negeri, rekomendasi dan pembatasan
tenaga kerja asing.
c. Seksi Peningkatan Instruktur dan Kelembagaan
Mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi instruktur dan lembaga pelatihan, peningkatan
kualitas instruktur dan lembaga pelatihan, fasilitas standarisasi, informasi pasar kerja, sertifikasi
tenaga kerja dan akreditasi lembaga pelatihan.
2.1.6 Bidang Pengembangan Sumber Daya Kawasan (PSDK)
Bidang Pengembangan Sumber Daya Kawasan (PSDK) adalah unsur pelaksana teknis untuk
penyediaan areal, pendayagunaan sumberdaya lahan, prasarana dan sarana permukiman, keserasian
lingkungan dan layak huni yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 pada Pasal 59, 60, 61, 62 dan 63. Bidang
Pengembangan Sumber Daya Kawasan (PSDK) mempunyai tugas menyiapkan areal, pendayagunaan
lahan, prasarana dan sarana permukiman transmigrasi, keserasian lingkungan, layak huni dan
perencanaan teknik kawasan permukiman.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan Sumber Daya Kawasan (PSDK)
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
b.
c.
Penyediaan lingkungan transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak
lingkungan.
d.
Koordinasi dengan instansi terkait di bidang pengembangan sumber daya kawasan transmigrasi
dan masyarakat sekitar, dan
e.
Pelaksana tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pengembangan Sumber Daya Kawasan (PSDK)
dibantu oleh 3 (tiga) seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang Kepala Seksi dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun tugas dan fungsi
dari masing-masing seksi tersebut adalah :
a. Seksi Penyediaan Areal dan Pendayagunaan Lahan
Mempunyai tugas menyediakan areal dan pendayagunaan lahan, melaksanakan analisis dan
penyusunan rencana tata ruang yang representatif sesuai peruntukkannya serta pengurusan hak
kepemilikan atas tanah.
B A B II
13
B A B II
14
15
seorang Kepala UPTD dan berada dibawah serta bertanggungjawab kepada Kepala Dinas (Bab III, Pasal
3).
Adapun tugas, pokok dan fungsi dari UPTD Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja
adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
dibidang penyusunan program, pelaksanaan promosi, pelayanan informasi serta pengembangan
peningkatan produktivitas tenaga kerja tingkat sektoral dan regional (Bab III, Pasal 4).
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut diatas, UPTD Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga
Kerja mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan program perencanaan produktivitas tenaga kerja.
b. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
c. Promosi kemampuan dan kompetensi tenaga kerja.
d. Informasi ketersediaan peluang kerja.
e. Pengembangan produktivitas tingkat daerah, regional, nasional dan internasional.
f. Bimbingan teknis produktivitas tenaga kerja dan
g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, UPTD Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga
Kerja dibantu oleh 1 (satu) bagian dan 2 (dua) seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang eselon
IV dan bertanggungjawab kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun tugas dan
fungsi masing-masing sub bagian dan seksi tersebut adalah :
a. Sub Bagian Tata Usaha.
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program kerja UPTD Balai Pengembangan
Produktivitas Tenaga Kerja, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan,
kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan
UPTD.
b. Seksi Pelatihan dan Pengukuran Produktivitas.
Mempunyai tugas melaksanakan pelatihan dan pengukuran produktivitas tenaga kerja,
pengembangan kapasitas kelembagaan, pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
c. Seksi Penyuluhan dan Konsultansi Produktivitas
Mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan informasi dan konsultansi dalam rangka
peningkatan produktivitas tenaga kerja, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
B A B II
16
tugas
melaksanakan
penyusunan/penyiapan
administrasi
pelatihan
dan
pendampingan, alat tulis, akomodasi dan tempat penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan.
c. Seksi Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait untuk
menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
2.1.11 UPTD Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
UPTD Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan perangkat teknis operasional
dan/atau teknis penunjang pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh yang dipimpin oleh
seorang Kepala UPTD dan berada di bawah serta bertanggungjawab kepada Kepala Dinas (Bab III, Pasal
24).
Adapun tugas, pokok dan fungsi dari UPTD Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang di
bidang pemberdayaan tenaga kerja dan transmigrasi (Bab III, Pasal 25).
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, UPTD Pemberdayaan Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan program perencanaan bidang pemberdayaan tenaga kerja dan transmigrasi.
b. Urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
c. Koordinasi dengan dinas Kabupaten/Kota yang menangani ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
d. Pembinaan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
e. Program penguatan sektor sosial ekonomi, sosial budaya dan sosial masyarakat di lapangan.
f. Pembinaan warga transmigran serta penduduk sekitar dalam wilayah kerjanya.
g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Dalam melakukan tugas dan fungsinya tersebut, UPTD Pemberdayaan Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dilaksanakan oleh 1 (satu) bagian dan 2 (dua) seksi yang dipimpin oleh masing-masing
seorang eselon IV dan bertanggungjawab kepada Kepala UPTD sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun
tugas dan fungsi dari masing-masing sub bagian dan seksi tersebut adalah :
B A B II
17
bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam rangka meningkatkan kemandirian tenaga kerja dan
transmigrasi.
c. Seksi Pembinaan Kelembagaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan lembaga sosial ekonomi ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
Selanjutnya, Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan Qanun Aceh
Nomor 5 Tahun 2007 pada pasal 11 juga disebutkan tentang kelompok jabatan fungsional. Kelompok
jabatan fungsional tersebut terdiri dari sejumlah tenaga yang dalam melaksanakan tugasnya berada
dibawah dan bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh.
Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud di atas mempunyai tugas-tugas
melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan yang terdiri
dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai
dengan bidang keahliannya.
Setiap kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk oleh Gubernur dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Jumlah jabatan fungsional
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun kelompok jabatan fungsional tersebut dan aktif di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Aceh terdiri dari :
a. Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan
b. Fungsional Arsiparis
c. Fungsional Perpustakaan
B A B II
18
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai menurut Eselon, Fungsional dan Golongan s/d Tahun 2012
No. Eselon
Jumlah
- Eselon II
1
i
- Eselon III
11
- Eselon IV
33
45
Fungsional
ii.
- Arsiparis
- Perpustakaan
- Pengawasan Ketenagakerjaan
10
18
iii
- Gol.I
- Gol.II
83
- Gol.III
170
- Gol.IV
24
279
Kemudian bila melihat pada jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 2.2 di bawah ini :
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan s/d Tahun 2012
No.
Pendidikan
Jumlah
1.
SD
2.
SMP
3.
SMU/SMA
102
4.
28
5.
D-4 TRANSMIGRASI
6.
SARJANA / S-1
123
7.
12
JUMLAH
b.
279
karena mempunyai nilai yang signifikan bila dibandingkan dengan komponen lainnya. Pengertian aset
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) adalah aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Dengan batasan pengertian tersebut maka Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk Aceh mencatat aset tetap yang dimiliki meskipun digunakan oleh orang lain.
Aset tetap digunakan untuk kegiatan operasional Dinas. Aset tetap disatu sisi merupakan
sumberdaya ekonomi, disisi lain merupakan suatu komitmen, artinya di kemudian hari Dinas wajib
memelihara atau merehabilitasi aset tetap yang bersangkutan. Pengeluaran belanja untuk aset tetap
B A B II
19
setelah perolehan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu belanja untuk pemeliharaan dan belanja
untuk peningkatan.
Belanja pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aset tetap tersebut sesuai
dengan kondisi awal. Sedangkan belanja untuk peningkatan adalah belanja yang memberikan manfaat
ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, masa manfaat, mutu,
produksi, atau peningkatan standar kinerja. Pengeluaran yang dikategorikan sebagai pemeliharaan
tidak berpengaruh pada nilai tetap yang bersangkutan. Sedangkan pengeluaran yang memberi manfaat
ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja merupakan belanja modal harus dikapitalisasi untuk menambah nilai aset
tetap tersebut.
Kondisi terakhir aset dan modal di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
sebagai sarana penunjang kelancaran terhadap tugas-tugas dan program/kegiatan kedinasan hingga
tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
B A B II
20
T A H U N 2012 - 2017
Tabel 2.3
N OMO R REG IST ER
NO . KO DE LO KA SI : 11.01.00.10.05
No.
1
1
J enis B arang/
Ko ndisi
N ama B arang
Bangunan
2
Bang un an K an tor
: 0001
N OMO R K OD E BA RA NG : 06.01.01.01
K onstruksi B ang unan
Luas
Letak/Lokasi
B eton/
T idak
5
Lantai
(M2)
6
A lamat
B er tingkat
Tidak
4
Tidak
Be to n
432
7
D esa : Ge uce Komple k
Jln : Kruen g Jambo A ye
Ke c : Ban da R aya
D okumen G edung
Tanggal
N omor
Tanah B angunan
Luas
(M2)
10
Har ga
Status
T anah
11
N omo r
K ode T anah
12
A sal - U sul
1976
Pe merin tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
156.250.300 Perbaikan
Th . 1997
1981
Pe merin tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
55.176.000 Perbaikan
Th . 1999
1984
Pe merin tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
62.764.000 Perbaikan
13
(R ibuan
Rupiah)
14
K eterangan
15
Ko ta : Banda A ceh
2
Bang un an K an tor
Tidak
Be to n
134
Bang un an K an tor
Tidak
Be to n
312
Th . 1998
Bang un an K an tor
Tidak
Be to n
418
1981
Pe merin tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
65.030.000 Perbaikan
Th . 1998
Bang un an K an tor
Tidak
Be to n
220,5
1984
Pe merin tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
22.230.000 Perbaikan
Th . 1999
Bang un an K an tor
Tidak
Be to n
269,5
1984
Pe merin tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
132.134.000 Perbaikan
Th . 1999
Ko ta : Banda A ceh
JU MLA H 1 S/D 6
493.584.300
B A B II
21
T A H U N 2012 - 2017
Jenis Barang/
Ko ndisi
No.
N ama Barang
Bangunan
Luas
Letak/Lokasi
Beton/
Tidak
5
Lantai
(M2)
6
Alamat
Tanggal
N omor
Bertingkat
Tidak
4
Tidak
Beto n
115
D okumen G edung
Tanah Bangunan
Luas
(M2)
10
Harga
Status
Tanah
11
N omo r
Kode Tanah
12
Asal - Usul
1986
Pemerintah
01.11.04.01
Ex. APBN
39.419.700 Perbaikan
Th. 1997
1981
Pemerintah
01.11.04.01
Ex. APBN
19.024.000
13
(R ibuan
Rupiah)
14
Keterangan
15
Gedung Pertemuan
Tidak
Beto n
150
Tidak
Beto n
64
1981
Pemerintah
01.11.04.01
Ex. APBN
8.115.200
10
Tidak
Beto n
250
1982
Pemerintah
01.11.04.01
Ex. APBN
7.028.000
1987
Pemerintah
01.11.04.01
Ex. APBN
39.138.000
1985
Pemerintah
01.11.04.01
Ex. APBN
91.467.000 Perbaikan
Th. 1999
1983
Pemerintah
01.11.04.01
Ex. APBN
Tidak
Beto n
300
12
Tidak
Beto n
378
13
Tidak
Beto n
63
6.105.830
210.297.730
B A B II
22
T A H U N 2012 - 2017
Lan ju tan
Jenis B arang/
Ko ndisi
No.
N ama B arang
Bangunan
14
Luas
Letak/Lokasi
B eton/
T idak
5
Lantai
(M2)
6
Alamat
Tanggal
N omor
B ertingkat
Tidak
4
Tidak
Be to n
63
D okumen G edung
Tanah B angunan
Luas
(M2)
10
Harga
Status
T anah
11
N omo r
Kode T anah
12
Asal - Usul
1985
Pe merintah
01.11.04.01
Ex. APBN
7.195.450
13
(R ibuan
Rupiah)
14
Keterangan
15
Tidak
Be to n
63
1984
Pe merintah
01.11.04.01
Ex. APBN
7.195.450
16
Tidak
Be to n
112
1981
Pe merintah
01.11.04.01
Ex. APBN
15.216.000
1976
Pe merintah
01.11.04.01
Ex. APBN
852.000
1981
Pe merintah
01.11.04.01
Ex. APBN
16.484.000
5 Unit
1982
Pe merintah
01.11.04.01
Ex. APBN
14.250.000
3 Unit
1982
Pe merintah
01.11.04.01
Ex. APBN
9.500.000
2 Unit
3 Unit
Ko ta : Banda Aceh
17
Tidak
Be to n
108
18
Tidak
Be to n
108
19
Tidak
Be to n
108
20
Tidak
Be to n
72
JUMLAH 14 S/D 20
70.692.900
B A B II
23
T A H U N 2012 - 2017
Lan ju tan
J enis B arang/
Ko ndisi
No.
N am a B arang
Bangunan
21
R TT.G ol . II. Kl s. IV
Luas
Letak/Lokasi
B eton/
T idak
5
Lantai
(M2)
6
A lam at
Tanggal
N om or
B er tingkat
Tidak
4
Tidak
Be to n
180
D esa : Garo t
D okum en G edung
Tanah B angunan
Luas
(M2)
10
Har ga
Status
T anah
11
N om o r
K ode T anah
12
A sal - U sul
1982
Pe m er in tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
17.154.000
5 U ni t
13
(R ibuan
Rupiah)
14
K eterangan
15
R TT.G ol . II. Kl s. IV
Tidak
Be to n
324
1982
Pe m er in tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
42.750.000
9 U ni t
23
R TT.G ol . II. Kl s. IV
Tidak
Be to n
216
1982
Pe m er in tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
19.000.000
6 U ni t
1996
Pe m er in tah
01.11.04.01
Ex. A PBN
42.332.000
1 U ni t
27-7-2003
Pe m er in tah
A PBD
19.974.000
1 U ni t
Tidak
Be to n
72
D esa : Lam l ag an g
Jln : Se tia
Ke c : Ban da R aya
Ko ta : Banda A ceh
25
Bang un an Pos
Satpam
Tidak
Be to n
900
06.01.01.04
Ke c : Ban da R aya
Ko ta : Banda A ceh
26
R um ah D in as I
Tidak
Be to n
119
119
Pe m er in tah
01.11.01.05
Ex. A PBN
57.154.000
1 U ni t
138
Pe m er in tah
01.11.01.05
Ex. A PBN
115.146.000
1 U ni t
R um ah D in as II
Tidak
Be to n
136
JU MLA H 21 S/D 27
313.510.000
B A B II
24
T A H U N 2012 - 2017
Lan ju tan
J e nis B a ra ng/
Ko ndisi
No.
N a m a B a ra ng
Ba nguna n
2
R u m ah D in as III
28
Lua s
Le ta k/Loka si
D okum e n G e dung
B eton/
T idak
5
Lanta i
(M 2 )
6
A la m a t
Ta ngga l
N om or
B er tingka t
Tida k
4
Tida k
Be to n
54
D esa : Kp . K ra m a t
Ta na h B a nguna n
Luas
(M 2 )
10
Ha r ga
Sta tus
T a nah
11
N om o r
K ode T a na h
12
A sa l - U sul
54
Pe m er in ta h
0 1 .1 1.0 1 .05
Ex. A P BN
1 9 .38 9 .00 0
1 U ni t
15 6
Pe m er in ta h
0 1 .1 1.0 1 .03
Ex. A P BN
4 3 .08 1 .00 0
1 U ni t
13
(R ibua n
Rupia h)
14
K e te ra nga n
15
Jln : Sy ia h K ua l a
Ke c : K u ta A la m
Ko ta : Ba nda A ceh
29
R u m ah D in as IV
Tida k
Be to n
156
D esa : Je ul en gke
Jln : Ra wa Sa kti Lr. 3
Ke c : Sy ia h K ua l a
Ko ta : Ba nda A ceh
30
R eh a b Ru a ng Ar sip
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
4 5 .87 7 .00 0
31
R eh a b Ru a ng DW
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
2 9 .90 0 .00 0
32
R eh a b Bera t Gu da n g
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
4 9 .80 0 .00 0
33
P em a bn gu n an P ap a n
N am a D isn ak erm o bdu k
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
2 9 .68 0 .00 0
34
P em b an gu n an P in tu
G er ba ng/ G a p ur a
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
2 4 .78 2 .00 0
35
P em b an gu n an
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
2 1 .71 8 .00 0
P os Satp a m
36
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
3 0 3 .57 0 .00 0
37
R eh a b Bera t Ru a n g
Ke rja Bida ng
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
8 6 .75 5 .00 0
38
P em b an gu n an Tem p a t
P a rki r
Tida k
Be to n
D isn ak er m obdu k
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
6 3 .35 0 .00 0
39
Ko nstru ksi ba n gu n an
Tida k
Be to n
A jun -Je u m pe t
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
1 7 .19 6 .78 8
40
Ko nstru ksi ba n gu n an
Tida k
Be to n
Ba nda A ceh
2008
0 6 .0 1.0 1 .01
A P BA
4 8 .98 5 .06 0
JU M LA H 2 8 S/D 40
7 8 4 .08 3 .84 8
B A B II
25
Tahun
Sumber: BPS (Aceh dalam Angka Tahun 2008 2012)
B A B II
26
Sedangkan proporsi angkatan kerja menurut kabupaten/kota selama tahun 2007 - 2012, masih
didominasi oleh Kawasan Timur Aceh, hal ini terlihat dari jumlah angkatan kerja terbesar masih
terkonsentrasi di 5 (lima ) kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bireuen, Kabupaten
Pidie, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Timur yang
dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja di kabupaten/kota lainnya di Kawasan Barat Selatan dan
Tengah. Selama periode tersebut jumlah angkatan kerja mengalami berfluktuasi. Secara kuantitas, pada
tahun 2009 jumlah angkatan kerja terbesar di Aceh terdapat di Kabupaten Aceh Utara sebesar 189.892
orang dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 225.482 orang.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 berkurang sekitar 110 ribu orang
yakni dari 2,09 juta orang (Februari 2012) menjadi 1,98 juta orang.
Tabel 2.4
Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2007 2012
No.
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Simeulue
33.928
30.452
31.720
33.337
Aceh Singkil
55.558
37.831
42.820
40.597
Aceh Selatan
85.561
84.006
82.754
82.364
Aceh Tenggara
72.319
63.028
73.005
73.534
Aceh Timur
127.574 135.727 140.421 150.952
Aceh Tengah
90.549
95.641 101.475
93.114
Aceh Barat
64.666
64.817
69.396
72.825
Aceh Besar
124.279 121.433 133.005 150.522
Pidie
228.378 168.858 167.463 170.742
Bireuen
154.783 155.733 168.548 184.220
Aceh Utara
205.549 189.892 218.964 214.541
Aceh Barat Daya
49.380
51.188
51.352
52.191
Gayo Lues
29.718
31.260
31.939
39 087
Aceh Tamiang
110.234 105.389 105.215 106.638
Nagan Raya
50.528
59.463
62.360
59.846
Aceh Jaya
27.372
28.027
35.050
36.046
Banda Aceh
33.811 105.820 103.018
90.840
Sabang
14.669
13.685
14.892
14.326
Langsa
55.175
55.628
58.720
61.620
Lhokseumawe
69.737
58.825
62.036
66.326
Bener Meriah
58.687
56.670
60.011
64.357
Pidie Jaya
55.049
60.302
58.326
Subulussalam
24.988
23.456
22.168
Sumber: BPS (Aceh dalam Angka Tahun 2008 2012)
2011
2012
35.855
41.712
92.134
75.711
154.020
78.178
81.021
161.435
168.835
175.977
231.818
57.600
34381
111.275
66.339
36.697
104.602
13.967
64.107
74.054
54.850
60.287
26.403
33.320
41.048
90.675
82.461
155.272
84.477
74.115
153.499
179.412
172.364
225.482
50.014
39.754
114.477
61.157
34.772
97.973
12.409
61.220
65.985
61.813
61.4732
25.019
Jumlah angkatan kerja terbesar kedua dalam periode yang sama adalah Kabupaten Pidie dan
jumlahnya mengalami fluktuasi yakni sebanyak 168.858 orang pada tahun 2008, dan bertambah
menjadi 179.412 orang pada tahun 2012. Sedangkan jumlah angkatan kerja terbesar ketiga berada di
Kabupaten Bireuen dan perubahannya cenderung meningkat yakni sebanyak 155.733 orang pada
tahun 2008, meningkat menjadi 172.364 orang pada tahun 2012. Angka-angka ini menunjukan
bahwa secara kuantitas konsentrasi angkatan kerja masih berada di Kawasan Timur Aceh. Namun
demikian, perubahan jumlah angkatan kerja selama tahun 2007 - 2012 pada umumnya cenderung
meningkat yang mencerminkan tingkat mobilitas angkatan kerja antar kabupaten dalam Provinsi Aceh,
B A B II
27
hal ini menjadikan kota Banda Aceh masih menjadi titik konsentris dari pola mobilitas ini, sehingga
Kota Banda Aceh menjadi kota tujuan utama bagi pencari kerja.
2.3.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Aceh pada tahun 2007 s/d 2012 secara umum
cenderung fluktuatif. Namun sejak 2008 cenderung meningkat dari 60,3 persen menjadi 61,77 persen
di tahun 2012.
Gambar 2.3
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tahun 2007 2012(%)
B A B II
28
Gambar 2.4
Proporsi Penduduk bekerja menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2007 - 2012 (%)
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
Tahun
Sumber: BPS (Aceh dalam Angka Tahun 2008 2012)
Kegiatan ekonomi dan tingkat perekonomian masyarakat serta potensi daerah sangat
mempengaruhi daya serap tenaga kerja. Demikian juga dengan Provinsi Aceh sebagai daerah agraris,
sektor pertanian masih tinggi dalam penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian.
Menurut lapangan usaha, komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian dari tahun ke
tahun mengalami fluktuasi, namun dominasinya masih tinggi. Keadaan tersebut dapat terlihat dari
komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian selama tahun 2007 - 2012 masih mendominasi
dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor yang lain, meskipun jumlahnya
cenderung terus menurun. Pada tahun 2007 persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian
adalah sebesar 49,68 persen, menurun menjadi 46,9 persen pada tahun 2012.
B A B II
29
Sebaliknya, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling sedikit menyerap tenaga
kerja, sekitar 3 - 5 persen. Dalam rentang periode ini, komposisi serapan tenaga kerja menurut
lapangan pekerja relatif konstan seperti ditunjukkan Gambar 2.5. Sedangkan sektor jasa dan
perdagangan mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2007 menyerap tenaga
kerja sekitar 32,23 persen menjadi 28,4 persen pada tahun 2012.
Menurut status pekerjaan utama dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok yakni sektor
formal (kegiatan ekonomi formal) dan sektor informal (kegiatan ekonomi informal). Berusaha dengan
buruh tetap dan sebagian dari pekerja/buruh/karyawan merupakan bagian dari sektor formal.
Sedangkan berusaha sendiri tanpa bantuan, berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas
di sektor pertanian, pekerja bebas di sektor non pertanian, pekerja tak dibayar dan sebagian dari
pekerja/buruh/ karyawan merupakan bagian dari sektor informal.
Berbagai indikator perekonomian Aceh belum menunjukkan perbaikan seperti pertumbuhan
ekonomi yang cenderung stagnan, tingkat inflasi yang tinggi, upah yang tinggi dan belum banyak
investor yang menanam modal di sektor rill sehingga perekonomian belum mampu mendorong
tumbuh dan berkembangnya kegiatan produksi di sektor formal.
Sehingga selama tahun 2007 - 2012, komposisi penduduk yang bekerja di sektor informal
proporsinya terus dominan yakni dari 53 persen pada tahun 2008 menjadi 67 persen pada tahun
2012. Kondisi ini mencerminkan bahwa investasi baik dalam dan luar negeri pada sektor formal belum
tumbuh seperti yang diharapkan sehingga yang berkembang sektor informal yang kurang menyerap
tenaga kerja.
Gambar 2.6
Proporsi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
Tahun 2007-2012 (%)
30
Perkembangan suatu daerah sangat bergantung pada keberhasilan daerah tersebut dalam
mengelola potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia. Salah satu indikator
untuk menilai berkembang atau tidaknya suatu daerah adalah peningkatan kegiatan-kegiatan produksi
yang memiliki nilai ekonomi serta kemampuan daerah tersebut dalam menciptakan kesempatan kerja.
Berdasarkan hal tersebut dan melihat angka penduduk yang bekerja menurut kabupaten/kota
diketahui bahwa beberapa daerah seperti Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen merupakan kabupaten
yang menyerap tenaga kerja terbesar untuk bekerja dan mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2007 - 2012 perkembangan tersebut terlihat dari besarnya jumlah penduduk
yang bekerja di Kabupaten Aceh Utara jika dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain.
Kabupaten Aceh Utara jumlah penduduk bekerja menurun, dari 203.326 orang pada tahun
2008 menjadi 190.591 orang pada tahun 2012. Peningkatan penduduk bekerja terjadi di Kabupaten
Bireuen dari 152.953 orang pada tahun 2007, menjadi 155.171 orang pada tahun 2012. Di sisi lain,
kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang bekerja paling sedikit dalam periode yang sama adalah
Kota Subulussalam dan Kota Sabang.
Tabel 2.5
Penduduk yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2007 2012
No. Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
1.
Simeulue
33.928
30.180
30.427
2.
Aceh Singkil
55.394
32.959
37.948
3.
Aceh Selatan
84.554
81.853
80.601
4.
Aceh Tenggara
72.319
62.900
72.877
5.
Aceh Timur
127.256 119.939 124.370
6.
Aceh Tengah
89.574
93.005
98.426
7.
Aceh Barat
63.689
56.843
61.434
8
Aceh Besar
124.249 114.665 126.237
9.
Pidie
226.542 160.697 158.605
10. Bireuen
152.953 152.298 163.883
11. Aceh Utara
203.326 144.594 172.723
12. Aceh Barat Daya
48.676
45.617
46.187
13. Gayo Lues
29.330
27.261
27.940
14. Aceh Tamiang
109.432 103.463 102.614
15. Nagan Raya
50.528
56.211
59.080
16. Aceh Jaya
27.094
25.989
32.834
17. Banda Aceh
31.440
91.849
88.180
18. Sabang
14.428
12.025
13.225
19. Langsa
53.997
53.902
56.627
20. Lhokseumawe
67.862
57.224
60.419
21. Bener Meriah
57.968
55.890
59.192
22. Pidie Jaya
54.975
60.078
23. Subulussalam
24.850
23.398
Sumber: BPS (Aceh dalam Angka Tahun 2008 2012)
2010
31.742
35.631
80.210
72.814
134.269
89.767
65.297
142.199
160.828
181.983
167.690
47.103
33.620
103.516
56.476
34.758
80.804
13.131
60.488
64.090
63.491
57.863
21.927
2011
34.045
36.744
89.698
74.730
137.200
74.757
73.575
153.265
159.925
173.588
186.766
52.455
28.873
108.010
62.973
9
35.402
94.887
13.738
64.079
73.279
53.900
59.632
25.870
2012
30.656
37.370
84.138
71.705
143.999
82.603
69.510
133.310
166.509
155.171
190.591
44.026
38.573
104.232
56.491
2
32.719
90.944
11.227
55.837
58.804
60.943
56.235
22.954
Komposisi penduduk yang bekerja selama periode 2007-2012 secara umum didominasi oleh
golongan umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-49 tahun yang jumlah masing-masingnya berada
di atas 60 persen dari penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja menurut golongan umur dengan
jumlah terbesar sejak tahun 2007 hingga 2012 berada pada golongan 25-34 tahun. Pada tahun 2007
jumlah golongan umur ini mencapai 452.913 orang. Jumlah tersebut mengalami fluktuatif pada tahun
2011 dan 2012 masing-masing menjadi 562.579 dan 549.473 orang.
B A B II
31
Penduduk bekerja menurut golongan umur dengan jumlah terendah adalah Gol.Umur 15-24
dengan tren yang semakin meningkat, mulai dari 236.136 orang pada tahun 2007 menjadi 246.751
orang pada tahun 2012. Rendahnya jumlah penduduk yang bekerja di golongan umur 15-24
disebabkan karena banyaknya penduduk usia kerja yang masih mengikuti dan melanjutkan ke
pendidikan.
Tabel 2.6
Penduduk yang Bekerja Menurut Golongan Umur
Tahun 2007-2012
Gol.Umur
2007
2008
2009
2010
2011
2012
15-24
248198
287471
246751
25-34
35-44
45-54
55+
272448 279825
179999 216037
kecenderungan bahwa mereka yang akan dan sudah habis masa kerjanya, tetap menjalankan kegiatan
(aktifitas) yang memiliki nilai ekonomi, baik dalam hubungan kerja (kegiatan ekonomi formal)
maupun di luar hubungan kerja (kegiatan ekonomi informal).
Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,80 juta orang,
berkurang sekitar 124 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2012 yang
sebesar 1,92 juta orang, dan berkurang sekitar 53 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan
Agustus 2011 yang sebesar 1,85 juta orang.
2.3.1.4 Pengangguran dan Kemiskinan
Trend tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Aceh pada sejak tahun 2009 sebesar 7,43 persen
naik menjadi 8,37 persen pada tahun 2010 dan pada tahun 2012 menjadi 9,1 persen, ini menunjukan
bahwa kegiatan perekonomian yang selama ini dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh belum berdampak
positif terhadap pengangguran yang ada di Provinsi Aceh. Meningkatnya TPT tersebut tentu dapat
berakibat negatif terhadap tingkat kesejahteraan rakyat di Provinsi Aceh.
Komposisi pengangguran menurut golongan umur tahun 2007 - 2012 secara umum didominasi
oleh golongan umur 15 - 24 tahun dan 25-34 tahun dengan jumlah berada di atas 75 persen dari
total pengangguran. Pengangguran menurut golongan umur dengan jumlah terbesar sejak tahun 2007
hingga 2012 berada pada golongan 15-24 tahun. Pada tahun 2007 jumlah golongan umur ini
mencapai 84.706 orang. Kondisi pengangguran menurut golongan umur cenderung fluktuatif dengan
jumlah terkecil penganggur antara golongan umur 35- 44 tahun, 45- 54 tahun dan 55 +.
B A B II
32
Tabel 2.7
Pengangguran Menurut Golongan Umur
Tahun 2007 2012
Gol.Umur
15-24
25 - 34
35-44
45-54
55 +
2007
84706
51057
12560
7614
3946
2008
99240
49463
16017
3300
3392
2009
101138
44916
4673
4903
1106
2010
59366
52210
11612
5201
3805
2011
89444
46958
5819
3230
3335
2012
107732
54463
11386
4011
2352
B A B II
33
2.3.2
dipengaruhi oleh berbagai faktor dengan pola hubungan yang kompleks sehingga penyelesaiannya
menuntut arah kebijakan dan pendekatan yang multi dimensi pula. Sebagai ilustrasi masalah
penganguran tidak dapat diatasi oleh suatu kebijakan tunggal atau merupakan tanggung jawab satu
sektor lapangan usaha tertentu. Masalah pengangguran mempunyai keterkaitan dengan banyak faktor
diantaranya investasi, pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter, kualitas tenaga kerja dan dinamika
pasar kerja.
Kompleksitas permasalahan ketenagakerjaan juga ditandai dengan relatif rendahnya kualitas
tenaga kerja baik dari segi pendidikan formal maupun keterampilan, produktivitas tenaga kerja dan
tingkat upah yang rendah, hubungan industrial yang belum kondusif dan pemutusan hubungan kerja
(PHK), masih terjadi pelanggaran norma ketenagakerjaan dan kecelakaan kerja.
Untuk meningkatkan layanan masalah ketenagakerjaan tersebut maka pemerintah menetapkan
standar layanan dasar yang harus diperoleh masyarakat sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal, dan mengacu pada Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100/676/Sj tanggal 7 Maret 2011
perihal Percepatan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah maka untuk menjamin
optimalisasi penerapan dan pencapaian indikator SPM, Pemerintah meminta Pemerintah Daerah
melakukan langkah-langkah penerapan SPM sebagai berikut :
1. Menjadikan SPM yang telah ditetapkan sebagai acuan Pemerintah Daerah untuk menyusun
perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan pemerintahan daerah
2. Pemerintah Daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian
SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri/Kepala
LPNK
3. Setelah Rencana Pencapaian SPM ditetapkan maka dilakukan sinkronisasi dan integrasi ke dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
4. Target tahunan pencapaian SPM dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah.
Penerapan SPM dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi
daerah. Analisis kemampuan dan potensi daerah tersebut digunakan untuk menyusun skala
prioritas program dan kegiatan terkait rencana pencapaian dan penerapan SPM.
2.3.2.1 Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan
Tingginya angka pengangguran di Provinsi Aceh (menurut data statistik tahun 2013 posisi
rangking 3 nasional), banyak pencari kerja yang tidak dapat ditempatkan, rendahnya produktvitas
tenaga kerja, rendahnya kesempatan pencari kerja yang mengikuti pelatihan kerja, masih sedikit
perusahaan yang melaporkan kondisi ketenagakerjaan sesuai dengan Undang undang No.7 tahun
1981. Banyak perusahaan yang belum memiliki peraturan perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama,
pekerja tidak mendapatkan perlindungan kerja yang memadai, tingginya angka kecelakaan kerja, upah
masih dibawah kebutuhan hidup layak dan lain sebagainya. Permasalahan ketenagakerjaan di atas
merupakan kondisi umum yang terjadi di setiap provinsi serta kabupaten/kota dengan intensitas
permasalahan yang berbeda beda baik jumlah maupun karakteristiknya.
B A B II
34
B A B II
35
Tabel 2.8
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Aceh Tahun 2012
B A B II
36
37
Pada tahun 2013 ini terdapat beberapa BLK di Aceh yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya struktur Organisasi BLK Kab/Kota yang
belum jelas status organisasinya, mutasi, pensiun, belum tersedianya peralatan pada BLK atau KLK yang
baru.
Prasarana dan sarana pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja yang telah berdiri sejak tahun
1980 ada 5 (lima) BLK namun hanya 1 (satu) BLK
kepelatihan dan instruktur yang memadai yaitu BLKI Banda Aceh (Unit Pelaksana Teknis Pusat
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI).
Kabupaten/ Kota yang di Provinsi Aceh yang belum memiliki BLK yaitu : Kota Langsa, Kabupaten
Pidie, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Nagan Raya.
Balai Latihan Kerja yang telah resmi menjadi UPTD (sudah ada susunan organisasi dan tata
kerja), yaitu : UPTD. BLK Kota Sabang, UPTD. BLK Kabupaten Aceh Barat, UPTD. BLK Kabupaten Aceh
Selatan, UPTD.BLK Kabupaten Bener Meriah, UPTD. Kabupaten BLK Aceh Timur, UPTD. BLK Kabupaten
Aceh Tenggara, UPTD.BLK Kabupaten Bireuen, UPTD.BLK Kabupaten Aceh Jaya, UPTD.BLK Kota
Subulussalam, UPTD.BLK Kabupaten Aceh Barat Daya,UPTD.Kota Banda Aceh
Balai Latihan Kerja yang telah dibangun tetapi belum memiliki status, yaitu : BLK Aceh Besar,
BLK Simeulue, BLK Singkil, BLK Gayo Lues, BLK Aceh Tengah, BLK Aceh Utara.
Tabel 2.9
Instruktur BLK di Provinsi Aceh
Menurut Satuan Kerja dan Jenis Kejuruan
Tahun 2012
No.
Lokasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
9
1
1
1
1
13
2
5
2
7
Kode Kejuruan
3
4
5
11
4
8
1
2
1
2
2
1
1
1
17
9
8
6
3
1
1
1
6
7
2
2
Jumlah
42
1
7
4
4
1
3
62
B A B II
38
Tabel 2.10
Kapasitas Pelatihan BLK Di Provinsi Aceh
Menurut Kejuruan Tahun 2012
No. Lokasi BLK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
228
228
228
228
-
2
132
132
132
132
-
3
228
228
228
228
-
Kejuruan
4
228
228
228
228
-
5
228
228
228
228
-
6
132
132
132
132
-
7
132
132
132
-
912
528
912
912
912
528
396
Jumlah
1.308
1.308
1.176
1.308
5.100
Fokus utama Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas adalah menyediakan sarana dan
prasarana fisik Balai Latihan Kerja yaitu:
a.
b.
c.
d.
Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pelatihan Kerja baik lembaga pelatihan Pemerintah maupun
swasta.
Tabel 2.11
Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja APBA
Tahun 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Uraian
Pelatihan Kejuruan Menjahit
Pelatihan Kejuruan Bordir
Pelatihan Teknisi Komputer
Pelatihan Operator Komputer
Pelatihan Teknisi Sepeda Motor
Pelatihan Instalasi Penerangan
Pelatihan Instalasi Pendingin (AC)
Pelatihan AutoCad/Gambar Teknik
Pelatihan Teknisi Televisi
JUMLAH
Jumlah Peserta
16
16
16
32
32
32
32
16
16
208
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
39
B A B II
Untuk mewujudkan hal tersebut Dinas Tenaga Kerja mengadakan Pelatihan Kewirausahaan dengan
pendekatan Pelatihan Berbasis Penyerapan Produktif.
Pelatihan Berbasis Penyerapan Produktif dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak tenaga
kerja hasil pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Kerja milik pemerintah
maupun swasta yang dapat diserap oleh pasar kerja. Melalui Pelatihan Berbasis Penyerapan Produktif,
diharapkan para pencari kerja yang semula tidak produktif dapat meningkatkan pengetahuan
keterampilan dan produktivitas.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Permasalahan pengangguran merupakan persoalan kompleks yang bersifat multi dimensi sehingga
diperlukan perhatian khusus melalui prioritas pembangunan Pemerintah Aceh yakni pemberdayaan
ekonomi masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan.
Untuk mendukung upaya Pemerintah Aceh tersebut, Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
telah melaksanakan berbagai upaya untuk memperluas kesempatan kerja dengan berbagai Kegiatan
Program Peningkatan Kesempatan Kerja, diantaranya peningkatan profesionalisme tenaga kerja di
perdesaan melalui Tenaga Kerja Mandiri, peningkatan kesempatan kerja dan kualitas sarana fisik di
perdesaan melalui padat karya produktif dan padat karya infrastruktur, penciptaan lahan dan usaha
produktif dengan menerapkan Teknologi Tepat Guna, Pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela dan
Pemagangan ke Luar negeri.
Dengan demikian diharapkan akan terjadi perluasan kesempatan kerja, bagi pencari kerja baik
penganggur maupun setengah penganggur di perdesaan dan perkotaan, penyediaan tenaga kerja yang
mempunyai keahlian dan keterampilan sesuai kebutuhan yang diminta pengguna tenaga kerja,
penempatan tenaga kerja untuk bekerja baik di dalam maupun di luar negeri, tersedianya informasi
pasar kerja dan membangun kemitraan dengan lembaga terkait baik unsur pemerintah maupun
swasta
Tenaga Kerja Mandiri adalah angkatan muda berpendidikan SLTA/D1 yang memiliki jiwa
kewirausahaan, mempunyai kepribadian yang kuat, mampu mencari dan memanfaatkan peluang
memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sehingga tercipta perluasan
kesempatan kerja dan berusaha baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Tabel 2.12
Peserta Program Tenaga Kerja Mandiri Terampil (TKMT) di Provinsi Aceh
Tahun 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
Pak e t
Pe se rta
L
Aceh Timur
Aceh Tengah
Aceh Besar
Aceh Utara
Banda Aceh
Sabang
Gayo Lues
Jumlah
2
1
1
1
1
1
1
8
P
40
20
20
20
20
20
20
160
Jumlah
40
20
20
20
20
20
20
160
40
Program Tenaga Kerja Mandiri ini bertujuan menyusun model yang dapat diterapkan di tengah
masyarakat guna mendorong dan menumbuhkembangkan semangat penganggur agar mampu dan
mau berekspresi dalam mengembangkan usaha mandiri untuk dapat menciptakan kesempatan kerja
melalui kegiatan usaha ekonomi produktif dan berkelanjutan, program ini juga bertujuan agar
terbentuknya sistem pembinaan kelembagaan masyarakat yang transparan, terorganisir dan mandiri
yang merupakan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga dapat berinteraksi dengan institusi/
lembaga lainnya dalam mengelola potensi ekonomi lokal, yang dilandasi keinginan bersama dalam
membentuk masyarakat yang sejahtera.
Pada dasarnya Program Tenaga Kerja Mandiri berusaha untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk dapat berekspresi serta mengembangkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya agar
tercipta kesempatan kerja melalui kegiatan usaha ekonomi produktif yang mempunyai keunggulan
komparatif maupun kompetitif untuk itu diperlukan kesadaran dan dinamika masyarakat yang
mendayagunakan potensi diri dan lingkungan sehingga mampu menyesuaikan diri dengan melakukan
inovasi dan kreativitas. Sehingga dengan terbentuknya tenaga kerja mandiri diharapkan mampu
mendorong masyarakat untuk membentuk lembaga yang terorganisir dan transparan, sekaligus
mampu menjadi fasilitator, motivator dan katalisator bagi masyarakat penganggur untuk memulai
usaha mandirinya.
Padat Karya adalah suatu kegiatan produktif yang mempekerjakan atau menyerap tenaga kerja
penganggur dan setengah penganggur yang relatif banyak. Produktif adalah suatu kegiatan ekonomi
yang dapat memberikan nilai tambah baik bagi masyarakat khususnya penganggur dan setengah
penganggur.
Salah satu kegiatan dalam upaya meningkatkan kesempatan dan perluasan kerja bagi tenaga
kerja adalah Padat Karya Produktif yang bertujuan memberdayakan potensi sumberdaya penganggur
dan setengah penganggur baik di perkotaan maupun di perdesaan dengan jenis usaha yang dapat
berbeda atau sama guna menciptakan lapangan kerja dan lapangan usaha produktif pada saat musim
sepi kerja di wilayah kecamatan yang tergolong daerah kantong-kantong kemiskinan, serta daerah
yang memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan menjadi daerah yang bermasa depan.
Kegiatan padat karya produktif merupakan salah satu kegiatan yang efisien dan efektif dalam
rangka pendayagunaan tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur yang mengalami persoalan
kesempatan kerja karena hilangnya pekerjaan dan pendapatan akibat pemutusan hubungan kerja
ataupun bencana alam yang sulit diprediksi sehingga memiliki peran yang sangat strategis. Disamping
itu, kegiatan padat karya juga dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dengan prioritas dan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan kondisi
perekonomian daerah.
Berbeda dengan padat karya infrastruktur, kegiatan padat karya produktif akan memberikan
dampak terus menerus sehingga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomis kepada tenaga kerja
atau masyarakat dalam waktu yang panjang hingga terbentuk kelompok - kelompok yang dapat
meningkatkan nilai asset. Kelompok - kelompok usaha ekonomi tersebut diharapkan dapat terus
dikembangkan dan diformalkan dalam bentuk koperasi ataupun dalam bentuk usaha ekonomi lainnya
yang dapat menciptakan kesempatan kerja baru dan memiliki keterkaitan dengan usaha ekonomi
lainnya di perdesaan ataupun perkotaan.
Multiplier effect kegiatan ekonomi padat karya merupakan dampak lanjutan yang secara tidak
langsung yang akan semakin besar dengan terciptanya kesempatan kerja dari pemasok alat kerja dan
B A B II
41
bahan kerja, transportasi, serta usaha makanan dan minuman sektor informal yang mendukung
kelangsungan kegiatan selama dilaksanakannya kegiatan padat karya produktif tersebut.
Tabel 2.13
Peserta Program Padat Karya Produktif di Provinsi Aceh
Menurut kabupaten/kota
Tahun 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
K ab upate n/ K ota
Aceh Besar
Aceh Selatan
Aceh Tengah
Aceh Tenggara
Aceh Timur
Aceh Utara
Bener Meriah
Bireuen
Gayo Lues
Pidie
Simeulue
Banda Aceh
Langsa
Lhokseumawe
Sabang
Jumlah
Pak e t
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
34
Pe se rta
L
264
176
176
264
176
264
176
176
176
176
176
264
176
176
176
2992
P
0
1
0
2
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
Jumlah
264
176
177
264
178
264
177
176
176
176
176
265
177
177
177
2992
sektor pertanian sub sektor peternakan antara lain penggemukan sapi, kambing, peternakan ayam
potong dan petelur.
c. sektor pertanian sub sektor perikanan antara lain pembenihan udang, budi daya rumput laut,
kolam ikan, tambak dan kerambah.
d.
industri kecil antara lain; pembakaran gamping, batu bata, batako dan pembuatan keramik.
