Anda di halaman 1dari 26

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Organisasi manajemen industri/perusahaan
a. Sejarah singkat PT Puspetindo
PT Puspetindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
Engineering dan manufaktur untuk Pressure Vessel, Tower, Heat
Exchanger dan peralatan pabrik lainnya untuk berbagai industri proses.
Kegiatan PT Puspetindo mencakup semua model bejana tekan, Tower,
Heat Exchanger, Boiler dan peralatan pabrik lainnya untuk berbagai
indutri proses sesuai kode nasional dan internasional dan spesifikasi
pelanggan lain untuk standar seperti ASME, TMA, British Standart, JIS,
API.
Konstruksi material yang digunakan nilai kualitas baja karbon,
baja tahan karat, baja paduan dan logam non-ferrous seperti monels,
titanium dan bahan lainnya. PT Puspetindo merupakan salah satu dari
sekian banyak pabrik di Gresik yang bergerak dibidang Engineering dan
Manufaktur. Industri yang didirikan pada tahun 1990 dan perusahaan
mulai beroperasi komersialnya pada tahun 1993. Hampir semua peralatan
untuk berbagai jenis proses industri dapat dibuat, mulai Design
Engineering, Manufacturing dan Testing, seperti peralatan untuk
Petrochemical Plants, Fertilizer Plants, Oil dan Gas Industries.
Pabrik lama berdiri diatas tanah sewa dari PT. Petrokimia Gresik
seluas 3,3 Ha dengan machine shop area seluas 21.291 m2, open space
area seluas 6.432 m2 yang dilengkapi dengan gantry crane 40 ton dan area
furnace, sandblasting, painting dan jalan akses seluas 5.456 m2. Lokasi
pabrik terletak dikomplek industri Petrokimia gresik, Jl. Jendral Ahmad
Yani, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Namun sekarang sewa lahan
berakhir dan workshop telah dibongkar dan pindah ke workshop 1 di jalan
Raya Sembahyat Km.16, Manyar, Gresik.

b. Lokasi industri PT Puspetindo


PT Puspetindo dibagi menjadi dua yaitu head office/kantor pusat
dan workshop 1 dimana head office/kantor pusat bertempat di Jl. Raya
Sukomulyo 18, Yosowilangun, Manyar, Gresik, Jawa Timur sedangkan
workshop 1 betempat di Jl. Raya Km 16, Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Gambar 6.1 lokasi head office/kantor pusat PT Puspetindo


( sumber : google maps )

Gambar 6.2 lokasi workshop 1 PT Puspetindo

( sumber : google maps)


c. Visi dan Misi perusahaan
1) Visi perusahaan
“Terkemuka dalam kualitas di pasar global”
2) Misi perusahaan
a) Terbaik dalam manajemen.
b) Unggul dalam teknologi.
c) Andal dalam sumber daya manusia.

d. Tujuan perusahaan
1) mendukung kemandirian dan kemajuan industri nasional.
2) memberikan produk dan layanan berkualitas kepada pemesanan
dalam rangka menciptakan nilai yang prima.
3) menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
4) menciptakan kesejahteraan, peningkatan kualitas dan kepuasan kerja
karyawan.

e. Struktur perusahaan
Struktur organisasi terdiri dari sekumpulan orang yang bekerja
sama dalam mencapai tujuan yang sama. Oleh karena itu, dalam setiap
organisasi struktur formal merupakan alat yang penting bagi pihak
manajemen dalam menciptakan hubungan kerja yang baik dalam
perusahaan. Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan
hubungan wewenang dan tanggung jawab yang dipakai oleh tiap-tiap
anggota organisasi. Struktur organisasi menunjukkan tugas pekerjaan
untuk mencapai tujuan organisasi serta hubungan antara fungsi-fungsi
tersebut, wewenang dan tanggung jawab organisasi.
Perusahaan akan berjalan dengan lancar apabila dilakukan
pengorganisasian yang baik dalam mengelola perusahaannya,
sehingga dapat ditentukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab
dari masing-masing bagian dan seluruh tenaga kerja akan bekerja dengan
harmonis dan efisien di PT Puspetindo.

