Anda di halaman 1dari 68

Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum

Modul ini dimaksudkan sebagai pegangan dan petunjuk bagi para petugas Pembina
Jalan dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan pemeliharaan jalan.

1.2 Pengertian
 Lansekap Jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada
lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lansekap alamiah seperti
bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, maupun yang
terbentuk dari elemen lansekap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi
lahannya. Lansekap jalan ini mempunyai ciri-ciri khas karena hams disesuaikan
dengan persyaratan geometrik jalan dan diperuntukkan terutama bagi
kenyamanan pemakai jalan serta diusahakan untuk menciptakan lingkungan jalan
yang indah, nyaman dan memenuhi fungsi keamanan.
 Elemen Lansekap adalah segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna dan
suasana yang merupakan pembentuk lansekap, baik yang bersifat
alamiah maupun buatan manusia.Elemen lansekap yang berupa benda terdiri dari
dua unsur yaitu benda hidup dan benda mati; sedangkan yang dimaksud dengan
benda hidup ialah tanaman, dan yang dimaksud dengan benda mati adalah
tanah, pasir, batu dan elemen-elemen lainnya yang berbentuk padat maupun
cair.
 Tajuk merupakan keseluruhan bentuk dan kelebaran maksimal tertentu dari
ranting dan daun suatu tanaman.
 Bentuk Massa ialah suatu bentuk yang merupakan kelompok, baik
untuk kelompok tanaman dan/atau kelompok daun yang padat.
 Struktur Tanaman ialah bentuk tanaman yang terlihat secara keseluruhan.
 Jalur Tanaman adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya
yang terletak di dalam Daerah Milik Jalan (DAMIJA) maupun di dalam Daerah
Pengawasan J lansekapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau.
 Tanaman Peneduh adalah jenis tanaman berbentuk pohon dengan percabangan
yang tingginya Iebih dari 2 meter dan dapat memberikan keteduhan dan
________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
1
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

menahan silau cahaya matahari bagi pejalan kaki.


 Tanaman Pengarah, Penahan dan Pemecah Angin adalah jenis tanaman yang
berfungsi sebagai pengarah, penahan dan pemecah angin; dan dapat berbentuk
pohon atau perdu yang diletakkan dengan suatu komposisi membentuk
kelompok.
 Tanaman Pembatas, Pengarah dan Pembentuk Pandangan adalah jenis
tanaman berbentuk pohon atau perdu yang berfungsi sebagai
pembatas pemandangan yang kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai jalan
pada jalan yang berbelok atau menuju ke suatu tujuan tertentu, juga karena letak
dapat memberikan kesan yang berbeda sehingga dapat menghilangkan
kejenuhan bagi pemakai jalan.
 Tanaman Penyerap Polusi Udara dan Kebisingan adalah jenis tanaman
berbentuk pohon atau perdu yang mempunyai massa daun yang padat dan dapat
menyerap polusi udara akibat asap kendaraan bermotor dan dapat mengurangi
kebisingan.
 Tanaman Konservasi Tanah adalah jenis tanaman berbentuk pohon, perdu/semak
atau tanaman penutup tanah yang karena sistem perakarannya dapat berfungsi
untuk mencegah erosi pada tanah berlereng.
 Tanaman Penutup adalah jenis tanaman penutup permukaan tanah yang
bersifat selain mencegah erosi tanah juga dapat menyuburkan tanah yang
kekurangan unsur hara. Biasanya merupakan tanaman antara bagi tanah yang
kurang subur sebelum penanaman tanaman yang tetap (permanen).
 Spot yaitu bagian dari suatu ruas jalan yang mempunyai masalah yang
memerlukan penanganan dengan penyelesaian lansekap.
 Site atau tapak yaitu area yang menjadi objek pengamatan di dalam suatu
perencanaan lansekap dan merupakan kawasan pekerjaan yang diuraikan
dalam kontrak.
 Persimpangan adalah pertemuan jalan dari berbagai arah, yang dapat
merupakan simpang sebidang yaitu simpang 3,simpang 4 atau lebih, dan/atau
bisa berupa simpang tidak sebidang.
 Pulau Lalu lintas ialah bagian dari persimpangan yang ditinggikan dengan kereb,
yang dibangun sebagai pengarah arus lalu lintas serta merupakan tempat
lapak tunggu untuk pejalan kaki pada saat menunggu kesempatan
menyeberang.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
2
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

 Kanal merupakan bagian dari persimpangan sebidang yang khusus disediakan


untuk membelokkan kendaraan, yang ditandai oleh marka jalan atau dipisahkan
oleh pulau lalu lintas.
 Terain adalah bentuk topografi suatu daerah baik yang terbentuk oleh alam
maupun yang dibentuk oleh manusi, dan dapat berupa dataran, bergelombang,
atau perbukitan.
 Gambar Rencana adalah gambar-gambar hasil perencanaan teknik yang
disertai format-format yang baku untuk dipergunakan dalam pelaksanaan yang
juga merupakan bagian dari dokumen pelelangan.
 Direksi Pekerjaan adalah Pemimpin Bagian Proyek dibantu oleh Konsultan
Supervise yang disebut dalam Kontrak, dan bertanggung jawab dalam mengawasi
Kontraktor, mengelola Kontrak, menyetujui pembayaran kepada Kontraktor,
menginstruksikan dan menilai variasi-variasi Kontrak, dengan persetujuan Pemilik
memberi perpanjangan waktu dan menilai Peristiwa Kompensasi.

1.3 Deskripsi Singkat

Modul ini membahas tentang hal-hal yang perlu mendapat perhatian tentang pemeliharaan
Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan.

1.4 Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti Pembelajaran ini, diharapkan peserta mampu menjelaskan tentang
Pemeliharan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan.

