Anda di halaman 1dari 21

HUKUM DAN ETIKA BISNIS

(SBI 583)

CONTRACT THEORY DAN KONFLIK KEPENTINGAN

Dosen Pemberi Tugas :


Dr. Nurmala K Panjaitan

Disusun Oleh :
Arviena Putri Brillianti (K15191099)
Farras Aryo Bramasta (K15191106)
Ika Kameswari (K15191110)
Yudha Ariffianto (K15191118)
Yurika Rahayu (K15191121)

MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS


SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
Latar Belakang..................................................................................................1
Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
A. Etika Bisnis.................................................................................................. 3
B. Teori Kontrak............................................................................................... 4
C. Conflict of Interest....................................................................................... 6
D. PT Jouska Finansial Indonesia.....................................................................8
BAB III. PEMBAHASAN..................................................................................... 9
A. Profesi Perencana Keuangan dan Manajer Investasi................................... 9
B. Teori Kontrak dan Konflik Kepentingan pada Kasus Jouska.................... 11
BAB IV. KESIMPULAN ....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap perusahaan menjalankan usaha atau bisnisnya untuk bisa mencapai


tujuan perusahaan. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, dijelaskan mengenai definisi perusahaan, yaitu: a.
setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan,
milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain; b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai
pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain. Sedangkan bisnis, yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu
business, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai usaha
komersial dalam dunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang. Yang tentunya
dalam menjalankan suatu bisnis, perusahaan akan melibatkan banyak pihak terkait.

Dalam menjalankan bisnis/ usahanya, seluruh pihak yang terlibat di


dalamnya tentunya harus menerapkan etika bisnis agar kegiatan yang dilakukan
tidak merugikan pihak lain. Menurut Richard De George, suatu bisnis
membutuhkan tiga hal pokok yaitu produk yang baik, manajemen yang mulus dan
etika. Sonny Keraf dalam buku yang berjudul Etika Bisnis mengatakan bahwa
“Bagaimanapun setiap pemilik perusahaan dan para eksekutifnya yang terpercaya
itu, mau tidak mau dalam operasi bisnisnya sudah dengan sendirinya
mengharapkan, bahkan menuntut , agar para karyawannya tidak menipu mereka,
tidak berbuat curang, dan memenuhi perjanjian kerja yang telah disepakati. Juga
pemilik modal tidak ingin agar para manajernya menipu mereka dan tidak akan
menggaji manajer yang setiap saat akan berbuat curang yang berakibat merugikan
dirinya. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya etika bisnis diterapkan
dalam suatu usaha.
Dalam prakteknya, masih banyak terdapat pelanggaran dalam pelaksanaan
etika bisnis. Beberapa penyebab terjadinya pelanggaran etika bisnis adalah:

1. Mengejar keuntungan dan kepentingkan pribadi


2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
3. Pertentangan antara tujuan perusahaan dengan perorangan

Suatu bisnis juga tidak akan terlepas dari adanya perjanjian antara pemilik
bisnis/ pengusaha dengan stakeholders yang biasanya tertuang dalam suatu
kontrak atau perjanjian. Hal ini berkaitan dengan teori kontrak (contract theory).
Teori kontrak adalah studi tentang bagaimana orang dan organisasi membangun
dan mengembangkan perjanjian hukum. Ini menganalisis bagaimana pihak-pihak
dengan konflik kepentingan membangun kontrak formal dan informal. Teori
kontrak mengacu pada prinsip-prinsip perilaku keuangan dan ekonomi karena
pihak yang berbeda memiliki insentif yang berbeda untuk melakukan atau tidak
melakukan tindakan tertentu. (Daniel Liberto)

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu pelanggaran
etika bisnis yang terjadi di bidang finansial, yaitu kasus PT Jouska Financial
Indonesia (Jouska). Perusahaan ini bergerak di bidang perencanaan keuangan.
Sebagai perusahaan perencana keuangan, tugas Jouska semestinya hanya sebatas
memberikan masukan dan saran finansial kepada klien sesuai dengan kondisi dan
tujuan finansial setiap klien. Namun dalam perkembangannya, diduga ada
penyalahgunaan atau pelanggaran, dimana Jouska juga ikut melakukan
pengelolaan dana nasabah, yang bukan merupakan tugas dan wewenang dari
Jouska.