B A B II
42
e.
Sarana penunjang ekonomi rakyat, seperti; pasar pedesaan, embung (penampungan air di musim
hujan) dan waduk.
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan), setengah menganggur (mereka yang
bekerja 1-4 jam per hari) dan masyarakat miskin melalui kegiatan pembuatan atau rehabilitasi
infrastruktur
sederhana
maupun
kegiatan
produktif
lainnya
dengan
memanfaatkan
dan
mengoptimalkan sumber daya lokal yang tersedia dalam rangka upaya meningkatkan produktivitas,
aksesbilitas dan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur adalah sarana dan prasarana fisik sederhana
yang dibangun melalui sistim padat karya dan yang memiliki fungsi sebagai penunjang kegiatan sosialekonomi masyarakat.
Sehingga Kegiatan Padat Karya Infrastruktur bertujuan menekan angka penganggur, setengah
penganggur dan masyarakat miskin, memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong, meningkatkan
aksesbilitas masyarakat terhadap pusat - pusat layanan sosial dasar (pendidikan, kesehatan, pasar dll),
meningkatkan kualitas dan kuantitas pengembangan masyarakat kearah yang lebih baik.
Dampak kegiatan sistim padat karya Infrastruktur diantaranya adalah tersedianya lapangan kerja
dan usaha bagi masyarakat penganggur, setengah penganggur dan miskin, tersedianya sarana dan
prasarana infrastruktur sederhana sebagai penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan, menekan arus urbanisasi dari desa ke kota, tumbuhnya rasa kebersamaan
dan gotong royong dalam masyarakat, terkelolanya potensi sumber daya lokal secara optimal.
Dengan demikian kegiatan sistim padat karya infrastruktur bermanfaat untuk
mengurangi
hanya sebagai
43
Saluran atau irigasi untuk meningkatkan produksi pertanian masyarakat dan mencegah banjir,
Infrastruktur untuk meningkatkan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, dan
home industry, cekdam, embung, waduk, tambak untuk menunjang usaha ekonomi masyarakat,
dermaga sederhana untuk masyarakat nelayan di daerah pantai (pesisir), kios atau pasar tradisional
untuk membantu pemasaran hasil produksi masyarakat pedesaan, terasering untuk pertanian, tembok
penahan tanah (bronjong) mencegah tanah longsor dan lain sebagainya.
Kriteria kegiatan padat karya infrastruktur adalah dilaksanakan secara berkelompok (10-30
orang), pekerjaan fisik yang dikerjakan bersifat sederhana, dilaksanakan pada waktu musim sepi kerja
atau hilangnya pekerjaan, pekerjaan tidak boleh diborongkan, kualitas dan kuantitas (volume)
pekerjaan harus baik, berdampak positif bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Tabel 2.14
Peserta Program Padat Karya Infrastruktur Tahun 2012
Menurut Kabupaten Kota
Pe se rta
No. K ab upate n/ K ota
Pak e t
Jumlah
L
P
1 Aceh Selatan
2
176
0
176
2 Aceh Tenggara
1
88
0
88
3 Aceh Timur
2
176
0
176
4 Aceh Besar
2
176
0
176
5 Pidie
1
88
0
88
6 Aceh Utara
1
88
0
88
7 Bireuen
1
88
0
88
8 Simeulue
1
88
0
88
9 Gayo Lues
2
176
0
176
10 Bener Meriah
2
176
0
176
15
1320
Jumlah
0
1320
Sumber : Pusdatinakertrans Tahun 2012
Lokasi kegiatan adalah Desa/Kecamatan yang padat penduduk, banyak penganggur dan
setengah penganggur, daerah terisolir, kantong kemiskinan, kantong TKI, daerah rawan bencana alam
dan daerah yang memiliki potensi sumber daya yang belum terkelola secara optimal.
Kegiatan identifikasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai potensi sumber daya
dari calon kegiatan Padat Karya Infrastruktur Pedesaan Padat Pekerja. Sebelum pelaksanaan kegiatan
identifikasi maka harus dipersiapkan tim atau personil yang akan melaksanakan identifikasi dan juga
perlu dipersiapkan instrument (questioner maupun pembiayaannya) yang dapat membantu kelancaran
pelaksanaan kegiatan identifikasi.
Apabila pada saat identifikasi lokasi terdapat beberapa calon lokasi, maka harus ditentukan
berdasarkan skala prioritas kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan pembangunan daerah
setempat. Setelah ditetapkan lokasi kegiatan Padat Karya Infrastruktur
Keputusan perihal penetapan lokasi Padat Karya Infrastruktur Perdesaan Padat Pekerja yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja setempat.
Selanjutnya setelah ada calon lokasi kegiatan, maka dilakukan sosialisasi dan edukasi berupa
peningkatan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat dengan melibatkan unsur pemerintah
setempat atau instansi teknis terkait sesuai dengan jenis kegiatan dalam bentuk kegiatan pelatihan
singkat yang diikuti oleh seluruh calon pekerja Padat Karya. Kegiatan edukasi tersebut bertujuan untuk
B A B II
44
membekali masyarakat untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan fisik
padat karya.
Survey lapangan dilaksanakan untuk membuat desain sarana dan prasarana infrastruktur yang
dikonsultasikan kepada instansi teknis terkait untuk kesesuaian/kelayakan. Desain minimal harus
dapat menggambarkan bentuk dan volume pekerjaan fisik.
Pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela dan Lembaga Sukarela dimaksudkan untuk
meningkatkan jiwa dan semangat serta kepedulian masyarakat terhadap sesama dalam kehidupan
bermasyarakat
mendukung
pembangunan
nasional
melalui
penyelamatan,
pembaharuan,
B A B II
45
tersebut sehingga bermanfaat bagi kelompok masyarakat dan diharapkan dapat berkembang menjadi
besar.
Model-Model Pengembangan Tenaga Kerja Sukarela :
Model Pembinaan TKS dalam negeri dan TKS Luar Negeri di Indonesia
perhatian dan penanganan serius oleh Pemerintah sehingga perlu dukungan serta gerak langkah yang
sama dan terpadu dari sektor - sektor dan stakeholder dalam menciptakan pola - pola perluasan
kesempatan kerja. Salah satu pola perluasan kerja yang berpotensi untuk dikembangkan adalah
kewirausahaan/usaha mandiri.
Sejalan dengan hal tersebut Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Terapan Teknologi Tepat
Guna (TTG) merupakan salah satu model/pola penciptaan kesempatan kerja bidang usaha mandiri.
Peserta binaan terapan TTG memperoleh pembekalan teknis produksi dan manajemen usaha, bantuan
sarana usaha (berupa modal bergulir) untuk dimanfaatkan sebagai modal awal. Dana ini merupakan
pinjaman yang tidak dapat dimiliki semua orang, kelompok tertentu maupun lembaga tertentu. Dalam
pelaksanaannya dinas tenaga kerja setempat dan lembaga pendamping yang ditunjuk hanya berfungsi
sebagai pengendali operasional dana bergulir. Masyarakat penerima dapat memanfaatkan bukan untuk
memiliki melainkan hanya hak pinjam yang selanjutnya harus digulirkan secara berkesinambungan.
Tabel 2.16
Peserta Program Teknologi Tepat Guna ( TTG) Tahun 2012 di Provinsi Aceh
Menurut Kabupaten/Kota
Pe se rta
No. K ab upate n/ K ota
Pak e t
Jumlah
L
P
1 Aceh Selatan
1
20
0
20
2 Aceh Tengah
1
20
0
20
3 Aceh Besar
1
20
0
20
4 Pidie
1
20
0
20
5 Aceh Utara
1
20
0
20
6 Bireuen
1
20
0
20
7 Sabang
1
20
0
20
8 Lhokseumawe
1
20
0
20
9 Langsa
1
20
0
20
10 Gayo Lues
1
20
0
20
10
200
Jumlah
0
200
Sumber : Pusdatinakertrans Tahun 2012
Tujuan Pemberdayaan masyarakat penganggur dan setengah penganggur melalui pembekalan
keterampilan dengan menggunakan Sarana Terapan TTG, dan memanfaatkan potensi/unggulan
daerah, guna mendorong dan terciptanya kesempatan kerja, bagi tenaga penganggur dan setengah
penganggur. Dengan terbukanya kesempatan berusaha, secara tidak langsung sudah terjadi putaran
ekonomi di daerah tersebut, dan apabila hal tersebut terjadi secara berkesinambungan maka
diharapkan terjadi kegiatan yang mendukung produksi barang dan jasa walaupun masih dalam skala
relatif kecil.
B A B II
46
Sehingga dengan adanya kegiatan yang diharapkan berkembangnya jumlah peserta program dan
pinjaman dana bergulir yang akan menyerap tenaga kerja sehingga akan terbentuk Kelembagan
Informal TTG.
Terapan Teknologi Tepat Guna adalah kegiatan alih teknologi sederhana dan mudah sebagai
sarana produksi barang pada usaha ekonomi produktif yang mampu membuka lapangan kerja bagi
tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur sehingga dapat meningkatkan nilai tambah
komoditi produksi lokal menjadi komoditi andalan daerah guna menumbuh kembangkan usaha-usaha
kecil yang berbasis potensi lokal agar tercipta kesempatan kerja dan meningkatan perekonomian
masyarakat khususnya di perdesaan.
Kegiatan program pemberdayaan masyarakat melalui Terapan TTG dengan pendampingan ada 2
(dua) pendekatan yaitu Pemberdayaan dan Kelompok.
Pendekatan Pemberdayaan dapat diartikan kekuatan SDM yang merupakan sumber kreatifitas.
Merujuk pada konsep tersebut maka pemberdayaan merupakan suatu sistem pembangunan dengan
sasaran manusia (masyarakat) dengan mengutamakan asas : Partisipasi, Demokrasi, Keadilan. Sehingga
masyarakat akan mencapai suatu kemandirian yang mampu membangkitkan daya sosial sehingga
tercipta masyarakat produktif secara ekonomi.
Pendekatan Kelompok Program Pendampingan harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan pada
kelompok, dan dibangun atas dasar kesamaan tujuan, kegiatan, domisili yang merupakan potensi
untuk ditumbuhkembangkan sebagai modal sosial. Beberapa garis besar pertimbangan dalam
pendekatan kelompok adalah terwujudnya masyarakat yang dinamis dalam mengembangkan nilai nilai kebersamaan, persatuan, kejujuran, gotong-royong, solidaritas.
c. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Demokratisasi, reformasi, otonomi daerah dan globalisasi memberikan dampak yang signifikan
terhadap dinamika pembangunan dan perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Aceh, terutama yang
berkaitan dengan hubungan industrial hingga saat ini. Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan pelaksanaan hubungan industrial di Perusahaan yakni pekerja,
pengusaha, dan pemerintah yang masing masing memiliki peran yang berbeda.
Pemerintah mempunyai fungsi menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan/pembinaan,
melaksanakan pengawasan dan melakukan penindakan terhadap perusahaan yang melakukan
pelanggaran aturaan ketenagakerjaan. Sementara pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh
mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai kewajibannya, menjaga ketertiban demi
kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan dan
keahlian serta ikut memajukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Sedangkan
pengusaha
dan
organisasi
pengusaha
mempunyai
fungsi
untuk
menciptakan
kemitraan,
International Labour Organization (ILO) mencanangkan agenda kerja layak (decent work
47
B A B II
agenda) dalam rangka memberikan perlindungan bagi pekerja, yang terdiri dari 4 (empat) hal yakni
hak di tempat kerja, lapangan kerja yang layak (produktif), perlindungan sosial, dan dialog sosial.
Tabel 2.17
Kondisi Hubungan Industrial di Provinsi Aceh Tahun 2012
No
Uraian
1 S tatistik K e te nag ak e rjaan
Angkatan Kerja
Yang Bekerja
Penganggur
TPAK
TPT
2 Pe rusahaan
Jumlah Perusahaan
Tenaga Kerja
K e le mb ag aan Hub ung an I nd ustrial
LKS Tripartit Prov
LKS Tripartit Kab/Kota
LKS Bipartit
Konfederasi SP
Federasi SP/SB
SP/SB
Jamsoste k d an Pe ng upahan
Perusahaan Terdaftar
Kepesertaan Jamsostek
JKM
Laki - laki
Perempuan
JKK
Laki - laki
Perempuan
JHT
Laki - laki
Perempuan
JPK
Laki - laki
Perempuan
Upah Minimum Provinsi
Kebutuhan Hidup Layak
Pe rsyaratan K e rja
Peraturan Perusahaan
BUMN
Swasta
Perjanjian Kerja Bersama
BUMN
Swasta
Pemogokan
Kasus yang Masuk
Pe mutusan Hub ung an K e rja
Jumlah Perkara
Pekerja yang terPHK
Laki - laki
Perempuan
Pe tug as Pe nye le saian Hub ung an I nd .
Me d iator
Provinsi
Kab./Kota
K onsiliator
Provinsi
Kab./Kota
Arb ite r
Provinsi
Kab./Kota
B A B II
Jumlah
1.978.491
1.798.547
179.944
61.77%
9.10%
4479
93635
1
6
209
9
30
153
723
14932
14932
12685
2247
14932
12685
2247
14932
12685
2247
4373
490
1.550.000
1.633.724
357
99
258
165
77
88
0
0
30
39
38
1
9
4
5
4
0
4
3
0
3
48
Agar pembinaan hubungan industrial dapat dilaksanakan secara lebih terarah, diperlukan
program-program yang tepat sasaran, efektif, efisien dan berkesinambungan. Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh melalui Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
telah berupaya untuk menjawab isu - isu ketenagakerjaan khususnya hubungan industrial
agar
tercipta suasana hubungan industrial yang harmonis dan kondusif dengan menumbuhkembangkan
budaya dialog sosial secara tripartit dan bipartit untuk menjamin hak di tempat kerja, tersedianya
lapangan kerja produktif, dan perlindungan sosial bagi pekerja.
Permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi di Aceh perlu mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah terutama tentang Perselisihan Hubungan Industrial. Secara umum pembinaan
ketenagakerjaan pada era otonomi daerah, belum efektif yang mengakibatkan penerapan aturan
ketenagakerjaan masih lemah, hal ini terlihat dari penegakan hukum dan upaya-upaya pembinaan
yang kurang intensif. Selain itu serikat pekerja/buruh di Aceh belum optimal berfungsi sebagai mitra
pemerintah dan pengusaha dalam rangka menjamin suasana hubungan industrial yang kondusif.
Sebagai akibatnya permasalahan hubungan industrial di aceh masih terjadi seperti unjuk
rasa/pemogokan, perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, serta kasus
ketenagakerjaan di Aceh. Hal ini menunjukkan kurang efektif dan intensifnya komunikasi dalam forum
bipartit dan tripatit dalam menyelesaian permasalahan Hubungan Industrial.
Perkembangan situasi ekonomi politik yang terjadi tentu memberikan dampak terhadap
perkembangan pasar kerja yang saat ini lebih berorientasi kepada liberalisasi pasar kerja atau yang lebih
terkenal dengan istilah mekanisme pasar. Saat ini telah berkembang sistem pemborongan pekerjaan
(outsourcing) dan kerja kontrak yang dianggap lebih banyak merugikan pekerja, sedangkan disisi lain
semakin banyaknya jumlah perusahaan pemborongan pekerjaan dan perusahaan penyedia jasa tenaga
kerja (labor supplyer).
Tingkat kesejahteraan tenaga kerja di Aceh masih rendah baik karena banyak pekerja yang diberi
upah belum sesuai dengan upah minumum provinsi (UMP). Hal ini disebabkan oleh ketidak mampuan
perusahaan untuk membayar atau ada faktor lain, sehingga banyak pengusaha yang membayar upah
pekerja dibawah UMP (tahun 2013 sebesar Rp1,55 juta/bulan). Indikasi lain adalah banyak pengusaha
yang belum mengikutsertakan pekerja pada program jamsostek diantaranya program jaminan hari tua,
jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan dan jaminan kematian.
Selain itu pada era otonomi daerah saat ini rentang kendali antara level pemerintahan agak sulit
dilakukan hal ini terbukti dengan banyaknya dinas kabupaten/kota yang membidangi ketenagakerjaan
di Aceh yang tidak melaporkan kondisi ketenagakerjaan di daerah masing-masing ke dinas provinsi.
Sehingga menyulitkan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk melaksanakan pemetaan
terhadap kerawanan potensi perselisihan hubungan industrial karena keterbatasan data informasi.
Secara umum permasalahan hubungan industrial di Aceh disebabkan antara lain karena lemahnya
pemahaman tenaga kerja dan pengusaha tentang aturan ketenagakerjan yang berlaku. Faktor tersebut
disebabkan oleh kurangnya kuantitas dan kualitas petugas teknis yang menangani PHI/PHK di
kabupaten/kota sehingga menimbulkan kurangnya sosialisasi tentang aturan ketenagakerjaan, hal ini
tentu menyebabkan keterlambatan dalam penanganan kasus PHK/PHI. Selain itu anggaran juga
berpengaruh terhadap hal tersebut diatas.
Pembangunan hubungan industrial yang layak, efektif, efisien dan berkeadilan perlu melibatkan
seluruh stakeholder
ketenagakerjaan
sesuai
dengan
kapasitas
dan
kewenangannya
untuk
meningkatkan kesejahteraaan pekerja. Untuk itu perlu dilaksanakan Survey Kebutuhan Hidup layak
B A B II
49
(KHL) dalam rangka penetapan Upah Minimum Provinsi. Selain itu diperlukan juga Jaminan sosial
tenaga kerja sebagai salah satu hak pekerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan sehingga dapat
memberikan perlindungan sosial agar tercipta suasana kerja yang kondusif dan harmonis. Hal hal
tersebut perlu untuk dilaksanakan guna untuk mengurangi potensi perselisihan Hubungan Industrial.
Sarana hubungan industrial (HI) di Aceh meliputi berbagai aspek antara lain : Serikat
Pekerja/Serikat Buruh, Organisasi Pengusaha, Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama
(PKB), dan Lembaga Kerja sama Bipartit (LKS-Bipartit), Lembaga Kerja sama Tripartit (LKS-Tripartit).
Pengawasan Ketenagakerjaan
Pada tahun 2012 di Aceh masih banyak perusahaan yang melakukan pelanggaran norma
ketenagakerjaan sehingga merugikan kepentingan pekerja, hal ini membuktikan bahwa Pengawasan
Ketenagakerjaan masih lemah. Menurut Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Kemenakertrans, Ir Amri AK MM, dari 4.479 perusahaan yang tercatat pada wajib lapor
ketenagakerjaan di Aceh, sekitar 15-20 persen melakukan pelanggaran sedangkan berdasarkan
temuan hasil pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Aceh sekitar 90 persen masih
melanggar norma ketenagakerjaan, terutama tentang wajib lapor ketenagakerjaan Undang-undang
No. 7 Tahun 1981 dan banyak kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan ke dinas yang membidangi
ketenagakerjaan.
Tabel 2.18
Objek Pengawasan Ketenagakerjaan Menurut Sektor
Tahun 2012
B A B II
50
Salah satu faktor yang menimbulkan hal tersebut adalah minimnya koordinasi sistem
pengawasan ketenagakerjaan baik dari tingkat Nasional, Provinsi sampai Kabupaten/Kota. Peran aktif
pemerintah kabupaten/kota sangat diperlukan untuk melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan di
Aceh karena tanpa koordinasi, sinkronisasi dan sinergisitas maka pengawasan ketenagakerjaan tidak
berjalan optimal. Untuk mengatasi hal itu kemenakertrans pada Juli 2013 merencanakan melakukan
penandatangan peraturan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri terkait, koordinasi, sinkronisasi
dan sinergisitas antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Kurangnya partisipasi pemerintah kabupaten/kota dalam pengawasan ketenagakerjaan terlihat
dari minimnya laporan kondisi pengawasan ketenagakerjaan ke Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh yang berakibat tidak tersedia data pengawasan ketenagakerjaan Aceh yang akurat dan
up to date. Hal ini juga dapat dilihat dari minimnya alokasi anggaran dan mutasi jabatan yang tidak
menerapkan prinsip manajemen the right man on the right place sehingga Pengawasan
Ketenagakerjaan di kabupaten/kota tidak efektif.
Tabel 2.19
Pengawas Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Provinsi/Kabupaten/Kota
Aceh
Kota Sabang
Kota Banda Aceh
Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Pidie Jaya
Kabupaten Pidie
Kabupaten Bireuen
Kota Lhokseumawe
Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Aceh Timur
Kabupaten Langsa
Kabupaten Aceh Tamiang
Kabupaten Aceh Tenggara
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Singkil
Kota Subulussalam
Kabupaten Aceh Selatan
Kabupaten Aceh Barat Daya
Kabupaten Simeulue
Kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Aceh Jaya
Total
B A B II
Jumlah
11
1
2
0
0
0
1
1
3
2
1
2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
1
1
1
29
51
juga
mempengaruhi penerapan norma ketenagakerjaan di kabupaten/kota. Untuk mengatasi hal itu Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh telah melaksanakan dan memfasilitasi pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis, rapat koordinasi, upgrading pengawas ketenagakerjaan baik yang
bersumber dari APBA maupun APBN. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kinerja pengawasan
ketenagakerjaan terhadap objek pengawasan ketenagakerjaan yang dengan lokasi dan kondisi tertentu
seperti perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan lainnya.
Tabel 2.20
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja Tahun 2013
Menurut Sektor
Idealnya satu pengawas ketenagakerjaan itu mengawasi lima perusahaan dalam satu bulan atau
60 kali pemeriksaan dalam satu tahun, maka untuk 4.479 perusahaan yang tercatat , dibutuhkan 75
orang.. Rendahnya rasio kebutuhan antara pengawas ketenagakerjaan dengan jumlah perusahaan
menyebabkan tidak efektifnya pengawasan ketenagakerjaan. Jumlah Pengawas Ketenagakerjaan di
Aceh sampai dengan tahun 2013 sebanyak 29 orang (Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Aceh,
Februari 2013) dengan penyebaran kualitas dan kuantitas pengawas ketenagakerjaan yang tidak
merata
di kabupaten/kota,
ketenagakerjaan.
Pengawasan Ketenagakerjaan merupakan Institusi dan Lembaga Penyelenggara Administrasi
Negara bidang ketenagakerjaan (penegakan hukum) berdasarkan prinsip dan sistem melalui tindakan
persuasif edukatif tanpa meninggalkan tindakan represif yustisia, sehingga sistem yang mengawasi
pelaksanaan peraturan perundangan ketenagakerjaan yang bersikap profesional dan tidak memihak
B A B II
52
adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang
bertugas mengawasi pelaksanaan norma ketenagakerjaan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja,
perlakuan tanpa diskriminasi dan perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi
pekerja serta kondisi kerja yang aman bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja(PAK).
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tentu akan berpengaruh terhadap
penerapan norma ketenagakerjaan sehingga perlu dilakukan pengelolaan sistem informasi pengawasan
ketenagakerjaan dengan mewajibkan unit kerja pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Kab/Kota untuk
mengumpulkan, mengolah, mencatat dan menyimpan serta menyajikan data pengawasan KK sesuai
dengan Permenakertrans No. per.09/Men/V/2005
TABEL 2.10 tentang Tata Cara Penyampaian Laporan
Tahun
Kab./Kota
Prov.
Kode
No
JENIS USAHA
: 2013
: Aceh
: K3
Tabel 2.21
Objek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tahun 2012
Pesawat Pesawat
Operator
Sektor/ Pesawat Bejana
Pencegah Kesehatan Konstruksi Lingkungan Sarana
Pers.Jasa
Angkat Tenaga & Kelistrikan
Teknisi/P
Ket.
KLUI Uap Bertekanan
Kebakaran Kerja Bangunan Kerja
K3
K3
Angkut Produksi
etugas
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1 Pertanian / Kehutanan
Peternakan,Perikanan
9.002
2 Pertambangan dan
Penggalian
255
3 Industri Pengolahan
24
40
229
116
32
53
13
1.136
148
207
5 Bangunan
6 Perdagangan, Rumah
6
Makan, Hotel/Penginapan
14
19
28
17
11
10
17
13
9 Jasa Kemasyarakatan
Sosial dan Perorangan
JUMLAH
11
902
29
41
247
163
105
102
31
22
18 11.511
154
B A B II
53
Pencapaian
Indikatorsetiap
Standarwarga
Pelayanan
Minimal
urusan wajib daerah Rencana
yang berhak
diperoleh
secara
minimal.
Tabel 2.22
Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaaan
No.
Jenis
Pelayanan
Dasar
2
1. Pelayanan
Pelatihan
Kerja
Kerja
Nilai
3
1. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi
4
75%
5
tenaga kerja yang dilatih
60%
60%
50%
50%
45%
B A B II
x 100 %
x 100 %
x 100 %
Penanggung
Jawab
x 100 %
x 100 %
Dinas/Unit
Ketenagakerjaan
Prov, Kab/Kota
x 100 %
x 100 %
x 100 %
54
Indikator SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM
bidang ketenagakerjaan bagi daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota, dapat berupa masukan,
proses, keluaran, hasil, dan/atau manfaat pelayanan dasar. Dan batas waktu pencapaian SPM adalah
kurun waktu yang ditentukan untuk mencapai SPM secara nasional
Pemerintah daerah menyelenggarakan pelayanan dasar bidang ketenagakerjaan berdasarkan
SPM bidang ketenagakerjaan. SPM bidang ketenagakerjaan merupakan standar pelayanan dasar bidang
ketenagakerjaan yang meliputi jenis pelayanan dasar, indikator SPM, nilai SPM, batas waktu
pencapaian, dan satuan kerja/lembaga penanggung jawab. SPM bidang ketenagakerjaan menjadi salah
satu
acuan
bagi
pemerintah
daerah
untuk
menyusun
perencanaan
dan
penganggaran
B A B II
55
Tabel 2.23
Profil Pelayanan Dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan
Batas
Penanggung
Waktu
Jawab
Nilai Pencapaian
75%
2016
Indikator
60%
2011
2012
100
100
100
76
46
65
100
100
100
98
98
93
100
100
100
16
36
31
2016
2016
2 Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja
3 Pelayanan Penyelesaian
Perselisihan Hubungan
Industrial
4 Pelayanan Kepesertaan
Jamsostek
50%
2016
5 Pelayanan Pengawasan
Ketenagakerjaan
1 Besaran pemeriksaan
perusahaan
45%
2016
2016
2010
2016
2016
Dinas/Unit
Ketenagakerjaan
Prov, Kab/Kota
B A B II
56
development; Laporan dari perusahaan pemberi kerja, perusahaan penyedia jasa pekerja dan bursa
kerja khusus mengenai penempatan tenaga kerja yang direkrut melalui dinas yang membidangi
ketenagakerjaan Kab./Kota, Badan Pusat Statistik (BPS), PT. Jamsostek (Persero), Data jumlah kasus
yang diselesaikan di luar Pengadilan Hubungan Industrial melalui Perjanjian Bersama (PB) dan data
jumlah kasus yang dicatatkan diperoleh dari dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Provinsi dan
Kab./Kota.
Kelima pelayanan dasar dalam SPM Bidang Ketenagakerjaan tersebut wajib dilaksanakan
pencapaiannya oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan, baik di tingkat Provinsi maupun
Kab./Kota. Sebagaimana terdapat pada Tabel 2.22 yang menguraikan secara rinci mengenai indikator
SPM, nilai SPM, cara penghitungan SPM, serta batas waktu pencapaiannya.
SPM bidang ketenagakerjaan merupakan referensi untuk mengukur kualitas dan kuantitas
pelayanan publik yang diberikan pemerintah daerah. Selain itu, SPM merupakan salah satu alat ukur
untuk melihat kinerja pemerintah daerah yang terkait dengan urusan wajib pemerintah daerah (sesuai
UU 32 Tahun 2004), pemerintah daerah memiliki urusan wajib pelayanan dasar dan urusan pilihan,
salah satu urusan wajib pelayanan dasar adalah ketenagakerjaan. Sehingga diharapkan penerapan
SPM dapat meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat.
B A B II
57
permukiman
transmigrasi yang meliputi kegiatan pembukaan lahan, pembangunan jalan, pembangunan jembatan,
pembangunan gorong gorong, drainase dan dermaga, pembangunan rumah dan jamban keluarga,
sarana air bersih, fasilitas umum serta prasarana dan sarana lainnya sesuai dengan kebutuhan
permukiman dan spesifik lokasi maupun letak geografisnya.
Sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan kawasan perdesaan yang terintegrasi antara
kawasan transmigrasi, hinterland dan kawasan perkotaan, pembangunan transmigrasi dilaksanakan
dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan baik makro maupun mikro melalui pendekatan
wilayah sesuai rencana tata ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota.
Sehingga paradigma transmigrasi kini telah berubah tidak lagi fokus pada demografis semata,
melainkan pengembangan kawasan sebagai
mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang belum dimanfaatkan terutama di sektor pertanian
melalui pembukaan lahan lahan pertanian atau ekstensifikasi. Untuk itu pengembangan wilayah
transmigrasi dan lokasi permukiman transmigrasi diarahkan guna mendukung :
1. ketahanan pangan dan penyediaan papan
2. kebijakan energi alternatif bio fuel
3. pemerataan investasi ke seluruh wilayah
4. ketahanan nasional daerah pulau terluar dan wilayah perbatasan
5. penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan
Pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi merupakan pembangunan kota di
kawasan transmigrasi untuk menciptakan kawasan transmigrasi yang berkembang menjadi pusat
kegiatan ekonomi melalui
pertumbuhan ekonomi baru dalam satu kesatuan sistem pembangunan ekonomi wilayah, guna
meningkatkan kesejahteraaan para transmigran dan masyarakat sekitar. Sehingga tercipta kawasan
pusat pertumbuhan ekonomi yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, pelayanan agroindustri,
pendidikan dan pelatihan, pemerintahan dan perdagangan.
Pembangunan
ketransmigrasian
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
dan
produktivitas masyarakat melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan guna membangun
kemandirian dalam mewujudkan integrasi permukiman transmigrasi dengan masyarakat sekitar.
Sehingga transmigrasi diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan sosial
dan ekonomi untuk mengurangi ketimpangan pembangunan, melalui daya dukung pembangunan
sosial dan ekonomi serta menciptakan peluang perluasan kesempatan kerja, pengembangan pola
kegiatan usaha dan komoditas unggulan serta mengurangi kemiskinan.
Untuk mendukung aktivitas sosial ekononomi di kawasan transmigrasi, kepada transmigran
disediakan lahan usaha dengan status hak milik sesuai dengan pola usaha. Selain itu transmigran
menerima berbagai bantuan lainnya dari pemerintah seperti catu pangan, sarana produksi pertanian
dan bimbingan, pengembangan serta perlindungan kemitraan usaha sesuai dengan UU Nomor 29
tahun 2009 tentang perubahan atas undang undang Nomor 15 tahun 1997 tentang
ketransmigrasian. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan terjadi pengembangan usaha pokok
sehingga meningkatkan kegiatan produksi pertanian di Unit Permukiman Transmigrasi.
B A B II
58
kawasan
transmigrasi
belum
memperhatikan
prinsip-prinsip
pembangunan
berkelanjutan. Pertimbangan ekonomi lebih dominan sehingga aspek sosial budaya dan ekologi kurang
dipertimbangkan. Hasil kajian Depnakertrans menyatakan bahwa penyebab kegagalan di berbagai unit
permukiman transmigrasi tersebut antara lain karena pelaksanaan program transmigrasi hanya
mengejar kepentingan ekonomi sesaat dan kurang mempertimbangkan aspek lingkungan dan aspek
sosial budaya setempat.
Proses pengambilan keputusan dalam penetapan kebijakan masih dilakukan secara top down dan
parsial. Proses ini menghasilkan kebijakan yang bersifat makro sehingga kurang relevan dengan
karakteristik kawasan yang berbeda - beda. Mekanisme ini menyebabkan kesenjangan program dan
kegiatan antara kebijakan pemerintah dengan kebijakan pemerintah daerah. Demikian pula yang
terjadi secara lintas sektor. Selain itu proses tersebut kurang melibatkan masyarakat dan pengusaha
sejak awal, sehingga implementasinya mengalami berbagai hambatan. Kondisi objektif ini memerlukan
kebijakan dan strategi pengembangan kawasan secara partisipatif dan terpadu agar pengembangannya
dapat lebih berkelanjutan. Sehingga dibutuhkan peran aktif pemerintah daerah dalam pembangunan
dan pengembangan wilayah transmigrasi.
Perkembangan Transmigrasi
Provinsi Aceh mempunyai potensi sumber daya lahan masih dapat dikembangkan untuk
memanfaatkan potensi tersebut maka perlu adanya program transmigrasi. Program Transmgirasi
diprioritaskan bagi masyarakat putus sekolah, korban konflik/eks kombatan, kaum dhuafa, masyarakat
yang terkena musibah bencana alam, penataan desa daerah yang terisolir, penduduk yang terkena
dampak DAS, korban abrasi laut, penduduk daerah perbatasan, masyarakat perambah hutan dan
masyarakat miskin yang tidak punya lahan garapan untuk penciptaan lapangan kerja dalam usaha
mengolah dan memanfaatkan sumberdaya lahan yang tersedia sehingga berdaya guna bagi
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian dan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Transmigrasi.
Guna
mendukung
prioritas
pembangunan
daerah
di
Aceh,
terutama
menyangkut
penanggulangan kemiskinan, maka pemerintah daerah melalui SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh telah mencadangkan areal seluas 412.715,35 Ha. Namun dari jumlah tersebut yang
telah dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman penduduk yang telah ada (PTA) seluas
104.962.5 Ha, sedangkan sisanya sebesar 317.752,85 Ha akan dapat dimanfaatkan untuk mendukung
program pengembangan permukiman penduduk yang baru ke depan (PTB).
B A B II
59
Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi dalam pengembangan
kawasan transmigrasi, khususnya pengembangan kawasan transmigrasi di lahan kering. Sejak tahun
1975 sampai dengan tahun 2012 telah dilaksanakan pembangunan permukiman transmigrasi
sebanyak 161 UPT yang sebagian besar pembangunannya dilakukan dengan memanfaatkan lahan
kering.
Penyelenggaraan dan penempatan transmigrasi di Aceh telah dilaksanakan sejak 1975 dengan
lokasi penempatan pertama yang berjumlah 300 KK/1419 jiwa di Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara.
Jumlah warga yang telah ditempatkan selama hampir 4 dekade pembangunan transmigrasi sejak tahun
1975 sampai tahun 2011 mencapai 41753 KK.
Lokasi permukiman transmigrasi yang terbesar berada di Kabupaten Aceh Singkil (sebelum
pemekaran) berjumlah 30 (tiga puluh) lokasi, kemudian Aceh Jaya berjumlah 17 ( tujuh belas ) lokasi
dan Aceh Timur sebanyak 16 (enam belas) lokasi. Dari beberapa UPT tersebut teridentifikasi yang
telah berstatus gampong berjumlah 126 lokasi. Sejak tahun 1975 sampai tahun 2010, jumlah UPT
yang masih dibina dan belum definitif berjumlah 37 UPT. Lokasi transmigrasi yang dibangun dengan
APBN berjumlah 139 UPT dan APBD berjumlah 24 UPT.
Tabel 2.24
Perkembangan Transmigrasi Aceh Tahun 1975 -2011
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kabupaten /Kota
Aceh Utara
Bireuen
Aceh Timur
Aceh Tamiang
Aceh Selatan
Aceh Singkil
Gayo Lues
Aceh Tenggara
Aceh Tengah
Nagan Raya
Aceh Barat
Aceh Jaya
Aceh Besar
Pidie
Sabang
Simeulue
Pidie Jaya
Subulussalam
Bener Meriah
Lhokseumawe
Langsa
Banda Aceh
Aceh Barat Daya
Jumlah
Jumlah UPT
10
7
17
2
11
15
8
1
9
14
12
17
8
7
1
1
3
16
2
161
B A B II
Jumlah Penempatan
KK
Jiwa
3698
16472
1012
3845
5338
22080
295
1285
2150
9286
3979
16764
1385
5858
100
440
2038
8255
4923
20713
3793
15629
4043
16291
1299
5187
1790
6850
100
357
350
1609
300
1450
4960
21298
200
825
41753
174494
60
Program transmigrasi di Aceh telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi percepatan
pembangunan kelembagaan, infrastruktur pengembangan wilayah pertanian maupun perekonomian.
Berkembangnya kegiatan dan pertumbuhan ekonomi di Wilayah Pengembangan Transmigrasi telah
mendorong berkembangnya UPT menjadi gampong baru, ibukota kecamatan dan bahkan ibukota
kabupaten, sebanyak 126 gampong atau 1,97 % merupakan gampong yang berasal dari Unit
Permukiman Transmigrasi (144 UPT yang telah dibangun sampai tahun 2009)
gampong di Aceh.
Kawasan transmigrasi yang telah dibangun diantaranya sudah berkembang dan telah menjadi
pusat - pusat pertumbuhan baru. Program transmigrasi telah berhasil mengembangkan sekitar 160 an
Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) dengan berbagai infrastrukturnya. Data eks UPT yang telah
mendorong perkembangan daerah menjadi pusat pemerintahan sebanyak 20 kecamatan dan 4
kabupaten (Disnakermobduk, 2009) seperti Jantho di Kabupaten Aceh Besar, Subulusalam (Ibukota
Subulusalam), Singkohor ( ibukota kecamatan Singkohor), Lamie dan Seunem di Kabupaten Nagan
Raya, beberapa gampong di Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Selatan,
Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya dan Kota Subulusalam.
Tabel 2.25
Jumlah Gampong yang berasal dari Lokasi Transmigrasi sampai tahun 2009
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kabupaten /Kota
Jumlah Gampong
Aceh Utara
Bireuen
Aceh Timur
Aceh Tamiang
Aceh Selatan
Aceh Singkil
Gayo Lues
Aceh Tenggara
Aceh Tengah
Nagan Raya
Aceh Barat
Aceh Jaya
Aceh Besar
Pidie
Sabang
Simeulue
Pidie Jaya
Subulussalam
Bener Meriah
Lhokseumawe
Langsa
Banda Aceh
Aceh Barat Daya
853
609
484
213
245
116
136
385
268
222
321
172
601
732
18
137
221
74
233
68
51
90
132
UPT Gampong
%
Jumlah
1.17
10
0.99
6
2.48
12
0.47
1
4.49
11
9.48
11
3.68
5
0.26
1
2.61
7
5.86
13
2.18
7
8.14
14
1
6
0.55
4
5.56
1
0.73
1
21.62
16
-
Namun demikian, sebagian masih memerlukan upaya penanganan agar dapat berkembang
menjadi sentra-sentra produksi dan memiliki keterkaitan kegiatan hulu-hilir yang selanjutnya dapat
menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan baru.
B A B II
61
Tabel 2.26
Realisasi Pembangunan Lokasi Transmigrasi Baru (PTB) di Aceh
Tahun 2005 -2012
No. Kab/Kota/Lokasi
1
4
5
6
7
10
11
12
13
14
Aceh Besar
1.Teurebeh
2.Cucum
Pidie
3.Titeu Keumala
4.Mampreeh
Aceh Singkil
5.Pangkalan Sulampi
6.Lae Balno
7. Lae Bangun
Aceh Timur
8.Peunaron Sp.
Aceh Tamiang
9.Alue Punti II
Bireuen
10. Bukit Ceurana
Pidie Jaya
11.Buloh
12.Gaharu
13.Abah Lueng
Gayo Lues
14.Keunyaran Sp.1
15.Keunyaran Sp.2
16.Pasir Putih
Aceh Barat
17.Alue Peunyaring Sp.6
18.Lango
Aceh Tengah
19.Pemeu Sp.2
Nagan Raya
20.Beutong Ateuh
Aceh Selatan
21.Keude Trumon
Aceh Jaya
22.Paya Seumantok
Bener Meriah
23.Samar Kilang Sp.4
24.Pintu Rime
Jumlah
B A B II
Daya Tampung
Pembangunan
Rumah
Tahun
150
67
150
67
2006
2007
100
100
100
25
2007
2010
100
100
100
100
100
50
2007
2009
2009
200
200
2007
100
2007
100
100
2009
100
100
100
100
65
35
100
2009
2010
2011
2008
100
215
100
100
215
100
2007
2007
2007
100
600
100
45
2007
2011
300
50
2008/2011
100
100
2011
100
59
25
16
2009
2010
2011
100
35
2010
100
100
3332
405
460
2902
2010
2011
62
Perkembangan politik yang terjadi pada awal reformasi telah banyak menimbulkan pengaruh
negatif terhadap perkembangan transmigrasi di Aceh. Hal ini terlihat dari banyak lokasi transmigrasi
yang ditinggalkan oleh masyarakat akibat konflik (baik yang bersertifikat maupun tidak). Sehingga
menimbulkan eksodus besar besaran warga transmigran asal Pulau Jawa. Jumlah pengungsi
keseluruhan di Aceh berjumlah 21.270 KK, yang telah ditangani menggunakan APBN 4013 KK dan
yang kembali ke lokasi secara swadaya sejumlah 3450 KK sisanya yang belum tertangani sejumlah
13807 KK.
Terjadinya konflik telah menimbulkan tidak optimalnya pembangunan di lokasi permukiman
menyebabkan tidak berkembangnya beberapa Unit Permukiman Transmigrasi. Hal itu dipengaruhi
oleh beberapa hal diantaranya rendahnya anggaran pemerintah daerah sehingga upaya pemberdayaan
dan pembinaan masyarakat transmigrasi.. Pemberdayaan dan pembinaan lokasi permukiman sangat
diperlukan agar masyarakat transmigrasi menjadi lebih produktif dalam mengusahakan lahan yang
telah disediakan.
Selain faktor tersebut kurangnya keseriusan masyarakat dalam melaksanakan program
transmigrasi lokal di Aceh menyebabkan banyak lahan transmigrasi yang telah disediakan terbengkalai
bahkan ada beberapa lokasi yang telah ditempatkan kosong. Sehingga diperlukan Kebijakan
Pemerintah Aceh yang tepat untuk menempatkan warga transmigrasi luar Aceh sehingga terjadi
transfer pengetahuan dan pengalaman terhadap warga lokal misalnya dengan rasio 25 % luar Aceh
dan 75 % asal Aceh.
Untuk mengatasi tidak berkembangnya lokasi transmigrasi maka perlu revitalisasi kawasan dan
pemberdayaan masyarakat transmigrasi sehingga terbentuk pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial
budaya dengan berpedoman pada keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 214
Tahun 2007 tentang pedoman umum pembangunan dan pengembangan Kota Terpadu Mandiri di
Kawasan Transmigrasi.
Saat ini Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh telah mempersiapkan dan
melaksanakan kajian tentang calon Lokasi KTM yaitu Kota Subulusalam, Kabupaten Aceh Timur,
Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Gayo Lues.
Pembangunan dan pengembangan Kota Terpadu Mandiri dirancang dengan pendekatan Wilayah
Pengembangan Transmigrasi ( WPT) dan Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT) pada kawasan yang
sudah ada atau terdapat lokasi transmigrasi atau kawasan potensial yang belum ada pembangunan
transmigrasi yang didukung dengan lokasi transmigrasi yang telah ada.
Dokumen Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program sebagaimana
disebutkan dalam Undang undang RI No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang.
Menurut Undang undang No.29 tahun 2009 tentang perubahan Undang undang No.15
tahun 1997 tentang ketransmigrasian disebutkan antara lain lokasi permukiman transmigrasi adalah
lokasi potensial yang ditetapkan untuk mendukung pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau
ruang yang sedang berkembang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Selanjutnya pembangunan transmigrasi diarahkan pada pemerataan persebaran penduduk yang
serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan. Kesiapan lokasi juga
memperhatikan aspek legal pertanahan yaitu 2C ( Clean and Clear) dan 4 L (Layak huni, layak
kembang, layak lingkungan, layak Usaha). Clear adalah kejelasan letak, luas dan batas lokasi yang
dapat dipetakan dan Clean adalah status lahan harus bebas masalah, adanya dukungan masyarakat
B A B II
63
setempat, areal tidak masuk dalam kawasan hutan, areal tidak tumpang tindih peruntukan lain serta
adanya penetapan pencadangan areal dari Gubernur berdasarkan rekomendasi Bupati/Walikota.
