PENDAHULUAN
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
b. Sakit.
c. Kehilangan upah.
f. Meninggal dunia.
c. Kehilangan profit.
f. Klaim asuransi dari pihak ketiga bila dampaknya sampai keluar perusahaan.
Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan yang dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja, dalam rangka peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab
yang mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya
harta milik perusahaan, hampir terjadinya gangguan usaha atau kombinasi dari efek
tersebut.
e. Kecelakaan kerja :
P2K3
Pengawasan dan pembinaan
di perusahaan
KABAG / KASI
Bertanggung jawab :
Program operasional
Penerapan pengatur K-3
Pengawasan K-3
3.5 Kebijakan K3 (Safety
Policy)
3.5.1 Kebijakan :
Kebijakan adalah arah yang ditentukan oleh Top Managemen untuk dipahami
dipatuhi serta menuntut partisipasi dari para karyawan, dalam proses sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal
Sejak ditetapkan kebijakan K3 di PT. Petrokimia Gresik telah dilakukan revisi
sesuai perkembangan perusahaan yang ada, terakhir ditetapkan Surat Keputusan
Direksi No. 157/ 10/ 01.02/ 36/ SK/ 1997 tanggal 31 Oktober 1997.
3.5.2 Maksud :
Memberikan arah dalam usaha menerapkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
3.5.3 Tujuan :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan K-3 karyawan.
b. Mencegah kejadian kecelakaan yang merugikan perusahaan.
c. Semua karyawan wajib memahami, menghayati, bertanggung jawab atas
pelaksanaan K-3 dan menjaga kebersihan lingkungan kerja.
3.6 Organisasi K-3
Agar pelaksanaan K-3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat
menciptakan kondisi yang aman dan kondusif, maka perlu dibentuk organisasi K-3
di dalam struktur organisasi perusahaan.
Oleh karena itu K-3 sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan,
maka tugas dapat secara kontinyu pada operasional perusahaan serta
pelaksanaannya secara fingsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Disamping
itu organisasi K-3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan pengembangan K-
3 di perusahaan kepada manajemen.
Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan, organisasi K-
3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan dengan 11
jumlah terbanyak dan Direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu
di Direktorat Produksi.
Pembentukan organisasi K-3 secara fungsional akan mempermudah koordinasi dan
kontrol terhadap bahaya - bahaya yang mungkin timbul di unit kerja dan dapat
memberikan pengaruh kepada pimpinan dan karyawan di unit kerjanya masing-
masing, sehingga pengendalian kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan,
kebakaran, dan insiden lainnya dapat dikendalikan secara efektif.
Organisasi K-3 ada 2 macam, yaitu:
1. Organisasi Struktural
2. Non Struktural Organisasi
Keberadaan bagian keselamatan kerja didalam organisasi structural perusahaan :
Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut :
a. P2K-3
Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja ( P2K-3 ) dibentuk sebagai
penjabaran Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Bab IV pasal 10 tentang Panitia
Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Di PT. PT. Petrokimia Gresik, P2K-3 merupakan organisasi pengarah kegiatan K3
yang merupakan penjabaran kebijakan K-3 dari Top Manajemen dan dibentuk sejak
Tahun 1981 serta telah direvisi sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 239 /
VIII / SKPTS / DIR /1990 dengan tugas pembinaan dan pengawasan atas penerapan
K-3 didalam perusahaan.
Tugas Pokok P2K - 3
b. Badan K-3
Badan K3 merupakan Komite Pelaksana K-3 yang mempunyai tugas untuk
melaksanakan dan menjabarkan kebijakan K-3 perusahaan serta melakukan
peningkatan-peningkatan K-3 di unit kerja yang menjadi wewenang dan tanggung
jawabnya. Dibentuk sejak Tahun 1981 dan direvisi dengan surat keputusan Direksi
No. 230/VIII/SKPTS/E/DIR/ 1990.
c. Tugas - tugas Bagian Keselamatan K-3 :
1) Secara administrative bertanggung jawab kepada Karo pemeriksaan dan
keselamatan kerja.
2) Menerapkan UU. No. 1 Tahun 1970 secara efektif di perusahaan.
3) Membuat dan melaksanakan program K-3 agar setiap tempat kerja aman dari
bahaya.
4) Melakukan pembinaan dan pelatihan K-3 kepada seluruh karyawan dan tenaga
kerja yang ada di PT. Petrokimia Gresik.
11) Memberikan surat ijin keselamatan kerja bagi karyawan yang bekerja didaerah
yang berbahaya.
3.7.3 Tidak efektifnya pemakaian alat pelindung diri terhadap bahaya di tempat
kerja:
a. Memakai alat pelindung diri yang tidak tepat.
b. Cara pemakaian yang salah.
c. Alat pelindung diri tidak memenuhi syarat yang ditentukan.
Untuk melindungi kepal terhadap benturan akibat tertimpa benda-benda yang jatuh,
melindungi bagian kepala dari pada kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan
terkena bahan kimia yang berbahaya. Digunakan selama jam kerja didaerah
instalasi pabrik.
b. Alat pelindung mata (eye goggle)
Geram.
Digunakan di tempat-tempat :
Di daerah berdebu.
Pengelasan.
Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat
membahayakan karyawan 15
Masker kain.
Digunakan di tempat kerja dimana debu dengan ukuran lebih dari 10 micro.
Masker dengan filter untuk debu.
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu. Dan juga dapat
menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 micro sebanyak 98%.
Masker dengan filter untuk debu dan gas.
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu, acid gas, uap bahan
organic, fumes, asap dan kabut. Dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6
micro sebanyak 99,9% dan dapat menyaring gas/ uap/ fumes sampai 0,1 % volume
atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang dijanjikan.
Masker gas dengan tabung penyaring.
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas / uap / fumes yang dapat
menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja.
Syarat-syarat pemakaian :
- Dapat dipergunakan di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari 16%.
Digunakan melindingi mata, hidung, mulut dari gas/ uap/ fumes yang dapat
menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan karyawan.
Syarat-syarat pemakaian :
Dapat digunakan didaerah yang kadar oksigennya kurang, kontaminasi gas/ uap/
fumes yang tinggi dan dapat digunakan terus menerus sepanjang blower diputar
dimana pengambilan udara blower harus ditempat yang bersih dan bebas dari
kontaminasi.
d. Pelindung muka (face shield).
Untuk melindungi muka dari muka sampai batas leher, yang terdiri dari :
Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya (warna
kuning). Digunakan dimana terhadap bahan asam atau alkali.
e. Pelindung telinga.
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut tidak
dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat
tetap. Digunakan untuk :
Ear plug.
Ear muff.
Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka terhadap kotoran dan
bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu
kesehatan karyawan.
g. Kerudung kepala dengan pelindung pernapasan.
Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih
dari 1% volume atau 10 kali dari yang konsentrasi maksimum yang diijinkan.
h. Kerudung kepala anti asam atau alkali.
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan bagian muka dari percikan
bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.
i. Sarung tangan.
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik kimia maupun listrik.
18
j. Sepatu pengaman.
Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia yang
berbahaya, baik asam maupun alkali. 19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/249697634/Makalah-K3
http://www.petrokimia-gresik.com/Resources/Images/Page/K3/sertaudit.png
http://www.petrokimia-gresik.com/Pupuk/K3