Tujuan

- Mempelajari teori Etika Bisnis, hubungan Contract Theory dan Konflik


Kepentingan
- Menganalisa pelanggaran etika bisnis pada kasus PT Jouska Financial
Indonesia terkait dengan contract theory dan konflik kepentingan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Etika Bisnis
Bertens, K (2000) mengemukakan bahwa etika merupakan nilai
dan norma moral yang menjadi pedoman setiap orang atau kelompok
dalam mengatur perilaku. Dalam hal ini nilai dan norma menjadi pegangan
kepada setiap individu dalam mengelola perilaku kehidupanya demikian
juga dengan suatu kelompok atau suatu organisasi. Franz Magnis Suseno
(1987) juga mengemukakan bahwa Etika merupakan ilmu yang mencari
orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan dalam tindakan dan
perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika merupakan sebuah ilmu yang
yang berkaitan dengan pedoman atau arah kepada manusia dalam
melakukan setiap tindakan dalam hidupnya. Sehingga dalam setiap proses
hidupnya selalu ada pengingat ketika sudah lepas kendali, oleh karena itu
disini etika diartikan sebagai ilmu. Dalam hal ini etika merupakan sebuah
penilaian yang diberikan kepada seseorang atau organisasi terhadap diri
atau organisasi, yang mana nilai-nilai tersebut didasarkan kepada
kebiasaan baik dan buruk yang ada di lingkungan atau masyarakat tersebut
berada. Maka dari itu etika menjadi sebuah sorotan yang patut untuk terus
diperbaiki seiring dengan majunya zaman. Etika juga menjadi sebuah ciri
pada diri atau organisasi yang dapat dilihat berdasarkan tindakan dan
perbuatan individu atau organisasi tersebut.
Menurut Steade Et Al, etika bisnis adalah standar dari etika yang
berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis yang baik.
Etika bisnis juga merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan
juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk
nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah
bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

B. Teori Kontrak (Contract Theory)


Di dalam dunia bisnis, kerjasama yang terjalin diantara
stakeholders, yaitu pemilik/ pemimpin perusahaan dengan karyawan,
maupun antara pihak perusahaan dengan para supplier dan customer,
biasanya dilandasi oleh suatu kontrak/ perjanjian. Baik itu perjanjian
tertulis yang disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak,
maupun kontrak/ perjanjian yang didasarkan oleh peraturan atau Undang-
undang yang berlaku.
Teori kontrak pada prinsipnya mempelajari bagaimana pelaku
ekonomi dapat membangun kesepakatan kontrak yang efisien/optimal,
umumnya dalam keadaan ketidakpastian dan adanya informasi yang
asimetris (Laffont J. J. & Tirole J., 1993). Ketidakpastian muncul karena
para pihak tidak dapat sepenuhnya memprediksi dan menuangkan kedalam
kontrak apa yang akan terjadi selama periode kontrak berlangsung, dimana
kejadian tersebut dapat mempengaruhi hak dan kewajiban dari para pihak.
Suatu kontrak atau perjanjian dibuat agar masing-masing pihak yang
terlibat di dalamnya tidak merugikan / dirugikan satu sama lain.
Menurut Daniel Liberto, teori kontrak adalah:
 Studi tentang bagaimana individu dan bisnis membangun dan
mengembangkan perjanjian hukum.
 Menganalisis bagaimana pihak-pihak dengan konflik kepentingan
(conflict of interest) membangun kontrak formal dan informal dan
menginvestigasi bagaimana proses pembentukan kontrak dengan
adanya informasi yang asimetris. Informasi asimetris mungkin terjadi
karena pihak yang satu lebih mengetahui atau memiliki lebih banyak
informasi di banding pihak lain.
 Dalam kontrak harus memberikan berisi pemahaman yang jelas dan
spesifik tentang tanggung jawab masing-masing pihak, syarat-syarat
kerjasama yang dapat meminimalkan konflik, perselisihan, atau
kesalahpahaman.

Konsep perjanjian / kontrak diatur dalam Pasal 1313 KUHPer yang


menentukan bahwa “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan di mana
satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih.”
Konsep kontrak dalam NIE (New Institutional Economic), menurut
Richter (dalam Birner, 1999:8), adalah konsep mengenai hak kepemilikan
(property rights) yang dalam banyak hal lebih luas dibandingkan konsep
hukum tentang kontrak. Dalam teori standar (neoklasik), kontrak biasanya
diasumsikan dalam kondisi lengkap (complete contract) yang dapat dibuat
dan ditegakkan tanpa biaya (costlessy).

