Anda di halaman 1dari 70

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330980869

ANALISIS PROFIL MUKA AIR SUNGAI DENGAN HEC-RAS

Book · August 2014

CITATIONS READS

0 6,325

1 author:

Segel Ginting
Ministry of Public Works and Housing
48 PUBLICATIONS   35 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hydrology View project

Modernization Irrigation View project

All content following this page was uploaded by Segel Ginting on 09 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


2014
ANALISIS PROFIL MUKA AIR SUNGAI
DENGAN HEC-RAS

PELATIHAN "FLOOD MODELLING"


DEVELOPMENT TECHNICAL ASISTSTANCE 7849-INO:
WATER RESOURCES AND RIVER BASIN MANAGEMENT

BEKASI, 25-29 AGUSTUS 2014

Segel Hendrycus Ginting


BALAI HIDROLOGI DAN TATA AIR
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
BANDUNG
0 1/1/2014
DAFTAR ISI

KONSEP DASAR TEORITIS HEC-RAS

I PENDAHULUAN
1.1 Aliran Langgeng (Steady Flow)
1.2 Aliran Tak Langgeng (Unsteady Flow)

II. PROFIL MUKA AIR LANGGENG (STEADY FLOW)


2.1 Persamaan Dasar
2.2 Perhitungan Debit pada Cross-Section di Setiap Bagian Aliran Sungai
2.3 Gabungan Nilai n Manning Untuk Aliran Tengah (Main Channel)
2.4 Evaluasi Tinggi Rata-Rata Energi Kinetik
2.5 Evaluasi Kehilangan Energi Akibat Gesekan
2.6 Evaluasi Kehilangan Energi Akibat Penyempitan dan Pelebaran
2.7 Penentuan Kedalaman Kritis
2.8 Aplikasi untuk Persamaan Momentum

III. PENELUSURAN MUKA AIR TAK LANGGENG (UNSTEADY FLOW)


3.1 Persamaan Kontinuitas
3.2 Persamaan Momentum

PENGOPERASIAN PROGRAM HEC-RAS

I. PENDAHULUAN

II. PENGENALAN PROGRAM HEC-RAS


2.1 Memulai HEC-RAS

III. PENGEMBANGAN MODEL HIDRAULIK


DENGAN HEC-RAS
3.1 Memulai Project Baru
3.2 Memasukan Data Geometri

1
3.3 Memasukan Data Aliran dan Kondisi Batas
3.4 Melakukan Perhitungan Hidraulik
3.5 Menampilkan Hasil Perhitungan

IV. APLIKASI PROGRAM HEC-RAS


4.1 Membuat Project Baru
4.2 Memasukan Data Geometri
4.3 Memasukan Data Aliran dan Kondisi Batas
4.4 Melakukan Perhitungan Hidraulik
4.5 Menampilkan Hasil Perhitungan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

2
KONSEP DASAR TEORITIS HEC-RAS

I. PENDAHULUAN
HEC – RAS digunakan untuk perhitungan hidraulik satu dimensi untuk jaringan sungai /
aliran alam dan buatan. Ada 2 macam tipe aliran yang terdapat pada program HEC – RAS,
yaitu :

1.1 Aliran Langgeng (Steady flow)


Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada kondisi
aliran langgeng (steady). Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran, jaringan, atau
sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya. Komponen pada steady
flow dapat memodelkan profil muka air pada kondisi aliran subkritis, superkritis, dan
sistem gabungan.
Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi. Energi yang
hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan pelebaran
(koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan). Persamaan Momentum
bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air mengalami perubahan tiba-tiba. Situasi
ini termasuk dengan sistem perhitungan aliran gabungan (contoh : lompatan air) atau aliran
pada jembatan dan perubahan muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan).

1.2 Aliran Tak Langgeng (Unsteady flow)


Komponen untuk aliran tak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran subkritis.
Perhitungan hidrolik untuk cross-section, jembatan, gorong-gorong dan struktur hidrolik
lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng digabung dengan
perhitungan aliran tidak langgeng. Komponen untuk aliran tidak langgeng digunakan
untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan tampungan.

II. PROFIL MUKA AIR ALIRAN LANGGENG


HEC – RAS sekarang ini dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk
aliran langgeng berubah lambat laun pada saluran alam dan buatan. Subkritis, superkritis
dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa.

3
2.1 Persamaan Dasar
Profil muka air yang dihitung dari satu cross-section ke cross-section berikutnya
diselesaikan dengan persamaan energi yang dinamakan metoda Standar – Step. Persamaan
energi yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut :
 2 .V2 2 1.V12
Y2  z2   Y1  z1   he .................................(1.1)
2g 2g

dimana : Y1, Y2 = tinggi kedalaman pada cross-section 1 dan 2


z1, z2 = elevasi dasar saluran pada cross-section 1 dan 2
α1, α2 = koefisien kecepatan
g = gravitasi
he = kehilangan energi
Diagram batas persamaan energi ditunjukan pada Gambar 1.1, yaitu :

Gambar 1.1 Komponen dalam persamaan Energi

Tinggi energi yang hilang (he) diantara 2 cross-section disebabkan dari kehilangan akibat
gesekan dan kehilangan akibat penyempitan atau pelebaran. Persamaan tinggi energi yang
hilang tersebut adalah sebagai berikut :

 .V 2  .V 2 
he  L..S f  c. 2 2  1 1 ................................(1.2)
 2g 2g 

dimana : L = panjang bidang gesekan dari 2 titik pengamatan

4
Sf = kemiringan rata-rata dasar saluran antara 2 cross-section
C = koefisien kehilangan akibat penyempitan dan pelebaran
L dihitung dari,

Llob.Qlob  Lch .Qch  Lrob.Q rob


L .......................................(1.3)
Qlob  Qch  Q rob

dimana : Llob, Lch, Lrob = panjang bidang gesekan antara 2 cross-section untuk aliran di
sebelah kiri tanggul, tengah saluran dan kanan tanggul.

Q lob , Q ch , Q rob = debit aliran di bagian kiri tanggul, tengah saluran dan kanan
tanggul.

2.2 Perhitungan Debit pada Cross-Section di Setiap Bagian Aliran Sungai


Penentuan untuk debit total dan koefisien kecepatan untuk sebuah cross-section
membutuhkan pembagian aliran menjadi unit-unit karena kecepatan aliran tidak
terdistribusi merata. Pada HEC – RAS pendekatan yang digunakan adalah pembagian area
pada bagian wilayah tanggul dengan menggunakan batasan-batasan nilai-nilai n yang ada
pada cross-section tersebut (lokasi dimana nilai n berubah) sebagai dasar pembagian
(Gambar 1.2). Debit yang dihitung di dalam masing-masing sub-sub area di wilayah
tanggul dipakai rumus Manning (unit dalam Inggris) adalah sebagai berikut :

Q  K .S f
1/ 2
.....................................................................(1.4)

1,486
K . A.R 2 / 3.............................................................(1.5)
n

dimana : K = koefisien pengaliran untuk sub-sub area


n = koefisien kekasaran Manning untuk sub-sub area
A = luas penampang basah (cross-section) sub-sub area
R = radius hidraulik untuk sub-sub area

5
Program menjumlahkan semua aliran sub-sub area di tanggul untuk mendapatkan aliran
kiri tanggul dan aliran kanan tanggul. Pada bagian aliran tengah, aliran dihitung secara
normal sebagai sebuah elemen. Total aliran untuk cross-section tersebut didapat dengan
menjumlahkan 3 bagian aliran pada kiri, tengah dan kanan.

Gambar 1.2 Metode pembagian aliran pada HEC - RAS

Sebuah metode alternatif yang mungkin di dalam HEC – RAS adalah menghitung aliran
diantara setiap titik koordinat di dalam sisi tanggul (Gambar 1.3). Aliran kemudian
dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total aliran disisi kiri tanggul dan sisi kanan tanggul.

Gambar 1.3 Alternatif Metode pembagian aliran (model HEC 2)

2.3 Gabungan Nilai n Manning Untuk Aliran Tengah (Main Channel)


Aliran di tengah saluran tidak dibagi, kecuali ketika koefisien kekasaran berubah di dalam
areal saluran. HEC – RAS mencoba menerapkan pembagian koefisien kekasaran di dalam
proporsi aliran tengah pada sebuah cross-section, dan apabila tidak dapat diterapkan,
program akan menghitung sebuah nilai n gabungannya untuk seluruh area aliran tengah.
Program menentukan jika pada aliran tengah di cross-section dapat dibagi atau jika
kemiringan lereng saluran utama lebih curam dari 5H : 1V dan saluran utama memiliki
lebih dari satu nilai n, gabungan koefisien kekasaran, nc akan dihitung oleh HEC–RAS

6
digambarkan sebagai jarak horizontal diantara nilai n yang berurutan letaknya di dalam
aliran tengah dengan perbedaan elevasi dari 2 station ini (lihat SL dan SR pada Gambar 1.4).

