Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI PT. SINAR TERANG MANDIRI (PT. STM)


Periode 24 Oktober 2022 s/d 6 November 2022

Disusun oleh:
LAMMA NAMIRA

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN). Penulis menyadari , bahwa tanpa bimbingan
dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk untuk menyelesaikan laporan PRAKERIN ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Seluruh karyawan PT. SINAR TERANG MANDIRI (PT. STM) yang telah banyak membantu
dan membimbing penulis dalam memperoleh materi, data, dan pengalaman yang penulis
perlukan.
2. Kepala PT. Sinar Terang Mandiri.
3. Kepala sekolah SMK Negeri 2 Halmahera Tengah. Bapak Asdar, S. Pd. I.
4. Dewan guru SMK Negeri 2 Halmahera Tengah.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu dan semoga laporan PRAKERIN ini membawa manfaat bagi orang yang membacanya
terutama saya sebagai penulis sendiri. Oleh karena itu, sangat mengharapkan kritik dan saran membangun
dari teman-teman khususnya pada guru. Demi kesempurnaan dalam membuat laporan ini. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih.

Halmahera Tengah, November 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PRAKERIN

Praktik kerja industri (PRAKERIN) merupakan sebuah kesempatan bagi seorang siswa ataupun
mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang telah diterima saat proses pembelajaran di sekolah ke
dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Dalam dunia pendidikan hubungan antara teori dan praktik
merupakan hal penting untuk membuktikan teori yang telah dipelajari dengan keadaan yang sebenarnya.

Melalui praktik kerja, siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku sekolah ke
dalam lingkungan kerja yang sebenarnya serta mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan cara
berpikir, menambahkan ide-ide yang berguna dan dapat menambah wawasan siswa terhadap apa yang
dikerjakan. Sehubungan dengan itu maka teori-teori yang dipelajari di sekolah dapat di praktikan di
tempat pelaksanaan PRAKERIN yang dalam hal ini terletak di PT. SINAR TERANG MANDIRI (PT.
STM).

PT. SINAR TERNAG MANDIRI adalah perusahaan yang berfokus pada jasa kontraktor alat berat,
proyek pertambangan, konstruksi sipil, begitu juga dengan produksi penghancuran batu dan pengerasan
jalan.

PT. SINAR TERANG MANDIRI berkontrak di Manado, Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada
tahun 1992 dan menjadi perusahaan kontraktor yang disukai dalam pekerjaan tanah, perbaikan jalan
drainase, pemindahan lapisan penutup, pengambilan biji, manajemen timbunan stok, tongkang dan
transshipment. Membuktikan kemampuan perusahaan untuk berhasil menjalankan bisnis yang andal dan
dipercaya.

1.2 Tujuan PRAKERIN


Tujuan dari Praketik Kerja Industri (PRAKERIN) di PT. SINAR TERANG MANDIRI antara lain:

1. Bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang dunia Industri pertambangan yang


sebenarnya.
2. Bertujuan untuk melatih saya agar bias terbiasa dengan dunia kerja.
3. Bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada siswa tentang penerapan teori yang telah
dipelajari disekolah pada permasalahan real di dunia kerja.

1.3 Kegunaan PRAKERIN


1.3.1 Bagi Siswa
Kegunaan yang diperoleh setelah melakukan praktik kerja industri bagi siswa antara lain:
1. Menambah pengalaman serta wawasan tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Menambah wawasan bersosialisasi dengan ruang lingkup kerja.

1.3.2 Bagi Perusahaan


Kegunaan yang diperoleh setelah melakukan praktik kerja industri bagi perusahaan antara lain:
1. Mendukung program pendidikan pemerintah.

3
2. Menigkatkan citra perusahaan.

1.3 Tempat prakerin


Tempat praktik kerja industri (PRAKERIN) yang penulis lakukan yaitu di PT. SINAR TERANG
MANDIRI yang berlokasi di JL. Bandara cekel, Lelilef Sawai, Weda Tengah, Halmahera Tengah,
Maluku utara.

