Anda di halaman 1dari 4

Profil

PT PRIMISSIMA didirikan sebagai perusahaan patungan antara Pemerintah Republik Indonesia (RI)
dengan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9
tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1969. Penyertaan Pemerintah RI berupa mesin-
mesin pemintalan dan pertenunan serta perlengkapannya yang merupakan grant dari Pemerintah
Belanda. Grant tersebut berasal dari para pengusaha tekstil Belanda yang ditujukan kepada GKBI untuk
melestarikan produksi mori berkualitas tinggi (Primissima cap “Cent”), sedangkan penyertaan dari GKBI
berupa tanah, bangunan pabrik, biaya pemasangan dan modal kerja.

Pendirian PT Primissima dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 1970 dan
direalisasikan dengan Akte Nomor 31 tanggal 22 Juni 1971 dihadapan Notaris Raden Soerojo
Wongsowidjojo, SH

Visi Perusahaan

Visi perusahaan “Menjadi produsen tekstil grey dan cambrics halus serta batik yang menjadi referensi
kualitas untuk perusahaan sejenis lainnya berlandaskan etika bisnis dan berintegritas”.

Misi Perusahaan

Sesuai dengan pokok-pokok pembinaan BUMN, misi PT Primissima sebagai perusahaan yang didirikan
oleh Pemerintah RI dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Menjadi perusahaan yang berperan aktif dalam bidang industry tekstil dan batik, dalam rangka
menunjang program pemerintah untuk menggerakan perekonomian nasional dan peningkatan
ekspor non migas.
2. Menjadi perusahaan yang mendapat kepercayaan masyarakat, pelanggan dan investor melalui
kinerja perusahaan yang baik, penuh integritas dan menjunjung tinggi etika bisnis serta ramah
lingkungan.
3. Menjadi perusahaan yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dan inovatif dengan harga
kompetitif, sehingga memperoleh laba yang berkontribusi pada pendapatan negera dan
stakeholder lainnya.

Bidang usaha

PT Primissima, sebuah Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi tekstil halus sempat berjaya pada
era 1980-an. Namun masalah modal kerja baru yang diperparah dampak Pandemi Covid-19 membuat
perusahaan ini terancam runtuh. Hanya ada segelintir karyawan berseragam kemeja putih dan celana
kain cokelat muda yang keluar masuk lobi kantor sebuah Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi
tekstil halus itu. Selain langit-langitnya yang tinggi, di kanan dan kiri lobi kantor, terpajang displai busana
batik yang sudah usang di dalam sebuah etalase kaca raksasa.

Primisima adalah kain mori super halus yang biasa digunakan untuk membuat pakaian berkualitas
tinggi. Satu goresan malam dari canting-canting mereka terserap dengan baik di atas kain itu, membuat
warna yang dihasilkan tegas dan jelas. Kain batik yang dihasilkan pun semakin mentereng dan memiliki
nilai jual tinggi.

Sampai Amerika Serikat

PT Primissima rutin memasok kain primisima kepada para pengrajin batik di Giriloyo. Ruswadi
menambahkan PT Primissima memiliki empat produk kain utama, yaitu kain primis dengan nama
Voilissima, Kereta Kencana, Gamelan Serimpi dan Berkolissima. Seiring berjalannya waktu, kejayaan PT
Primissima mulai meredup. Para pemangku kebijakan membaca dan memetakan masalah bahwa PT
Primissima memiliki dua masalah pokok penyebab macetnya roda produksi, yaitu adanya kesalahan
manajemen dan kurangnya modal kerja.

Pada 2000-an, Usmansyah selaku Direktur Utama PT Primissima masih menjabat sebagai


Komisaris. 37/2013 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada PT Primissima
sebagai solusi atas permasalahan di PT Primissima. PT Primissima didirikan sebagai perusahaan
patungan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gabungan Koperasi Batik Indonesia .

Mesin Menganggur

November 2016, Usmansyah ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Primissima. Akibatnya produksi tidak


maksimal karena pasokan bahan baku sangat minim, bahkan kala itu Primissima tak memiliki benang
sendiri untuk memproduksi kain. PT Primissima akhirnya mampu bertahan selama beberapa tahun
karena mendapat pinjaman dari dua perusahaan BUMN lainnya yang dijamin oleh Jamkrindo. Melalui
pinjaman itu, PT Primissima mendapat pinjaman skema trading dan pembiayaan dengan masing-masing
pagu Rp40 miliar dalam satu tahun.

Pada 2016 PT Primissima diuntungkan dengan kebijakan tax amnesty sehingga mampu mencapai laba
bersih Rp12 miliar per bulan. Di saat bersamaan, PT Primissima sudah meminjam uang kepada dua
perusahaan BUMN dan harus menanggung biaya bunga. Belum lagi PT Primissima masih harus
membayar biaya bunga per bulannya sebesar Rp200 juta hingga 250 juta kepada Bank Mandiri. Biaya-
biaya ini terus menggerogoti laba PT Primissima per bulannya yang sudah terhambat oleh efisiensi
mesin-mesin tua.

Oleh karena itu demi meningkatan efisiensi mesin dan produktivitas, PT Primissima membeli empat
mesin Itema Italia dan empat mesin Tsudakoma Jepang dengan kapasitas produksi 800 hingga 900
meter per hari, artinya tiga kali lipat dibanding mesin lama. Kejadian-kejadian sejak Maret 2019 bak
martir yang memukul dan menghancurkan semua usaha PT Primissima yang berusaha mengembalikan
kejayaannya. Pinjaman modal PT Primissima diblokir oleh Jamkrindo karena dianggap
wanprestasi. Direksi dan komisari sudah berusaha sekuat tenaga untuk «menghidupkan» Primissima.

Namun, saat ini PT Primissima hanya bekerja berdasar pesanan atau Work Order , atau menggarap
benang milik beberapa pihak menjadi kain. Omzet normal PT Primissima saat memiliki benang sendiri
bisa mencapai Rp11 miliar hingga Rp14 miliar.

Nasib Ratusan Karyawan

Pabrik berisi mesin-mesin yang bergerak cepat memproduksi kain-kain primisima kini hanya sebagian
yang hidup. Pabrik yang nyaring bunyi mesin itu kini hanya diisi oleh segelintir karyawan pabrik. Di
tengah pandemi, perusahaan yang sudah terseok-seok ini masih berharap bisa mempertahankan
ratusan karyawan dengan berbagai cara. Sinergi BUMN baik berupa modal kerja atau memasok kain
seragam yang tengah diusahakan juga masih sebatas rencana.

Menurut Usmansyah, yang paling dibutuhkan saat ini adalah dana talangan dari BUMN lain berupa
modal kerja dengan skema ringan dan kewajiban membayar yang panjang. Semua usaha PT Primissima
untuk menjaring modal kerja baru tak lebih dan tak kurang adalah demi mempertahankan nasib ratusan
karyawan yang telah setia bekerja di perusahaan bergengsi pada tahun 1980 an ini.

https://primissima.co.id/riwayat-singkat-perusahaan-2/

https://primissima.co.id/visi-misi-perusahaan/

https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/05/22/512/1039876/pt-primissima-bumn-sandang-
yang-melegenda-hingga-manca-itu-mungkin-bakal-tinggal-nama

Anda mungkin juga menyukai