BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam rancangan pelaksanaan dan pengawasan jalan dan jembatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui volume pekerjaan berdasrkan gambarrencana jalan dan
jembatan
2. Untuk mengetahui harga satuan pekerjaan masing – masing pada anggaran biaya.
3. Untuk menghitung biaya tenaga kerja, material dan alat yang diperlukan pada
pekerjaan jalan dan jembatan.
4. Untuk menghitung jumlah tenaga kerja, material dan alat yang diperlukan. Pada
pekerjaan jalan dan jembatan
5. Untuk menghitung jumlah material, jumlah jam kerja alat dan jumlah jam kerja
tenaga kerja pada pekerjaan jalan dan jembatan.
3. Dapat menghitung biaya tenaga kerja, material dan alat yang diperlukan pada
pekerjaan jalan dan jembatan.
4. Dapat menghitung jumlah tenaga kerja, material dan alat yang diperlukan pada
pekerjaan jalan dan jembatan.
5. Dapat menghitung jumlah material, jumlah jam kerja alat dan jumlah jam kerja
tenaga kerja.
6.
4
BAB 2
KONSEP DASAR ANGGARAN BIAYA JALAN DAN JEMBATAN
2.1 Pendahuluan
Analisa harga satuan pekerjaan menurut (AHSP 2016 bidang pekerjaan umum)
adalah perhitugan kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk
mendapatkan harga satuan atau jenis pekerjaan tertentu. Perhitungan harga satuan
tenaga kerja yang ditetapkan oleh daftar upah pemerintah setempat, yang dikalikan
dengan koefisien upah. Perhitungan harga satuan biaya bahan/material yang ditetapkan
oleh daftar harga bahan pemerintah setempat, yang dikalikan dengan koefisien
bahan/material. Untuk perhitungan harga satuan biaya peralatan dimana hasil dari biaya
sewa peralatan dikalikan dengan koefisien alat. Untuk analisa harga satuan pekerjaan
tebal perkerasan merupakan perjumlahan dari analisa harga satuan upah, bahan/material
dan peralatan.
Analisa harga satuan pekerjaan pada tebal perkerasan aspal dipergunakan untuk
menghitung harga satuan Galian, Timbunan, Lapis Pondasi Bawah (LPB), Lapis
Pondasi Atas (LPA), Prime Coat, Take Coat, AC-Base, AC-Binder dan AC-WC.
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu
lintas, yang berada diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah, diatas
permukaan air kecuali jalan kereta api (Sukirman,1999).
2.2.1 Jalan
1. Konstruksi Perkerasan Lentur
Konstruksi perkerasan Jalan Lentur/Perkerasan Aspal (Flexible Pavement) adalah
perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis
permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya. Sehingga lapisan
perkerasan tersebut mempunyai flexibilitas/kelenturan yang dapat menciptakan
kenyamanan kendaraan saat melintas di atasnya.
Lapis Permukaan
Tanah Dasar
Tanah Dasar
Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah timbunan,
yang didapatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian
perkerasan lainnya.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-
sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah
dasar adalah sebagai berikut:
6
Lapis Perekat (Take Coat) merupakan lapisan aspal cair yang di letakkan di atas
lapisan beraspal atau lapis beton semen sebelum lapis berikutnya di hampar, lapis
perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan lapis baru.
Laston atas atau lapisan pondasi (AC-Base) merupakan pondasi perkerasan yang
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan
di padatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di bawah lapis pengikat (AC-
BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu
memiliki stabilitas untuk menahan beban lalulints yang di sebarkan melalui roda
kendaran. Lapis Pondasi (AC-Base) berfungsi untuk memberi dukungan lapis
permukaan, mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan menuruskan
beban kontruksi jalan di bawahnya (Sub Grade).
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak di bawah lapisan aus
(Wearing Course) dan di atas lapis pondasi (Base Course). Lapisan ini tidak
berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan
kekauan yang cukup untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas
yang akan di teruskan ke lapisan di bawahnya yaitu Base dan Sub Grade (tanah
dasar). Karakteristik yang terpenting pada campuran ini adalah stabilitas.
Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid Pavement) adalah jenis perkerasan jalan
yang menggunakan semen (portland cement) sebagai bahan pengikat utama. Pelat beton
dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis
pondasi bawah. Beban lalu lintas dipikul oleh plat beton. Perkerasan ini pada umumnya
dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan memiliki
distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lalu lintas antar provinsi, jembatan
layang (Fly over), jalan tol, maupun persimpangan bersinyal.
Tulangan
Tanah Dasar
2.2.2 Jembatan
Jembatan merupakan suatu konstruksi bangunan pelengkap jalan yang berfungsi
sebagai penghubung dua ujung jalan yang terputus oleh suatu hambatan seperti sungai,
saluran, lembah, selat atau laut, jalan raya, dan jalan kereta api. (dawam, 2013)
Jembatan terbagi dua struktur yaitu struktur bawah dan struktur atas. Struktur
bawah (Substructures) merupakan bagian dari konstruksi jembatan yang berfungsi
sebagai pemikul beban-beban yang diberikan bangunan atas jembatan dan kemudian
menyalurkan ke pondasi, selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah. Bangunan
Bawah jembatan terdiri dari beberapa item, yaitu:
Pilar (Pier) berfungsi sebagai pendukung bangunan atas. Bila pilar ada pada suatu
bangunan jembatan letaknya di antara kedua abutment dan jumlahnya tergantung
keperluan, seringkali pilar tidak diperlukan. Berfungsi meneruskan seluruh beban
jembatan ke tanah dasar.
Abutment merupakan bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai
pendukung bagi bangunan atas, abutment juga berfungsi sebagai penahan tanah.
10
Lantai Jembatan adalah lantai kendaraan yang terletak diatas gelagar melintang,
biasanya terbuat dari kayu atau pasangan beton bertulang dan seluruh lebar
bagiannya digunakan untuk lalu lintas kendaraan.
Gelagar Induk merupakan komponen utama yang berfungsi untuk mendistribusikan
beban-beban secara longitudinal dan biasanya di desain untuk menahan lendutan.
Gelagar Sekunder terdiri dari gelagar melintang dan memanjang gelagar melintang
merupakan pengikat antara gelagar induk yang di desain untuk menahan deformasi
melintang dari rangka struktur atas dan membantu pendistribusian bagian dari beban
vertical antara gelagar induk
Penggunaan alat berat untuk pekerjaan perkerasan teknik sipil adalah pada
bangunan gedung, jalan, bangunan air seperti DAM, Bendung, Irigasi dan lain-lain.
Alat berat digunakan dalam Teknik Sipil untuk membantu manusia dalam pekerjaan
yang relative besar dan rumit (Rostiyanti, 2002), dengan menggukan Alat Berat
maka produktivitas kerja yang dihasilkan lebih besar dan cepat.
11
Menurut Rostiyanti, F.S (2008), produktivitas adalah kemampuan alat dalam satuan
waktu (m3/jam). Dan alat berat merupakan faktor penting didalam proyek terutama proyek-
proyek konstruksi dengan skala yang besar. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas, waktu
siklus alat, dan efesiansi alat. Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan berulang. Waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan di atas
disebut siklus waktu. Waktu siklus sendiri terdiri dari beberapa unsur, waktu yang
diperlukan di dalam siklus kegiatan disebut waktu siklus atau Cycle Time (CT). Rumus
dasar untuk mencari produktivitas alat adalah:
Kapasitas
Produktivitas=
CT
Umumnya waktu siklus alat di tetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat
di dalam produksi/jam. Jika faktor efesiensi alat di masukkan. Cara yang umum di pakai
untuk menentukan efesiensi alat adalah dengan menghitung berapa menit alat tersebut
bekerja secara efektif dalam satu jam. maka rumus di atas menjadi:
60
Produktivitas=Kapasitas x x efesiensi
CT
1. Wheel Loader
Wheel Loader digunakan untukmengangkat material yang akan di muat kedalam
dump truck atau memindahkan material ke tempat lain, Menurut analisis bidang
pekerjaan umum (2016), untuk menghitung produktivitas wheel loader dapat digunakan
rumus:
V x Fb x Fa x 60
Q = ............................................................................................