4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Healty Safety Enviroment (HSE)
HSE adalah singkatan dari Health (kesehatan), Safety (Keamanan) dan Enviroment
(Lingkungan). secara sederhana, HSE adalah sebuah sistem yang wajib dimiliki oleh semua
perusahaan untuk memastikan kegiatan operasional yang mereka lakukan tidak merugikan siapapun.
Umumnya untuk mengatur masalah keselamatan kerja dan lingkungan, perusahaan memiliki divisi
atau tenaga pengawas sendiri yang disebut HSE Officer.
HSE dikenal juga dengan nama K3 yakni Kesehatan, Keselamatan, Keamanan Lingkungan.
Ini adalah kondisi kerja yang sehat dan aman, tidak hanya bagi para pekerjanya, tapi juga masyarakat
dan lingkungan yang ada disekitar area kerja tersebut.

2.1.0 Dasar hukum


Menurut UU NO. 11 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 “Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga baru tentang:
A. Kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja.
B. Semua pengamandan alat pelindung yang diharuskan dalam tempat kerja.
C. Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
D. Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakannya”.
Dan pasal 9 ayat 3 “Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan tenaga kerja dibawah
pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan, pemberantasan kebakaran, penigkatan
keselamatan kerja dan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan”.
Pasal 12: kewajiban dan hak tenaga kerja:
A. Memberikan keterangan yang benar.
B. Memakai dan mentaati syarat-syarat K3.
C. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3.
D. Menyatakan keberatan bekerja apabila syarat K3 tidak dipenuhi.

KEPMEN NO: 1827K/30/MEM/2018 tugas dan tanggung jawab pengawas operasional:


A. Bertanggung jawab atas keselamatan pekerja.
B. Melakukan inspeksi.
C. Bertanggung jawab atas K3 dan kesejahteraan semua orang yang ditugaskan kepadanya.
D. Membuat dan menandatangani laporan.

Adanya divisi HSE di sebuah perusahaan sudah diatur oleh pemerintah dalam Undang-
Undang No. 1 Tahun 1979 mengenai keselamatan kerja. Bagi sebuah perusahaan dan
karyawannya HSE dapat:
1. HSE dapat mencegah kecelakaan yang menyebabkan cedera fisik.
2. Mencegah penurunan atau hilangnya pendapatan.

5
Menurut factor kecelakaan kerja terjadi atas 80% akibat tindakan manusia atau diri
sendiri, 10% akibat kondisi peralatan dan perkakas, kondisi lingkungan, dan 2% akibat kondisi alam.
Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama dari para karyawan perusahaan contohnya seperti:
1. Wajib mengenakan APD (Alat Pelindung Diri), contohnya seperti safety shoes, helmet, kacamata
pelindung mata, dan reflector pada baju.
2. Jika merasa kelelahan (Fatigue) segera lapor kepada pengawas untuk istirahat, agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Menjaga jarak aman dengan unit minimal 30m .
4. Khusus LV wajib memiliki tiang bendera setinggi 4m dari permukaan tanah.
5. Jika ada unit yang rusak segera parkirkan/pindahkan ke tempat aman, apabila jika unit tidak bias
dipindahkan gunakan safety con.
6. Jika bekerja di atas ketinggian 1,8m wajib menggunakan Full Body Harness.
7. Wajib memasang LOTO (Lock Out/Tag Out) pada unit yang sedang dalam perbaikaan, tujuannya
agar tidak kecelakaan kerja.

2.1.1 Peraturan Tambang


Dikarenakan PT. STM adalah kontrktor di PT. WEDA BAY NICKEL (PT. WBN) secara
otomatis peraturan tambang mengikuti peraturan dari PT. WBN sebagaimana berikut:
1.Dilarang melakukan perpindahan gigi di area turunan dan tanjakan.
2.Dilarang over speed.
3.Jaga jarak.
4.Prosedur melambung.
5.Prosedur parker
6.Prosedur mrnggunakan unit rusak di jalan.
7.Larangan memuat penumpang.
8.Pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.
9.Pengoprasian unit tanpa KIMPER.

2.1.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri Area Tambang


Alat pelimndung diri yang berlaku diri yang berlaku di project ini, meliputi:
1. Helm pengaman.
2. Sepatu pengaman (dengan steel toe)
3. Kacamata pengaman.
4. Seragam yang dilengkapi dengan pita reflector/reflector tape (untuk lengan panjang) atau
rompi pengaman.
Alat pelindung diri khusus yang digunakan untuk kegiatan tertentu antara lain:
1. Alat pelindung pendengaran (ear muffs dan ear plugs).
2. Kacamata las dan pelindung wajah.
3. Penutup wajah dan alat bantu pernapasan.
4. Sarung tangan.
5. Safety harness, Jacket hujan.