Gambar 1.4 Definisi dari kemiringan lereng tanggul untuk perhitungan nilai gabungan nc

Untuk menentukan nilai nc, aliran tengah dibagi menjadi N bagian, masing-masing dengan
diketahui nilai Pi dan koefisien kekasaran ni

2/3

 P .n 
 N
1.5

 i i 
 i 1 
nc    ...............................................................(1.6)
P
 
 
 

dimana : K = aliran untuk sub-sub area


n = koefisien kekasaran Manning untuk sub-sub area
A = luas penampang basah (cross-section) sub-sub area
R = radius hidraulik untuk sub-sub area
Perhitungan nilai nc gabungan seharusnya dicek kembali kebenarannya.

2.4 Evaluasi Tinggi Rata-Rata Energi Kinetik


7
Karena HEC – RAS adalah program satu dimensi untuk menentukan profil muka air; hanya
satu muka air dan untuk sebuah energi rata-rata yang dihitung pada masing-masing cross-
section. Untuk elevasi muka air yang diberikan, rata-rata energi didapat dengan
perhitungan bagian energi aliran dari 3 subbagian sebuah cross-section ( kiri tanggul,
tengah dan kanan tanggul). Gambar 1.5 dibawah menunjukan bagaimana energi rata-rata
akan diperoleh untuk sebuah cross-section dengan komposisi aliran utama dan area kanan
tanggul (tidak ada area kiri tanggul).

V1 = Kecepatan rata-rata untuk sub area 1


V2 = Kecepatan rata-rata untuk sub area 2

Gambar 1.5 Contoh cara mendapatkan Energi rata-rata

Untuk menghitung energi kinetik rata-rata ini penting untuk mendapatkan nilai koefisien
α. α dapat dihitung sebagai berikut :

V12 V2
Q1.  Q2 . 2
V2 2g 2g
.  .............................................................(1.7)
2g Q1  Q2

 V2 V2 
2 g  Q1. 1  Q2 . 2 
 
2g 2g 
............................................................(1.8)
Q1  Q2 .V
2


Q .V 1 1
2
 Q2 .V22 .....................................................................(1.9)
Q1  Q2 .V
2

Secara umum,

8

Q .V
1 1
2
 Q2 .V22  .............  QN .VN2 .....................................(1.10)
N

 Q .V
2
i
i 1

α, dihitung berdasarkan aliran didalam 3 elemen aliran; kiri tanggul, kanan tanggul dan
aliran tengah. Dapat juga ditulis persamaannya dalam aliran sebagai berikut :

 3 3 3

 At 2 . Klob2 K K
 ch2  rob2 

  Alob Ach Arob  ...............................................(1.11)
3
Kt

dimana : At = luas total penampang pada cross-section


Alob, Ach, Arob = luas aliran untuk kiri tanggul, tengah saluran dan kanan tanggul
berturut-turut
Klob, Kch, Krob = aliran untuk kiri tanggul, tengah saluran dan kanan tanggul berturut-
turut

2.5 Evaluasi Kehilangan Energi Akibat Gesekan


Kehilangan energi akibat gesekan dihasilkan dalam HEC – RAS sebagai S f dan L

(persamaan 1.2), dimana S f mewakili kemiringan gesekan arah memanjang dan L


digambarkan pada persamaan 1.3. Kemiringan gesekan (kemiringan penurunan garis
energi) pada masing-masing cross-section dihitung dalam persamaan Manning sebagai
berikut :

2
Q
S f    ......................................................................(1.12)
K

Bentuk alternatif yang mewakili Sf dalam HEC – RAS adalah sebagai berikut :

Rata-rata persamaan Aliran

2
 Q  Q2 
S f   1  ...........................................................(1.13)
 1
K  K 2 

9
Rata-rata persamaan Kemiringan akibat gesekan

Sf1  Sf 2
Sf  ...............................................................(1.14)
2
Rata-rata geometric persamaan Kemiringan akibat gesekan

S f  S f 1 xS f 2 ...............................................................(1.15)

Rata-rata harmonic persamaan Kemiringan akibat gesekan

2.S f 1.S f 2 
Sf  .............................................................(1.16)
Sf1  Sf 2

2.6 Evaluasi Kehilangan Energi Akibat Penyempitan dan Pelebaran


Kehilangan energi akibat penyempitan dan pelebaran dalam HEC – RAS dihtung sebagai
berikut :
 1.V12  2 .V22 
hce  C.  .................................................(1.17)
 2 g 2 g 

dimana : C = koefisien penyempitan dan pelebaran

Program menganalisa terjadi penyempitan bila kecepatan aliran dihilir lebih besar daripada
di hulu. Begitu juga sebaliknya, bila kecepatan dihulu lebih besar daripada di hilir, program
akan menganalisa terjadi pelebaran.

Elevasi muka air yang tidak diketahui pada sebuah cross-section ditentukan dengan
penyelesaian iterasi persamaan 1.1 dan persamaan 1.2. Prosedur perhitungan komputer
adalah sebagai berikut :
1. Asumsian elevasi muka air pada cross-section dihulu (atau dihilir jika diperhitungkan
profil superkritis).
2. Berdasarkan pada asumsi elevasi muka air, mencari nilai total aliran dan tinggi
kecepatan.

10
3. Dengan nilai dari step 2, hitung S f dengan selesaikan persamaan 1.2 untuk
mendapatkan hce.
4. Dengan hasil dari step 2 dan 3, selesaikan persamaan 1.1 untuk mendapatkan W.S.2.
5. Bandingkan hasil W.S.2 dengan nilai yang diasumsikan pada langkah 1, ulang kembali
dari langkah 1 sampai 5 hingga pendekatan antara kedua nilai ± 0,003 m.

Kriteria yang digunakan untuk mengasumsi elevasi muka air di dalam iterasi beragam
dengan cara coba-coba. Trial pertama elevasi muka air berdasarkan proyeksi kedalaman
air pada cross-section sebelumnya. Trial kedua elevasi muka air dibuat elevasi muka air
asumsi ditambah 70 % error dari percobaan pertama. Dengan kata lain, W.S.new =
W.S.asumsed + 0,70 *(W.S.computed – W.S.asumsed). Trial ketiga dan selanjutnya umumnya
berdasarkan metode Secant yang memproyeksikan nilai perubahan dari perbedaan antara
elevasi perhitungan dan asumsed dari 2 trial sebelumnya. Persamaan dari metode Secant
adalah sebagai berikut :

 Errasumsed 
W .S .1  W .S .I  2  ErrI  2 . ..............................................(1.18)
 Err _ Diff 

dimana : W.S.1 = elevasi muka air aumsi yang baru


W.S.I-1 = elevasi muka air asumsi 1 iterasi sebelumnya
W.S.I-2 = elevasi muka air asumsi 1 iterasi sebelumnya
ErrI-2 = error dari 2 trial sebelumnya (elevasi hasil computed –
asumsed dari 2 iterasi sebelumnya)
Err_asumsed = W.S.I-2 – W.S.I-1
Err_Diff = W.S.I-1 – W.S._Calc.I-1 + ErrI-1

Untuk sebuah profil aliran superkritis, kedalaman kritis secara otomatis dihitung untuk
setiap cross-section, dimana terdapat perbandingan langsung antara elevasi normal dan
elevasi kritis.

2.7 Penentuan Kedalaman Kritis


Kedalaman kritis untuk sebuah cross-section akan ditentukan jika kondisi ini terpenuhi :
1. Aliran Superkritis terjadi
2. Perhitungan kedalaman kritis diinginkan oleh user
11
3. Eksternal boundary cross-section dan kedalaman kritis harus ditentukan untuk
memastikan user memasukan boundary condition didalam aliran dengan tepat
4. Bilangan Froude dicek untuk profil subkritis menunjukan bahwa kedalaman kritis
ditentukan untuk menentukan aliran yang sesuai dengan elevasi yang seimbang.
5. Program tidak dapat menyeimbangkan persamaan energi dalam toleransi tertentu
sebelum mencapai nilai iterasi maksimum.
Tinggi energi total untuk cross-section dirumuskan sebagai berikut :

 .V 2
H  W .S  ...............................................................(1.19)
2g

dimana : H = tinggi energi total


W.S. = elevasi muka air
 .V 2
= tinggi kecepatan
2g
Kondisi muka air kritis adalah elevasi dimana tinggi energi total minimum (energi
minimum tertentu untuk cross-section itu untuk aliran yang terjadi). Elevasi kritis
ditentukan dengan cara iterasi dengan mana mulai dari W.S.asumsed dan sesuai dengan H
yang ditentukan dengan persamaan 1.19 sampai niali minimum H didapat.

