1. Visi
Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat
dan standar kelas dunia.
2. Misi
a. Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk
menjadikan ANTAM sebagai pemain global.
b. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi
tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerjaserta
lingkungan hidup.
c. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif.
d. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis
berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham.
e. Meningkatkan
kompetensi
dan
kesejahteraan
pegawai
serta
mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi.
f. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar
wilayah operasi,khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
Analisis Lingkungan Eksternal
1. Lingkungan Umum
a. Aspek politik
Pada tanggal 12 Januari 2009, Pemerintah Republik Indonesia telah
menerbitkan UU Minerba yang memuat ketentuan mengenai adanya
kewajiban untuk memasok pasar dalam negeri, pembatasan luas
kegiatan eksplorasi dan operasi produksi pertambangan, kewajiban
pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian di dalam negeri
dalam jangka waktu lima tahun atau sampai dengan tahun 2014.
Ketentuan tersebut dapat memberikan risiko berkurangnya cadangan
dan tingkat keekonomian proyek Perusahaan.
Pada tanggal 1 Februari 2010, Pemerintah Republik Indonesia telah
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (PP No. 22) dan Peraturan Pemerintah No. 23 (PP No.
23) Tahun 2010, sebagaimana diubah terakhir oleh Peraturan
Pemerintah No. 1 Tahun 2014, tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (PP No. 1).
PP No. 22 mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai batas, luas, dan
mekanisme penetapan wilayah pertambangan, tata cara penugasan
penyelidikan, penelitian dan pengelolaan data.
PP No. 1 mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai pengutamaan
mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri; tata cara
pemberian IUP, Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan Izin
Pertambangan Rakyat (IPR); pelaksanaan pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat; tata cara penyampaian laporan hasil
eksplorasi dan operasi produksi dan divestasi saham pemegang IUP dan
IUPK yang sahamnya dimiliki pemegang saham asing.
Pada tanggal 5 Juli 2010, Pemerintah Republik Indonesia telah
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (PP No. 55). Pada tanggal
b.
c.
d.
e.
proyek
pengembangan yang solid, aliansi strategis, akuisisi, serta
peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar menjual bahan
mentah dan beralih untuk lebih meningkatkan kegiatan pemrosesan.
3. Mempertahankan kekuatan keuangan perusahaan dengan memiliki
sumber pendanaan yang terdiversifikasi seperti pendanaan dari
perbankan, obligasi, mitra strategis, atau sumber pendanaan lain
serta peningkatan perolehan pendapatan untuk memastikan
kemampuan perseroan guna memenuhi kewajiban, mendanai
pertumbuhan masa depan, serta memberikan imbal hasil.
Pendatang Baru Potensial
Pendatang baru potensial dalam bisnis pertambangan adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan seperti PT
Freeport, PT Karimun Granit, PT International Nikel Indonesia, PT
3. Reputasi
Reputasi PT ANTAM tidak dapat diragukan lagi. Perusahan
pertambangan yang dapat menyaingi nama besar PT ANTAM yakni
PT Freeport Indonesia seorang.
2. Kapabilitas
Kapabilitas dari PT ANTAM terletak pada wilayah fungsional manajemennya
yang berkapabilitas menghasilkan beberapa produk pertambangan yang
secara langsung tidak merusak lingkungan sekitar karena PT ANTAM
mendukung upaya mitigasi bencana di Indonesia akibat usaha
pertambangan. Itu terlihat dari beberapa penghargaannya yang didapatkan
pada tahun 2014 tentang lingkungan.
Strategi Tingkat Bisnis
1. Produksi Sumber Daya Biji Mineral Mentah dan Milestone
Sebagian besar hasil tambang PT ANTAM adalah sumberdaya mineral
mentah membuat PT ANTAM tidak dapat mengeksport hasil tambangnya
ke luar negeri menyusul kebijakan larangan ekspor biji mineral Indonesia.
Beberapa pabrik anak perusahaan PT ANTAM (ex : CGA Tayan) menambah
komoditas olahan produksi, yakni nikel, emas, perak, batubara, dan
aluminium. Strategi ini tidak dilakukan oleh PT ANTAM sendiri, melainkan
adanya kerjasama dengan patungan kepemilikan dengan beberapa
perusahaan luar negeri.
2. Bahan Pendukung Komponen Fungsional dan Komponen Elektronik
Komoditas CGA Tayan akan dikonsumsi pasar domestik Indonesia dan bagi
kebutuhan ekspor ke Jepang serta pasar internasional lainnya. Produk CGA
yang diproduksi ICA akan diaplikasikan untuk memproduksi bahan
pendukung komponen fungsional dan komponen elektronik antara lain
refactories, abrasives, produk bangunan, integrated circuit, dan bahan
untuk LCD screen.
3. Perusahaan Investasi
Asia Pasific Nickel Pty, Ltd. (APN) merupakan entitas anak PT ANTAM yang
bergerak dalam bidang investasi yang berada di Australia dan mulai
beroperasi mulai tahun 2003.
4. Pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertanian dan pertambangan.
Beberapa entitas anak menjalan usaha tersebut seperti PT Mega Citra
Utama, PT Borneo Edo International, PT Gunung Kendalik.
Strategi Komplementer Afiliansi
1. Strategi Aliansi Vertikal
PT ANTAM yang memiliki bisnis pertambangan dan menghasilkan bahan
tambang (bijih mineral dan milestones) memiliki anak perusahaan untuk
mengelola hasil tambang tersebut lebih lanjut seperti bahan pendukung
kompenen fungsional atau komponen elektronik.
2. Strategi Aliansi Horizontal
Sejalan dengan peraturan pemerintah yang melarang ekspor biji mineral
dari Indonesia, PT ANTAM memngembangkan hasil tambang dari semula
hanya biji mineral menjadi milestones seperti emas, perak, tembaga,
aluminium, dll.