ANALISIS DESKRIPTIF
(GKBI) dengan tujuan semula untuk memenuhi kebutuhan bahan baku batik halus
berupa kain Primissima (Mori) yang sebelumnya di impor dari RRC, India dan
Jepang.
kepada pemerintah Indonesia dalam bentuk mesin, yang nilai mesin tesebut
sedangkan harga tanah bangunan pabrik perumahan dinas dan biaya pemasanan
mesin ditanggung dari pihak GKBI yang merupakan saham Gabungan Koperasi
Batik Indonesia.
Yusuf pada tanggal 2 Februari 1972. Dengan kapasitas 9.072 mata pntal yang
terdiri dari mesin–mesin buatan Rieter Swiss dan 190 mesin tenun lengkap dengan
mesin–mesin persiapan dan Grey Finishing buatan Belgia dan Jerman. Setelah
diresmikan, pabrik mulai berproduksi dengan kapasitas 4 juta yard pertahun dan
18
19
mesin pemintalan sebanyak 22 buah atau 11.088 mata pintal dan 192 mesin tenun
merk sama.
Perluasan pabrik II dimulai dari Maret 1974 dan selesai diresmikan pada
tanggal 7 Agustus 1976 oleh Bapak Soeharto presiden RI. Perluasan tahap I ini
efisien dan pemasaran yang bagus, maka pada bulan Juli tahun 1981 PT
Bapak Ir. Hartanto. Pabrik II berkapasitas 16.128 mata pintal dan mampu
pasar batik mulai berkurang padahal kapasitas produksi sudah terkanjur besar.
Namun dibalik itu sempat terlihat bahwa pasaran eksport cukup baik hanya saja
S, sedangkan pabrik ini didesain utnuk benang bernomer Ne 50 S keatas. Hal ini
Pada awal berikutnya setelah tahun 1986 pencapaian grade ekspor sangat
rendah yaitu baru berkisar 25% tetapi karena kegiatan, tetapi karena kegigihan
20
yang dapat meningkatkan dari 25% menongkat menjadi 70% dari semua jenis
Pada tahun berikutnya setelah tahun 1992 pencapaian mutu eksport produk
pabrik I, konsumen mulai meminta produk kain deri mesin tenun tanpa shuttle.
Oleh karena itu pada bulan april tahun 1994 diputuskan diadakan renovasi dan
Produksi unit pemintalan berupa benang 100% cotton, dan hasil dari
pemintalan tersebut diproses diproses lebih lanjut pada unit pertenunan menjadi
kain grey. Untuk mensuplai industi pembatikan, sebagai kain grey diproses
bleching pada perusahaan lain (PT. Primatexco, PC.GKBI dan lain-lain) menjadi
kain mori, dengan demikian hasil produksi yang dijual PT. Primissima berupa
Telepon : (0274)868408
Website : www.primissima.co.id
Sumber: http://www.primissima.co.id
1. Visi
Menjadi produsen tekstil dan produk tekstil halus yang menjadi referensi
berintegritas.
2. Misi
Sesuai dengan visi yang telah direncanakan maka Misi perusahaan dapat
a. Melaksanakan produksi kain grey dan cambric halus serta batik dengan
kualitas tinggi, harga bersaing dan pelayanan yang baik untuk kepusasan
pelanggan.
berikut:
1. Bidang Produksi
pokok yang diperlukan guna pembuatan tekstil serta pengolah berbagai macam
tekstil, benang atau serat tersebut menjadi barang-barang tekstil jadi yang
Bidang pemberian jasa, yaitu memberikan jasa untuk industri tekstil, antara
konsultasi dan jasa teknis lainnya dalam sektor industri tekstil dan industri
sejenisnya.
3. Bidang Perdagangan
yang terkait dengan proses produksi industri tekstil baik untuk keperluan
tugas dan wewenang oleh masing bagian yang ada dalam organisasi. Gambar
1. Direktur Utama
a. Tugas
b. Wewenang
pemegang saham.
2. Kepala Sekretariat
a. Tugas
pengambilan keputusan.
telah ditetapkan.
25
b. Wewenang
sistematis.
produktivitas.
b. Wewenang
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban agar supaya berhasil lebih baik,
lebih efektif, dan lebih efisien dengan mengingat pangkat dan jabatanya.
a. Tugas
b. Wewenang
a. Tugas
pengembangan pemasaran.
b. Wewenang
a. Tugas
kebutuhan riil.
b. Wewenang
kerja dan pengembangan prosedur kerja kepada Kepala Bagian atau Kepala
ditetapkan.
a. Tugas
3) Menjual barang-barang lain seperti barang afval atau barang yang tidak
b. Wewenang
pengembangan perusahaan.
benang, kain grey (kain blacu), kain cambric. Proses produksi didukung dengan
infrastruktur berupa:
1. Mesin yang ada di Departemen Spinning, berjumlah 63 set mesin pinta, setara
2. Mesin yang ada pada Departemen weaving dengan jumlah 422 set berupa
mesin shuttle dan 104 set berupa mesin Air Jet Loom (AJT).