Ts
(2.2)
P = 1/ Q
Keterangan: V = Kapasitas bucket
Fb = Faktor bucket
Ts = Waktu Siklus T1 + T2 + T3
2. Dump Truck
Dump truck digunakan untuk mengangkut material dari base camp ke lokasi
pekerjaan proyek. Menurut analisis bidang pekerjaan umum (2016), untuk menghitung
produktivitas dump truck dapat digunakan rumus:
Vx Fa x 60
Q = …………………………………….............................................(2.3)
D x Ts
P=1/Q
3. Motor Grader
Motor Grader adalah alat yang digunakan pada pekerjaan perataan dan pembentukan
permukaan tanah. Menurut analisis bidang pekerjaan umum (2016), untuk menghitung
produktivitas Motor Grader dapat digunakan rumus:
15
Lh x ( N ( b – bo ) +bo ) x t x Fa x 60
Q = ..................................................................
N x n x Ts
(2.4)
P=1/Q
T2 = lain lain
Ts = Waktu siklus
n = Jumlah lintasan
t = Tebal lapisan
4. Tandem Roller
Tandem Roller yang berfungsi sebagai alat pemadat pertama untuk pekerjaan
Laston yang dipadatkan pada suhu 90o sampai dengan 110o C. Menurut pedoman
analisis bidang pekerjaan umum (2016), untuk menghitung produktivitas Tandem Roller
dapat digunakan rumus :
16
( be x v x 1000 ) x b x t x Fa
Q = ...............................................................................
n
(2.5)
P=1/Q
N = Jumlah lintasan
N = Lajur lintasan
Apabila N > 1
Q = ( v x 1000 ) ¿ ¿................................................................(2.6)
Pa x Fa x 60
Q = .................................................................................................
1000 x Wc
(2.7)
P=1/Q
17
6. Compressor
Q = Pa x Fa x 60................................................................................................(2.8)
P=1/Q
Keterangan: Q = Produktivitas Compressor per jam (m3/ jam)
Fa = Faktor Efesiensi Kerja
V = Kapasitas konsumsi udara
8. Asphalt Sprayer
Asphalt Sprayer di gunakan untuk pekerjaan finishing jalan atau aspal sprayer
berfungsi untuuk menyemprotkan aspal cair ke media jalan. Menurut pedoman analisis
bidang pekerjaan umum (2016), untuk menghitung produktivitas asphalt srayer dapat di
gunakan rumus:
Q = Pa x Fa x 60..........................................................................................(2.11)
P=1/Q
9. Asphalt Finisher
Asphalt Finisher digunakan untuk menghamparkan campuran aspal hot mix yang di
hasilkan dari alat produksi aspal yaitu Asphalt Mixing Plant (AMP) pada permukaan
jalan yang akan di kerjakan. Menurut pedoman analisis bidang pekerjaan umum (2016),
untuk menhitung produktivitas asphalt finisher dapat di gunakan rumus:
Q = V x b x 60 x Fa x t x D.......................................................................(2.12)
P =1/Q
N = Lajur lintasan
20
n = Jumlah lintasan
1. Excavator
v x Fb x Fa x 60
Q = ...........................................................................................
Ts1 x Fv
(2.14)
P=1/Q
Fb = Faktor bucket
T1 = Menggali / memuat
T2 = Lain lain
21
2. Vibratory Roller
Vibratory Roller adalah alat yang digunakan untuk pemadatan dengan getaran. Alat
ini memungkinkan digunakan secara luas dalam setiap jenis pekerjaan pemadatan. Efek
yang diakibatkan alat ini adalah gaya dinamis terhadap tanah. Butir – butir tanah
22
cenderung mengisi bagian – bagian kosong yang terdapat diantara butir –butirnya.
Sehingga akibat getaran ini tanah menjadi padat, dengan susunan yang lebih kompak
(Rochmanhadi 1984).
