3.1.1. DEFINISI.
Penerapan K3 tidak hanya berlaku bagi para pekerja di internal perusahaan, tetapi juga terkait
dengan pengaruhnya terhadap lingkungan eksternal. Cakupannya pun cukup luas, meliputi
kesehatan fisik dan mental, serta sosial. Manfaat dari K3 yaitu sebagai berikut :
3. SMK3 juga bermanfaat luas bagi masyarakat dan negara. Perusahaan menjaga aktivitasnya,
sehingga turut memberikan keamanan dan kenyamanan bagi lingkungan sekitarnya. Para
karyawan pun dapat terus berkontribusi dengan baik di masyarakat. Perekonomian
keluarga tetap terjaga, wawasan tentang K3 pun dapat diterapkan di masyarakat.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
(SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum) adalah bagian dari sistem manajemen organisasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan
konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
Tujuan SMK3 konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dapat diterapkan secara konsisten untuk:
1. Kebijakan K3.
- Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
peningkatan berkelanjutan SMK3.
- Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan
lain yang terkait dengan K3.
- Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
- Kebijakan harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada seluruh pekerja, tamu dan semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan konstruksi. Kebijakan K3 harus ditinjau ulang secara
berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih sesuai dengan perubahan
yang terjadi.
- Organisasi K3 dibentuk dengan Penanggungjawab K3 membawahi bidang-bidang yang
terintegrasi dengan struktur organisasi Perusahaan.
2. Perencanaan K3.
Sasaran umum adalah pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja yang Fatal (Zero Fatal Accidents)
pada pekerjaan Konstruksi. Sasaran khusus yang disusun secara rinci guna terciptanya
sasaran umum dengan pelaksanaan Program-program.
Program K3 yang disusun harus mencantumkan sumber daya yang dipergunakan, jangka
waktu, indikator pencapaian, monitoring dan penanggungjawab serta biaya yang
dianggarkan.
3. Pengendalian Operasional.
4. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3.
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada Pengendalian Operasional.
1. Kelengkapan Administrasi.
Pada setiap pelaksanaan konstruksi, tentunya wajib untuk memiliki administrasi dan
bahkan harus sudah melengkapi surat-menyuratnya. Mulai dari pendaftaran proyek pada
departemen kerja setempat. Melakukan pendaftaran dan pembayaran untuk asuransi
tenaga kerja dan asuransi lainnya. Kemudian memiliki surat izin dengan adanya
penggunaan jalan atau fasilitas umum lainnya. Selain itu, memiliki surat keterangan dalam
penggunaan alat berat. Dan bahkan wajib untuk memberitahukan kepada pemerintah dan
instansi setempat dengan adanya proses konstruksi.
2. Menyusun Safety Plan.
Prinsip selanjutnya yang wajib Anda perhatikan adalah safety plan. Rencana tersebut
merupakan salah satu rencana dalam pelaksanaan K3. Yang mana bertujuan agar nantinya
sebuah proyek konstruksi tersebut dalam berjalan dengan lancar. Dan diharapkan dapat
aman dan tercegah dari adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan
memperhatikan faktor tersebut dapat menciptakan sebuah produktivitas kinerja yang
sangat tinggi. Umumnya, safety plan ini meliputi pembukaan tentang gambaran proyek dan
pokok perhatian dalam K3. Kemudian ada risiko kecelakaan dan pencegahannya. Adanya
tata cara pengoperasian peralatan dengan baik dan yang terakhir adalah alamat instansi
terkait.
Untuk kegiatan K3 ini meliputi safety plan yang mana kerjasama akan terjalin dengan
instansi terkait. Selanjutnya untuk pengawasan K3 ini meliputi safety patrol, safety
supervisor, dan safety meeting. Yang mana setiap unsur tersebut mempunyai peranan dan
tugasnya masing-masing.
Mulai dari mengawasi kegiatan dan pelaksanaan dalam proses konstruksi. Kemudian
mengendalikan proses berjalannya K3 dengan benar dan sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Dan yang terakhir adalah untuk membahas berbagai hasil laporan dari safety
patroli dan safety supervisor.
4. Pemeriksaan di Lapangan.
- Tanda Rambu / Marka (Lintasan, Sirkulasi, Parkir, Kendaraan, Zona Hijau, dll).
1. Koordinasikan dengan operator gedung atau tim K3 tempat fire hydrant berada saat
hendak mengaktifkan fire hydrant.
2. Selanjutnya, cek visual keadaan sekitar area.
3. Cek semua katup atau hydrant valve, pada umunya cek semua sambungan dan
sistem perpipaan. Buka tiap valve, lalu perhatikan kinerjanya. Jika ada gangguan
dalam kinerja valve, maka harus segera diganti dengan komponen baru. Cek juga
kondisi tutup valve dan juga lubrikasinya.
4. Selanjutnya pasang semua hydrant equipment seperti nozzle, hose dan yang lainnya
dan kondisikan untuk siap digunakan.
5. Setelah itu, aktifkan pompa hydrant dan alirkan air secara perlahan sampai ke posisi
buka penuh.
6. Periksa jika ada kebocoran pada instalasi fire hydrant saat air dialirkan dari pompa.
Jika ada kebocoran harus segera diperbaiki.
7. Cek juga kejernihan air yang keluar dari instalasi fire hydrant.
8. Selanjutnya, lakukan flushing untuk menghilangkan endapan pada instalasi fire
hydrant. Endapan harus dihilangkan karena dapat menahan laju pasokan air untuk
hydrant. Lalu tutup keran air secara perlahan agar tidak terjadi water hammer.
9. Setelah pemeriksaan dan pengujian hydrant selesai, segera dokumentasikan.