Anda di halaman 1dari 12

BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1. Pengertian Metode Pelaksanaan Proyek


Metode pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan
pelaksanaan kontruksi yang mengikuti prosedur yang telah dirancang,
sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Metode
pelaksanaantersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai
pendukung dan mempercepat proses pembuatan suatu bangunan,agar
kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai
dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya pemakaian
bahan.
Metode pelaksanaan yang baik akan menghasilkan bangunan yang
baik juga sesuai dengan yang diharapkan oleh owner seperti yang tertuang
dalam dokumen kontrak. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan
pekerjaan sebuah bangunan dengan baik, diperlukan adanya pengetahuan,
kemampuan, dan pengalaman dalam melaksanakan pembangunan tersebut
sehingga apabila ada permasalahan yang timbul dilapangan akan cepat
dapat diatasi.
Disamping itu, dalam tahap pelaksanaan ini juga diperlukan kerja
sama dan koordinasi dari semuapihakyang terlibat baik pemberi tugas
(owner), pemberi tugas (owner) dan penerima kerja (Kontraktor). Kerja
sama yang baik antara ketiga pihak yang terlibat dalam proyek tersebut
dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang efektif dan efisien terutama
dalam pengaturan sumber daya yang ada, meliputi tenaga kerja, material
atau bahan dan peralatan yang digunakan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek baik besar maupun kecil, selalu
diharapkan hasil dengan kualitas yang baik, yaitu:
1. Memenuhi standar yang terdapat spesifikasi teknis ( Mutu ).
2. Selesai tepat waktu.
3. Biaya yang dikeluarkan dapat ditekan serendah mungkin.

15
Untuk mencapai semua itu diperlukan suatu rencana kerja agar
diperoleh suatu urutan pekerjaan yang efektif serta efisien antara yang satu
dengan yang lainnya dan tidak saling mengganggu.
Selama melaksanakan KP pembangunan jalan Tol seksi Padang –
Sicincin kami mendapati kegiatan yang sedang berlangsung diantaranya :
1. Persiapan tanah dasar (PTD)
2. Capping Layer
3. Pekerjaan agregat Base A
4. Pekerjaan Lean Concrete
5. Pekerjaan Rigid

3.2 Pekerjaan Pembangunan jalan Tol Padang-Sicincin


Pekerjaan pambangunan jalan ini adalah proyek yang dilaksanakan
berdasar anggaran dana PMN, Proyek jalan tol Padang – Sicincin ini adalah
proyek sesi ke-1. Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek jalan ini yang
tercantum dalam dokumen kontrak masa pelaksanaan proyek berlangsung
selama 180 hari kalender, yang bertujuan pembangunan ini sebagai
penghubung antar wilayah tersebut, Pembangunan Rekontruksi jalan ini
sangat membantu konektivitas antar wilayah dalam rangka memperlancar
distribusi logistik.
3.2.1 Peralatan Lapangan

Alat – alat yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan


adalah sebagai berikut :

1. Base Finisher

2. Wirtgen 64

3. Excavator

4. Bulldozer

5. Compact Smoothdrum

6. Motor grader

16
7. Dump Truck

8. Water Tank

9. Compact Sheepfoot

3.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan


1. penurunan badan jalan atau tanjakan

Gambar 3.1 Galian penurunan badan jalan

(Sumber : Dokumentasi Proyek)

Pada pekerjaan ini dilakukan galian pada badan jalan, karna


persentase tanjakan 22% sepanjang 150m dan dilakukan galian
sehingga menjadi 10%

2. Pekerjaan Rigid

Gambar 3.2 Pekerjaan Rigid Pavement


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

17
Rigid adalah material komposit dimana tulangan baja
material disusun kedalam beton sedemikian rupa berfungsi
menahan gaya tarik pada struktur kedua material tersebut bekerja
sama untuk menahan gaya gaya yang bekerja pada element
tersebut.

Gambar 3.3 Uji Sand cone


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

Pengujian sand cone yang dilakukan pada Base A untuk


mencari nilai kepadatan.

3. Pekerjaan timbunan pilihan dan density ruas kepadatan

Gambar 3.4 Timbunan pilihan


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

18
Timbunan pilihan digunakan untuk percapaian elevasi
akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar perencanaan
dengan maksud khusus lainnya, misalnya untuk mengurangi tebal
lapisan pondasi bawah, umtuk memperkecil gaya lateral tekanan
tanah dibelakang dinding penahan tanah talud jalan.
Syarat timbunan pilihan harus memenuhi :
 Timbunan hanya boleh diklarifikasikan sebagai
Timbunan Pilihan bila digunakan pada lokasi atau
untuk maksud yang telah ditentukan secara tertulis
oleh pengawas.
 Timbunan yang diklarifikasikan sebagai Timbunan
Pilihan harus terdiri dari bahan tanah berpasir atau
padas yang memenuhi persyaratan dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat tertentu tergantung
dari maksud penggunaannya.
Density kepadatan adalah penyusunan partikel-partikel
padatan di dalam tanah karena adanya gaya tekan pada
permukaan tanah sehingga ruang pori tanah berkurang.
4. Pekerjaan Base B (agregat kelas B)

Gambar 3.5 Base A


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

Agregat kelas A adalah agregat yang biasanya digunakan


pada lapisan pondasi bawah (Subbase Course). Suatu material

19
dikatakan masuk dalam klasifikasi agregat B apabila saat
dilakukan pengujian memenuhi spesifikasi.
Agregat Kelas A disebut juga LPB (Lapisan Pondasi
Bawah) merupakan lapisan pondasi yang terletak diatas pondasi
tanah dasar dan dibawah lapisan pondasi agregat kelas A Fungsi
dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:
 Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk
menyebarkan beban roda
 Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk
menyebarkan beban roda.
 Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di
pondasi.
 Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari
tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban
roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung
tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh
cuaca terutama hujan.
5. Pemadatan Stamper

Gambar 3.6 Stamper


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

Stamper ini digunakan untuk pemadatan timbunan pilihan


pada sudut-sudut yang tidak dapat dijangkau oleh compact.