Gambar 7.1 struktur perusahaan PT Puspetindo

( sumber : data praktik industri 2019)

1) President director : Agung Immanuel D.P.


2) Corp secretary legasl & risk (Departement) : Mita Diana S.
3) Finance & human resources(Director) : Andry Hindratno
A. Marketing & Business Dev (Division) : Gaguk Sulistyo Y.
a. Marketing (Group) : Gaguk Sulistyo Y.
b. Research & Development (Group) : Rima Prihastini
B. Finance & HR (Division) : Eddy Suhartono
a. Finance (Departement) : Eddy Suhartono
b. HR & IT (Aidil Putra) : Aidil Putra
4) Operation (Direction) : Muhammad Fauzi
A. Operation (Division) : M. Miftah
a. Engineering (Departement) : Chandra Irawan
b. QA & QC (Departement) : Farid M.Z.
c. Produksi (Departement) : M. kanapi
B. Service (Division) : Taryono
a. Management Service (Group) : Taryono
b. Project Management (Group) : Subendi
2. Keselamatan Kerja (K3) Pada PT. PUSPETINDO
a. Penerapan K3 di PT Puspetindo
Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak harus dilakukan dalam
perusahaan sebagai usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang
diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta benda
perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya-bahaya lainnya.
Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihilnya kecelakaan yang
disertai dengan produktivitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan
dapat dicapai secara optimal.
Penerapan K3 di PT Puspetindo sebagai usaha penjabaran Undang-
Undang No.1 tahun 1970 dari peraturan K3 lainnya dalam melakukan
perlindungan terhadap aset perusahaan baik sumber daya manusia dan
faktor produksi lainnya. K3 sudah terintegrasi didalam semua fungsi
perusahaan baik fungsi perencanaan, produksi dan pemasaran serta
fungsi-gungsi lainnya yang ada dalam perusahaan. Tanggung jawab
pelaksana K3 di perusahaan merupakan kewajiban seluruh karyawan
maupun semua orang yang bekerja atau berada di lingkungan PT
Puspetindo.
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan
K3 yang diambil oleh pimpinan perusahaan yaitu komitmen manajemen,
kepemimpinan yang tegas, organisasi K3 dalam struktur organisasi
perusahaan, sarana dan prasarana yang memadai, integritas K3 pada
semua fungsi perusahaan dan dukungan semua karyawan dalam K3.
Pada proses penerapan K3 itu sendiri, perusahaan menggunakan
filosofi dasar pelaksanaan K3 sebagai berikut :
1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkna perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan pekerjaan dalam meningkatkan
produksi dan produktivitas.
2) Setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu jaminan
keselamatan.
3) Setiap sumber-sumber produksi yang digunakan secara efisien dan
efektif.
4) Pengurus atau pimpinan perusahaan diwajibkan memenuhi dan
mematuhi semua syarat-syarat dan ketentuan K3 yang berlaku pada
perusahaan dan tempat kerja yang dijalankan.
5) Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati
semua persyaratan K3.
6) Tercapainya kecelakaan nihil.
Sebagai dasar usaha pelaksanaan K3 dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan yaitu nihil kecelakaan adalah dengan adanya teori sebab
terjadinya kecelakaan yang menyebutkan bahwa :
1) 88% kesalahan manusia (unsafe action) yang disebabkan kurangnya
pengetahuan, kelalaian, dan sikap meremehkan atau ketidaktahuan,
memakai jalan pintas serta tidak mematuhi peraturan.
2) 10% kondisi tidak aman (unsafe condition) yang disebabkan
peralatan pelindung tidak memenuhi syarat, peralatan yang rusak,
bising, terlalu sesak, ventilasi dan penerangan yang kurang, house
keeping yang kurang, pemaparan radiasi dan sebagainya.
3) 2% lain-lainnya (force majeure), misalkan gempa bumi dan peristiwa
yang lain.