1.5 Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti Pembelajaran ini, diharapkan peserta mampu menjelaskan tentang :
1. Pemeliharaan Talud
2. Pemeliharaan Dinding Penahan Tanah
3. Pemeliharaan Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
3
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

BAB II
PEMELIHARAAN TALUD

Talud yang baik, alami, dan stabil pada galian atau timbunan konstruksi jalan sangat
diperlukan di dalam perencanaan jalan di perkotaan. Talud galian atau timbunan dibuat
selandai mungkin dan pada daerah peralihan antara Talud dengan bagian datar dibuat
berbentuk lengkung.
Kelandaian dari Talud galian dan timbunan dipengaruhi oleh jenis materialnya yang
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
a). Material tanah
b). Material batu
c). Material pilihan

2.1 Talud Tanah

Jenis tanah sangat mempengaruhi kelandaian dan stabilitas Talud galian dan
timbunan. Komposisi tanah yang didominasi oleh lempung (clay) dan lanau (silt)
umumnya rawan terjadi erosi, untuk itu disarankan perencanaan Taludnya lebih
landai dari 3:1 Tabel 2 di bawah ini dapat dipakai sebagai pedoman perencanaan
Talud, dimana angka yang tercantum adalah persyaratan maksimal.

2.2 Talud Material Batuan


Perencanaan Talud batuan sangat beragam yang dipengaruhi oleh teknologi yang
digunakan untuk penggaiian dan kekerasan batuannya dalam hal ini umumnya
dipakai kelandaian 1 : 2. Apabila dalam pelaksanaan digunakan metoda seperti "pre
splitting", maka kelandaian Talud bisa dibuat lebih terjal yaitu antara 1/6 : 1 sampai
dengan 1/12 : 1, dengan catatan hanya pada jenis batuan yang keras.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
4
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tabel 0-1 Kelandaian Talud yang disarankan

2.3 Kriteria
Pada material yang sejenis kelandaian Talud timbunan akan lebih rendah dari pada
galiannya. Bentuk peralihan Talud di kaki Talud pada material tanah dianjurkan untuk
kelandaian Talud 4 : 1 sampai dengan 2 : 1. Fungsi utama dari bentuk peralihan
lengkung adalah untuk :
a. Memberikan keselamatan bagi para pengemudi yang lepas kontrol ke luar
dari jalur lalu-lintas.
b. Memberikan aliran air dan hembusan angin yang lebih baik sehingga akan
menambah kestabilan Talud.

Bentuk peralihan bulat berlaku juga pada ujung atas dari galian atau timbunan.
Apabila ketinggian timbunan atau galian tidak dapat memberikan jaminan
keselamatan bagi pengendara maka sisi jalan harus di pasang rel pengaman(guard
rail). Kondisi timbunan atau galian lebih besar 3.5m atau konstruksi galian atau
timbunan dibuat dari material yang labil, maka Talud harus dibuat terasering.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
5
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

2.4 Metoda Stabilisasi Talud


Untuk melakukan pekerjaan stabilisasi Talud dapat dipergunakan beberapa jenis
material perkuatan Talud seperti :
a). Bahan konstruksi
b). Tanaman / tumbuhan
c). Material lain

a). Perkuatan Talud Dengan Bahan Konstruksi


Yang dimaksud dengan bahan konstruksi adalah semua material keras dan tidak
lapuk oleh pengaruh cuaca serta lingkungan dalam waktu yang lama, antara lain :
(1) Beton (blok beton)
(2) Batu (batukali, batu marmer)
(3) Batu bata

Beberapa contoh cara penempatan bahan konstruksi pada perkuatan Talud.

Gambar 0-1. Perkuatan Talud

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
6
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

b). Perkuatan Talud Dengan Tanaman


Tanaman (tumbuhan) yang dipergunakan harus mampu menahan erosi pada
Talud secara effektif. Tanaman penutup tanah atau tanaman konservasi tanah
tersebut dapat berupa
1). Tanaman Rumput
Perkuatan Talud dengan tanaman rumput dapat dilakukan pada
kemiringan 00 - 600.
Penanaman rumput ada 2 cara yaitu :
a). Penanaman biji atau tunas rumput dianjurkan untuk daerah
dengan kemiringan 00 - 300
b). Penanaman lempengan/ gebalan rumput

a). Penanaman rumput dengan biji atau tunas ("Sprigging")


- -bersihkan Talud dari rumput-rumput liar dan kotoran kotoran
lainnya, kemudian ratakan kembali permukaan Talud;
- -persiapkan media tanam yaitu dengan mencampur tanah yang
banyak mengandung bahan organik ("top soil") dengan pupuk
kandang dengan perbandingan pupuk = 1 dan tanah= 2 ,
pupuk : tanah = 1 : 2;
- -untuk tanah yang berpasir dapat digunakan pupuk buatan
(NPK) sebanyak 450 -680 kg per hektar dengan
perbandinganN: P : K= 4: 8 : 4atau 5: 10 : 5;
- -ganti tanah yang tidak memenuhi syarat("subsoil") dengan
tanah yang banyak mengandung bahan organik (humus) di
sekitar daerah penanaman;
- -buat lubang berselang-seling, untuk menghindari erosi yang
terjadi pada Talud tersebut, khususnya sebelum rumput
tumbuh menutupi permukaan seluruh permukaan tanah;
- -buat lubang dengan kedalaman 7 cm, dengan jarak antar
lubang 15 cm;
- -potong tunas rumput setinggi 5 cm dan tanam biji atau tunas
ke dalam lubang.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
7
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-2. Jarak dan Posisi Lubang untuk Penanaman Biji Rumput

b). Penanaman Lempengan Rumput(Gebalan Rumput/ "Sodding")


- -siapkan lempengan rumput dengan ukuran 25 cm x 25cm;
- -buat lubang dengan ukuran 25 cm x 25 cm dengan kedalaman
20 cm;
- -buat jarak antar lubang 45 cm, bila akan dilakukan
penanaman dengan cara lempengan berjarak dan bila akan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
8
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

dilakukan penanaman dengan cara lempengan menyeluruh,


jarak antar lubang 30 cm;.
- -isi lubang dengan media tanam dengan komposisi yang sama
dengan media untuk rumput dengan biji/tunas, setinggi 8 cm,
kemudian tanam lempengan rumput;
- -pasang pasak bambu dengan diameter 1 cm, panjang 30 cm,
pada ke empat sudut lempengan untuk menghindari jatuhnya
lempengan rumput tersebut selama perakaran belum kuat.

Gambar 0-3. Cara Menanam Lempengan Rumput

2). Tanaman Penutup Tanah


Tanaman penutup tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan
pola bertanam sebagai berikut :
- -tanah dibersihkan dari segala kotoran dan telah
digemburkan.
- -media tanam telah disesuaikan dengan perbandingan top
soil dan pupuk 2 : 1.
- -menentuan titik tanam.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
9
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

a). Dengan pola penanaman rapat.


Titik tanam dibuat bersilang untuk tanaman dengan pertumbuhan
tidak cepat. Contoh : Althernantera amoena – Krokot

Gambar 0-4. Pola Menanam rapat

b). Dengan pola penanaman berbaris.


Titik tanam dibuat berjajar untuk tanaman untuk tanaman dengan
pertumbuhan cepat.
Contoh : Widelia trilobata - Widelia /Seruni Calopogonium
mucunoides -Kacang-kacangan

Gambar 0-5. Pola Rumput Menanam Berbaris

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
10
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-6. Tanaman Berakar Serabut

3). Tanaman Berakar Serabut


Tanaman ini dapat ditanam pada tebing dengan pembuatan teras
agar memperkuat tebing dan memberi kesan estetika. Pembuatan
teras dapat dilakukan sesuai dengan tanaman yang akan ditanam.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
11
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-7. Perletakan Tanaman

Tanaman berakar serabut ini dapat ditanam sebagai tanaman


pada tebing dengan perlakuan sebagai berikut :
- -permukaan tanah yang ditanami harus dalam keadaan
bersih dan gembur. Ketebalan lapisan olah cukup untuk
perakarannya.
- -dibuat guludan yang mendatar untuk penahan longsor
tanah. Pada tanah guludan digunakan "top soil".
- -lebar dan dalam lubang (a) max selebar tajuk optimum
________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
12
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

tanaman.
- -perakaran sebaiknya tidak melebihi batas kemiringan
tanah asal.
- -pada lubang tanaman dimasukkan campuran "top soil" dan
pupuk yaitu dengan perbandingan 2 : 1.
- -setelah ditimbun tanah dipadatkan.

Gambar 0-8. Tanaman Berakar Dalam dan Panjang

4). Tanaman Berakar Dalam dan Panjang


Tanaman berakar dalam dan panjang membutuhkan pembuatan
teras (sengkedan) terlebih dahulu yang disesuaikan dengan
kemiringan tanah.
Contoh jenis tanaman yang dapat dipergunakan : -Calliandra sp –
Caliandra - Cassia siamea -Johar -Sesbania grandiflora -
Kemlandingan
a). Kemiringan 3% - 10%. Pada kemiringan ini dibuat teras kridit.
Pembuatan teras ini dimulai dengan membuat jalur penguat
teras sejajar garis tinggi. Jarak antar jalur 5 -12 m. Kemudian
dibuat guludan dengan ukuran
b). Kemiringan 10% -50%. Pada kemiringan ini dibuat teras
pematang/guludan. Jarak antara guludan 2 -3 m.
c). Cara lain membuat teras untuk tanaman berakar dalam dan
panjang, dengan kelandaian 1 : 1,5 jarak teras

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
13
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-9. Kemiringan Tanah

Gambar 0-10. Teras (Sengkedan)

Gambar 0-11. Kemiringan Cekungan Tanah

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
14
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

5). Perkuatan Talud Dengan Material Lain


Yang dimaksud dengan material lain adalah dengan mulsa (Mulch),
yaitu menutupi permukaan tanah dengan serasah yang
berkemampuan menahan erosi.
-Menutupl permukaan tanah dengan menaburi atau
menghamparkan serpihan kayu atau gabus dengan penggarukan
menyilang pada permukaan Talud terlebih dahulu.

2.5 Persyaratan
Persyaratan untuk penggunaan tanaman/tumbuhan sebagai perkuatan Talud harus
memehuhi ketentuan sebagai berikut :
a). Lokasi yang cukup sinar matahari
b). Kelandaian Talud yang memenuhi syarat
c). Perawatan yang memadai
d). Jenis tanah

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
15
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

BAB III
PEMELIHARAAN DINDING PENAHAN TANAH

3.1. EROSI

3.1.1 Lokasi :
a). Pada talud yang dilcwati aliran air pcrmukaan dengan kccepatan yang
relatif besar.
b). Pada talud yang permukaannya dibiarkan tanpa berpcnutup (rumput, batu
kosong, tembok, beton). '.ebih lebih yang tanah dasarnya berpasir

3.1.2 Ciri-Ciri :
Pennukaan talud tergerus karena sebagian rnaterialnya terbawa aliran air.

3.1.3 Tingkat Kerusakan :


Diukur luas dan kedalaman daerah yang tererosi.

3.1.4 Kemungkinan Penyebab Utama :


Aliran air yang deras yang mampu menghanyutkan material-material halus tanah
dasar talud.

3.1.5 Akibat :
Bila dibiarkan akan berkembang menjadi longsoran. Endapan basil erosi akan
menyebabkan pendangkalan pada, selokan tepi gorong-gorong, dll.

3.1.6 Usaha Perbaikan :


a). Mengarahkan pengaliran air pemiukaan agar selalu terkontrol meialui drainase
jalan.
b). Memelihara agar seluruh permukaan talud selalu berpunutup. (rumput, batu
kosong, tembok, dll.)
c). Memperlandai kemiringan talud atau permukaannya dibuat berteras.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
16
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

3.1.7 Bahan
Disamping tanah timbunan untuk pembentukan kembali Talud, mungkin diperlukan
penutupan talud dengan gebalan rumput, dinding batu kosong, tembok maupun
beton.
Perbaikan drainase mungkin juga memerlukan pengerasan dengan tembok atau
beton.
Penanaman rumput di Talud dengan tanah dasar berpasir periu diberikan lapisan
tanah subur.
Pasangan batu menggunakan adukan 1pc : 3ps, beton kelas K175.