Menurut ekonomi modern jenis kontrak terdiri dari 3 jenis, yaitu:

1. Teori Agensi
Terdapat dua pelaku yang berhubungan, yaitu prinsipal dan agen.
Prinsipal mempekerjakan agen untuk melayani kebutuhan prinsipal.
Dalam hal ini, terdapat informasi asimetris dimana prinsipal tidak
mengamati secara langsung tindakan agen ( hidden action) dan agen
membuat beberapa pengamatan yang tidak dilakukan prinsipal (hidden
information).
2. Teori Kesepakatan Otomatis
Tidak seluruh hubungan atau pertukaran dapat ditegakkan secara
hukum. Hukum memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat
dimanfaatkan oleh pihak pelaku ekonomi. Oleh karena hukum itu
sendiri tidak sempurna dan informasi yang relevan dapat saja tidak
diverifikasi oleh pengadilan.
3. Teori Kontrak Relasional
Kontrak ini tidak bisa menghitung keseluruhan ketidakpastian di masa
depan, tapi hanya kesepakatan di masa silam. Kontrak ini bersifat
implisit, informal, dan tanpa ikatan. Maka, penegakan otomatis pada
kontrak ini berperan penting. Seringkali ditemui pada struktur
hubungan transaksi yang longgar. Pemecahan masalah pada jenis
kontrak ini seringkali diselesaikan melalui kerjasama imbang dan
pemaksaan atau koersi, bukan melalui pengadilan.

Kenneth Arrow adalah orang yang pertama kali melakukan


penelitian formal tentang Contract Theory di bidang ekonomi, tahun
1960-an. Pada tahun 2016, ekonom Oliver Hart dan Bengt Holmström
memenangkan Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi atas
kontribusinya pada teori kontrak.

C. Conflict of Interest
Dalam dunia hukum, akuntansi, dan manajemen, potensi Conflict
of Interest dapat terjadi di suatu ekosistem bisnis. Sebagian besar
perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur yang mengatur bagaimana
konflik bisa diidentifikasi dan dikelola. Hal ini dilakukan untuk
memastikan kepentingan manajemen, klien, dan publik tidak saling
merugikan. Namun, ada beberapa kondisi di mana Conflict of
Interest terjadi dari suatu tindakan, kebijakan, atau prosedur yang berlaku
dalam suatu perusahaan. Definisi konflik kepentingan (conflict of interest)
mengacu pada a situation that has the potential to undermine the
impartiality of a person because of the possibility of a clash between the
person’s self-interest and professional interest or public interest.
Duncan Williamson mengartikan konflik kepentingan sebagai
“suatu situasi dalam mana seseorang, seperti petugas publik, seorang
pegawai, atau seorang profesional, memiliki kepentingan privat atau
pribadi dengan mempengaruhi tujuan dan pelaksanaan dari tugas-tugas
kantornya atau organisasinya”. Kedua definisi ini dapat menjelaskan
tentang apa yang dimaksud dengan konflik kepentingan. Terdapat dua hal
mengapa konflik kepentingan dipermasalahkan dan menjadi sebuah
tindakan yang tidak etis, yaitu:
 Pertama, mempengaruhi kepentingan publik atau kantor untuk
kepentingan keuangan pribadi.
 Kedua, mempengaruhi pengambilan keputusan yang bertujuan untuk
meluluskan kepentingan pribadinya.
Definisi konflik kepentingan bervariasi akan tetapi secara umum
mengacu pada keadaan di mana kepentingan pribadi (private interests)
berbenturan dengan tugas dan tanggung jawab resmi (formal
duties/responsibilities). Sebab-sebab terjadinya konflik kepentingan dalam
organisasi dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Kekuasaan dan kewenangan yang diperoleh dari peraturan


perundangundangan atau jabatan yang diemban.
2. Perangkapan jabatan, yaitu seorang pejabat menduduki dua atau lebih
jabatan sehingga tidak bisa menjalankan jabatannya secara profesional,
independen dan akuntabel.
3. Hubungan afiliasi, yaitu hubungan yang dimiliki oleh seseorang pejabat
dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah, hubungan
perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi
keputusannya.
4. Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas yang meliputi pemberian
uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya.
5. Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi
pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan penyelenggara negara yang
disebabkan karena aturan, struktur dan budaya organisasi yang ada.
6. Ketiadaan kerjasama/kepercayaan (lack of cooperation/trust).
7. Kepentingan pribadi (vested Interest), yaitu keinginan/kebutuhan
seorang mengenai suatu hal yang bersifat pribadi.
8. Adanya peran yang tidak jelas/ketiadaan uraian tugas (unclear
roles/lack of job description).