Gambar 1.6 Kurva hubungan Energi total dengan Elevasi profil muka air

12
HEC – RAS program memiliki 2 metode untuk menghitung kedalaman kritis : metode
parabolik dan secant. Metoda parabolik adalah yang paling cepat tapi ini hanya dapat
menentukan sebuah nilai energi minimum.
Untuk kebanyakan cross-section hanya ada sebuah nilai minimum energi total pada kurva.
Oleh karena itu, metoda parabolik diset sebagai default method dalam program. Jika
metode parabolik dicoba dan tidak ditemukan, kemudian program akan otomatis mencoba
metode secant.
Pada situasi tertentu, mungkin terdapat lebih dari satu nilai minimum pada kurva energi
total. Bermacam nilai minimum ini sering disesuaikan dengan cross-section yang terdapat
pada titik balik di kurva energi total. Kondisi titik balik ini dapat terjadi pada tanggul yang
sangat lebar dan datar sama juga pada cross-section dengan bendungan dan tidak efektif
area alirannya. Ketika metode parabolik digunakan pada sebuah cross-section yang
memiliki nilai minimum yang lebih pada kurva energi total, metode akan memusatkan pada
minimum pertama yang ditentukan. Pendekatan ini dapat menghasilkan estimasi yang
tidak tetap pada kedalaman kritis.

2.8 Aplikasi untuk Persamaan Momentum


Ketika tinggi muka air mendekati kedalaman kritis, persamaan energi tidak dapat
diterapkan. Persamaan energi hanya bisa diterapkan pada situasi aliran langgeng berubah
lambat laun, dan transisi dari subkritis ke superkritis dan superkritis ke subkritis adalah
situasi aliran berubah tiba-tiba. Pada beberapa kejadian instan, transisi dari subkritis ke
superkritis dan superkritis ke subkritis dapat terjadi. Ini termasuk perubahan yang
signifikan dalam kemiringan saluran, penyempitan pada jembatan, struktur pelimpas dan
pelimpah serta arus pertemuan.
Dengan HEC – RAS, persamaan momentum dapat digunakan untuk beberapa masalah
yang spesifik, terjadinya lompatan air, aliran rendah jembatan dan arus di pertemuan.
Untuk mengerti bagaimana persamaan momentum ini digunakan untuk memecahkan
masing-masing dari 3 masalah tersebut. Beberapa macam persamaan momentum
ditunjukan dibawah ini.

Persamaan momentum diperoleh dari hukum Newton 2 :

Fx  m.a..........................................................................(1.20)

13
Berdasarkan hukum Newton 2, badan air diantara 2 cross-section pada lokasi 1 dan 2
(Gambar 1.7), bentuk berikut ini adalah perubahan dalam momentum terhadap waktu,
dirumuskan :

P2  P1  Wx  Ff  Q..Vx ...........................................(1.21)

dimana : P = gaya tekanan hidrostatik pada lokasi 1 dan 2


Wx = gaya akibat berat air dalam arah x
Ff = gaya gesekan yang hilang dari pergerakan dari 2 ke 1
Q = debit
Vx = perubahan kecepatan dari 2 ke 1 dalam arah x

Gambar 1.7 Prinsip persamaan Momentum

Gaya Tekanan Hidrostatik


Gaya dalam arah x tekanan hidrostatik adalah :

P   . A.Y .Cos ..........................................................................(1.22)

Aumsi untuk distribusi tekanan hidrostatik hanya sah untuk kemiringan lereng memanjang
kurang dari 1 : 10. Cos θ untuk kemiringan memanjang 1 : 10 (kira-kira 6˚) adalah 0,995.
Karena kemiringan asli saluran jauh kurang dari 1 : 10, nilai Cos θ koreksi untuk

14
kedalaman dapat diatur menjadi 1 (Chow, 1959). Oleh karena itu, persamaan untuk gaya
tekanan hidrostatik pada potongan 1 dan 2 adalah sebagai berikut :

P   . A1.Y1.......................................................................................(1.23)

P   . A2 .Y2 ........................................................................................(1.24)

dimana : γ = unit berat air


Ai = luas penampang basah air pada potongan 1 dan 2

Yi = kedalaman yang diukur dari permukaan air ke tengah titik


pusat area gaya pada lokasi 1 dan 2

Gaya Berat Air

 A  A2 
W   . 1 .L............................................................................(1.25)
 2 

Wx  W .Sin .....................................................................................(1.26)

z2  z1
Sin   So ..........................................................................(1.27)
L

 A  A2 
Wx   . 1 .L.So ......................................................................(1.28)
 2 

dimana : L = jarak antara potongan 1 dan 2 sepanjang sumbu x


So = kemiringan memanjang saluran
zi = elevasi dasar saluran pada lokasi 1 dan 2

Gaya Gesek
Ff   .P.L.........................................................................................(1.29)

dimana : τ = tegangan regangan

15
P = rata-rata penampang basah antara potongan 1 dan 2
   .R.S f .........................................................................................(1.30)

dimana : R = rata-rata radius hidraulik


Sf = kemiringan garis energi

A
Ff   . .S f .P.L...............................................................................(1.31)
P

 A  A2 
Ff   . 1 .S f .L.......................................................................(1.32)
 2 

Massa Percepatan

m.a  Q..Vx ....................................................................................(1.33)


 danVz  1 .V1   2 .V2 
g

Q.
m.a  .1.V1   2 .V2 ...................................................................(1.34)
g

dimana : β = koefisien momentum untuk kecepatan yang beragam distribusinya


dalam saluran yang tidak seragam

Subtitusi ke persamaan 1.21 dan asumsi Q dapat bervariasi dari 2 ke 1.

 A1  A2   A  A2  Q . Q .
 . A2 .Y 2   . A1.Y 1   . .L.S0   . 1 .L.S f  1 .1.V1  2 . 2 .V2 .....(1.35)
 2   2  g g

Q2 . 2 .V2  A  A2   A  A2  Q . .V
 A2 .Y 2   1 .L.S0   1 .L.S f  1 1 1  A1.Y 1....................(1.36)
g  2   2  g

16
Q2 . 2  A  A2   A  A2  Q .
 A2 .Y 2   1 .L.S 0   1 .L.S f  1 1  A1 .Y 1 ...........................(1.37)
g. A2  2   2  g. A1

Persamaan 1.37 adalah bentuk dari persamaan momentum yang digunakan dalam HEC –
RAS. Semua persamaan dari persamaan Momentum dalam HEC – RAS diperoleh dari
persamaan 1.37.

III. PENELUSURAN MUKA AIR TAK LANGGENG (UNSTEADY FLOW)

Hukum fisika yang menyatakan tentang aliran air di sungai adalah:


1. Prinsip/Hukum Konservasi masa (kontinuitas) dan
2. Hukum konservasi momentum
Kedua hukum tersebut dinyatakan secara matematik dalam bentuk persamaan difensial
parsial, yang selanjutnya dinyatakan sebagai persamaan kontinuitas dan memontum.

3.1 Persamaan Kontinuitas


Pertimbangan volume control dasar ditujukkan pada Gambar 3.1, pada gambar ini jarak x
di ukur sepanjang saluran (seperti ditunjukkan) pada titik tengah dari volume control aliran
dan luas total aliran dinotasikan Q(x1t1) dan At. Luas total aliran adalah jumlah luas aktif
(A) dan luas simpanan saluran diam (S).

17
Gambar 3.1 Volume elemen kontrol untuk penurunan persamaan Kontiunitas dan
Momentum

Konservasi masa untuk volume control bahwa “total laju aliran ke dalam volume akan
sama dengan laju perubahan simpanan di dalam volume”
Laju aliran masuk ke volume control dapat ditulis seperti:

q x
Q ...............................................................................................................2.40
x 2
Laju aliran keluar seperti:

q x
Q ...............................................................................................................2.41
x 2

Dan laju perubahan simpanan seperti:


q
x
x
Asumsikan bahwa x kecil, sehingga perubahan massa pada volume control sama dengan

AT  q    q   
 x    Q     Q    Q l 
t   2    2  

18
Dimana Ql adalah aliran lateral yang masuk ke volume control dan  adalah kerapatan
fluida. Bentuk akhir dari persamaan kontinuitas hasil penyederhanaan dari pembagian
dengan x adalah:
AT Q
 ql 0
t 
Dimana ql adalah lateral inflow persamaan panjang.

3.2 Persamaan Momentum


Konservasi momentum dinyatakan oleh hukum Newton II:
dM
F 
dt

Konservasi momentum untuk volume control dinyatakan bahwa total laju dari momentum
yang masuk ke volume (flux momentum) ditambah semua jumlah gaya ekternal yang
bereaksi pada volume akan sama dengan laju akumulasi momentum. Ini adalah penerapan
persamaan vector pada arah –x flux momentum (MV) adalah massa fluida kali kecepatan
pada arah aliran. Tiga gaya akan dipertimbangkan adalah gaya tekanan, grafitasi, dan gaya
menyeret atau gesek.