Menurut Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) 2016, untuk menghitung
produktivitas Vibratory Roller digunakan rumus: (dapat dilihat pada halaman
berikutnya)
( be x v x 1000 ) x t x Fa
Q5= ............................................................(2.15)
n
3. Concrete Mixer
Concrete Mixer digunakan untuk mengangkut adukan beton ready mix dari tempat
pencampuran beton kelokasi proyek dimana selama dalam masa pengangkutan mixer
terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tidak homogen serta
tidak mengeras. Menurut pedoman analisis bidang pekerjaan umum (2016), untuk
menghitung produktivitas Concrete Mixer dapat digunakan rumus: (dapat dilihat pada
halaman berikutnya)
VxFax 60
Q= ..................................................................................................(2.16)
Ts
P=1/Q
23
P = Koefisien alat /m ³
V = Kapasitas drum 5 M3
V x p x Fa x 60
Q = ............................………………………………………......
Ts
(2.17)
V x Fa x 60
Q= …………………………………………………………….....(2.18)
1000 x Ts
Concrete Vibrator adalah alat yang digunakan saat pengecoran dimana alat ini
berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan kedalam bekisting, dimana hal ini
ditunjukan mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam air campuran beton
sehinga dengan getaran yang dihasilkan makan beton akan mengeluarkan gelembung
25
udara dari beton sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang
merata dan juga untuk menghindari adanya keropos atau sarang labah pada beton.
Menurut pedoman bidang analisis pekerjaan umum (2016), untuk menghitung alat berat
Concrete Vibrator sebagai berikut:
Concrete Pump adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan adonan beton segar
dari bawah ke tempat pengecoran atau tempat pengecoran yang letaknya sulit dijangkau
oleh truck mixer. Menurut pedoman bidang analisis pekerjaan umum (2016), untuk
menghitung produktivitas alat berat Concrete Pump dapat digunakan rumus:
V x Fa x 60
Q = ……………………………………………………………….(2.20)
Ts
Concrete Mixer Truck adalah alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton
ready mix dari tempat pencampuran beton kelokasi proyek dimana selama dalam
pengangkutan mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton
26
tetap homogen serta tidak mengeras. Menurut pedoman bidang pekerjaan umum (2016),
untuk menghitung produktivitas alat berat Concrete Mixer Truck dapat digunakan
rumus:
V x Fa x 60
Q = ……………………………………………………………….(2.21)
Ts
19. Crane
Crane adalah suatu pengangkat dan pemindah material yang bekerja dengan
prinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertical dan gerak
kearah horizontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke tempat yang
telah ditentukan dengan mekanisme pergerakan crane secara dua derajat kebebasan.
27
Menurut pedoman bidang pekerjaan umum (2016), untuk menghitung produktivitas alat
berat crane dapat digunakan rumus:
p x V x Fa x 60
Q = …………………………………………………………...(2.22)
Ts
Biaya pengoperasian alat dapat dibagi di dalam dua kategori, biaya kepemilikan
dan biaya penggunaan.
menggunakan alat pemadat roda baja (Tandem Roller) untuk penggilasan awal
(breakdown rolling) dan alat pemadat roda karet (Pneumatic Tire Roller) untuk
penggilasan antara (intermediate rolling) serta alat pemadat roda baja tanpa vibrasi
untuk pemadatan akhir.
b. Tenaga Mesin
Tenaga mesin (Pw) merupakan kapasitas tenaga mesin penggerak dalam satuan
tenaga kuda atau horsepower (HP) atau dalam arti kata lain juga disebut tenaga yang
dihasilkan oleh mesin.
c. Kapasitas Alat
Kapasitas alat adalah ruang yang tersedia atau daya tampung peralatan (Cp) yang
dipergunakan, misalnya AMP 50 ton/jam (kapasitas produksi per jam), wheel loader
1,20 m3 (kapasitas bucket untuk tanah gembur, kondisi munjung atau heaped).
Umur ekonomis peralatan (A) dapat dihitung berdasarkan kondisi penggunaan dan
pemeliharaan yang normal, menggunakan standar/manual dari pabrik pembuat. Setiap
peralatan selama pemakaiannya (operasinya) membutuhkan sejumlah biaya, yaitu biaya
untuk operasi sesuai dengan fungsinya dan biaya pemeliharaan (termasuk perbaikan)
selama operasi.