Konflik kepentingan terjadi ketika kepentingan pribadi bercampur


dengan tugas dan tanggung jawab resmi. Terdapat tiga tipe utama konflik
kepentingan, yaitu:

1. Actual conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang ada di antara


tugas/ tanggung jawab resmi dan kepentingan pribadi.
2. Perceived conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang dipandang
bercampur dengan tugas/tanggung jawab resmi yang nyatanya menjadi
suatu kasus atau bukan.
3. Potential conflict of interest, yaitu kepentingan pribadi bercampur
dengan tugas/ tanggung jawab resmi di masa mendatang.

D. PT Jouska Financial Indonesia


PT Jouska Financial Indonesia (Jouska) merupakan perusahaan
konsultan investasi dan penasihat keuangan yang independen. Pendirian
Jouska tercatat pada 16 Maret 2018 sesuai dengan Data Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM
(Dijen AHU Kemenkumham). Visi dan misi yang dimiliki adalah
membawa kemampuan perencanaan keuangan di Indonesia ke tingkat
yang lebih baik. Jouska memberikan bantuan kepada kliennya dalam
mengatasi permasalahan keuangan dengan dibantu oleh banyak tim yaitu
tim riset investasi, tim pajak, tim legal, tim asuransi, tim restukturisasi
utang, tim business finance, dan lain sebagainya. Jouska memiliki
kemampuan yang spesial yaitu terkait investasi, perencanaan keuangan,
asuransi, manajemen arus kas, restrukturisasi hutang, hukum dan pajak,
dana pendidikan, dana pensiun, perbankan. Selain menjadi konsultan
keuangan, Jouska Indonesia memiliki akun Instagram dengan username
@jouska_id yang memiliki pengikut sebanyak 506 ribu dengan pengikut
yang terbesar merupakan usia produktif.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Profesi Perencana Keuangan dan Manajer Investasi


Profesi perencana keuangan di Indonesia belum diatur dengan peraturan
perundangan yang dikeluarkan oleh OJK akan tetapi melalui proses sertifikasi
oleh lembaga sertifikasi profesi. Di Indonesia sertifikasi perencana keuangan
dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Financial Planning Standard
Board Indonesia (FPSB) dan International Association of Registered Financial
Consultants (IAFRC) Indonesia. LSP FPSB merupakan penyelenggara
program sertifikasi “Certified Financial Planner (CFP)” dan “Registered
Financial Planner (RFP)”. Sementara IAFRC Indonesia memberikan
sertifikasi “Registered Financial Associate (RFA)”, “Registered Financial
Consultant (RFC)”, dan “Registered Islamic Financial Associate (RIFA)”.
Semua sertifikasi itu mengacu ke organisasi internasional sebagai acuan
standar.
Profesi perencana keuangan menurut IAFRC merupakan profesi yang
dibutuhkan nasabah untuk mencari solusi dalam merencanakan keuangan
pribadi mereka secara menyeluruh dan global baik untuk jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang.
Standar praktik perencanaan keuangan bagi profesi perencana keuangan
diatur salah satunya oleh FPSB yaitu:
1. Membangun dan mendefinisikan hubungan dengan nasabah;
a. Menginformasikan nasabah mengenai perencanaan keuangan dan
kompetensi profesional perencana keuangan;
b. Menentukan apakah profesional perencana keuangan dapat memenuhi
kebutuhan nasabah;
c. Mendefinisikan lingkup keterlibatan;
2. Mengumpulkan informasi nasabah;
a. Mengidentifikasi tujuan pribadi dan keuangan, kebutuhan, dan prioritas
nasabah;
b. Mengumpulkan informasi kuantitatif dan dokumen;
c. Mengumpulkan informasi kualitatif;
3. Menganalisa dan menilai status;
a. Menganalisa informasi nasabah;
b. Menilai tujuan, kebutuhan, dan prioritas nasabah
4. Mengembangkan rekomendasi perencanaan keuangan dan
mempresentasikannya ke nasabah;
a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi perencanaan keuangan;
b. Mengembangkan rekomendasi perencanaan keuangan;
c. Merepresentasikan rekomendasi perencanaan keuangan kepada
nasabah;
5. Menerapkan rekomendasi perencanaan keuangan nasabah;
a. Menyetujui tanggung jawab penerapan;
b. Mengidentifikasi dan mempresentasikan produk-produk dan jasa
pelayanan untuk penerapan;
6. Mengevaluasi situasi nasabah;
a. Menyetujui tanggung jawab dan ketentuan untuk mengevaluasi
situasi nasabah;
b. Mengevaluasi dan mengevaluasi ulang situasi nasabah.