20
6. Pekerjaan Base A (agregat kelas A)

Gambar 3.7 Base A


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

Agregat Kelas A disebut juga sebagai Lapisan Pondasi Atas


(LPA), maksudnya adalah lapisan pondasi yang terletak diatas
pondasi bawah dan di bawah lapisan perkerasan aspal. Fungsi
dari lapis pondasi ini antara lain yaitu :
 Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang
menahan gaya lintang dari beban roda.
 Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
 Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan

7. Pemerataan Clay

21
Gambar 3.8 Pemerataan Clay
(Sumber : Dokumentasi Proyek)
Dilakukan pemerataan pada clay untuk dipadatkan menggunakan
compact, supaya hasil kepadatan lebih akurat.

3.2.3 Time Schedule dan Kurva Keja

Gambar 3.9 Time Schedule dan kurva kerja


(Sumber : Data Proyek)

3.3. Penerapan SMK3


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaKonstruksi Bidang
Pekerjaan Umum (SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum) adalah
bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap
pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
Tujuan SMK3 konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dapat diterapkan
secara konsisten untuk:
a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi

22
b. Dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dan
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien, untuk
mendorong produktifitas.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan


sistem manajemen yang terintergrasi untuk menjalankan dan
mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan perusahaan serta
menanggulangi resiko bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan. Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merujuk pada sistem
perlindungan terhadap pekerja dan orang-orang yang berada pada lokasi
kerja. Penerapannya bertujuan untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan
kerja.
Salah satu penerapan SMK3 dilapangan adalah penggunaan APD (alat
pelindung diri) yang dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja,dimana tugas utama dari SMK3
adalah mengelola manajemen sistem keselamatan dan kesehatan kerja
pada proyek.
Berikut adalah APD yang sesuai dengan standar kesehatan dan
keselamatan kerja :

1. Helm Keselamatan
Helm keselamatan atau safetyhelmet ini berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam
dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga bisa
melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun
suhu yang ekstrim.
2. Sabuk dan Tali Keselamatan
Sabuk keselamatan atau safetybelt ini berfungsi untuk membatasi
gerak pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang
diinginkan. Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja untuk berada

23
pada posisi yang cukup berbahaya seperti pada posisi miring,
tergantung atau memasuki rongga sempit. Sabuk keselamatan ini terdiri
dari harness, lanyard, safetyrope, dan sabuk lainnya yang digunakan
bersamaan dengan beberapa alat lainnya seperti karabiner, ropeclamp,
decender, dan lain-lain.
3. Sepatu Boot
Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan,
tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin.
Bedanya dengan safetyshoes umumnya adalah perlindungan yang lebih
maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi hingga ke betis
dan tulang kering.
4. Masker
Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ
pernafasan dengan cara menyaring cemaran bahan kimia, mikro-
organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap, ataupun gas. Sehingga
udara yang dihirup masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan
sehat. Masker ini terdiri dari berbagai jenis, seperti respirator, katrit,
kanister, tangki selam dan regulator, dan alat pembantu pernafasan.
5. Kacamata Pengaman
Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi mata dari paparan partikel yang melayang
di udara ataupun di air, percikan benda kecil, benda panas, ataupun uap
panas. Selain itu kacamata pengaman juga berfungsi untuk menghalangi
pancaran cahaya yang langsung ke mata, benturan serta pukulan benda
keras dan tajam. Jenis kacamata pengaman ini bisa berupa spectacles
atau googgles.
6. Penutup Telinga
Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga (earplug) atau
penutup telinga (earmuff), yang berfungsi untuk melindungi telinga dari
kebisingan ataupun tekanan.
7. Sarung Tangan

24
Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari
api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat patogen seperti
virus dan bakteri. Sarung tangan ini terbuat dari material yang beraneka
macam, tergantung dari kebutuhan. Ada yang terbuat dari logam, kulit,
kanvas, kain, karet dan sarung tangan safety yang tahan terhadap bahan
kimia.
8. Rompi Safety
Rompi itu memiliki peranan yang sangat diperlukan di lapangan.
Rompi safety biasanya memiliki warna yang sangat cerah, seperti
oranye atau hijau, dilengkapi pita reflektif berwarna abu-abu keperakan,
hingga dalam kondisi gelap sekalipun, rompi ini dapat memantulkan
cahaya hingga orang yang menggunakannya dapat jelas terlihat.
Visibilitas ini sangat penting untuk menghindari dari tertabrak alat berat
atau kendaraan. Pekerja yang bekerja dengan alat berat dapat
mengidentifikasi objek itu sebagai manusia, bukan bagian dari benda-
benda yang ada di situ.

3.4. Bagan Alir

25
Gambar 3.10 Bagan alir

26

Anda mungkin juga menyukai