OLEH :
ROBERTUS KAMENGMAI
NIM : 1223714027
KATA PENGANTAR
puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas Lasekep Jalan pada Jalan W.J Lalamentik.
Penyusunan tugas makalah ini bertujuan untuk melengkapi salah satu tugas pada
Jurusan Teknik Sipil POLITEKNIK NEGERI KUPANG.
Penyusunan tugas ini mempunyai daya analisa yang tajam serta dapat memperdalam
ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.Penyusunan tugas makalah tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini secara khusus ingin
disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan
yang sangat berguna bagi penulisan makalah ini.
2. Semua pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini yang takdapat
disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun, demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi dunia Pendidikan khususnya Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang.
DAFTAR ISI
Cover....
Kata Pengantar.............................................
ii
Daftar Isi........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1 Latar Belakang
.2 Rumusan Masalah...
1.3 Tujuan Penulisan
4
4
4
4
5
5
7
8
8
8
10
10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................
1. Kesiimpulan.....................
2. Saran.
Daftar Pustaka..
Foto Taman Jalan W.J Lalamentik...........................................................
11
11
12
12
12
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, maupun yang
terbentuk dari elemen lansekap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi
Iahannya. Lansekap jalan ini mempunyai ciri-ciri khas karena harus disesuaikan
dengan persyaratan geometrik jalan dan diperuntukkan terutama bagi kenyamanan
pemakai jalan serta diusahakan untuk menciptakan Iingkungan jalan yang indah,
nyaman dan memenuhi fungsi keamanan (Dirjen Bina Marga DPU, 1996).
Komunitas tanaman atau vegetasi pada lansekap jalan termasuk bagian dari hutan
kota. Menurut Irwan (1994) dan Dardak (2005) bahwa hutan kota dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu
a) Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota dengan komunitas
vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya
minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat yang tidak bearturan;
b) Menyebar, yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan
komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk
rumpun atau bergerombol kecil;
c). Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang
berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan,
pantai, saluran, dan sebagainya.
Menurut Djamal (2005), hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon
dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur,
menyebar, atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur menyerupai hutan
alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan
menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis. Ruang terbuka hijau
(RTH) merupakan bagian dari hutan kota, maka komunitas tanaman lansekap
jalan merupakan bagian dari RTH. Fungsi RTH atau hutan kota menurut Dardak
(2005) terdiri dari tihal pokok yaitu fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah ruang yang dimaksudkan untuk
konservasi air tanah, paru-paru kota, dan dapat menjadi tempat hidup dan
berkembangnya plasma nutfah (flora fauna dan ekosistemnya). Ruang terbuka
dengan perkerasan dan diberi pot tumbuhan tidak termasuk ruang terbuka hijau
(Peraturan Pemerintah, 2003). Ruang Terbuka Hijau adalah ruang kota yang
berfungsi sebagai kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota,
kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olah raga, kawasan hijau
permakaman, kawasan hijau pertanian, kawasan hijau jalur hijau dan
penataan lansekap jalan perkotaan dari aspek lokasi pencemaran udara dan
penempatan jenis tanaman.
2.2 Peraturan-peraturan dan Undang-undang
Sesuai instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau di wilayah perkotaan memuat hal-hal sebagai berikut :
a) Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan penyelenggaraan ruang
terbuka hijau di kota sesuai dan tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) kota masing-masing;
b) Bagi daerah yang telah memiliki Ruang Terbuka Hijau, maka harus
mengadakan penyesuaian dengan peraturan instruksi ini;
c) Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi serta peranan Ruang
Terbuka Hijau dengan melarangnya untuk penggunaan dan peruntukan
ruang yang lain;
d) Melaksanakan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau untuk mencapai
pembangunan berwawasan lingkungan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keadaan atau Kondisi Jalan W.J Lalamentik
Tidaka ada lampu taman dan jalan setapak untuk pejalan kaki
Keadaan atau Kondisi taman Jalan W.J Lalamentik saat ini tidak terawat dengan
baik dan tidak ada perawatan contohnya ada tanaman yang mati, rusak dan banya
sampah.
3.2 Penataan taman jalan W.J Lalamentik
3.1.1 Pemilihan Jenis Tanaman Dan Lokasi Penempatannya
Dalam mempersiapkan perencanaan Lansekap Jalan selain merencanakan
pemilihan jenis tanaman dan lokasi penempatannya, harus disertai dengan
Perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemeliharaannya.
Berdasarkan lingkungan di sekitar jalan yang direncanakan dan ketentuan ruang
yang tersedia untuk penempatan tanaman lansekap jalan, maka untuk menentukan
pemilihan jenis tanamannya ada 2 (dua) hal lain yang perlu diperhatikan yaitu
fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya.
diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemilihan jenis tanaman lansekap
jalan, dan disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, yang disukai
oleh burung-burung, serta rendah evapotranspirasinya.
Fungsi
3.1.2
Bak Tanaman
3.1.3
Lampu Taman
Pemasangan lampu pada lokasi lansekap harus disesuaikan denganluas area
antara lain :
- Ja rak antara titik lampu harus sesuai sehingga dapat menerangi lokasi tersebut.
- Penggunaan kabel di daerah tanaman sebagai alat penghubung arus listrik harus
mempunyai kualitas yang baik, antara lain harus dapat menahan resapan air (tidak
ada kebocoran) dan mempunyai daya tahan yang lama dari segala cuaca.
3.1.4
Jalan Setapak
Perkerasan untuk Jalan Setapak harus diletakkan sesuai petunjuk teknik yang
Pembuatan selokan atau tali air pada daerah lansekap disesuaikan dengan kebutuhan
pembuangan air di seluruh permukaan agar tidak terjadi genangan.
Air yang menggenang akan menyebabkan pembusukan akar tanaman.
Untuk selokan yang diperkeras, bila pekerjaan pemasangan batu adukan telah
selesai harus segera dibersihkan dengan baik agar tidak tertinggal sisa-sisa kotoran
bekas adukan atau sisa bahan. Permukaan harus bersih kembali dan siap ditanami.
Untuk pembuatan tali air biasanya Iangsung dibentuk dipermukaan tanah sedalam
10 cm - 15 cm dengan kelandaian yang diatur agar air selesai dibuat, permukaannya
dilapisi dengan rumput.
3.3 Tujua Untuk mengetahui Kondisi Taman Jalan W. J lalamentik
Untuk meyeragamkan metode perencanaan lansekap jalan yang disesuaikan dengan
kiasifikasi fungsi jalan dan kondisi terain sehingga secara umum memiliki penyelesaian
yang sama dalam penanganannya.
Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan dimaksudkan sebagai pegangan dan
petunjuk bagi para petugas Pembina Jalan dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan
dengan perencanaan lansekap jalan di dalam Daerah Milik Jalan (DAMIJA).
3.4 Tujua Untuk menata Taman Jalan W. J lalamentik
untuk memperteduh/ mengurangi pemanasan global dan memperbaiki keadaan
udara yang semakin hari tambah banyak polusi.
Namun, perlu disadari bahwa masyarakat harus mengerti bagaimana cara
mengelola perawatan tanaman di kawasan public tersebut
3.5 Konsep Penataan
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pembersiahan Lahan
b. Pembentukan Tanah Lansekap
2. Pekerjaan Pemasangan Bangunan Taman
a. Bak Tanaman
b. Lampu Taman
c. Jalan Setapak
d. Selokan atau Tali Air
3. Pekerjaan Penanaman Tanaman
a. Tandai lokasi penanaman dengan patok - patok yang diberi nama yang
b.
c.
d.
e.
f. Penyiraman
3.6 Perencanaan Pemeliharaan Tanaman Lansekap Jalan
1. Tahapan Kegiatan Pemeliharaan.
2. Pendangiran dan Penyiangan
3. Pemangkasan
4. Pemupukan
5. Pencegahan dan Pemberantasan Hama dan Penyakit
6. Penggantian Tanaman / Penyulaman
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam mempersiapkan perencanaan Lansekap Jalan selain merencanakan pemilihan
jenis tanaman dan lokasi penempatannya, harus disertai dengan Perencanaan
pelaksanaan dan perencanaan pemeliharaannya.
4.2 Saran
Demi kesejahteraan, kenyamanan, serta kesehatan, dianjurkan kepada warga
masyarakat yang melintasi di jalan W.J Lalamentik jangan merusak dan membuang
sampah disekitarnya.
DAFATAR PUSTAKA