Perencanaan suatu lokasi permukiman merupakan suatu proses penyaringan calon lokasi yang
dilaksanakan secara bertahap dimulai dari perencanaan makro yang menghasilkan rencana jangka
panjang (20 tahun) dan rencana jangka menengah (5 tahun) sampai dengan perencanaan kriteria
mikro yang menghasilkan Rencana Kerangka Satuan Kawasan Permukiman ( RKSKP)/Survey tahap II
dan Rencana Teknis Unit Permukiman Transmigrasi (RTUPT) atau Rencana Teknis Satuan Permukiman
Transmigrasi (RTUPT) atau Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) serta Survey Redesain Rencana
Teknis Unit Permukiman Transmigrasi ( Redesain RTUPT).
Tabel 2.27
Dokumen Perencanaan Tata Ruang Calon Permukiman Transmigrasi
Tahun 2007 2012
No.
1
1
Kab/Kota /Lokasi
Jenis Perencanaan
Tata Ruang
Penataan Desa
Penataan Desa
Penataan Desa
2008
2008
2008
100
100
100
Penataan Desa
2008
100
TSM
2011
100
RTSP-RTJ
2007
600
7 Blang Luah
8 Paya Baro
9 Suak Biduk
10 Antong
Aceh Tengah
11 Pameu 2/Pamar Sp.2
2010
2010
2010
2011
125
125
125
200
2007
200
2008
300
TSM
2011
100
RTSP-RTJ
2008
500
5 Tampui
Aceh Barat
6 Pante
Ceurmeun/Lango
Daya
Tampung
(KK)
5
2
Pidie Jaya
1 Kayee Jatho
2 Lampoh Lada
3 Buloh
Gaharu
Tahun
13 Pantan Nagka
Aceh Tamiang
14 Kaloy /Tamiang
Hulu
15 Rongoh
Bener Meriah
16 Samar Kilang Sp.2
RTSP-RTJ
2010
200
2007
200
2008
150
2008
200
Gayo Lues
19 Terlis/Nangka/
Tripe Jaya
RTSP-RTJ
2007
20 Pangwa
21 Agussen
22 Tingkem
RTSP-RTJ
RTSP-RTJ
RTSP-RTJ
2008
2009
2009
100
150
100
B A B II
Keterangan
6
Selesai
dibangun
Selesai
dibangun
Tahap
Pembangunan
Tahap
Pembangunan
64
10
11
12
13
14
15
16
Simeulue
23 Lauke /Simeulue
Tengah
RTSP-RTJ
2008
250
24 Sigulai/Simeulue
Barat
RTSP-RTJ
2008
479
25 Ujung Salang
Aceh Utara
26 Cot Girek Sp.7
/Seureke
RTSP-RTJ
2009
250
2008
250
TSM
RTSP-RTJ
2011
2011
250
100
Penataan Desa
Re-Design RTSP RTJ
2008
2009
125
350
RTSP-RTJ
Re-Design RTSP RTJ
Re-Design RTSP RTJ
Penataan Desa
Penataan Desa
TSM
2009
2009
2009
2009
2010
2011
300
100
300
60
100
100
RTSP-RTJ
2008
100
38 Cot Cantek
Penataan Desa
2008
100
39 Sineubok Keuke
Penataan Desa
2008
100
40 Peunadok
41 Paya Guci
42 Lhok Gadong
Aceh Singkil
43 Situban Makmur
/Biskang
Penataan Desa
Penataan Desa
RTSP-RTJ
2009
2009
2010
100
250
150
Penataan Desa
2009
100
2008
2009
2010
2011
170
200
200
300
RTSP-RTJ
Re-Design RTSP RTJ
TSM
TSM
Penataan Desa
2009
2009
2011
2011
2008
300
150
150
150
120
Penataan Desa
2010
100
Penataan Desa
TSM
2010
2011
100
150
27 Alue Dua
28 Alue Dua Sp.2
Bireuen
29 Pante Karya
30 Kr.Peutetap
Nagan Raya
31 Killa
32 Lamie VII
33 Keutubong Tunong
34 Kulam Jeureneh
35 Pantee Ara
36 Ujung Lamie
Pidie
37 Tiro /Mampreeh
Aceh Jaya
44 Pasie Timon
45 Alue Gro
46 Glee Putoh
47 Mareu
Subulussalam
48 Kuta Tengah
49 Bawan
50 Kampong Oboh
51 Namo Buaya
52 Kp.Seupang
Aceh Selatan
53 Siurai - urai
Aceh Besar
54 Data Cut
55 Bueng Simek
B A B II
Telah
dibangun 25
unit
Pertimbangan
Kawasan
Hutan
Pertimbangan
Kawasan
Hutan
65
Untuk menyusun rencana teknis tata ruang permukiman transmigrasi yang terintegrasi dengan
permukiman penduduk sekitarnya sesuai dengan potensi lokasi maka perlu dilaksanakan sebuah
kegiatan RTSP RTJ.
Redesain RTSP RTJ adalah untuk meneliti dan menganalisa kembali rencana tata ruang RTSP RTJ
yang pernah dikerjakan oleh
perubahan tata guna lahan, status lahan dan kesesuaian lahan sehingga perlu dilakukan penyesuaian
/perpindahan lokasi. Sehingga Redesain RTSP- RTJ adalah penyesuaian tata ruang dari kondisi tidak
layak menjadi layak, menjadi kondisi layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan
sesuai dengan potensi lokasi yang ada.
Selain itu ada juga penataan desa yaitu sebuah perencaana tata ruang untuk menyusun rencana
teknis tata ruang desa sekitarnya sesuai dengan potensi yang ada.
Selama tahun 2007 - 2012 dokumen rencana tata ruang yang telah dihasilkan oleh Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh diantaranya RTSP-RTJ sebanyak 16 lokasi ( 9 Kabupaten),
Re- Design RTSP- RTJ sebanyak 12 lokasi (8 kabupaten), Penataan Desa sebanyak 19 lokasi ( 10
Kabupaten). TSM sebanyak 8 lokasi (7 Kabupaten) sehingga dokumen perencanaan tata ruang yang
telah disurvey sebagai calon permukiman calon berjumlah 55 lokasi (16 kabupaten/kota) berdasarkan
usulan mayarakat dan pemerintah kabupaten/kota melalui instansi terkait berdasarkan penetapan
calon lokasi oleh bupati /walikota.
Era Otonomi Daerah
Untuk melanjutkan pembangunan program ketranmigrasian di Aceh perlu kebijakan yang tepat
guna memacu pertumbuhan dan kegiatan ekonomi di kawasan transmigrasi dengan melaksanakan
pemberdayaan masyarakat transmigrasi lokal sehingga dapat meningkatkan produksi pangan di
kawasan transmigrasi.
Tantangan terberat dalam pelaksanaan program transmigrasi pada era otonomi daerah adalah
bagaimana menciptakan keyakinan semua stakeholder bahwa transmigrasi sangat relevan untuk
meningkatkan kesejahteraaan masyarakat. Sehingga perlu penyesuaian terkait dengan konsepsi
maupun operasional.
Dalam era otonomi daerah program transmigrasi telah memasuki paradigma baru yang mengacu
pada kerangka pikir dan tujuan pembangunan daerah yang dituangkan dalam RPJP Aceh dalam kurun
waktu 20 tahun. Sehingga diharapkan dapat memecahkan persoalan demografi dan memberikan
kontribusi dalam menurunkan jumlah penduduk miskin sesuai dengan prioritas Renstra 2012 -2017.
Secara
geografis,
program
transmigrasi
ditargetkan
dapat
mengurangi
kesenjangan
pembangunan antara wilayah yang tercermin dari meningkatnya peran perdesaaan sebagai basis
pertumbuhan ekonomi agar mampu meningkatkan kesejahteraaan masyarakat perdesaan melalui
pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan.
Adapun langkah untuk memberdayakan transmigrasi lokal di Aceh seperti pelaksanaan sistem
transmigrasi sebelumnya yaitu dengan membaurkan masyarakat lokal dengan masyarakat luar Aceh
yang didatangkan dan ditempatkan dalam satu permukiman transmigrasi yang tujuannya adalah
memberikan motivasi dan membagi pengetahuan serta pengalaman. Namun porsi penempatannya
disesuakan secara teknis antara pemerintahan pusat dan daerah menurut kesepakatan bersama.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas dapat dikemukakan pendapat yang menekankan bahwa
transmigrasi dalam otonomi daerah perlu diposisikan dalam rangka
1. Memenuhi permintaaan sumber daya Manusia
2. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya kawasan
B A B II
66
B A B II
67
T A H U N 2012 - 2017
Tabel 2.28
Review Pencapaiaan Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
No
Target
SPM
Target
Target IKK Indikator
Lainnya
4
5
2
7
3
8
4
9
5
10
2008
2009
2010
2011
2012
Non Program
1
01.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
15
16
17
18
02.
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
11
12
23.450.600.000
30.480.378.500
38.256.789.554
44.796.332.100
49.875.211.300
180.333.550
395.624.857
10.258.000
63.000.000
159.230.000
120.000.000
115.230.000
-
202.411.000
467.200.000
182.000.000
16.255.000
71.800.250
199.650.000
168.550.000
140.000.000
-
248.899.652
498.263.300
243.000.000
25.450.000
78.565.200
256.477.000
183.540.000
224.000.000
-
300.152.450
563.000.000
27.560.000
352.487.000
301.000.000
190.000.000
226.231.000
-
330.452.110
620.500.000
31.270.000
400.200.000
358.963.112
198.000.000
255.000.000
189.000.000
204.360.000
14.000.000
225.411.000
13.456.852
162.000.000
29.877.556
148.000.000
31.252.110
187.356.487
34.000.000
1.202.356.887
521.100.000
245.563.221
37.850.000
896.000.000
40.200.000
1.563.254.000
420.659.000
288.300.400
196.369.000
785.233.300
45.223.987
200.523.444
423.850.000
290.000.000
255.000.000
1.775.623.333
-
145.232.000
310.582.000
302.154.659
247.883.147
1.689.598.000
-
296.000.000
300.522.120
306.897.994
183.669.000
1.586.233.421
-
210.000.000
17.598.633
325.211.000
152.300.000
285.520.000
16.584.755
47.566.228
376.500.000
49.265.000
90.450.000
-
325.000.000
42.896.336
352.000.000
177.888.950
88.635.447
235.887.469
25.456.321
200.548.777
296.336.211
59.000.000
41.200.000
360.000.000
70.000.000
36.521.874
211.452.133
425.411.000
102.365.443
189.600.000
68.000.000
396.333.258
90.254.662
95.000.000
23.000.000
306.895.000
88.659.334
652.988.900
B A B II
68
T A H U N 2012 - 2017
1
11
2
12
3
13
4
14
5
15
2008
2009
2010
2011
2012
14.529.186.348
20.276.755.739
21.040.419.867
22.188.077.007
22.070.215.981
132.233.500
317.563.075
3.045.000
57.000.000
97.484.000
74.178.600
62.548.600
-
89.192.000
278.805.363
133.200.000
63.000.000
101.928.000
66.946.340
70.331.300
-
50.161.600
290.883.938
45.500.000
75.240.000
96.868.000
66.041.530
95.162.900
-
34.952.100
309.553.804
4.500.000
262.900.000
158.206.000
113.706.900
124.983.000
-
176.380.000
7.890.000
135.555.000
9.445.000
60.535.000
18.780.000
293.014.000
221.430.000
159.750.000
34.700.000
509.250.000
-
776.435.000
251.120.000
176.400.000
120.211.000
553.200.000
-
139.530.000
13.000.000
156.286.000
120.300.000
76.431.000
515.902.000
194.705.000
10.400.000
38.000.000
222.426.500
33.615.000
79.074.000
-
1
16
2008
2
17
2009
3
18
2010
4
19
2011
5
20
2012
Non Program
1
01.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
15
16
17
18
02.
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
11
12
B A B II
62,0 %
66,5 %
55,0 %
49,5 %
44,3 %
36.000.000
379.756.871
4.500.000
328.800.000
203.502.000
119.170.000
93.697.000
151.554.500
73,3
80,3
29,7
90,5
61,2
61,8
54,3
-
44,1
59,7
73,2
87,7
51,1
39,7
50,2
-
20,2
58,4
18,7
95,8
37,8
36,0
42,5
-
11,6
55,0
16,3
74,6
52,6
59,8
55,2
-
10,9
61,2
14,4
82,2
56,7
60,2
36,7
80,2
80.750.000
20.900.000
128.500.000
21.890.000
86,3 %
56,4 %
60,1 %
70,2 %
37,4 %
62,9 %
54,6 %
66,9 %
68,6 %
64,4 %
78.450.000
298.390.000
169.200.000
137.487.500
656.100.000
-
97.760.500
258.600.000
237.600.000
68.091.000
859.650.000
-
103.193.500
244.670.000
270.600.000
36.350.000
1.085.700.000
-
24,4
42,5
65,1
91,7
56,8
-
%
%
%
%
%
49,7
59,7
61,2
61,2
70,5
-
%
%
%
%
%
39,1
70,4
58,3
53,9
37,0
-
67,3
83,3
78,6
27,5
50,9
-
%
%
%
%
%
34,9
81,4
88,2
20
68,4
-
%
%
%
%
%
188.918.000
35.684.000
249.038.500
105.912.000
49.392.900
105.602.000
13.956.000
131.856.000
167.936.000
47.000.000
36.000.000
248.470.000
53.904.000
26.376.000
195.135.000
321.676.000
80.145.000
106.900.000
49.800.000
316.230.000
80.131.500
78.250.000
14.983.600
242.323.000
66,4
73,9
48,1
79,0
86,2
79,0
68,2
62,7
79,9
59,1
68,2
87,4
-
58,1
83,2
70,7
59,5
55,7
44,8
54,8
65,7
56,7
79,7
87,4
69,0
77,0
72,2
92,3
%
%
%
75,6
78,3
56,4
73,2
79,8
88,8
82,4
65,1
79,0
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
69
T A H U N 2012 - 2017
Target
SPM
03.
32
33
34
04
35
36
37
38
39
40
41
05
42
43
44
45
46
47
06
48
49
50
51
52
53
Target
Target IKK Indikator
Lainnya
4
5
B A B II
2
7
3
8
4
9
5
10
2008
2009
2010
2011
2012
450.000.000
12.685.000
256.987.000
250.362.147
-
396.875.214
-
269.000.000
123.300.000
577.000.000
118.563.000
325.411.236
102.320.000
489.699.335
-
411.587.996
477.896.000
66.522.000
201.363.000
-
213.652.000
213.540.000
59.963.223
-
475.200.000
198.563.222
-
45.269.878
60.000.854
198.778.562
58.796.330
200.545.366
36.589.725.000
5.213.657.890
520.369.000
5.987.621.000
9.856.245.600
23.252.113.000
2.589.365.000
12.356.200.000
3.000.256.000
387.596.000
18.150.000.000
689.785.330
7.856.321.452
233.000.000
4.210.000.000
300.250.000
5.690.000.000
369.258.147
3.245.699.000
485.210.000
5.213.000.000
321.000.000
235.698.000
785.236.987
-
336.985.111
-
387.888.000
153.885.000
296.333.400
721.114.589
2.001.569.700
301.000.000
289.000.000
1.114.520.000
6.958.447.000
1.875.664.775
421.000.325
3.569.875.210
396.882.000
4.783.314.255
600.123.000
5.623.000.000
200.500.000
70
T A H U N 2012 - 2017
03.
32
33
34
04
35
36
37
38
39
40
41
05
42
43
44
45
46
47
06
48
49
50
51
52
53
1
11
2
12
3
13
4
14
5
15
2008
2009
2010
2011
2012
1
16
2008
2
17
2009
3
18
2010
260.540.500
7.000.000
133.080.000
125.081.000
-
264.320.000
-
57,9 %
55,2 %
51,8 %
50,0 %
-
135.862.500
70.319.000
449.634.000
-
168.200.000
40.010.000
-
275.050.000
178.035.000
48.107.200
72.425.000
-
122.030.500
156.251.000
45.220.000
-
321.394.900
97.792.000
-
50,5 %
57,0 %
77,9 %
51,7 %
39,1 %
-
66,8
37,3
72,3
36,0
35.847.000
42.000.000
68.250.000
36.110.000
79,2 %
100.570.000
4.650.597.096
2.129.655.000
4.061.984.370
6.149.784.820
15.494.937.700
1.352.537.375
9.205.195.000
1.401.350.000
98.700.000
10.586.280.000
428.043.000
6.424.789.980
42.105.000
2.185.782.000
109.207.500
3.565.880.300
208.695.000
2.076.392.000
233.763.000,0
95.865.000
246.441.500
-
248.092.000
-
248.282.000
-
4.345.051.450
855.895.580
280.637.000
B A B II
4
19
2011
5
20
2012
66,6 %
-
57,1 %
73,2 %
75,4 %
-
67,6 %
49,2 %
-
70,0 %
34,3 %
61,4 %
50,1 %
12,7 %
40,8 %
67,8 %
62,4 %
66,6 %
52,2 %
74,5 %
46,7 %
25,5 %
58,3 %
62,1 %
3.040.054.800
241.427.750
81,8 %
18,1 %
51,9 %
36,4 %
62,7 %
56,5 %
64,0 %
48,2 %
58,3 %
75,2 %
194.188.000
438.069.900,0
1.407.637.000,0
197.185.000
199.945.000
993.972.000
40,7 %
31,4 %
-
73,6 %
-
64,0 %
-
65,5 %
60,7 %
70,3 %
65,5 %
69,2 %
89,2 %
2.607.348.000
329.997.500,0
3.389.809.700,0
348.422.500
4.110.020.600
62,4 %
45,6 %
66,7 %
73,0 %
83,1 %
70,9 %
58,1 %
73,1 %
%
%
%
%
71
T A H U N 2012 - 2017
07
54
55
56
57
58
59
60
61
08
62
63
64
65
09
66
67
68
69
Target
Target
Target IKK Indikator
SPM
Lainnya
3
4
5
1
6
2
7
3
8
4
9
5
10
1
11
2
12
3
13
4
14
5
15
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
152.300.000
235.200.000
287.566.000
247.895.636
187.562.000
104.628.000
178.057.500
160.311.000
146.430.000
124.330.000
702.352.000
621.000.000
658.752.300
651.114.778
720.500.000
483.218.000
405.847.500
417.160.000
356.830.000
467.645.000
1.254.000.000
204.565.333
78.256.333
100.254.000
88.777.320
377.670.000
111.850.000
52.704.000
76.210.000
71.037.500
1.785.663.258
4.875.214.000
852.698.741
1.230.004.566
996.877.500
1.252.531.000
1.349.247.000
553.810.000
820.887.000
783.757.000
186.523.692
59.863.221
369.875.213
100.475.662
254.369.825
90.147.852
300.000.000
-
75.486.222
-
58.010.000
-
192.674.000
81.620.000
168.825.000
71.980.000
145.250.000
-
57.180.000
-
987.223.654
-
325.477.110
-
965.874.558
247.113.000
897.996.998
296.547.211
234.888.775
356.221.471
649.537.000
-
106.416.000
-
632.880.000
181.670.000
680.875.000
186.175.000
124.870.000
243.226.000
58.785.211.000
34.520.000.000
14.024.495.646 31.749.190.500
21.338.058.700
30.656.700.000
20.628.412.900
25.478.630.000
8.213.568.000
8.733.781.371
5.660.220.000
12.629.262.088
6.996.465.593
6.084.280.362
1.987.652.000
2.569.588.000
2.450.000.000
2.564.178.960
2.500.000.000
357.605.000
1.648.395.000
1.804.860.500
1.807.421.200
1.780.186.000
8.523.100.000
4.896.250.000
4.520.000.000
5.896.504.123
3.658.000.000
4.784.972.500
3.576.950.000
2.174.656.300
3.331.141.000
2.656.572.000
785.000.000
-
310.004.500
-
298.777.445
-
1.999.655.000
-
700.256.300
480.230.000
628.351.500
-
193.537.000
-
1.012.992.500
-
536.355.000
378.152.500
B A B II
72
T A H U N 2012 - 2017
07
54
55
56
57
58
59
60
61
08
62
63
64
65
09
66
67
68
69
1
11
2
12
3
13
4
14
5
15
2008
2009
2010
2011
2012
1
16
2008
2
17
2009
3
18
2010
4
19
2011
5
20
2012
104.628.000
178.057.500
160.311.000
146.430.000
124.330.000
68,7 %
75,7 %
55,7 %
59,1 %
66,3 %
483.218.000
405.847.500
417.160.000
356.830.000
467.645.000
68,8 %
65,4 %
63,3 %
54,8 %
64,9 %
377.670.000
111.850.000
52.704.000
76.210.000
71.037.500
30,1 %
54,7 %
67,3 %
76,0 %
80,0 %
1.252.531.000
1.349.247.000
553.810.000
820.887.000
783.757.000
70,1 %
27,7 %
64,9 %
66,7 %
78,6 %
58.010.000
-
192.674.000
81.620.000
168.825.000
71.980.000
145.250.000
-
57.180.000
-
31,1 %
-
52,1 %
81,2 %
66,4 %
79,8 %
48,4 %
-
75,7 %
-
649.537.000
-
106.416.000
-
632.880.000
181.670.000
680.875.000
186.175.000
124.870.000
243.226.000
65,8 %
-
32,7 %
-
65,5 %
73,5 %
75,8 %
62,8 %
53,2 %
68,3 %
14.024.495.646
31.749.190.500
21.338.058.700
30.656.700.000
20.628.412.900
23,9 %
70,2 %
60,5 %
68 %
59,8 %
8.733.781.371
5.660.220.000
12.629.262.088
6.996.465.593
6.084.280.362
34,3 %
28,5 %
51,9 %
68,4 %
74,1 %
357.605.000
1.648.395.000
1.804.860.500
1.807.421.200
1.780.186.000
18,0 %
64,2 %
73,7 %
70,5 %
71,2 %
4.784.972.500
3.576.950.000
2.174.656.300
3.331.141.000
2.656.572.000
56,1 %
73,1 %
48,1 %
56,5 %
72,6 %
628.351.500
-
193.537.000
-
1.012.992.500
-
536.355.000
378.152.500
80,0 %
-
64,8 %
-
50,7 %
-
76,6 %
78,7 %
B A B II
73
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam periode 5 (lima) tahun mendatang akan
berusaha lebih baik lagi dalam menyerap anggaran dana yang tersedia dengan memperbaiki faktorfaktor yang menjadi kendala dalam menunjang pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat
terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan profesionalitas kerja di lingkup dinas.
Tingginya aspirasi dan minat masyarakat melalui usulan dari dinas kabupaten/kota yang masuk
ke dinas tenaga kerja dan mobilitas penduduk Aceh menunjukan masyarakat sangat membutuhkan
perhatian terutama yang berhubungan dengan penempatan tenaga kerja, hubungan kerja maupun
perlindungan tenaga kerja serta pembangunan, penataan dan pengembangan wilayah yang
diwujudkan dalam bentuk fisik dan non fisik. Sehingga peran dan fasilitasi Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh sangat dibutuhkan sebagai suatu bentuk pendekatan pembangunan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penciptaan perluasan kesempatan kerja dan berusaha
serta mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
B A B II
74
T A H U N 2012 - 2017
Tabel 2.29
Anggaran dan Realisasi Pendanaan
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
No
Uraian
10
11
12
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
Non Program
1
01.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
02.
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
18.010.293.456
24.260.378.500
24.866.887.963
25.245.638.876
26.975.365.209
14.529.186.348
20.276.755.739
21.040.419.867
22.188.077.007
22.070.215.981
133.200.000
366.934.500
6.345.000
57.000.000
113.500.000
77.734.500
85.200.000
-
185.200.000
371.550.000
160.620.000
6.345.000
63.000.000
122.700.000
77.734.500
107.258.000
-
76.500.000
467.200.000
150.400.000
10.000.000
75.450.000
145.000.000
99.985.000
125.000.000
-
57.800.000
467.200.000
4.500.000
263.000.000
159.000.000
113.885.800
125.000.000
-
53.000.000
620.500.000
23.270.000
328.800.000
205.850.000
120.000.000
100.000.000
152.846.000
132.233.500
317.563.075
3.045.000
57.000.000
97.484.000
74.178.600
62.548.600
-
89.192.000
278.805.363
133.200.000
63.000.000
101.928.000
66.946.340
70.331.300
-
50.161.600
290.883.938
45.500.000
75.240.000
96.868.000
66.041.530
95.162.900
-
34.952.100
309.553.804
4.500.000
262.900.000
158.206.000
113.706.900
124.983.000
-
36.000.000
379.756.871
4.500.000
328.800.000
203.502.000
119.170.000
93.697.000
151.554.500
182.092.000
7.890.000
978.032.000
401.150.000
162.000.000
113.528.000
603.000.000
30.000.000
179.014.000
9.480.000
1.011.190.000
369.580.000
194.400.000
122.728.000
637.200.000
35.000.000
81.600.000
20.902.000
108.650.000
300.000.000
178.800.000
184.900.000
748.800.000
-
81.600.000
20.902.000
97.785.000
267.272.000
237.600.000
179.170.000
1.049.400.000
-
131.082.000
21.910.000
110.785.000
246.000.000
277.200.000
104.000.000
1.089.000.000
-
176.380.000
7.890.000
293.014.000
221.430.000
159.750.000
34.700.000
509.250.000
-
135.555.000
9.445.000
776.435.000
251.120.000
176.400.000
120.211.000
553.200.000
-
60.535.000
18.780.000
78.450.000
298.390.000
169.200.000
137.487.500
656.100.000
-
80.750.000
20.900.000
97.760.500
258.600.000
237.600.000
68.091.000
859.650.000
-
128.500.000
21.890.000
103.193.500
244.670.000
270.600.000
36.350.000
1.085.700.000
-
142.000.000
13.150.000
211.200.000
120.300.000
205.372.500
10.400.000
38.250.000
291.456.000
38.000.000
85.000.000
-
210.000.000
36.250.000
249.280.000
110.920.000
75.000.000
163.940.000
14.500.000
134.000.000
168.450.000
47.500.000
36.250.000
249.280.000
55.300.000
26.400.000
197.400.000
331.750.000
80.350.000
107.500.000
50.000.000
316.250.000
83.700.000
80.000.000
15.000.000
245.654.000
139.530.000
13.000.000
156.286.000
120.300.000
76.431.000
515.902.000
194.705.000
10.400.000
38.000.000
222.426.500
33.615.000
79.074.000
-
188.918.000
35.684.000
249.038.500
105.912.000
49.392.900
105.602.000
13.956.000
131.856.000
167.936.000
47.000.000
36.000.000
248.470.000
53.904.000
26.376.000
195.135.000
321.676.000
80.145.000
106.900.000
49.800.000
316.230.000
80.131.500
78.250.000
14.983.600
242.323.000
77.000.000
584.986.500
B A B II
75
T A H U N 2012 - 2017
No
Uraian
3
Rata-rata Pertumbuhan
Anggaran
Realisasi
5
13
2008
14
2009
15
2010
16
2011
17
2012
18
19
(2008-2012)
(2008-2012)
80,7 %
83,6 %
84,6 %
87,9 %
81,8 %
10
11
12
2010
2011
2012
Non Program
1
01.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
02.
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
21.040.419.867
22.188.077.007
22.070.215.981
50.161.600
290.883.938
45.500.000
75.240.000
96.868.000
66.041.530
95.162.900
-
34.952.100
309.553.804
4.500.000
262.900.000
158.206.000
113.706.900
124.983.000
-
36.000.000
379.756.871
4.500.000
328.800.000
203.502.000
119.170.000
93.697.000
151.554.500
99,3
86,5
48,0
100,0
85,9
95,4
73,4
-
60.535.000
18.780.000
78.450.000
298.390.000
169.200.000
137.487.500
656.100.000
-
80.750.000
20.900.000
97.760.500
258.600.000
237.600.000
68.091.000
859.650.000
-
128.500.000
21.890.000
103.193.500
244.670.000
270.600.000
36.350.000
1.085.700.000
-
96,9
100,0
30,0
55,2
98,6
30,6
84,5
-
%
%
%
%
%
%
%
188.918.000
35.684.000
249.038.500
105.912.000
49.392.900
105.602.000
13.956.000
131.856.000
167.936.000
47.000.000
36.000.000
248.470.000
53.904.000
26.376.000
195.135.000
321.676.000
80.145.000
106.900.000
49.800.000
316.230.000
80.131.500
78.250.000
14.983.600
242.323.000
B A B II
%
%
%
%
%
%
48,2
75,0
82,9
100,0
83,1
86,1
65,6
-
%
%
%
%
%
%
%
%
65,6
62,3
30,3
99,7
66,8
66,1
76,1
-
%
%
%
%
%
%
%
%
60,5
66,3
100,0
100,0
99,5
99,8
100,0
-
%
%
75,7
99,6
76,8
67,9
90,7
97,9
86,8
-
%
%
%
%
%
%
%
74,2
89,8
72,2
99,5
94,6
74,4
87,6
-
%
%
%
%
%
%
%
99,0
100,0
100,0
96,8
100,0
38,0
81,9
-
20.020.930.988
101.140.000
458.676.900
62.204.000
10.092.000
157.450.000
149.210.000
97.867.960
108.491.600
30.569.200
68.507.840
315.312.610
35.740.000
2.409.000
157.388.000
131.597.600
88.008.674
89.344.560
30.310.900
67,9
61,2
19,3
100,0
98,9
99,3
93,7
99,2
%
%
%
%
%
%
%
%
%
98,0
99,9
93,1
99,5
97,6
35,0
99,7
-
%
%
%
%
%
%
%
131.077.600
16.216.800
461.288.400
316.800.400
210.000.000
140.865.200
825.480.000
13.000.000
116.344.000
15.781.000
269.770.600
254.842.000
202.710.000
79.367.900
732.780.000
-
90,0 %
98,4 %
99,7 %
98,9 %
99,3 %
97,0
99,7
99,4
99,6
100,0
95,7
%
%
%
%
169.514.500
67.570.000
40.710.000
164.769.400
63.212.600
40.396.800
7.650.000
263.493.200
22.184.000
15.000.000
92.248.000
7.600.000
238.490.200
21.182.400
9.878.580
78.710.500
99,9 %
98,6 %
11.180.000
32.400.000
232.408.100
11.063.120
31.101.000
217.043.200
%
%
%
%
%
98,3 %
98,9 %
94,8 %
100,0 %
74,0 %
100,0 %
99,3 %
76,3 %
88,5 %
99,9
95,5
65,9
64,4
%
%
%
%
99,7 %
97,5 %
99,3 %
88,2 %
93,0 %
-
96,2 %
98,4 %
99,9 %
98,9 %
23.871.712.801
%
%
%
%
%
%
76
T A H U N 2012 - 2017
No
Uraian
03.
32
33
34
04
35
36
37
38
39
40
41
05
46
47
06
48
49
50
42
43
44
45
51
52
52
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
331.500.000
7.000.000
194.200.000
157.350.000
-
317.847.000
-
260.540.500
7.000.000
133.080.000
125.081.000
-
187.500.000
72.113.000
491.240.000
77.008.000
213.932.500
85.763.000
365.000.000
-
307.930.500
325.000.000
55.400.000
100.375.000
-
132.530.500
156.251.000
47.100.000
-
380.000.000
106.700.000
-
135.862.500
70.319.000
449.634.000
-
168.200.000
40.010.000
-
35.847.000
42.597.000
100.000.000
50.000.000
35.847.000
42.000.000
136.190.000
23.912.635.000
3.233.698.500
4.413.000.000
7.777.000.000
17.493.689.773
1.575.000.000
10.004.733.900
1.465.061.350
258.700.000
11.150.000.000
439.000.000
4.650.597.096
2.129.655.000
4.061.984.370
6.149.784.820
6.609.379.600
106.050.000
2.363.320.000
245.580.000
3.680.391.000
245.580.000
2.194.177.000
308.000.000
3.271.811.333
250.000.000
6.424.789.980
42.105.000
2.185.782.000
109.207.500
113.350.000
640.578.500
-
248.300.000
-
248.300.000
100.000.000
207.299.000
596.400.000
1.461.859.748
197.900.000
200.000.000
1.005.000.000
95.865.000
246.441.500
-
248.092.000
-
5.193.795.000
1.032.350.000
299.050.000
2.712.305.875
330.000.000
3.577.739.400
450.000.000
4.177.471.000
4.345.051.450
855.895.580
280.637.000
115.330.000
B A B II
77
T A H U N 2012 - 2017
Uraian
03.
32
33
34
04
35
36
37
38
39
40
41
05
46
47
06
48
49
50
42
43
44
45
51
52
52
Rata-rata Pertumbuhan
Anggaran
Realisasi
10
11
12
2012
15
2010
16
2011
17
2012
19
2011
14
2009
18
2010
13
2008
(2008-2012)
(2008-2012)
264.320.000
-
78,6 %
100,0 %
68,5 %
79,5 %
-
161.339.400
1.400.000
38.840.000
129.988.300
1.400.000
26.616.000
275.050.000
178.035.000
48.107.200
72.425.000
-
122.030.500
156.251.000
45.220.000
-
321.394.900
97.792.000
-
72,5 %
97,5 %
91,5 %
-
78,6 %
46,7 %
-
89,3
54,8
86,8
72,2
-
%
%
%
%
92,1 %
100,0 %
96,0 %
-
84,6 %
- %
91,7 %
-
244.378.700
96.250.200
73.415.200
191.323.000
15.401.600
204.507.580
66.857.200
60.289.640
104.411.800
-
68.250.000
36.110.000
100,0 %
98,6 %
68,3 %
72,2 %
45.688.800
36.441.400
100.570.000
73,8 %
27.238.000
20.114.000
15.494.937.700
1.352.537.375
9.205.195.000
1.401.350.000
98.700.000
10.586.280.000
428.043.000
19,4 %
65,9 %
92,0 %
79,1 %
88,6 %
85,9 %
92,0 %
95,7 %
38,2 %
94,9 %
97,5 %
51.740.000
13.394.811.735
19.740.000
8.799.798.833
2.292.274.039
3.565.880.300
208.695.000
2.076.392.000
233.763.000,0
3.040.054.800
241.427.750
97,2 %
39,7 %
92,5 %
44,5 %
96,9 %
85,0 %
94,6 %
75,9 %
248.282.000
-
194.188.000
438.069.900,0
1.407.637.000,0
197.185.000
199.945.000
993.972.000
84,6 %
38,5 %
-
99,9 %
-
100,0 %
-
2.607.348.000
329.997.500,0
3.389.809.700,0
348.422.500
4.110.020.600
83,7 %
82,9 %
93,8 %
96,1 %
B A B II
83,2 %
-
2.897.951.970
-
92,9 %
96,6 %
3.623.815.787
231.042.000
3.458.579.816
167.039.650
93,7 %
73,5
96,3 %
99,6 %
100,0 %
98,9 %
203.029.800
287.395.700
196.722.400
176.891.280
513.371.950
480.321.800
100,0 %
94,7 %
77,4 %
98,4 %
362.470.000
306.863.116
3.192.072.255
2.946.573.350
78
T A H U N 2012 - 2017
No
Uraian
1
07
54
55
56
57
58
59
60
61
08
62
09
66
67
68
69
Pelatihan
Pelatihan
Pelatihan
Pelatihan
63
64
65
Transmigrasi Lokal
Inposma.
Jahit Menjahit.
Transmigrasi Regional
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
130.500.000
185.500.000
175.000.000
163.650.000
162.110.000
104.628.000
178.057.500
565.100.000
481.150.000
466.150.000
451.640.000
503.000.000
483.218.000
405.847.500
912.105.000
115.400.000
57.700.000
89.650.000
75.172.500
377.670.000
111.850.000
1.351.187.300
3.108.000.000
617.540.000
937.630.000
815.202.000
1.252.531.000
1.349.247.000
152.300.000
48.950.000
219.330.000
85.350.000
168.875.000
75.350.000
179.270.000
-
59.160.000
-
58.010.000
-
192.674.000
81.620.000
789.900.000
-
240.100.000
-
724.840.000
195.580.000
713.880.000
196.940.000
133.460.000
263.090.000
649.537.000
-
106.416.000
-
42.138.517.000
36.871.789.500
23.802.469.908
36.375.432.424
25.259.919.500
14.024.495.646
31.749.190.500
17.566.092.000
11.597.790.000
15.426.970.500
8.080.837.000
6.878.895.250
8.733.781.371
5.660.220.000
1.467.827.500
1.857.765.000
1.886.812.000
1.834.961.000
1.855.980.000
357.605.000
1.648.395.000
5.141.243.600
3.949.313.000
2.301.961.000
3.647.025.000
2.867.907.000
4.784.972.500
3.576.950.000
810.169.000
-
191.167.500
-
195.500.000
-
1.044.380.000
-
538.475.000
379.552.500
628.351.500
-
B A B II
79
T A H U N 2012 - 2017
Uraian
3
07
54
55
56
57
58
59
60
61
08
62
09
66
67
68
69
Pelatihan
Pelatihan
Pelatihan
Pelatihan
63
64
65
Transmigrasi Lokal
Inposma.
Jahit Menjahit.
Transmigrasi Regional
Rata-rata Pertumbuhan
Realisasi
5
13
2008
14
2009
15
2010
16
2011
17
2012
18
19
(2008-2012)
(2008-2012)
10
11
12
2010
2011
2012
160.311.000
146.430.000
124.330.000
80,2 %
96,0 %
91,6 %
89,5 %
76,7 %
417.160.000
356.830.000
467.645.000
85,5 %
84,3 %
89,5 %
79,0 %
93,0 %
52.704.000
76.210.000
71.037.500
41,4 %
96,9 %
91,3 %
85,0 %
94,5 %
553.810.000
820.887.000
783.757.000
92,7 %
43,4 %
89,7 %
87,5 %
96,1 %
168.825.000
71.980.000
145.250.000
-
57.180.000
-
38,1 %
-
87,8 %
95,6 %
100,0 %
95,5 %
81,0 %
-
96,7 %
-
632.880.000
181.670.000
680.875.000
186.175.000
124.870.000
243.226.000
82,2 %
-
44,3 %
-
87,3 %
92,9 %
95,4 %
94,5 %
93,6 %
92,4 %
21.338.058.700
30.656.700.000
20.628.412.900
33,3 %
86,1 %
89,6 %
84,3 %
81,7 %
12.629.262.088
6.996.465.593
6.084.280.362
49,7 %
48,8 %
81,9 %
86,6 %
88,4 %
1.804.860.500
1.807.421.200
1.780.186.000
24,4 %
88,7 %
95,7 %
98,5 %
95,9 %
2.174.656.300
3.331.141.000
2.656.572.000
93,1 %
90,6 %
94,5 %
91,3 %
92,6 %
193.537.000
-
1.012.992.500
-
536.355.000
378.152.500
77,6 %
-
99,0 %
-
99,6 %
99,6 %
B A B II
Anggaran
163.352.000
142.751.300
493.408.000
426.140.100
250.005.500
137.894.300
1.365.911.860
952.046.400
155.787.000
124.387.800
41.930.000
30.720.000
520.436.000
438.915.600
131.122.000
122.214.200
32.889.625.666
23.679.371.549
11.910.116.950
8.020.801.883
1.780.669.100
1.479.693.540
3.581.489.920
3.304.858.360
555.938.300
75.910.500
474.247.200
75.630.500
80
Bidang Ketenagakerjaan
Tantangan ketenagakerjaan lima tahun mendatang akan semakin berat dan kompleks. Kualitas
angkatan kerja diperkirakan akan semakin meningkat untuk itu perlu diwujudkan pelayanan
ketenagakerjaan berkualitas, mudah dan cepat serta tersedianya kesempatan kerja yang sesuai dengan
tingkat pendidikan tenaga kerja yang ada. Seiring dengan terbukanya pasar bebas maka upaya
peningkatan kualitas tenaga kerja agar mampu bersaing di pasar internasional maupun pasar dalam
negeri menjadi hal yang wajib dilakukan, selain itu perlindungan terhadap tenaga kerja juga perlu
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan lingkungan.
A. Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Rendahnya kesempatan kerja dan penciptaan lapangan kerja baru tentu akan mengakibatkan
penggangguran yang terlihat dari tingginya angka pengangguran terbuka, disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara penawaran (supply) penawaran dan permintaan (demand) pasar tenaga
kerja yaitu terjadi surplus tenaga kerja yang tersedia. Sehingga tidak semua tenaga kerja mampu
diserap oleh pasar kerja hal ini dapat menimbulkan masalah sosial yang bila tidak diantisipasi dapat
menimbulkan berbagai macam gejolak politik.
Menurut Data BPS tahun 2011 angkatan kerja di Provinsi Aceh masih didominasi oleh tenaga
kerja yang berpendidikan SMA kebawah sebanyak 58 % ini artinya berdasarkan tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan, kualitas angkatan kerja di Aceh masih rendah. Rendahnya kompetensi dan
produktivitas tenaga kerja serta daya saing juga akan mempengaruhi kualitas pembangunan
ketenagakerjaan di Aceh yang akan berimplikasi terhadap pembangunan dan perkembangan ekonomi
secara umum.
Hal ini merupakan salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Aceh untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui berbagai program
dan kegiatan. Sehingga diperlukan kebijakan pembangunan bidang ketenagakerjaan yaitu
meningkatkan kinerja program pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja agar sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja. Dengan demikian dibutuhkan integrasi kebijakan antara pelatihan kerja dan
penempatan tenaga kerja.
Untuk itu dibutuhkan kebijakan kreatif dan inovatif guna meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelatihan kerja baik yang dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta baik yang berbasis
kompetensi, masyarakat maupun kewirausahaan. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan bermanfaat
secara langsung bagi tenaga kerja atau pencari kerja yang terwujud melalui peningkatan skill dan
pengetahuan guna meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
Saat ini terjadi perubahan paradigma pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Balai Latihan Kerja
(BLK) dari berbasis institusional dan non institutional menjadi berbasis kompetensi dan berbasis
masyarakat. Perubahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja terutama
81
B A B II
dalam menghadapi persaingan global yang makin kompetitif, untuk mendukung hal itu pemerintah
telah melakukan revitalisasi sarana dan prasarana fisik BLK untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelatihan kerja. Dengan meningkatnya sarana dan prasarana fisik tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja di kabupaten/kota sehingga dapat
memanfaatkan potensi lingkungan untuk menciptakan kesempatan berusaha dan perluasan
kesempatan kerja.
B. Kesempatan Kerja
Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah makro ekonomi yang dihadapi oleh
semua pemerintahan yang bila melewati batas toleransi tertentu dapat berpotensi menimbulkan
gangguan situasi politik, ekonomi dan sosial, sehingga diperlukan kebijakan pemerintah yang tepat
terutama bidang ekonomi dan ketenagakerjaan guna mengatasi persoalan tersebut.
Situasi dan kondisi ekonomi, politik, ketenagakerjaan dan infrastruktur yang berkembang di
Aceh belum mampu mendorong meningkatnya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan rendahnya investasi tersebut maka akan menghambat perkembangan kegiatan perekonomian
Aceh, yang selama ini sangat bergantung kepada pengeluaran pemerintah ( government expenditure).
Ini artinya kondisi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Aceh sangat dipengaruhi oleh
Pemerintah( Government Led Growth).
Kondisi yang demikian tentu tidak mendukung perekonomian menuju arah yang baik, karena
kemampuan investasi pemerintah yang terbatas, sehingga diharapkan investasi swasta dapat berperan
lebih besar dalam rangka meningkatkan dan mendorong pertumbuhan produksi barang dan jasa
sehingga meningkatkan arus kegiatan dan perkembangan ekonomi yang akan menyerap tenaga kerja.
Dengan demikian akan terjadi perluasan kesempatan kerja namun jika investasi tidak berkembang
tentu penyerapan tenaga kerja akan semakin rendah.