b. Sasaran pelasanaan K3 di PT Puspetindo


Adapun sasaran pelaksanaan K3 di PT Puspetindo yaitu :
1) Memenuhi UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2) Memenuhi Permenaker No.5 tahun 1996 tentang SMK3.
3) Mencapai nihil kecelakaan.
c. Batasan dan sasaran keselamatan kerja
Batasan yang ada dalam usaha keselamatan kerja yaitu :
1) Safety (Keselamatan Kerja)
Safety (keselamatan kerja) meliputi 2 konteks yaitu konteks
perorangan dan konteks perusahaan, dalam konteks perorangan
merupakan upaya meminimalisasi kontak antara manusia dengan
sumber bahaya terutama sebagai pencegahan orang terhadap bahaya
yang dapat mengakibatkan penderitaan fisik. Sedangkan dalam
konteks perusahaan merupakan kebebasan perusahaan dari bahaya
yang dapat merugikan perusahaan baik dari segi keselamatan,
kesehatan, keamanan, dan pencemaran lingkungan.
2) Insiden
Suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaan.
3) Kecelakaan
Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak
direncanakan, dapat terjadi kapanpun, dalam rangkaian peristiwa
yang terjadi karena berbagai sebab yang dapat merugikan fisik (luka
atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya asset milik perusahaan.
4) Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia
meninggalkan tempat tinggalnya menuju tempat kerja selama jam
kerja dan jam istirahat maupun kembalinya ia dari tempat kerjanya
menuju ke rumah.
Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai
berikut.
1) Kemanusiaan
Berupa usaha untuk mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga
kerja dengan demikian terwujudnya kenyamanan, gairah kerja dan
kesejahteraan karyawan.
2) Ekonomi
Berupaya menghindarkan kerugian bagi perusahaan dan kegiatan
produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3) Sosial
Berusaha menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan
masyarakat perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang timbul
akibat dari kegiatan perusahaan.
4) Hukum
Berusaha melaksanakan perundang-undangan yang berlaku dan
ditetapkan oleh perusahaan.

d. Implementasi K3 di tempat kerja


1) Implementasi K3 pada program pencegahan kecelakaan tahap
operasi adalah sebagai berikut :
a) Keselamatan peralatan proses
Implementasi K3 pada keselamatan peralatan proses meliputi :
(1) Program Pemeliharaan atau maintenance yang meliputi
:Preventive, Breakdown dan Turn Around, oleh Departemen
Pemeliharaan masing-masing unit pabrik.
(2) Program Inspeksi dengan melaksanakan predictive
maintenance, oleh Biro Inspeksi Teknik.
(3) Review Hazops untuk peralatan atau sistem yang
dimodifikasi.
(4) Program evaluasi proses.
(5) Pengendalian teknis, administrative dan penyediaan alat
pelindung diri.
b) Penerapan manajemen operasi
Untuk mengukur kemungkinan dan dampak terhadap
pencapaian target perusahaan dilakukan pengendalian terhadap:
(1) Ketidakhandalan peralatan pabrik, yang disebabkan karena
kerusakan peralatan atau penurunan kinerja peralatan.
(2) Kesalahan operasi yang disebabkan karena kesalahan
manusia (human error), salah prosedur atau instruksi kerja
yang dapat mengakibatkan kecelakaan, peledakan,
kebocoran dan kebakaran.
(3) Tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi, karena adanya
kesalahan pada saat operasi sehingga berdampak pada
lingkungan hidup dan tuntutan masyarakat yang dapat
meningkatkan social cost dan rendahnya good will terhadap
perusahaan.
c) Pelaksanaan pengawasan K3 secara ketat.
Kegiatan ini dilaksankan oleh :
(1) Pimpinan unit kerja, yaitu setiap pimpinan unit kerja
bertanggung jawab atas K3 di unit kerjanya, meningkatkan
pre contact control atau pengawasan sebelum pekerjaan,
contact control atau pengawasan saat pelaksanaan, past
contactcontrol atau pengawasan saat selesai pekerjaan dan
membentuk Tim JSA.
(2) Pengawasan safety inspector, yaitu menjalankan fungsi
pengawasan, Pembina, advisor & fasilitator di bidang K3,
yaitu melakukan control proaktif danreaktif, meningkatkan
pengawasan terhadap pemenuhan ketentuan K3 terhadap
semua pekerjaan dan setiap di tempat kerja termasuk
pengawasan pelaksanaan safety permit, menjadi Tim JSA
dan meningkatkan pengawasan dan mengukur area
explosive gas.
d) Implementasi pengendalian dengan safety permit.
Safety permit diterapkan pada saat melakukan pekerjaan
pada unit instalasi yangberbahaya dan pekerjaan yang
berbahaya, pelaksanaannya sebagai berikut :
(1) Telah diintregasikan di setiap unit kerja.
(2) Pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas keselamatan
proses, hal ini merupakan implementasi komitmen
manajemen di bidang K3.
(3) Pimpinan pelaksana bertanggung jawab terhadap
keselamatan pelaksanaan pekerjaan.
(4) Safety Inspector bertanggung jawab terhadap pengukuran
gas berbahaya danmemberikan rekomendasi apabila
dipandang perlu.
e) Pelaksanaan safety sign, safety tag dan lock out system.
Safety sign sebagai tanda peringatan terhadap risiko bahaya,
seperti kondisitempat kerja yang tidak aman. Safety tag sebagai
kartu tanda peringatan atau larangan bagi yang tidak
berkepentingan atau bertanggung jawab terhadap pekerjaan-
pekerjaan yang terkait dengan penggantian sistem perpipaan dan
atau berhubungan dengan pekerjaan listrik dan berpotensi
bahaya tinggi. Lock out system sebagai upaya peringatan atau
larangan mengubah dan atau mengoperasikan suatau peralatan
yang sedang dilakukan perbaikan selain yang bertanggung
jawab, sehingga aktifitas perbaikan tersebut dapat dijamin
keselamatan kerjanya.
f) Pelaksanaan Safety Talk, Safety Patrol dan Housekeeping.
Safety talk merupakan pesan K3 yang diberikan secara
singkat sebelum pekerjaan. Safety patrol dilakukan secara rutin
mingguan di unit kerja dengan tim pelaksanaSub P2K3 unit kerja
setempat dan Safety Representative, obyek pengawasannya
adalah unsafe condition, unsafe action dan housekeeping.
Housekeeping dilakukan secara rutin dengan melakukan
pembagian zona disesuaikan dengan area kerja per unit kegiatan,
didalamnya diterapkan prinsip-prinsip 5R dan pengawasannya
oleh Pimpinan unit kerja.
g) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia selalu ditingkatkan
sebagai upaya untuk menunjang pengendalian bahaya kerja pada
tahap operasi, upaya yang dilakukan:
(1) Perbaikan atau penyempurnaan quality plan, instruksi kerja
dan prosedur kerja.
(2) Meningkatkan kompetensi operator melalui program
pelatihan secara terpadu melalui in house training, on the
job training maupun off the job training.
(3) Meningkatkan pengawasan dan disiplin kerja.
(4) Memberlakukan sistem reward dan punishment dibidang
K3.
(5) Meningkatkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan antar unit
secara teratur.
(6) Peningkatan kesehatan kerja karyawan dengan upaya
preventif, yaitu pemerikasaan kesehatan berkala,
memberikan gizi kerja, mengadakan fasilitas dan
melaksanakan olahraga dan pemberian suplemen pada saat
pekerjaan crash program dan shutdown. Upaya promotif,
yaitu mengadakan sosialisasi program kesehatan kerja.
Upaya kuratif, yaitu memberikan pengobatan bagi
karyawan yang sakit.
h) Pemasangan safety poster.
Safety poster dipasang sesuai dengan bahaya kerja di area
kerja sengan warnadasar yang digunakan. Warna biru seperti
pada gambar 3.4 menunjukkan ketentuan pada gambar wajib
untuk dilaksanakan di area yang bersangkutan, warna hijau
seperti pada gambar 3.4 merupakan tanda penunjuk pelaksanaan,
warna kuning seperti pada gambar 3.4 merupakan tanda
peringatan yang mungkin terjadi pada area yang terpasang safety
poster ini, sedangkan untuk warna merah seperti pada gambar
3.4 merupakan tanda larangan yang tidak boleh dikerjakan oleh
setiap orang yang berada di area yang bersangkutan.

Gambar 7.2Safety Poster


(Sumber :www.google.com)

2) Implementasi K3 pada tahap penanganan insiden pasca insiden


adalah sebagai berikut:
a) Penanganan Insiden (accident)
Dalam menangani insiden yang mungkin terjadi, K3 telah
menerapkan hal-hal sebagai berikut :
(1) Setiap karyawan atau orang lain di tempat kerja yang
mengetahui adanya kecelakaan wajib melakukan
penanganan.
(2) Ditetapkan prosedur penanganan kecelakaan kerja.
(3) Setiap karyawan dilatih P3K, Penanggulangan Kebakaran
dan Penggunaan Self Contain Breathing Apparatus.
(4) Setiap kejadian kecelakaan segera dilaporkan dalam waktu
1x24 jam di internal perusahaan dan 2x24 jam ke Disnaker
sesuai peraturan perundangan.
(5) Dilakukan investigasi kecelakaan.
b) Penaggulangan keadaan darurat pabrik.
Untuk menaggulangi keadaan darurat pabrik, pihak K3 telah
melakukan banyak hal, diantaranya :
(1) Menetapkan Prosedur Keadaan Darurat Pabrik (PKDP) /
Sistem Tanggap Darurat Lokal (STDL).
(2) Mensosialisasikan melalui safety training.
(3) Simulas atau uji coba prosedur PKDP atau STDL di masing-
masing pabrik melibatkan Tim Organisasi PKDP dan
seluruh jajaran serta sumber daya perusahaan.
(4) Sebagai pemenuhan terhadap sertifikasi ISO-14000 dan
Sistem Manajemen K3 Permen Naker No.05/Men/1995.
(5) Bagi unit kerja berpotensi bahaya tinggi disiapkan peralatan
keadaan darurat secara memadai.
c) Penerapan Investigasi Kecelakaan
Penerapan investigasi kecelakaan dilakukan sebagai upaya
mencegah kejadian yang sama di unit kerja tempat kejadian
maupun unit kerja lainnya, untuk menunjang kegiatan ini
dibentuk tim investigasi yang terdiri dari pimpinan unit kerja,
pelaksana pekerja, K3 dan unit kerja terkait lainnya. Pada
penerapannya setiap unit kerja terkait harus segera melakukan
tindak lanjut rekomendasi. Setelah proses investigasi dilakukan
perbaikan atau rehabilitasi.
3. Budaya Perusahaan

Gambar 8.1 budaya 5R


( sumber : data praktik industri 2019)

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan


tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib,
maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan demikian
4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas, dan
keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
a. Ringkas
Prinsip ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan
dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui
benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta
bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat
berguna bagi sebuah perusahaan. Langkah melakukan ringkas:
1) Cek-barang yang berada di area masing-masing.
2) Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak
digunakan.
3) Beri label warna merah untuk barang yang tidak digunakan
4) Pindahkan barangbarang yang berlabel merah ke tempat yang telah
ditentukan.
b. Rapi
Prinsip rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya.
Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang
dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah.
Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana benda-
benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh
barang tersebut. Langkah melakukan rapi:
1) Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga
mudah didapatkan saat dibutuhkan
2) Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah
dirancang dan disediakan
3) Beri label/identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun
pengembalian ke tempat semula.
c. Resik
Prinsip resik adalah membersihkan tempat / lingkungan kerja, mesin /
peralatan dan barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran.
Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang dari
CEO hingga pada tingkat office boy. Langkah melakukan resik:
1) Penyediaan sarana kebersihan,
2) Pembersihan tempat kerja,
3) Peremajaan tempat kerja, dan
4) Pelestarian Resik.
d. Rawat
Prinsip rawat adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada
3R sebelumnya dengan membakukannya (standardisasi). Langkah
melakukan rawat:
1) Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan
2) Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja

e. Rajin

Prinsip rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk


menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Prinsip rajin di
tempat kerja adalah “Lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan
melakukan apa yang tidak boleh dilakukan” Langkah melakukan rajin:
1) Target bersama,
2) Teladan atasan
3) Hubungan/komunikasi di lingkungan kerja
4) Kesempatan belajar

4. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan PI


Selama pelaksaan PI kami diberikan kebebasan dalam menambah ilmu serta
wawasan kami dalam dunia Industri, selama satu bulan kami melakukan
beberapa kegiatan diantara lain:
a. Minggu 1
1) Tanggal 1 – Tanggal 2
Pada tanggal 1 sampai tanggal 2 saya dijelaskan bagaimana
mengenai PT Puspetindo dan juga seberapa pentingnya K3 didunia
industri yang dijelaskan langsung oleh kepala divisi K3 PT
Puspetindo, selanjutnya kami diarahkan pada devisi marketing
dimana saat kami di divisi marketing kami dijelaskan tugas-tugas
marketing dan juga dijelaskan bagaimana alur pemesenan sebuah
equipment, apa saja prosedur seorang client jika mau memesan
sebuah equipment.

Gambar 8.2 penjelasan pentingnya K3


(sumber : data praktik industri 2019)
2) Tanggal 3 – Tanggal 5
Tanggal 3 sampai tanggal 5 saya berada dibagian engineering,
dibagian ini kami belajar tentang bagaimana cara membuat desain
dan ukuran sebuah equipment yang mudah di mengerti oleh pihak
lapangan yang bertugas menyelesaikan sebuah equipment dengan
menggunakan aplikasi inventor, kami juga diajari tentang bagaimana
menggunakan sebuah bahan yang sesuai dengan standart ASME.

Gambar 8.3 pembuatan desain


(sumber : data praktik industri 2019)

b. Minggu 2
1) Tanggal 8 – Tanggal 9
Di tanggal ini saya diarahkan pembimbing lapangan untuk ke
divisi QC (quality control) & QA (quality accurant) dimana di divisi
ini saya belajar tentang bagaimana cara menentukan bahan apa yang
cocok untuk sebuah equiment, saya juga belajar tentang cara
menentukan jenis cat sebuah benda melalui keadaan suhu atau
lembabnya tempat yang akan ditempati bahan tersebut, dan juga saya
belajar tentang campuran cat apa saja yang cocok jika benda tersebut
diletakkan pada tempat yang banyak zat kimianya agar cat tersebut
tidak cepat pudar.

2) Tanggal 10
Saya mendapat sebuah tugas dari pembimbing lapangan untuk
membuat sebuah kesimpulan dan dipresentasikan dari hasil magang
saya selama 1 minggu di PT Puspetindo. Selesai presentasi
pembimbing lapangan memberikan wawasan tentang cara
pengambilan data dengan wawancara kepada operator produksi yang
berkaitan dengan equipment yang diteliti. Pembimbing lapangan
juga menambahi presentasi kami jika ada yang salah atau kurang
benar.

