(RKK)
Pekerjaan Pembangunan SSC, Wetland dan Pagar
CV. YUDHISTIRA PUTRA Pembatas IPLT Desa Kaligending
Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang
terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu peker jaan terbatas,
menggunakan pekerja yang belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang
membahayakan keselamatan dan kesehataan kerja dan pekerjaan yang banyak
mengeluarkan tenaga. Berdasarkan sifat-sifat unik itu pula, maka sektor jasa
kontruksi mempunyai resiko biaya kecelakaan fatal.Untuk mencegah
kecelakaan kerja, diperlukan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengatur dan dapat menjadi acuan bagi
konsultan, kontraktor dan para pekerja kontruksi.
Meningkatkan Komitmen
2. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan
dengan benar. Selain itu kompetensi adalah seperangkat perilaku yang
memberikan panduan terstruktur untuk identifikasi, evaluasi dan
pengembangan perilaku dalam individu karyawan.
Keterlibatan SDM
Untuk menjamin terlaksananya SMK3 dalam organisasi, salah satunya
adalah melibatkan karyawan. Terkait dokumentasi SMK3, keterlibatan
karyawan dimungkinkan dalam proses konsultasi, meliputi:
1. Pengembangan dan tinjauan kebijakan.
2. Pengembangan dan tinjauan sasaran.
3. Keputusan pada penerapan proses & prosedur pengelolaan resiko.
4. Identifikasi bahaya.
5. Tinjauan penilaian dan pengendalian resiko yang terkait dengan
pekerjaannya.
3. Kepedulian
o Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
o Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang
lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, di dalam
tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
o Kepedulian terhadap K3 (Safety Awareness) juga tergantung pada
informasi tentang aspek K3, yang akan sangat membantu kita untuk
menentukan apakah sesuatu telah selamat / aman atau belum.
o Pengetahuan / pengertian tentang aspek K3 sangat membantu kita untuk
secara sistematik menaksir / mengkaji risiko dan memandang aspek K3
dari perspektif pikiran sehat.
o KEPEDULIAN THDP K3 (SFETY AWARENESS): Punya
Pengetahuan atau selalu sadar terhadap aspek K3LL.
o Sadar Respek Perilaku Selamat Budaya K3LL (Safety
Awareness Respect upon Safety Safety Behaviour Safety
Culture)
o Aspek perilaku akan mempengaruhi persepsi kita terhadap risiko dan
menentukan bagaimana kita mengkaji bahwa sesuatu itu:
“Selamat atau Tidak Selamat”
4. Komunikasi
o Komunikasi Umum.
a. Dapat berupa informasi umum (pengumuman/pemberitahuan).
b. Dapat berupa informasi bahaya (menggunakan rambu, label/tanda,
lampu/cahaya, suara maupun bel/alarm).
c. Informasi K3 lainnya secara umum.
o Komunikasi Khusus.
Dapat berupa informasi khusus ditujukan kepada suatu personel,
unit/bagian berupa surat, penyampaian hasil laporan dan media/jenis
lain yang relevan dan efektif.
Informasi Eksternal.
o Untuk Kontraktor yang bekerja di wilayah Perusahaan.
a. Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.
b. Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.
c. Kinerja K3 kontraktor.
d. Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
e. Hasil pemeriksaan dan pemantauan.
f. Tanggap Darurat.
g. Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan
dan tindakan pencegahan.
h. Persyaratan komunikasi harian, dsb.
1. Umum :
a. Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.
b. Kebersihan dan perawatan tempat kerja.
c. Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.
d. Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas Umum.
e. Perawatan suhu lingkungan kerja.
f. Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi listrik.
g. Perawatan sarana tanggap darurat.
h. Kebijakan terkait dinas luar, intimidasi, pelecehan, penggunaan obat-obatan
dan alkohol.
i. Program-program kesehatan dan pengobatan umum.
j. Program pelatihan dan pengembangan pengetahuan.
k. Pengendalian akses tempat kerja.
1. Umum :
a. Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.
b. Kebersihan dan perawatan tempat kerja.
c. Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.
d. Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas Umum.
e. Perawatan suhu lingkungan kerja.
f. Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi listrik.
g. Perawatan sarana tanggap darurat.
h. Kebijakan terkait dinas luar, intimidasi, pelecehan, penggunaan obat-
obatan dan alkohol.
i. Program-program kesehatan dan pengobatan umum.
j. Program pelatihan dan pengembangan pengetahuan.
k. Pengendalian akses tempat kerja.
2. Pekerjaan Bahaya Tinggi :
a. Penggunaan prosedur, instruksi kerja dan cara kerja aman.
b. Penggunaan peralatan/mesin yang tepat.
c. Sertifikasi pelatihan tenaga kerja keahlian khusus.
d. Penggunaan izin kerja.
e. Prosedur pengendalian akses keluar masuk tenaga kerja di tempat kerja
bahaya tinggi.
f. Pengendalian untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
a. Pembatasan area-area penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di
tempat kerja.
b. Pengamanan pemasokan dan pengendalian akses keluar masuk
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3).
c. Barikade sumber radiasi.
d. Isolasi pencemaran biologis.
e. Pengetahuan penggunaan dan ketersediaan perlengkapan darurat.
4. Pembelian Barang, Peralatan dan Jasa :
a. Menyusun persyaratan pembelian barang, peralatan dan jasa.
b. Komunikasi persyaratan pembelian barang kepada pemasok.
c. Persyaratan transportasi/pengiriman bahan berbahaya dan
beracun (B3).
d. Seleksi dan penilaian pemasok.
e. Pemeriksaan penerimaan barang/peralatan/jasa.