3.1.8 Peralatan :
Tergantung jenis dan besarnya pekerjaan, peralatan mungkin meliputi alat penggali,
alat pemadat (tamping rammer), pengaduk beton

3.1.9 Tenaga Kerja :


Tergantung jenis dan besarnya pekerjaan.

3.1.10 J'engaman Lalu Lintas :


Bila pekerjaan dilakukan dipinggir jalan hams dipasang rambu tanda hati-hati dan
landa jalan sedang diperbaiki agar kendaraan dapat memperlambat kecepatannya.
Tidak diperbolehkan menimbun material diatas jalur lalu lintas atau balm jalan.

3.2 LONGSOR
3.2.1 LOKASI :
Berdasarkan kemungkinan penyebab maupun cara perbaikannya, digolongkan menjadi 6
jenis :
a). Pada ialud dengan kemiringan lebih besar dari kemiringan a'.am tanah
dasarnya. (jika tanpa dinding penahan).
b). Pada galian atau timbunan yang tinggi.
c). Pada bidang pertemuan antara lapisan tanah gembur (pervious soil) dengan
lapisan tanah kedap air (impervious soil) yang terletak di atasnya.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
17
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

d). Pada daerah yang air tanahnya tinggi.


e). Pada jalan dengan bahu yang sempit.
f). Pada jalan didaerah yang labil.
3.2.2 Ciri-Cirl :
Retakan tanah atau dinding penahan, sebagai tanda
awal kerusakan, sampai terjadi tanda awal kerusakan,
sampai terjadi longsoran pada Talud galian maupun
badan jalan.
Pada daerah yang geologinya labil terkadang terlihat
tumbuh-tumbuhan dan bangunan kedudukannya
miring (tidak vertikal).
3.2.3 Tinckat Kerusakan :
Diukur iuas dan kedalaman daerah lcngsoran.

Gambar 0-1. Tembok Penahan Tanah

Gambar 0-2. Bronjong

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
18
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

3.2.4 Peralatan :
Tergantung jenis dan besarnya pekerjaan, peraiatan mungkin meliputi alat penggali,
alat pemadat, pengaduk beton
3.2.5 Tenaga Kerja :
Tergantun jenis dan besamya pekerjaan
3.2.6 Pengamanan Lalu Lintas :
Tergantung jenis dan besarnya pekerjaan, serta sifal gangguannya terhadap lalu
lintas pengguna jalan. Jika tidak menimbulkan gangguan langsung, cukup diberikan
rambu tanda hati-hati, petunjuk untuk mengurangi kccepatan dan tanda jalan sedang
diperbaiki. Apabila pekerjaan dilakukan di jalur lalu lintas maupun bahu jalan, selain
tanda-tanda diatas mungkin diperlukan pengaturan lalu lintas yang Iewat secara
bergantian.

Gambar 0-3. Terjunan Pasangan Batu

3.3 TERGERUS (SCORING)


3.3.1 Lokasi :
a). Pada badan jalan yang didirikan di tapi aliran air : sungai, lain, dll
b). Pada hilir (down stream) selokan, gorong-gorong, atau pengaliran air lainnya
yang beiakhir di talud.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
19
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

3.3.2 Ciri-Ciri :
Permukaan talud tergerus karena sebagian materialnya (crbavva aliran air, yang
mungkin berkembang menjadi longsoran.
3.3.3 Tingkat Kerusakan :
Diukur luas dan kcdalaman dacrah yang lererosi.
3.3.4 Kemungkinan Penyebab Utama :
Aliran air yang deras yang memiliki tenaga relatif besar schingga mampu
menghanyutkan tanah dasar talud.
3.3.5 Aki8at :
Bila dibiarkan akan berkembang menjadi longsoran.
3.3.6 Usaka Perbaikan :
a). Memasang bangunan pelimpah air dari pasangan batu atau beton.
b). Mengurangi kecepatan air dengan memperlandai kemiringan dasar aliran air
yang mungkin perlu di lengkapi dengan bangunan terjunan.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
20
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-4. Penahan gerusan (Scoring)

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
21
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

3.3.7 Kemungkinan Penyebab Utama :


a) dan b) Talud galian atau timbunan tidak mantap.
c) dan d) tambahan gaya akibat tekanan air, karena drainase bawah tanah (subdrain)
tidak tersedia.
e) Tambahan gaya akibat beban (roda !uar) kendaraan.
f) Badan jalan tidak mantap karena pengaruh geologi tanah dasarnya yang labi!.
3.3.8 Akibat :
a). Longsoran pada timbunan badan jalan bisa berakibat jalan terputus.
b). Longsoran Talud galian bisa berakibat tertimbunnya badan jalan atau kerugian
akibat hilang/rusaknya tanah, tanaman, bangunan diatasnya.
c). Longsoran dapat terjadi dengan tiba-tiba, sehingga membahayakan pengguna
jalan.
3.3.9 Usaha Perbaikan :
Kemantapan Talud dapat diperbesar dengan :
a). Talud dibual lebih landai sesuai dengan Talud alam lanah dasar.
b). Dibuat berm sehagai bahan imbangan untuk ketnantapan Talud.
c). Diberikan pcrktiatan Talud (dinding penahan tanah) dan bronjong, lurap kayu,
baja, tembok. beton.
d). Slabilisasi Talud dengan penanaman tumbuh-tumbuhan.
e). Tanah dasar yang labil perlu dilakukan studi dan penanganan khusus.
f). Memperkecil iekanan air tanah, dengan pemasangan pipa drainase pada dinding
penahan, pembuatan subdrain dan sedapat mungkin menghindarkan terjadinya
penyimpanan air (kolam, saluran irigasi tidak diperkeras) diatas badan jalan.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
22
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-5. Tembok Penahan dari Adukan Pasangan Batu

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
23
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

3.3.10 Bahan :
Disamping tanah timbunan untuk pembentukan kembali Talud, mungkin diperlukar.
pemasangan bronjong, turap kayu riprap batu kosong, dinding penahan dari
pasangan batu atau beton. Batu untuk bronjong maupun riprap harus keras.
mempunyai berat isi > 2.3 t/m2 dan ukuran > 30 cm. Kawat bronjong harus baja
berlapis seng dengan kuat larik 4200 kg/m2 dan perpanjangan 10% (minimum).
Tebal kawat untuk tulangan tepi : 5 mm (6SWG), jaringan : 4mm (RSWG), pengikat :
2.1 mm (14SWG). Anyaman berbentuk segi enam yang tcranyam dengan tiga lilitan
dengan bukaan kira-kira 80 x 60 mm2. Kayu untuk turap adalah kayu ulin (kayu besi,
kayu belian) yang telah diawetkan. Semua baut dan paku harus dari baja St. 37 atau
yang setingkat.
Baut harus disertai ring dengan tebal 0.3 garis tengah baut (min) dan max. 5 mm.
Dinding penahan tanah harus dilengkapi pipa drainase PVC D > 50 mm, dengan jarak
maksimum 2.00 m. Untuk dinding penahan yang panjar.g dan menerus harus dibuat
sambungan mulai dengan jarak maksimal 20 m, lebar 30 mm dan dibuat setinggi
dinding. Adukan beton dari kelas K175, adukan pasangan batu lpc : 3ps.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
24
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-6. Perlindungan Dinding Talud

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
25
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

3.4 Memberikan perlindungan terhadap dasar dan dinding talud yang


berhubungan langsung dengan air (dengan riprap batu kosong, bronjong,
tembok dan beton).
3.4.1 Bahan :
Disamping tanah timbunan untuk pembcntukan kembali Talud, mungkin diperiukan
penutupan talud dengan dinding batu kosong, tembok maupun beton.
Bahan bronjong seperti pada bab longsoran. Pasangan batu menggunakan adukan
lpc : 3ps, beton kelas K.175.
3.4.2 Peralatan:
Tergantung jenis dan besarnya pekerjaan, peralatan mungkin meliputi alat penggali.
pemadat, pengaduk beton
3.4.3 Tenaga Kerja :
Tergantung jenis dan besamya pekerjaan.
3.4.4 Pengamanan Lalu Lintas :
Lihat Pengamanan lalu lintas pada bab : Longsoran.

3.5 DINDING RETAK


3.5.1 Lokasi :
Mungkin terjadi di semua bagian dinding penahan tembok maupun beton.
3.5.2 Ciri-Ciri :
Retakan memanjang, tegak maupun saling berhubungan membentuk blok.
3.5.3 Tingkat Kerusakan :
Diukur tebal maupun panjang retakan, atau luas daerah retakan bila retakan telah
saling berhubungan membentuk blok-blok.
3.5.4 Kemungkinan Penyebab Utama :
Rendahnya mutu adukan (kualitas bahan, komposisi campuran), atau cara
pengerjaannya.
Konstruksi dinding penahan kurang kuat menahan tekanan tanah atau kombinasi
dengan tekanan air, dan muatan lainnya.
Tanah dibelakang dinding penahan kurang padat.
3.5.5 Akibat :
Dinding penahan yang mulai retak, apabila tidak cepat ditangani akan berkembang
menjadi patah atau longsor.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
26
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

3.5.6 Usaha Perbaikan :


1. Bila retakan masih setempat, bisa ditutup dengan mortar lpc : 3pc.
Semua retakan harus dibersihkan terlebih dahulu.
2. Bila retakan sudah saling berhubungan dan membentuk biok, dinding harus
dibongkar, ditambal atau dibuat yang baru.
3.5.7 Bahan :
Adukan untuk pasangan batu Ipc : 3ps, sedangkan beton dengan mutu K175.
3.5.8 Peralatan :
Tergantung jenis dan besarnya pekerjaan, peralatan mungkin meliputi alat penggali,
alat pemadat, pengaduk beton
3.5.9 Tenaga Kerja :
Teigantung jenis dan besarnya pekerjaan.

3.5.10 Pengamanan Lalu Lintas

Lihat Bab Erosi

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
27
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

BAB IV
PEMELIHARAAN TANAMAN JALAN

4.1 PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN LOKASI PENEMPATANNYA

4.1.1 Pada jalur Tanaman Tepi dan Median


1). Ketentuan untuk perletakan tanaman pada jalur tepi dan jalur tengah (median)
disesuaikan dengan potongan melintang standar tergantung pada klasifikasi
fungsi jalan yang bersangkutan.
a). Jalan Arteri Primer

Gambar 0-1. Jalan Arteri Primer

b). Jalan Kolektor Primer

Gambar 0-2. Jalan Kolektor Primer

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
28
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

c). Jalan Arteri sekunder

Gambar 0-3. Jalan Arteri Sekunder

Foto 0-1 Tanaman di Perkotaan

2). Berdasarkan lingkungan di sekitar jalan yang direncanakan dan ketentuan ruang
yang tersedia untuk penempatan tanaman lansekap jalan, maka untuk
menentukan pemilihan jenis tanamannya ada 2 (dua) hal lain yang perlu
diperhatikan yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya.
Dari contoh-contoh berikut ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam
pemilihan jenis tanaman lansekap jalan, dan disarankan agar dipilih jenis
tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta rendah
evapotranspirasinya.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
29
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tabel 0-1. Fungsi, Persyaratan, Bentuk dan Jenis Tanaman

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
30
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
31
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
32
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
33
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
34
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
35
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

4.1.2 Pada Daerah Tikungan


Ketentuan perletakan dan pemilihan jenis tanaman lansekap jalan pada daerah
tikungan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1). Bentuk Tikungan Daerah Bebas Samping di Tikungan

Gambar 0-4. Tikungan Gabungan

Gambar 0-5. Daerah Bebas Samping di Tikungan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
36
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

2). Pemilihan Jenis Tanaman pada Daerah Tikungan


Penentuan jenis tanaman ditentukan dengan melihat bentuk tikungan dan
mengetahui luas daerah bebas samping di tikungan.
Disarankan, agar baik pada awal tikungan maupun di daerah bebas
samping digunakan tanaman dengan ketinggian < 0.80 meter, supaya
dapat mengarahkan tetapi tidak menutupi pandangan pengemudi
kendaraan.

4.1.3 Pada Persimpangan


Beberapa hal penting yang, perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian lansekap
Jalan pada persimpangan, antara lain :
1). Daerah Bebas Pandang di mulut Persimpangan
Pada mulut persimpangan hams ada daerah terbuka agar tidak menghalangi
pandangan pengemudi sehingga akan memberikan rasa aman.
Untuk daerah bebas pandang ini ada ketentuan mengenai letak tanaman yang
disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan bentuk persimpangannya.
(lihat buku "Spesifikasi Perencanaan Lansekap Jalan Pada Persimpangan" No.
02/T/BNKT/1992).

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
37
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 0-2. Jarak dan Jenis Tanaman pada Persimpangan

Catatan:
- Tanaman rendah, berbentuk tanaman perdu dengan
ketinggian < 0.80 meter
- Tanaman tinggi, berbentuk pohon dengan percabangan di atas 2 meter

2). Pemilihan ienis Tanaman pada Persimpangan


Penataan lansekap pada persimpangan akan merupakan ciri dari
persimpangan itu atau lokasi setempat.
Ada yang menempatkan jam kota, omamen-ornamen seperti patung, air mancur,
gapura, atau tanaman yang spesifik.
Penempatan dan pemilihan bentuk / desain semua benda-benda ini harus
disesuaikan dengan ketentuan geometrik pada persimpangan dan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a). Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang
menghalangi pandangan pengemudi. Sebaiknya digunakan tanaman rendah
berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian < 0.80 meter, dan jenisnya
merupakan berbunga atau berstruktur indah, misalnya :
________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
38
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

- Ixora stricata ( soka berwarna-warni)


- Lantana camara (lantana )
- Duranta sp ( pangkas kuning ).
b). Bila pada persimpangan ada pulau lalu lintas atau kanal yang
dimungkinkan untuk ditanami, sebaiknya digunakan tanaman perdu rendah
dengan pertimr angan agar tidak mengganggu penyeberang jalan dan tidak
menghalangi pandangan pengemudi kendaraan.
Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohon sebagai
tanaman pengarah, digunakan :
i. Tanaman berbatang tunggal seperti jenis palem
Contoh :
- Oreodoxa regia - palem raja
- Areca Catechu - pinang jambe
- Borassus Flabellifer - lontar (siwalan)
ii. Tanaman pohon bercabang > 2 meter
Contoh :
- Khaya Sinegalensis – Khaya
- Lagerstromea Loudonii – bungur
- Mimusops Elengi - tanjung.
Contoh pemilihan jenis tanaman sesuai dengan fungsi, bentuk dan
penempatannya pada daerah tikungan dan daerah persimpangan dapat dilihat
pada penjelasan berikut ini.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
39
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-6. Pemilihan Jenis Tanaman

Kriteria Tanaman :
1). Tanaman tinggi yang dapat terlihat dari jauh.
2). Menggunakan tanaman bermassa daun padat/tidak mudah
rontok dan batang/dahan tidak merenggas (mudah patah).
3). Tanaman memiliki bentuk tajuk/mahkota yang indah dan
berbunga/berdaun indah.
4). Sistem perakarannya tidak merusak konstruksi jalan.
5). Penggunaan tanaman pengarah pada pada sisi yang
memungkinkan. Pada sisi tegak lurrs diletakkan tanaman
pengarah, a g a r kendaraan dari jauh dapat mengetahui
bahwa ada simpang tiga dihadapannya, sehingga dapat
mempersiapkan diri untuk mengarahkan kendaraannya ke
klri atau ke kanan.
6). Tahan terhadap intensitas terik matahari dan mudah
pemeliharaannya.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
40
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tabel 0-3 Fungsi, Persyaratan, Bentuk dan Jenis Tanaman

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
41
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
42
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

4.1.4. Pada Daerah yang Ber-terain


1). Tipe Lansekap Jalan Tanpa Lereng

Gambar 0-7. Tipe Lansekap Jalan Tanpa Lereng

Gambar 0-8. Potongan Melintang Jalan dengan Lansekap

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
43
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

2). Tipe Lansekap Jalan Dengan Lereng


Tipe 1. Lereng Terbentuk Karena Topografi

Gambar 0-9. Lereng Terbentuk karena Topografi

Gambar 0-10. Potongan Melintang lereng dengan Topografi

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
44
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tipe 2. Lereng Terbentuk Karena Galian Tanah

Gambar 0-11. Lereng terbentuk karena Galian Tanah

Gambar 0-12. Potongan Jalan di daerah Galian dengan Lansekap

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
45
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tipe 3. Lereng Terbentuk Karena Timbunan Tanah

Gambar 0-13. Lereng Terbentuk karena Timbunan Tanah

Gambar 0-14. Potongan Jalan di daerah Timbunan dengan Lansekap

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
46
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tipe 4. Lereng Terbentuk Karena Potongan Bukit

Gambar 0-15. Lereng Terbentuk karena Potongan Bukit

Gambar 0-16. Potongan Jalan di daerah Perbukitan dengan Lansekap

Gambar 0-17. Sketsa daerah perbukitan dengan Lansekap

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
47
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

1). Tipe Lansekap Jalan ber Median dengan Lereng

Gambar 0-18. Tipe Lansekap Jalan ber Median dengan Lereng

Gambar 0-19. Potongan Melintang jalan dengan Median dan Lereng

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
48
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

4). Tipe Lansekap Jalan dengan Bukaan


Tipe 1. Tempat Putaran

Gambar 0-20. Tipe Lansekap pada Tempat Putaran

Gambar 0-21. Potongan Melintang Daerah Putaran Dengan Lansekap

Gambar 0-22. Sketsa daerah Putaran


________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
49
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tipe 2. Persimpangan

Gambar 0-23. Persimpangan Jalan dengan Lansekap

Foto 0-1. Persimpangan Jalan dengan Lansekap

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
50
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

5). Tipe Lansgkap Jalan dengan Jalur Lambat tanpa Median,


Pemisah Jalur tidak ditanami.

Gambar 0-24. Pemisah Jalur yang tidak ditanami

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
51
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

6). Tipe Lansekap Jalan ber Median denpan Jalur Lambat,


Pemisah Jalur Ditanami.

Gambar 0-25. Pemisah Jalur yang ditanami

Foto 0-2. Pemisah Jalur yang ditanami

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
52
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

4.2 PENYIRAMAN
1). Lokasi :
Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan
dan median jalan
2). Penyiraman dilakukan untuk :
Menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan.
3). Cara Penyiraman :
- Siraman tidak terlampau keras agar media tanam dan tanaman tidak
terganggu, dilakukan merata pada seluruh tanaman.
- Dilakukan rutin setiap hari terutama pada musim kemarau, yaitu pada :
i. pagi hari pukul 06.00 - 09.00
ii. sore hari pukul 15.00 - 18.00
4). Peralatan :
- Mobil tangki air
- Slang air
- Ceret siram
- Ember
- Alat-alat pengaman lalu lintas
5). Tenaga kerja :
- 1 orang pengemudi
- 2 orang penyemprot air
6). Bahan :
- Air hams bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Jumlah air yang dibutuhkan
 untuk pohon : ± 1 10 1/pohon
 untuk semak : ±15 1/pohon
 untuk rumput/penutup tanah : ± 1 5 l/m2
7). Peralatan :
- Garpu tanah
- Sekop
- Serok taman
- Cangkul
- Kereta dorong

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
53
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

- Sapu lidi
- Alat-alat pengaman lalu lintas
8). Tenaga kerja :
- Pendangir / penyiang
9). Volume pekerjaan :
1 orang pandangir/penyiang mengerjakan
o Untuk pohon/perdu 30 pohon/hari
o Untuk semak 50 pohon/hari
o Untuk rumput 42 m2

Gambar 0-26. Penyiraman Tanaman Jalan dengan Slang Air

Gambar 0-27. Penyiraman Tanaman Jalan dengan Ceret Siram (Gembor)

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
54
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-28. Pendangiran Tanaman Jalan

Gambar 0-29. Penyiangan Tanaman Jalan

Gambar 0-31. Pemangkasan Ranting Gambar 0-30. Pembuangan


Sampah

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
55
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-32. Pemangkasan


Semak

4.3 PENDANGIRAN DAN PENYIANGAN


1). Lokasi :
Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan
dan median jalan
2). Pendangiran dan penyiangan dilakukan untuk :
Merupakan pekerjaan penggemburan tanah dan pembersihan tanaman/rumput
liar disekitar tanaman.
3). Cara Pengerjaan :
- Tanaman liar hams dicabut sampai ke perakarannya dan menggemburan
tanahnya hams dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merusak perakaran
tanaman.
- Pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali.
- Pendangiran ini tidak perlu dilakukan terutama apabila : ,
o tanaman mempunyai perakaran daiam terutama apabila :
o tanaman mempunyai perakaran dalam terutama
o jenis pohon.
o pada lokasi yang curam (lereng), karena pekerjaan tersebut
dapat menyebabkan terjadinya erosi/longsor.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
56
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-33. Peralatan Pendangiran dan Penyiangan

4.4 PEMANGKASAN
1). Lokasi :
Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi" jalan
dan median jalan
2). Pemangkasan dilakukan untuk :
- Mengendalikan perfumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur d2n
mengganggu lingkungan/penglihatan pemakai jaian.
- Membuang cabang/ranting yang tua'rusak dan mati.
- Mempertahankan bentuk/dimensi dan ukuran tanaman.
- Mengurangi penguapan pada musim kemarau panjang sehingga tanaman
tidak mati kekeringan (dilakukan sebelum musim kemarau).
- Mengurangi beban sehingga dahan tidak patah pada musim hujan.
3). Cara pemangkasan :
- Dilakukan miring dan rata (45o) agar air hujan tidak tergenang dan dapat
mengakibatkan pembusukan
batang.
- Arah memangkas dari bawah ke
atas, setelah tanaman dipangkas
sebaiknya dilakukan pernupukan
agar tunas yang baru dapat
tcrbentuk kembaii.
4). Peralatan :
- Gergaji dahan
- Gunting rumput
Gambar 0-34. Peralatan Pemangkasan - Gunting ranting
Tanaman Jalan
________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
57
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

- Golok/sabit
- Tali tambang
- Karung untuk mengumpul sampah
- Kereta dorong
- Alat-alat pengamanan Ialu lintas

5). Tenaga kerja :


- Pemangkas
- Pengumpul sampah

6). Volume pekerjaan :


1 orang pemangkas dapat mengerjakan :
 Untuk pohon/perdu 30 pohon/hari
 Untuk semak 50 pohon/hari
 Untuk rumput 40 m2

Gambar 0-35. Pemangkasan


Semak

Gambar 0-36. Pemangkasan


Ranting.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
58
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-37. Pembuangan


Sampah

4.5 PEMUPUKAN
1). Lqkasi :
Daiam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan
dan median jalan
2). Pemupukan diiakukan untuk :
- Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan bahan organik
dan anorganil.
- Memperbaiki sifat-sifat fisis tanah (susunan/struktur tanah).
- Memperbaiki kehidudpan jasad-jasad renik yang hidup di daiam tanah.

Gambar 0-38. Pupuk dileburkan pada


Tanah.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
59
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-39. Pupuk dilarutkan pada air

Gambar 0-40. Pendangiran untuk memupuk

Gambar 0-41. Peralatan

3). Cara pengerjaan :


- Diberi dengan cara menabur ?>ada tanah yang telah didenir sedalam 15-20
cm di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk, kemudian pupuk
ditutup tanah kembali dan disiram dengan air agar cepat larut.
- Pupuk kandang diberikan dengan ditabur diatas tanah kemudian dicampur
dengan tanah subur (top soil).
- Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan
air yang kemudian disiram di sekeliling perakaran tanaman dan untuk pupuk
________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
60
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

daun disemprotkan pada daun.


- Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulain setelah tanam dan
diiakukan 1 bulan sekali.

4). Peralatan :
- Cerek siram
- Ember

Gambar 0-42. Peralatan - Cangkul


Pemupukan - Sekop
- Alat penyemprot
- Alat-alat pengamanan lalu lintas

5). Tenaga kerja :


- Penggali/pemupuk
6). Volume pekerjaan :
1 (satu) orang pemupuk (anaman mengerjakan :
o Untuk pohon/perdu 30 pohon/hari
o Untuk semak 50 pohon/hari
o Untuk rumput 40 m2
7). Bahan :
- Pupuk organik : pupuk kandang (kotoran kuda, sapi dan ay am) yang telah
matang (+ 6 bulan). Pupuk ini harus bersih dari rumput liar atau tanaman liar
lainnya.
- Pupuk anorgani : Jenis pupuknya adalah NPK dan TSP dengan dosis
: untuk pohon 25 gram/pohon, untuk perdu/semak
2,5 gram/pohon dengan komposisi :
 N:P:K = 20 : 20 : 20 : 20 - penanaman
 N:P:K - 10 : 25 : 15 - untuk tanaman berbunga
- Perbandingan ini merupakan suatu perbandingan antara unsur-unsur N
(Nitrogen), P (Fosfor) dan K (Kalium) di dalam pupuk.
- Pupuk TSP merupakan senyawa Ca (H2 (PO4)2, Monocalsium phosphate
diberikan pada tanaman setelah berbunga/berbuah.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
61
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

4.6 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN HAMA/PENYAKIT


1). Lokasi :
Dalam DAMIJA (daerah miiik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan
dan median jalan
2). Cara pencegahan :
- Agar tanaman tidak terserang oleh hama/penyakit perlu dilakukan
pencegahan dengan penyemprotan insektisida ke arah batang, daun serta
sernua percabangan.
- Penyemprotan jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar dengan terik
karena dapat menimbulkan terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan
merata pada seluruh bagian tanaman.

Gambar 0-43. Penyemprotan Hama Penyakit dengan Alat Semprot

3). Cara pemberantasan :


- Pemberantasan hama dilakukan dengan Insektisida secara berulang-ulang
tiap 1 minggu sekali, sampai tanaman bebas dari hama yang menyerang.
Apabila serangan cukup berat, penyemprotan dapat dilakukan 2 kali
seminggu.
- Untuk pemberantasan penyakit, digunakan Fungisida tiap 1 minggu sekali,
apabila cukup parah sebaiknya tanaman dibongkar dan bekas lubang
tanaman dibiarkan terbuka dikenai sinar matahari untukbeberapa lama, baru
ditanam kembali.

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
62
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-44. Hama Tanaman Jalan

Gambar 0-45. Penyakit Tanaman Jalan

4.7 PENGGANTIAN TANAMAN/PENYULAMAN


1). Lokasi :
Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan
dan median jaian
2). Tanaman perlu diganti apabila :
- Mati/hilang
- Rusak (dapat karena tertabrak)
- Terkena serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke tanaman lain.
3). Cara pengerjaan :
- Tanaman yang mati atau rusak dicabut
- Siapkan lubang tanaman dengan ukuran :
 pohon, 1m x lm x lm
 semak, 60cm x 40cm x panjang (m2)
________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
63
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

- Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah subur : pupuk
kandang =3:2, masukkan tanaman pengganti secara hati-hati, setelah kaleng
atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan dibuang keluar lokasi.
Kemudian media tanam dipadatkan
- Untuk menjaga agar perakaran tanaman tidak patah, perlu dituniang dengan
bambu penahan (stegger) sampai pohon tumbuh dengan baik Untuk
penggantian rumput dilakukan setelah area dibersihkan dari rumput yang
mati dan tanahnya digeinburkan lalu dicampur dengan tanah subur dan
pupuk urea dengan komposisi 2:1.
- Apabila serangan bersama-sama, dapat dilakukan penyemprotan secara
berganti-ganti menggunakan Insectisida dan Fungisida, atau dapat keduanya
dicampur pada pemakaiannya.
- Penyemprotan jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar dengan terik
karena dapat menimbulkan terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan
merata pada seluruh bagian tanaman.
4). Peralatan :
- Alat penyemprot hama
- Masker
- Sarung tangan
5). Tenaga kerja :
Penyemprot/penyampur bahan.
6). Volume Pekerjaan :
1 (satu) orang penyemprot dapat mengerjakan :
o untuk pohon besar 10 pohon/hari
o untuk perdu 25 pohon/hari
o untuk semak 40 m2 / hari
7). Bahan :
Obat pemberantas disesuaikan dengan jenis hama/penyakit

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
64
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Tabel 0-4. Jenis Obat Tanaman Jalan dan Penggunaanya

Gambar 0-46. Penanaman Pohon

Gambar 0-47. Pemasangan Steger untuk Pohon

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
65
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-48. Penanaman Semak

Gambar 0-49. Pemasangan Steger untuk Semak

Gambar 0-50. Penyiraman Tanaman Jalan

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
66
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

Gambar 0-51. Ceret Siram (Gembor)

4.8 Gebalan Rumput


1). Rumput yang digunakan
Rumput yang digunakan dapat berbentuk gebalan/lempengan, tunas atau biji
Seteiah selesai penanaman perlu dilakukan penyiraman dan jumlah air yang
dibutuhkan:
- untuk pohon : + 10 1/pohon
- untuk semak: + 5 I/pohon
- untuk rumput/penutup tanah : + 5 l/m2
2). Peralatan :
- Garpu tanah
- Sekop
- Serok tanam
- Cangkul
- Kereta dorong
- Alat-alat pengamanan lalu lintas
3). Tenaga Kerja :
- Penggali
- Penanam
4). Volum Pekerjaan :
1(satu) orang penggali/penanam mengerjakan:
o untuk pohon, 4 pohon/hari
o untuk semak, 48 pohon/hari
o untuk rumput, 20 m2 / hari

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
67
Pemeliharaan Talud, Dinding Penahan Tanah dan Tanaman Jalan

5). Bahan :
- Tanaman pengganti
- Tanah subur (top soil)
- Pupuk kandang/pupuk urea
- Bambu penahan
- Tali ijuk

________________________________________________________________________________________
Pemeliharaan Jalan
68

Anda mungkin juga menyukai