Perencanan keuangan sendiri berfungsi sebagai pihak yang


membantu perencanaan keuangan yang mengacu pada kebutuhan dari
klien. Perencana keuangan tidak berhak menjalankan aktivitas keuangan
nasabah karena sifatnya hanya memberikan masukan dan merencanakan.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar


Modal dijelaskan bahwa Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan
usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola
portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang
berlaku. Manajer investasi memiliki tugas diantaranya adalah mengelola
aset/ dana nasabah, memutuskan instrumen investasi yang akan
digunakan, menentukan waktu dalam menjual instrumen investasi, dan
memberikan laporan atas kondisi aset/ dana nasabah.
Peraturan yang mengatur manajer investasi ini diatur juga oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melalui peraturan OJK:

1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2018 tentang


Perizinan Wakil Manajer Investasi;
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.04/2018 tentang
Penerapan Tata Kelola Manajer Investasi;
3. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/SEOJK.04/2020 tentang
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Pihak Utama Manajer
Investasi dan Penasihat Investasi.

Manajer investasi ini adalah mereka yang menjalankan dan mengelola


portofolio milik nasabah, baik individu maupun kelompok dan tidak bersikap
independen karena memang merupakan pelaku dalam pasar modal.

B. Teori Kontrak dan Konflik Kepentingan pada Kasus Jouska


Jouska yang merupakan perusahaan penyedia jasa perencanaan
keuangan dianggap telah merugikan kliennya karena mengendalikan dana
kelolaan investasi kliennya dimana posisi Jouska serharusnya hanya sebagai
penyedia jasa perencanaan keuangan bukan menjadi manajer investasi.
Berkaitan dengan ijin resmi Jouska diperoleh melalui dokumen pada Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan HAM,
diinformasikan Jouska disahkan pada tgl. 16-03-2018 dengan SK Pengesahan
AHU-0014429.AH.01.01. bergerak di bidang pertanian, kehutanan, perikanan,
dan industri pengolahan bukan sebagai perusahaan perencanaan keuangan
seperti yang tercantum pada situs resminya.
Pemberitaan yang muncul beberapa bulan dimulai pada Bulan Juli ini
yang menyebutkan bahwa Jouska diberitakan buruk dikarenakan masalah
penempatan dana yang merugikan klien. Seharusnya perencana keuangan
hanya berperan untuk memberikan nasihat atau edukasi terkait pemilihan
instrumen investasi, namun dalam pemberitaan media Jouska diduga
mengelola dana nasabah yang pada akhirnya nasabah merasa dirugikan.
Sejumlah klien Jouska melaporkan kerugian atas investasi saham PT Sentral
Mitra Informatika Tbk (LUCK) yang dibeli oleh Jouska dengan mengelola
langsung akun RDI (Rekening Dana Investor) nasabah pada broker PT Phillip
Sekuritas Indonesia.