1. Gaya Tekanan
Gambar 3.2 mengilustrasikan kasus umum, dari penampang melintang yang tidak
beraturan. Distribusi tekanan diasumsikan menjadi hidrostatis dan total gaya tekannya
adalah integral dari tekanan-luas hasil/produksi diatas penampang melintang. Gaya tekan
pada beberapa titik ditulis seperti :
h
FP   g (h  y )T( y ) dy
0

Dimana h adalah kedalaman, y jarak diatas saluran inverst, dan T(y) adalah fungsi lebar
yang berhubungan dengan lebar penampang melintang terhadap jarak diatas saluran inverst.
Jika Fp adalah gaya tekan pada arah x pada titik tengah volume control, maka gaya pada
bagian hulu dari volume control dapat dituliskan sbb:

FP x
FP 
x 2
dan pada bagian hilir
19
FP x
FP 
x 2

Gambar 3.2 Ilustrasi dari istilah gaya tekanan

Jumlah gaya tekan untuk volume control dapat dituliskan :

Fp x Fp x
Fpn  Fp   Fp   FB
x 2 x 2

Dimana Fpn adalah jumlah total gaya tekan untuk volume control dan FB adalah gaya yang
digunakan oleh bank pada arah x pada fluida. Ini dapat disederhanakan menjadi :

FP
FPn   x  FB
x

Persamaan diferensial 2.46 menggunakan hukum Leibnitz’s dan didistribusikan ke dalam


persamaan 2.50 maka diperoleh hasil :

 h h h
T( y ) 
FPn   gx   T( y ) dy   (h  y ) dy   FB ............................................................(2.51)
 x 0 0
x 

Integral pertama pada persamaan 2.51 adalah luas penampang melintang (A). integral
kedua (dilalikan dengan  gx ) adalah gaya tekan yang digunakan oleh fluida pada
banknya, persisnya sama besar, tetapi kebalikan arah ke FB. Oleh karena itu gaya tekan
dituliskan sebagai berikut :
20
h
FPn   gA x
x

2. Gaya Grafitasi
Gaya grafitasi fluida pada volume control arah x adalah :

Fg  gA Sin x

 adalah sudut yang membuat saluran invert dengan horizontal


zo
Untuk saluran alami  adalah lebih kecil dari sin  sehingga mendekati tan   ,
x
dimana zo adalah inverst elevasi. Oleh karena itu gaya grafitasi ditulis:

zo
Fg   gA x
x
Gaya ini akan positif untuk slope negative.

3. Gaya Gesek
Gaya gesek antara saluran dengan fluida dapat ditulis sebagai berikut:

F f      ..........................................................................................(2.55)

Dimana 0 adalah rata-rata boundry tekanan shear (gaya/satuan luas) yang terjadi pada
fluida dan  adalah wetted perimeter. Tanda negative mengidentifikasikan bahwa aliran
dalam arah positif sumbu x dan gaya menuju ke arah negative sumbu x.
Dari analisis dimensional, 0 dapat diexpansikan dalam istilah koefisien gesek, Co sebagai
berikut:
 o   Co V 2 .......................................................................................................(2.56)
Koefisien gesek berhubungan dengan koefisien chezy:
9
Co  ...........................................................................................................(2.57)
C2
Selanjutnya, persamaan chezy dapat ditulis:

21
  C RS f .......................................................................................................(2.58)

Substitusikan persamaan 2.56, 2.57 dan 2.58 ke 2.55 dan hasil penyederhanaan dapat
dinyatakan dalam gaya gesek:
Fy   g A S f x

Dimana Sf adalah kemiringan gesek, bernilai positif untuk arah aliran arah sumbu x postif.
Kemiringan gesek harus berhubungan dengan aliran dan ketinggian secara tradisional,
persamaan kekasaran manning dan chezy dapat digunakan.

Persamaan manning dapat ditulis:


Q Q n2
Sf 
2.208 R 4 / 3 A2
Dimana R adalah jari-jari hidraulik, n adalah koefisien kekasaran manning.

4. Fluks Momentum
Dari tiga gaya yang telah dijelaskan sebelumnya tingal yang terakhir adalah momentum
fluks. Fluks yang masuk dalam suatu volume kontrol dapat dituliskan sebagai berikut :

 QV x 
 QV 
 x 2 

dan fluk yang tertingal dalam volume kontrol dapat dituliskan sebagai berikut :
 QV x 
 QV 
 x 2 

sehingga laju perubahan momentum (Fluks Momentum) yang masuk dalam volume
kontrol adalah sebagai berikut :
QV
 x
x

karena momentum dari fluida di dalam volume kontrol adalah  Q x maka laju
akumulasi momentum dapat dituliskan sebagai berikut :


Qx   x Q
t t

Mengulang kembali hukum konservasi momentum bahwa total laju perubahan momentum
pada suatu volume tertentu ditambah dengan jumlah semua gaya yang berpengaruh
22
terhadap volume tersebut sama dengan laju dari akumulasi momentum. Hukum tersebut
dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut :

Q QV h z
x  x  gA x  gA o x  gAS f x
t x x x

Elevasi dari permukaan air (z) sama dengan zo + h. Oleh karena itu :
z h z o
 
x x x

z
dimana adalah kemiringan muka air. Dengan mensubsitusikan kedua persamaan diatas
x

dan hasilnya dibagi oleh  x maka diperoleh hasil terakhir dari bentuk persamaan
momentum sebagai berikut :
Q QV  z 
  gA  S f   0
t x  x 

23
PENGOPERASIAN PROGRAM HEC-RAS

I. PENDAHULUAN
HEC-RAS dibuat dan dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center, salah satu
divisi dari the Institute for Water Resources (IWR), U.S Army Corp of Engineer. Software
ini merupakan salah satu bagian dari pengembangan Next Generation (NextGen) dari
software Hydrologic Emgineering, dimana NextGen meliputi beberapa aspek rekayasa
hidrologi diantaranya analisa curah hujan – limpasan, hidraulik sungai, simulasi system
waduk, analisa bahaya banjir dan perkiraan real-time sungai untuk operasi waduk.
HEC-RAS version 1.0 pertama kali dirilis pada Bulan Juli 1995. sejak itu terus
dikembangkan menjadi versi 1.1; 1.2; 2.0; 2.1; 2.2; 2.21; 3.0; 3.1, 3.1.3 dan terakhir adalah
versi 4.0 beta.

HEC-RAS pada intinya terdiri dari 3 komponen analisa hidraulik satu dimensi (one-
dimension computation) yaitu :
- perhitungan profile permukaan air aliran tetap (steady flow)
- simulasi aliran tak tetap (unsteady flow)
- perhitungan pengangkutan pergerakan sediment.

II. PENGENALAN PROGRAM HEC-RAS


HEC-RAS adalah suatu program yang integrated dari analisa hidraulik yang dapat
berinteraksi dengan user melalui Graphical User Interface (GUI). HEC-RAS mampu
untuk melakukan perhitungan profile muka air untuk kondisi Steady maupun Unsteady
dan beberapa perhitungan desain hidraulik dan sediment transport.
Dalam istilah terminology HEC-RAS terdapat suatu kata Project yang merupakan suatu
kumpulan data file yang berasosiasi dengan sistem Sungai. Seorang modeler dapat
menampilkan beberapa atau semua variasi dari tipe-tipe analisa termasuk dalam paket
HEC-RAS merupakan bagian dari suatu Project.
Data file dalam suatu project dikategorikan sebagai berikut:
- Plan data
- Geometry Data
- Steady Flow data
- Unsteady Flow data
- Sediment Data
24
- Hydraulic Design Data

2.1 Memulai HEC-RAS


Klik dua kali icon HEC-RAS pada desktop atau klik Start menu selanjutnya pilih
Program kemudian pilih HEC dan terakhir klik HE-RAS. Icon HEC-RAS terlihat seperti
pada Gambar 1.

Gambar 1. Icon HEC-RAS

Setelah icon diklik akan tampil pada layer monitor seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Menu Utama HEC-RAS

Dibawah ini adalah struktur dari menu tama HEC-RAS disertai keterangan dibawahnya.

25
Gambar 3. Struktur Menu Utama HEC-RAS

Keterangan Gambar 3 adalah sebagai berikut :

File : Digunakan untuk manajemen file.


Menu dibawah File terdiri dari : New Project; Open Project; Save Project; Save Project
As; Rename Project; Delete Project; Project Summary; Import HEC-2 Data; Export to
HEC-DSS; Restore Data; dan Exit. Selain itu dibagian paling bawah terdapat list file
project yang telah dibuka untuk mempercepat user apabila ingin membuka file tersebut.

26
Edit : Digunakan untuk memasukan dan mengedit data.
Data dikelompokan berdasarkan empat tipe yaitu : Geometric Data; Steady Flow Analysis;
Unsteady Flow Analysis; Sediment Analysis dan Hydraulic Design Function. Pada versi
sekarang Sediment Analysis belum aktif.

Run : Digunakan untuk perhitungan hidraulik.


Menu yang berada dibawah RUN adalah Steady Flow Analysis; Unsteady flow Analysis;
Sediment Analysis dan Hydraulic Design Funtion. Pada versi sekarang Sediment Analysis
belum aktif

View : Berisi pilihan untuk menampilkan hasil keluaran/output dari perhitungan model,
baik berbentuk grafik atau tabel.
Menu dibawah View adalah Cross section; Water Surface Profile; General Profile Plot;
Rating Curve; X-Y-Z Perspective Plot; Stage and Flow Hydrographs; Hydraulic Properties
Plot; Detailed Output Tables; Profile Summary Tables; dan Summary Err,Warn, Notes.

