2014
Nomor
Modul Kode Judul Modul
Masker
▪ Sering ditemukan adanya kerusakan atau sumbatan pada filter
▪ Pemakaian alat ini dirasakan tidak nyaman oleh pekerja.
▪ Pemakaian alat ini menimbulkan efek psikologis dan kecemasan terhadap
pemakainya dan meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati.
▪ Pemakai alat ini harus menghirup udara yang dihembuskannya.
▪ Pemakaian alat ini menimbulkan kesulitan berkomunikasi pada pemakainya.
▪ Cara pemakaiannya kurang tepat seperti longgarnya/lepasnya tali pengikat
sehingga pengamanan terhadap pemakainya kurang berdaya guna.
Sarung Tangan
▪ Pemakaian alat ini menimbulkan kepekaan tangan dan jari menurun
▪ Menimbulkan keluarnya keringat berlebihan.
▪ Sering menyebabkan adanya bahan kimia tertentu tanpa diketahui pemakainya yang
mungkin membahayakan pemakainya.
Pengaturan terkait dengan aspek legal, administrative dan teknis operasional atas seluruh
kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja bidang konstruksi.
Masalah umum APD
• Adanya APD yang tidak melalui pengujian laboratorium, sehingga tidak diketahui
derajat perlindungannya atau tidak memenuhi ketentuan keselamatan.
• Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai merasa terganggu.
• Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas penggunaan APD
• Pengawasan terhadap keharusan penggunaan APD sangat lemah.
• Kewajiban untuk memelihara APD yang menjadi tanggung jawab perusahaan sering
dialihkan kepada pekerja.
Masalah pemakaian APD secara umum
• Pekerja tidak mau memakai APD dengan alasan:
o Yang bersangkutan tidak mengerti atas maksud keharusan pemakaian APD.
o Pemakaian APD dirasakan pekerja tidak nyaman seperti panas, sesak dan tidak
memenuhi nilai keindahan
o Pekerja merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaan.
o Jenis APD yang dipakai tidak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi.
o Tidak dikenakan sanksi terhadap pekerja yang tidak memakai APD
o Atasannya juga tidak memakai APD tanpa dikenakan sanksi.
• Perusahaan tidak menyediakan APD dengan alasan:
o Perusahaan tidak mengerti adanya ketentuan pemakaian APD.
o Rendahnya kesadaran perusahaan atas pentingnya K3 dan secara sengaja
melalaikan kewajibannya untuk menyediakan APD.
o Perusahaan merasa sia-sia menyediakan APD, karena pada akhirnya APD tidak dipakai
oleh pekerja.
• Jenis APD yang disediakan oleh perusahaan tdak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi
pekerja
• Perusahaan mengadakan APD hanya sekedar memenuhi persyaratan formal tanpa
mempertimbangkan kesesuaiannya dengan maksud pemakaiannya.
Bahaya kecelakaan yang disebabkan manusia pada umumnya dipengaruhi oleh
kurangnya pengertian tentang Kesehatan dan Keselamtan kerja, kurang disiplin dan sebab-
sebab oleh kondisi mental, seperti sifat-sifat emosional dan kejenuhan. Kecelakaan di tempat
kerja salah satu penyebabnya adalah akibat terjadinya kebakaran di dalam lokasi pekerjaan.
Dalam kondisi apapun kebakaran ini harus diatasi sesuai dengan prosedur, baik dilakukan
perorangan dengan alat pemadam kebakaran atau unit khusus pemadam kebakaran.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, setiap operator perlu dibekali dengan pengetahuan
penanggulangan bahaya kebakaran sehingga dapat menghadapi kebakaran dengan benar
sesuai prosedur, dilakukan dengan tenaga (tidak panik) dan dapat melakukan
pemberitahuan/pelaporan ke unit terkait secara tepat (dinas kebakaran, rumah sakit,
poliklinik, dan lain-lain).
Di dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi, banyak pihak yang
terlibat, namun yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan K -3 tersebut adalah pihak
kontraktor, karena pihaknyalah yang secara langsung melaksanakan pekerjaan konstruksinya
dan secara langsung melaksanakan manajemen keselamatan kerja.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja konstruksi antara lain:
• Pelaku-pelaku konstruksi yang tidak serius dalam bekerja
• Material konstruksi yang dengan kualitas yang tidak layak pakai
• Peralatan konstruksi yang sudah rusak dan tidak mendukung
• Metode pelaksanaan yang tidak sesuai standar pengerjaan