Anda di halaman 1dari 12

Makalah

HUTAN KOTA
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

DISUSUN OLEH :
MOH.UDZRY DZAULUL T
(C30422046)

AHMAD NAZIKIN (C30422053)

MUHAMAD SANDY (C30422038)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul konsep ketuhanan dalam islam ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemahaman keimanan
dan ketaqwaan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang.

            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Daftar Isi
Halaman Judul
Kata pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................1
2. Rumusan Masalah..................................................................2
3. Tujuan Pembelajaran.............................................................2
BAB II Pembahasan
1. Pengertian hutan kota............................................................3
2. Manfaat dan fungsi hutan kota..............................................3
3. Kendala yang di hadapi dalam pembangunan hutan kota.....6
4. Landasan dasar hukum..........................................................7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan............................................................................8

Daftar Pustaka ……………………………………………………….. 9

ii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan kota dapat didefinisikan sebagai pepohonan dan hutan di dalam kota
di sekitar kota yang berguna dan berpotensi sebagai pengelola lingkungan
perkotaan oleh tumbuhan dalam hal iklim, rekreasi, estetika, fisiologi, sosial,
dan kesejahteraan ekonomi masyarakat kota. Fakuara (1987) mendefinisikan
hutan kota sebaga tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang
memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan
estetika, rekreasi, dan kegunaan khusus lainnya. Hutan kota juga bisa dijadikan
area wisata untuk menghilangkan penat dan menambah perekonomian warga
sekitar. Hutan kota dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang.

Menurut PP No 63 Tahun 2002, penentuan tipe hutan kota termasuk dalam


rencana teknis dalam rencana pembangunan hutan kota. Menurut Permenhut No
P.71/Menhut-II/2009, penentuan tipe hutan kota sesuai dengan fungsi yang
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan. Tipe hutan kota
terdiri dari tipe kawasan permukiman, tipe kawasan industri, tipe wisata, tipe
pelestarian plasma nutfah, tipe perlindungan dan tipe pengamanan. Keberadaan
hutan kota mempunyai manfaat yang tak bisa diabaikan. Setidaknya terdapat 24
manfaat hutan kota, seperti yang tertera berikut ini: sebagai identitas kota,
tempat pelestarian plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat dari
udara, penyerap dan penjerap partikel timbal, penyerap dan penjerap debu
semen, pereda kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbon
monoksida, penyerap karbon dioksida, penghasil oksigen, 3 penahan angina,
penyerap dan penapis bau, mengatasi penggenangan air, produksi terbatas,
mengatasi instrusi air laut (khusus untuk kota pantai), ameliorasi (upaya untuk
memperoleh kenaikan produksi serta menurunkan biaya pokok, misal dengan
perbaikan tanah) iklim, pengelola sampah, pelestarian air tanah, penapis cahaya
silau, meningkatkan keindahan, sebagai habitat burung, mengurangi stress,
mencegah abrasi pantai (kota pantai), meningkatkan industri pariwisata, sebagai
hobi dan pengisi waktu luang

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu hutan kota ?
2. Manfaat dan fungsi hutan kota ?
3. Kendala yang di hadapi dalam pembangunan hutan kota ?
4. Apa landasan dasar hukum pembangunan hutan kota ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


diharap agar pembaca dapat mengetahui pengertian hutan kota,
manfaatnya, kendala kendala pembangunan hutan kota dan dasar hukumnya

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 pengertian hutan kota

Hutan kota adalah kawasan yang berada di dalam atau sekitar perkotaan yang
ditutupi oleh pepohonan yang dibiarkan tumbuh secara alami menyerupai hutan
dan tidak tertata seperti taman. Manfaat dari adanya kawasan hijau ini adalah
untuk mengurangi degradasi lingkungan kota, serta berfungsi memperbaiki
lingkungan hidup dan estetika. Keberadaan hutan kota diperlukan untuk
mengimbangi pembangunan fisik perkotaan yang semakin sesak dan
menjadikan ruang terbuka hijau semakin terbatas. Selain itu, ruang terbuka
hijau seperti hutan perkotaan juga memberikan keseimbangan bagi ekosistem,
sebagai areal resapan air, dan menjadi tempat daur karbondioksida menjadi
oksigen perkotaan.

Penngertian menurut para ahli

Menurut Fakuara (1987), hutan Kota (Urban Forest) adalah tumbuhan atau


vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan
yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi,
dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya

Menurut Dahlan (1991), hutan kota diartikan sebagai hutan yang kawasannya
berada di dalam perkotaan dan sekitarnya dimana vegetasi penyusun di
dalamnya pohon serta taman atau jalur hijau yang berfungsi sebagai pengelolah
lingkungan terutama pada hal ameliorasi iklim, rekreasi, estetika, fisiologi,
psokologi, sosial, mengelolah pencemaran, dan kesejahteraan ekonomi
masyarakat di perkotaan.

2.2 Manfaat dan fungsinya hutan kota

Manfaat hutan kota menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota Pasal 27 ayat (1): Hutan kota dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata alam, rekreasi, dan atau olahraga,
penelitian dan pengembangan, pendidikan, pelestarian plasma nutfah, juga
budidaya hasil hutan bukan kayu

3
Berikut penjelasannya:

Pariwisata alam, rekreasi, dan atau olahraga   Dilansir dari U.S. Forest
Service, dengan mengurangi kebisingan dan menyediakan tempat untuk
berekreasi, hutan kota memperkuat kohesi sosial, memicu revitalisasi
masyarakat, dan menambah nilai ekonomi bagi masyarakat. Pemanfaatan hutan
kota tersebut bisa dilakukan sepanjang tidak mengganggu fungsi hutan kota
yang telah disebutkan sebelumnya.

Penelitian dan pengembangan Hutan kota bisa dimanfaatkan untuk penelitian


keanekaragaman hayati dan juga hewan yang menjadi identitas suatu daerah.
Penelitian tersebut kemudian bisa digunakan untuk mengembangkan kota.

Pendidikan Hutan kota bisa dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan. Di


mana anak belajar tentang alam baik hayati dan juga hewani, bagaimana cara
merawat keanekaragaman dan alasan mengapa keanekaragaman perlu
dilindungi.

Pelestarian plasma nutfah Hutan kota bermanfaat sebagai tempat pelestarian


plasma nutfah yaitu sumber daya genetik pada hewan, tumbuhan, dan juga
mikroorganisme.

Budidaya hasil hutan bukan kayu Hutan kota dapat dimanfaatkan untuk
budidaya hasil hutan bukan kayu seperti buah-buahan, tanaman obat, tanaman
hias, minyak nabati, getah, rotan, bambu, dan budidaya hewan.

Fungsi hutan kota Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota Pasal 3, fungsi hutan kota adalah untuk:
1. Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;
2. Meresapkan air;
3. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota;
4. dan Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia

4
Berikut penjelasannya: 

 Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika


Keberadaan hutan kota menjaga iklim mikro seperti suhu dan kelembapan
udara. Hutan kota menjaga kota dalam suhu dan kelembapan yang ideal
sehingga nyaman dan sehat ditempati oleh manusia. Hutan kota juga menjaga
iklim mikro dengan cara menyerap karbon dioksida yang dihasilkan kegiatan
manusia. Keberadaan hutan kota memberikan nilai estetika karena hutan
memiliki warna hijau yang cerha di tengah-tengah infrastruktur kota yang
terlihat abu-abu. Hutan yang sejuk dan rindang di kota memberikan nilai
estetika atau keindahan bagi penduduknya.

 Meresapkan air

Dilansir dari Food and Agriculture Organization of the United Nations, hutan
kota berperan dalam penyediaan, siklus, dan penyaringan air, memainkan peran
kunci dalam pengelolaan air di kota. Pohon dan tumbuhan membantu
penyerapan air hujan dan menyimpannya dalam batuan akuifer. Air dalam
akuifer adalah sumber pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk
yang tinggal di kota tersebut. Penyerapan air oleh hutan kota juga mengurangi
risiko banjir karena adanya luapan air akibat hujan yang deras.

 Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota

Hutan kota yang menjaga siklus air tidak terganggu, memberikan nilai estetika,
dan juga menjaga iklim mikro menciptakan keseimbangan dan keserasian
lingkungan. Di mana manusia, hewan, dan tumbuhan hidup dalam
keseimbangan dan saling membutuhkan. Hutan kota juga dapat menyerap dan
menepis bau yang tidak sedap. Menurut G.W. Grey dan F.I. Deneke dalam buku
berjudul Urban Forestry (1978) tanaman dapat menyerap bau secara langsung
atau menahan gerakan angin dari sumber bau. Beberapa tanaman bahkan
mengeluarkan harum yang bisa menutupi bau tak sedap.

 Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia

Keberadaan hutan kita mendukung pelestarian keanekaragaman hayati


Indonesia. Hutan kota menyediakan tumbuhan tempat hidup sehingga tidak
akan punah walau kota terus berkembang.

5
Keanekaragaman hayati membuat hutan kota menjadi rumah bagi berbagai
satwa sehingga turut membantu pelestarian hewani juga. Hutan kota juga sering
digunakan sebagai hutan konservasi yang melindungi spesies tertentu.
2.3 Kendala yang di hadapi dalam pembangunan hutan kota

Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan hutan kota berkaitan


dengan ketersediaan lahan, dan masalah tata ruang kota. Masalah ketersediaan
lahan untuk hutan kota, serta bagaimana mengefektifkan pemanfaatan lahan
yang bersih merupakan kunci dalam pembangunan hutan kota. Semakin hari
lahan semakin berharga dan semakin mahal, semakin sedikit untuk hutan kota,
sehingga sering terjadi perebutan kepentingan dalam penggunaan lahan dari
berbagai sektor aktifitas kota.

Masalah lain adalah kesadaran dan tanggungjawab masyarakat yang masih


minim tentang perlunya menjaga lingkungan, mulai dari lingkungan rumah
sampai pada lingkungan yang lebih luas. Masyarakat kita masih menganggap
bahwa persoalan lingkungan adalah persoalan dan tanggungjawab pemerintah
semata. Lihat saja ketika suatu bencana terjadi, misalnya banjir.

Sebagian besar masyarakat masih terus menimpakan kesalahan total pada


pemerintah yang tidak perduli pada nasib mereka, tanpa menyadari bahwa
perilaku hidup sehari-hari mereka juga berpotensi menyebabkan bencana,
seperti membuang sampah di kali atau menebang pohon-pohon di sekitar
perumahan.

Contoh kasus di atas pernah terjadi di palu mengenai lahan pada tahun lalu di
karenakan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid menyatakan bahwa Pemerintah
Kota (Pemkot) Palu tidak bisa merampungkan pekerjaan pembangunan di
Hutan Kota Palu akibat status lahan tersebut merupakan milik Pemerintah
Daerah (Pemda) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Jadi untuk hutan kota yang membuat pemerintah kota tidak melanjutkan
pekerjaan perampungan untuk hutan kota disebabkan karena hutan kota ini
bukan milik pemerintah kota," kata Hadianto Rasyid dalam keterangannya
dalam unggahan video TikTok, Minggu (6/11).

6
Menurutnya, tahun lalu Pemkot Palu sudah meminta di Pemda Sulteng untuk
dijadikan sebagai aset daerah Kota Palu.
"Tapi karena statusnya waktu itu pinjam pakai, maka pinjam pakainya
berakhir di 2022 awal. Jadi, pemerintah provinsi tidak menginginkan mungkin
dengan alasan satu dan lain hal," ujarnya.

Hadianto Rasyid meminta maaf kepada warga Palu dikarenakan pembangunan


Hutan Kota Palu tidak bisa dilanjutkan.

"Untuk itu mohon maaf kami sampaikan bahwa Pemerintah Kota Palu tidak
bisa melanjutkan. Bukan karena tidak mau tetapi disebabkan lahan hutan kota
merupakan aset provinsi," kata Hadianto.

2.4 Landasan dasar hukum pembangunan hutan kota

Keberadaan kawasan Ruang Terbuka Hijau di suatu wilayah perkotaan adalah


upaya untuk menjamin kualitas lingkungan yang baik di suatu wilayah.
Sebagaimana tersirat dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (UUPR), maka keberadaan RTH diperlukan untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem
mikroklimat, maupun sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan
ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat
meningkatkan nilai estetika kota.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun Tahun 2007 Tentang


Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (Permendagri RTHKP),
disebutkan 23 jenis RTHKP, yang meliputi: taman kota, taman wisata alam,
taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman
lingkungan perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya, hutan kota,
hutan lindung, bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah, cagar
alam, kebun raya, kebun binatang, pemakaman umum, lapangan olah raga,
lapangan upacara, parkir terbuka, lahan pertanian perkotaan, jalur dibawah
tegangan tinggi (SUTT dan SUTET), sempadan sungai, pantai, bangunan, situ
dan rawa, jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan
pedestrian, kawasan dan jalur hijau, daerah penyangga (buffer zone) lapangan
udara; dan taman atap (roof garden).

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hutan kota adalah kawasan yang berada di dalam atau sekitar perkotaan yang
ditutupi oleh pepohonan yang dibiarkan tumbuh secara alami menyerupai hutan
dan tidak tertata seperti taman. Manfaat dari adanya kawasan hijau ini adalah
untuk mengurangi degradasi lingkungan kota, serta berfungsi memperbaiki
lingkungan hidup dan estetika.

dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata alam, rekreasi, dan atau olahraga,


penelitian dan pengembangan, pendidikan, pelestarian plasma nutfah, juga
budidaya hasil hutan bukan kayu

di fungsikan untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika,
Meresapkan air, Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik
kota, dan Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
https://rimbakita.com/hutan-kota/

https://kumparan.com/paluposo/ini-alasan-wali-kota-palu-hentikan-
pembangunan-di-hutan-kota-1zCG4Z5Vx6C/full

https://newberkeley.wordpress.com/2010/10/03/landasan-pembangunan-hutan-
kota/

https://staff.blog.ui.ac.id/clara/2011/02/09/hutan-kota-solusi-jitu-
menyelamatkan-lingkungan/#:~:text=Masalah%20utama%20yang%20dihadapi
%20dalam,kunci%20dalam%20pembangunan%20hutan%20kota.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/09/07/130000969/hutan-kota-
definisi-manfaat-dan-bentuknya?page=all#:~:text=Fungsi%20hutan%20kota,-
Menurut%20Peraturan%20Pemerintah&text=Memperbaiki%20dan%20menjaga
%20iklim%20mikro,Mendukung%20pelestarian%20keanekaragaman
%20hayati%20Indonesia

Anda mungkin juga menyukai