Options : Menu ini digunakan untuk merubah satuan unit program yang digunakan. Satuan
yang digunakan metrik (SI) atau English.

Help : Digunakan untuk menuntun pengguna apabila mengalami kesulitan dalam


pengoperasian program HEC-RAS.
Selain menu pilihan di atas ditampilkan juga tombol-tombol untuk mempermudah dan
memepercepat proses yang diinginkan oleh pengguna seperti terlihat pada Gambar 4.

27
Gambar 4. Tombol Menu Utama HEC-RAS

III. PENGEMBANGAN MODEL HIDRAULIK DENGAN HEC-RAS

Ada lima langkah utama dalam membuat pengembangan model hidraulik dengan
mengunakan HEC-RAS yaitu :
1. Memulai Project Baru (Start New Project)
2. Memasukan Data Geometri (Input Geometry)
28
3. Memasukan Data Aliran dan Kondisi Batas (Input Flow and Boundary Condition)
4. Melakukan Perhitungan Hidraulik (Hydraulic Computation)
5. Menampilkan Hasil (Tabular and Graphical Output)

3.1 Memulai Project Baru


Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan model hidraulik dengan
menggunakan HEC-RAS adalah melakukan pemilihan direktori tempat bekerja dan
pemberian nama file project yang baru.
Untuk memulai Project baru dilakukan melalui menu File yang ada pada windows HEC-
RAS dan kemudian pilih New Project. Gambar 5 merupakan tampilan hasil dari klik New
Project.

Gambar 5. Window New Project

Seperti pada Gambar 5, anda pertama sekali memilih drive tempat anda bekerja selanjutnya
isi Title dan File Name sesuai dengan keinginan anda. Untuk pengisian nama pada File
Name harus berekstension *prj dan user tidak diizinkan untuk melakukan perubahan.
Setelah anda memasukan semua informasi kemudian tekan OK. Setelah OK ditekan maka
kotak pesan akan muncul dengan judul project dan tempat direktori project. Jika informasi
yang diberikan tersebut benar maka tekan OK dan jika informasi yang diberikan tidak
benar tekan Cancel maka program akan kembali pada window New Project.

29
3.2 Memasukan Data Geometry
Langkah selanjutnya dalam pengembangan model hidraulik adalah memasukan data
geometri yang diperlukan yang terdiri dari informasi system sungai, data cross section dan
data struktur hidraulik (jembatan, gorong-gorong, bendungan, dll).
Data geometri dimasukkan dengan memilih Geometric Data dari menu Edit pada
windows utama HEC-RAS. Setelah option ini dipilih maka windows Geometric Data akan
tampil seperti pada Gambar 6.

Gambar 6. Window Geometric Data

Seorang modeler untuk pengembangan data geometri pertama sekali harus mengambar
skematisai system sungai. Untuk membuat skematisasi sistem sungai dilakukan dengan
cara menekan tombol Reach River dan kemudian mengambar wilayah sungai dari hulu
sungai samapi hilir sungai. Setelah wilayah sungai digambar program akan menampilkan
kotak untuk memasukan nama indentifikasi River dan Reach.
Pemberian nama identifikasi River dan Reach hanya dapat dilakukan sampai 16 karakter.
Jika skematisasi sistem sungai yang digambar memiliki titik pertemuan beberapa River
dan Reach maka pada saat pengambaran secara otomatis akan menampilkan promp isian
untuk mengidentifikasi titik pertemuan (junction).
30
Setelah skematisasi sistem sungai digambar, modeler dapat mulai memasukan data cross
section dan struktur data hidraulik. Tekan tombol Cross Section maka cross section data
akan tampil seperti pada Gambar 7. seperti pada Gambar 7, setiap cross section memiliki
River Name, Reach Name, River Station dan Description. Identifikasi River, Reach
dan River Station digunakan untuk menjelaskan dimana posisi cross section tersebut
dalam sistem sungai.
Pemberian nama identifikasi River Station harus dengan bilangan numeric dan
ketentuannya adalah nilai numeric yang paling besar berada di hulu sungai dan terendah di
hilir sungai.

Gambar 7. Tampilan Cross Section Data

3.3 Memasukan Data Aliran dan Kondisi Batas


Setelah geometri data dimasukan, modeler kemudian dapat memasukan data aliran baik itu
Steady maupun Unsteady. Tipe data yang dipilih disesuaikan dengan keperluan modeler
untuk tipe analisisnya. Pada kesempatan kali ini analisa yang dijelaskan adalah analisa
untuk Unsteady Flow.

3.3.1 Analisa Aliran Unsteady


Setelah semua geometric data dimasukan, user dapat mengisi Data Unsteady Flow sesuai
kebutuhan. Pilih Unsteady Flow Data dari menu Edit pada menu utama HEC-RAS. Maka
akan terlihat tampilan seperti pada Gambar 8.

31
User harus memasukan kondisi batas/boundary conditions atas semua batas luar yang
terdapat didalam sistem jaringan sungai., mengatur kondisi awal/initial conditions dan
kondisi storage area sebagai pedoman awal periode simulasi.
Untuk menetapkan kondisi batas, pertama-tama pilih Boundry Conditions dari menu
Unsteady Flow Data. Lokasi River, Reach dan River Station secara otomatis telah
masuk didalamnya. Kemudian pilih tipe kondisi batas yang sesuai dengan skematisai
jaringan Sungai yang telah dibuat. Perlu diingat bahwa tidak semua tipe kondisi batas dapat
digunakan. Program ini secara otomatis tidak akan membuat aktif kondisi batas yang tidak
diperlukan. User juga dapat menambah lokasi kondisi batas sesuai yang dibutuhkan dengan
memilih River, Reach dan River Station kemudian tekan tombol Add a Boundary
Condition Location.

Gambar 8. Unsteady Data Flow Editor untuk Boundary Conditions

32
3.3.2 Boundary Conditions
Ada beberapa kondisi batas yang tersedia antaranya :
 Flow Hydrograph : tipe ini dapat digunakan sebagai kondisi batas hulu sungai
(upstream) maupun hilir sungai (downstream). Tetapi biasanya digunakan sebagai
kondisi batas hulu sungai. Apabila user telah memilih tipe ini, tampilannya terlihat
seperti pada Gambar 9. User dapat langsung memasukan data pada kolom tabel yang
tersedia. Pertama masukan Data Time Interval yang diinginkan. Program hanya dapat
menjalankan data time series pada selang waktu regular yang telah dipilih user.

Gambar 9. Kondisi Batas Flow Hydrograph.

 Stage Hydrograph : dapat digunakan untuk kondisi batas di hulu atau di hilir
sungai. Proses pengeditan sama dengan proses pengeditan tipe Flow Hydrograph.

 Stage and Flow Hydrograph : dapat digunakan untuk kondisi batas hulu atau hilir
sungai. Stage dan Flow Hydrograph di hulu sungai adalah kondisi batas gabungan
33
dimana tingkat hydrograph disisipkan pada kondisi batas hulu sampai stage
hydrograph menjalankan data. Pada kondisi ini, program secara otomatis akan
menghilangkan fungsi kondisi batas pada flow hydrograph. Tipe kondisi batas ini
terutama digunakan untuk model perkiraan dimana data yang diamati menurut prediksi
waktu dan data flow adalah hydrograph terprediksi.

 Rating Curve : digunakan sebagai kondisi batas hilir. Tipe ini memiliki nilai
hubungan tunggal dan tidak mencerminkan loop dari jaringan. Asumsi ini dapat
menyebabkan error pada vicinity dari rating curve. Error dapat menjadi masalah untuk
sungai yang memiliki kemiringan air permukaan tidak cukup curam. Gambar 10
memperlihatkan data masukan tipe ini.

Gambar 10. Rating Curve Boundary Condition Editor

 Normal Depth : Hanya digunakan untuk kondisi batas hilir.

34
 Lateral Inflow Hydrograph : Digunakan untuk kondisi batas internal.

 Uniform Lateral Inflow Hydrograph : Digunakan untuk kondisi batas internal.

 Groundwater Interflow : Digunakan untuk menidentifikasi jangkauan sungai dari air


peralihan di dalam bendungan/grroundwater reservoir.

 Time Series of Gate Openings : Digunakan untuk membuka pintu, untuk inline gated
spillway, lateral gated spillway atau spillway penghubung dari dua tampungan.

 Elevation Controlled Gate : Digunakan untuk mengontrol pembukaan atau


penutupan pintu berdasarkan ketinggian dari permukaan air di hulu sungai.

3.3.3 Initial Condition


User harus mendefinisikan kondisi awal dari system yang dibuat pada awal simulasi.
Kondisi awal ini berisi informasi flow dan stage dari setiap cross section. Untuk
mengatifkannya pilih Initial Condition pada menu Unsteady Flow Data Editor, maka
akan terlihat seperti pada Gambar 11.