Hasil dari produk yang dihasilkan oleh PT Primissima antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Benang Primissima
b. Kain Shuttle
permintaan.
3.1.8 Pemasaran
PT Primissima pernah memasuki pasar luar negeri pada tahun 1986. Negara
tujuan yang di ekspor meliputi Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan beberapa
seperti di kota Pekalongan, Jakarta, Solo, dan Denpasar. Namun untuk saat ini
tidak ada ekspor langsung dikarenakan persaingan yang ketat dan kualitas, serta
harga. Untuk grey maupun cambric yang dioleh kain warna dan batik. Untuk saat
ini kain hanya dikirim ke wilayah Indonesia saja seperti Bali dan Jawa.
lain.
bauran pemasaran yang baik meliputi, kulaitas barang, promosi yang menarik dan
1. Produk (product)
Peranan produk sangat penting tidak hanya menawarkan produk atau jasa,
a. Grey (kain blacu) adalah produk yang belum melalui pemutihan dan
berkualitas rendah. Kain grey atau kain blacu yaitu kain yang masih
mentah dan belum melalui proses pemutuihan, kain grey biasanya dipakai
untuk pembuatan kain batik. Kain grey masih belum mempunyai warna,
dan warna kain grey masih natural belum melewati pewarnaan atau
pemutihan. Warna dari kain grey adalah kecoklatan, proses dari pembuatan
kain grey berasal dari kapas, dan kapas tersebut dipintal atau spinning dari
lampiran 4.
b. Cambric (kain mori) adalah kain yang sudah melalui proses pewarnaan
baik. Dan para pembatik sering memilih kain jenis ini , ada beberapa jenis
2) Cambric Prima memiliki kualitas sedang dan erupakan jenis bahan batik
yang sedikit lebih kasar dan ketebalan yang rendah. Kain jenis ini
untuk kebutuhan batik tulis atau bisa juga digunakan untuk batik cap
sanforized.
memiliki kualitas yang sama tetapi lebih tipis. Dan proses juga mealui
lampiran 5.
c. Batik adalah asal dari kain yang sudah melalui proses pemutihan lalu
dikirim kepada para pembatik. Target pasar untuk produk batik, pembatik
1) Cambric Gamelan Serimpi (PS 430 dan PS 421) merupakan jenis kain
blaching calender.
32
2) Cambric Kereta Kencana (PS 409) merupakan jenis kain ungulan yang
3) Cambric Berkolissima (PS 219, PS 217, dan PS 420) jenis produk ini
juga sering digunakan untuk pembatikan seperti batik cap atau printing
pada pakaian.
2. Harga (price)
a. Harga kain Cambric, satuan kain Cambric sudah ditentukan dengan standar
( Prima ) 70 115 cm
( Prima ) 112 cm
70 105 cm potong
88 115 cm
potong
34
MS 72 115 cm
potong
( primissima ) 93 115 cm
Sumber : PT Primissima
Keterangan Harga:
b. Harga kain Grey, untuk Grey menggunakan satuan meter. Dibawah ini
merupakan jenis kain Grey yang sering di beli oleh konsumen. Daftar harga
Sumber : PT Primissima
35
harga produk batik PT Primissima. Daftar harga dapat dilihat di Tabel 3.3
Sumber : PT Primissima
3. Distribusi (place)
oleh para konsumen karena berdekatan dengan jalan raya utama, sehingga
yaitu:
a. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung (Zero level channel)
langsung kualitas produk dan memilih jenis produk yang akan dibeli oleh
para konsumen.
36
4. Promosi (promotion)
karena dengan adanya promosi maka brand perusahaan dan juga produk-
produk yang akan pasarkan atau di tawarkan pada konsumen mudah dikenal
orang dan dengan adanya promosi penjualan ini juga diharapkan memberikan
a. Iklan (advertising)
contoh kain dengan kualitas rendah hingga kualitas paling bagus dan
e. Publikasi (publicity)
Pemasaran PT Primissima
sebagai berikut:
1. Produk (product)
produk, produk yang dijual oleh PT Primissima banyak yang serupa dengan
2. Harga (price)
kebanyakan para konsumen lebih tertarik dengan produk yang tergolong lebih
3. Distribusi (place)
Kendala yang terjadi untuk distribusi yang terjadi pada PT Primissima adalah
barang yang tertunda dikarenakan stok barang yang akan dikirim terbatas.
a. Iklan (advertising)
belum secara maksimal, dan konsumen banyak yang belum tahu tentang
e. Publikasi (publicity)
dikenal.