Disusun Oleh:
Petrus Aldino B. Wutun
1910020118
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena proses pengerjaan
makalah “Etika Hukum dan Bisnis” berjalan lancer hingga selesai. Penulis juga ingin
berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang memberikan tugas ini sehingga
penulis lebih mengeksplor etika hukum dan bisnis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah “Etika Hukum dan Bisnis” masih jauh dari kata
sempurna. Penulis juga ingin meminta maaf jika ada keslahan dalam penulisan dan penulis
berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Hukum dan Bisnis..............................................................................2
B. Tujuan dan Fungsi dari Etika Hukum dan Bisnis..........................................................3
C. Hubungan antara Etika dan Hukum Dalam Bisnis........................................................3
D. Kasus Pelanggaran Etika Hukum dan Bisnis.................................................................4
E. Pentingnya Etika Hukum Dalam Berbisnis……………....5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................6
B. Saran................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis adalah suatu hal yang melibatkan proses produksi, pembelian,
penjualan atau pertukaran barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Dalam sistem ekonomi kapitalis, untuk memperoleh keuntungan
perusahaan harus bersaing secara efektif dalam suatu pasar terbuka. Mereka yang
bersaing harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Dalam suatu sistem bisnis
yang kompetitif, dimana setiap orang bebas untuk bertindak asal tidak bertentangan
dengan etika. Banyak orang beranggapan bahwa etika bisnis hanyalah sebuah teori
tanpa penerapan karena etika dan bisnis adalah hal yang bertolak belakang. Sebagai
pebisnis, keuntungan adalah hal yang paling ingin diraih dan sebagian pebisnis
kadang lupa akan etika demi mencapai keuntungan. Melanggar etika demi
keuntungan sudah bukan menjadi hal baru di Indonesia. Etika adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana berperilaku benar, jujur, dan adil. Etika mengajarkan sesuatu
yang salah adalah salah dan sesuatu yang benar adalah benar. Sesuatu yang benar
tidak dapat dikatakan salah dan sebaliknya sesuatu yang salah tidak dapat dikatakan
benar. Benar dan salah tidak dapat dicampur adukkan demi kepentingan seseorang
atau kelompok. Etika berbeda dengan hukum, aturan, maupun regulasi. Hukum dan
regulasi jelas peraturannya dan juga sanksinya. Sehingga, dengan kata lain hukum dan
regulasi adalah etika yang diformalkan. Contohnya adalah UU dan peraturan-
peraturan yang sudah tertulis jelas beserta sanksinya.
Etika tidak memiliki sanksi yang jelas selain sanksi moral atau sanksi social
dan juga sanksi yang akan diperoleh di akhirat sebagai manusia yang mempercayai
Tuhan dan terikat pada satu agama. Berdasarkan pandangan hukum, melanggar etika
belum tentu melanggar peraturan hukum. Sehingga terkadang, banyak kasus yang
ditemukan sudah melanggar etika tetapi tidak bisa kalah secara hukum walaupun
sanksi sosialnya akan diperoleh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari etika hukum dan bisnis?
2. Apa tujuan dan fungsi dari etika hukum dan bisnis?
3. Apa hubungan antara etika dan hukum?
4. Apa contoh kasus dan pelanggaran etika hukum dan bisnis?
5. Bagaimana pentingnya etika dalam berbisnis?
C. Tujuan
1. Mempelajari lebih dalam mengenai etika bisnis dan hukum.
2. Mengenal sepenting apa etika dalam berbisnis.
3. Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukum adalah peraturan atau adat
yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah. Dan Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk
enforcement-nya) yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan
dagang, industry atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran
barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko
tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut adalah untuk
mendapatkan keuntungan tertentu. Ruang jelajah dari hukum bisnis sangat beragam,
mulai dari bidang-bidang yang tergolong konvensional, seperti tentang kontrak,
perusahaan, surat berharga, hak milik intelektual, asuransi, perpajakan, dan lain-lain,
2
sampai dengan bidang-bidang popular yang bersifat nonkonvensional, seperti merger
dan akuisisi, anti monopoli, dan perlindungan konsumen.
3
etika adalah sumber utama sebagai pedoman. Dalam berbisnis, hukum saja tidak
cukup dan harus ada etika untuk menjaga keseimbangan. Hal itu karena:
1) Hukum tidak mengatur tentang segala aspek aktivitas bisnis. Menuntut
yang berlebihan kepada anak buah dan mencerca secara tidak pantas
kepada seorang pegawai adalah tindakan yang merupakan objek dari
etika, namun hal itu bukan dari objek hukum.
2) Terkadang hukum sangat lambat berkembang terhadap suatu
objek/wilayah baru. Hal ini menimbulkan adanya kekosongan hukum
karena belum ada produk hukum yang mengaturnya.
3) Hukum menggunakan konsep-konsep moral yang tidak jelas, sehingga
hal ini tidak memungkinkan dalam berbagai kejadian dapat mengerti
hukum tanpa mempertimbangkan permasalahan yang bersifat moral.