35
Gambar 11. Unsteady Data Flow Editor untuk Initial Conditions

3.4 Melakukan Perhitungan Hidraulik


Setelah semua data geometri dan data aliran telah dientri, maka modeler kemudian dapat
memulai melakukan perhitungan hidraulik. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa
perhitungan hidraulik ada tiga tipe yaitu :
- Steady Flow Analysis
- Unsteady Flow Analysis
- Hydraulic Design Function
Modeler kemudian dapat memiliki beberapa analisa hidraulik yang tersedia dari menu Run
pada windows utama HEC-RAS.

36
Salah satu contoh untuk melakukan perhitungan hidraulik untuk unsteady flow analysis
adalah melalui Run  Unsteady Flow Analysis sehingga akan tampak tampilan seperti
pada Gambar 12.

Gambar 12. Window Hasil Perhitungan untuk Unsteady Flow Analysis

3.5 Menampilkan Hasil Perhitungan


Langkah terakhir dalam melakukan pemodelan adalah menampilkan hasil perhitungan.
Beberapa fitur untuk menampilkan hasil keluaran perhitungan berada di bawah option
View yang ada pada tampilan utama HEC-RAS. Salah Satu tabel contoh hasil keluaran
model HEC-RAS adalah seperti terlihat pada Gambar 13.

37
Gambar 12. Tabel Hasil Keluaran Model HEC-RAS

IV. APLIKASI PROGRAM HEC-RAS


Sebagai langkah awal dalam memahami dan menjadi familiar dalam penggunaan program
HEC-RAS, maka berikut ini akan diberikan beberapa contoh kasus untuk dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran dan tuntunan dalam penggunaan program HEC-RAS.

4.1 PERHITUNGAN PROFIL ALIRAN PERMANEN


Sebagai salah satu program yang digunakan untuk melakukan perhitungan secara hidraulik
profil aliran di sungai, maka terdapat dua tipe aliran yang digunakan untuk melakukan
perhitungan tersebut yaitu perhitungan profil aliran permanen (steady flow) dan
perhitungan profil aliran tak permanen (unsetady flow). Supaya lebih mengerti dan
memahami proses perhtiungan profil aliran permanen, maka berikut ini diberikan data
contoh kasus untuk dimodelkan dengan menggunakan program HEC-RAS.

38
Berikut ini merupakan contoh kasus:
Saluran berbentuk trapesium prismatis dan simetris dengan lebar dasar 5.0 m, lebar atas
17.0 m, kedalaman saluran 4.0 m. Kekasaran penampang saluran n=0.025. Jika koordinat
(x,y) dan elevasi dasar saluran (z) diberikan pada tabel berikut.

Titik x (m) y (m) z (m) Slope


1 0.00 0.00 0.00
2 2000.00 0.00 5.00 0.0025
3 4000.00 0.00 7.00 0.0010
4 6000.00 0.00 15.00 0.0040
Dengan program HEC-RAS untuk aliran steady flow untuk debit bervariasi mulai dari 1,
5, 10, 15 dan 20 m3/sec dan elevasi muka air sebelah hilir ditetapkan pada elevasi +2.0 m
debit, buat profil muka air, profil kecepatan aliran sepanjang saluran dan rating curve
pada titik 1, 2, dan 3.
Catatan : Penampang diatara titik dbuat dengan interpolasi.

4.1.1 Membuat File Project Baru


Untuk membuat project baru, langkah – langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Pertama sekali harus menjalankan HEC-RAS drengan mengklik icon HEC-RAS atau
melalui Start  Program  HEC  HEC-RAS. Gambar 13 merupakan tampilan
windows utama HEC-RAS.

Gambar 13. Tampilan Utama HEC-RAS

- Selanjutnya pilih File  New Project, maka akan terlihat tampilan seperti pada
Gambar 14.

39
Gambar 14 Tampilan Windows New Project

- Isi nama Title dengan Saluran dan File Name dengan Saluran.prj dan tempatkan lokas
direktori yang dikehendaki, dalam hal ini penulis menempatkan pada drive D (Gambar
15).

Gambar 15. Pengisian Data Title dan File Name

- Setelah informasi yang diberikan maka selanjutnya tekan OK dan kotak pesan akan
tampil seperti pada Gambar 16, lalu tekan lagi OK jika informasinya benar. Anda telah
selesai dalam pembuatan Project Baru.

Gambar 16. Tampilan Pesan Pada Saat Pembuatan Project Baru


40
4.2 Input Data Geometri
Setelah selesai membuat file Project Baru, langkah selanjutnya adalah memasukan data
geometri sungai. Langkah – langkah untuk memasukan data geometri adalah sebagai
berikut:
- Sebelum data geometri dimasukan, anda harus memilih terlebih dahulu system satuan
yang digunakan. Untuk memilih system satuan melalui menu Option Unit System
(US.Customary/SI). Selanjutnya pilih System International (Metric System) seperti
pada Gambar 17.

Gambar 17. Tampilan Pemilihan Sistem Satuan

- Setelah sistem satuan selesai maka selanjutnya adalah membuat skematisasi jaringan
sungai. Untuk membuat skematisasi jaringan sungai melalui Edit  Geometric Data

atau menekan tombol button yang ada di tampilan utama HEC-RAS. Gambar 18
merupakan tampilan Geometric Data.

41
Gambar 18. Tampilan Geometric Data

- Langkah selanjutnya adalah menekan tombol River Reach yang ada di Tampilan
Geometric Data. Selanjutnya buat skematisasi jaringan sungai dengan membuat garis
dari hulu sungai sampai hilir sungai lalu isikan nama River dengan Saluran dan Reach
dengan Saluran seperti terlihat pada Gambar 19, dan setelah ditekan OK maka akan
terlihat gambar skematisasi jaringan sungai seperti pada Gambar 20.

Gambar 19. Tampilan untuk Memasukan Nama Sungai dan Wilayah Sungai.

42
Gambar 20. Skematisai Jaringan Sungai

- Setelah skematisasi sungai selesai selanjutnya melakukan pengisian data cross section
sungai dengan menekan tombol Cross Section yang ada pada tampilan Geometric
Data.

Gambar 21. Tampilan untuk Pengisian Data Cross Section

43
- Sebelum melakukan pengisian data cross section terlebih dahulu memberikan nama
River Station melalui Option  Add New Cross Section lalu isikan nomor River
Station.
- Selanjutnya isikan data cross pada Tabel Cross Section X Y Coordinate dan isikan
panjang antara setiap cross pada Downstream Reach Length, isikan nilai
Manningnya pada kolom Manning’s value, dan selanjutnya isikan data bankfull
sungai pada Main Channel Bank Station. Setelah semua terisi selanjutnya tekan
Apply Data sehingga akan tampil seperti pada Gambar 22.

Gambar 22. Hasil Tampilan Cross-Section Berdasarkan Data yang Dimasukan

- Untuk memasukan data cross yang lainnya dilakukan dengan cara yang sama seperti
diatas melalui Option  Add New Cross Section.
- Setelah semua data cross dimasukan maka selanjutnya data geometri disimpan melalui
File  Save Geometric Data.

Catatan:
Pada saat user pertama kali membuat jaringan sungai, tidak akan terlihat tanda garis yang
menunjukkan cross section. Tanda garis akan terlihat apabila data cross section telah
dimasukkan.

44
4.3 Memasukan Data Aliran dan Kondisi Batas
Setelah data geometri selesai dimasukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengisian data aliran dan kondis batas. Langkah – langkah dalam pengisian data aliran dan
kondisi batas adalah sebagai berikut :
- Dalam contoh ini, data aliran yang dimasukan adalah berupa debit hydrograf banjir.
Untuk memasukan data aliran dan kondisi batas melalui Edit  Unsteady Flow Data

atau menekan tombol yang ada di windows utama HEC-RAS.

Gambar 23. Tampilan Unsteady Flow Data

- Pengisian data hidrograf banjir di hulu sungai dengan cara meletakan kursor mouse
pada kolom Boundary Condition Type di RS 6. Selanjutnya Pilih tombol Flow
Hydrograph dan datanya diisi pada kolom Flow maka akan terlihat seperti pada
Gambar 24.

45
Gambar 24. Tampilan Flow Hydrograph

- Setelah data selesai dientri dan tanggalnya di setting dan untuk melihat grafik dari data
tersebut dapat dilakukan melalui Plot Data sehingga akan terlihat seperti pada Gambar
25.

Gambar 25. Plot Flow Hydrograph

46
- Setelah data aliran di hulu selesai dimasukan selanjutnya pengisian kondisi bata di
hilir sungai. Kondisi batas yang dimasukan pada kasus ini adalah pengaruh pasang
surut air laut. Data pasang surut air laut yang dimasukan berupa data ketinggian
muka air di hilir sungai. Untuk pengisian data ketinggian muka air di hilir sungai
sama seperti pada langkah sebelumnya tetapi pada tahapan ini dipilih Stage
Hydrograph seperti terlihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Tampilan Stage Hydrograph

- Setelah data ketingian muka air dimasukan pada kolom Stage selanjutnya untuk
melihat grafiknya melalui Plot Data sehingga akan tampil seperti pada Gambar
27.