Adapun kronologi permasalahan terkait Jouska adalah sebagai berikut:


1. Jouska meminta klien untuk menandatangani kontrak dengan PT
Amarta Investa dan PT Mahesa Strategies Indonesia (keduanya
dikenalkan oleh Jouska sebagai Manajer Investasi) namun komunikasi
klien dengan Manajer Investasi tersebut melalui Jouska. Ketika
diketahui, ternyata perusahaan tersebut masih satu pemilik dengan
Jouska yaitu Aakar Abyasa dimana di dua perusahaan itu bertindak
sebagai komisaris dan ijin manajer investasi kedua perusahaan
tersebut tidak terdapat di OJK sehingga kedua perusahaan tersebut
dapat dikatakan tidak memiliki ijin operasi sebagai Manajer Investasi
dan illegal;
2. Jouska dapat mengakses dan melakukan transaksi di Rekening Dana
Investor (RDI) klien. Jouska dapat mengakses RDI klien dan bisa
melakukan transaksi pembelian dan penjualan saham dan klien
diberitahu setelah transaksi tersebut dilaksanakan;
3. Jouska melakukan pembelian saham PT Sentral Mitra Informatika
Tbk (LUCK) melalui perantara efek PT Philip Sekuritas Indonesia.
LUCK bergerak dalam usaha solusi percetakan dan dokumen serta
penjualan produk teknologi informasi dimana produk berupa alat
elektronik perangkat lunak dan perangkat keras. Hampir semua klien
Jouska menyampaikan bahwa dana mereka digunakan Jouska untuk
membeli saham LUCK. Tidak diketahui hubungan antara Jouska dan
LUCK;
4. Saham LUCK mengalami penurunan harga cukup drastis (harga awal
IPO Rp428,00 pada bulan November 2018) dimana pada bulan Juli
2019, saham LUCK berkisar antara Rp1.900,00 - Rp2.020,00 dan
setelah itu terus mengalami penurunan pada Desember 2019 menjadi
Rp400,00 dan per September 2020 di kisaran harga antara Rp184,00 -
Rp226,00. Karena penurunan nilai saham ini menyebabkan banyak
klien mengalami kerugian cukup besar;
5. Berdasarkan salah satu keterangan klien Jouska menjelaskan bahwa
klien tersebut tidak dapat mengintervensi keputusan Jouska termasuk
alokasi investasi dalam berbagai saham serta tanpa konfirmasi ke
klien. Ketika klien tersebut meminta dilakukan penjualan saham
LUCK, adviser Jouska mengatakan saham tersebut jangan dijual dulu;
6. Kasus ditangani oleh Satgas Waspada Investasi (SWI) bersama 13
Kementrian/ Lembaga terkait karena Jouska tidak memiliki izin sebagai
Manajer Investasi sehingga tidak berada dalam pengawasan OJK.

Terkait peristiwa Jouska dengan kliennya ini dapat dilakukan analisis


terkait dengan adanya pelanggaran atas teori kontrak dimana terdapat pihak-
pihak yang dirugikan (agen) dirugikan karena tidak memberikan informasi
yang sejelas-jelasnya terkait hak dan kewajiban masing-masing pihak dan
terkesan memiliki informasi asimetris yang menguntungkan pihak Jouska
(prinsipal) dan kemungkinan terdapat pelanggaran dengan melakukan tindakan
yang berujung kepada konflik kepentingan (perceived conflict of interest).
Jika dikembalikan ke Jouska sebagai perusahaan perencanaan keuangan
maka memiliki tugas membantu klien dalam melakukan perencanaan dan
edukasi mengenai keuangan. Akan tetapi dalam kegiatan operasionalnya
Jouska selain sebagai perusahaan perencanaan juga bertindak sebagai manajer
investasi dan menjadi penasihat investasi dengan mendapatkan imbalan dengan
menempatkan dana pada saham tertentu dalam hal ini LUCK.
Beberapa tindakan yang dilakukan oleh Jouska terkait tugasnya sebagai
perusahaan perencanaan keuangan yang tidak sesuai dengan standar praktik
perencanaan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Tidak diperkenankan mengelola uang klien atau melakukan transaksi jual
beli portfolio klien meskipun dengan kuasa yang telah diberikan oleh klien.
Untuk dapat mengelola uang klien atau melakukan transaksi jual beli,
dibutuhkan lisensi Wakil Manajer Investasi (WMI) dan Wakil Perantara
Pedagang Efek (WPE) serta bekerja di perusahaan efek sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku;
2. Perencana keuangan yang bekerja di perusahaan efek tidak dapat
mendeklarasikan dirinya sebagai independen;
3. Tidak memiliki keterikatan atau tidak terafiliasi dengan institusi atau produk
keuangan manapun. Apabila perencana keuangan atau perusahaan memiliki
afiliasi maka wajib menginformasikan kepada klien perihal hal ini karena
ada kemungkinan terdapat konflik kepentingan;
4. Jika perencana keuangan atau perusahaan menerima uang dalam bentuk
komisi/fee/lainnya dari sebuah institusi atau dari hasil penjualan produk
keuangan maka wajib diinformasikan ke klien karena adanya kemungkinan
terdapat benturan kepentingan;
5. Perencana keuangan harus penuh kehati-hatian ketika melakukan
perencanaan keuangan dan harus menempatkan kepentingan klien diatas
kepentingan lainnya;
6. Setiap perencanaan harus sesuai dengan profil resiko, tujuan keuangan dan
jangka waktu pencapaian. Setiap klien memiliki profil resiko yang berbeda
sehingga belum tentu semua klien berinvestasi pada produk keuangan yang
sama. Tidak boleh menjanjikan hasil investasi yang pasti kepada klien.