Pada suatu saat karena operasinya sudah lama (umumnya sudah tua) akan
mengalami aus sehingga produksinya menurun dan biaya yang dikeluarkan sudah tidak
sesuai lagi. Dengan nilai jasa produksi yang dihasilkan. Pada kondisi seperti ini maka
peralatan yang dimaksud dinyatakan tidak ekonomis lagi untuk dipakai, atau disebut
umur ekonomisnya sudah tercapai.
Untuk peralatan yang bertugas berat, dianggap bekerja terus menerus dalam
setahu selama 8 jam/hari dan 250 hari/tahun, maka : W = 8 x 250 = 2000
jam/tahun
Untuk peralatan yang bertugas tidak terlalu berat atau sedang, dianggap bekerja
200 hari dalam 1 tahun dan 8 jam/hari, maka : W = 8 x 200 = 1600 jam/tahun
Untuk peralatan yang bertugas ringan, dianggap bekerja selama 150 hari/tahun
dan 8 jam/hari, maka: W = 8 x 150 = 1200 jam/tahun
h. Tingkat suku bunga, Faktor Angsuran Modal dan Biaya Pengembalian Modal
Merupakan tingkat suku bunga bank (i) pinjaman investasi yang berlaku pada waktu
pembelian peralatan yang bersangkutan. Perencana teknis/pengguna jasa menentukan
nilai suku bunga ini dengan mengambil nilai rata-rata dari beberapa bank komersial
terutama wilayah tempat kegiatan pekerjaan berada.
Faktor angsuran modal menggunakan rumus: D=i x ¿ ¿ …………(2.24)
( B−C ) x D
Biaya pengembalian modal dengan rumus: E= ……………..(2.25)
W
Keterangan:
A : Umur ekonomis alat (tahun)
B : Harga pokok alat (Rp)
I : Tingkat suku bunga pinjaman investasi (% per tahun)
C : Nilai sisa alat (%)
W : Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun (jam)
Ins x B
F= ……………………………………………………….(2.26)
W
j. Upah Tenaga
Upah tenaga kerja dalam perhitungan biaya operasi peralatan disini terdiri dari atas
biaya upah tenaga kerja dalam satuan Rp. / Jam. Untuk mengoperasikan alat diperlukan
operator (U1) dan pembantu operator (U2).
k. Harga Bahan Bakar dan Pelumas
Harga bahan bakar (H) dan minyak pelumas maupun minyak hidrolik (I), dalam
perhitungan biaya operasi peralatan adalah harga umum yang ditetapkan pemerintah
setempat.
Biaya Pasti Per Jam Kerja (Owning cost) adalah biaya pengembalian modal dan
bunga setiap tahun, dihitung sebagai berikut:
Komponen biaya tidak pasti atau biaya operasi tiap unit peralatan dihitung
berdasarkan bahan yang diperlukan. Perhitungan cara pendekatan dengan rumus-rumus
untuk biaya tidak pasti atau biaya operasi adalah sebagai berikut:
a) Biaya Bahan Bakar (H)
Kebutuhan bahan bakar tiap jam (H) dihitung berdasarkan data tenaga kerja mesin
penggerak sesuai dengan yang tercantum dalam manual pemakaian bahan bakar yang
digunakan untuk proses produksi (misalnya untuk pengeringan/pemanasan agregat atau
pemanasan aspal pada peralatan AMP, serta pemanasan permukaan perkerasan pada
Hot Recycler).
Banyaknya bahan bakar per jam yang dipergunakan oleh mesin penggerak dan
tergantung pada besarnya kapasitas tenaga mesin, biasanya diukur dengan satuan HP
(Horse Power).
H = (12,00 s/d 15,00) % x HP…………………………………… (2.28)
minyak pelumas dibagi tiap berapa jam minyak pelumas yang bersangkutan harus
diganti sesuai dengan manual pemeliharaan dari pabrik pembuat.