4
1) Pasal 4, Hak Konsumen, yaitu Ayat 1: “hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang/jasa” dan ayat 3: “hak atas
informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang/jasa”. PT M tidak pernah memberi peringatan kepada konsumen
tentang adanya zat-zat berbahaya di dalam produknya. Akibatnya, kesehatan
konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi.
2) Pasal 7, Kewajiban Pelaku Usaha, yaitu pada Ayat 2: “memberikan informasi
yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa serta
memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”. PT M tidak
pernah menberi indikasi penggunaan pada produk mereka, di mana seharusnya
apabila sebuah kamar disemprot dengan pertisida, harus dibiarkan selama
setengah jam sebelum boleh dimasuki lagi.
3) Pasal 8 yaitu pada Ayat 1: “pelaku usaha dilarang memproduksi!
Memperdagangkan barang/jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan".
Pihak PT M tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk “A” tersebut
tidak memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut.
Seharusnya, produk A tersebut sudah ditarik dari peredaran agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi mereka tetap menjual walaupun sudah ada
korban dari produknya.
4) Pasal 19 yaitu pada Ayat 1: “pelaku usaha bertanggung jawab memberikan
ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi barang/jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan” dan ayat 2:
“ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang/jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
perawatan kesehatan dan pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku" serta pada Ayat 3: “pemberian
ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 hari setelah tanggal
transaksi”. Menurut pasal tersebut PT' M sebagai produsen harus memberikan
ganti rugi kepada konsumen karena telah merugikan para konsumen.
E. Pentingnya Etika Dalam Berbisnis
Penting pada Etika Bisnis
Bertens menjelaskan bahwa etika bisnis perlu dilihat dari 3 sudut pandang. Yang
pertama adalah sudut pandang ekonomi, yang berarti bisnis yang positif akan
memberikan keuntungan tanpa memberikan kerugian pada orang lain.
Selanjutnya adalah sudut pandang hukum, artinya bisnis tidak perlu melanggar aturan
hukum berlaku maupun yang telah ditetapkan. Sudut pandang yang terakhir adalah
moral, menjelaskan bahwa bisnis perlu menyesuaikan dengan standar atau ukuran
moralitas.
Di sisi lain, terdapat 5 prinsip yang bisa dijadikan sebagai acuan atau pedoman
perilaku dalam melakukan etika bisnis. Hal ini dijabarkan Sonny Keraf sebagai
berikut:
1) Kejujuran
Prinsip ini menanamkan sikap jika sesuatu yang dipikirkan merupakan sesuatu
yang dikatakan. Di sisi lain, sesuatu yang dikatakan menjadi sesuatu yang
5
akan dikerjakan. Prinsip kejujuran ini menjunjung kepatuhan terhadap
pelaksanaan komitmen dan perjanjian yang telah disepakati.
2) Otonomi
Prinsip ini berpegang teguh pada kemandirian, kebebasan, dan tanggung
jawab. Artinya, seseorang yang mandiri merupakan orang yang bisa
memutuskan serta melakukan tindakan dengan dasar kemampuan sendiri dan
apa yang telah diyakini serta terbebas dari tekanan, hasutan, maupun
ketergantungan.
3) Saling Menguntungkan
Pada prinsip ini memandatkan kesadaran bahwa dalam menjalani sebuah
bisnis membutuhkan win-win solution. Dalam kata lain, semua tindakan dan
keputusan bisnis harus diusahakan untuk mampu memberikan keuntungan
terhadap semua pihak yang terkait.
4) Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk menganggap dan memperlakukan
seluruh pihak secara adil tanpa membedakan apapun ataupun siapapun.
5) Integritas Moral
Prinsip ini merupakan prinsip teguh agar tak memberikan kerugian pada orang
lain terkait segala tindakan dan keputusan bisnis yang ditempuh. Prinsip
integritas moral juga berlandaskan pada kesadaran bahwa semua orang berhak
untuk dihormati dengan cara yang sama secara harkat maupun martabatnya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika bisnis adalah suatu tindakan dalam berbisnis yang memperhatikan dan
menggunakan aspek norma, moralitas, dan agama. Hukum bisnis adalah suatu
perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang mengatur tentang tata cara
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau keuangan yang dihubungkan
dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari
para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari
entrepreneur tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Hukum dan
etika merupakan dua hal yang berbeda sehingga akan terjadi kekacauan keseimbangan
apabila hanya menempatkan hukum atau etika saja. Hukum bisnis dan etika bisnis
memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing dalam proses membangun atau
menjalankan bisnis.
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa akuntansi, sebaiknya pelajarilah dan
mendalamilah perbedaan etika hukum dan bisnis karena sebagai calon pebisnis hal ini
sangat dibutukan dalam menjalankan bisnis agar tidak terjadi ketimpangan antara
pegawai dan juga pemimpin.
7
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Gatut. 2011. Etika Bisnis: Pendekatan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Poliyama
Widya Pustaka
Arijanto, Agus dkk. 2015. Etika Bisnis (Business Ethic). Bogor: Percetakan IPB
Hanum, Nur dkk. 2020. Etika Bisnis dan Profesi. Sidoarjo: Indomedia Pustaka