Investasi yang rendah menyebabkan roda perekonomian belum berkembang sebagaimana
mestinya sehingga Aceh memiliki potensi sumber daya alam melimpah namun belum dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan kesempatan kerja, karena untuk mengolah sumber
daya alam tersebut dibutuhkan investasi baik dari luar maupun dalam negeri. Situasi tersebut telah
mendorong lemahnya penyerapan tenaga kerja tidak optimal di berbagai sektor.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan dukungan kebijakan publik bidang ketenagakerjaan
yang tepat sasaran agar tercipta
ketenagakerjaan harus berperan aktif dalam merumuskan kebijakan publik ketenagakerjaan yang tepat
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat diantaranya melalui Program Peningkatan Kesempatan
Kerja yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan diantaranya adalah kegiatan Padat Karya Produktif,
Padat Karya Infrastruktur, Teknologi Tepat Guna, Tenaga Kerja Mandiri, Tenaga Kerja Sukarela,
Pendampingan desa produktif, dan lain sebagainya.
Program dan kegiatan pemberdayaan tenaga kerja tersebut diharapkan dapat memanfaatkan
tingginya jumlah penduduk usia kerja untuk mengolah potensi sumber daya alam sekitar terutama
sektor pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan dan lain menjadi produk unggulan. Sehingga
mendorong peningkatan produksi barang dan jasa yang akan meningkatkan pertumbuhan kegiatan
ekonomi baik secara per kelompok maupun perorangan. Kegiatan ekonomi produktif tersebut
diharapkan meningkatkan kesempatan kerja bagi penganggur maupun setengah penganggur baik di
B A B II
82
perkotaan maupun di perdesaan. Dengan demikian pemberdayaan tenaga kerja tersebut dapat menjadi
basis potensial dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Terbukanya pasar kerja luar negeri merupakan tantangan dan potensi besar yang harus segera
disambut dengan pengelolaan ketenagakerjaan yang profesional, efektif dan efisien. Selain itu
kesempatan bekerja di luar negeri semakin besar dengan semakin meningkatnya arus mobilitas barang
dan jasa sehingga diharapkan mampu menjadi pendorong bagi penciptaan kesempatan kerja.
C. Pelanggaran Norma Ketengakerjaan dan Angka Kecelakaan Kerja
Rendahnya pemahaman baik pekerja maupun pengusaha telah menyebabkan banyaknya
pelanggaran terhadap norma ketenagakerjaan, sehingga diperlukan berbagai sosialisasi oleh petugas
terkait. Untuk itu diperlukan pembinaan yang lebih intensif agar perlindungan terhadap pekerja
semakin meningkat. Guna mewujudkan hal tersebut diperlukan dukungan dari stake holder
ketenagakerjaan terutama di kabupaten/kota.
Penerapan dan penegakkan hukum ketenagakerjaan di Aceh sampai saat ini masih lemah hal ini
berdasarkan laporan hasil pemeriksaan pengawas ketenagakerjaan selama tahun 2009 2012. Ini
artinya pelanggaran normatif ketenagakerjaan masih tinggi seperti : pelanggaran norma - norma
kerja, norma kerja perempuan dan anak, pelanggaran norma pengupahan, pelanggaran norma
hubungan kerja, pelanggaran norma keselamatan dan kesehatan kerja,
serta belum
optimalnya
pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja dan masih tingginya angka kecelakaan kerja.
Kompleksitas masalah juga semakin dipersulit dengan lemahnya pemahaman implementasi
otonomi daerah dalam konteks regulasi ketenagakerjaan sehingga menyebabkan arus komunikasi dan
rentang kendali antara provinsi dan kabupaten/kota kurang optimal. Selain itu lemahnya sistem
informasi dan pelaporan pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan juga menghambat mekanisme
komunikasi tentang kondisi pelaksanaan norma ketenagakerjaan dan penerapan K3 di perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan pembangunan bidang ketenagakerjaan adalah
meningkatkan implementasi aturan hukum ketenagakerjaan dan K3. Hal tersebut selain meningkatkan
harkat, martabat dan hak-hak pekerja, juga akan membantu menciptakan hubungan industrial yang
harmonis serta iklim usaha yang kondusif.
D.Perencanaan Ketenagakerjaan
Selama ini perencanaan ketenagakerjaan yang telah dilaksanakan belum berjalan secara optimal
mengatasi persoalan umum ketenagakerjaan di Aceh, yang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
adalah kualitas data dan informasi ketenagakerjaan yang ada belum dapat memberikan kontribusi
yang signifikan dalam mereduksi masalah umum ketenagakerjaan yang terjadi di Provinsi Aceh.
Sehingga dibutuhkan data dan informasi ketenagakerjaan yang lebih berkualitas guna
menghasilkan kebijakan dan strategi yang dapat diimplementasikan dalam suatu perencanaan
ketenagakerjaan yang terdiri dari berbagai program dan kegiatan yang dapat mengatasi persoalan
persoalan ketenagakerjaan yang terjadi di kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh.
Sumber daya manusia pelaksana ketenagakerjaan merupakan pegawai instansi pemerintah yang
bertugas menegakkan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, pendorong dan pencipta
kesempatan kerja baru, perencanaan tenaga kerja, meningkatkan kualitas pencari kerja, menempatkan
tenaga kerja, melindungi tenaga kerja, administrasi dan lain sebagainya, mengalami permasalahanpermasalahan yang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
B A B II
83
a. Tingginya perputaran pegawai (labor turn over) baik dari lingkungan kerja maupun dari luar
lingkungan kerja
b. Banyaknya penempatan pegawai tidak sesuai dengan keahliannya
c. Lambatnya pembinaan pejabat yang bersifat teknis
d. Banyaknya jabatan yang bersifat teknis dibiarkan kosong dan sebagainya
Hal ini semua akan berdampak pada kualitas pelaksanaan pembangunan ketenagakerjaan,
karena memerlukan waktu untuk belajar bagi pegawai yang baru masuk di lingkungan
ketenagakerjaan atau malah salah satu fungsi tidak dikerjakan sama sekali akibat tidak adanya pegawai
yang bersifat teknis. Dengan melihat permasalahan tersebut, selayaknya menjadi perhatian pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia pelaksana
ketenagakerjaan.
2.4.1
Bidang Ketransmigrasian
Terjadinya kesenjangan (disparity) pembangunan antar wilayah di Aceh merupakan salah satu
yang menimbulkan besarnya jumlah penduduk miskin terutama di perdesaan, sehingga pembangunan
transmigrasi merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengintegrasikan
pembangunan kawasan perdesaan sebagai hinterland dengan kawasan perkotaan sebagai pusat
pertumbuhan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah dengan memanfaatkan
potensi dan peluang yang tersedia.
Dengan disahkan UU No. 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, maka transmigrasi akan lebih jelas perannya dalam mengatasi
kesenjangan antar wilayah melalui pembangunan perdesaan dan pengembangan ekonomi lokal
sebagai upaya peningkatan daya saing daerah. Hal tersebut disebabkan karena berubahnya pendekatan
di
kemudahan
kepada Badan
Usaha untuk
mengembangkan investasi di Kawasan Transmigrasi. Dalam RPJM Nasional tahun 2010-2014 semakin
jelas dan terukur, yaitu mendukung Prioritas Bidang Wilayah dan Tata Ruang dalam pembangunan
perdesaan dan pengembangan ekonomi lokal dan daerah.
Pembangunan bidang ketransmigrasian melalui Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh selain menjadi alternatif dalam mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah, juga dapat
berkonstribusi dalam memperkuat ketahanan pangan di Aceh, memperkuat pilar ketahanan daerah,
mendukung kebijakan pengembangan energi alternatif, mendukung pemerataan investasi secara
berkelanjutan yang
mendukung program tersebut di atas, terdapat sejumlah kawasan transmigrasi yang potensial untuk
direvitalisasi dan kawasan baru yang potensial untuk dikembangkan guna mempercepat tumbuhnya
pusat-pusat pertumbuhan baru.
Sejak diimplementasikan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor
22 Tahun 1999 yang diubah terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadi peningkatan
jumlah kabupaten/kota, kecamatan dan desa yang cukup signifikan. Pembangunan perdesaan
terutama di daerah tertinggal, terluar, terdepan dan paska konflik, selama ini cenderung mengabaikan
B A B II
84
sinergisitas dengan kawasan perkotaan dalam suatu konsep pengembangan wilayah sehingga
mengakibatkan hasil pembangunan perdesaan justru terserap ke perkotaan baik dari sisi sumber daya
manusia, alam dan modal. Kondisi perdesaan tersebut pada umumnya memiliki potensi sumber daya
alam yang cukup besar, namun belum didukung dengan infrastruktur dan sumber daya manusia yang
memadai sehingga merupakan peluang cukup besar untuk pengembangan program-program
ketransmigrasian.
Akibat terjadi kesenjangan pembangunan antar wilayah yang cukup besar, maka disatu sisi
terdapat terdapat kabupaten/kota yang menghadapi masalah keterbatasan sumber daya manusia untuk
mengembangkan wilayahnya sehingga terkendala dalam melaksanakan pembangunan di kawasan
perdesaan, tetapi disisi lain terdapat kabupaten/kota yang menghadapi tekanan kependudukan cukup
berat akibat keterbatasan potensi sumberdaya alam wilayahnya. Sehingga masalah yang dihadapi oleh
pemerintah daerah tersebut, pada dasarnya merupakan potensi sinergisitas yang dapat diintegrasikan
melalui kerja sama antar daerah.
Memperhatikan berbagai potensi dan peluang tersebut, maka pembangunan transmigrasi
berbasis kawasan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah seperti yang
diamanatkan UU No.29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU No.15 Tahun 1997 tentang
ketransmigrasian, pada dasarnya merupakan peluang yang cukup besar bagi badan usaha untuk
berinvestasi dan berintegrasi dengan pembangunan kawasan transmigrasi, sehingga perlu dukungan
sumber daya masyarakat transmigrasi yang produktif, mandiri dan berdaya saing serta kelembagaan
masyarakat dan ekonomi yang kuat.
B A B II
85
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Analisa isu-isu strategis merupakan hal atau bagian yang sangat menentukan dalam proses
penyusunan rencana kegiatan Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dalam mendukung
pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
pembangunan dilaksanakan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan aspirasi
pengguna layanan sehingga perhatian kepada masyarakat dan lingkungan eksternalnya
merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar atau sebaliknya dalam hal tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang
untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam kaitannya dengan eksistensi
institusi/organisasi untuk jangka panjang.
Isu strategis bagi SKPA diperoleh berdasarkan identifikasi dan analisis permasalahan
pembangunan baik secara internal maupun eksternal terhadap suatu keadaan yang menciptakan
peluang dan ancaman bagi SKPA untuk 5 (lima) tahun mendatang. Adapun informasi yang
diperlukan untuk merumuskan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPA merupakan
hasil sebagai berikut :
(a) Analisis gambaran pelayanan SKPA
(b) Analisis Renstra K/L dan Renstra SKPA kabupaten/kota,
(c) Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
(d) Kajian Lingkungan Hidup (KLH)
B A B III
86
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
No.
1.
2.
3.
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN/KONDISI SAAT
INI
STANDAR YANG
DIGUNAKAN
1
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
2
- Terlaksananya seluruh
Penyelenggaraan
Pemerintahaan
3
- Standar Pelayanan
Publik yang sesuai
dengan tugas dan
fungsi SKPA
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
- Terpenuhinya
kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur
dengan baik
Peningkatan
Disiplin
Aparatur
- Terdapat beberapa
Aparatur yang Disiplin
B A B III
PERMASALAHAN
PELAYANAN SKPA
6
- Belum Optimalnya
Penyelenggaran
Pemerintahan
- Belum optimalnya
pelayanan publik
87
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
4.
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
- Terdapat beberapa
Sumber Daya Aparatur
yang kompeten
- Adanya Komitmen
- Tersedianya Pelatihan
Pimpinan Untuk
Peningkatan Kapasitas
meningkatkan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Sumber Daya Aparatur
- Komitmen Pimpinan Untuk - Terbuka peluang
meningkatkan Kualitas
Koordinasi dengan Dinas
Pelayanan Publik
Kabupaten/Kota yang
membidangi
ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian
- Belum optimalnya sistem
- Makin Dinamisnya
komunikasi dan koordinasi
Kebutuhan Pelayanan
secara Internal
Publik
- Terlaksananya
Pelayanan Publik oleh
Aparatur
5.
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
- Belum Optimalnya
Sinkronisasi
Perencanaaan,
Pengendalian,
Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan
kegiatan
- Lemahnya Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
- Belum Optimalnya
Kapasitas Perencana Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh
- RPJP
Kemenakertrans
Periode 2010 2014
- Renstra
Kementrian
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
- Dukungan Anggaran
APBA
- Belum Optimalnya
Koordinasi dengan Dinas
Kabupaten/Kota dan
stake holder yang
membidangi
ketenagakerjaan
- RPJM Aceh
periode 20122017
B A B III
88
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
- Rencana Kerja
- Belum Optimalnya
Kualitas Data dan
Informasi
ketenagakerjaan
- Kualitas Perencanaan
Pembangunan
Ketenagakerjaan Yang
belum Optimal
- Belum optimalnya
pelayanan publik
ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian
- Belum terlaksananya
pelatihan berbasis
kompetensi
- Program Kerja
6.
Peningkatan
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja
- Belum
terselenggaranya
Pelatihan Kerja yang
berbasis Kompetensi
- Terselenggaranya
Pelatihan Kerja yang
berbasis
Kemasyarakatan
- Terselenggaranya
Pelatihan Kerja yang
berbasis
Kewirausahaan
- SMART ( Spesific,
Measureable,
Achievable,
Realiable,
Timeable)
- Standar Pelayanan
Minimal
7.
Peningkatan
Kesempatan
Kerja
- Penyediaan
Kesempatan Kerja
sementara melalui
Program Peningkatan
- Perencanaan Teknis
tentang Pelaksanaan
Kegiatan Padat Karya
Infrastruktur Jalan
B A B III
- Belum optimalnya
pelatihan kerja berbasis
kemasyarakatan
- Belum optimalnya
pelatihan kerja berbasis
kewirausahaan
- Belum Optimalnya
Pelatihan Kerja (
Vocational Training)
89
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Kesempatan kerja
- Peningkatan dan
perluasan kesempatan
kerja melalui Kegiatan
Padat Karya Produktif
sektor pertanian dan
perikanan
- Perencanaan Teknis
tentang Pelaksanaan
Kegiatan Padat Karya
Produktif
- Tenaga Teknis yang
memiliki Kompetensi
untuk sektor Pertanian dan
Perikanan
- Penyebaran Informasi
Bursa Kerja bagi
pencari kerja
8.
Perlindungan
dan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerja
an
- Pengawasan/Pemeriks
aan telah dilaksanakan
terhadap beberapa
Perusahaan di
Kabupaten/Kota dalam
Provinsi Aceh
- Pengawas Ketenagakerjaan
untuk melaksanakan
pemeriksaaan pelaksanaan
peraturan dan perundang
- undangan
ketenagakerjaan
B A B III
- Kelompok/Komunitas
untuk kegiatan usaha
sektor pertanian,
peternakan serta
perikanan
Minimnya
Kelompok/komunitas
untuk kegiatan usaha
sektor pertanian dan
peternakan serta
perikanan
- Pencari Kerja masih sulit
menemukan informasi
lowongan pekerjaan di
masing - masing dinas
yang membidangi
ketenagakerjaan
- Minimnya Kelompok
Usaha yang memiliki
Kegiatan Produktif
- Lemahnya Perlindungan
Terhadap Pekerja
90
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
- Pembinaan Terhadap
Pelaksanaan Norma K3
di beberapa
Perusahaan
- Pengawas Spesialis K3
untuk menguji objek K3 di
beberapa perusahaan di
Aceh
- Penyidik Pegawai Negeri
Sipil untuk melaksanakan
penyidikan terhadap kasus
pidana ketenagakerjaan
9.
Pengembangan
Wilayah
Transmigrasi
- Fasilitasi Penyelesaian
Hubungan Industrial
- Sosialisasi Penerapan
Peraturan dan Perundang undangan
Ketenagakerjaan
- Standar Pelayanan
Publik yang sesuai
dengan tugas dan
fungsi SKPA
B A B III
- Minimnya Pengawas
Ketenagakerjaan di
beberapa kabupaten/kota
bahkan ada yang tidak
memiliki
- Minimnya Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Ketenagakerjaan di
beberapa kabupaten/kota
bahkan ada yang tidak
memiliki
- Terlaksananya Mediasi
Penyelesaian Hubungan
Industrial
- Terlaksananya Penerapan
aturan dan perundangan
ketenagakerjaan
- Rendahnya kepesertaan
Jamsostek di perusahaan
- Banyaknya perusahaan
yang melanggar
Peraturan dan Perundang
- undangan
Ketenakerjaan
- Jumlah Mediator masih
belum tersedia di seluruh
Kabupaten/Kota di Aceh
- Makin kritisnya
masyarakat dan tingginya
tuntutan terhadap
pelayanan
Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian
91
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
B A B III
92
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
terlantar dikawasan
permukiman
transmigrasi seharusnya
dapat
dimanfaatkan oleh petani transmigran karena infrastruktur cukup memadai dan sumber daya
manusia tersedia. Oleh karena itu untuk mengembangkan lahan ini menjadi perluasan areal
tanam, diperlukan dukungan pemerintah, antara lain berupa modal awal untuk pembukaan dan
pengolahan lahan sampai siap ditanami, benih unggul spesifik lokasi, alat mesin pertanian
(traktor dan pemroses hasil), serta irigasi suplemen sehingga lahan dapat dimanfaatkan
sepanjang tahun.
Untuk meningkatkan pemanfaatan lahan terlantar maka perlu adanya identifikasi wilayah
oleh instansi terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang status kepemilikan
lahan, penggunaan lahan saat ini, penyebaran penduduk dan potensi wilayah baik untuk lahan
terlantar, lahan hutan negara yang telah dipakai petani, lahan restan maupun lahan negara yang
masih berupa hutan. Sehingga perlu disusun prioritas pemanfaatannya sesuai dengan kondisi
biofisik dan lahan, serta peruntukannya. Kemudian lahan terlantar milik petani dan negara dan
lahan restan diprioritaskan untuk dimanfaatkan lebih dulu karena fasilitas infrastruktur dan
tenaga kerja cukup memadai. Untuk melakukan perluasan areal tanam memerlukan dukungan
teknis dan kelembagaan dari pemerintah sehingga perlu adanya pola transmigrasi dengan model
pengembangan pertanian berbasis inovasi teknologi dan kelembagaan.
B A B III
93
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 3.2
Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
NO
DINAMIKA INTERNASIONAL
1
1.
2.
3.
4.
2
Defisit Kesempatan Kerja di
dalam negeri mendorong
masyarakat menjadi TKI di
luar negeri
ISU STRATEGIS
DINAMIKA NASIONAL
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL
Rendahnya Perlindungan
terhadap Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri
Semakin Besar Jurang
Perbedaan Antara Negara
Maju, Berkembang dan
Terbelakang
Ketenagakerjaan merupakan
isu strategis di setiap negara
didunia
B A B III
LAIN-LAIN
94
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
B A B III
95
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 3.3
Faktor - faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPA
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
NO
1
1.
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
Memperbaiki Tata Kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui implementasi dan penyelesaian turunan UUPA untuk menjaga perdamaian yang abadi
- Mewujudkan penyelenggaraan
- Masih belum optimalnya
- Lemahnya Pemahaman tentang arti - Tersedianya Qanun Aceh Nomor 5
pemerintahan yang bersih dan
pelaksanaan Tata kelola
penting tata kelola pemerintahan
Tahun 2007
amanah melalui implementasi
Pemerintahan yang baik
yang baik ( Good Governance)
peraturan - peraturan turunan UUPA
( Good Governance )
- Peningkatan Profesionalisme dan
- Lemahnya Profesionalisme
- Lemahnya Pemahaman Aparatur
- Tersedianya Badan /Lembaga yang
Pengelolaan Sumber Daya Aparatur
Sumber Daya Aparatur
tentang Tugas, Pokok dan Fungsi
melaksanakan Pendidikan dan
Pelatihan Bagi Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas PNS
- Masih sedikit aparatur yang diberi
- Tersedianya Widyaiswara yang
Kesempatan mengikuti berbagai
memahami Tugas, Pokok dan Fungsi
Program Pelatihan
PNS
- Struktur Sumber Daya Aparatur
yang tidak mengacu pada
Kebutuhan Organisasi
B A B III
96
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
B A B III
- Tersedianya Pengawas
Ketenagakerjaan untuk Tingkat
Provinsi Aceh
- Penempatan Pengawas
Ketenagakerjaan di Berbagai
ada yang
- Kab./Kota
Minimnya masih
Anggaran
untukbelum
sesuai
dengan
Tupoksi
Perlindungan Pekerja
- Lemahnya Pembinaan/Pemantauan
Pemerintah Provinsi terhadap Dinas
membidangi
ketenagakerjaan
- yang
Perencanaan
Anggaran
Berbasis
di
Berbagai
Kabupaten/Kota
Kinerja belum terlaksana secara
optimal
97
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
3.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan nilai-nilai Dinul Islam di semua sektor
- Membangun masyarakat Aceh yang
- Lemahnya Pelaksanaan Syariat
beriman,bertakwa, berakhlak mulia,
Islam secara menyeluruh di
beretika dan berkarakter dengan
berbagai sektor
mengangkat kembali budaya Aceh
bernafaskan islamibudaya
dalam Aceh
upaya
- yang
Mengimplementasikan
pengembalian
harkat
dan
masyarakat
dan nilai-nilai Dinul Islam dalam
Aceh
martabat
tatanan
pemerintahan
dan dan Kualitas Sumber Daya Manusia
Memperkuat
Struktur Ekonomi
kehidupan
bermasyarakat
- Mengembangkan kerangkasecara
ekonomi - Rendahnya Kualitas dan
efektif
dan tepat
kerakyatan
melalui peningkatan
Produktivitas Tenaga Kerja
potensi sektor unggulan daerah
dalam upaya membangun kualitas
hidup masyarakat secara optimal
B A B III
98
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
4.
- Sulitnya mengembangkan
kewirausahaan
B A B III
99
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
5.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan SDA
- Terwujudnya masyarakat Aceh yang
mampu memanfaatkan potensipotensi sumber daya alam yang
berdaya guna dan berhasil guna
secara optimal dengan mendorong
masyarakat yang lebih produktif,
kreatif dan inovatif
B A B III
100
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Indikator Kinerja
1.
Capaian Sasaran
Renstra SKPA
Sasaran Renstra
SKPD Kabupaten/Kota
Sasaran
Renstra K/L
Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Indikator Kinerja
2.
Pelaksanaan
proses
administrasi
perkantoran
dalam pelayanan
publik dan
kepegawaian
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
- Terlaksananya
Administrasi
Perkantoran dalam
memberikan
pelayanan publik
dan kepegawaian
Meningkatnya
kualitas
pelayanan publik
dan kepegawaian
- Tersedianya sarana
dan prasarana
aparatur
Terselenggaranya
dukungan
manajemen dan
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya di
lingkungan
Kemnakertrans
- Terciptanya
Disiplin Aparatur
dalam memberikan
layanan
ketenagakerjaan
dan
ketransmigrasian
Tercapainya
ketaatan dan
kepatuhan aparat
serta mitra kerja
dalam
mewujudkan tata
pemerintahan
yang baik, bersih,
transparan,
akuntabel dan
bebas dari unsur
kolusi, korupsi,
dan nepotisme
(KKN)
Indikator Kinerja
3.
Program
Peningkatan
Disiplin Aparatur
Indikator Kinerja
Terciptanya
Disiplin Aparatur
dalam
memberikan
layanan publik
4.
Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
B A B III
101
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Indikator Sasaran
Terciptanya
Sumber Daya
Aparatur yang
memiliki
kompetensi dalam
memberikan
pelayanan
terhadap
masyarakat
5.
Program :
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
- Terlaksananya
pendidikan dan
pelatihan untuk
meningkatkan
guna
meningkatkan
kompetensi
aparatur agar
profesional dalam
memberikan
pelayanan publik
- Koordinasi dan
sinkronisasi di
dalam pelaksanaan
pendidikan dan
pelatihan aparatur
Indikator Kinerja :
Meningkatnya
sinkronisasi
perencanaan
ketenagakerjaan
dan mobilitas
penduduk
6.
Meningkatnya
pemanfaatan
hasil penelitian
dan
pengembangan,
serta data dan
informasi untuk
mendukung
kebijakan Dinas
Tenaga kerja dan
Mobilitas
Penduduk Aceh
Peningkatan
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja
Indikator Kinerja :
Meningkatkan
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja
Dengan Pelatihan
Kerja Dan
Kewirausahaan
Bagi Pencari Kerja
7.
- Terwujudnya
pembangunan
bidang
ketenagakerjaan
dan mobilitas
penduduk sesuai
perencanaan
- Terlaksananya
pembangunan BLK
di 20 Kab/Kota
guna tersedianya
calon tenaga kerja
yang memiliki
kualitas,
produktivitas dan
daya saing
- Peningkatan
kapasitas Lembaga
Pelatihan Kerja
dalam
meningkatkan
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja
melalui Pelatihan
Kerja
Meningkatnya
daya saing dan
produktivitas
tenaga kerja
- Terlaksananya
penyebaran
informasi bursa
kerja dalam
membuka peluang
kesempatan kerja
serta meningkatkan
kemampuan
wirausaha baru
- Konsolidasi program
perluasan
kesempatan kerja
melalui teknologi
tepat guna, padat
karya, tenaga kerja
sukarela, tenaga
kerja mandiri dan
penciptaan
wirausaha baru
Meningkatnya
pelayanan
penempatan
tenaga kerja dan
perluasan
kesempatan kerja
Program :
Peningkatan
Kesempatan Kerja
Indikator Kinerja :
Meningkatkan
pelayanan
fasilitasi
penempatan
dengan perluasan
kesempatan kerja
bagi pencari kerja
8.
Program
Perlindungan dan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
Indikator Kinerja :
B A B III
102
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
Meningkatnya
perlindungan
tenaga kerja dan
lembaga
ketenagakerjaan
- Terselenggaranya
hubungan
industrial yang
kondusif
- Terlaksananya
pengawasan norma
ketenagakerjaan
perusahaan
9.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Terwujudnya
hubungan
industrial yang
harmonis dan
meningkatnya
peran
kelembagaan
industrial
Meningkatnya
penerapan
pelaksanaan
peraturan
perundang undangan
ketenagakerjaan
di tempat kerja
- Penyiapan
permukiman
transmigrasi untuk
mendukung
percepatan
pembangunan
wilayah tertinggal,
wilayah strategis
dan cepat tumbuh
serta wilayah
perbatasan
- Pengembangan
masyarakat
transmigrasi dengan
peningkatan
kemampuan dan
produktivitas serta
membangun
kemandirian
masyarakat
Terwujudnya
permukiman
dalam kawasan
transmigrasi
sebagai tempat
tinggal dan
tempat berusaha
yang layak
Berkembangnya
masyarakat dan
kawasan
transmigrasi yang
terintegrasi dalam
satu kesatuan
sistem
pengembangan
ekonomi wilayah
yang berdaya
saing
Program :
Pengembangan
Wilayah
Transmigrasi
Indikator Kinerja :
Terwujudnya
pengembangan
wilayah
transmigrasi
- Tersedianya sarana
dan prasarana
bangunan di lokasi
transmigrasi untuk
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
- Terciptakan
kawasan
permukiman yang
layak huni
- Tersedianya sarana
produksi pertanian
di lokasi
transmigrasi untuk
masyarakat yang
telah dimukimkan
- Terbentuknya
kelembagaan
ekonomi sosial
sesuai potensi
lahan yang akan
dikembangkan
- Terpenuhinya
kemampuan teknis
masyarakat dalam
pengolahan lahan
pertanian
- Meningkatkan
peran dan fungsi
koperasi di lokasi
permukiman
- Terlaksananya
peningkatan
kualitas SDM yang
B A B III
103
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
berperan aktif
mengelola potensi
lokasi secara
optimal dan
mandiri
- Terciptanya
persamaan persepsi
atau pandangan
dalam menjalin
hubungan
kerjasama swasta
guna
mengembangkan
potensi daerah di
lokasi transmigrasi
Hasil review terhadap Renstra K/L dan Renstra SKPD Kabupaten/Kota akan menjadi masukan
dalam perumusan isu-isu strategis pelayanan SKPA dalam dokumen Renstra SKPA Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk Aceh pada masa periode berikutnya. Sehingga hasil review terhadap Renstra
K/L dan Renstra SKPD Kabupaten/Kota tahun rencana ditujukan untuk mengidentifikasi potensi,
peluang dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam merumuskan isu-isu strategis dan
kebijakan strategis Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dengan Renstra K/L dan
Renstra Kabupaten/Kota serta untuk mencegah tumpang tindih program dan kegiatan pemerintah atau
K/L dengan Provinsi/Kabupaten/Kota. Komparasi terhadap capaian sasaran Renstra SKPA terhadap
sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 3.4 di atas.
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan SKPA Berdasarkan Sasaran Renstra K/L
Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
1
1.
Sasaran Jangka
Menengah
Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan
SKPA
2
Meningkatnya
daya saing dan
produktivitas
tenaga kerja
3
- Rendahnya
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja
Sebagai Faktor
Penghambat
- Tersedianya
pelatihan kerja
guna
meningkatkan
kemampuan Tata
Kelola Pelatihan
- Minimnya Instruktur
yang memiliki
kompetensi sesuai
kebutuhan Pelatihan
Kerja
- Balai Latihan Kerja
kekurangan Instruktur
Pelatihan
Ketenagakerjaan
- Tersedianya
Bangunan Fisik
BLK
- Minimnya dukungan
Anggaran Investasi
Manusia ( Human
Capital ) untuk
Pelatihan Kerja (
Vocational Training)
- Kualitas dan Kuantitas
Pelatihan Kerja
B A B III
Pendorong
- Tersedianya
Lembaga dan
Anggaran Pusat
untuk Pelatihan
Bagi Instruktur
- Tingginya
Kebutuhan
Pelatihan Kerja
- Tingginya minat
masyarakat
untuk mengikuti
kegiatan
pelatihan
104
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
2.
Meningkatnya
pelayanan
penempatan
tenaga kerja
dan perluasan
kesempatan
kerja
- Rendahnya
Kesempatan
Kerja dan
Perluasan
Kerja
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
- Belum Optimalnya
peran Informasi Bursa
Kerja yang tersedia
- Terbatasnya jumlah
peserta yang mengikuti
Magang Ke Luar Negeri
- Tingginya
Kebutuhan
Informasi Bursa
Kerja
- Terbatasnya
anggaran untuk
kegiatan magang
Terbatasnya Kegiatan
Magang dalam negeri
- Rendahnya Investasi
baik dari dalam
maupun luar negeri
3.
4.
5.
Terwujudnya
hubungan
industrial yang
harmonis dan
meningkatnya
peran
kelembagaan
industrial
Meningkatnya
penerapan
peraturan
perundang undangan
ketenagakerjaan
di tempat kerja
Terwujudnya
permukiman
dalam kawasan
transmigrasi
sebagai tempat
tinggal dan
tempat
berusaha yang
layak
- Belum
Optimalnya
Sosialisasi
perundang undangan
ketenagakerja
an
- Belum
Optimalnya
Pengawasan
/Pemeriksaan
terhadap
Penerapan
Peraturan dan
Perundang
undangan
Ketenagakerja
an
- Minimnya Mediator
untuk Penyelesaian
Perselisihan hubungan
Industrial di
kabupaten/kota
- Minimnya Anggaran
Investasi Manusia (
Human Capital ) untuk
Sosialisasi Peraturan
Ketenagakerjaan
- Minimnya Kualitas dan
Kuantitas Pengawas
Ketenakerjaan bahkan
di beberapa
Kabupaten/Kota tidak
memilikinya
- Penempatan Pengawas
Ketenagakerjaan di
beberapa Kab./Kota
belum sesuai dengan
aturan tentang Jabatan
Fungsional Pengawas
Ketenagakerjaan
- Minimnya Anggaran
untuk pengawasan
ketenagakerjaan
- Lemahnya
Pembinaan/Pemantaua
n terhadap dinas yang
membidangi
ketenagakerjaan di
berbagai
Kabupaten/Kota
- Belum
- Kurangnya dukungan
Optimalnya
anggaran dalam
Pengembanga
meningkatkan
n
usaha
pemberdayaan usaha
ekonomi
ekonomi di lokasi
masyarakat di
permukiman
kawasan
transmigrasi
PTA
B A B III
- Tersedianya
sumber daya
alam yang
melimpah
- Tersedianya
Mediator Untuk
Tingkat Provinsi
Aceh
- Tersedianya
lembaga dan
anggaran yang
menangani
Pelatihan Bagi
Mediator
- Tingginya
kebutuhan untuk
Sosialisasi
Peraturan
Ketenagakerjaan
- Tersedianya
Lembaga dan
Anggaran Pusat
bagi Peningkatan
Kapasitas
Pengawas
Ketenagakerjaan
- Tersedianya
tentang aturan
Jabatan
Fungsional
Pengawas
Ketenagakerjaan
- Adanya
Tersedianya
Objek
Pengawasan
Ketenagakerjaan
- Tersedianya
Anggaran
Monitoring dan
Evaluasi
105
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
6.
7.
8.
9.
Berkembangnya
masyarakat dan
kawasan
transmigrasi
yang
terintegrasi
dalam satu
kesatuan sistem
pengembangan
ekonomi
wilayah yang
berdaya saing
Terselenggara
nya dukungan
manajemen
dalam
pelaksanaan
tugas teknis
lainnya
Tercapainya
ketaatan dan
kepatuhan
aparat serta
mitra kerja
dalam
mewujudkan
tata
pemerintahan
yang baik,
bersih,
transparan,
akuntabel dan
bebas dari
unsur kolusi,
korupsi, dan
nepotisme
(KKN)
Meningkatnya
pemanfaatan
hasil penelitian
dan
pengembangan,
serta data dan
informasi untuk
mendukung
kebijakan
Kemnakertrans.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
- Tersedianya
Lembaga yang
melaksanakan
Pendidikan dan
Pelatihan bagi
PNS
- Belum
optimalnya
pelaksanaan
Tata kelola
Pemerintahan
yang baik
( Good
Governance )
- Lemahnya Pemahaman
tentang arti penting
tata kelola
pemerintahan yang
baik (Good
Governance)
- Tersedianya
Qanun Aceh
Nomor 5 Tahun
2007
- Rendahnya
Indeks
Pembangunan
Ketenagakerja
an
- Belum terintegrasi
secara optimal antara
Perencanaan
Pembangunan
Ketenagakerjaan
dengan Data dan
Informasi
Ketenagakerjaan
- Belum optimalnya
Koordinasi antara
Dinas Provinsi dan
Kabuaten/Kota dalam
Perencanaan
Pembangunan
Ketenagakerjaan
- Lemahnya Kualitas
Sumber Daya Aparatur
dalam Perencanaan
Pembangunan
Ketenagakerjaan
- Tersedianya
sarana dan
prasarana fisik
dan non fisik bagi
Pelayanan Publik
- Tersedianya
Sarana
Komunikasi dan
Informasi
- Tersedianya
Pelatihan
Perencanaan
Ketenagakerjaan
Bila kita melihat tabel tersebut, capaian sasaran Renstra SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh telah berkontribusi terhadap sasaran pada Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota
terutama dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui pelatihan kerja yang
berbasis Masyarakat maupun Kewirausahaan dengan memanfaatkan BLK yang telah tersedia di
beberapa Kabupaten/Kota sehingga diharapkan terjadi peningkatan kesempatan kerja selain itu
terciptanya suasana hubunan industrial yang kondusif melalui penerapan norma ketenagkerjaan.
B A B III
106
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
SASARAN JANGKA
MENENGAH
RENSTRA KAB/KOTA
(2)
PERMASALAHAN
PELAYANAN SKPA
(3)
SEBAGAI FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
(4)
(5)
1.
Meningkatkan
koordinasi dan
sinkronisasi program
bidang
ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian
Masih minimnya
keikutsertaan
kabupaten/kota dalam
pembahasan usulan
program dan pelatihan
yang diadakan Provinsi
dan K/L
2.
Peningkatan kapasitas
kelembagaan dalam
meningkatkan
kapasitas SDM melalui
produktivitas tenaga
kerja
Belum berfungsinya
BLK di beberapa
kabupaten/kota dalam
3.
Konsolidasi program
perluasan kesempatan
kerja melalui
penerapan teknologi
tepat guna dan
penciptaan wirausaha
baru
Belum maksimalnya
koordinasi lintas sektor
kabupaten/kota dalam
upaya perluasan
kesempatan kerja
melalui wirausaha baru
Minimnya
koordinasi lintas
sektor antara
provinsi dan
kabupaten/kota
dalam upaya
perluasan
kesempatan kerja
4.
Peningkatan Kuantitas
dan Kualitas
Pengawasan
Ketenagakerjaan
5.
Penyiapan
permukiman
transmigrasi untuk
mendukung
percepatan
pembangunan wilayah
tertinggal, wilayah
perbatasan dan
wilayah strategis cepat
tumbuh
Pengembangan
masyarakat
transmigrasi dengan
meningkatkan
kapasitas dan
produktivitas serta
membangun
kemandirian
masyarakat
Belum optimalnya
Dinas Kabupaten/Kota
dalam memanfaatkan
anggaran yang tersedia
dalam upaya sharing
kegiatan dalam
pembangunan
permukiman
transmigrasi
Rendahnya minat
PNS
Kabupaten/Kota
untuk mengikuti
pelatihan
Pengawasan
Ketenagakerjaan
Pengalihan
anggaran otsus ke
program kegiatan
yang lain sehingga
pembangunan
permukiman
menjadi
tanggungjawab
provinsi
6.
Masih lemahnya
kualitas instruktur
Kabupaten/Kota dalam
upaya meningkatkan
kapasitas masyarakat di
lokasi permukiman
transmigrasi
B A B III
Dinas
Kabupaten/Kota
belum optimal
melaksanakan
koordinasi dan
sinkronisasi
program ke
Provinsi
Kurangnya
anggaran
Rendahnya Minat
Instruktur Dinas
Kabupaten/Kota
untuk mengikuti
pelatihan
Tetap melaksanakan
koordinasi dengan
Dinas
Kabupaten/Kota
terhadap
sinkronisasi
program/kegiatan
melalui Bimtek
Melakukan sharing
anggaran yang
tersedia dalam
upaya penyediaan
peralatan dan
kebutuhan BLK agar
dapat operasional
Melakukan
koordinasi dan
konsolidasi program
perluasan
kesempatan kerja
dengan Dinas
Kabupaten/Kota
sebagai mitra kerja
lintas sektor
Melakukan
koordinasi terhadap
informasi
penerimaan calon
pegawai pengawas
ketenagakerjaan
Melakukan sharing
anggaran otsus
Kabupaten/Kota
dengan otsus
provinsi dalam
melaksanakan
pembangunan
permukiman
transmigrasi
Meningkatkan
Minat Instruktur
Kabupaten/Kota
untuk mengikut
pelatihan
107
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Pada bagian ini akan diuraikan tentang faktor-faktor penghambat maupun pendorong
pelayanan SKPA yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPA yang ditinjau dari Rencana Tata
Ruang Wilayah ( RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS
3.4.1. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Sementara
pengertian kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Telaahan
rencana tata ruang wilayah bertujuan untuk identifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang
terhadap kebutuhan pelayananan SKPA, dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka
SKPA akan mengidentifikasikan arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan
pelayanan dan prioritas wilayah pelayanan SKPA dalam 5 (lima) tahun mendatang. Dikaitkan dengan
indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SKPA dapat menyusun
rancangan program beserta targetnya agar sesuai dengan RTRW.
Bila kita melihat dari riwayat RTRW 1993 yang disusun sejak tahun 1990 dan kemudian diatur
dalam Perda Nomor 9 Tahun 1995 Tentang RTRW Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan revisi RTRW
tahun 2000 namun tidak ditetapkan dalam peraturan daerah serta peninjauan kembali RTRW tahun
2004 namun tidak selesai dikerjakan maka pada tahun 2006 melalui Badan Rehab-Rekons (BRR) NADNias kembali disusun tapi ditetapkan dalam peraturan daerah karena munculnya UU Nomor 26 Tahun
2007 Tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN.
Selanjutnya pada tahun 2009 hingga sekarang disusun kembali RTRW Aceh yang disesuaikan
dengan UU Nomor 26 Tahun 2007 dan PP Nomor 26 Tahun 2008. Filosofi RTRW Aceh disusun untuk
memberikan perlindungan dan menjamin pembangunan di Aceh yang berbasis kepada sumber daya
alam yang berkelanjutan. Sehingga dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh untuk
masa dapat menghindari prinsip eksploitasi SDA tetapi mengarah kepada pemanfaatan jasa lingkungan
(air, energi dan karbon)
Untuk itu dalam penelaahan RTRW, aspek yang menjadi kajian adalah rencana struktur tata
ruang, struktur tata ruang saat ini, rencana pola ruang, pola ruang saat ini, dan indikasi program
pemanfaatan ruang jangka menengah. Hasil telaahan terhadap struktur ruang wilayah dan pola ruang
dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8 di bawah ini.
Tabel. 3.7
Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Pemerintah Aceh
No
(1)
1.