Banyaknya minyak pelumas (termasuk pemakaian minyak yang lain serta grease)
yang dipergunakan oleh peralatan yang bersangkutan dihitung dengan rumus dan
berdasarkan kapasitas tenaga mesin:
I = (2,5 s/d 3) % x HP……………………………………………….(2.29)
Keterangan: I : Banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam
dengan satuan liter/jam
- Penggantian baterai/accu
- Perbaikan undercarriage & attachment termasuk penggantian suku cadang
- Biaya bengkel
Untuk menghitung biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus
dipakai dihitung dengan rumus sebagai berikut:
K = (12,5 s/d 17,5) % x B/W………………………………………(2.31)
Konsep dasar harga satuan pekerjaan pada masing-masing item pekerjaan adalah
bagian konstruksi yang telah dikerjakan dalam keadaan siap pakai dan dapat
dibayarkan. Konsep dasar harga satuan merupakan perjumlahan yang terdiri dari analisa
harga satuan upah, analisa harga satuan bahan/material dan analisa harga satuan
peralatan.
Bill of quantity adalah hasil akhir dari perkalian koefisien tenaga kerja (upah),
koefisien bahan dan koefisien alat dikali dengan harga satuan tenaga kerja, harga satuan
bahan dan harga satuan peralatan. Bill Of Quantity adalah daftar harga rincian pekerjaan
yang disusun secara sistematis menurut kelompok atau bagian pekerjaan, disertai
keterangan mengenai volume dan harga satuan setiap jenis pekerjaan. Penyusunan harga
satuan pekerjaan Perkerasan Lentur dan Kaku pada prinsipnya sama tergantung
koefisien dari tenaga kerja (upah), bahan/material dan alat yang digunakan sesuai
kebutuhan masing-masing pekerjaan dari Perkerasan Lentur dan Kaku.
kerja (upah), bahan/material dan peralatan alat yang digunakan sesuai kebutuhan
masing-masing pekerjaan dari Perkerasan Lentur (Aspal) dan Perkerasan Kaku (Non
Aspal)
Analisis Harga Satuan Pekerjaan yang dimaksud adalah Total perjumlahan dari
jumlah harga tenaga kerja (upah), bahan/material, dan peralatan. Total Harga Satuan
Pekerjaan tersebut dikali biaya Overhead dan Profit 10% lalu kedua biaya tersebut
dijumlahkah sesuai pada format tabel berikut ini: (dapat dilihat pada dibawah ini)
Setelah didapatkan total biaya tersebut kemudian itu menjadi harga satuan
pekerjaan, dan apabila dikali dengan volume pekerjaan dan mendapatkan hasil jumlah
harga itu disebut dengan Analisis Harga Satuan Pekerjaan.
Untuk Contoh gambar dari Form Biaya Satuan Pekerjaan pada proyek jalan dapat
dilihat pada lembaran berikutnya.
HARGA JUMLAH
NO URAIAN SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
A TENAGA
1 PEKERJA Jam - - -
2 MANDOR Jam - - -
JUMLAH HARGA TENAGA -
B BAHAN
1 Agregat A M3 - - -
2 Agr 0-5 M3 - - -
3 Asphalt Kg - - -
JUMLAH HARGA BAHAN
C PERALATAN
39
AMP Jam - - -
1 DUMP TRUCK Jam - - -
2 A.FINISHER Jam - - -
3 TAN ROLLER Jam - - -
4 PTR Jam - - -
5
JUMLAH HARGA PERALATAN -
D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN -
(A+B+C)
E. OVER HEAD & PROFIT 10 % x D -
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN (D+E) -
Setelah didapatkan total biaya tersebut kemudian itu menjadi harga satuan
pekerjaan, dan apabila dikali dengan volume pekerjaan dan mendapatkan hasil jumlah
harga itu disebut dengan Analisis Harga Satuan Pekerjaan.
Untuk perhitungan Harga Satuan Pekerjaan akan diuraikan sebagai berikut. Jarak
rata-rata base camp agregat ke lokasi pekerjaan adalah 25 km. Jarak AMP ke lokasi
pekerjaan adalah 20,70 km.
40
2.8 Perhitungan Jumlah Meterial, Jumlah Jam Kerja Alat dan Jumlah Jam
Kerja Tenaga Kerja
Perhitungan Jumlah Material, Jumlah Jam Kerja Alat dan Jumlah Jam Kerja
Tenaga Kerja adalah perhitungan volume dikali dengan koefisien masing-masing pada
suatu pekerjaan.
Perhitungan jumlah jam kerja alat adalah perhitungan volume pekerjaan dikali
dengan koefisien alat pada suatu pekerjaan.