47
Gambar 27 Plot Stage Hydrograph

- Setelah kondisi batas selesai dimasukan selanjutnya melakukan pengisian data initial.
Untuk melakukan pengisian data initial dilakukan dengan memilih Tab Initial
Conditions seperti yang terlihat pada Gambar 28. selanjutnya data initial dimasukan
pada kolom Initial Flow sebesar 0.05 setelah itu tekan Apply Data.

Gambar 28. Tampilan untuk Pengisian Data Initial

48
4.4 Melakukan Perhitungan Hidraulik
Setelah semua data dimasukan dalam Project maka langkah terakhir adalah melaksanakan
perhitungan hidraulik sebelum menampilkan hasil. Langkah-langkah dalam melakukan
perhitungan hidraulik khususnya untuk unsteady flow analysis adalah sebagai berikut:

- Pilih Run  Unsteady Flow Analysis atau tekan tombol yang tersedia pada
window utama HEC-RAS sehingga akan terlihat seperti pada Gambar 29.
- Selanjutnya ceklist semua tipe yang ada pada Programs to Run.
- Isikan data time series untuk melakukan analisis seperti Starting Date dan Ending
Date, dan banyaknya ordinat dari interval simulasi tidak boleh lebih dari input data
kondisi batas yang dimasukan.
- Selanjutnya dilakukan pengisian Setting Computation, yaitu Computation Interval,
Hydrograph Output Interval dan Detail Output Interval.
- Setelah semua informasi data yang diperlukan telah dientri maka langkah selanjutnya
adalah mengklik tombol Compute untuk melakukan perhitungan. Hasil menjalankan
Compute akan terlihat seperti pada Gambar 30.

Gambar 29. Tampilan untuk Perhitungan Unsteady


49
Gambar 30. Tampilan Perhitungan HEC-RAS

4.5 Menampilkan Hasil Perhitungan


Langkah terakhir dalam pemodelan hidraulik dengan HEC-RAS adalah menampilkan
hasil perhitungan. Untuk menampilkan hasil output dari perhitungan tersebut semuanya
berada di bawah View, atau bisa mengklik tombol berikut ini :

: View Cross Section

: View Profiles

: View General Profile Plot

: View Compute rating Curves

: View 3D Multiple Cross Section Plot

: Hidraulic Propertie Table Plots

: Stage and Flow Hydrograps

: View Detail Output at XS, Culvert, Bridges, Weirs, dll.

: View Summary Output Table by Profile


50
Hasil keluaran perhitungan hidraulik dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

Gambar 31. Hasil Plot Muka Air pada Cross Section

Gambar 32. Plot Profile Muka Air Memanjang

51
Gambar 33. Tabel Hasil Keluaran setiap Cross Section

Gambar 34. Tabel Hasil Keluaran Seluruh Cross Section

52
4.2 PERHITUNGAN PROFIL ALIRAN TAK PERMANEN
Untuk memperlancar dalam pengoperasian HEC-RAS maka disediakan contoh untuk
dapat diikuti langkah-langkah dalam pengoperasiannya. Sebagai objek contoh dalam
aplikasi ini diambil dari Sungai Karangmumus. Langkah – langkah dalam pengembangan
modelnya adalah sebagai berikut:

4.2.1 Membuat Project Baru


Untuk membuat project baru, langkah – langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Pertama sekali harus menjalankan HEC-RAS drengan mengklik icon HEC-RAS atau
melalui Start  Program  HEC  HEC-RAS. Gambar 13 merupakan tampilan
windows utama HEC-RAS.

Gambar 13. Tampilan Utama HEC-RAS

- Selanjutnya pilih File  New Project, maka akan terlihat tampilan seperti pada
Gambar 14.

53
Gambar 14 Tampilan Windows New Project
- Isi nama Title dengan Karangmumus dan File Name dengan Karangmumus.prj dan
tempatkan lokas direktori yang dikehendaki, dalam hal ini penulis menempatkan pada
drive D (Gambar 15).

Gambar 15. Pengisian Data Title dan File Name

- Setelah informasi yang diberikan maka selanjutnya tekan OK dan kotak pesan akan
tampil seperti pada Gambar 16, lalu tekan lagi OK jika informasinya benar. Anda telah
selesai dalam pembuatan Project Baru.

Gambar 16. Tampilan Pesan Pada Saat Pembuatan Project Baru

4.2.2 Memasukan Data Geometri


Setelah selesai membuat Project Baru, langkah selanjutnya adalah memasukan data
geometri sungai. Langkah – langkah untuk memasukan data geometri adalah sebagai
berikut:
- Sebelum data geometri dimasukan, anda harus memilih terlebih dahulu system satuan
yang digunakan. Untuk memilih system satuan melalui menu Option Unit System
54
(US.Customary/SI). Selanjutnya pilih System International (Metric System) seperti
pada Gambar 17.

Gambar 17. Tampilan Pemilihan Sistem Satuan

- Setelah system satuan selesai maka selanjutnya adalah membuat skematisasi jaringan
sungai. Untuk membuat skematisasi jaringan sungai melalui Edit  Geometric Data

atau menekan tombol button yang ada di tampilan utama HEC-RAS. Gambar 18
merupakan tampilan Geometric Data.

Gambar 18. Tampilan Geometric Data


55
- Langkah selanjutnya adalah menekan tombol River Reach yang ada di Tampilan
Geometric Data. Selanjutnya buat skematisasi jaringan sungai dengan membuat garis
dari hulu sungai sampai hilir sungai lalu isikan nama River dengan Karangmumus dan
Reach dengan Karangmumus seperti terlihat pada Gambar 19, dan setelah ditekan OK
maka akan terlihat gambar skematisasi jaringan sungai seperti pada Gambar 20.

Gambar 19. Tampilan untuk Memasukan Nama Sungai dan Wilayah Sungai.

Gambar 20. Skematisai Jaringan Sungai

56
- Setelah skematisasi sungai selesai selanjutnya melakukan pengisian data cross section
sungai dengan menekan tombol Cross Section yang ada pada tampilan Geometric
Data.

Gambar 21. Tampilan untuk Pengisian Data Cross Section

- Sebelum melakukan pengisian data cross section terlebih dahulu memberikan nama
River Station melalui Option  Add New Cross Section lalu isikan nomor River
Station.
- Selanjutnya isikan data cross pada Tabel Cross Section X Y Coordinate dan isikan
panjang antara setiap cross pada Downstream Reach Length, isikan nilai
Manningnya pada kolom Manning’s value, dan selanjutnya isikan data bankfull
sungai pada Main Channel Bank Station. Setelah semua terisi selanjutnya tekan
Apply Data sehingga akan tampil seperti pada Gambar 22.

57
Gambar 22. Hasil Tampilan Cross-Section Berdasarkan Data yang Dimasukan

- Untuk memasukan data cross yang lainnya dilakukan dengan cara yang sama seperti
diatas melalui Option  Add New Cross Section.
- Setelah semua data cross dimasukan maka selanjutnya data geometri disimpan melalui
File  Save Geometric Data.

Catatan:
Pada saat user pertama kali membuat jaringan sungai, tidak akan terlihat tanda garis yang
menunjukkan cross section. Tanda garis akan terlihat apabila data cross section telah
dimasukkan.

4.2.3 Memasukan Data Aliran dan Kondisi Batas


Setelah data geometri selesai dimasukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengisian data aliran dan kondis batas. Langkah – langkah dalam pengisian data aliran dan
kondisi batas adalah sebagai berikut :
- Dalam contoh ini, data aliran yang dimasukan adalah berupa debit hydrograf banjir.
Untuk memasukan data aliran dan kondisi batas melalui Edit  Unsteady Flow Data

atau menekan tombol yang ada di windows utama HEC-RAS.

58
Gambar 23. Tampilan Unsteady Flow Data

- Pengisian data hidrograf banjir di hulu sungai dengan cara meletakan kursor mouse
pada kolom Boundary Condition Type di RS 6. Selanjutnya Pilih tombol Flow
Hydrograph dan datanya diisi pada kolom Flow maka akan terlihat seperti pada
Gambar 24.

59
Gambar 24. Tampilan Flow Hydrograph
- Setelah data selesai dientri dan tanggalnya di setting dan untuk melihat grafik dari data
tersebut dapat dilakukan melalui Plot Data sehingga akan terlihat seperti pada Gambar
25.

Gambar 25. Plot Flow Hydrograph

- Setelah data aliran di hulu selesai dimasukan selanjutnya pengisian kondisi bata di
hilir sungai. Kondisi batas yang dimasukan pada kasus ini adalah pengaruh pasang
surut air laut. Data pasang surut air laut yang dimasukan berupa data ketinggian
muka air di hilir sungai. Untuk pengisian data ketinggian muka air di hilir sungai
sama seperti pada langkah sebelumnya tetapi pada tahapan ini dipilih Stage
Hydrograph seperti terlihat pada Gambar 26.