Rencana
Struktur
Ruang
(2)
Rencana
Struktur
Tata Ruang
Aceh 20102029 :
(RTRW
Aceh)
Struktur Ruang
Saat Ini
(3)
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang
Pada Periode
Perencanaan
Berkenaan
(4)
B A B III
Pengaruh Rencana
Struktur Ruang
Terhadap Kebutuhan
Pelayanan SKPA
Arahan Lokasi
Pengembangan
Pelayanan SKPA
(5)
(6)
108
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
A. 1 Buah
PKSN
yaitu
Kota
Sabang
- Terdapat 1
unit BLK
sebagai pusat
pelatihan
dan
keterampilan
- Terdapat 1
lokasi
permukiman
transmigrasi
dengan pola
nelayan di
Jaboi
- Revitalisasi BLK
sebagai pusat
Pelatihan Kerja
dengan penyediaan
peralatan dan
perlengkapan BLK
B. 1 Buah
kegiatan
nasional
/PKN
yaitu
Kota
Lhokseu
mawe
- Terdapat 1
buah BLK
sebagai pusat
pelatihan
dan
keterampilan
- Terdapat 10
Lokasi
permukiman
transmigrasi
dengan pola
TPLK
(Tanaman
Pangan
Lahan
Kering) dan
Pirsus
(perkebunan
inti rakyat
khusus)
- Revitalisasi BLK
sebagai pusat
pelatihan kerja
dengan
menyediakan
peralatan dan
perlengkapan BLK
- Pembangunan Kota
Terpadu Mandiri
(KTM) sebagai
embrio pusat
pertumbuhan
ekonomi dengan
memanfaatkan
lokasi permukiman
transmigrasi yang
telah ada (PTA)
Dalam upaya
pengembangan dan
pembangunan KTM di
Lhokseumawe dalam
mendukung
perencanaan tata
ruang wilayah Aceh,
kondisi saat ini sangat
memungkinkan untuk
dilaksanakan dengan
dukungan lokasi
permukiman yang
telah ada (PTA) sebagai
pendukung terhadap
lokasi baru yang
terintegrasi dengan
masyarakat setempat
- KTM Krueng
Pase
Aceh
Utara
- BLK
Lhokseumawe
C. 1 buah
kegiatan
nasional
promosi
(PKN-p)
yaitu
Kota
Banda
Aceh
Terdapat 2
Buah BLK :
1 Buah Balai
Latihan Kerja
Industria
(BLKI) UPTP
Kementrian
Tenaga Kerja &
Transmigrasi
dan 1 Buah
BLK Kota
Banda Aceh
- Meulaboh :
Terdapat 1
Buah BLK
sebagai pusat
pelatihan
dan
keterampilan
- Meulaboh :
Terdapat 9
Lokasi Unit
Permukiman
Transmigrasi
dengan pola
TPLK dan
Pirsus
- Takengon :
terdapat 7
lokasi
permukiman
transmigrasi
- Revitalisasi BLK
sebagai pusat
pelatihan kerja
dengan
menyediakan
peralatan dan
perlengkapan BLK
- BLK-Industri
- BLK
Kota
Banda Aceh
- Revitalisasi BLK
sebagai pusat
pelatihan berbasis
kompetensi dengan
menyediakan
peralatan dan
perlengkapan BLK
- Pembangunan Kota
Terpadu Mandiri
(KTM) sebagai
embrio pusat
pertumbuhan
ekonomi dengan
memanfaatkan
lokasi permukiman
transmigrasi yang
telah ada (PTA)
- BLK Langsa
D. 5 Buah
kegiatan
wilayah
(PKW)
yaitu
Kota
Sabang,
Banda
Aceh,
Meulabo
h,
Takengo
n, dan
Langsa
B A B III
- BLK Meulaboh
- KTM
Keutapang
Nusantara
109
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
dengan pola
TPLK
- Kota Langsa :
Terdapat 1
buah BLK
sebagai pusat
pelatihan
kerja dan
keterampilan
E. 1 Buah
kegiatan
PKW
yaitu
Kota
Subuluss
alam
- Terdapat 14
Lokasi
permukiman
transmigrasi
dengan pola
TPLK dan 1
buah BLK
sebagai pusat
pelatihan
kerja dan
keterampilan
lokasi permukiman
yang telah ada (PTA)
sebagai pendukung
terhadap lokasi baru
yang terintegrasi
dengan masyarakat
setempat
- Revitalisasi BLK
sebagai pusat
pelatihan berbasis
kompetensi dengan
penyediaan
peralatan dan
perlengkapan BLK
- Pembangunan Kota
Terpadu Mandiri
(KTM) sebagai
embrio pusat
pertumbuhan
ekonomi dengan
memanfaatkan
lokasi permukiman
transmigrasi yang
telah ada (PTA)
- Dalam upaya
pengembangan dan
pembangunan KTM
dalam mendukung
perencanaan tata
ruang wilayah Aceh,
kondisi saat ini
sangat
memungkinkan
untuk dilkasanakan
dengan dukungan
lokasi permukiman
yang telah ada (PTA)
sebagai pendukung
terhadap lokasi baru
yang terintegrasi
dengan masyarakat
setempat
- BLK Kota
Subulussalam
- KTM Longkib
Pembangunan ketransmigrasian dalam bidang wilayah dan tata ruang diarahkan pada
pembangunan perdesaan dan ekonomi daerah dilaksanakan melalui kegiatan penyediaan tanah
transmigrasi, penyusunan rencana pembangunan kawasan transmigrasi dan penempatan transmigrasi,
pembangunan permukiman di kawasan transmigrasi, fasilitasi perpindahan dan penempatan
transmigrasi dan pengembangan peran serta masyarakat dalam pembangunan transmigrasi.
Selanjutnya untuk kegiatan pengembangan masyarakat transmigrasi meliputi penyusunan rencana
teknis pengembangan masyarakat transmigrasi dan kawasan transmigrasi, peningkatan kapasitas SDM
dan masyarakat di kawasan transmigrasi, pengembangan usaha ekonomi di lokasi permukiman,
pengembangan sarana dan prasarana di kawasan transmigrasi serta penyerasian lingkungan di
kawasan transmigrasi.
Tabel. 3.8
Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah
Pemerintah Aceh
No.
Rencana Pola
Ruang
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang
Pada Periode
Perencanaan Berkenaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Pengaruh
Rencana Pola
Ruang
Terhadap
Kebutuhan
Pelayanan
SKPA
(5)
Menghindari
pembukaan lahan
permukiman
transmigrasi yang
masuk kawasan lindung
yang telah ditetapkan
melalui rekomendasi
Banyaknya
calon lokasi
pembangunan
permukiman
transmigrasi
usulan
masyarakat
1.
Kawasan
Lindung :
Melindungi
Lingkungan
Hidup dan
Sumber Daya
Alam
Sesuai dengan
UU No. 11
Tahun 2006
(Bab XX Pasal
147-150) dan
PP No. 26
Tentang
B A B III
Arahan Lokasi
Pengembangan
Pelayanan SKPA
(6)
Kab. Pidie, Kota
Subulussalam,
Aceh Tamiang,
Aceh Singkil,
Aceh Selatan,
Aceh Barat,
Nagan Raya,
110
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
RTRWN Bag. 2
Lampiran VII
2.
Kawasan
Andalan :
- Kawasan
Banda Aceh
- Kawasan Pidie
dan Pidie jaya
- Kawasan
Lhokseumawe,
Bireuen, dan
Aceh Utara
- Kawasan
Langsa, Aceh
Timur dan
Aceh Tamiang
- Kawasan Aceh
Tengah, Bener
Meriah
- Kawasan Aceh
Tenggara dan
Gayo Lues
- Kawasan Aceh
Jaya, Aceh
Barat dan
Nagan Raya
- Kawasan Aceh
Selatan dan
Abdya
- Kawasan
Subulussalam
dan Aceh
Singkil
- Kawasan
Simeulue
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
kab./kota yang
masuk dalam
kawasan
lindung
sehingga tidak
bisa ditindak
lanjuti
Rencana dan
kondisi saat ini
serta indikasi
- Pariwisata,
program
industri,
pemanfaatan
pertanian dan
ruang pada
perikanan laut
periode tahun
a.Mengembangkan
perencanaan
- Pertanian,
permukiman
dan Renstra
perkebunan,
tansmigrasi
dengan SKPA tidak
industri,
pola Tanaman Pangan terdapat halperikanan dan
Lahan Kering (TPLK) hal yang
pertambangan
dan perkebunan
menyimpang
dalam
- Industri,
b.
Mengembangkan
pemanfaatan
pertanian,
kawasan
permukiman
ruang terutama
pertambangan
transmigrasi
yang
pembangunan
dan perikanan
telah ada (PTA)
lokasi
menjadi
pusat
permukiman
- Perkebunan,
pertumbuhan
baru (PTB)
pertanian,
ekonomi
baru
melalui
dengan
industry,
pembangunan
KTM
memperhatikan
perikanan,
kaidah-kaidah
pertambangan
yang berlaku
serta
- Perkebunan,
pemanfaatan
pariwisata,
lokasi
peternakan,
permukiman
pertambangan
transmigrasi
dan pertanian
yang telah ada
(PTA) sangat
- Perkebunan,
memungkinkan
pariwisata
untuk
dan pertanian
pengembangan
kawasan
- Perkebunan,
menjadi embrio
pertanian,
pusat
perikanan,
pertumbuhan
dan
ekonomi
pertambangan
melalui
pembangunan
- Perkebunan,
kota terpadu
pertanian,
mandiri (KTM)
perikanan,
pertambangan
, pariwisata
- Perkebunan,
perikanan,
dan
pariwisata
Abdya, Aceh
Jaya, Pidie Jaya,
Aceh Besar,
Bireuen, Aceh
Utara, Aceh
Timur
- Kabupaten
Aceh Timur
- Kabupaten
Aceh Barat
Daya
- Kabupaten
Bener Meriah
- Kabupaten
Aceh Tengah
- Kota
Subulussalam
- Kabupaten
Aceh Barat
- Kabupaten
Aceh Utara
- Perikanan,
perkebunan
dan
pariwisata
B A B III
111
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
3.
Kawasan
Strategis :
a. Sudut
Kepentingan
Ekonomi
Kawasan
pengembangan
berbasis SDA
termasuk
kelautan di
pesisir barat
wilayah Aceh
(5 kawasan
andalan)
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
b. Sudut
Sosial faktorfaktor
- Situs
Selanjutnya,
yang mempengaruhi
pelayanan -SKPA baik faktor penghambat dan
Budaya
peninggalan
faktor pendorong bila ditinjau
dari implikasi Rencana Tata Ruang Wilayah dapat dilihat pada Tabel 3.9
kesultanan
Aceh
di bawah ini.
- Kawasan
pemakaman
massal korban
Tabel 3.9
tsunami
Permasalahan Pelayanan SKPA Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Beserta Penghambat dan
c. Sudut
- Pendorong Keberhasilan-Penanganannya
- Kawasan
Kepentingan
ekosistem
RENCANA
TATA Ulue
PERMASALAHAN
FAKTOR
Fungsi Daya
Masen
RUANG
PELAYANAN
SKPA
PENGHAMBAT
PENDORONG
Dukung
(Aceh Jaya,
WILAYAH
Lingkungan
Aceh Besar,
NO
TERKAIT
Hidup TUGAS Pidie)
DAN FUNGSI
SKPA
- Kawasan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Gunung
1.
Pembangunan
Rendahnya
Belum
tersedianya
Tingginya
minat
Seulawah
BLK di Kab/Kota (Aceh
Kualitas
dan
infrastruktur
fisik
masyarakat
untuk
Besar,
Produktivitas
sebagai
tempat
mengikuti
Pelatihan
Pidie)
Tenaga Kerja
untuk
Kerja ( Vocational
melaksanakan
Training) di
- Wisata Alam
kegiatan Pelatihan
Kabupaten/Kota
Laut Weuh
Kerja ( Vocational
(Sabang)
Training) di
beberapa
- Kawasan
kabupaten/kota
Hutan lindung
pesisir (Aceh
- Membutuhkan
- Tersedianya anggaran
Singkil)
Anggaran Besar
otsus di tingkat
Kab/Kota
- Wisata alam
laut
(P.
2.
Pembangunan
- Belum
- Minimnya
- Adanya dukungan
Banyak,
dan
tersedianya data
anggaran
yang
dari pusat dalam
Pengembangan Singkil)
pendukung
tersedia dan belum
melaksanakan dan
Kawasan Kota
pengembangan
terjalinnya
penyediaan data
- Kawasan
DASKTM di
Terpadu
kawasan
kerjasama
antar
pendukung serta
Mandiri (KTM) Peusangan
lokasi yang telah
instansi
dalam
tersedianya
(PLTA,
adaIrigasi)
(PTA)
pelaksanaan proses
pemanfaata lokasi
pembangunan
yang telah ada (PTA)
KTM
di beberapa Kab/Kota
3.
Penyiapan dan
Pembangunan
Permukiman
Transmigrasi
- Tersedianya
- Belum optimalnya
peraturan
dan
dukungan
perundangan
pemerintah Aceh
yang merupakan
dalam
rambu - rambu
menjalankan
dalam
program bidang
melaksanakan
ketransmigrasian
program bidang
untuk
ketransmigrasian
meningkatkan
terutama dalam
kesejahteraan
menghindari
masyarakat dan
kawasan lindung
perekonomian
B A B III
- Adanya dukungan
dari masyarakat
dalam penyediaan
tanah dan lokasi
berupa tanah adat
dan tanah ulayat yang
bisa dimanfaatkan
secara potensial
untuk pembangunan
permukiman
transmigrasi
112
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
dan
legalitas
lahan
yang
tersedia
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
rakyat Aceh
melalui
pembangunan dan
pemberdayaan
masyarakat di
lokasi transmigrasi
B A B III
113
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
c. Fokus
Menyediakan berbagai informasi yang cukup sesuai kebutuhan studi yang dapat digunakan untuk
perencanaan pembangunan dan pengambilan keputusan melalui isu-isu pembangunan berkelanjutan
yang disesuaikan dengan karakteristik proses pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan
efektifitas biaya dan waktu.
d. Akuntabel
Pengambilan keputusan strategis merupakan tanggung jawab Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh dilakukan secara profesional, tegas dan fair sehingga perlu melakukan pengendalian
dan verifikasi setiap usulan sesuai kebutuhan daerah dan skala prioritas baik bidang ketenagakerjaan
maupun bidang ketransmigrasian. Selanjutnya hasil tersebut ditetapkan dan didokumentasikan sebagai
isu-isu berkelanjutan dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
e. Partisipatif
Dalam melakukan perencanaan tetap melibatkan para stakeholder baik dari kalangan masyarakat
maupun instansi di Kabupaten/Kota selama proses pengambilan keputusan. Mencantumkan secara
implisit masukan dan pertimbangan dalam dokumentasi dan pengambilan keputusan yang memiliki
informasi jelas, permohonan yang mudah dipahami dan menjamin akses yang memadai ke semua
informasi yang dibutuhkan.
f. Interaktif
Dalam melakukan suatu program/kegiatan pihak Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
terlebih dahulu memastikan tersedianya dokumen atau hasil kajian sedini mungkin sebagai bentuk
awal perencanaan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan memberikan inspirasi bagi
perencanaan di masa mendatang. Selanjutnya menyediakan informasi yang cukup perihal dampak
aktual dan keputusan strategis.
Pendekatan KLHS dalam pembangunan lokasi permukiman transmigrasi yang diawali dengan
studi tata ruang dan aspek lainnya baik lingkungan, sosial dan budaya yang bernama studi RTSP-RTJ di
lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh didasarkan pada kerangka kerja dan
metodologi berpikir untuk penataan ruang calon permukiman transmigrasi menggunakan model KLHS
sebagai Pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya Alam ( Sustainable Natural Resource
B A B III
114
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 3.10
Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
NO
(1)
ASPEK KAJIAN
RINGKASAN KLHS
IMPLIKASI
TERHADAP
PELAYANAN SKPA
(2)
(3)
(4)
CATATAN BAGI
PERUMUSAN
PROGRAM DAN
KEGIATAN
(5)
1.
Rencana Teknis
Satuan Permukiman
Perlu
memperhatikan
keadaan status
hutan dan
kesesuaian dengan
RTRW Aceh
sebelum
dilaksanakan studi
agar biaya yang
digunakan tidak
sia-sia setelah
pelaksanaan
Memperhatikan
keadaan
penggunaan lahan
calon studi lokasi
untuk pembangunan
permukiman
transmigrasi agar
tidak masuk dalam
kawasan hutan
lindung yang
berdampak terhadap
lingkungan pada
saat pembukaan
lahan
2.
Rencana Teknis
Sarana Air Bersih
Rekomendasi terhadap
pola kebutuhan air
yang akan
dimanfaatkan. Apakah
sistem gravitasi,
sumur bor dalam atau
dangkal dan atau
pemipaan
Perlu dilakukan
telaah terlebih
dahulu keadaan
topografi wilayah
yang tersedia
terhadap lokasi
yang akan
dilakukan
perencanaan
Menghindari
penggunaan air
yang berlebihan di
lokasi melalui sistem
perencanaan
distribusi air yang
baik dengan
rekomendasi model
yang akan dibangun
3.
Rencana Teknis
Pembinaan
Status kelayakan
pemanfaatan lahan
dari penyediaan
sarana dan prasarana
produksi pertanian di
lokasi permukiman
serta teknis
pembinaan yang akan
dilakukan
Menghindari
terhadap
penggunaan pupuk
yang berlebihan
agar tidak
terjadinya
pencemaran
lingkungan
melalui strategi
pembinaan dan
pelatihan di lokasi
permukiman
Menghindari
pencemaran
lingkungan akibat
penggunaan sarana
dan prasarana
produksi pertanian
di lokasi
permukiman
B A B III
115
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
2.
3.
Pencemaran lingkungan
akibat penggunaan pupuk
yang berlebihan di lokasi
permukiman
3.5.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
pembangunan
permukiman
transmigrasi yang
bersifat lintas sektor
Terdapat lokasi
transmigrasi yang
dibangun dengan
persediaan air
sangat minim
sehingga
memerlukan
teknologi tepat guna
untuk mengatasi
persoalan tersebut
Kurangnya tenaga
instruktur pelatihan
dalam memberikan
pelatihan yang
maksimal kepada
masyarakat di lokasi
transmigrasi dalam
memberikan
pemahaman
penggunaan sarana
produksi pertanian
Minimnya anggaran
untuk kajian
ketersediaan air di
lokasi sebelum
dilaksanakan
pembangunan
permukiman
Kurangnya
keikutsertaan
personel dalam
mengikuti pelatihan
instruktur tenaga
Pembina di lokasi
dalam
pendampingan
masyarakat di lokasi
permukiman
pelaksanaan studi
kajian rencana tata
ruang calon lokasi
oleh pihak SKPA
Terdapat calon
lokasi yang memiliki
sumber air bersih
sesuai dengan
potensi dan syarat
pembangunan dan
penyiapan calon
permukiman
Tersedianya SDM
yang memiliki
kompetensi di lokasi
sehingga
mendorong transfer
pengetahuan dan
pengalaman
diantara sesama
pemukim
pelayanan SKPA yang mempengaruhi pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh, yaitu gambaran pelayanan SKPA, sasaran jangka menengah pada renstra K/L, sasaran jangka
menengah dari renstra Kab/Kota, implikasi rencana tata ruang bagi pelayanan SKPA dan implikasi
KLHS pada pelayanan SKPA dengan menggunakan metode penentuan isu-isu strategis sehingga dapat
ditentukan isu-isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra SKPA tahun rencana.
Hasil analisis dan telaahan dari Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L)
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode tahun 2010 2014 dan Renstra Kabupaten/Kota
serta Renstra SKPA lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh berdasarkan RPJM Aceh
periode tahun 2012 2017. Dari hasil analisis tersebut di atas dilanjutkan dengan analisis lingkungan
strategi yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPA di
lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh pada 5 (lima) tahun mendatang.
Renstra (Rencana Strategis) Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh merupakan
perencanaan yang disusun berdasarkan kondisi lingkungan ( evidence based) dan perubahan yang
terjadi melalui suatu analisis terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal dengan tetap
mempertimbangkan karakteristik Dinas. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh suatu organisasi
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang meliputi lingkungan internal dan eksternal. Kondisi
lingkungan tersebut akan memberikan kekuatan dan kelemahan bagi organisasi yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya organisasi dalam bentuk peluang dan ancaman.
Apabila kondisi lingkungan tersebut tidak bisa dikenali dan diidentifikasi secara baik oleh organisasi
maka akan berakibat fatal terhadap keberadaan (existence) organisasi tersebut.
Oleh karena pengaruh dan akibat yang ditimbulkan begitu besar, maka menjadi penting bagi
pimpinan organisasi dan segenap jajarannya terutama lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh untuk secara intens memantau dan mengikuti perubahan di lingkungan yang terjadi.
Hal ini perlu diupayakan agar organisasi mampu menjawab setiap perubahan yang menjadi
ancaman/tantangan organisasi. Dengan demikian, organisasi dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan
B A B III
116
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Mobilitas Penduduk Aceh akan tetap eksis dan mampu mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian secara optimal di Aceh.
Sebelum melakukan analisa lingkungan perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi organisasi, baik faktor eksternal maupun faktor internal yang diklasifikasikan
dalam kekuatan (Strength = S), kelemahan (Weaknesses = W) serta mempertimbangkan peluang
(Opportunity = O) dan ancaman (Threats = T). Identifikasi ini sangat penting sebagai bahan analisis
lingkungan dalam menetapkan strategi organisasi di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh.
3.5.1. Kondisi Lingkungan Strategis
Analisis lingkungan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode Analisis SWOT
(Strenghts, Weakness, Oppurtunities, Threats). Analisis SWOT ini secara efektif sangat membantu
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam melakukan analisa lingkungan internal dan
eksternal nantinya. Adapun empat unsur strengths, weakness, oppurtunities, threats, yang terangkum
dalam lingkungan internal dan eksternal Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dapat di
identifikasi sebagai berikut :
1.
Lingkungan Internal.
Faktor-faktor lingkungan internal adalah segala sesuatu yang ada di dalam organisasi secara
langsung berpengaruh terhadap kegiatan organisasi. Faktor lingkungan internal sarana dan prasarana,
sistem informasi manajemen, keuangan serta teknologi yang diperlukan dan dimiliki oleh Dinas. Faktor
internal akan memberikan kekuatan (threnghts) dan kelemahan (weakness) pada organisasi.
Adapun hasil identifikasi faktor internal di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh adalah sebagai berikut :
a.
Kekuatan (STRENGHT).
1. Tersedianya Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daaerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
yang memberikan kewenangan di bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk.
2. Tersedianya peraturan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
3. Tersedianya dokumen perencanaan RPJM Aceh periode tahun 2012 2017.
4. Komitmen pimpinan yang tinggi terhadap tujuan organisasi.
5. Tersedianya dukungan Anggaran APBA dan APBN.
6. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan publik.
7. Tersedianya tenaga atau personel.
b.
Kelemahan (WEAKNESS).
1. Lemahnya Komitmen Aparatur terhadap Dinas.
2. Dukungan Anggaran yang masih rendah.
3. Masih kurang profesionalnya beberapa personel dinas.
4. Tenaga Teknis dan Fungsional yang masih kurang
5. Komunikasi dan koordinasi hubungan internal yang masih lemah.
2.
Lingkungan Eksternal.
Merupakan faktor-faktor di luar organisasi yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat mempengaruhi kemampuan organisasi yang meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, keamanan
B A B III
117
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
dan teknologi. Faktor eksternal inilah yang akan memberikan peluang (opportunity) tapi juga
memunculkan tantangan (threats).
Adapun faktor eksternal Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dapat di identifikasi
sebagai berikut :
a.
Peluang (OPPORTUNITY)
1. Adanya dukungan politis dari Pemerintah Aceh dan DPRA.
2. Adanya dukungan lintas sektoral, LSM serta peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
program.
3. Hubungan industrial yang cukup kondusif, tanpa gejolak ketenagakerjaan yang berarti.
4. Makin dinamisnya perkembangan pelayanan publik (antar kerja) oleh swasta.
5. Makin terbukanya peluang kerjasama dengan daerah lain.
6. Makin tingginya minat masyarakat akan kebutuhan pelayanan bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
b.
Ancaman (THREATS).
1. Tingginya angka pengangguran yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk yang tidak
disertai kualitas SDM.
2. Tingginya angka kemiskinan.
3. Kesempatan kerja yang tersedia sangat terbatas.
4. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja.
5. Makin maraknya calo tenaga kerja yang berkeliaran dan masih rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap mekanisme antar kerja dan prosedur yang benar dengan ditandai
banyaknya kasus TKI illegal.
6. Makin kritisnya masyarakat dan tingginya tuntutan terhadap pelayanan.
kekuatan dan ancaman; kelemahan dan peluang; dan kelemahan dan tantangan. Analisis yang
dilakukan yaitu dengan melakukan pencermatan, pembobotan terhadap masing-masing poin dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan sehingga masing-masing faktor lingkungan internal dan
eksternal mencapai total nilai 100 seperti Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis
NO
KRITERIA
1.
2.
3.
20
4.
10
5.
6.
15
25
Total
B A B III
BOBOT
20
10
100
118
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 3.13
Nilai Skala Kriteria
1
TOTAL
SKOR
1.
20
10
20
10
15
25
100
2.
20
10
20
10
15
25
100
3.
20
10
20
10
15
25
100
20
10
15
45
20
10
15
45
20
10
20
10
15
75
NO
ISU STRATEGIS
4.
5.
6.
Lemahnya Perlindungan
terhadap Pekerja
Masih belum
berkembangnya kawasan
permukiman transmigrasi
Banyaknya tumpang tindih
penggunaan lahan
Selanjutnya untuk tiap-tiap unsur dalam faktor lingkungan tersebut diberi nilai dari angka 1 4 menurut nilai kepentingan dan pengaruhnya. Nilai 4 = sangat berpengaruh, nilai 3 = berpengaruh,
nilai 2 = kurang berpengaruh, nilai 1 = tidak berpengaruh. Bobot yang ada dikalikan nilai maka akan
diperoleh skor.
Tabel 3.14
Rata-rata Skor Isu-Isu Strategis
NO
ISU-ISU STRATEGIS
TOTAL
SKOR
RATA-RATA
SKOR
1.
100
16,67
2.
3.
100
100
16,67
16,67
4.
45
7,50
5.
45
7,50
75
12,50
6.
Skor inilah yang menentukan urutan prioritas mana yang paling berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan. Secara rinci, penghitungan analisis lingkungan strategis dapat dilihat pada Tabel 3.15
berikut ini.
B A B III
119
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel. 3.15
Perhitungan Analisis Lingkungan Strategis
LINGKUNGAN STRATEGIS
1
1. KEKUATAN (STRENGHT)
BOBOT
NILAI
SCORE
RANGKING
25
100
25
100
II
20
80
III
20
10
4
3
80
30
IV
VIII
20
60
15
45
VI
10
30
VII
10
30
IX
20
80
15
60
II
10
30
IV
10
30
III
25
100
20
60
II
10
30
IV
10
30
15
45
III
10
30
VI
20
20
4
4
80
80
I
II
15
60
III
10
40
IV
10
30
VI
10
30
VII
1. PELUANG (OPPORTUNITY)
a. Adanya dukungan politis dari pemerintah
Aceh dan DPRA
b. Adanya dukungan lintas sektoral, LSM serta
peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
program
c. Hubungan industrial yang cukup kondusif
d. Makin dinamisnya perkembangan pelayanan
publik (antar kerja) oleh swasta
e. Makin terbukanya peluang kerjasama dengan
daerah lain
f. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
kebutuhan pelayanan bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian
2. TANTANGAN (THREATH)
a. Tingginya angka pengangguran
b. Tingginya angka kemiskinan
c. Kesempatan kerja yang tersedia sangat
terbatas
d. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan
pekerja
e. Makin maraknya calo tenaga kerja yang
berkeliaran dan masih rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap mekanisme antar kerja
f. Makin kritisnya masyarakat dan tingginya
tuntutan terhadap pelayanan
B A B III
120
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Dari analisis tersebut dapat ditentukan posisi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
yang mengidentifikasi peluang banyak tetapi posisi kelemahan juga sangat dominan sehingga
mengganggu efektifitas organisasi. Strategi yang tepat adalah melakukan pembenahan ke dalam
terlebih dahulu terutama memperbaiki yang ada (konservatif).
Dengan memperhatikan analisis lingkungan maka dilanjutkan dengan analisis strategi sebagai
berikut :
1.
STRATEGI / SO
Yaitu strategi yang mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan
cara menggabungkan kekuatan dengan peluang ( S + O ). Strategi ini bersifat lebih mengarah
kepada Agresive Strategies.
Dari Analisis lingkungan internal diperoleh beberapa strategi alternatif, yaitu :
a. Memanfaatkan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 dalam menjalankan tugas sesuai dengan
tujuan dan sasaran program dalam mendukung Pemerintah Aceh
b. Memanfaatkan
dokumen
RPJM
Aceh
sebagai
perbandingan
dalam
pelaksanaan
program/kegiatan baik Pemerintah Aceh maupun lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Aceh.
c. Pemimpin yang mempunyai komitmen dan berlatar belakang ilmu yang sesuai dengan tujuan
dinas.
d. Memanfaatkan dukungan anggaran dari APBA untuk mengupayakan pengentasan kemiskinan
dan
pengangguran
guna
meningkatkan
kehidupan
masyarakat
untuk
hidup
STRATEGI / ST
Yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman dengan
menggabungkan kekuatan dengan ancaman ( S + T ). Strategi ini sifatnya lebih mengarah kepada
Competitive Strategies atau Diversification Strategies. Dari analisis lingkungan internal diperoleh
beberapa strategi alternatif, yaitu :
a. Melaksanakan tugas, pokok dan fungsi Dinas secara optimal.
b. Menyesuaikan program kegiatan dengan tujuan dan sasaran RPJM Aceh dengan sebaikbaiknya dalam mendukung visi dan misi Pemerintah Aceh.
c. Mendukung komitmen pimpinan terhadap tujuan organisasi.
d. Memanfaatkan dukungan dana untuk pengurangan jumlah angka pengangguran dan
kemiskinan.
e. Mengoptimalkan koordinasi lintas sektor guna mencapai keberhasilan pelaksanaan program
dan kegiatan.
f. Meningkatkan peranan UPTD di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
B A B III
121
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
STRATEGI / WO
Yaitu strategi mengurangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang dengan cara menggabungkan
antara kelemahan dengan peluang ( W + O ). Strategi ini sifatnya lebih mengarah kepada
STRATEGI / WT
Yaitu strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah dan menghindari ancaman dengan cara
menggabungkan kelemahan dengan ancaman ( W + T ). Strategi ini sifatnya lebih mengarah
kepada Defensive Strategies. Dari analisa lingkungan internal diperoleh beberapa strategi
alternatif, yaitu :
a. Berusaha membentuk dan menumbuhkan kesadaran personil/pegawai terhadap pentingnya
komitmen terhadap tujuan program.
b. Berusaha mengoptimalkan dana yang ada, saran dan prasarana yang tersedia untuk mencapai
sasaran program pada lingkup Dinas.
c. Upaya peningkatan kualitas SDM dalam mendukung program dan kegiatan Dinas.
d. Mengoptimalkan koordinasi antar lintas sektor Dinas guna keberhasilan program
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
e. Berdasarkan analisa lingkungan strategis di atas pada lingkup Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh maka dapat ditemukan issue-issue strategis berdasarkan tugas,
pokok dan fungsi
Untuk lebih jelasnya terhadap evaluasi dalam menentukan langkah yang paling tepat seperti
tersebut di atas dalam menentukan alternatif strategi dapat dilihat pada Tabel 3.16.:
B A B III
122
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel. 3.16
Penentuan Alternatif Strategi Berdasarkan Analisa SWOT
FAKTOR
EKSTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITY) :
1. Adanya dukungan politis dari
Pemerintah Aceh dan DPRA
TANTANGAN (THREATHS):
1. Tingginya angka
pengangguran
2. Tingginya angka
kemiskinan
3. Kesempatan kerja yang
tersedia sangat terbatas
4. Masih rendahnya tingkat
kesejahteraan pekerja
FAKTOR
INTERNAL
4. Makin dinamisnya
perkembangan pelayanan
publik (antar kerja)
5. Makin terbukanya peluang
kerjasama dengan daerah lain
6. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan kebutuhan
pelayanan bidang
ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian
KEKUATAN (STRENGHT) :
1. Tersedianya Qanun Aceh
Nomor 5 Tahun 2007
ALTERNATIF STRATEGI ( S + O ) :
1. Memanfaaatkan Qanun
tersebut dalam pelaksanaan
dan tujuan program
2. Memanfaatkan dokumen
RPJMA sebagai Pedoman
dalam Perencanaan Program
dan Kegiatan
2.
Tersedianya dokumen
RPJM Aceh Periode Tahun
2012-2017
3.
5. Meningkatkan koordinasi
baik tingkat Kabupaten
maupun pusat
7. Mengikutsertakan pegawai
yang potensial ke diklat teknis
8. Memanfaatkan segala
peraturan dan perundangundangan
4.
5.
6.
7.
8.
B A B III
6. Mengoptimalkan Peranan
UPTD sebagai Sarana dan
Prasarana Pelayanan Publik
ALTERNATIF STRATEGI ( S +
T):
1. Melaksanakan tugas,
pokok dan fungsi Dinas
2. Menyesuaikan program
kegiatan dengan tujuan
dan sasaran RPJM Aceh
dengan sebaik-baiknya.
3. Mendukung komitmen
pimpinan akan tujuan
organisasi
4. Memanfaatkan dukungan
dana secara maksimal
untuk pengurangan
jumlah angka
pengangguran dan
kemiskinan
5. Mengoptimalkan
koordinasi lintas sektor
guna mencapai
keberhasilan pelaksanaan
program dan kegiatan
6. Meningkatkan peranan
UPTD lingkup Dinas
7. Mengoptimalkan
kemampuan tenaga
personil sesuai dengan
kemampuan teknis pada
bidangnya
8. Menjalankan peraturan
dan perundangundangan sesuai dengan
amanah yang ada di
dalamnya.
123
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
9.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
ALTERNATIF STRATEGI ( W + O )
:
1. Membangun dan membentuk
kesadaran personil terhadap
tujuan dan sasaran program
dinas
KELEMAHAN (WEAKNESS) :
1. Masih belum kuatnya
komitmen personil
terhadap Dinas
2.
3.
Masih kurang
profesionalnya beberapa
personil Dinas
4.
5.
5. Membangun komunikasi
antar sesama pegawai dalam
memecahkan permasalahan
secara optimal
9. Menumbuhkan
kesadaran pegawai
terhadap disiplin sesuai
dengan peraturan
pegawai PP 53 tahun
2010
ALTERNATIF STRATEGI ( W +
T):
1. Berusaha membentuk
dan menumbuhkan
kesadaran
personil/pegawai
terhadap pentingnya
komitmen terhadap
tujuan program
2. Berusaha
mengoptimalkan dana
yang ada, sarana dan
prasarana yang tersedia
untuk mencapai sasaran
program lingkup Dinas.
3. Upaya peningkatan
kualitas SDM dalam
mendukung program
kegiatan
4. Upaya penyesuaian
jumlah SDM sesuai
dengan kebutuhan dan
anggaran yang tersedia
dari Pemerintah Aceh
5. Mengoptimalkan
koordinasi antar lintas
sektor lingkup Dinas
guna keberhasilan
program ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian.
Berdasarkan analisis lingkungan tersebut di atas, maka dapat ditemukan isu-isu strategis sebagai
berikut :
1. Rendahnya Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Berdasarkan data BPS tahun 2011, penduduk yang bekerja masih didominasi oleh tenaga kerja
lulusan SLTA dan setingkatnya, diikuti lulusan SMP. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang lebih tinggi
menunjukkan peningkatan yang proporsional pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2009. Bila
ditinjau dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh pekerja maka kualitas tenaga kerja di Aceh
masih rendah.
Tingginya tenaga kerja yang terserap di sektor informal, bekerja kurang dari 35 jam seminggu,
kurangnya keterampilan & keahlian mengindikasikan rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga
kerja. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja maka perlu dilaksanakan
pembinaan dan pelatihan kerja guna menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif,
terampil, mandiri dan berdaya saing sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pasar kerja.
.
2.
Perkembangan perekonomian di Aceh masih belum mengubah struktur lapangan kerja yang masih
didominasi oleh sektor informal. Sedangkan untuk sector formal kesempatan kerja yang tersedia sangat
minim
B A B III
124
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tingginya tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan
rata-rata nasional menunjukan bahwa kondisi perekonomian Aceh belum berjalan seperti yang
diharapkan. Artinya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang telah dan sedang dilaksankan oleh
pemerintah belum mampu untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Salah satu faktor yang menimbulkan hal tersebut adalah belum berkembangnya investasi baik dari
dalam maupun dari luar negeri. Sehingga penciptaaan perluasan kerja yang dilaksanakan oleh
pemerintah melalui kegiatan pembangunan belum efektif karena peran swasta yang belum signifikan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilaksanakan program yang berkaitan dengan perluasan
kesempatan kerja diantaranya melalui padat karya produktif, padat karya infrastruktur, tenaga kerja
mandiri, tenaga kerja sukarela, teknologi tepat guna dan lain sebagainya. Semua kegiatan tersebut
bertujuan memberikan kesempatan kerja kepada penganggur baik melalui kegiatan yang bersifat
kelompok maupun perorangan dengan memanfaatkan potensi lingkungan sehingga tercipta produksi
barang dan jasa yang mendorong munculnya produk unggulan di masing masing kabupaten/kota.
3. Lemahnya Perlindungan Tenaga Kerja
Banyaknya perusahaan yang melanggar norma ketenagakerjaan terutama norma kerja, norma
wanita dan anak, norma K3 dan lain sebagainya mengindikasikan bahwa perlindungan bagi tenaga
kerja yang masih lemah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kualitas dan
kuantitas Pengawas Ketenagakerjaan yang belum sesuai dengan perkembangan kebutuhan di berbagai
kabupaten/kota di Aceh.
Selain itu rendahnya pemahaman pekerja tentang berbagai aturan norma ketenagkerjaan telah
menyebabkan rendahnya pemenuhan hak hak pekerja oleh pengusaha atau pengelola perusahaan.
Hal ini terjadi akibat minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh dinas terkait di kabupaten/kota yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lemahnya kualitas dan kuantitas petugas Mediator di
berbagai kabupaten kota dan minimnya anggaran yang tersedia.
Sementara
itu
perkembangan
pasar
kerja
diwarnai
pasar
bebas/liberaliasasi
artinya
berkembangnya pemikiran yang memanfaatkan lemahnya posisi tawar pekerja akibat berlebihnya
suplai tenaga kerja sehingga mendorong terjadinya pelanggaran terhadap hak hak pekerja.
Untuk menghadapi hal tersebut maka pemerintah harus mempersiapkan sumber daya aparatur
yang memiliki kompetensi agar dapat memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan meningkatkan
pemahaman tentang norma ketenagakerjaan agar terpenuhinya hak hak pekerja untuk menghindari
terjadinya perselisihan hubungan industrial sehingga tercipta suasana kerja dan berusaha yang
kondusif.
4. Masih Banyaknya Penduduk Miskin
Masalah penduduk miskin di Aceh merupakan tantangan yang cukup berat dalam 5 (lima) tahun
ke depan. Penduduk miskin di Aceh pada tahun 2011 tercatat sebesar 19,48%, masih lebih besar dari
penduduk miskin tingkat nasional yang hanya sebesar 12,36%. Sebaran penduduk miskin Aceh lebih
dominan berada di pedesaan yaitu 80,14%, sedangkan diperkotaan hanya 19,86%. Hal ini
mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh signifikan terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum, terutama masyarakat yang tinggal di perdesaan. Oleh
karena itu, program pengentasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan
ketrampilan masyarakat yang didukung oleh pembangunan infrastruktur dasar yang terintegrasi
menjadi prioritas dimasa yang akan datang.
B A B III
125
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
B A B III
126
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
BAB IV
VISI, MISI, NILAI - NILAI
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
B A B IV
127
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 4.1
Perumusan Perwujudan Visi
1.
PERMASALA
HAN
ISU
STRATEGIS
Isu Strategis
Masih
banyaknya
Penduduk
miskin
Isu Strategis
2. Rendahnya
kualitas angkatan
kerja
Isu Strategis
3. Rendahnya
kesempatan
kerja
Isu Strategis
4 Rendah
. Perlindungan
Ketenagakerjaan
Isu Strategis
5. Belum
Berkembangnya
Lokasi
Transmigrasi
Isu Strategis
6. Banyaknya tumpang
tindih lahan
PEMBANGUNAN DAERAH
1.
1
Belum Optimalnya
pelaksanaan UUPA
sebagai wujud MoU
Helsinki
(x)
(x)
(x)
(x)
(x)
(x)
2.
Masih tingginya
praktik Korupsi,
Kolusi, dan
Nepotisme (KKN)
(x)
(x)
(x)
(x)
(x)
(x)
3.
(x)
(x)
(x)
(x)
(x)
(x)
4.
Masih tingginya
tingkat kemiskinan
di Aceh
() Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
yang
Berkualitas,
Produktif
dan Sejahtera
()
() Terwujud
nya Tenaga
Kerja yang
Berkualitas,
Produktif
dan
Sejahtera
() Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
()
B A B IV
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
128
Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
() Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas, Produktif
dan Sejahtera
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
5.
Masih tingginya
tingkat
pengangguran
terbuka (TPT)
() Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
yang
Berkualitas,
Produktif
dan Sejahtera
()
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
()
6.
Keterlibatan peran
swasta dalam
pembangunan Aceh
masih rendah
() Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif
dan Sejahtera
()
Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
()
7.
() Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif dan
(x)
8.
Rendahnya
pemanfaatan
potensi sumberdaya
alam yang berdaya
guna, berhasil guna
dan berkelanjutan
() Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
()
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang Produktif
dan Sejahtera
9.
Pertumbuhan
ekonomi Aceh
masih rendah
()
()
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
B A B IV
Terwujud
nya
Tenaga
Kerja
yang
Berkualita
s,
Produktif
dan
Sejahtera
Terwujud
nya
Masyarak
at
Transmigr
asi
Berkualita
s,
Produktif
dan
Sejahtera
()
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
(x)
Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
(x)
(x)
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
()
Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
(x)
(x)
(x)
Terwujud
nya
Tenaga
Kerja
yang
Produktif
dan
Sejahtera
() Terwujud
nya Tenaga
Kerja yang
(x)
()
(x)
(x)
(x)
()
129
Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas, Produktif
dan Sejahtera
(x)
Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
()
(x)
Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas, Produktif
dan Sejahtera
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Berkualitas ,
Produktif dan
Sejahtera
10.
Kualitas Sumber
daya Manusia
Masih Rendah
() Terwujudnya
Masyarakat
Transmigrasi
Berkualitas,
Produktif
()
11.
Kualitas
Lingkungan Hidup
dan
Penanggulangan
Bencana Masih
Rendah
(x)
(x)
Berkualitas
, Produktif
dan
Sejahtera
() Terwujudn
ya Tenaga
Kerja yang
Berkualitas
, Produktif
dan
Sejahtera
(x)
12.
Penanganan pasca
konflik yang
terisolasi dari
pembangunan
reguler
(x)
13.
Pemenuhan Hak
dan Perlindungan
Perempuan dan
Anak Masih Rendah
Perencanaan dan
Penganggaran
belum Responsif
Gender dan belum
Berbasis Pada
Pemenuhan Hak
Anak
() Terwujudnya
Transmigrasi
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
(x)
(x)
14.
B A B IV
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Berkualitas ,
Produktif dan
Sejahtera
()
() Terwujudnya
Transmigrasi
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
() Terwujudnya
Transmigrasi yang
Berkualitas, Produktif
dan Sejahtera
(x)
()
Terwujudnya
Transmigrasi
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
(x)
(x)
(x)
()
Terwujudnya
Transmigrasi
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
()
(x)
(x)
()
(x)
(x)
()
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Sejahtera
Terwujudnya
Tenaga Kerja
yang
Sejahtera
130
(x)
(x)
(x)
(x)
Terwujudnya
Transmigrasi yang
Berkualitas, Produktif
dan Sejahtera
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Visi tersebut kemudian dirumuskan dalam perwujudan visi dan pokok pokok visi
Tabel 4.2
Perumusan Visi
NO
PERWUJUDAN VISI
POKOK-POKOK VISI
PERNYATAAN VISI
1.
Berkualitas
2.
Produktif
3.
Sejahtera
"Terwujudnya Tenaga
Kerja dan Masyarakat
Transmigrasi yang
Berkualitas, Produktif
dan Sejahtera
Untuk meningkatkan pemahaman tentang visi tersebut maka perlu disusun penjelasan visi
sebagaimana pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Penyusunan Penjelasan Visi
VISI
POKOKPOKOK VISI
PENJELASAN VISI
- Berkualitas
"Terwujudnya
Tenaga Kerja
dan
Masyarakat
Transmigrasi
yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
Produktif
Sejahtera
B A B IV
131
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
4.1.2. Misi
Misi Dinas Tenaga Kerja dan mobilitas Penduduk Aceh yang ditetapkan merupakan peran
strategik yang diinginkan dalam mencapai visi dimaksud. Rumusan misi yang diangkat di dalam
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun 2012 - 2017 merupakan hasil
analisis terhadap isu-isu strategis lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Moiblitas Penduduk Aceh untuk lima
tahun ke depan, yang merupakan penjabaran dari visi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh.
Sehingga Misi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh yang ditetapkan merupakan
upaya strategik dalam menyelenggarakan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di
Aceh yaitu:
1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance);
2. Meningkatkan Daya Saing Tenaga Kerja untuk mendukung Perluasan Kesempatan Kerja;
3. Mewujudkan Iklim Ketenagakerjaan yang kondusif dan dinamis melalui Pembinaan Hubungan
Industrial, Jamsostek dan Perlindungan bagi pekerja;
4. Mengembangkan kawasan transmigrasi yang berdaya saing untuk mendukung keseimbangan
pembangunan antar wilayah.
nilai luhur yang perlu dipelihara atau ditumbuhkan dalam organisasi terkait dengan visi yang
ingin diwujudkan.
Nilai (Values) merupakan kode etik organisasi sebagai cikal bakal bangunan budaya kerja. Nilainilai untuk memberikan etos kerja dan menjadi etika dalam perilaku organisasi. Nilai nilai yang
dianut tersebut berperan penting dalam setiap pengambilan keputusan dan pelaksanaan
kegiatan misi serta upaya pencapaian misi.