Terkait hal tersebut maka Jouska sebagai perusahaan perencanaan


keuangan mengindikasikan bahwa Jouska juga melakukan kegiatan sebagai
manajer investasi. Kegiatan tersebut dilakukan dengan melakukan kerjasama
dengan PT Mahesa Strategis Indonesia dan PT Amarta Investa Indonesia.
Menurut Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Manajer
Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk
para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Jika hal tersebut benar adanya maka Jouska berpotensi melanggar
hukum pidana. Untuk dapat mengelola dana nasabah seorang perencana
keuangan membutuhkan lisensi khusus, yakni WMI dan WPPE. Selain itu
orang tersebut harus bekerja di salah satu perusahaan sekuritas.
Berdasarkan penelusuran lebih lanjut setelah kasus ini dilaporkan
kepada SWI ditemukan bahwa Jouska hanya memiliki izin usaha jasa
pendidikan lainnya, dimana jenis izin tersebut untuk usaha pendidikan seperti
kursus.
Selain itu dari kasus ini juga terdapat unsur moral hazard dalam bentuk
organizational misconduct dimana terjadi pembohongan publik terhadap
nasabah dan stakeholders dimana Jouska bukan merupakan manajer investasi
dan bukan perusahaan sekuritas yang berdasarkan peraturan perundangan harus
memiliki izin untuk mengelola dana nasabah. Selain itu OJK juga menegaskan
bahwa Jouska bukan merupakan lembaga keuangan yang terdaftar di OJK dan
tidak memiliki izin untuk mengelola dana nasabah/ klien.
Jouska juga diduga tidak hanya mengejar fee atau komisi melainkan
juga insider trading atas pengelolaan dana klien dengan penempatan saham
LUCK. Insider Trading adalah transaksi jual beli saham yang dilakukan
dengan dasar informasi atau fakta material yang telah diketahuinya terlebih
dahulu sebelum informasi tersebut diinformasikan kepada publik, dengan
tujuan memperoleh keuntungan di pasar modal. Konflik kepentingan juga
muncul karena terdapat perbedaan informasi yang disampaikan kepada klien
dari sisi portofolio dan kemungkinan terdapat kepentingan yang bukan
merupakan kepentingan untuk klien yang menjadi nasabah dari Jouska.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan stakeholder-nya.
Dalam dunia bisnis, kerjasama yang terjalin diantara stakeholders
biasanya dilandasi oleh suatu kontrak/ perjanjian dimana kontrak itu
dibuat agar masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya tidak
merugikan / dirugikan. Teori kontrak pada prinsipnya mempelajari
bagaimana pelaku ekonomi dapat membangun kesepakatan kontrak yang
efisien/optimal. Teori kontrak juga menganalisis bagaimana pihak-pihak
dengan konflik kepentingan (conflict of interest) membangun kontrak
formal dan informal dan menginvestigasi bagaimana proses pembentukan
kontrak dengan adanya informasi yang asimetris. Duncan Williamson
menggambarkan konflik kepentingan, dimana seseorang dalam suatu
orgnaisasi memiliki kepentingan privat atau pribadi dengan mempengaruhi
tujuan dan pelaksanaan dari tugas-tugas kantornya atau organisasinya.
Konflik kepentingan dapat terjadi ketika kepentingan pribadi bercampur
dengan tugas dan tanggung jawab resmi. Konflik kepentingan
dipermasalahkan dan menjadi sebuah tindakan yang tidak etis karena
mempengaruhi kepentingan publik atau kantor untuk kepentingan
keuangan pribadi serta mempengaruhi pengambilan keputusan yang
bertujuan untuk meluluskan kepentingan pribadi.

2. Beberapa pelanggaran yang dilakukan jouska sebagai perusahaan


penasehat keuangan yang tidak sesuai dengan contract theory adalah
jouska tidak memberikan informasi yang sejelas-jelasnya terkait hak dan
kewajiban masing-masing pihak dalam kontrak investasi, adanya
pembohongan publik yang dilakukan jouska terhadap nasabah dan
stakeholders dimana Jouska juga berperan sebagai manager investasi dan
mengelola dana nasabah secara langsung dengan memberikan informasi
yang berbeda kepada klien dari sisi portofolio perusahaan manager
investasi. Sedangkan pelanggaran jouska terkait conflict of interest adalah
jouska telah memberikan informasi asimetris yang menguntungkan
pihaknya dengan cara meminta klien menandatangani kerjasama dengan
dua perusahaan manager investasi serta membatasi komunikasi klien
dengan manager investasi dimana hanya dilakukan melalui perantara
jouska sehingga client tidak diberitahu jika dua perusahaan manager
investasi tersebut masih terafiliasi dengan jouska. Selain itu pembelian
atas saham-saham menggunakan dana klien juga diinformasikan oleh
pihak jouska ke agen setelah transaksi pembelian selesai dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Berterns, K. 2009. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Conflict of Interest: Definisi dan Gambaran Umumnya. [internet]. [Diunduh pada


tanggal 7 November 2020]. Dapat diakses pada
https://www.jurnal.id/id/blog/conflict-of-interest-definisi-dan-gambaran-
umumnya

Explainer: What is Contract Theory and Why it Deserved a Nobel Prize. 2019.
[Internet]. [Diakses pada 5 November 2020]. Dapat diakses pada
https://theconversation.com/explainer-what-is-contract-theory-and-why-it-
deserved-a-nobel-prize-66826

FPSB Indonesia, Kode Etik, Standar Praktik dan Standar Perilaku Perencanaan
Keuangan. [internet]. [dikutip pada tanggal 8 November 2020]. Dapat
diakses pada http://www.fpsbindonesia.net/download/new_kode_etik.pdf.

Keraf, A.S. 2012. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta.


Penerbit Kanisius.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.


https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/burgerlijk-wetboek#

Laffont J. J. & Tirole J. (1993). A Theory of Incentives in Procurement and


Regulation,. Cambridge, Mass: MIT Press.

Liberto D. Contract Theory. 2019. [Internet]. [Diakses pada 5 November 2020].


Dapat diakses pada https://www.investopedia.com/terms/c/contract-
theory.asp

https://www.investopedia.com/terms/c/contract-theory.asp

Pengertian dan Contoh Konflik Kepentingan Menutur Para Ahli. 2016. [Internet].
[dikutip pada tanggal 7 November 2020]. Dapat diakses pada
http://blogpsikologi.blogspot.co.id/2016/11/pengertian-dan-contoh-
konflik.html
Prosedure For Managing Conflict Of Interest, Professionals Standarts Command,
NSW Police Force, July 2012, p.8

Thomas, Vincent Fabian. Janggalnya Jouska, yang Dikelola Perencana Keuangan


Ilegal. [internet]. [dikutip pada tanggal 8 November 2020]. Dapat diakses
pada https://tirto.id/janggalnya-jouska-yang-dikelola-perencana-keuangan-
ilegal-fTGa.

Thomas, Vincent Fabian. Kejanggalan Jouska, Pakai MI Ilegal & Pilih Saham
yang Bikin Rugi. [internet]. [dikutip pada tanggal 8 November 2020]. Dapat
diakses pada https://tirto.id/kejanggalan-jouska-pakai-mi-ilegal-pilih-saham-
yang-bikin-rugi-fTGk.

Thomas, VinFabian V. Jouska, Amarta, dan Mahesa di Bawah Kendali Aakar


Abyasa. [internet]. [dikutip pada tanggal 8 November 2020]. Dapat diakses
pada https://tirto.id/jouska-amarta-dan-mahesa-di-bawah-kendali-aakar-
abyasa-fTWw.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan. 2003.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.


1995.

Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan : Paradigma, Teori, dan


Kebijakan. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai