Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mutlak harus dilaksanakan didalam


suatu perusahaan, sebagai usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang
diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan dan
kerusakan lingkungan serta bahaya - bahaya lainnnya. Penerapan K3 di PT.
PETROKIMIA GRESIK sebagai usaha penjabaran Undang–undang No. 1 Tahun 1970
dan peraturan K3 lainnya dalam melakukan perlindungan terhadap semua aset
perusahaan baik semua sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. K3 sudah
terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan, baik fungsi perencanaan, produksi dan
pemasaran serta fungsi lainnya yang ada didalam perusahaan. Tanggung jawab
pelaksanaan K3 di perusahaan merupakan kewajiban seluruh karyawan maupun semua
orang yang bekerja/berada di lingkungan PT. Petrokimia Gresik.
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kewajiban pengelolaan K3 yang diambil
oleh pimpinan perusahaan yang diantaranya adalah :
a. Komitmen Top Perusahaan.

b. Kepemimpinan yang tegas.

c. Organisasi K3 didalam struktur organisasi perusahaan.

d. Sarana dan prasarana yang memadai.

e. Integrasi K3 pada semua fungsi perusahaan.

f. Dukungan semua karyawan dalam K3.


Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihil kecelakaan yang disertai dengan
danya produktifitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara
optimal. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan, dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan, dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang,
dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya, dan orang lain.
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik,
sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun
pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk
mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang
memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.
2.2 Definisi Perlindungan Diri (K3)
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan
banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan
datang. 3
2.3 Tujuan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Menghindari hal-hal atau kondisi yang kita tidak inginkan dan menggapai
tujuan yang ingin di capai berupa hasil kerja yang maksimal. Tujuan utama K3 umtuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja terhadap para pekerja agar tidak mengalami
cedera.
Keselamatan Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3
berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara
lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dasar Pelaksanaan K3


3.1.1 Masa Konstruksi (Tahun 1976-1972)
Dasar hukum : Veiligheids Reglement Tahun 1910.
Misi : Menerapkan system kerja aman.
Tujuan : Memenuhi standard quality performance.
Pada masa konstruksi kontrol terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan Inspeksi
Tehnik terhadap sikap karyawan, mutu bahan terhadap pekerjaannya agar senantiasa
bersikap aman.
3.1.2 Masa Produksi (Tahun 1972 sampai sekarang)
Dasar Hukum : 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
2. Perundangan dibidang K3
Misi : 1. Integritas K3 didalam semua fungsi atau bidang kegiatan
didalam perusahaan.
2. Menerapkan standard operating procedur di segala bidang
kegiatan perusahaan.
Tujuan : Mencapai tujuan perusahaan dan mengembangkan usaha
disertai nihil kecelakaan.
Dalam perencanaannya dilandasi dengan Comitment dari Top Management dalam
bentuk “kebijakan K3” (Safety Policy) dimana K3 merupakan tanggung jawab seluruh
karyawan dan wajib dilaksanakan.
3.1.3 Konsep dasar terjadinya kecelakaan
Sebagai dasar usaha pelaksanaan K3 dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yang
disertai dengan nihil kecelakaan, adalah adanya teori sebab terjadinya kecelakaan yang
meenyebutkan bahwa :
a. 88% Kesalahan Manusia (Human Error). 5
b. 10% Kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition).
c. 2% Lain-lain (Force Majeur/Suatu kejadian-kajaadian diluar jangkauan manusia).
3.2 Sebab Kecelakaan
3.2.1 Kesalahan Manusia
a. Kurangnya pengetahuan.
b. Kelalaian dan sikap meremehkan.
c. Kekurangmampuan atau ketidakpuasan.
d. Kekurangan peralatan dan sarana.
e. Bekerja tanpa diberi wewenang.
f. Memakai jalan pintas.
g. Tidak mematuhi peraturan.
3.2.2 Kondisi yang tidak aman
a. Peralatan pelindung yang tidak memenuhi.
b. Bahan peralatan yang rusak atau cacat.
c. Bising.
d. Terlalu sesak.
e. Ventilasi dan penerangan yang kurang.
f. House keeping jelek.
g. Tidak mematuhi peraturan.
h. Paparan radiasi.
i. Dan lain sebagainya.
3.2.3 Lain-lain
a. Gempa bumi

b. Dan peristiwa lainnya


3.3 Kerugian Akibat Kecelakaan
3.3.1 Human Aspect (aspek kemanusiaan)
a. Ketegangan jiwa.

b. Sakit.

c. Kehilangan upah.

d. Mengadakan pengeluaran extra.

e. Menjadi cacat tetap, tidak mampu bekerja.

f. Meninggal dunia.

g. Efek keluarga dan sanak saudara.

h. Membawa efek kesuasana kerja karyawan yang merasa tidak aman.

3.3.2 Financial Aspect (Aspek keuangan)


a. Kehilangan pekerja ahli dan berpengalaman.

b. Kerugian akibat produksi.

c. Kehilangan profit.

d. Pengeluaran untuk menggantikan pekerja yang meninggal/cacat dengan rekruitmen,


training dan lain sebagainya.

e. Menaikkan premi asuransi.

f. Klaim asuransi dari pihak ketiga bila dampaknya sampai keluar perusahaan.

3.4 Batasan Dan Sasaran Keselamatan Kerja


3.4.1 Batasan
a. Safety (keselamatan kerja) konteks perseorangan :
Sebagai minimasi kontak antara manusia dan bahaya dan terutama dihubungkan
dengan pencegahan orang terhadap bahaya yang dapat mengakibatkan penderitaan
fisik.
b. Safety (keselamatan kerja) :
7
Kebebasan perusahaan dari bahaya yang dapat merugikan perusahaan baik dari segi
keselamatan, kesehatan, keamanan, dan pencemaran lingkungan.
c. Insiden :

Suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaan.


d. Kecelakaan :

Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan yang dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja, dalam rangka peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab
yang mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya
harta milik perusahaan, hampir terjadinya gangguan usaha atau kombinasi dari efek
tersebut.
e. Kecelakaan kerja :

Kecelakaan yang dialami oleh seseorang karyawan semenjak ia meninggalkan rumah


kediamannya ketempat kerja, selama jam kerja dan jam istirahat maupun sekembalinya
dari tempat kerja menuju rumah kediamannya dengan melalui jalan yang biasa
ditempuh.
3.4.2 Sasaran Keselamatan Kerja
Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Kemanusiaan :

Berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja dengan demikian


mencegah terwujudnya keamanan.
b. Ekonomi :

Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari kegiatan produksi


untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas. 8
c. Sosial :

Berupaya menciptakan kesejahteran social dan memberikan perlindungan bagi


masyarakat terhadap bahaya - bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.
d. Hukum :

Berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah


diperusahaan. 9
Bagan Alur pelaksanaan dan tanggung jawab K-3
DIREKSI
Kebijakan K-3 di perusahaan
KAKOMP/KASAT/SEKPE KARU /
R/ PELAKSANA
KADEP/KARO/KABID Bertanggung
Bertanggung jawab : jawab :
Penerapan Penerapan K-3
Menciptakan kultur K-3 di unit kerja
Pengawasan K-3 Ketaatan
pelaksana K-3
DEP/BIRO/
PENGELOLA BADAN K-3
Riksa dan KK Bertanggung
Hiperkes jawab :
Lingkungan Penerapan K-3
Keamanan di unit kerja
Ketaatan
Bertanggung jawab : pelaksana K-3
Penerapan K-3 10
Pengembangan K-3
Pengawasan pelaksana K-3
di perusahaan

P2K3
Pengawasan dan pembinaan
di perusahaan
KABAG / KASI
Bertanggung jawab :
Program operasional
Penerapan pengatur K-3
Pengawasan K-3
3.5 Kebijakan K3 (Safety
Policy)
3.5.1 Kebijakan :
Kebijakan adalah arah yang ditentukan oleh Top Managemen untuk dipahami
dipatuhi serta menuntut partisipasi dari para karyawan, dalam proses sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal
Sejak ditetapkan kebijakan K3 di PT. Petrokimia Gresik telah dilakukan revisi
sesuai perkembangan perusahaan yang ada, terakhir ditetapkan Surat Keputusan
Direksi No. 157/ 10/ 01.02/ 36/ SK/ 1997 tanggal 31 Oktober 1997.
3.5.2 Maksud :
Memberikan arah dalam usaha menerapkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
3.5.3 Tujuan :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan K-3 karyawan.
b. Mencegah kejadian kecelakaan yang merugikan perusahaan.
c. Semua karyawan wajib memahami, menghayati, bertanggung jawab atas
pelaksanaan K-3 dan menjaga kebersihan lingkungan kerja.
3.6 Organisasi K-3
Agar pelaksanaan K-3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat
menciptakan kondisi yang aman dan kondusif, maka perlu dibentuk organisasi K-3
di dalam struktur organisasi perusahaan.
Oleh karena itu K-3 sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan,
maka tugas dapat secara kontinyu pada operasional perusahaan serta
pelaksanaannya secara fingsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Disamping
itu organisasi K-3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan pengembangan K-
3 di perusahaan kepada manajemen.
Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan, organisasi K-
3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan dengan 11
jumlah terbanyak dan Direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu
di Direktorat Produksi.
Pembentukan organisasi K-3 secara fungsional akan mempermudah koordinasi dan
kontrol terhadap bahaya - bahaya yang mungkin timbul di unit kerja dan dapat
memberikan pengaruh kepada pimpinan dan karyawan di unit kerjanya masing-
masing, sehingga pengendalian kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan,
kebakaran, dan insiden lainnya dapat dikendalikan secara efektif.
Organisasi K-3 ada 2 macam, yaitu:
1. Organisasi Struktural
2. Non Struktural Organisasi
Keberadaan bagian keselamatan kerja didalam organisasi structural perusahaan :
Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut :
a. P2K-3
Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja ( P2K-3 ) dibentuk sebagai
penjabaran Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Bab IV pasal 10 tentang Panitia
Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Di PT. PT. Petrokimia Gresik, P2K-3 merupakan organisasi pengarah kegiatan K3
yang merupakan penjabaran kebijakan K-3 dari Top Manajemen dan dibentuk sejak
Tahun 1981 serta telah direvisi sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 239 /
VIII / SKPTS / DIR /1990 dengan tugas pembinaan dan pengawasan atas penerapan
K-3 didalam perusahaan.
Tugas Pokok P2K - 3

1) Mengembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi efektif di bidang


K-3 antar pimpinan perusahaan dan karyawan dalam rangka melancarkan usaha. 12
2) Menyelenggarakan pembinaan karyawan dalam usaha pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja dan lain-lain.
3) Melakukan pemeriksaan K-3 di seluruh kawasan perusahaan yang dibagi 12 zona
pengawasan.

4) Melaksanakan sidang bulanan P2K-3 umtuk pembahasan.

Obyek pengawasan P2K - 3 :


1) Sikap kerja yang dapat membahayakan
2) Keadaan yang dapat membahayakan

3) Kebersihan lingkungan kerja

b. Badan K-3
Badan K3 merupakan Komite Pelaksana K-3 yang mempunyai tugas untuk
melaksanakan dan menjabarkan kebijakan K-3 perusahaan serta melakukan
peningkatan-peningkatan K-3 di unit kerja yang menjadi wewenang dan tanggung
jawabnya. Dibentuk sejak Tahun 1981 dan direvisi dengan surat keputusan Direksi
No. 230/VIII/SKPTS/E/DIR/ 1990.
c. Tugas - tugas Bagian Keselamatan K-3 :
1) Secara administrative bertanggung jawab kepada Karo pemeriksaan dan
keselamatan kerja.
2) Menerapkan UU. No. 1 Tahun 1970 secara efektif di perusahaan.

3) Membuat dan melaksanakan program K-3 agar setiap tempat kerja aman dari
bahaya.

4) Melakukan pembinaan dan pelatihan K-3 kepada seluruh karyawan dan tenaga
kerja yang ada di PT. Petrokimia Gresik.

5) Melakukan pengawasan K-3 di tempat kerja.


13
6) Melakukan kontrol secara reaktif dan proaktif di pabrik dalam upaya
menghilangkan sikap kondisi yang tidak aman serta menciptakan kebersihan
lingkungan kerjanya.

7) Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi kecelakaan


yang terjadi pada karyawan, serta mencegah agar kecelakaan yang serupa tidak
terjadi lagi dikemudian hari.

8) Melakukan pemeriksaan alat angkat dan pemeriksaan layak pakai kendaraan


pengangkut produk PT. Petrokimia Gresik.

9) Menyediakan alat pelindung diri bagi karyawan serta mendistribusikannya sesuai


dengan tingkat bahaya di unit kerja karyawan yang bersangkutan.

10) Mengesahkan Surat Ijin Mengemudi (SIM) kendaraan dinas perusahaan


karyawan yang berwenang.

11) Memberikan surat ijin keselamatan kerja bagi karyawan yang bekerja didaerah
yang berbahaya.

12) Melakukan pengembangan K-3 sejalan dengan perkembangan perusahaan.

3.7 Alat Pelindung Diri


3.7.1 Syarat-syarat pelindung diri:
a. Memiliki daya pencegahan dan memberikan perlindungan efektif terhadap jenis
bahaya yang dihadapi oleh karyawan.

b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standart yang berlaku.

c. Efisiensi, ringan dan nyaman dipakai.

d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan.

e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.

3.7.2 Kelemahan-kelemahan penggunaan alat pelindung diri:


a. Tidak enak digunakan dan kurang nyaman.

b. Sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.


14
c. Mempunyai masa kerja tertentu (misalnya : Carnister, Respirator)

d. Dapat menularkan penyakit, apabila dipakai bergantian.

3.7.3 Tidak efektifnya pemakaian alat pelindung diri terhadap bahaya di tempat
kerja:
a. Memakai alat pelindung diri yang tidak tepat.
b. Cara pemakaian yang salah.
c. Alat pelindung diri tidak memenuhi syarat yang ditentukan.

3.7.4 Jenis alat pelindung diri:


a. Topi Keselamatan

Untuk melindungi kepal terhadap benturan akibat tertimpa benda-benda yang jatuh,
melindungi bagian kepala dari pada kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan
terkena bahan kimia yang berbahaya. Digunakan selama jam kerja didaerah
instalasi pabrik.
b. Alat pelindung mata (eye goggle)

digunakan untuk melindungi mata terhadap :


Benda melayang (debu).

Geram.

Percikan bahan kimia.

Cahaya yang menyilaukan.

Digunakan di tempat-tempat :
Di daerah berdebu.

Mengerinda, memahat, mengebor, membubut, mengefrais.


Dimana terdapat bahan atau dihandle bahan kimia yang berbahaya termasuk
asam atau alkali.

Pengelasan.

c. Alat pelindung pernapasan

Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat
membahayakan karyawan 15
Masker kain.

Digunakan di tempat kerja dimana debu dengan ukuran lebih dari 10 micro.
Masker dengan filter untuk debu.

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu. Dan juga dapat
menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 micro sebanyak 98%.
Masker dengan filter untuk debu dan gas.

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu, acid gas, uap bahan
organic, fumes, asap dan kabut. Dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6
micro sebanyak 99,9% dan dapat menyaring gas/ uap/ fumes sampai 0,1 % volume
atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang dijanjikan.
Masker gas dengan tabung penyaring.

Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas / uap / fumes yang dapat
menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja.
Syarat-syarat pemakaian :
- Dapat dipergunakan di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari 16%.

- Digunakan bilamana kontaminasi tidak bisa diserap dengan pemakaian tabung


penyaring (kontaminasi kurang dari 1%).

- Dapat dipergunakan untuk penyelamatan korban.

- Waktu pemakaian 30 menit.


Masker gas dengan udara tekanan yang dibersihkan (supplied air respirator)
16
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas, uap, fumes yang dapat
menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
Syarat-syarat pemakaian :
Digunakan didaerah yang konsentrasi oksigennya rendah, kontaminasi gas/ uap /
fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan terus menerus sepanjang supply udara
dari pabrik (plany air) tersedia.
Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand operated
blower)

Digunakan melindingi mata, hidung, mulut dari gas/ uap/ fumes yang dapat
menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan karyawan.
Syarat-syarat pemakaian :
Dapat digunakan didaerah yang kadar oksigennya kurang, kontaminasi gas/ uap/
fumes yang tinggi dan dapat digunakan terus menerus sepanjang blower diputar
dimana pengambilan udara blower harus ditempat yang bersih dan bebas dari
kontaminasi.
d. Pelindung muka (face shield).

Untuk melindungi muka dari muka sampai batas leher, yang terdiri dari :
Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya (warna
kuning). Digunakan dimana terhadap bahan asam atau alkali.

Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu).

Digunakan didaerah tempat kerja dimana pancaran panas dapat membahayakan


karyawan.
17
Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan sinar infra merah.

e. Pelindung telinga.

Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut tidak
dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat
tetap. Digunakan untuk :
Ear plug.

Dipergunakan didaerah bising sampai dengan 95dB (decibel).

Ear muff.

Dipergunakan didaerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besar dari 95 dB


(decibel).
f. Kerudung kepala (hood).

Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka terhadap kotoran dan
bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu
kesehatan karyawan.
g. Kerudung kepala dengan pelindung pernapasan.

Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih
dari 1% volume atau 10 kali dari yang konsentrasi maksimum yang diijinkan.
h. Kerudung kepala anti asam atau alkali.

Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan bagian muka dari percikan
bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.
i. Sarung tangan.

Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik kimia maupun listrik.
18
j. Sepatu pengaman.

Digunakan untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan


karyawan di tempat kerja masing-masing.
k. Baju pelindung

Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia yang
berbahaya, baik asam maupun alkali. 19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/249697634/Makalah-K3
http://www.petrokimia-gresik.com/Resources/Images/Page/K3/sertaudit.png
http://www.petrokimia-gresik.com/Pupuk/K3

Anda mungkin juga menyukai