Untuk mencapai hal tersebut maka nilai nilai nilai yang dianut terdiri dari :
1. Profesionalitas
Profesionalitas menjadi kunci utama bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang
menjadi dasar bagi pengembangan citra dinas untuk menjadi aparatur yang
bekerja
continous
B A B IV
132
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 4.4
Perumusan Misi
NO
1
1.
VISI
STAKEHOLDER LAYANAN
POKOK-POKOK
VISI
Terwujudnya
Tenaga Kerja dan
Masyarakat
Transmigrasi yang
Berkualitas,
Produktif dan
Sejahtera
Berkualitas
SKPD LAIN
PELAKU
EKONOMI
LAINNYA
() Dinas
Pendidikan
() Dewan
() Perusahaan
Produktivitas
Daerah
() Dinas
Pertanian dan
Tanaman
Pangan
() BUMN
() BUMN
() Kadin
() BUMD
() BUMD
() Lembaga
Keuangan
Dinas
Perindustrian,
perdagangan
dan Koperasi
() Dinas
Perkebunan
dan
Kehutanan
() Dinas
Pendidikan
Dinas
Pertanian dan
Tanaman
Pangan
B A B IV
MISI
PENGGUNA
LAYANAN
133
8
Meningkatkan Daya Saing Tenaga Kerja
untuk mendukung Perluasan Kesempatan
Kerja;
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
Produktif
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
() Dinas
Pertanian dan
Tanaman
Pangan
Dinas
Perindustrian,
perdagangan
dan Koperasi
Dinas
Pendidikan
Dinas Sosial
() Asosiasi
Instruktur
Asosiasi
() Lembaga
Pelatihan
Swasta
()
()
()
() BUMN
BUMD
Perusahaan
Sejahtera
BUMN
Apindo
() Dinas
Pendidikan
() Dewan
() BUMN
Produktivitas
Daerah
() Dinas
Pertanian dan
Tanaman
Pangan
() BUMN
() Dinas
Perindustrian,
perdagangan
dan Koperasi
() Kadin
() Dinas
Perkebunan
dan
Kehutanan
() BUMD
() Perusahaan
() Koperasi
Industrial,
Jamsostek
dan
kawasan
transmigrasi
() BUMD
B A B IV
Kadin
Dinas
Perkebunan
dan
Kehutanan
-
134
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
treatment) profesional;
6. Mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah dan mengembangkan wilayah strategis
dan cepat tumbuh;
7. Mewujudkan Kawasan Transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan
ekonomi wilayah.
B A B IV
135
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 4.5
4.5
Tabel
Tujuan
dan
Sasaran
Jangka
Menengah
Dinas
Tenaga
Kerja dan
dan Mobilitas
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja
MobilitasPenduduk
Penduduk Aceh
Aceh
Target Kinerja Pada Tahun KeNo
1
Tujuan
2
Sasaran
Indikator Kinerja
2013 (1)
2014 (2)
2015 (3)
2016 (4)
2017 (5)
28,544,000,000
1 Thn
29,971,000,000
1 Thn
31,470,000,000
1 Thn
33,043,000,000
1 Thn
34,695,000,000
1 Thn
3,348,400,000
3,373,400,000
3,423,400,000
3,433,400,000
3,470,600,000
BELANJA LANGSUNG
1.
Menciptakan good
government di lingkungan
dinas, efektivitas
pengawasan kinerja untuk
pelayanan publik
Terciptakannya tata
kelola organisasi yang
efektif, transparan
akuntabel, dan bersih
dalam proses
percepatan pelayanan
administrasi
perkantoran dan
pelayanan publik
PROGRAM PELAYANAN
ADM INISTRASI PERKANTORAN
1 Thn
1 Thn
1 Thn
1 Thn
Terlaksananya Layanan
Administrasi Perkantoran
Kegiatan :
a.
b.
c.
d.
e.
B A B IV
1 Thn
Indikator :
35,000,000
610,000,000
335,000,000
35,000,000
1 Thn
1 Thn
610,000,000
1 Thn
1 Thn
35,000,000
1 Thn
620,000,000
1 Thn
35,000,000
1 Thn
620,000,000
1 Thn
35,000,000
1 Thn
630,000,000
1 Thn
20,000,000
20,000,000
22,000,000
22,000,000
25,000,000
1 Thn
49,400,000
1 Thn
49,400,000
1 Thn
49,400,000
1 Thn
49,400,000
1 Thn
49,400,000
1 Thn
1 Thn
1 Thn
1 Thn
1 Thn
335,000,000
1 Thn
1 Thn
136
345,000,000
1 Thn
345,000,000
1 Thn
350,000,000
1 Thn
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
f.
190,000,000
1 Thn
100,000,000
Indik ator :
Tersedianya ATK dalam proses
percepatan proses administrasi
h. Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan
Indik ator :
Terlaksananya pengadaan sarana
perkantoran
i. Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Indik ator :
Mewujudkan kelengkapan gedung
kantor sebagai tempat kinerja aparatur
j. Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Indik ator :
Meningkatkan kelancaran kinerja
aparatur dalam pelayanan kepada
publik
k. Penyediaan Bahan Bacaan dan
Peraturan Perundang-undangan
Indik ator :
Implementasi pekerjaan sesuai
peraturan perundang-undangan
l. Penyediaan Makanan dan Minuman
Indik ator :
Terlaksananya kegiatan aparatur
dalam peningkatan kinerja aparatur
m. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi
ke Luar daerah
Indik ator :
Terlaksananya sinkronisasi dalam
pencapaian kinerja yang tepat waktu
dan tepat sasaran
n. Penyediaan Jasa Keamanan kantor
Indik ator :
Memberikan rasa kenyamanan
didalam proses rutinitas kegiatan
B A B IV
195,000,000
1 Thn
100,000,000
1 Thn
90,000,000
1 Thn
90,000,000
1 Thn
40,000,000
1 Thn
40,000,000
4 Unit
50,000,000
4 Unit
50,000,000
1 Thn
23,000,000
1 Thn
23,000,000
1 Thn
100,000,000
1 Thn
100,000,000
1 Thn
240,000,000
1 Thn
250,000,000
1 Thn
277,000,000
1 Thn
277,000,000
12 Bln
12 Bln
137
200,000,000
1 Thn
103,000,000
1 Thn
95,000,000
1 Thn
45,000,000
4 Unit
50,000,000
1 Thn
23,000,000
1 Thn
110,000,000
1 Thn
250,000,000
1 Thn
277,000,000
12 Bln
205,000,000
1 Thn
103,000,000
1 Thn
95,000,000
1 Thn
45,000,000
4 Unit
55,000,000
1 Thn
23,000,000
1 Thn
110,000,000
1 Thn
250,000,000
1 Thn
277,000,000
12 Bln
210,000,000
1 Thn
105,000,000
1 Thn
97,000,000
1 Thn
50,000,000
4 Unit
55,000,000
1 Thn
23,000,000
1 Thn
115,000,000
1 Thn
250,000,000
1 Thn
277,200,000
12 Bln
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
100,000,000
110,000,000
1 Thn
1,089,000,000
1 Thn
1,089,000,000
12 Bln
12 Bln
110,000,000
1 Thn
1,089,000,000
12 Bln
2,763,000,000
4,782,000,000
1,802,000,000
1 Thn
2,000,000,000
1 Thn
4,000,000,000
1 Thn
1,000,000,000
1 Unit
1 Unit
1 Unit
110,000,000
1 Thn
1,089,000,000
12 Bln
802,000,000
110,000,000
1 Thn
1,089,000,000
12 Bln
827,000,000
Indikator:
M eningkatnya Pelayanan Publik
a. Pembangunan Gedung Kantor
Indik ator :
Terlaksananya pembangunan gedung
kantor sebagai fasilitas kinerja aparatur
didalam percepatan pelayanan publik
dan peningkatan kinerja aparatur
b. Pengadaan Perlengkapan Gedung
Indik ator :
Penyediaan perlengkapan sarana
penunjang didalam operasional kantor
c. Pengadaan Mebeleur
Indik ator :
Tersedianya peralatan kerja untuk
proses percepatan kerja
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor
Indik ator :
Terpeliharanya sarana gedung kantor
sebagai asset dinas dan daerah
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/Operasional
Indik ator :
85,000,000
1 Thn
70,000,000
1 Thn
80,000,000
1 Thn
50,000,000
1 Thn
50,000,000
1 Thn
320,000,000
B A B IV
85,000,000
1 Thn
329,000,000
1 Thn
1 Thn
138
85,000,000
1 Thn
80,000,000
1 Thn
55,000,000
1 Thn
329,000,000
1 Thn
1 Thn
-
85,000,000
1 Thn
80,000,000
1 Thn
55,000,000
1 Thn
329,000,000
1 Thn
1 Thn
-
85,000,000
1 Thn
85,000,000
1 Thn
60,000,000
1 Thn
329,000,000
1 Thn
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
f.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Indik ator :
Terpeliharanya sarana peralatan
perkantoran yang merupakan asset
daerah
g. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Kantor
Indik ator :
Terpeliharanya sarana peralatan
perkantoran yang merupakan asset
daerah
h. Pemeliharaan Rutin/Berkala Jaringan
Listrik dan Telepon
i.
Indik ator :
Terpeliharanya sarana penunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan
perkantoran
Rehabilitasi sedang/berat rumah
gedung kantor
85,000,000
1 Thn
85,000,000
90,000,000
1 Thn
85,000,000
1 Thn
18,000,000
18,000,000
50,000,000
50,000,000
157,950,000
1 Thn
1 Thn
181,000,000
1 Thn
1 Thn
1 Thn
186,000,000
1 Thn
18,000,000
1 Thn
60,000,000
1 Thn
1 Thn
85,000,000
18,000,000
60,000,000
1 Thn
95,000,000
85,000,000
18,000,000
1 Thn
1 Thn
90,000,000
85,000,000
1 Thn
1 Thn
Indik ator :
Terpeliharanya gedung perkantoran
yang merupakan asset daerah
PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN
APARATUR
85,000,000
1 Thn
70,000,000
1 Thn
210,000,000
1 Thn
215,050,000
Indikator:
Terciptanya aparatur yang
profesional dalam pelayanan publik
Pengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya
Indik ator :
351
org
157,950,000
351
361
org
181,000,000
Org
361
371
org
186,000,000
Org
371
381
org
210,000,000
Org
381
391
org
215,050,000
Org
391
Org
340,000,000
500,000,000
520,000,000
520,000,000
535,000,000
Indikator:
1
Thn
220,000,000
Indik ator :
1
380,000,000
Akt
B A B IV
Thn
139
Thn
380,000,000
Akt
Thn
380,000,000
Akt
Thn
380,000,000
Akt
Akt
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
50,000,000
1 Thn
70,000,000
Terciptakannya tata
PROGRAM PERENCANAAN
kelola organisasi yang PEM BANGUNAN EKONOM I
efektif, transparan,
Indikator:
akuntabel dan bersih
Terwujudnya sinkronisasi
dalam proses
rancangan program dan
percepatan pelayanan
pengendalian serta informasi
administrasi
pelaksanaan kegiatan
perkantoran dan
pelayanan publik
Perencanaan Pembangunan Bidang
Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Indik ator :
Terlaksananya pemantauan dan
pengendalian pelaksanaan program
pembangunan
3. Meningkatkan Kualitas
Terlaksanakannya
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS
Tenaga Kerja, yang
kegiatan pelatihan dan DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
produktif, terampil,
upaya peningkatan
Indikator:
mandiri, dan berdaya saing keterampilan berbasis
M eningkatnya kualitas dan
sesuai dengan
kompetensi dan
produktivitas tenaga kerja melalui
perkembangan pasar kerja berbasis masyarakat
pelatihan dan kewirausahaan bagi
serta menciptakan
pencari kerja
wirausaha baru
a. Penyusunan Database Tenaga Kerja
Daerah
Indik ator :
Terlak sananya penyusunan database
tenaga k erja daerah
1. Tersedianya Data Base
Ketenagakerjaan Aceh yang
mutakhir
2.
B A B IV
50,000,000
1 Thn
70,000,000
23 Kb/Kt
2,706,711,690
9
23 Kb/Kt
Lok
42,847,997,919
Lok
42,085,374,997
320,863,250
23 Kb/Kt
Lok
320,863,250
23 Kb/Kt
Lok
770,863,250
Lok
3,297,800,540
9 Lok
23 Kb/Kt
3,297,800,540
48,753,121,345
BLK
1 Thn
90,000,000
3,079,738,842
9 Lok
1 Thn
3,079,738,842
45,956,421,029
BLK
65,000,000
80,000,000
2,874,644,505
9 Lok
BLK
1 Thn
2,874,644,505
2,686,963,273
9 Lok
60,000,000
80,000,000
2,686,963,273
2,706,711,690
60,000,000
9 Lok
52,205,098,609
BLK
350,462,000
BLK
370,800,000
1 Buku
1 Buk
1 Buku
1 Buku
1 Buku
320,863,250
1 Buku
320,863,250
1 Buk
u
320,863,250
1 Buku
350,462,000
1 Buku
370,800,000
1 Buku
450,000,000
1
140
Pkt
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Terlaksananya Penyempurnaan/
Perbaikan Sarana dan Fasilitas
Gd. Workshop
c. Pengadaan Peralatan Pendidikan dan
Ketrampilan bagi Pencari Kerja
19,006,097,718
19,006,097,718
9 Kb/Kt
18,000,000,000
9 Kb/Kt
1,006,097,718
2 Kb/Kt
11,850,000,000
1
19,950,210,000
9 Kb/Kt
21,050,210,000
22,550,200,000
9 Kb/Kt
9 Kb/Kt
9 Kb/Kt
18,000,000,000
18,700,210,000
9 Kb/Kt
9 Kb/Kt
19,000,210,000
9 Kb/Kt
19,800,200,000
9 Kb/Kt
2,050,000,000
6 Kb/Kt
2,750,000,000
6 Kb/Kt
1,006,097,718
3 Kb/Kt
10,850,000,000
Kb/Kt
1,250,000,000
3 Kb/Kt
11,862,300,000
Kb/Kt
12,800,520,000
Kb/Kt
13,562,110,000
Kb/Kt
Kb/Kt
Indik ator :
Terlak sananya pengadaan Alat Peraga
dan Prak tek Pelatihan Kerja
1. Tersedianya Alat Peraga dan
Peralatan Praktek Pelatihan
Kerja bagi Pencari Kerja
d. Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kepelatihan dan Instruktur BLK
11,850,000,000
1 Kb/Kt
2,430,852,621
10,850,000,000
11,862,300,000
1 Kb/Kt
1 Kb/Kt
2,430,852,621
2,632,873,449
12,800,520,000
1 Kb/Kt
3,273,819,987
13,562,110,000
2 Kb/Kt
3,474,293,362
76 org
76 org
76 org
76 org
76 org
400,000,000
20 org
400,000,000
20 org
500,000,000
20 org
530,000,000
20 org
580,230,000
20 org
1,350,000,000
16 org
1,350,000,000
16 org
1,350,000,000
16 org
1,896,744,000
16 org
1,968,530,000
16 org
Indik ator :
Terlak sananya peningk atan k apasitas
dan profesionalisme tenaga
k epelatihan
B A B IV
1.
2.
3.
450,852,621
20 org
450,852,621
20 org
532,640,000
20 org
584,623,000
20 org
600,233,152
20 org
4.
230,000,000
230,000,000
250,233,449
262,452,987
325,300,210
20 org
20 org
141
20 org
20 org
20 org
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
9,477,561,408
1,700 org
10,740,174,330
1,700 org
11,278,109,358
1,700 org
12,247,695,247
1,700 org
930,500,000
110 org
930,559,182
110 org
930,500,000
110 org
1,008,796,321
110 org
1,205,623,778
120 org
2.
Terlaksananya Pelatihan
Berbasis Masyarakat
5,852,322,000
1,200 org
6,052,312,000
1,200 org
7,152,312,000
1,200 org
7,352,312,000
1,200 org
7,952,650,000
1,200 org
3.
Terfasilitasinya Pelatihan
Lembaga Pelatihan Kerja
Pemerintah/Swasta
1,082,362,330
400 org
1,108,630,226
400 org
1,182,362,330
400 org
1,342,000,321
400 org
1,414,920,753
400 org
4.
975,000,000
100 org
985,560,000
100 org
975,000,000
100 org
1,074,500,716
100 org
1,074,500,716
100 org
5.
Terinventarisasi Lembaga
Pelatihan Kerja Pemerintah/
Swasta
400,000,000
400,500,000
500,000,000
B A B IV
9,240,184,330
1,700 org
70 Lmbg
6,996,097,855
70 Lmb
g
6,945,053,683
1,261 Org
550,000,000
1,261 Org
550,000,000
70 Lmbg
7,430,157,533
1,261 Org
550,000,000
500,500,000
70 Lmbg
7,960,269,422
1,261 Org
580,000,000
600,000,000
70 Lmbg
8,523,898,341
1,261 Org
600,000,000
1 Kgt
1 Kgt
1 Kgt
1 Kgt
61 Kgt
250,000,000
1 Kgt
250,000,000
1 Kgt
250,000,000
1 Kgt
280,000,000
1 Kgt
300,000,000
1 Kgt
300,000,000
60 Org
300,000,000
60 Org
300,000,000
60 Org
300,000,000
60 Org
300,000,000
60 Org
142
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
b. Pengembangan Kelembagaan
Produktivitas dan Pelatihan
Kewirausahaan
Indik ator :
1,126,782,000
265 org
1,075,737,828
265 org
1,280,159,241
265 org
1,530,785,250
265 org
1,630,760,800
265 org
Pembinaan Penerapan 5 S
Usaha Kecil dan Menengah
165,320,000
40 org
40 org
40 org
40 org
40 org
2.
Pelatihan Peningkatan
Manajemen Usaha Kecil dan
Menengah.
200,000,000
25 org
200,000,000
25 org
200,000,000
25 org
230,000,000
25 org
230,000,000
25 org
3.
150,500,000
151,817,000
155,000,500
200,000,000
253,250,000
255,962,000
255,000,000
4.
5.
6.
B A B IV
165,320,000
40 org
40 org
258,600,828
80 org
80 org
200,000,000
200,000,000
40 org
320,158,741
80 org
255,000,000
200,000,000
40 org
400,000,000
80 org
300,785,250
200,000,000
40 org
425,000,800
80 org
322,510,000
80 org
80 org
80 org
80 org
80 org
100,000,000
1 Kgt
100,000,000
1 Kgt
150,000,000
1 Kgt
200,000,000
1 Kgt
200,000,000
1 Kgt
5,319,315,855
996 org
5,319,315,855
996 org
5,599,998,292
996 org
5,849,484,172
996 org
6,293,137,541
996 org
4,994,315,855
4,994,315,855
5,074,998,292
5,324,484,172
5,743,137,541
936 org
325,000,000
936 org
325,000,000
60 org
60 org
143
936 org
525,000,000
60 org
936 org
525,000,000
60 org
936 org
550,000,000
60 org
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
5. Menciptakan hubungan
industrial yang baik,
kondusif, aman, antara
pekerja dan perusahaan
serta meningkatkan peran
kelembagaan hubungan
industrial
6. Menciptakan pengawasan
ketenagakerjaan secara
mandiri, profesional dan
tidak memihak
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
5,810,558,079
6,216,418,742
6,659,935,245
7,131,493,668
65 Kss
65 Kss
65 Kss
65 Kss
65 Kss
Terlaksananya peningkatan
profesionalisme tenaga pengawas
K3 dan norma kerja
30 Prsh
30 Prsh
30 Prsh
30 Prsh
30 Prsh
B A B IV
5,853,264,030
2,783,264,030
65 Kasu
2,778,764,030
65 Kas
2,957,703,786
65 Kasus
3,107,441,767
65 Kasus
3,202,805,668
65 Kasus
830,000,000
65 Kasu
s
830,000,000
65 Kas
us
870,000,000
65 Kasus
884,900,550
65 Kasus
889,241,428
65 Kasus
2.
Terfasilitasinya perusahaan
mengikuti kepesertaan
jamsostek bagi karyawannya
250,000,000
1,200 Kgt
250,000,000
1,200 Kgt
267,000,000
1,200 Kgt
302,235,620
1,200 Kgt
320,145,500
1,200 Kgt
3.
727,507,710
1 Kgt
727,507,710
1 Kgt
768,563,442
1 Kgt
795,230,500
1 Kgt
822,210,700
1 Kgt
4.
132,500,000
1 Kgt
132,500,000
1 Kgt
150,000,000
1 Kgt
158,632,235
1 Kgt
165,000,000
1 Kgt
5.
Terselenggaranya Lembaga
Tripartit Provinsi (Pemerintah,
Perusahaan dan Pekerja
(SP/BP)
700,256,320
1 Kgt
700,256,320
1 Kgt
744,257,600
1 Kgt
806,235,322
1 Kgt
845,000,500
1 Kgt
144
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
6.
7.
Terselenggaranya pelaksanaan
Lembaga Kerjasama Tripartit
Provinsi
b. Peningkatan Pengawasan
Perlindungan dan Penegakan Hukum
terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Indik ator :
Jumlah pemerik saan perusahaan dan
pengujian peralatan di perusahaan
serta peningk atan profesionalisme
tenaga pengawas K3 dan norma k erja
1. Terlaksananya Pengawasan,
Perlindungan dan Penegakan
Hukum terhadap Norma Kerja
dan Norma K3
2. Terlaksananya Pengujian dan
Sertifikasi terhadap pelaksanaan
K3 di Perusahaan
3.
4.
5.
6.
B A B IV
Terlaksananya Penyuluhan
terhadap Norma Kerja dan Norma
K3
130,000,000
1 Kgt
125,500,000
1 Kgt
143,882,744
1 Kgt
145,207,540
1 Kgt
145,207,540
1 Kgt
13,000,000
1 Kgt
13,000,000
1 Kgt
14,000,000
1 Kgt
15,000,000
1 Kgt
16,000,000
1 Kgt
3,070,000,000
30 Prsh
3,031,794,049
30 Prsh
3,258,714,956
30 Prsh
3,552,493,478
30 Prsh
3,928,688,000
30 Prsh
1,630,000,000
30 Prsh
1,630,000,000
30 Prsh
1,700,000,000
30 Prsh
1,886,200,000
30 Prsh
2,030,000,000
30 Prsh
540,000,000
540,000,000
30 Prsh
320,000,000
30 Prsh
320,000,000
615,574,956
30 Prsh
350,640,000
620,230,000
30 Prsh
392,100,000
740,000,000
30 Prsh
423,688,000
30 Prsh
30 Prsh
30 Prsh
30 Prsh
30 Prsh
Terlaksananya Penegakan
Hukum terhadap Kasus
Ketenagakerjaan
Terlaksananya peningkatan
kualitas teknis pelaksanaan
pengawasan ketenagakerjaan
250,000,000
65 Prsh
215,974,049
65 Prsh
262,500,000
65 Prsh
298,963,478
65 Prsh
380,000,000
65 Prsh
180,000,000
40 Kgt
175,820,000
40 Kgt
180,000,000
40 Kgt
200,000,000
40 Kgt
200,000,000
40 Kgt
150,000,000
150,000,000
150,000,000
155,000,000
155,000,000
1 Kasu
s
1 Kas
us
145
1 Kasus
1 Kasus
1 Kasus
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
7. Mengembangkan kawasan
permukiman yang telah
ada (PTA) sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi
baru untuk kesejahteraan
ekonomi masyarakat
Meningkatnya
PROGRAM PENGEM BANGAN
kapasitas SDM dan
WILAYAH TRANSM IGRASI
kelembagaan
Indikator:
masyarakat di
Terwujudnya pembangunan
kawasan permukiman
permukiman transmigrasi lokal dan
transmigrasi yang
memperluas lapangan usaha
telah ada (PTA) serta
Pembangunan dan Pengembangan
berkembanganya
kawasan permukiman
Sarana dan Prasarana Transmigasi
sebagai pusat
Indik ator :
pertumbuhan ekonomi
Terlaksananya Pembangunan dan
baru untuk
Pengembangan Prasarana Pemukiman
kesejahteraan
Transmigrasi
ekonomi masyarakat
8. Meningkatkan
Terbangunkannya
Penyediaan dan Pengelolaan Sarana
pembangunan permukiman permukiman
Sosial Ekonomi di Kawasan
transmigrasi pada
transmigrasi pada
Transmigrasi
kawasan strategis cepat
kawasan strategis
Indik ator :
tumbuh, wilayah tertinggal cepat tumbuh, wilayah
Terwujudnya Peningkatan
dan wilayah perbatasan
tertinggal dan wilayah
kesejahteraan transmigran
untuk mengurangi
perbatasan serta
Pengerahan dan Penempatan
kesenjangan
terfasilitasinya
Transmigrasi
pembangunan antar
perpindahan dan
wilayah dalam
penempatan
Indik ator :
mempercepat pemerataan
Terlaksananya penempatan
pembangunan di daerah
transmigran di lokasi transmigrasi
9. Mengembangkan
masyarakat transmigrasi
yang mandiri melalui
pelatihan dan peningkatan
keterampilan di lokasi
permukasi transmigrasi
Berkembangnya
kemampuan
masyarakat
transmigrasi lokal di
lokasi permukiman
melalui pelatihan dan
peningkatan
keterampilan di lokasi
binaan
B A B IV
Pelatihan Transmigrasi
49,204,270,482
400 KK
40,510,250,000
400 KK
40,510,250,000
400 Unit
4,295,000,182
400 Unit
4,295,000,182
845 KK
2,589,368,300
1,200 KK
2,431,563,211
400 KK
1,229,652,000
Indik ator :
Terwujudnya masyarakat transmigran
yang terampil, mandiri dan sejahtera
Pembinaan dan Pemberdayaan di
Kawasan Transmigrasi
Indik ator :
Terlaksananya pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat di kawasan
transmigrasi
48,845,271,613
400 KK
1,042,778,220
390 Org
580,000,000
420 Org
565,680,000
140 Org
160 Org
146
52,257,056,519
400 KK
43,110,562,314
400 Unit
4,563,284,205
1,200 KK
2,752,841,000
400 KK
1,250,369,000
420 Org
580,000,000
180 Org
55,985,387,556
400 KK
44,498,982,423
400 Unit
5,000,255,000
1,200 KK
3,538,150,133
400 KK
1,948,000,000
420 Org
1,000,000,000
200 Org
59,949,447,285
400 KK
46,010,823,185
400 Unit
5,847,492,000
1,200 KK
4,500,000,000
400 KK
2,235,632,100
420 Org
1,355,500,000
220 Org
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
10. Mengembangkan
masyarakat transmigrasi
yang mandiri melalui
pelatihan dan peningkatan
keterampilan di lokasi
permukasi transmigrasi
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
berkembangnya
PROGRAM TRANSM IGRASI LOKAL
kemampuan
Indikator:
masyarakat
M eningkatnya pendapatan dan
transmigrasi lokal di
pemerataan penduduk
lokasi permukiman
Transmigrasi Lokal
melalui pelatihan dan
Indik ator :
peningkatan
Meningk atnya pendapatan dan
keterampilan di lokasi
pemerataan penduduk
binaan
Pengurusan Legalitas Kepemilikan
Lahan Warga Transmigrasi
Indik ator :
Jumlah Akte/sertifikat legalitas
kepemilikan lahan warga transmigrasi
B A B IV
40,258,039,485
39,964,313,138
2 Keg
35,210,585,235
2 Keg
35,210,585,235
1 Keg
5,047,454,250
1 Keg
4,753,727,903
1 Keg
1 Keg
147
42,755,773,516
2 Keg
37,521,600,350
1 Keg
5,234,173,166
1 Keg
45,806,226,182
2 Keg
40,385,190,872
1 Keg
5,421,035,310
1 Keg
49,049,547,779
2 Keg
42,228,191,445
1 Keg
6,821,356,334
1 Keg
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
2.
3.
4.
5.
6.
Meningkatkan Kemampuan Manajemen bagi Usaha Kecil Menengah & Pembinaan bagi
Calon Wirausahawan Baru;
7.
Perluasan Kesempatan Kerja melalui Padat Karya dan Teknologi Tepat Guna;
8.
Industrial dengan
Perjanjian Bersama;
9.
Sertifikasi
/Legalitas
Hukum
Kepemilikan
Lahan
Permukiman
Transmigrasi;
15. Meningkatkan dan Mengembangkan Kapasitas Masyarakat Kawasan Transmigrasi;
16. Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Transmigrasi;
17. Penyediaan dan Pengelolaan Sarana Sosial Ekonomi di Kawasan Transmigrasi.
B A B IV
148
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 4.6
Penentuan Strategi
NO
SASARAN
STRATEG I
1
2
3
4
1. Meningkatkan Akuntabilitas,
- Meningkatnya opini pelaporan - Meningkatkan basis pengelolaan
Transparansi dan Tertib
yang wajar tanpa pengecualian
keuangan dinas dengan menerapkan
Administrasi Tata Kelola Keuangan
Standar Akuntansi Pemerintah
Dinas
2
- Meningkatnya Penerapan
Syarat - syarat kerja dan
menguatnya Kelembagaan
Hubungan Industrial
- Jumlah Permukiman
Transmgirasi yang dibangun
dan transmigran yang
ditempatkan di kawasan
transmigrasi
Terwujudnya Permukiman
Transmigrasi yang mandiri dan
Kawasan transmigrasi yang
berkembang
- Jumlah Permukiman
- Meningkatkan dan Mengembangkan
Transmigrasi yang mandiri dan
Kapasitas Masyarakat Kawasan
Kawasan Transmigrasi yang
Transmigrasi
berkembang
- Pembinaan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kawasan Transmigrasi
- Penyediaan dan Pengelolaan Sarana
Sosial Ekonomi di Kawasan Transmigrasi
B A B IV
149
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
4.3.2. Kebijakan
Kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian tujuan dan
sasaran strategis SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk periode 5
(lima) tahun mendatang adalah :
1. Meningkatkan Kualitas dan Kinerja Sumber Daya Aparatur dalam pengelolaan Keuangan Dinas
berdasarkan
Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih ( Good and Clean
Governance);
2. Peningkatan Kompetensi dan Produktivitas tenaga kerja untuk menghasilkan tenaga kerja dan
wirausaha baru yang berdaya saing;
3. Mendorong Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja di sektor formal maupun
informal;
Permukiman
Transmigrasi
7. Pemugaran permukiman penduduk setempat dalam satu kesatuan permukiman melalui penataan
desa dan pembangunan permukiman baru;
B A B IV
150
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
T ab e l 4. 7
T u j u a n , S a sa r a n , S tr a te g i d a n K e b i j a k a n
VISI
M ISI 1 :
1
M ewujudk an Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance)
Tujuan
M ening k atk an
Efek tivitas, dan
Efisiensi
Peng elolaan
Keuang an Dinas
M ISI 2 :
1
M ewujudk an Tenag a Kerja dan M asyarak at Transmig rasi yang Berk ualitas, Produk tif dan Sejahtera
Sasaran
Strateg i
Kebijak an
M ening k atk an
1 M ening k atk an
1
M ening k atk an Kualitas dan Kinerja
Ak untabilitas,
basis peng elolaan
Sumber Daya Aparatur dalam
Transparansi dan
k euang an dinas
peng elolaan Keuang an Dinas
Tertib
deng an
berdasark an Prinsip Tata Kelola
Administrasi
menerapk an
Pemerintahan yang baik dan bersih (
Tata Kelola
Standar Ak untansi
Good and Clean Governance)
Keuang an Dinas
Pemerintah
M ening k atk an Daya Saing Tenag a Kerja untuk menduk ung Perluasan Kesempatan Kerja
Tujuan
M ening k atk an
Kompetensi dan
Produk tivitas
Tenag a Kerja
M ening k atk an
Penempatan
Tenag a Kerja dan
Perluasan
Kesempatan
Kerja
Sasaran
M ening k atnya
Kualitas /M utu
Pelatihan Kerja
(Vocational
Training)
M ening k atnya
Fasilitas
Pelayanan
Penempatan
Tenag a Kerja dan
Perluasan
Kesempatan
Kerja
Strateg i
M ening k atk an
Peserta yang
meng ik uti
Pelatihan Kerja
M ening k atk an
Kualitas
M anajemen dan
Sumber Daya
Pelatihan Kerja
M ening k atnya
Sarana dan
Prasarana
Pelatihan Kerja
Penyebarluasan
Informasi Pasar
Kerja melalui
Bursa Tenag a
Kerja.
M ening k atk an
Kemampuan
M anajemen bag i
Usaha Kecil
M eneng ah &
Pembinaan bag i
Calon
W irausahawan
Baru
Kebijak an
Pening k atan Kompetensi dan
Produk tivitas tenag a k erja untuk
meng hasilk an tenag a k erja dan
wirausaha baru yang berdaya saing
Perluasan
Kesempatan Kerja
melalui Padat
Karya dan
Tek nolog i Tepat
Guna
M ISI 3 :
M ewujudk an Ik lim Ketenag ak erjaan yang k ondusif dan dinamis melalui Pembinaan Hubung an
Industrial, Jamsostek
dan Perlindung an bag
i Pek erja
Tujuan
Sasaran
Strateg
i
Kebijak an
1. M ewujudk an
1
M ening k atnya
1
M ening k atk an
1
M ening k atk an Kondisi Hubung an
Hubung an
Peran Lembag a
Syarat - syarat
Industrial harmonis untuk menduk ung
Industrial yang
Hubung an
Kerja dan
suasana ik lim k etenag ak erjaan yang
harmonis dan
Industrial
Penyelesaian
k ondusif
Jamsostek bag i
dalam Fasilitasi
Hubung an
Pek erja
Penyelesaian
Industrial deng an
Hubung an
Perjanjian Bersama
Industrial dan
2
M ening k atk an
Kepesertaan
Pembinaan dan
Jamsostek
Sosialisasi
Jamsostek bag i
Pek erja dan
Peng usaha
2.
M ewujudk an
Peng awasan
Ketenag ak erjaan
yang mandiri
(independen),
netral (fair
treatment)
profesional
M ening k atnya
Penerapan
Peraturan
Perundang
undang an
Ketenag ak erjaan
di tempat k erja;
M ening k atk an
Pemerik saan
Norma
Ketenag ak erjaan
terhadap Objek
Peng awasan
Ketenag ak erjaan
M elak sanak an
Peng ujian
/Sertifik asi
Peralatan Industri
dan Pembina
SM K3
M eng embang k an Kawasan Transmig rasi yang berdaya saing untuk menduk ung k eseimbang an
pembang unan antar wilayah
Tujuan
Sasaran
Strateg i
Kebijak an
M empercepat
1. M ening k atnya
1
M ening k atk an
1
M elak sanak an Pembang unan dan
pembang unan
Permuk iman
Sarana, Prasarana
Peng embang an Kawasan Permuk iman
infrastruk tur
Transmig rasi
dan Fasilitas
Transmig rasi diprioritask an bag i
wilayah dan
sebag ai tempat
Umum di Kawasan
Permuk iman Transmig rasi yang telah
meng embang k an
ting g al dan
Permuk iman
ada
wilayah strateg is
usaha yang layak
Transmig rasi
dan cepat
2
M eng erahk an dan
2
Pemug aran permuk iman penduduk
tumbuh
M enempatk an
setempat dalam satu k esatuan
Calon Transmig ran
permuk iman melalui penataan desa dan
Ke Lok asi
pembang unan permuk iman baru
Transmig rasi
M ISI 4 :
1.
M ewujudk an
Kawasan
Transmig rasi
sebag ai pusat
pertumbuhan
dan
peng embang an
ek onomi wilayah
2.
M ening k atnya
Permuk iman
Transmig rasi
yang mandiri
dan Kawasan
transmig rasi
yang
berk embang
M elak sanak an
Sertifik asi
/Leg alitas Huk um
Kepemilik an
Lahan Permuk iman
Transmig rasi
Pembinaan dan
Pemberdayaan
M asyarak at
Kawasan
Transmig rasi
Penyediaan dan
Peng elolaan
Sarana Sosial
Ek onomi di
Kawasan
Transmig rasi
B A B IV
151
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN
PENDANAAN INDIKATIF
Program SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh seperti yang disajikan pada
Bab IV sebelumnya merupakan bagian program prioritas RPJM Aceh yang sesuai dengan tugas dan
fungsi SKPA (Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan
Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Aceh). Rencana
program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu SKPA Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh dijabarkan dalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas.
Pemilihan kegiatan masing-masing program prioritas dilaksanakan berdasarkan strategi dan
kebijakan jangka menengah SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Indikator
keluaran program prioritas yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja program yang berisikan
outcome program yaitu manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries tertentu
yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Sehingga perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif diawali dengan menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah selama periode 5
(lima) tahun mendatang, serta menyusun strategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan.
5.1. Program dan Kegiatan Serta Indikator Kegiatan
Dalam rangka mengimplementasikan program dan kegiatan SKPA Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh tahun 2012-2017 menjadi suatu yang konkrit dan dapat diukur maka perlu
adanya indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi secara makro. Adapun rincian
program dan kegiatan serta indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Indikator Kinerja Program :
Terlaksananya Layanan Administrasi
j.
152
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
BABV
153
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Indikator kinerja utama dari program ini adalah angka peserta pelatihan yang kompeten, yang diukur
melalui :
1) Jumlah SKKNI yang ditetapkan;
2) Jumlah lembaga pelatihan kerja yang menerapkan pedoman tata pengelolaan dan pengembangan
manajemen lembaga pelatihan;
3) Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan di perusahaan;
4) Jumlah Instruktur dan PSM yang ditingkatkan kompetensinya;
5) Jumlah calon wirausaha baru yang dilatih;
6) Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi
7) Peningkatan pelayanan teknis administrasi, perencanaan program dan evaluasi, keuangan,
kepegawaian dan ketatausahaan
7. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Indikator Kinerja Program :
Meningkatnya pelayanan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja. Untuk mendukung pelaksanaan
program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyediaan informasi bursa tenaga kerja
b. Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan
c. Pemberian fasilitas dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat
8. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Indikator Kinerja Program :
Terwujudnya penerapan prosedur hubungan industrial dan perlindungan terhadap pelaksanaan
norma ketenagakerjaan. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan
sebagai berikut:
a. Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial tenaga kerja
Indikator Kinerja Utama program ini adalah meningkatnya syarat-syarat kerja dan menguatnya
kelembagaan hubungan industrial, yang diukur dari:
1). Jumlah peraturan perusahaan yang disahkan
2). Jumlah perjanjian kerja bersama yang didaftarkan
3). Jumlah pembentukan lembaga kerja sama bipartit di perusahaan
4). Rasio penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial di luar pengadilan Hubungan Industrial
terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama
5). Jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam dan di luar hubungan kerja yang menjadi peserta
Jamsostek
6). Jumlah pembentukan lembaga kerjasama tripartit di kabupaten/kota
7). Jumlah tenaga kerja yang bekerja di luar hubungan kerja yang menjadi peserta Jamsostek
8). Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya
9). Tersusunnya peraturan bidang hubungan industrial yang meliputi tentang kompensasi dan
penetapan pemutusan hubungan kerja, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, pengupahan,
perlindungan pekerja, mogok kerja.
BABV
154
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
BABV
155
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan Efektivitas
dan Efisiensi
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Meningkatkan Akuntabilitas,
Transparansi dan Tertib
Administrasi Tata Kelola
Keuangan Dinas
Meningkatnya Opini
Pelaporan yang Wajar
Tanpa pengecualian
(WTP)
01
14
01
14
01
14
Tahun 1 (2013)
Target
8
Rp
9
Thn
28.544.000.000
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Thn
3.265.400.000
01
Thn
35.000.000
01
02
Thn
530.000.000
14
01
05
Thn
20.000.000
14
01
06
Penyediaan Jasa
Tersedianya dokumen perizinan
Pemeliharaan dan Perizinan
kendaraan dinas
Kendaraan Dinas/Operasional
Thn
49.400.000
14
01
07
Thn
280.000.000
14
01
08
Thn
195.000.000
14
01
10
Thn
90.000.000
14
01
11
Thn
80.000.000
14
01
12
Unit
25.000.000
14
01
13
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Thn
230.000.000
14
01
15
Thn
50.000.000
14
01
17
Thn
87.000.000
14
01
18
Thn
245.000.000
14
01
19
12
Bln
250.000.000
14
01
21
Thn
50.000.000
14
01
24
12
Bln
1.049.000.000
156
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Tahun 1 (2013)
Target
8
Rp
9
Thn
2.268.000.000
Unit
810.000.000
07
Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
Thn
55.000.000
02
10
Pengadaan Mebeleur
Thn
70.000.000
02
22
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
Thn
50.000.000
14
02
24
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Terselenggaranya pemeliharaan sarana
Kenderaan Dinas/Operasional transportasi aparatur
Thn
320.000.000
14
02
28
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan gedung kantor
Thn
54.000.000
14
02
30
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan kantor
Thn
60.000.000
14
02
38
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Jaringan Listrik dan Telepon
Thn
18.000.000
14
02
42
Rehabilitasi Sedang/Berat
Rumah Gedung Kantor
Thn
831.000.000
14
03
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
351
org
150.000.000
14
02
351
14
05
14
05
01
2 Akt
14
05
04
14
05
06
14
02
14
02
03
14
02
14
14
03
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
02
org
Thn
Thn
23 Kab/kt
157
150.000.000
285.000.000
145.000.000
50.000.000
90.000.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Kompetensi dan
Produktivitas Kerja
Meningkatnya Kualitas/Mutu
Pelatihan Kerja (Vocational
Training)
14
21
14
21
14
15
14
15
01
01
14
14
15
15
02
04
Tahun 1 (2013)
Target
8
Rp
9
Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
M eningkatnya sinkronisasi
perencanaan ketenagakerjaan dan
mobilitas penduduk
Perencanaan Pembangunan
Bidang Ketenagakerjaan dan
Mobilitas Penduduk
Terlaksananya perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
9 Lok
Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
6 BLK
Pembangunan dan
Terlaksananya Pembangunan dan
Peningkatan Sarana dan
meningkatnya sarana dan prasarana Balai
Prasarana Balai Latihan Kerja Latihan Kerja (BLK)
(BLK)
Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kepelatihan dan
Instruktur BLK
1 bk
1.
2.
3.
4.
Lok
2.706.711.690
2.706.711.690
42.847.997.919
1 bk
320.863.250
1 bk
320.863.250
18 Kab/kt
6 BLK
30.856.097.718
18 Kab/kt
6 BLK
18.000.000.000
6 Kab/kt
2 Kab/kt
1.006.097.718
1 Kab/kt
11.850.000.000
76 Org
2.430.852.621
1.
Jumlah Tenaga
Kepelatihan/instruktur yang
ditingkatkan kualitasnya
20 org
400.000.000
2.
16 org
1.350.000.000
3.
20 org
450.852.621
4.
20 org
230.000.000
158
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Meningkatnya Fasilitas
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Jumlah Fasilitasi
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan
Kerja
14
15
14
16
14
16
06
02
6
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan keahlian dan ketrampilan
7
4.040
org
16
05
Rp
9
1.810
org
9.240.184.330
110
org
930.500.000
2.
1.200
org
5.852.322.000
3.
400 org
1.082.362.330
4.
100 org
975.000.000
5.
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Penyebarluasan Informasi
Bursa Tenaga Kerja
70
1261
Lmbg
Org
400.000.000
6.996.097.855
1 Kgt
1 Kgt
550.000.000
1 Kgt
1 Kgt
250.000.000
60 Org
300.000.000
160 org
265 org
1.126.782.000
20 org
40 org
165.320.000
20 org
25 org
200.000.000
3.
20 org
40 org
150.500.000
4.
20 org
80 org
255.962.000
2.
14
Target
8
1.
1.
Tahun 1 (2013)
2.
159
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mewujudkan Hubungan
Industrial yang Harmonis
dan Jamsostek bagi
Pekerja
Meningkatnya Peran
Lembaga Hubungan
Industrial dalam Fasilitasi
Penyelesaian Hubungan
Industrial dan Kepesertaan
Meningkatnya Penerapan
Syarat-syarat Kerja dan
Menguatnya
Kelembagaan Hubungan
Industrial
14
14
16
06
17
6
5.
6.
Terlaksananya Penilaian
SIDAKARYA dan PRAMAKARYA
Usaha Kecil dan Menengah Tingkat
Provinsi dan Nasional
1.
2.
7
80 org
780 org
14
17
02
Fasilitasi Penyelesaian
Prosedur Pemberian
Perlindungan Hukum dan
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Rp
9
80 org
255.000.000
1 Kgt
100.000.000
996 org
5.319.315.855
936 org
4.994.315.855
60 org
325.000.000
Kss
5.853.264.030
1200 Orang
300 Prsh
75 Kss
65
75 Kss
65
1.
2.
1200 Orang
3.
5 Kgt
4.
5 Kgt
Target
8
65
Tahun 1 (2013)
160
Kss
2.783.264.030
Kss
830.000.000
1200 Orang
250.000.000
1
1
Kgt
727.507.710
Kgt
132.500.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mew ujudkan
Pengaw asan
Ketenagakerjaan yang
Mandiri, Netral dan
Profesional
Meningkatnya Penerapan
Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan
di Tempat Kerja
14
17
05
Peningkatan Pengawasan,
Perlindungan dan Penegakkan
Hukum Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi yang Mandiri
dan Kaw asan Transmigrasi
yang Berkembang
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Dibangun dan
Transmigran yang
Ditempatkan di Kaw asan
Transmigrasi
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Mandiri dan Kaw asan
Transmigrasi yang
Berkembang
Target
8
Rp
9
1 Kgt
Kgt
700.256.320
6.
5 Kgt
Kgt
130.000.000
7.
Terselenggaranya pelaksanaan
Lembaga Kerjasama Tripartit
Provinsi
5 Kgt
Kgt
13.000.000
300 Prsh
300 Prsh
3.070.000.000
1.
300 Prsh
300 Prsh
1.630.000.000
2.
300 Prsh
300 Prsh
540.000.000
300 Prsh
300 Prsh
320.000.000
4.
100 Kss
65 Kss
250.000.000
5.
40 Orang
180.000.000
6.
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi sebagai
Tempat Tinggal dan Usaha
yang Layak
Tahun 1 (2013)
5.
3.
Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur Wilayah dan
Mengembangkan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
40 Orang
1 Kgt
1 Kgt
400
KK
150.000.000
49.204.270.482
14
18
14
18
07
Pembangunan dan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Transmigasi
2.225
Unit
400 Unit
14
18
08
2.225
KK
845 KK
4.295.000.182
14
18
09
2.225
KK
400
KK
2.589.368.300
14
19
10
Pelatihan Transmigrasi
450 org
390
org
1.229.652.000
14
19
11
Pembinaan dan
Pemberdayaan di Kawasan
Transmigrasi
120 org
140
org
580.000.000
Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
161
40.510.250.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Tahun 1 (2013)
Target
8
Program Transmigrasi
Lokal
Transmigrasi Lokal
1 Keg
37.136.755.515
14
Pengurusan Legalitas
Kepemilikan Lahan Warga
Transmigrasi
1 Keg
730.450.000
14
5 Lok
2.390.833.970
14
18
14
18
21
162
Keg
Rp
9
40.258.039.485
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan Efektivitas
dan Efisiensi
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Meningkatkan Akuntabilitas,
Transparansi dan Tertib
Administrasi Tata Kelola
Keuangan Dinas
Meningkatnya Opini
Pelaporan yang Wajar
Tanpa pengecualian
(WTP)
01
14
01
14
01
14
Tahun 2 (2014)
Target
10
Rp
11
Thn
29.971.000.000
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Thn
3.905.400.000
01
Thn
35.000.000
01
02
Thn
610.000.000
14
01
05
Thn
22.000.000
14
01
06
Penyediaan Jasa
Tersedianya dokumen perizinan
Pemeliharaan dan Perizinan
kendaraan dinas
Kendaraan Dinas/Operasional
Thn
44.400.000
14
01
07
Thn
330.000.000
14
01
08
Thn
230.000.000
14
01
10
Thn
100.000.000
14
01
11
Thn
90.000.000
14
01
12
Unit
35.000.000
14
01
13
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Thn
268.000.000
14
01
15
Thn
70.000.000
14
01
17
Thn
100.000.000
14
01
18
Thn
285.000.000
14
01
19
12
Bln
266.000.000
14
01
21
Thn
70.000.000
14
01
24
12
Bln
1.350.000.000
163
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Tahun 2 (2014)
Target
10
Rp
11
Thn
2.099.000.000
Unit
340.000.000
07
Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
Thn
90.000.000
02
10
Pengadaan Mebeleur
Thn
129.000.000
02
22
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
Thn
70.000.000
14
02
24
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Terselenggaranya pemeliharaan sarana
Kenderaan Dinas/Operasional transportasi aparatur
Thn
346.000.000
14
02
28
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan gedung kantor
Thn
75.000.000
14
02
30
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan kantor
Thn
71.000.000
14
02
38
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Jaringan Listrik dan Telepon
Thn
22.000.000
14
02
42
Rehabilitasi Sedang/Berat
Rumah Gedung Kantor
Thn
956.000.000
14
03
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
361
org
190.000.000
14
02
361
org
190.000.000
14
05
14
05
01
2 Akt
14
05
04
14
05
06
14
02
14
02
03
14
02
14
14
03
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
02
Thn
Thn
23 Kab/kt
164
405.000.000
210.000.000
75.000.000
120.000.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Kompetensi dan
Produktivitas Kerja
Meningkatnya Kualitas/Mutu
Pelatihan Kerja (Vocational
Training)
14
21
14
21
14
15
14
15
01
01
14
14
15
15
02
04
Tahun 2 (2014)
Target
10
9
Rp
11
Lok
Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
M eningkatnya sinkronisasi
perencanaan ketenagakerjaan dan
mobilitas penduduk
Perencanaan Pembangunan
Bidang Ketenagakerjaan dan
Mobilitas Penduduk
Terlaksananya perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
9 Lok
Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
6 BLK
Pembangunan dan
Terlaksananya Pembangunan dan
Peningkatan Sarana dan
meningkatnya sarana dan prasarana Balai
Prasarana Balai Latihan Kerja Latihan Kerja (BLK)
(BLK)
Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kepelatihan dan
Instruktur BLK
1 bk
1.
2.
3.
4.
2.686.963.273
2.686.963.273
42.535.374.997
bk
320.863.250
bk
320.863.250
18 Kab/kt
6 BLK
30.306.097.718
18 Kab/kt
6 BLK
17.450.000.000
6 Kab/kt
Kab/kt
1.006.097.718
Kab/kt
11.850.000.000
76 Org
2.430.852.621
1.
Jumlah Tenaga
Kepelatihan/instruktur yang
ditingkatkan kualitasnya
20
org
400.000.000
2.
16
org
1.350.000.000
3.
20
org
450.852.621
4.
20
org
230.000.000
165
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Meningkatnya Fasilitas
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Jumlah Fasilitasi
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan
Kerja
14
15
14
16
14
16
14
16
06
02
05
6
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan keahlian dan ketrampilan
7
4.040
org
Tahun 2 (2014)
Target
10
Rp
11
1.810
org
9.477.561.408
1.
110
org
930.559.182
2.
1.200
org
6.052.312.000
3.
400
org
1.108.630.226
4.
100
org
985.560.000
5.
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Penyebarluasan Informasi
Bursa Tenaga Kerja
2.
70
1261
Lmbg
Org
400.500.000
6.945.053.683
1 Kgt
Kgt
550.000.000
1 Kgt
Kgt
250.000.000
60
Org
300.000.000
265 org
1.075.737.828
160 org
20 org
40
org
165.320.000
20 org
25
org
200.000.000
3.
20 org
40
org
151.817.000
4.
20 org
80
org
258.600.828
2.
166
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mewujudkan Hubungan
Industrial yang Harmonis
dan Jamsostek bagi
Pekerja
Meningkatnya Peran
Lembaga Hubungan
Industrial dalam Fasilitasi
Penyelesaian Hubungan
Industrial dan Kepesertaan
Meningkatnya Penerapan
Syarat-syarat Kerja dan
Menguatnya
Kelembagaan Hubungan
Industrial
14
14
16
06
17
6
5.
6.
Terlaksananya Penilaian
SIDAKARYA dan PRAMAKARYA
Usaha Kecil dan Menengah Tingkat
Provinsi dan Nasional
1.
2.
7
80 org
780 org
14
17
02
Fasilitasi Penyelesaian
Prosedur Pemberian
Perlindungan Hukum dan
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Rp
11
80
org
200.000.000
Kgt
100.000.000
996 org
5.319.315.855
936
org
4.994.315.855
60
org
325.000.000
Kss
5.810.558.079
1200 Orang
300 Prsh
75 Kss
65
75 Kss
65
1200
1.
2.
1200 Orang
3.
5 Kgt
4.
5 Kgt
Target
10
65
Tahun 2 (2014)
167
Kss
2.778.764.030
Kss
830.000.000
Orang
250.000.000
Kgt
727.507.710
Kgt
132.500.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mew ujudkan
Pengaw asan
Ketenagakerjaan yang
Mandiri, Netral dan
Profesional
Meningkatnya Penerapan
Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan
di Tempat Kerja
14
17
05
Peningkatan Pengawasan,
Perlindungan dan Penegakkan
Hukum Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi yang Mandiri
dan Kaw asan Transmigrasi
yang Berkembang
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Dibangun dan
Transmigran yang
Ditempatkan di Kaw asan
Transmigrasi
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Mandiri dan Kaw asan
Transmigrasi yang
Berkembang
Target
10
Rp
11
1 Kgt
Kgt
700.256.320
6.
5 Kgt
Kgt
125.500.000
7.
Terselenggaranya pelaksanaan
Lembaga Kerjasama Tripartit
Provinsi
5 Kgt
Kgt
13.000.000
300 Prsh
300 Prsh
3.031.794.049
1.
300 Prsh
300
Prsh
1.630.000.000
2.
300 Prsh
300
Prsh
540.000.000
300 Prsh
300
Prsh
320.000.000
4.
100 Kss
5.
6.
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi sebagai
Tempat Tinggal dan Usaha
yang Layak
Tahun 2 (2014)
5.
3.
Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur Wilayah dan
Mengembangkan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
40 Orang
1 Kgt
65 Kss
215.974.049
40 Orang
175.820.000
1 Kgt
400
KK
150.000.000
48.845.271.613
14
18
14
18
07
Pembangunan dan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Transmigasi
2.225
Unit
14
18
08
2.225
KK
1.200
14
18
09
2.225
KK
400
KK
2.431.563.211
14
19
10
Pelatihan Transmigrasi
450 org
420
org
1.042.778.220
14
19
11
Pembinaan dan
Pemberdayaan di Kawasan
Transmigrasi
120 org
160
org
565.680.000
Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
168
400 Unit
KK
40.510.250.000
4.295.000.182
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Tahun 2 (2014)
Target
10
Program Transmigrasi
Lokal
Transmigrasi Lokal
1 Keg
36.980.136.850
14
Pengurusan Legalitas
Kepemilikan Lahan Warga
Transmigrasi
1 Keg
730.450.000
14
5 Lok
2.253.726.288
14
18
14
18
21
169
Keg
Rp
11
39.964.313.138
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan Efektivitas
dan Efisiensi
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Meningkatkan Akuntabilitas,
Transparansi dan Tertib
Administrasi Tata Kelola
Keuangan Dinas
Meningkatnya Opini
Pelaporan yang Wajar
Tanpa pengecualian
(WTP)
01
14
01
14
01
14
Tahun 3 (2015)
Target
12
Rp
13
Thn
31.470.000.000
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Thn
3.017.000.000
01
Thn
35.000.000
01
02
Thn
725.000.000
14
01
05
Thn
25.000.000
14
01
06
Penyediaan Jasa
Tersedianya dokumen perizinan
Pemeliharaan dan Perizinan
kendaraan dinas
Kendaraan Dinas/Operasional
Thn
50.000.000
14
01
07
Thn
385.000.000
14
01
08
Thn
300.000.000
14
01
10
Thn
130.000.000
14
01
11
Thn
90.000.000
14
01
12
Unit
55.000.000
14
01
13
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Thn
300.000.000
14
01
15
Thn
95.000.000
14
01
17
Thn
110.000.000
14
01
18
Thn
350.000.000
14
01
19
12
Bln
277.000.000
14
01
21
Thn
90.000.000
14
01
24
170
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
14
02
14
02
03
14
02
07
Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
14
02
10
Pengadaan Mebeleur
14
02
22
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
14
02
24
14
02
14
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Tahun 3 (2015)
Target
12
1
Thn
Rp
13
1.897.000.000
Thn
225.000.000
Thn
137.000.000
Thn
100.000.000
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Terselenggaranya pemeliharaan sarana
Kenderaan Dinas/Operasional transportasi aparatur
Thn
325.000.000
28
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan gedung kantor
Thn
161.000.000
02
30
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan kantor
Thn
76.000.000
14
02
38
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Jaringan Listrik dan Telepon
Thn
23.000.000
14
02
42
Rehabilitasi Sedang/Berat
Rumah Gedung Kantor
Thn
850.000.000
14
03
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
371
org
300.000.000
14
02
371
org
300.000.000
14
05
14
05
01
2 Akt
14
05
04
14
05
06
03
02
Thn
Thn
23 Kab/kt
171
535.000.000
300.000.000
50.000.000
185.000.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Kompetensi dan
Produktivitas Kerja
Meningkatnya Kualitas/Mutu
Pelatihan Kerja (Vocational
Training)
14
21
14
21
14
15
14
15
01
01
14
14
15
15
02
04
Tahun 3 (2015)
Target
12
9
Lok
Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
M eningkatnya sinkronisasi
perencanaan ketenagakerjaan dan
mobilitas penduduk
Perencanaan Pembangunan
Bidang Ketenagakerjaan dan
Mobilitas Penduduk
Terlaksananya perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
9 Lok
Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
9 BLK
Pembangunan dan
Terlaksananya Pembangunan dan
Peningkatan Sarana dan
meningkatnya sarana dan prasarana Balai
Prasarana Balai Latihan Kerja Latihan Kerja (BLK)
(BLK)
Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kepelatihan dan
Instruktur BLK
1 bk
1.
2.
3.
4.
Rp
13
2.874.644.505
2.874.644.505
45.506.421.029
bk
320.863.250
bk
320.863.250
18 Kab/kt
9 BLK
31.812.510.000
18 Kab/kt
6 BLK
17.700.210.000
6 Kab/kt
Kab/kt
1.250.000.000
Kab/kt
10.862.300.000
BLK
2.000.000.000
76 Org
2.632.873.449
1.
Jumlah Tenaga
Kepelatihan/instruktur yang
ditingkatkan kualitasnya
20
org
500.000.000
2.
16
org
1.350.000.000
3.
20
org
532.640.000
4.
20
org
250.233.449
172
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Meningkatnya Fasilitas
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Jumlah Fasilitasi
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan
Kerja
14
15
14
16
14
16
14
16
06
02
05
6
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan keahlian dan ketrampilan
7
4.040
org
Tahun 3 (2015)
Target
12
Rp
13
1.810
org
10.740.174.330
1.
110
org
930.500.000
2.
1.200
org
7.152.312.000
3.
400
org
1.182.362.330
4.
100
org
975.000.000
5.
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Penyebarluasan Informasi
Bursa Tenaga Kerja
2.
70
Lmbg
1261
Org
500.000.000
7.430.157.533
1 Kgt
Kgt
550.000.000
1 Kgt
Kgt
250.000.000
60
Org
300.000.000
265 org
1.280.159.241
160 org
20 org
40
org
200.000.000
20 org
25
org
200.000.000
3.
20 org
40
org
155.000.500
4.
20 org
80
org
320.158.741
2.
173
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mewujudkan Hubungan
Industrial yang Harmonis
dan Jamsostek bagi
Pekerja
Meningkatnya Peran
Lembaga Hubungan
Industrial dalam Fasilitasi
Penyelesaian Hubungan
Industrial dan Kepesertaan
Meningkatnya Penerapan
Syarat-syarat Kerja dan
Menguatnya
Kelembagaan Hubungan
Industrial
14
14
16
06
17
6
5.
6.
Terlaksananya Penilaian
SIDAKARYA dan PRAMAKARYA
Usaha Kecil dan Menengah Tingkat
Provinsi dan Nasional
1.
2.
7
80 org
780 org
14
17
02
Fasilitasi Penyelesaian
Prosedur Pemberian
Perlindungan Hukum dan
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Target
12
Rp
13
80
org
255.000.000
Kgt
150.000.000
996 org
5.599.998.292
936
org
5.074.998.292
60
org
525.000.000
65
Kss
6.216.418.742
1200 Orang
420 Prsh
Terlaksananya pengawasan,
perlindungan dan penegakan hukum
terhadap norma kerja dan norma K3
1
Tahun 3 (2015)
75 Kss
65
75 Kss
65
Kss
2.957.703.786
1.
2.
1200 Orang
3.
5 Kgt
Kgt
768.563.442
4.
5 Kgt
Kgt
150.000.000
174
Kss
870.000.000
1200 Orang
267.000.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mew ujudkan
Pengaw asan
Ketenagakerjaan yang
Mandiri, Netral dan
Profesional
Meningkatnya Penerapan
Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan
di Tempat Kerja
14
17
05
Peningkatan Pengawasan,
Perlindungan dan Penegakkan
Hukum Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi yang Mandiri
dan Kaw asan Transmigrasi
yang Berkembang
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Dibangun dan
Transmigran yang
Ditempatkan di Kaw asan
Transmigrasi
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Mandiri dan Kaw asan
Transmigrasi yang
Berkembang
Target
12
Rp
13
1 Kgt
Kgt
744.257.600
6.
5 Kgt
Kgt
143.882.744
7.
Terselenggaranya pelaksanaan
Lembaga Kerjasama Tripartit
Provinsi
5 Kgt
Kgt
14.000.000
300 Prsh
420 Prsh
3.258.714.956
1.
300 Prsh
420
Prsh
1.700.000.000
2.
300 Prsh
420
Prsh
615.574.956
300 Prsh
420
Prsh
350.640.000
4.
100 Kss
5.
6.
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi sebagai
Tempat Tinggal dan Usaha
yang Layak
Tahun 3 (2015)
5.
3.
Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur Wilayah dan
Mengembangkan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
40 Orang
65 Kss
262.500.000
40 Orang
180.000.000
1 Kgt
1 Kgt
400
KK
150.000.000
52.257.056.519
14
18
14
18
07
Pembangunan dan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Transmigasi
2.225
Unit
14
18
08
2.225
KK
1.200
14
18
09
2.225
KK
400
KK
2.752.841.000
14
19
10
Pelatihan Transmigrasi
450 org
420
org
1.250.369.000
14
19
11
Pembinaan dan
Pemberdayaan di Kawasan
Transmigrasi
120 org
180
org
580.000.000
Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
175
400 Unit
KK
43.110.562.314
4.563.284.205
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Tahun 3 (2015)
Target
12
Program Transmigrasi
Lokal
Transmigrasi Lokal
1 Keg
39.629.713.095
14
Pengurusan Legalitas
Kepemilikan Lahan Warga
Transmigrasi
1 Keg
780.235.421
14
5 Lok
2.345.825.000
14
18
14
18
21
176
Keg
Rp
13
42.755.773.516
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan Efektivitas
dan Efisiensi
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Meningkatkan Akuntabilitas,
Transparansi dan Tertib
Administrasi Tata Kelola
Keuangan Dinas
Meningkatnya Opini
Pelaporan yang Wajar
Tanpa pengecualian
(WTP)
01
14
01
14
01
14
Tahun 4 (2016)
Target
14
Rp
15
Thn
33.043.000.000
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Thn
3.251.000.000
01
Thn
43.000.000
01
02
Thn
750.000.000
14
01
05
Thn
30.000.000
14
01
06
Penyediaan Jasa
Tersedianya dokumen perizinan
Pemeliharaan dan Perizinan
kendaraan dinas
Kendaraan Dinas/Operasional
Thn
65.000.000
14
01
07
Thn
435.000.000
14
01
08
Thn
330.500.000
14
01
10
Thn
163.500.000
14
01
11
Thn
105.000.000
14
01
12
Unit
65.000.000
14
01
13
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Thn
320.000.000
14
01
15
Thn
103.000.000
14
01
17
Thn
136.000.000
14
01
18
Thn
385.000.000
14
01
19
12
Bln
320.000.000
14
01
21
14
01
24
177
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
14
02
14
02
03
14
02
07
Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
14
02
10
Pengadaan Mebeleur
14
02
22
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
14
02
24
14
02
14
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Tahun 4 (2016)
Target
14
1
Thn
Rp
15
2.169.000.000
Thn
235.000.000
Thn
140.000.000
Thn
120.000.000
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Terselenggaranya pemeliharaan sarana
Kenderaan Dinas/Operasional transportasi aparatur
Thn
337.000.000
28
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan gedung kantor
Thn
168.000.000
02
30
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan kantor
Thn
81.000.000
14
02
38
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Jaringan Listrik dan Telepon
Thn
27.000.000
14
02
42
Rehabilitasi Sedang/Berat
Rumah Gedung Kantor
Thn
1.061.000.000
14
03
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
14
02
14
05
14
05
01
2 Akt
14
05
04
14
05
06
03
02
Thn
Thn
23 Kab/kt
178
581.000.000
330.000.000
53.000.000
198.000.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Kompetensi dan
Produktivitas Kerja
Meningkatnya Kualitas/Mutu
Pelatihan Kerja (Vocational
Training)
14
21
14
21
14
15
14
15
01
01
14
14
15
15
02
04
Tahun 4 (2016)
Target
14
9
Lok
Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
M eningkatnya sinkronisasi
perencanaan ketenagakerjaan dan
mobilitas penduduk
Perencanaan Pembangunan
Bidang Ketenagakerjaan dan
Mobilitas Penduduk
Terlaksananya perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
9 Lok
Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
9 BLK
Pembangunan dan
Terlaksananya Pembangunan dan
Peningkatan Sarana dan
meningkatnya sarana dan prasarana Balai
Prasarana Balai Latihan Kerja Latihan Kerja (BLK)
(BLK)
Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kepelatihan dan
Instruktur BLK
1 bk
1.
2.
3.
4.
Rp
15
3.079.738.842
3.079.738.842
48.753.121.345
bk
350.462.000
bk
350.462.000
18 Kab/kt
9 BLK
33.850.730.000
18 Kab/kt
6 BLK
18.000.210.000
6 Kab/kt
Kab/kt
2.050.000.000
Kab/kt
11.800.520.000
BLK
76 Org
2.000.000.000
3.273.819.987
1.
Jumlah Tenaga
Kepelatihan/instruktur yang
ditingkatkan kualitasnya
20
org
530.000.000
2.
16
org
1.896.744.000
3.
20
org
584.623.000
4.
20
org
262.452.987
179
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Meningkatnya Fasilitas
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Jumlah Fasilitasi
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan
Kerja
14
15
14
16
14
16
14
16
06
02
05
6
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan keahlian dan ketrampilan
7
4.040
org
Tahun 4 (2016)
Target
14
Rp
15
1.810
org
11.278.109.358
1.
110
org
1.008.796.321
2.
1.200
org
7.352.312.000
3.
400
org
1.342.000.321
4.
100
org
1.074.500.716
5.
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Penyebarluasan Informasi
Bursa Tenaga Kerja
2.
70
Lmbg
1261
Org
500.500.000
7.960.269.422
1 Kgt
Kgt
580.000.000
1 Kgt
Kgt
280.000.000
60
Org
300.000.000
265 org
1.530.785.250
160 org
20 org
40
org
200.000.000
20 org
25
org
230.000.000
3.
20 org
40
org
200.000.000
4.
20 org
80
org
400.000.000
2.
180
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mewujudkan Hubungan
Industrial yang Harmonis
dan Jamsostek bagi
Pekerja
Meningkatnya Peran
Lembaga Hubungan
Industrial dalam Fasilitasi
Penyelesaian Hubungan
Industrial dan Kepesertaan
Jamsostek
Meningkatnya Penerapan
Syarat-syarat Kerja dan
Menguatnya
Kelembagaan Hubungan
Industrial
14
14
16
06
17
6
5.
6.
Terlaksananya Penilaian
SIDAKARYA dan PRAMAKARYA
Usaha Kecil dan Menengah Tingkat
Provinsi dan Nasional
1.
2.
7
80 org
780 org
14
17
02
Fasilitasi Penyelesaian
Prosedur Pemberian
Perlindungan Hukum dan
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Target
14
Rp
15
80
org
300.785.250
Kgt
200.000.000
996 org
5.849.484.172
936
org
5.324.484.172
60
org
525.000.000
65
Kss
6.659.935.245
1200 Orang
420 Prsh
Terlaksananya pengawasan,
perlindungan dan penegakan hukum
terhadap norma kerja dan norma K3
1
Tahun 4 (2016)
75 Kss
65
75 Kss
65
Kss
3.107.441.767
1.
2.
1200 Orang
3.
5 Kgt
Kgt
795.230.500
4.
5 Kgt
Kgt
158.632.235
181
Kss
884.900.550
1200 Orang
302.235.620
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mew ujudkan
Pengaw asan
Ketenagakerjaan yang
Mandiri, Netral dan
Profesional
Meningkatnya Penerapan
Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan
di Tempat Kerja
14
17
05
Peningkatan Pengawasan,
Perlindungan dan Penegakkan
Hukum Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi yang Mandiri
dan Kaw asan Transmigrasi
yang Berkembang
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Dibangun dan
Transmigran yang
Ditempatkan di Kaw asan
Transmigrasi
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Mandiri dan Kaw asan
Transmigrasi yang
Berkembang
Target
14
Rp
15
1 Kgt
Kgt
806.235.322
6.
5 Kgt
Kgt
145.207.540
7.
Terselenggaranya pelaksanaan
Lembaga Kerjasama Tripartit
Provinsi
5 Kgt
Kgt
15.000.000
300 Prsh
420 Prsh
3.552.493.478
1.
300 Prsh
420
Prsh
1.886.200.000
2.
300 Prsh
420
Prsh
620.230.000
300 Prsh
420
Prsh
392.100.000
4.
100 Kss
5.
6.
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi sebagai
Tempat Tinggal dan Usaha
yang Layak
Tahun 4 (2016)
5.
3.
Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur Wilayah dan
Mengembangkan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
40 Orang
65 Kss
298.963.478
40 Orang
200.000.000
1 Kgt
1 Kgt
400
KK
155.000.000
55.985.387.556
14
18
14
18
07
Pembangunan dan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Transmigasi
2.225
Unit
14
18
08
2.225
KK
1.200
14
18
09
2.225
KK
400
KK
3.538.150.133
14
19
10
Pelatihan Transmigrasi
450 org
420
org
1.948.000.000
14
19
11
Pembinaan dan
Pemberdayaan di Kawasan
Transmigrasi
120 org
200
org
1.000.000.000
Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
182
400 Unit
KK
44.498.982.423
5.000.255.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Tahun 4 (2016)
Target
14
Program Transmigrasi
Lokal
Transmigrasi Lokal
1 Keg
41.580.044.050
14
Pengurusan Legalitas
Kepemilikan Lahan Warga
Transmigrasi
1 Keg
800.532.132
14
5 Lok
3.425.650.000
14
18
14
18
21
183
Keg
Rp
15
45.806.226.182
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan Efektivitas
dan Efisiensi
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Meningkatkan Akuntabilitas,
Transparansi dan Tertib
Administrasi Tata Kelola
Keuangan Dinas
Meningkatnya Opini
Pelaporan yang Wajar
Tanpa pengecualian
(WTP)
01
14
01
14
01
14
Tahun 5 (2017)
Target
16
Rp
17
Thn
34.695.000.000
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Thn
3.610.400.000
01
Thn
50.000.000
01
02
Thn
785.000.000
14
01
05
Thn
40.000.000
14
01
06
Penyediaan Jasa
Tersedianya dokumen perizinan
Pemeliharaan dan Perizinan
kendaraan dinas
Kendaraan Dinas/Operasional
Thn
73.000.000
14
01
07
Thn
487.000.000
14
01
08
Thn
375.000.000
14
01
10
Thn
188.000.000
14
01
11
Thn
125.000.000
14
01
12
Unit
70.000.000
14
01
13
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Thn
362.000.000
14
01
15
Thn
121.000.000
14
01
17
Thn
150.000.000
14
01
18
Thn
449.000.000
14
01
19
12
Bln
335.400.000
14
01
21
14
01
24
184
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
14
02
14
02
03
14
02
07
Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
14
02
10
Pengadaan Mebeleur
14
02
22
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
14
02
24
14
02
14
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Tahun 5 (2017)
Target
16
1
Thn
Rp
17
2.543.000.000
Thn
242.000.000
Thn
144.000.000
Thn
132.000.000
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Terselenggaranya pemeliharaan sarana
Kenderaan Dinas/Operasional transportasi aparatur
Thn
345.000.000
28
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan gedung kantor
Thn
175.000.000
02
30
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan kantor
Thn
85.000.000
14
02
38
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Jaringan Listrik dan Telepon
Thn
30.000.000
14
02
42
Rehabilitasi Sedang/Berat
Rumah Gedung Kantor
Thn
1.390.000.000
14
03
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
391
org
310.000.000
14
02
391
org
310.000.000
14
05
14
05
01
2 Akt
14
05
04
14
05
06
03
02
Thn
Thn
23 Kab/kt
185
609.000.000
341.000.000
59.000.000
209.000.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Kompetensi dan
Produktivitas Kerja
Meningkatnya Kualitas/Mutu
Pelatihan Kerja (Vocational
Training)
14
21
14
21
14
15
14
15
01
01
14
14
15
15
02
04
Tahun 5 (2017)
Target
16
9
Rp
17
Lok
Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
M eningkatnya sinkronisasi
perencanaan ketenagakerjaan dan
mobilitas penduduk
Perencanaan Pembangunan
Bidang Ketenagakerjaan dan
Mobilitas Penduduk
Terlaksananya perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
9 Lok
Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
9 BLK
Pembangunan dan
Terlaksananya Pembangunan dan
Peningkatan Sarana dan
meningkatnya sarana dan prasarana Balai
Prasarana Balai Latihan Kerja Latihan Kerja (BLK)
(BLK)
Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kepelatihan dan
Instruktur BLK
1 bk
1.
2.
3.
4.
3.297.800.540
3.297.800.540
52.205.098.609
bk
370.800.000
bk
370.800.000
18 Kab/kt
9 BLK
36.112.310.000
18 Kab/kt
6 BLK
19.800.200.000
6 Kab/kt
Kab/kt
2.750.000.000
Kab/kt
11.562.110.000
BLK
2.000.000.000
76 Org
3.474.293.362
1.
Jumlah Tenaga
Kepelatihan/instruktur yang
ditingkatkan kualitasnya
20
org
580.230.000
2.
16
org
1.968.530.000
3.
20
org
600.233.152
4.
20
org
325.300.210
186
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Meningkatnya Fasilitas
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Jumlah Fasilitasi
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan
Kerja
14
15
14
16
14
16
14
16
06
02
05
6
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan keahlian dan ketrampilan
7
4.040
org
Tahun 5 (2017)
Target
16
Rp
17
1.810
org
12.247.695.247
1.
110
org
1.205.623.778
2.
1.200
org
7.952.650.000
3.
400
org
1.414.920.753
4.
100
org
1.074.500.716
5.
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Penyebarluasan Informasi
Bursa Tenaga Kerja
2.
70
1261
Lmbg
Org
600.000.000
8.523.898.341
1 Kgt
Kgt
600.000.000
1 Kgt
Kgt
300.000.000
60
Org
300.000.000
265 org
1.630.760.800
160 org
20 org
40
org
200.000.000
20 org
25
org
230.000.000
3.
20 org
40
org
253.250.000
4.
20 org
80
org
425.000.800
2.
187
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mewujudkan Hubungan
Industrial yang Harmonis
dan Jamsostek bagi
Pekerja
Meningkatnya Peran
Lembaga Hubungan
Industrial dalam Fasilitasi
Penyelesaian Hubungan
Industrial dan Kepesertaan
Jamsostek
Meningkatnya Penerapan
Syarat-syarat Kerja dan
Menguatnya
Kelembagaan Hubungan
Industrial
14
14
16
06
17
6
5.
6.
Terlaksananya Penilaian
SIDAKARYA dan PRAMAKARYA
Usaha Kecil dan Menengah Tingkat
Provinsi dan Nasional
1.
2.
7
80 org
780 org
14
17
02
Fasilitasi Penyelesaian
Prosedur Pemberian
Perlindungan Hukum dan
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Rp
17
80
org
322.510.000
Kgt
200.000.000
996 org
6.293.137.541
936
org
5.743.137.541
60
org
550.000.000
Kss
7.131.493.668
1200 Orang
420 Prsh
75 Kss
65
75 Kss
65
1200
1.
2.
1200 Orang
3.
5 Kgt
4.
5 Kgt
Target
16
65
Terlaksananya pengawasan,
perlindungan dan penegakan hukum
terhadap norma kerja dan norma K3
1
Tahun 5 (2017)
188
Kss
3.202.805.668
Kss
889.241.428
Orang
320.145.500
Kgt
822.210.700
Kgt
165.000.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mew ujudkan
Pengaw asan
Ketenagakerjaan yang
Mandiri, Netral dan
Profesional
Meningkatnya Penerapan
Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan
di Tempat Kerja
14
17
05
Peningkatan Pengawasan,
Perlindungan dan Penegakkan
Hukum Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi yang Mandiri
dan Kaw asan Transmigrasi
yang Berkembang
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Dibangun dan
Transmigran yang
Ditempatkan di Kaw asan
Transmigrasi
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Mandiri dan Kaw asan
Transmigrasi yang
Berkembang
Target
16
Rp
17
1 Kgt
Kgt
845.000.500
6.
5 Kgt
Kgt
145.207.540
7.
Terselenggaranya pelaksanaan
Lembaga Kerjasama Tripartit
Provinsi
5 Kgt
Kgt
16.000.000
300 Prsh
420 Prsh
3.928.688.000
1.
300 Prsh
420
Prsh
2.030.000.000
2.
300 Prsh
420
Prsh
740.000.000
300 Prsh
420
Prsh
423.688.000
4.
100 Kss
5.
6.
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi sebagai
Tempat Tinggal dan Usaha
yang Layak
Tahun 5 (2017)
5.
3.
Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur Wilayah dan
Mengembangkan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
40 Orang
1 Kgt
65 Kss
380.000.000
40 Orang
200.000.000
1 Kgt
400
KK
155.000.000
59.949.447.285
14
18
14
18
07
Pembangunan dan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Transmigasi
2.225
Unit
14
18
08
2.225
KK
1.200
14
18
09
2.225
KK
400
KK
4.500.000.000
14
19
10
Pelatihan Transmigrasi
450 org
420
org
2.235.632.100
14
19
11
Pembinaan dan
Pemberdayaan di Kawasan
Transmigrasi
120 org
220
org
1.355.500.000
Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
189
400 Unit
KK
46.010.823.185
5.847.492.000
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Target Kinerja Program dan
Kerangka Pendanaan
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Tahun 5 (2017)
Target
16
Program Transmigrasi
Lokal
Transmigrasi Lokal
1 Keg
44.382.146.765
14
Pengurusan Legalitas
Kepemilikan Lahan Warga
Transmigrasi
1 Keg
815.300.452
14
5 Lok
3.852.100.562
14
18
14
18
21
190
Keg
Rp
17
49.049.547.779
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan Efektivitas
dan Efisiensi
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Meningkatkan Akuntabilitas,
Transparansi dan Tertib
Administrasi Tata Kelola
Keuangan Dinas
Meningkatnya Opini
Pelaporan yang Wajar
Tanpa pengecualian
(WTP)
01
14
01
14
01
14
Rp
19
Thn
157.723.000.000
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Thn
17.049.200.000
01
Thn
198.000.000
01
02
Thn
3.400.000.000
14
01
05
Thn
137.000.000
14
01
06
Penyediaan Jasa
Tersedianya dokumen perizinan
Pemeliharaan dan Perizinan
kendaraan dinas
Kendaraan Dinas/Operasional
Thn
281.800.000
14
01
07
Thn
1.917.000.000
14
01
08
Thn
1.430.500.000
14
01
10
Thn
671.500.000
14
01
11
Thn
490.000.000
14
01
12
20
Unit
250.000.000
14
01
13
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Thn
1.480.000.000
14
01
15
Thn
439.000.000
14
01
17
Thn
583.000.000
14
01
18
Thn
1.714.000.000
14
01
19
60
Bln
1.448.400.000
14
01
21
Thn
210.000.000
14
01
24
24
Bln
2.399.000.000
14
02
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Thn
10.976.000.000
14
02
Thn
1.150.000.000
03
191
Lokasi
20
21
Bidang
Sekretariat
Bidang
Sekretariat
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Kompetensi dan
Produktivitas Kerja
Meningkatnya Kualitas/Mutu
Pelatihan Kerja (Vocational
Training)
14
02
07
Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
14
02
10
Pengadaan Mebeleur
14
02
22
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
14
02
24
14
02
14
Rp
19
Thn
847.000.000
Thn
620.000.000
Thn
472.000.000
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Terselenggaranya pemeliharaan sarana
Kenderaan Dinas/Operasional transportasi aparatur
Thn
1.673.000.000
28
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan gedung kantor
Thn
633.000.000
02
30
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Kantor
Terselenggaranya pemeliharaan
peralatan kantor
Thn
373.000.000
14
02
38
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Jaringan Listrik dan Telepon
Thn
120.000.000
14
02
42
Rehabilitasi Sedang/Berat
Rumah Gedung Kantor
Thn
5.088.000.000
14
03
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
1474 org
950.000.000
14
02
1474 org
950.000.000
14
05
14
05
01
14
05
04
14
05
06
23 Kab/kt
14
21
14
21
Perencanaan Pembangunan
Bidang Ketenagakerjaan dan
Mobilitas Penduduk
Terlaksananya perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian pembangunan
45 Lok
14
15
Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
14
15
03
02
Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
01
01
Thn
10 Akt
5
Thn
45
Lok
9 BLK
1 bk
5 bk
192
2.415.000.000
Lokasi
20
21
Bidang
Sekretariat
Bidang
Sekretariat
1.326.000.000
287.000.000
802.000.000
14.645.858.850
Bidang Program
dan Pelaporan
14.645.858.850
231.848.013.899
1.683.851.750
Bidang SDM
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
6
1.
14
14
14
15
15
15
02
04
06
Pembangunan dan
Terlaksananya Pembangunan dan
Peningkatan Sarana dan
meningkatnya sarana dan prasarana Balai
Prasarana Balai Latihan Kerja Latihan Kerja (BLK)
(BLK)
Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kepelatihan dan
Instruktur BLK
1.
2.
3.
4.
Rp
19
1.683.851.750
18 Kab/kt
9 BLK
162.937.745.436
18 Kab/kt
6 BLK
90.950.620.000
20 Kab/kt
8.062.195.436
6 Kab/kt
57.924.930.000
6 Kab/kt
3 BLK
6.000.000.000
380 Org
14.242.692.040
100 org
2.410.230.000
80 org
7.915.274.000
1.
Jumlah Tenaga
Kepelatihan/instruktur yang
ditingkatkan kualitasnya
2.
3.
100 org
2.619.201.394
4.
100 org
1.297.986.646
4.040
org
9.050
org
52.983.724.673
1.
550
org
5.005.979.281
2.
6.000
org
34.361.908.000
3.
2000 org
6.130.275.960
4.
500 org
5.084.561.432
5.
350
2.401.000.000
Lmbg
193
Lokasi
20
21
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Meningkatkan
Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Meningkatnya Fasilitas
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Jumlah Fasilitasi
Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan
Kerja
14
16
14
16
14
16
02
05
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Penyebarluasan Informasi
Bursa Tenaga Kerja
2.
Meningkatnya Peran
Lembaga Hubungan
Industrial dalam Fasilitasi
Penyelesaian Hubungan
Industrial dan Kepesertaan
Jamsostek
Meningkatnya Penerapan
Syarat-syarat Kerja dan
Menguatnya
Kelembagaan Hubungan
Industrial
14
14
16
17
06
Org
Rp
19
37.855.476.834
1 Kgt
5 Kgt
2.830.000.000
1 Kgt
5 Kgt
1.330.000.000
300 Org
1.500.000.000
160 org
1.325
org
6.644.225.119
20 org
200 org
930.640.000
20 org
125 org
1.060.000.000
3.
20 org
200 org
910.567.500
4.
20 org
400 org
1.659.722.369
5.
80 org
400 org
1.333.295.250
6.
Terlaksananya Penilaian
SIDAKARYA dan PRAMAKARYA
Usaha Kecil dan Menengah Tingkat
Provinsi dan Nasional
5 Kgt
750.000.000
2.
1.
2.
Terlaksananya pengawasan,
perlindungan dan penegakan hukum
terhadap norma kerja dan norma K3
780 org
4.980
org
28.381.251.715
4.680
org
26.131.251.715
300
org
2.250.000.000
325
Kss
6000 Orang
1860 Prsh
194
31.671.669.764
Lokasi
20
21
Bidang SDM
UPTD Balai
Pengembangan
Produktivitas
Tenaga Kerja
Bidang
Hubungan
Industrial dan
Jamsostek
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mewujudkan
Pengawasan
Ketenagakerjaan yang
Mandiri, Netral dan
Profesional
Meningkatnya Penerapan
Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan
di Tempat Kerja
14
14
17
17
02
05
Fasilitasi Penyelesaian
Prosedur Pemberian
Perlindungan Hukum dan
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Peningkatan Pengawasan,
Perlindungan dan Penegakkan
Hukum Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
6
Jumlah kasus yang diselesaikan dengan
perjanjian bersama dan jumlah tenaga
kerja yang menjadi peserta jamsostek
serta terfasilitasinya penyelesaian
hubungan industrial
Lokasi
Target
18
20
21
Rp
19
75 Kss
325
Kss
14.829.979.281
75 Kss
325
Kss
4.304.141.978
6000
Orang
1.389.381.120
Kgt
3.841.020.062
Kgt
738.632.235
1.
2.
1200 Orang
3.
5 Kgt
4.
5 Kgt
5.
1 Kgt
Kgt
3.796.006.062
6.
5 Kgt
Kgt
689.797.824
7.
Terselenggaranya pelaksanaan
Lembaga Kerjasama Tripartit
Provinsi
5 Kgt
Kgt
71.000.000
300 Prsh
1860 Prsh
16.841.690.483
1.
300 Prsh
1860 Prsh
8.876.200.000
2.
300 Prsh
1860 Prsh
3.055.804.956
300 Prsh
1860 Prsh
1.806.428.000
4.
100 Kss
325 Kss
1.407.437.527
5.
6.
3.
40 Orang
1 Kgt
200 Orang
935.820.000
5 Kgt
760.000.000
195
Bidang
Pengawasan
Ketenagakerjaan
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur Wilayah dan
Mengembangkan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
Mewujudkan Kawasan
Transmigrasi Sebagai
Pusat Pertumbuhan dan
Pengembangan Ekonomi
Wilayah
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi sebagai
Tempat Tinggal dan Usaha
yang Layak
Meningkatnya Permukiman
Transmigrasi yang Mandiri
dan Kawasan Transmigrasi
yang Berkembang
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Dibangun dan
Transmigran yang
Ditempatkan di Kawasan
Transmigrasi
Jumlah Permukiman
Transmigrasi yang
Mandiri dan Kawasan
Transmigrasi yang
Berkembang
14
18
14
18
14
18
Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
Terwujudnya pembangunan
permukiman transmigrasi dan
pembinan terhadap masyarakat
kawasan transmigrasi
07
Pembangunan dan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Transmigasi
08
Lokasi
Target
18
20
21
2000
KK
Rp
19
266.241.433.455
2.000 Unit
214.640.867.922
2.225 KK
5.645 KK
24.001.031.569
2.225 KK
2.000
KK
15.811.922.644
Bidang ADM
Kependudukan dan
Perpindahan
2.070
org
7.706.431.320
900
org
4.081.180.000
UPTD Balai
Peningkatan
Sumber Daya
UPTD
Pemberdayaan
Tenaga Kerja dan
Transmigran
Keg
217.833.900.100
Bidang PMKT
14
18
09
14
19
10
Pelatihan Transmigrasi
450 org
14
19
11
Pembinaan dan
Pemberdayaan di Kawasan
Transmigrasi
120 org
14
18
Program Transmigrasi
Lokal
10
14
18
Transmigrasi Lokal
5 Keg
199.708.796.275
14
Pengurusan Legalitas
Kepemilikan Lahan Warga
Transmigrasi
5 Keg
3.856.968.005
14
25 Lok
14.268.135.820
21
Bidang
Pengembangan
Sumber Daya
Kawasan
2.225 Unit
196
Bidang
Pengembangan
Sumber Daya
Kawasan
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Indikator makro tidak hanya merupakan kinerja dari Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh melainkan merupakan kinerja bersama antara pemerintah Aceh, masyarakat dan
swasta. Rincian lengkap terhadap rencana indikator kinerja outcome untuk setiap kegiatan dari
masing-masing program beserta kelompok sasaran dan pendanaan indikatif SKPA pada Dinas Tenaga
Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Kondisi ketenagakerjaan di Aceh pada masa akan datang diperkirakan masih memiliki
kecenderungan yang sama dengan tahun tahun sebelumnya, jumlah angkatan kerja masih besar
sedangkan penyerapan tenaga kerja terutama tenaga kerja produktif sangat terbatas.