6
2.1.3 Aturan Meninggalkan Unit Rusak
Apabila jika Unit yang rusak berikut tata cara meninggalkannya:
1. Parkirkan kendaraan di area yang aman (rest area, jalan yang terbuka, parker area).
2. Jika terpaksa parkir di jalan hauling pastikan parkir di arah kiri.
3. Posisikan roda ke arah kiri mengarah ke tanggul.
4. Pasang parkir brak.
5. Pasang pengganjal pada posisi yang tepat.
6. Pasang safety cone pada posisi yang tepat dengan jarak minimum 20 meter di bagian depan
dan belakang kendaraan.
7. Nyalakan lampu hazard sebagai penanda di malam hari.

2.1.4 Syarat dasar K3


Adapun syarat dasar K3 menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pasal 3:
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap,
uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
9. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
10. Penerangan yang cukup dan sesuai.
11. Suhu dan kelembapan udara yang baik.
12. Menyediakan ventilasi yang cukup.
13. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
14. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
15. Mengamankan & memperlancar pengankutan manusia, binatang, tanaman & barang.
16. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
17. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang.
18. Mencegah terkena aliran listrik berbahaya.
19. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya bertambah
tinggi.

2.1.5 Kesehatan kerja


1. Penyelenggaran pelayanan kesehatan kerja:
a. Sarana.
b. Tenaga (dokter pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan, dan
paramedic perusahaan).
c. Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaran PKK).
2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (awal, berkala, khusus dan purna
bakti.
3. Pelaksanaa K3 (petugas P3K, kotak P3K, dan isi kotak P3K).

7
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin, catering
pengelola makanan tenaga kerja, pengelola dan petugas catering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6. Pelaksanaan pelaporan (pelayanan kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan kerja,
penyakit akibat kerja).

2.1.6 Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan atau diperparah
karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan. Contohnya
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low back pain, White finger, Syndrom, dll. Faktor
penyebabnya antara lain:
1. Biologi (bakteri, virus, jamur, binatang, tanaman).
2. Kimia (bahan beracun dan berbahaya/radioaktif).
3. Fisik (tekanan, suhu, kebisingan, cahaya).
4. Biomekanik (postur, gerakan berulang, pengangkutan manual).
5. Psikologi (stress, dsb).
Adapun cara pencegahannya sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kesehatan berkala.
2. Pemeriksaan kesehatan khusus.
3. Pelayanan kesehatan.
4. Penyediaan sarana dan prasarana.

2.1.7 Kewajiban tenaga kerja


Menurut Undang-Undang No. 1Tahun 1970, tentang keselamatan kerja pasal 12:
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas/keselamatan
kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam
batas yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.1.8 Kewajiban pengusaha (Pengurus)


Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 14:
1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-

8
petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau ahli K3 di tempat
kerja yang dipimpinnya.