Perhitungan jumlah jam kerja tenaga kerja adalah perhitungan volume pekerjaan
dikali dengan koefisien tenaga kerja pada suatu pekerjaan.
2.8.4 Kurva S
Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanum atas
dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek.
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot
pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan
proyek. Kurva S selain dapat mengetahui progress waktu proyek, kurva S berguna juga
untuk mengendalikan kinerja biaya, hal ini ditunjukan dari bobot pengeluaran kumulatif
masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol dengan membandingkannya dengan
baseline periode tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-masing
kegiatan pada suatu periode di antara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertical
sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuknya
demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit,
kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir
proyek volume kegiaan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan,
pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitugan persentase berdasarkan biaya per
item pekerjaan/kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan
bentuk persentase sehingga lebih udah untuk menghitungnya. (Abrar Husen, 2011)
42
BAB 3
3.1.5 Struktur
Pekerjaan struktur yang dianalisa meliputi Pekerjaan struktur beton mutu sedang
fc’ 20 Mpa, dan fc’ 25 Mpa, Pekerjaan baja tulangan D10, Pekerjaan baja tulangan D12,
Pekerjaan baja tulangan D16 dan Pekerjaan baja tulangan D25.
Biaya tenaga kerja Material, dan Operasional Alat adalah besarnya biaya yang
dikeluarkan pada komponen tenaga kerja Material, dan Operasional Alat per satuan
waktu tertentu.
Biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen
tenaga kerja per satuan waktu tertentu, untuk memproduksi satu-satuan pengukuran
pekerjaan tertentu. Untuk menghitung biaya total tenaga kerja dalam satu pekerjaan
adalah jumlah biaya tenaga kerja per jam dikali dengan volume pekerjaan.
3.3 Perhitungan Jumlah Material, Jumlah Jam Kerja Alat dan Jumlah Jam
Kerja Tenaga Kerja
Perhitungan Jumlah Material, Jumlah Jam Kerja Alat dan Jumlah Jam Kerja
Tenaga Kerja adalah perhitungan volume dikali dengan koefisien masing-masing pada
suatu pekerjaan.
45
Perhitungan jumlah jam kerja tenaga kerja adalah perhitungan volume pekerjaan
dikali dengan koefisien tenaga kerja pada suatu pekerjaan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Besarnya rencana anggaran biaya (RAB) pekerjaan jalan dan jembatan Rp. 4.
887.708.000 (termasuk PPN)
2. Biaya rencana anggaran pelaksanaan (RAP) pekerjaan jalan dan jembatan Rp.
3.654.473.000 (termasuk PPN)
3. Keuntungan yang didapatkan berdasarkan harga dari RAB dan RAP adalah sebesar
Rp. 1.233.235.000
4. Jumlah harga pekerjaan dikali dengan rincian sebagai berikut:
PPN 10% = Rp 48.770.800
PPH tergantung tenaga kerja (2,5%) = Rp. 122.192.700
Keuntungan (rencana sendiri 10%) = Rp. 488.770.880
Overhead (7,5%) = Rp. 366.578.100
Anggaran Pelaksanaan 70% = Rp. 3.421.395.600
47
4.2 Saran
1. karena waktu yang diberikan cukup singkat, maka pekerjaan yang dihitung
dibatasi pekerjaan tertentu saja. Untuk itu perlu adanya penambahan waktu
terkait penyelesaian perhitungan pekerjaan sehingga seluruh perhitungan dapat
diselesaikan dengan baik dan semaksimal mungkin.
2. Menyelesaikan seluruh perhitungan RAB, RAP, hingga time schedule sebaiknya
harus dilakukan terlebih dahulu praktek dilapangan agar mempermudah
pemahaman baik dari membaca gambar hingga kondisi pekerjaan dilapangan.
3. Untuk mengerjakan rancanagan anggaran biaya jalan dan jembatan,
pengumpulann dan mulai dari gambar lengkap merupakan bagian yang paling
penting dan berpengaruh untuk menyelesaikan perhitungan perancangan harus
benar-benar dipenuhi secepatnya sehingga seluruh perhitungan pekerjaan dapat
diselesaikan