Gambar 8.4 presentasi hasil PI


(sumber : data praktik industri 2019)
3) Tanggal 11 – Tanggal 12
Ditanggal ini pembimbing lapangan mengarahkan saya untuk
kebagian divisi service, disini saya belajar tentang bahan-bahan apa
saja yang diperlukan sebelum melakukan perakitan sebuah
equipment, di divisi service ini juga bertugas sebagai mengontrol
semua keperluan barang-barang seperti kawat las/elektroda, tang,
kabel dan juga keperluan lainnya. Jika ada seorang client memesan
sebuah equipment tetapi bahan yang diperlukan equipment tersebut
tidak tersedia di Indonesia maka disini tugas divisi service untuk
mengatur atau menawarkan ke pihak client agar memakai bahan yang
berbeda tetapi kualitasnya tidak beda jauh.
Gambar 8.5 pembelajaran di devisi service
(sumber : data praktik industri 2019)
c. Minggu 3
1) Tanggal 15
Mulai minggu ke 3 ini saya sudah berada di workshop dan
tepatnya pada tanggal 15 saya diajak pembimbing lapangan untuk
menemui kepala workhsop dan juga dikenalkan secara urut kepada
kepala bagian bagian yang ada di workshop. Selanjutnya saya dikasih
materi tentang apa saja yang dikerjakan di workhsop dan juga di
kasih materi tentang pentingnya K3 didunia industri, selanjutnya
penyerahan APD kepada mahasiswa agar memenuhi syarat K3 di PT
Puspetindo.

Gambar 8.6 pengenalan dengan kepala devisi


(sumber : data praktik industri 2019)
2) Tanggal 16 – Tanggal 17
Pada tanggal 16-17 ini saya di arahkan oleh pembimbing
lapangan untuk mengamati tentang mesin rolling, bagaimana cara
kerja mesin rolling, berapa lama untuk menyelesaikan 1 equipment,
bahan apa saja yang biasanya di rolling dan juga apa saja kendala saat
proses rolling berjalan. Karyawan PT Puspetindo juga memberi
penjelasan singkat mengenai perawatan yang benar untuk mesin
rolling.

Gambar 8.7 pembelajaran tentang mesin roll


(sumber : data praktik industri 2019)
3) Tanggal 18 – Tanggal 19
Selanjutnya saya di arahkan lagi oleh pembimbing lapangan
untuk kebagian welding. Disini saya dikasih banyak wawasan
tentang welding terutama tentang K3 welding harus benar-benar di
patuhi karena kecelakaan pada welding dapat berakibat sangat fatal.
Karyawan PT Puspetindo juga sedikit membagikan ilmu tentang
teknik pengelasan, berapa suhu yang di gunakan saat pengelasan agar
tidak terjadi lubang pada bahan yang akan di las. Saya juga di berikan
waktu untuk mencoba las yang di bimbing langsung oleh karyawan
PT Pupetindo.
Gambar 8.8 pembelajaran tentang pengelasan
(sumber : data praktik industri 2019)
d. Minggu 4
1) Tanggal 22 – Tanggal 23
Di tanggal ini saya di arahkan oleh dosen pembimbing untuk
kebagian maintenance kebetulan saat itu di bagian maintenance ada
proses perawatan mesin rolling, disitu saya dikasih tau apa saja yang
dilakukan untuk merawat mesin rolling ini agar tetap bisa berfungsi
dengan baik meskipun umurnya sudah tua, salah satunya dengan cara
rajin membersihkan karat pada sela-sela mesin rolling, karena karat
yang ada pada sela-sela dapat mengganggu proses rolling dan juga
hasil rolling bisa jadi tidak lurus atau melenceng dari desain.

Gambar 8.9 pengenalan tentang maintenance


(sumber : data praktik industri 2019)
2) Tanggal 24 – Tanggal 26
Pada tanggal ini saya di arahkan untuk kebagian maintenance,
dibagian maintenance saya diperbolehkan membantu saat proses
perawatan mesin turning roll sedang melakukan proses inspeksi part-
part yang memerlukan perawatan berkala seperti, pengecekan
bearing apakah masih dalam kondisi layak, pengecekan bantalan
karet yang berfungsi menumpu beban dari vessel,dan yang terakhir
penambahan volume grease yang berfungsi sebagai pelumas roda
gigi mesin turning roll

Gambar 8.10 pengenalan tentang sandblasting


(sumber : data pratik industri 2019)

e. Minggu 5
1) Tanggal 29 – Tanggal 30
Selanjutnya saya di arahkan untuk ke bagian painting, dibagian
ini wajib menggunakan masker agar tidak mengganggu pernafasan.
Karyawan PT Puspetindo memberikan sedikit wawasan mengenai
painting salah satunya apa campuran cat yang cocok agar cat tidak
mudah pudar jika benda tersebut diletakkan pada area yang banyak
zat kimianya dan juga bagaimana teknik painting yang benar agar
tidak membuang cat terlau banyak.

2) Tanggal 31
Minggu terakhir ini saya mendiskusikan dan juga bertanya apa
yang tidak saya mengerti tentang sandblasting pada pembimbing PI
dan juga saya berpamitan kepada semua karyawan PT Puspetindo
beserta tiap-tiap kepala devisi yang sudah memberikan banyak ilmu
tentang perindustrian.

Gambar 8.11 foto bersama kepala devisi


(sumber : data praktik industri 2019)

5. Faktor pedukung dan penghambat


a. Faktor Pendukung
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mendukung penulisan laporan PI
:
1) Proses permintaan data-data penting yang diperlukan tidak dipersulit.
2) Kepribadian para karyawan yang sangat ramah sehingga dapat
menambah wawasan saya.
3) Pembimbing lapangan yang sangat baik dan tidak pelit ilmu sangat
membantu saya dalam menyelesaikan PI.
b. Faktor Penghambat
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menghambat penulisan laporan
PI :
1) Dibatasi untuk mengambil dokumentasi seperti pemotretan
menggunakan kamera karena terkait rahasia perusahaan.
2) Data yang tersedia kurang lengkap dan spesifik.
3) Lambatnya keputusan pemilihan metode sehingga pengambilan data
menjadi sedikit terlambat.

B. Pembahasan
Turning roll adalah alat yang terdiri dari bantalan karet yang digerakkan oleh
motor listrik berfungsi untuk memutar benda yang berbentuk silinder hingga 360
derajat, hal ini tentu mempermudah proses pengerjaan terutama pada waktu proses
pengelasan shell dengan head yang memerlukan beberapa kali tahap pengelasan
untuk mendapatkan hasil sesuai dengan standar pengelasan vessel.

Gambar 3. Komponen Turning Roll


(sumber : data praktik industri 2019)
1. Analisa komponen yang sering terjadi kerusakan
Tujuan dari analisis komponen ini adalah untuk memastikan kelayakan part
apakah harus dilakukan penggantian atau cukup dilakukan penyetelan ulang.
beberapa part yang mengalami kerusakan akan dilakukan inspeksi lanjutan
untuk mengetahui penyebab kerusakan part tersebut apakah rusak
disebabkan umur pemakaian atau kesalahan operator dalam prosedur
penggunaan. Setelah dilakukan analisa di lapangan terdapat beberapa
kerusakan part yang disebabkan kesalahan prosedur penggunaan turning roll
yang berakibat rusaknya bantalan karet penopang shel, bearing motor
penggerak aus yang menimbulkan suara abnormal ketika sedang beroperasi,
dan poros penopang bantalan mengalami kebengkokan yang diakibatkan
beban yang melebihi kapasitas.
2. Mempersiapkan alat dan part pengganti
Dalam mempersiapkan alat dan part pengganti, mekanik yang bertugas
diwajibkan untuk mengetahui prosedur penggantian part yang akan diganti
dan wajib melakukan pemeriksaan ulang part yang diganti sebelum
digunakan kembali. Berikut ini adalah alat dan part yang harus dipersiapkan
pada proses maintenance :
- Kunci kombinasi 32 mm
- Kunci kombinasi 24 mm
- Kunci kombinasi 17 mm
- Obeng kombinasi +
- Obeng kombinasi –
- Bearing puller 1 set
- WD 40 penetrant rust
- Lithium grease
- Bearing SKF 6005 4 unit
- Bantalan karet pengganti 10 m
3.

Anda mungkin juga menyukai