2.2 Human Resource Departement (HRD)


Human Resource Departement bertugas untuk mencari dan mendapatkan motivasi perusahaan
agar dapat mencapai tujuannya, berikut beberapa fungsi HRD:
1. Seleksi dan rekruitmen
Seleksi dan rekruitmen bertujuan untuk menjawab kebutuhan pegawai hingga di posisi
yang tepat. Seleksi test psikotest, interview, skill test, refrensi/assessment center.
2. Pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembangan memiliki fungsi yang menjaga kualitas SDM (sumber daya
manusia) dalam organisasi melalui beberapa aktivitas pelatihan, pendidikan & pengembangan
peningkatan kemampuan kerja. Contohnya seperti dilakukannya internal dan eksternal survey
DDI mengenai leadership forecast 2005, 2006, metode yang dikenal adalah metode on-the
job, training & coaching, training, on the job training.
3. Kompensasi & benefit
Fungsi kompensasi dan benefit adalah menyusun strategi hingga implementasi atas seluruh
kompensasi yang diterimakan kepada pegawai yang mengacu pada Undang-Undang yang
sesuai UMR dan UMP dan kondisi pasar, menyusun gaji dan keuntungan intensif kehadiran.
4. Perencanaan karir
Perencanaan karir bertanggungjawab atas pengelolaan, perencanaan & jenjang karir bagi
seluruh anggota organisasi.
5. Hubungan karyawan
Hubungan karyawan berfungsi sebagai internal PR bagi setiap kebutuhan pegawai
terhadap informasi, kebijakan & peraturan perusahaan. Penting untuk menggali input-input
dari pegawai mengenai beberapa aspek oerganisasi. Kaitannya HR harus bisa menjalankan
fungsi departemen satu ke yang lain. HR menghindari konflik di setiap section.
6. Hubungan karyawan
informasi, kebijakan dan peraturan perusahan, fungsi ini juga penting untuk menggali
limput-limput dari pegawai mengenai berbagai aspek dalam organisasi.
7. Perencanaan karir
Bertanggung jawab atas pengolalaan, perencanaan dan jenjang karir bagi seluruh anggota
organisasi fungsi ini menjawap setiap pegawai memiliki jalir karir menurut tugas, tanggung
jawap, dan kompentensi yang ia miliki.. mengacu pada kondisi jangka panjang, karir setiap
pegawai akan di tentukan setiap kelompok kerja di mana masing-masing pegawai kerja
(vertical path) , namun dengan mempertimbangkan besarnya organisasi masing-masing
penyebrangan karir dari setiap kelpmpok tidak dapat dihindarkan (croos functhin carre
path) atau bahkan berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainya (horizontal carreer
path).
8. Separation management
Adalah fungsi yang mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam
organisasi banyak yang disebabkan karena normal separation (pension, habisnya masa

9
kontrak, atau meninggal), forced separation ( indsipliner, dan lain-lain), atau early
retirement ( pension sebelum masanya).

9. Personal administration and HRIS


Yang biasanya dikenal dengan personalia atau kepegawaian adalah fungsi yang
mendukung terlaksananya fungsi HR yang lain. Secara umum fungsi ini bertanggung jawab
terhadap employee database, payroll dan pembayaran benefit lainnya, pinjaman karyawan,
absensi, pencatatan cuti tahunan.

2.3 HR-Industrial Relation


2.3.1 Peran Industrial relation
Hubungan karyawan dengan perusahaan hungan yang saling membutuhkan perusahaan
membutuhkan karyawan untuk menjalankan roda operasional perusahaan untuk menghasilkan
laba, sementara karyawan membutuhkan perusahaan sebagai lapangan pekerjaa untuk dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dalam menjamin setiap hak dan kewajiban kedua belah pihak terpenuhi, pemerintah turut
ambil guna memastikan keseluruhan prosedur, hak, serta kewajiban berlangsung dalam kondisi
yang ideal bagi kedua belah pihak. Bagian sisitem yang beruoaya untuk menjaga hubunagn
kerjasama tersebut adalah hubungan industrial (industrial relation). Hubungan industial ini dapat
menjadi saran untuk mendapatkan pengakuan yang sama dalam perusahaan, serta mengusahakan
timbal balik yang seimbang antara pekerja dan pengusaha, serta berfungsi sebagai pengelolaan
karyawan yang berlandaskan peraturan perundang-undangan.
2.3.2 Deskripsi training industrial relation for HRD
Peran HR sangat strategi dalam menjembatani kepentingan stakeholder dan karyawan.
Untuk para professional HR perlu memahami hubungan (industrial relation) dan ketenagakerjaan
(HIK) dasar meliputiperjanjian kerja, peraturan perusahaan perjanjian kerja bersama (PKB),
waktu kerja dan waktu istirahat upah kerja lembur dan PHK.
Hubungan (industrial relation) merupakn hubungan antara pelaku proses produksi barang
maupu jasa yaitu pengusaha, pekerja, dan pemerintah. Hubungan industrial bertujuan untuk
mencipatakan hubungan yang serasi, harmonis, dan dinamis antara pelaku proses produksi
tersebut. Oleh karena itu, masing-masing pelaku produksi tersebut harus melaksanakan tugas dan
fungsinya masing-masing secara baik fungsi pekerja SP/SB adalah melaksanakan pekerjaan
sesuai kewajiban, menjaga ketetiban demi memajukan perusahaan dan memperjuangkan
kesejahteraan pekerja dan beserta keluarganya..

10

Anda mungkin juga menyukai