Anda di halaman 1dari 2

Analisa Porter Five Forces Indosat

 Threat of new entrance


Telekomunikasi merupakan sebuah bisnis atau usaha yang memiliki daya Tarik
yang cukup tinggi, namun bisnis tersebut sangatlah cepat dalam mengalami
perubahan dan merupakan salah satu aspek penting dalam globalisasi. Banyak
pengusaha yang tertarik untuk menjalankan bisnis telekomunikasi, karena dalam
kehidupan jaman sekarang ini, telekomunikasi merupakan kebutuhan yang mendasar
bagi seluruh orang. Seluruh informasi dapat dengan mudah diperoleh berkat
kemajuan di bidang telekomunikasi pada saat ini.
Namun, dalam pelaksanaannya, bisnis telekomunikasi bukanlah sebuah bisnis
yang dapat dengan mudah didirikan dan dijalankan. Bisnis telekomunikasi
memerlukan pembiayaan yang besar untuk dapat memulainya. Selain itu, adanya
undang-undang tentang telekomunikasi, yang mengatur bagaimana jalannya
telekomunikasi di Indonesia pada saat ini (UU no 36 tahun 1999 tentang
telekomunikasi), membuat bisnis telekomunikasi menjadi sebuah bisnis yang sulit
untuk dimasuki oleh pengusaha-pengusaha baru. Bisnis telekomunikasi memiliki
barrier to entry yang cukup kuat, sehingga sulit bagi pesaing-pesaing baru untuk
masuk ke dalam bisnis tersebut.
 Bargaining of Supplier
Bisnis telekomunikasi merupakan sebuah bisnis yang terus berkembang, pada
zaman sekarang, telekomunikasi yang ada sudah menggunakan kabel serat optic (fiber
optic) untuk menjadi media transmisi mereka. Fiber optic yang digunakan oleh bisnis
telekomunikasi di Indonesia, rata-rata sudah berasal dari produsen yang ada di dalam
negeri. Namun, bahan baku untuk membuat fiber optic tersebut masih berasal dari
luar negeri, sehingga untuk pengadaan fiber optic di Indonesia, masih bergantung
pada produsen yang ada di luar negeri.
Bagi perusahaan telekomunikasi sendiri, dengan banyaknya produsen fiber optic
yang ada, menyebabkan dengan mudahnya mereka mendapatkan pasokan, dan
dengan mudah pula untuk melakukan penawaran karena banyaknya produsen.
Namun, hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang dalam negeri,
karena bahan baku produsen masih berasal dari luar negeri.
 Bargaining of Buyer
Telekomunikasi merupakan sebuah usaha yang memiliki pelanggan yang
jumlahnya terus meningkat di setiap tahunnya. Menurut data yang kami dapatkan dari
https://teknologi.bisnis.com/read/20201109/101/1315246/pelanggan-telkomsel-
indosat-xl-nambah-145-juta-ini-risikonya, Nampak peningkatan jumlah pelanggan
sebanyak 14,5 juta orang di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat
pertumbuhan jumlah pelanggan hingga saat ini. Banyak penduduk Indonesia yang
belum terjangkau oleh beberapa operator seluler, dan juga banyak penduduk
Indonesia yang memiliki lebih dari satu gadget dengan menggunakan operator seluler
yang berbeda.
 Threat of Substitute Product
Di Indonesia sendiri, bisnis telekomunikasi sudah terdapat beberapa pemain
besar seperti telkomsel, indosat, tri, XL, Axis, Smartfren, dan banyak provider home-
internet lainnya. Hal ini menunjukkan banyaknya pilihan produk yang dapat mereka
pilih untuk memenuhi kebutuhan mereka akan media telekomunikasi.
 Rivalry Among Exisiting Competitors
Di Indonesia sudah terdapat beberapa competitor provider telekomunikasi
khususnya yang bergerak di bidang yang sama dengan Indosat, seperti XL-Axiata,
Smartfren, Telkomsel, By.U, dan beberapa operator seluler lainnya. Hal ini
menunjukan bahwa competitor Indosat di Indonesia cukuplah banyak dan mereka
memiliki pengguna setia di setiap masing-masing provider.

Anda mungkin juga menyukai