60
Gambar 26. Tampilan Stage Hydrograph

- Setelah data ketingian muka air dimasukan pada kolom Stage selanjutnya untuk
melihat grafiknya melalui Plot Data sehingga akan tampil seperti pada Gambar
27.

Gambar 27 Plot Stage Hydrograph

61
- Setelah kondisi batas selesai dimasukan selanjutnya melakukan pengisian data initial.
Untuk melakukan pengisian data initial dilakukan dengan memilih Tab Initial
Conditions seperti yang terlihat pada Gambar 28. selanjutnya data initial dimasukan
pada kolom Initial Flow sebesar 0.05 setelah itu tekan Apply Data.

Gambar 28. Tampilan untuk Pengisian Data Initial

4.2.4 Melakukan Perhitungan Hidraulik


Setelah semua data dimasukan dalam Project maka langkah terakhir adalah melaksanakan
perhitungan hidraulik sebelum menampilkan hasil. Langkah-langkah dalam melakukan
perhitungan hidraulik khususnya untuk unsteady flow analysis adalah sebagai berikut:

- Pilih Run  Unsteady Flow Analysis atau tekan tombol yang tersedia pada
window utama HEC-RAS sehingga akan terlihat seperti pada Gambar 29.
- Selanjutnya ceklist semua tipe yang ada pada Programs to Run.
- Isikan data time series untuk melakukan analisis seperti Starting Date dan Ending
Date, dan banyaknya ordinat dari interval simulasi tidak boleh lebih dari input data
kondisi batas yang dimasukan.
- Selanjutnya dilakukan pengisian Setting Computation, yaitu Computation Interval,
Hydrograph Output Interval dan Detail Output Interval.

62
- Setelah semua informasi data yang diperlukan telah dientri maka langkah selanjutnya
adalah mengklik tombol Compute untuk melakukan perhitungan. Hasil menjalankan
Compute akan terlihat seperti pada Gambar 30.

Gambar 29. Tampilan untuk Perhitungan Unsteady

63
Gambar 30. Tampilan Perhitungan HEC-RAS

4.2.5 Menampilkan Hasil Perhitungan


Langkah terakhir dalam pemodelan hidraulik dengan HEC-RAS adalah menampilkan
hasil perhitungan. Untuk menampilkan hasil output dari perhitungan tersebut semuanya
berada di bawah View, atau bisa mengklik tombol berikut ini :

: View Cross Section

: View Profiles

: View General Profile Plot

: View Compute rating Curves

: View 3D Multiple Cross Section Plot

: Hidraulic Propertie Table Plots

: Stage and Flow Hydrograps

: View Detail Output at XS, Culvert, Bridges, Weirs, dll.

: View Summary Output Table by Profile


64
Hasil keluaran perhitungan hidraulik dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

Gambar 31. Hasil Plot Muka Air pada Cross Section

Gambar 32. Plot Profile Muka Air Memanjang

65
Gambar 33. Tabel Hasil Keluaran setiap Cross Section

Gambar 34. Tabel Hasil Keluaran Seluruh Cross Section


66
DAFTAR PUSTAKA

US Army Corps of Engineers 2002. HEC-RAS, River Analysis System, User’s Manual,
Hydrologic Engineering Center, Davis, CA.

Heasted Method. 2005. Floodplain Modeling Using HEC-RAS (reprint). Heasted


Methos,Inc.http://www.haestad.com/library/books/fmras/floodplainonlinebook/javascript
/wwhelp/wwhimpl/js/html/wwhelp.htm

Segel Hendrycus Ginting. 2004. Perhitungan Muka Air dengan HEC-RAS. Materi
Pelatihan untuk Mahasiswa Pasca Sarjana MPSDA-ITB (interen)

LAMPIRAN

Data Pasang Surut Sungai Karangmumus


No MA No MA No MA No MA No MA
1 0.896 21 -0.624 41 0.416 61 0.886 81 -0.444
2 0.796 22 -0.184 42 0.026 62 0.996 82 -0.574
3 0.696 23 0.036 43 -0.204 63 0.986 83 -0.124
4 0.296 24 0.316 44 -0.534 64 0.796 84 0.416
5 -0.154 25 0.926 45 -0.624 65 0.536 85 0.666
6 -0.444 26 0.946 46 -0.374 66 0.096 86 0.706
7 -0.504 27 0.736 47 0.096 67 -0.284 87 0.726
8 -0.704 28 0.496 48 0.596 68 -0.494 88 0.536
9 -0.034 29 0.166 49 0.706 69 -0.674 89 0.316
10 0.696 30 -0.244 50 0.796 70 -0.554 90 -0.004
11 0.836 31 -0.464 51 0.866 71 -0.054 91 -0.124
12 1.096 32 -0.624 52 0.646 72 0.426 92 -0.444
13 1.336 33 -0.704 53 0.236 73 0.656 93 -0.624
14 1.376 34 -0.174 54 -0.074 74 0.786 94 -0.534
15 1.246 35 -0.476 55 -0.364 75 0.796 95 -0.174
16 0.806 36 -0.876 56 -0.454 76 0.646 96 0.166
17 0.406 37 1.096 57 -0.574 77 0.446 97 0.626
18 -0.004 38 1.226 58 -0.594 78 0.116 98 0.686
19 -0.304 39 1.136 59 0.196 79 -0.224 99 0.726
20 0.496 40 0.746 60 0.746 80 -0.374 100 0.676

67
Data Hidrograf Banjir di Sungai Karangmumus
No Flow No Flow No Flow No Flow No Flow
1 0.05 21 223.48 41 69.36 61 16.55 81 3.7
2 0.63 22 214.63 42 64.76 62 15.37 82 3.43
3 3.18 23 205.41 43 60.43 63 14.28 83 3.18
4 12.74 24 195.99 44 56.38 64 13.26 84 2.95
5 33.75 25 186.51 45 52.57 65 12.31 85 2.74
6 64.56 26 177.07 46 49 66 11.43 86 2.54
7 100.3 27 167.77 47 45.66 67 10.61 87 2.35
8 136.16 28 158.67 48 42.54 68 9.84 88 2.18
9 168.67 29 149.82 49 39.61 69 9.14 89 2.02
10 196 30 141.26 50 36.88 70 8.48 90 1.87
11 217.56 31 133.02 51 34.32 71 7.87 91 1.73
12 233.49 32 125.11 52 31.94 72 7.3 92 1.61
13 244.34 33 117.54 53 29.71 73 6.77 93 1.49
14 250.76 34 110.33 54 27.64 74 6.28 94 1.38
15 253.47 35 103.47 55 25.7 75 5.82 95 1.28
16 253.11 36 96.95 56 23.89 76 5.4 96 1.18
17 250.28 37 90.78 57 22.21 77 5.01 97 1.1
18 245.49 38 84.95 58 20.64 78 4.65 98 1.02
19 239.19 39 79.44 59 19.18 79 4.31
20 231.75 40 74.25 60 17.82 80 3.99

Data Cross Section Sungai Karangmumus


Station Elevasi Station Elevasi Station Elevasi Station Elevasi Station Elevasi Station Elevasi
RS 6 RS 5 RS 4 RS 3 RS 2 RS 1
0 3.902 0 2.968 0 1.754 0 3.07 0 1.593 0 2.236
0 1.759 1 0.111 0 -1.889 0 1.36 0 1.45 0 -1.193
2.1 1.688 3.1 -0.746 5 -2.532 0.9 1.36 1.1 1.45 3.3 -1.764
6.1 0.902 7.8 -2.318 14.1 -2.425 2 -1.5 1.1 -2.121 6.9 -4.621
7.1 -0.241 8.8 -2.318 17.1 -2.458 9 -3.14 13.9 -4.407 9.2 -5.193
8.1 -0.527 9.7 -1.818 18.1 -2.523 14.6 -3.93 14.9 -4.121 12 -4.907
9 0.188 13.8 -0.746 24.1 -1.246 18.3 -3.93 16 -4.407 15.6 -5.193
15 1.759 17.1 0.111 25.3 -1.246 19.3 -3.36 18.9 -4.121 18 -4.335
17 1.759 18.5 2.968 25.3 1.754 26.4 -2.07 19.9 -3.55 19.3 -4.621
19 1.902 27.3 -1.22 25.9 -2.693 21.6 -4.05
19 3.902 28.4 -1.22 28.9 -1.836 24.1 -2.335
29.4 -0.93 28.9 1.45 28 -1.478
30.4 0.36 29.7 1.45 29.4 2.214
30.4 1.36 29.7 1.593
31.3 1.36
31.3 3.07

Data Panjang Antara Cross


RS LOB Channel ROB
6 3770.99 3770.99 3770.99
5 2856.99 2856.99 2856.99
4 3543.01 3543.01 3543.01
3 3770.99 3770.99 3770.99
2 2627.99 2627.99 2627.99
1 0 0 0

68

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai