TINJAUAN PELAKSANAAN
3. 1. Tinjauan Umum.
Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi jalan raya ada
beberapa tahapan kegiatan yang merupakan pelaksanaan atas sebuah
hasil
perencanaan
pemeliharaan.
mulai
Pelaksanaan
dari
pengukuran
proyek
ini
sampai
dimulai
selesai
dari
masa
pengukuran,
Lokasi
Kabupaten Belu
Nomor kontrak
Hk.02.03/APBN/69/PPK-07/III/2013
Nilai Kontrak
Rp 31.638.400.000 (PPN 10 %)
Tanggal Kontrak
15 Maret 2013
Nomor SPMK
HK.02.02/APBN/85/PK-07/III/2013
Tanggal SPMK
25 Maret 2013
Tahun anggaran
2013
Waktu pelaksanaan
Waktu pemeliharaan :
Sumber dana
APBN Murni
Kontraktor
Konsultan
20
sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan dalam rancangan. Lebar untuk
lapisan agregat B adalah 2M dan tebal agregat B 20CM, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat Klas B untuk pelebaran perkerasan badan
jalan dilaksanakan setelah Pekerjaan Galian Biasa untuk pelebaran perkerasan
badan jalan selesai.
22
h. Lapis perkerasan AC - WC
Pekerjaan Laston Lapis Aus (AC-WC) ini merupakan lapis hotmix paling atas
yang terdiri dari campuran antara Agregat Kasar, Agregat Halus, Pengisi dan
Aspal dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas di atas
permukaan jalan. Tebal AC-WC adalah 4 CM dan lebar untuk lapisan AC-WC 6
M.
ini.
Ketersediaan
dan
kesiapan
dari
peralatan
sangat
pada
temperature
145 C
24
165 C
sehingga
siap
2. Stone Crusher
Stone Crusher digunakan untuk pemecah batu kali menjadi batu pecah
sesuai ukuran atau gradasi yang diinginkan dalam pekerjaan konstruksi
jalan. Stone Crusher dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pemecah batu
jenis konus (cone) dan pemecah batu jenis bentur (impact).
Roller
merupakan
alat
pemadatan
dengan
roda
baja,
mempunyai roda belakang dan depan. Berat dari Tandem Roller bervariasi
dari 3 14 ton atau lebih tergantung lebar roda bajanya. Alat ini biasanya
digunakan setelah penghamaparan material Aspal beton atau pemadatan
awal (Breakdown Rolling). Banyak lintasan Tandem Roller sebanyak 3
passing.
25
dan
jenisnya.
Alat ini
sehingga
diperoleh
hamparan
26
dengan
alur, ketebalan, dan kemiringan yang sesuai dengan rencana. Secara garis besar
bagian utama dari finisher dibedakan menjadi dua, yaitu unit Tracktor dan unit
sepatu (screed).
6. Water Tank
Alat ini berfungsi sebagai penyedia air bersih yang digunakan dalam
proses pemadatan agregat dan material beraspal panas oleh alat berat.
27
28
9. Wheel Loader
Whell Loader digunakan untuk menggali, mengeruk material berupa
pasir dan krikil di quary serta mengangkut material ke bin dingin atau
kedalam dump truck.
berbagai
macam
material
yang
dibutuhkan
dalam
2. Aspal
Aspal yang didapat dari pertamina dengan perbandingan campuran aspal
60/70
3. Pasir alam
Pasir alam diperoleh dari Benenai karena pasir benenai sudah memenuhi
syarat spesifikasi Bina Marga.
akan
mengakibatkan
berbagai
bentuk
kerugian,
3
1
3
2
Ada 3 faktor penentu keberhasilan pada proyek peningkatan Ruas jalan Besikama
Webua di Kab. Belu yaitu :
1.
Laporan
secara
periodik
mengenai
pelaksnaaan
3
3
2. Konsultan
Pihak atau badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
konsultan perencana dan konsultan pengawas.
a. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang
lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan.
b. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa
untuk
membantu
pembangunan
mulai
dalam
dari
pengelolaan
awal
hingga
pelaksanaan
pekerjaan
berakhirnya
pekerjaan
pembangunan.
Hak dan Kewajiban Konsultan Pengawas :
1. Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic dalam
pelaksanaan pekerjaan
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
4. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi
3
4
kesalahan
yang
mungkin
terjadi
sedini
sementara
bila
terjadi
penyimpangan
dari
adalah
orang/badan
yang
menerima
pekerjaan
dan
3
5
PEMILIK `
PROYEK
KONSULTA
N
SUPERVI
SI
KONTRAKTOR
Hubungan
Kontraktual
Hubungan
Koordinasi
Gambar.3.14. Skema Hubungan Kerja
Hubungan kerja ketiga pihak yang terjadi yaitu pemilik proyek,
Konsultan supervisi dan Kontraktor yaitu :
1. Hubungan Antara Pemilik Proyek dan Konsultan
Hubungan antara kedua unsur pengelola proyek ini erat sekali, dimana
konsultan merupakan wakil pemilik proyek dalam hal menyangkut
pengawasan seperti tertera dalam bagan diatas.
2. Hubungan Antara Kontraktor dan Konsultan Pengawas
Hubungan antara kedua unsur pengelola ini dimana semua kegiatan
menyangkut pelaksanaan yang dilaksanakan oleh kontraktor baru dapat
dikerjakan melalui konsultasi atau koordinasi dengan konsultan pengawas.
3
6
3.2.2.
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah struktur hubungan tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari setiap komponen kerja dengan orang orang dalam
organisasi untuk mencapai tujuan. Personalia yang menduduki jabatan
dan struktur organisasi biasanya disesuaikan dengan tugas pokok dan
fungsi, serta keahlian dan kemampuan dari masing- masing tenaga kerja
sehingga dapat bekerja dengan hasil yang optimal. Pada proyek pekerjaan
jalan Besikama Webua Kabupaten Belu, PT. MODERN - NAVIRI,
KSO (sebagai kontraktor pelaksana) dan PT. INDEC INTERNUSA
(sebagai konsultan pengawas).
A.
2. HighWay Engineer
-
3. Material Engineer
-
4. Administrasi Teknik
-
5. Pelaksana
-
6. Quantity Engineer
-
7. Surveyor
-
8. Administrasi/Keuangan
-
Membuat laporan Kas dan Buku Kas serta dokumen bukti pengeluaran kas
dan dilaporkan kebagian keuangan.
9. Logistik
-
Menerima Surat Permintaan Barang (SPB) dari Logistik Lapangan yang telah
disetujui oleh Ka. Base Camp.
Pada proyek ini prestasi kemajuan atau lebih cepat dari rencana. Hal ini
menurut pengamatan dilapangan karena tenaga kerja cukup, peralatan yang
digunakan
memadai
dan
sudah
berada
dilapangan
saat
akan
kegiatan-kegiatan
yang
diperlukan
untuk
dapat
pembiayaan
yang
dibutuhkan
untuk
setiap
3.3.
Tinjauan Khusus
Pada tinjauan khusus ini penulis akan membahas pada pekerjaan
AC-WC, produksi campuran, penghamparan dan pemadatan lapisan ACWC.
a.
b.
Pintu pengaturan pengeluaran agregat dari bin dingin (Cold Feed Gate)
Bagian ini merupakan pintu bukaan agregat pada bin dingin yang dipasang
di bagian bawah dimana pintu ini dilengkapi dengan skala yang angkanya
menunjukkan besarnya lubang bukaan yang dapat diatur sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan.
c.
d.
Pengering (Dryer)
Pada bagian ini agregat dikeringkan dengan cara dipanaskan dan
dikeringkan dengan temperatur yang diminta. pengeringan ini berfungi
untung menghilangkan kadar air yang terkandung dalam agregat dan
memanaskan agregat.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Asphalt dicairkan dan dipanaskan dalam ketel sampai suhu 160 C dan
dipompa ke dalam timbangan AMP.
b. Material agregat kasar (batu pecah 3/4 dan ) dan agregat halus (pasir dan abu
batu) diangkut dan ditempatkan terpisah dalam cold bin masing masing, yang
selanjutnya diangkut ke Blower atau pengering dengan mengunakan cold
elevator.
c. Jumlah material yang dikeluarkan dari cold bin ditentukan berdasarkan
kebutuhan yang ditentukan sesuai JMF dengan menyetel pembukaan Hopper,
dimana terlebih dahulu dilakukan proses kalibrasi.
d. Setelah bahan dipanaskan dalam Blower, material dibawa dengan hot elevator
ke unit ayakan yang berupa saringan panas untuk dipisahkan berdasarkan
ukurannya.
e. Sebelum material dimasukkan dalam unit pencampuran (Pugmill),
masing masing material ditimbang.
f. Setelah material selesai ditimbang baik itu batu pecah , , pasir, abu batu,
semen, dan zat aditif, campuran agregat tersebut ditambahkan asphalt panas
yang terlebih dahulu telah ditimbang sehingga didapat suatu campuran yang
homogen .
g. Setelah campuran Hot Mix telah siap, campuran tersebut di bawah ke lokasi
penghamparan dengan menggunakan Dump Truck yang disertakan dengan
tiket pengiriman
Aspal
Panaskan
Timbu
nan
agreg
at
Bin
din
gin
Pema
nas
keras
Sarin
gan
Penyimpanan
aspal panas
Penyimp
an
agregat
Timbangan
Timban
gan
camp
ur
Campur
an
panas
panas
Timbangan
3.3.4.
28.17
225.36 Kg
b. MA ( batu pecah )
17.84 %
142.73 Kg
c. SN ( pasir alam)
25.35
202.82 Kg
d.
DC ( abu batu)
20.66
165.26 Kg
e.
Semen
1.88
15.02
f.
Asphalt
= 6.10
=
+
48.80
800.00
= 8200 m
Tebal
= 0,04 m
Lebar jalan
= 6
Bj AC - WC
= 2,276 T/m
m
3
Kg
Kg
Kg
= 554.3 m3
b. Batu pecah dengan komposisi 17.84%
Jumlah batu pecah yang digunakan
351.08 m3
m3
= 406.5 m3
e. Semen dengan komposisi 1.88 %
jumlah semen yang digunakan
= 84. 200 kg
1 zak semen
= 50 kg
6,10 % 4.479.100 Kg
100
= 273.225 kg
1 zak Aspal
= 50 kg
AGREGAT A
PILIHAN
GALIAN BIASA
TIMBUNAN PILIHAN
pengetesan suhu berkisar 145 C 165 C dan pada saat tiba dilokasi
0
campuran
Hotmix
ditutup
dengan
Selama
terpal,
agar
3.
hamparan
harus
selalu
dikontrol
dengan
jalan
campuran
beraspal
adalah
proses
pemadatan
dan
antara
merupakan
pemadatan
utama
yang
dini
jika
terjadi
penyimpangan
atau
kesalahan
yang
Bahan
Biaya yang dikeluarkan untuk memasok bahan material dalam
perkerjaan lokasi proyek harus sesuai dengan Rencana Anggaran
Biaya (RAB).
b.
c.
Peralatan
Analisa perhitungan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan adalah alat berat, sedangkan peralatan pertukangan tidak
temasuk
dalam
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah bahan
yang memenuhi persyaratan spesifikasi. Dalam pengendalian mutu
dilakukan pengujian exktrasi untuk melihat kadar aspal dan gradasi
bahan sesuai spesifikasi yang ada.
2.
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam proyek ini mulai
dari penghamparan campuran Hotmix dan pemadatan sesuai
spesifikasi.