Sehingga rendahnya kesempatan kerja merupakan tantangan pembangunan yang harus dihadapi
oleh pemerintah dalam hal ini karena pertumbuhan ekonomi belum signifikan mampu mendorong
penciptaan lapangan kerja terutama lapangan kerja produktif dan formal. Selain itu kondisi upah
minimum provinsi belum didukung oleh peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja di Aceh.
Untuk itu perlu dilakukan pembinaan terhadap tenaga kerja melalui berbagai pelatihan dan
penyuluhan guna meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Perlindungan terhadap pekerja di Aceh juga perlu ditingkatkan baik melalui penyiapan sumber
daya aparatur maupun anggaran guna menjamin tegaknya aturan ketenagkerjaan. Sehingga terjamin
pemenuhan hak hak tenaga kerja dan serta terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja.
Dengan memperhatikan kondisi permasalahan ketenagakerjaan diatas maka kegiatan prioritas
sebagai upaya perbaikan iklim ketenagakerjaan di Aceh tertera pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Rencana Prioritas Program /Kegiatan Ketenagakerjaan
Tahun 2012- 2017
No.
1
Program /Kegiatan
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
1.1
1.2
d.
1.3
BABV
Keterangan
5 buku
9 BLK
10 BLK
6 BLK
100 orang
80 orang
100 orang
100 orang
550 orang
6000 orang
2000 orang
500 orang
350 orang
5 Kegiatan
197
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
b.
2.2
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
300 orang
200 orang
125 orang
200 orang
400 orang
400 orang
5 Kegiatan
2.3
3.2
b.
c.
d.
e.
f.
g.
c.
d.
e.
f.
4680 orang
300 orang
325 orang
6000 org
5 Kegiatan
5 Kegiatan
5 Kegiatan
5 Kegiatan
5 Kegiatan
1500 Perusahaan
1500 Perusahaan
1500 Perusahaan
325 kasus
200 orang
5 Kegiatan
Konflik yang terjadi di Aceh telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat transmigrasi karena
meninggalkan lokasi transmigrasi. Jumlah lokasi yang ditinggalkan akibat konflik secara keseluruhan
berjumlah 128 lokasi ( 72 lokasi bersertifikat dan 56 lokasi tidak bersertifikat) dari 161 lokasi yang
tersebar di Aceh. Dengan jumlah pengungsi keseluruhan di Aceh sejumlah 21270 KK. Jumlah
pengungsi yang telah ditangani menggunakan dana APBN sejumlah 4013 KK dan yang kembali ke
lokasi secara swadaya sejumlah 3450 KK sisanya 13807 KK belum tertangani.
BABV
198
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Tabel.5.3
Rencana Pembangunan Kembali Lokasi Transmigrasi Non sertifikat
Rencana
Pembangunan
Kembali
6
95/96
120
100
Eks despot
91/92
97/98
150
132
100
132
4
Lhok Bot
5
Alue Meudang
Aceh Selatan
6
Keude Trumon
93/94
96/97
150
120
100
100
Eks despot
Eks despot/telah
dibangun 35
unit
Eks despot
Eks despot
91/92
150
100
7
Sigleng
8
Titi Puben
9
Alue Bujok
10
Ujong Tanoh
11
Panton Bilie
Aceh Utara
12
Jeulikat
Bireuen
13
Buket Ceurana
91/92
92/93
93/94
95/96
96/97
150
150
100
180
120
100
100
100
100
100
Eks despot/telah
dibangun 35
unit
Eks despot
Eks despot
Eks despot
Eks despot
Eks despot
95/96
120
100
Eks despot
91/92
100
100
14 Blang Mane
15 Kr.Meuseugop
16 Alue Geulumpang
17 Cot Kruet
18 Blang Poroh
Nagan Raya
19 Alue Siron
Aceh Barat
20 Tuwi Saya
Subulussalam
21 Suak Jampak
91/92
92/93
93/94
94/95
97/98
200
150
122
150
110
100
100
100
100
100
Eks despot/telah
dibangun 35
unit
Eks despot
Eks despot
Eks despot
Eks despot
Eks despot
97/98
173
100
Eks despot
92/93
100
100
Eks despot
94/95
120
100
Eks despot
No.
1
1
2
4
5
6
7
8
Kab/Kota /Lokasi
2
Aceh Tengah
1
Geulumpang
Gadeng
Aceh Jaya
2
Gunong Meunasah
3
Paya Seumantok
Tahun
4
Jumlah
KK
Keterangan
7
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh bersama dengan seluruh SKPD kabupaten/kota yang menangani ketransmigrasian
diperoleh informasi bahwa eks transmigran yang masih berada di sekitar lokasi, di masing masing
kabupaten/kota masih berkeinginan untuk kembali ke lokasi semula namun terkendala dengan
kondisi rumah, sarana dan prasarana serta infrastruktur yang rusak akibat konflik sehingga mereka
mengharapkan agar lokasi permukiman transmigrasi lama (PTA) agar dapat dibangun kembali.
Untuk merespon hal tersebut Dinas tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh merencanakan
membangun kembali lokasi permukiman transmigrasi non sertifikat seperti tertera pada tabel 5.2.
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh telah mendata lokasi transmigrasi non sertifikat
yang ditinggalkan akibat konflik dan diperoleh informasi bahwa terdapat 18 ( delapan belas) lokasi
BABV
199
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
yang masih berpotensi untuk dikembangkan. Sebelum itu telah dibangun kembali permukiman
transmigrasi yang ditinggalkan di 3 (tiga) lokasi baik berupa sarana dan prasarana serta infrastruktur.
Program transmigrasi lokal di Aceh merupakan kesempatan bagi warga yang ingin ditempatkan
untuk berusaha secara mandiri dengan tersedianya lahan dan berbagai bantuan seperti jaminan hidup,
sarana produksi pertanian dan lainnya maka kunci keberhasilan program ketranmigrasian adalah
pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi seperti yang telah diatur dalam Undang
undang No.29 tahun tahun 2009 tentang perubahan atas undang undang No.15 tahun 1997 tentang
ketransmigrasian.
Penyiapan permukiman transmigrasi merupakan tahap awal dari tujuan akhirnya adalah mampu
menciptakan
ksejahteran
masyarakat
melalui
pembangunan
sosial
dan
ekonomi
berbasis
pengembangan kawasan yang disesuaikan dengan cita cita pembangunan daerah dalam RPJP Aceh
sebagai upaya percepatan pengentasan kemiskinan dengan memberikan peluang lapangan kerja dan
kesempatan kerja untuk mengatasi masalah pengangguran. Dengan demikian program transmigrasi
merupakan salah satu alternatif percepatan pembangunan daerah dalam kerangka pembangunan
utama untuk tahun selanjutnya dengan calon lokasi yang telah ada menjadi skala prioritas kegiatan
pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Tabel 5.4
Prioritas Kegiatan Pembanguan Lokasi Permukiman Transmigrasi
Tahun 2012- 2017
No.
1
1
Kab/Kota /Lokasi
Pidie Jaya
1 Kayee Jatho
2 Lampoh Lada
3 Tampui
Aceh Barat
4 Blang Luah
5 Paya Baro
6 Suak Biduk
7 Antong
8 Tuwi Saya
9 Gunong Pulo
10 Karang Hampa
11 Alue Kemuning
12 Simpang
Teumarom
Aceh Tengah
13 Pameu2/Pamar
Sp.2
14 Pantan Nagka
15 Pameu Sp.3
Aceh Tamiang
16 Kaloy /Tamiang
Hulu
17 Rongoh
Bener Meriah
18 Samar Kilang
Sp.2
19 Samar Kilang
Sp.3
20 Samar Kilang
Sp.4
21 Teget Sp.1
22 Teget Sp.2
23 Teget Sp.3
Gayo Lues
BABV
Daya
Tampung
Realisasi
Sisa
100
100
100
0
0
0
100
100
100
*50
*50
*50
*50
125
125
125
200
100
200
250
550
250
0
0
0
0
100
86
216
503
153
125
125
125
200
0
114
34
47
97
*125
200
200
100
300
0
50
100
250
500
500
200
200
*125
*50
*125
**114
**34
**97
12
PTB
PTB
PTB
*50
*100
*100
Ket.
*100
**47
PTB
PTB
PTB
PTB
PTA
PTA
PTA
PTA
PTA
**100
**100
PTB
**50
**100
**100
*100
*100
*100
200
**100
*100
PTB
200
*100
*100
PTB
150
150
200
100
100
310
200
110
320
200
0
0
320
200
*100
*100
PTB
PTB
*100
*150
PTB
**100
PTB
*100
PTAPTB
PTB
PTB
**110
**200
**120
*100
PTB
200
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
24
10
11
12
13
14
15
16
Terlis/Nangka/
Tripe Jaya
25 Pangwa
26 Agussen
27 Tingkem
Simeulue
28 Lauke /Simeulue
Tengah
29 Sigulai/Simeulue
Barat
30 Ujung Salang
31 Alafan
Aceh Utara
32 Cot Girek Sp.7
/Seureke
33 Alue Dua
34 Alue Dua Sp.2
35 Jeulikat
36 Seureke
Bireuen
37 Pante Karya
38 Kr.Peutetap
39 Blang Mane
40 Kr.Meuseugop
41 Alue Glumpang
42 Cot Kruet
43 Blang Poroh
Nagan Raya
44 Killa
45 Lamie VII
46 Keutubong
Tunong
47 Kulam Jeureneh
48 Pantee Ara
49 Ujung Lamie
50 Alue Siron
Pidie
51 Peunadok
52 Paya Guci
53 Lhok Gadong
Aceh Singkil
54 Situban Makmur
/Biskang
Aceh Jaya
55 Pasie Timon
56 Alue Gro
57 Glee Putoh
58 Mareu
59 Gunong
Meunasah
60 Lhok Bot
61 Alue Meudang
Subulussalam
62 Kuta Tengah
63 Kampong Oboh
64 Namo Buaya
65 Suak Jampak
66 UPT IX
Subulusalam
67 UPT X
Subulusalam
68 Sepang
Aceh Selatan
69 Siurai - urai
70 Sigleng
71 Titi Puben
72 Alue Bujok
73 Ujong Tanoh
74 Panton Bilie
Aceh Besar
BABV
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
100
150
100
0
0
0
100
150
100
**100
250
250
*100
479
479
**100
250
300
0
0
250
300
250
250
250
100
120
250
0
0
120
50
250
100
0
200
125
350
200
150
120
150
110
0
0
0
150
120
150
110
125
350
200
0
0
0
0
*125
300
100
300
0
0
0
300
100
300
*100
60
100
100
173
0
0
0
173
60
100
100
0
100
250
150
0
0
0
100
250
150
*100
100
100
*100
170
200
200
300
150
170
0
0
0
150
0
200
200
300
0
150
120
150
120
0
0
300
150
150
150
250
0
0
0
0
100
300
150
150
150
150
250
132
118
120
120
100
150
150
100
180
120
0
150
150
100
180
120
100
0
0
0
0
0
PTB
PTB
PTB
**150
**100
*100
*50
**100
**100
**100
**79
PTB
*100
*100
**100
*100
*100
**50
PTB
PTB
*100
*100
*50
*100
**100
PTB
*100
*150
**150
*100
*100
*100
*100
**110
*100
PTB
PTB
PTB
*100
*100
PTB
PTB
PTB
PTA
*100
**173
*100
*150
PTB
PTB
PTB
*150
PTB
**170
*100
*100
*100
*100
*150
*100
*100
*150
**50
**100
*100
**120
*100
*100
*150
*100
*120
*100
**118
PTA
PTB
*150
*150
PTA
PTA
*150
**50
**180
PTA
PTB
PTB
PTB
PTA
PTB
PTB
PTB
PTA
PTA
*120
**100
PTB
PTB
PTA
PTA
PTB
PTB
PTB
PTA
PTA
PTA
PTA
*100
*60
*100
**100
*150
**120
**100
**150
*100
PTB
*100
*120
201
PTB
PTA
PTA
PTA
PTA
PTA
17
75 Data Cut
76 Bueng Simek
77 Leungah
Aceh Timur
78 Punti Payung
79 Alue Tuwi
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
100
150
100
0
0
100
100
150
0
**100
180
250
180
250
0
0
**100
**100
Ket.
PTA = Permukaan transmigrasi yang telah ada
PTB = Permukaan transmigrasi yang baru
**100
**80
*100
PTB
PTB
PTA
*150
PTA
PTA
*50
* = APBA
** = APBN
Kaum dhuafa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Belanja Tidak Langsung, alokasi dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.157.723.000.000,-
2.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, alokasi dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.
17.049.200.000,-
3.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, alokasi dana yang dibutuhkan adalah
sebesar Rp. 10.976.000.000,-
4.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur, alokasi dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.
950.000.000,-
5.
Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, alokasi dana yang dibutuhkan adalah
sebesar Rp. 2.415.000.000,-
6.
Program Perencanan Pembangunan Ekonomi, alokasi dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.
14.645.858.850
7.
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, alokasi dana yang dibutuhkan
adalah sebesar Rp. 261.848.013.899,BABV
202
RENCANA STRATEGIS
TAHUN
8.
DISNAKERMOBDUK ACEH
2012 -2017
Program Peningkatan Kesempatan Kerja, alokasi dana yang dibutuhkan adalah sebesar
Rp.37.855.476.834,-
9.
10. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, alokasi dana yang dibutuhkan adalah sebesar
Rp. 266.241.433.455,11. Program Transmigrasi Lokal, alokasi dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.217.833.900.100
Bila kita melihat upaya pencapaian dana untuk masing-masing bidang pada lingkup Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh yang dialokasikan pada setiap tahunnya dapat dilihat pada
Tabel 5.4.
Tabel. 5.5
Kebutuhan Anggaran berdasarkan Bidang
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
N
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BIDANG
Bidang
Kesekretariatan
Bidang Program
dan Pelaporan
Bidang
Pengembangan
SDM dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Bidang Hubungan
Industrial dan
Jamsostek
Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan
Bidang
Pengembangan
Sumber Daya
Kawasan
Bidang
ADM
Kependudukan dan
Perpindahan
Bidang
Pemberdayaan
Masyarakat
kawasan
Transmigrasi
UPTD Balai
Pengembangan
Produktivitas
Tenaga Kerja
UPTD Balai
Peningkatan
Sumber Daya
Transmigran
UPTD
Pemberdayaan
Tenaga kerja dan
Transmigrasi
TOTAL
(Juta)
2013
2017
189.113.
34.512
36.570
37.219
39.044
41.767
14.645.
2.707
2.687
2.875
3.080
3.298
263.059
48.717
48.405
51.626
55.183
59.098
14.830
2.783
2.779
2.958
3.107
3.203
16.842
3.070
3.032
3.259
3.552
3.929
432.475
80.768
80.475
85.866
90.305
95.060
15.812
2.589
2.432
2.753
3.538
4.500
24.001
4.295
4.295
4.563
5.000
5.847
6.644
1.127
1.076
1.280
1.531
1.631
7.706
1.229
1.042
1.250
1.948
2.235
4.081
580
565
580
1.000
1.355
Dengan adanya rincian kebutuhan anggaran berdasarkan bidang pada Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk ini, diharapkan dapat dialokasikan secara optimal sehingga sasaran yang ingin
dicapai dalam Renstra 2012 -2017 dapat terpenuhi.
BABV
203
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
Kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Aceh yang diwujudkan dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh merupakan salah satu dokumen
perencanaan untuk melaksanakan sinkronisasi kebijakan - kebijakan pembangunan yang ada di
kabupaten/kota seluruh Aceh. Sehingga dengan adanya kebijakan tersebut akan terjadi
integrasi dan sinkronisasi arah pembangunan antar kota/kabupaten dalam kapasitas dan
perannya masing-masing.
Secara umum arah kebijakan Pemerintah Aceh dilaksanakan berdasarkan UU Nomor 11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, penyelenggaraannya dilaksanakan melalui asas
otonomi yang diperluas untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
6.1. Arah Kebijakan dan Strategi Pemerintah Aceh
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Aceh selama tahun 2012 - 2017 prioritas
pembangunan Aceh sesuai dengan RPJM Aceh diarahkan pada kebijakan dan strategi daerah
sebagai berikut :
6.1.1. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Untuk menjamin terlaksananya pembangunan berkelanjutan di Provinsi Aceh baik saat ini
maupun dalam 5 (lima) tahun mendatang, maka arah kebijakan pembangunan daerah selama
tahun 2012 - 2017 akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 10 (sepuluh)
program prioritas Pemerintah Aceh yang terdiri dari :
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2. Keberlanjutan Perdamaian
3. Dinul Islam, Adat dan Budaya
4. Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah
5. Penanggulangan Kemiskinan
6. Pendidikan
7. Kesehatan
8. Infrastruktur yang Terintegrasi
9. Sumber Daya Alam Berkelanjutan
10. Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
diamanatkan untuk mendukung
Program Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah dan Program Penanggulangan Kemiskinan yang
terbagi kedalam dua bidang yaitu:
1. Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah
1.1. Meningkatkan Sinergisitas Pembangunan Ekonomi Aceh
-
2. Penanggulangan Kemiskinan
2.1. Peningkatan Keahlian dan Daya Saing Tenaga Kerja yang memiliki Standarisasi
-
204
2.3. Peningkatan Skala Usaha Komoditas Masyarakat yang Layak dengan Memanfaatkan
Lahan Tidur, Terlantar dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
-
6.2.
Prioritas Bidang
Sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh masuk ke dalam prioritas bidang ekonomi serta bidang wilayah dan tata ruang.
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
205
kemandirian
desa
dalam
pemerintahan,
pembangunan
dan
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
206
1. Peningkatan dukungan administrasi dan pengawasan internal untuk menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governmance)
2. Peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia
dalam
bidang
ketenagakerjaan
dan
ketransmigrasian
3. Peningkatan kualitas penatausahaan keuangan yang berbasis kinerja
Strategi pembangunan untuk bidang pendukung dilaksanakan melalui 4 (empat) program
yaitu :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Hasil yang ingin dicapai adalah tersedianya kegiatan administrasi perkantoran untuk
menunjang tugas dan fungsi dinas.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Hasil yang ingin dicapai tersedianya fasilitas bagi aparatur dalam proses peningkatan
pelayanan publik.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Hasil yang ingin dicapai adalah terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan
publik.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Hasil yang ingin dicapai adalah terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan
publik.
5. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Hasil yang ingin dicapai adalah terlaksananya pemantauan dan pengendalian pelaksanaan
program pembangunan.
Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh secara rinci untuk
masing-masing kegiatan yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam 5
(lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJM Aceh dapat dilihat pada Tabel. 6.1.
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
207
T A H U N 2012 - 2017
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJM
Targe t Capaian Se tiap Tahun
No
Indik ator
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
2013
2014
2015
2016
2017
NON PROGRAM
28.544.000.000
3.265.400.000
29.971.000.000
1 Thn
3.905.400.000
1 Thn
35.000.000
1 Thn
1 Thn
1 Thn
49.400.000
1 Thn
1 Thn
1 Thn
1 Thn
1 Thn
750.000.000
1 Thn
1 Thn
30.000.000
1 Thn
50.000.000
1 Thn
1 Thn
43.000.000
25.000.000
44.400.000
1 Thn
1 Thn
725.000.000
22.000.000
1 Thn
3.251.000.000
35.000.000
610.000.000
1 Thn
20.000.000
33.043.000.000
1 Thn
3.017.000.000
35.000.000
530.000.000
31.470.000.000
1 Thn
1 Thn
65.000.000
1 Thn
1 Thn
34.695.000.000
157.723.000.000
1 Thn
3.610.400.000
5 Thn
17.049.200.000
1 Thn
50.000.000
5 Thn
198.000.000
1 Thn
785.000.000
5 Thn
3.400.000.000
1 Thn
40.000.000
5 Thn
137.000.000
1 Thn
73.000.000
5 Thn
281.800.000
1 Thn
5 Thn
280.000.000
330.000.000
385.000.000
435.000.000
487.000.000
1.917.000.000
1 Thn
195.000.000
1 Thn
230.000.000
1 Thn
300.000.000
1 Thn
330.500.000
1 Thn
375.000.000
1.430.500.000
1 Thn
1 Thn
1 Thn
1 Thn
1 Thn
90.000.000
1 Thn
100.000.000
1 Thn
130.000.000
1 Thn
163.500.000
1 Thn
188.000.000
1 Thn
671.500.000
80.000.000
105.000.000
125.000.000
490.000.000
i.
25.000.000
90.000.000
1 Thn
Tersedianya energi listrik untuk proses perkantoran
1 Thn
35.000.000
4 Unit
j.
k.
l.
o.
90.000.000
230.000.000
4 Unit
268.000.000
1 Thn
50.000.000
1 Thn
55.000.000
4 Unit
300.000.000
1 Thn
70.000.000
1 Thn
65.000.000
4 Unit
320.000.000
1 Thn
95.000.000
1 Thn
5 Thn
5 Thn
1 Thn
70.000.000
5 Thn
250.000.000
4 Unit
362.000.000
20 Unit
1.480.000.000
1 Thn
5 Thn
103.000.000
121.000.000
439.000.000
1 Thn
87.000.000
1 Thn
100.000.000
1 Thn
110.000.000
1 Thn
136.000.000
1 Thn
150.000.000
583.000.000
1 Thn
245.000.000
1 Thn
285.000.000
1 Thn
350.000.000
1 Thn
385.000.000
1 Thn
449.000.000
1.714.000.000
1 Thn
250.000.000
12 Bln
50.000.000
1
1.049.000.000
1 Thn
266.000.000
Thn
12 Bln
70.000.000
1
1.350.000.000
12 Bln
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
1 Thn
277.000.000
Thn
12 Bln
208
12 Bln
90.000.000
1
-
1 Thn
320.000.000
12 Bln
-
5 Thn
5 Thn
1 Thn
335.400.000
12 Bln
-
5 Thn
5 Thn
1.448.400.000
60 Bln
210.000.000
Thn
3
-
Thn
2.399.000.000
24 Bln
T A H U N 2012 - 2017
Indik ator
1
2.
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
2013
2014
2015
2016
2017
2.268.000.000
810.000.000
55.000.000
c.
70.000.000
340.000.000
1 Thn
1 Thn
129.000.000
50.000.000
f.
320.000.000
1
Thn
1 Thn
i.
75.000.000
1 Thn
60.000.000
1 Thn
71.000.000
1 Thn
831.000.000
150.000.000
351
1 Thn
351
4.
1 Thn
956.000.000
5.
1 Thn
Org
361
361
242.000.000
5 Thn
1.150.000.000
23 Kab/Kt
2.686.963.273
Lok
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
1 Thn
1 Thn
Thn
1 Thn
76.000.000
1 Thn
209
1 Thn
Thn
1 Thn
81.000.000
1 Thn
27.000.000
1 Thn
1 Thn
371
53.000.000
1 Thn
185.000.000
23 Kab/Kt
23 Kab/Kt
3.079.738.842
Lok
9
3.079.738.842
Lok
5 Thn
Org
1.474
1.474
5 Thn
1.326.000.000
Akt
10
Akt
287.000.000
1 Thn
209.000.000
5 Thn
802.000.000
23 Kab/Kt
Org
2.415.000.000
1 Thn
Org
950.000.000
Org
23 Kab/Kt
14.645.858.850
Lok
3.297.800.540
Lok
5 Thn
5.088.000.000
950.000.000
3.297.800.540
Lok
5 Thn
1 Thn
59.000.000
1 Thn
198.000.000
5 Thn
120.000.000
1 Thn
1.390.000.000
Thn
373.000.000
1 Thn
341.000.000
Akt
5
633.000.000
609.000.000
330.000.000
2
Thn
1 Thn
85.000.000
391
1 Thn
5 Thn
1.673.000.000
310.000.000
581.000.000
Akt
1 Thn
345.000.000
1
391
Org
5 Thn
472.000.000
310.000.000
Org
1 Thn
1 Thn
30.000.000
1 Thn
1.061.000.000
5 Thn
620.000.000
175.000.000
1 Thn
850.000.000
371
1 Thn
132.000.000
168.000.000
2.874.644.505
Lok
1 Thn
337.000.000
1
847.000.000
144.000.000
120.000.000
1 Thn
325.000.000
1
1 Thn
140.000.000
2.874.644.505
Lok
2.686.963.273
Lok
2 Unit
50.000.000
1 Thn
120.000.000
23 Kab/Kt
2.706.711.690
235.000.000
300.000.000
Akt
75.000.000
2.706.711.690
225.000.000
535.000.000
210.000.000
1 Thn
90.000.000
300.000.000
Org
1 Thn
Akt
50.000.000
Org
405.000.000
1 Thn
145.000.000
300.000.000
190.000.000
Org
285.000.000
23.000.000
190.000.000
150.000.000
1 Thn
161.000.000
22.000.000
1 Thn
3.
Thn
54.000.000
18.000.000
10.976.000.000
1 Thn
100.000.000
1 Thn
346.000.000
1
1 Thn
h. Terselenggaranya pemeliharaan jaringan listrik dan
telepon
2.543.000.000
1 Thn
137.000.000
70.000.000
1 Thn
e.
2.169.000.000
1 Unit
90.000.000
1 Thn
d. Terselenggaranya pemeliharaan sarana gedung kantor
1.897.000.000
1 Thn
1 Unit
2.099.000.000
1 Thn
45
Lok
14.645.858.850
Lok
45
Lok
T A H U N 2012 - 2017
Indik ator
1
6.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Tahun 5
2013
2014
2015
2016
2017
42.535.374.997
BLK
1 bk
bk
Kab/kt
6
1.006.097.718
2
Kab/Kt
BLK
BLK
6
1.006.097.718
Kab/kt
Kab/Kt
org
16
org
450.852.621
930.500.000
2.
5.852.322.000
3.
1.082.362.330
4.
Kab/kt
Kab/Kt
org
20
9.477.561.408
1.810
org
400.000.000
org
org
1.200 org
1
2.000.000.000
Kab/Kt
3 BLK
2.632.873.449
76 org
org
16
org
20
10.740.174.330
400 org
400.500.000
org
210
BLK
6
2.050.000.000
6
1
2.000.000.000
BLK
Kab/kt
org
Kab/Kt
1.810 org
org
16
org
110 org
1.200 org
400 org
100 org
70 Lbg
1.810
6
2.750.000.000
6
2
2.000.000.000
BLK
BLK
Kab/kt
org
1.008.796.321
110 org
7.352.312.000
1.200 org
1.342.000.321
400 org
1.074.500.716
100 org
500.500.000
70 Lbg
BLK
20
Kab/Kt
Kab/kt
6 Kab/Kt
6.000.000.000
3 BLK
14.242.692.040
380 org
2.410.230.000
org
16
org
1.810
57.924.930.000
20
1.968.530.000
20
12.247.695.247
BLK
8.062.195.436
100
7.915.274.000
org
80
org
2.619.201.394
org
325.300.210
org
9
90.950.620.000
3 BLK
3.474.293.362
76 org
20
5 bk
162.937.745.436
600.233.152
org
5 bk
bk
580.230.000
20
1.896.744.000
20
11.278.109.358
BLK
1.683.851.750
11.562.110.000
3 BLK
3.273.819.987
76 org
20
bk
19.800.200.000
262.452.987
500.000.000
70 Lbg
9
1.683.851.750
36.112.310.000
584.623.000
975.000.000
100 org
bk
530.000.000
20
1.350.000.000
20
BLK
370.800.000
11.800.520.000
1.182.362.330
985.560.000
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
Kab/kt
7.152.312.000
1.108.630.226
70 Lbg
BLK
930.500.000
110 org
100 org
bk
18.000.210.000
250.233.449
6.052.312.000
400 org
975.000.000
BLK
532.640.000
930.559.182
1.200 org
6
1.250.000.000
231.848.013.899
370.800.000
33.850.730.000
500.000.000
230.000.000
org
bk
10.862.300.000
16
110 org
5.
BLK
org
20
BLK
350.462.000
17.700.210.000
20
1.350.000.000
1.810 org
BLK
2.430.852.621
76 org
org
1 bk
1
52.205.098.609
350.462.000
31.812.510.000
450.852.621
230.000.000
1.
bk
400.000.000
20
1.350.000.000
BLK
320.863.250
11.850.000.000
400.000.000
20
9.240.184.330
bk
17.450.000.000
2.430.852.621
76 org
20
48.753.121.345
320.863.250
30.306.097.718
11.850.000.000
6
bk
18.000.000.000
Kab/kt
BLK
320.863.250
30.856.097.718
18
45.506.421.029
320.863.250
320.863.250
18
Tahun 4
320.863.250
1 bk
Tahun 3
Tahun 2
42.847.997.919
1.
Tahun 1
100
org
1.297.986.646
org
org
1.205.623.778
110 org
7.952.650.000
1.200 org
1.414.920.753
400 org
1.074.500.716
100 org
600.000.000
70 Lbg
100
52.983.724.673
9.050
org
org
5.005.979.281
550 org
34.361.908.000
6.000 org
6.130.275.960
2.000 org
5.084.561.432
500 org
2.401.000.000
350 Lbg
T A H U N 2012 - 2017
Indikator
Kondisi Kinerja
pada aw al
periode RPJMD
7.
1 Kgt
6.
1.
2.
2015
2016
2017
6.945.053.683
Org
1.261
160 org
20 org
7.430.157.533
Org
550.000.000
1 Kgt
250.000.000
1 Kgt
Org
1 Kgt
250.000.000
1 Kgt
300.000.000
1 Kgt
300.000.000
60 Org
1.075.737.828
265 org
1.261
7.960.269.422
550.000.000
1 Kgt
60 Org
60 Org
1.280.159.241
265 org
265 org
1.261
8.523.898.341
Org
580.000.000
1 Kgt
280.000.000
1 Kgt
300.000.000
60 Org
1.530.785.250
265 org
1.261
37.855.476.834
Org
600.000.000
300.000.000
60 Org
1.630.760.800
265 org
165.320.000
200.000.000
200.000.000
200.000.000
40 org
200.000.000
40 org
200.000.000
40 org
200.000.000
40 org
230.000.000
40 org
230.000.000
25 org
25 org
25 org
65 Kgt
1.330.000.000
1 Kgt
300.000.000
25 org
Org
2.830.000.000
61 Kgt
165.320.000
25 org
6.305
5 Kgt
1.500.000.000
300 Org
6.644.225.119
1.325 org
930.640.000
200 org
1.060.000.000
125 org
150.500.000
151.817.000
155.000.500
200.000.000
253.250.000
20 org
40 org
255.962.000
40 org
258.600.828
40 org
320.158.741
40 org
400.000.000
40 org
425.000.800
200 org
1.659.722.369
20 org
80 org
255.000.000
80 org
80 org
200.000.000
80 org
80 org
255.000.000
80 org
80 org
300.785.250
80 org
80 org
322.510.000
80 org
400 org
1.333.295.250
400 org
100.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
200.000.000
80 org
2014
1.126.782.000
(GKM)
5.
2013
300.000.000
20 org
Tahun 5
250.000.000
4.
Tahun 4
550.000.000
1 Kgt
2.
Tahun 3
1.261
Tahun 2
6.996.097.855
1.
Tahun 1
1 Kgt
5.319.315.855
780 org
1 Kgt
5.319.315.855
996 org
4.994.315.855
325.000.000
5.599.998.292
996 org
4.994.315.855
936 org
325.000.000
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
996 org
5.074.998.292
936 org
60 org
1 Kgt
936 org
525.000.000
60 org
211
60 org
1 Kgt
5.849.484.172
996 org
5.324.484.172
936 org
525.000.000
60 org
910.567.500
750.000.000
1 Kgt
6.293.137.541
996 org
5.743.137.541
936 org
550.000.000
60 org
5 Kgt
28.381.251.715
4.980 org
26.131.251.715
4.680 org
2.250.000.000
300 org
T A H U N 2012 - 2017
1
8.
Indik ator
2
PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PENGEM BANGAN
LEM BAGA KETENAGAKERJAAN
Terwuj udnya hubunga n i ndustri a l ya ng
ha rmoni s da n perl i ndunga n terha da p pek erj a
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.
4.
5.
6.
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
2013
2014
2015
2016
2017
5.853.264.030
Tahun 1
5.810.558.079
5 Kgt
Kss
65
Kss
65
Kss
65
Kss
325
Kss
1.200
Org
1.200
Org
1.200
Org
1.200
Org
1.200
Org
6.000
Org
Prsh
1.860
Prsh
Prsh
65
65
65
250.000.000
1.200 org
727.507.710
1.200
727.507.710
org
Kgt
Kgt
132.500.000
Kgt
1
1
1.630.000.000
300 Prsh
300 Prsh
250.000.000
100 Kss
40 Orang
1 Kgt
300
65
Prsh
300
Kss
65
180.000.000
40 Orang
175.820.000
40
150.000.000
1 Kgt
150.000.000
1
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
Kgt
1 Kgt
1 Kgt
1 Kgt
1 Kgt
420 Prsh
420 Prsh
420 Prsh
Prsh
420 Prsh
262.500.000
Kss
65 Kss
Kgt
Prsh
Kgt
150.000.000
1 Kgt
155.000.000
1
420
Prsh
420
689.797.824
65
5 Kgt
71.000.000
Kgt
5 Kgt
16.841.690.483
1.860 Prsh
8.876.200.000
Prsh
1.860 Prsh
3.055.804.956
Prsh
1.860 Prsh
1.806.428.000
Prsh
380.000.000
Kss
5 Kgt
Kgt
423.688.000
298.963.478
Orang
Kgt
420 Prsh
420
5 Kgt
3.796.006.062
740.000.000
392.100.000
65
5 Kgt
Kgt
2.030.000.000
Prsh
620.230.000
200.000.000
40
6.000 Kgt/Prs
3.841.020.062
738.632.235
3.928.688.000
1.886.200.000
420
Kgt
16.000.000
Kgt
420 Prsh
420
325 Kasus
1.389.381.120
org
145.207.540
Kgt
3.552.493.478
420
4.304.141.978
1.200
822.210.700
325 Kasus
Kasus
845.000.500
15.000.000
180.000.000
40 Orang
212
Kgt
145.207.540
1
65
165.000.000
806.235.322
1
14.829.979.281
Kasus
320.145.500
158.632.235
1
65
889.241.428
Kasus
1 Kgt
350.640.000
215.974.049
884.900.550
65
420
3.202.805.668
Kasus
org
615.574.956
320.000.000
65
1.200
795.230.500
1.700.000.000
Prsh
540.000.000
320.000.000
100 Prsh
300
3.107.441.767
302.235.620
3.258.714.956
1.630.000.000
Prsh
1.200 org
768.563.442
14.000.000
Kgt
420
267.000.000
143.882.744
Kgt
300 Prsh
300 Prsh
540.000.000
300 Prsh
Kgt
3.031.794.049
300 Prsh
65 Kasus
744.257.600
13.000.000
Kgt
3.070.000.000
300 Prsh
Kgt
125.500.000
Kgt
65 Kasus
150.000.000
700.256.320
Kgt
Prsh
870.000.000
Kasus
250.000.000
420
2.957.703.786
Kasus
830.000.000
13.000.000
5 Kgt
65
Kasus
130.000.000
5 Kgt
Prsh
2.778.764.030
700.256.320
5 Kgt
300
Kasus
132.500.000
5 Kgt
31.671.669.764
65
830.000.000
1.200 org
7.131.493.668
Kss
2.783.264.030
75 Kasus
6.659.935.245
65
300
75 Kasus
6.216.418.742
1.860 Prsh
1.407.437.527
Kss
Orang
200.000.000
40
Orang
Kgt
155.000.000
1
Kgt
325 Kss
935.820.000
200 Orang
760.000.000
5 Kgt
T A H U N 2012 - 2017
Indikator
Kondisi Kinerja
pada aw al
periode RPJMD
9.
2.225
Unit
2.
3.
4.
450 org
120
3.
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
2013
2014
2015
2016
2017
48.845.271.613
2.225
52.257.056.519
55.985.387.556
59.949.447.285
266.241.433.455
400
KK
400
KK
400
KK
400
KK
400
KK
2.000
KK
40.510.250.000
400
Unit
40.510.250.000
400
Unit
43.110.562.314
400
Unit
44.498.982.423
400
Unit
46.010.823.185
400
Unit
214.640.867.922
2.000
Unit
4.295.000.182
2.225
10.
Tahun 2
49.204.270.482
5.
Tahun 1
4.295.000.182
4.563.284.205
5.000.255.000
24.001.031.569
5.847.492.000
KK
845 KK
1.200 KK
1.200 KK
1.200 KK
1.200 KK
5.645 KK
KK
2.589.368.300
400 KK
1.229.652.000
2.431.563.211
400 KK
1.042.778.220
2.752.841.000
400 KK
1.250.369.000
3.538.150.133
400 KK
1.948.000.000
4.500.000.000
400 KK
2.235.632.100
15.811.922.644
2.000 KK
7.706.431.320
org
390 Org
420 Org
420 Org
420 Org
420 Org
2.070 Org
580.000.000
140 Org
565.680.000
160 Org
580.000.000
180 Org
1.000.000.000
200 Org
1.355.500.000
220 Org
4.081.180.000
900 Org
40.258.039.485
2
39.964.313.138
Keg
37.136.755.515
42.755.773.516
Keg
36.980.136.850
45.806.226.182
Keg
39.629.713.095
49.049.547.779
Keg
41.580.044.050
217.833.900.100
Keg
44.382.146.765
1 Keg
730.450.000
1 Keg
730.450.000
1 Keg
780.235.421
1 Keg
800.532.132
1 Keg
815.300.452
1 Keg
2.390.833.970
5 Lok
1 Keg
2.253.726.288
5 Lok
1 Keg
2.345.825.000
5 Lok
1 Keg
3.425.650.000
5 Lok
1 Keg
3.852.100.562
5 Lok
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM ACEH
213
10
Keg
199.708.796.275
5 Keg
3.856.968.005
5 Keg
14.268.135.820
25 Lok
BAB VII
PENUTUP
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh tahun 2012 -2017 terdiri
dari visi, misi, tujuan, sasaran, strategi serta program/kegiatan, kerangka pendanaan, indikator
kinerja pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. Hal ini diperlukan untuk merespon
perubahan lingkungan yang memiliki pengaruh terhadap pembangunan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
Sehingga Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang menjadi referensi bagi
seluruh bidang di jajaran Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitias Penduduk Aceh. Secara lebih
spesifik, penjabaran Renstra tahun 2012 - 2017 ini diharapkan juga dapat menjadi acuan
dalam penyusunan Renja untuk tahun - tahun mendatang.
Renstra Tahun 2012 2017 ini berisi tentang program dan kegiatan pembangunan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang dianggarkan sebesar
Rp. 989.209.552.902
sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan transmigran
serta masyarakat pada umumnya.
Ir. ZULKIFLI, MM
B A B VI I P E N U T U P
214
Visi
Terwujudnya tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi yang berkualitas, produktif dan sejahtera.
Misi
1.
2.
3.
4.
Mewuudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean govermance;
Meningkatkan daya saing tenaga kerja untuk mendukung perluasan kesempatan kerja;
Mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang kondusif dan dinamis melalui pembinaan hubungan industrial, Jamsostek dan perlindungan bagi pekerja;
Mengembangkan kawasan transmigrasi yang berdaya saing untuk mendukung keseimbangan pembangunan antar wilayah.
Tujuan
1.
2.
4.
5.
6.
7.
Tugas
Melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal melaksanakan pengawasan
ketenagakerjaan guna penegakan hukum dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis serta mengembangkan sumber daya manusia ketenagakerjaan dan ketransmigrasian melalui pelatihan, penempatan,
pembinaan dan pengembangan sumber daya kawasan.
Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
No.
Sasaran Strategis
Penjelasan/Formulasi Perhitungan
Sumber Data
Penanggung Jawab
Laporan Bidang
PSDM dan PKK
Laporan Bidang
PSDM dan PKK
x 100
Laporan Bidang
PSDM dan PKK
( Tenaga Kerja yang ditempatkan tahun n - Tenaga Kerja yang ditempatkan tahun nx 100
Tenaga Kerja yang ditempatkan tahun n - 1
Laporan Bidang
PSDM dan PKK
Persentase peningkatan lulusan pelatihan yang ( Tenaga Kerja yang dilatih Ketrampilan dan Kewirausahaan tahun n - Tenaga Kerja
memiliki keterampilan dan kewirausahaan.
yang dilatih Ketrampilan dan Kewirausahaan tahun n-1)
Tenaga Kerja yang dilatih Ketrampilan dan Kewirausahaan tahun n -1
Persentase peningkatan lembaga pelatihan yang ( Lembaga Pelatihan yang diakreditasi tahun n - Lembaga Pelatihan yang diakreditasi
terakreditasi sesuai standar.
tahun tahun n-1)
Meningkatnya
pelayanan Persentase pencari kerja yang ditempatkan.
penempatan tenaga kerja.
kerja
yang
x 100
x 100
No.
Sasaran Strategis
Penjelasan/Formulasi Perhitungan
Sumber Data
Penanggung Jawab
5
Laporan Bidang HI
dan Jamsostek
6
Bidang HI dan Jamsostek
Laporan Bidang HI
dan Jamsostek
Laporan Bidang HI
dan Jamsostek
Laporan
Permenakertrans
No.9 tahun 2005
Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan
Bidang Pengawasan KK
Laporan
Permenakertrans
No.9 tahun 2005
Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan
Bidang Pengawasan KK
Laporan Bidang
Pengembangan
Sumber Daya
Kawasan
Transmigrasi
Bidang PSDK
Laporan Bidang
Pengembangan
Masyarakat Kawasan
Transmigrasi
Bidang PMKT
Laporan Bidang
Administrasi
Kependudukan dan
Perpindahan
Bidang Adminduk
Meningkatnya
efektivitas 1
pembinaan, mediasi penerapan
sarana hubungan industrial dan
2
kesejahteraan tenaga kerja.
( Tenaga Kerja yang menjadi peserta jamsostek aktif tahun n - Tenaga Kerja yang
menjadi peserta jamsostek aktif Tahun n-1)
Tenaga kerja yang menjadi peserta jamsostek aktif tahun n-1
x 100
x 100
norma
x 100
( Kasus Kecelakaan Kerja dan PAK pada tahun n - Kasus Kecelakaan Kerja dan PAK
pada tahun n - 1)
Kasus Kecelakaan Kerja dan PAK pada tahun n-1
penurunan
Meingkatnya penerapan norma Persentase
ketenagakerjaan di perusaha- ketenagakerjaan.
an.
Meningkatnya
kondusif.
K3
x 100
pelanggaran
Meningkatnya
pembangunan Persentase jumlah kawasan transmigrasi yang dibangun
kawasan transmigrasi.
dan fungsional.
Meningkatnya
fasilitasi Persentase kawasan transmigrasi yang terfasilitasi
pelayanan sosial ekonomi dan pelayanan sosial ekonomi dan sosial budaya.
sosial budaya di kawasan
transmigrasi.
Peningkatan
penataan Persentase jumlah persebaran penduduk sesuai dengan
persebaran
penduduk
di rencana rincian satuan permukiman.
kawasan transmigrasi.
x 100
x 100
x 100
x 100