Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. Indofood CBP Divisi Noodles Semarang


BIDANG K3 Mekanik, Pesawat Uap, dan Bejana Tekan

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 8

KELOMPOK 3

1. Farah Azzahra Anggraini


2. Alifia Intan Berlian
3. Farah Nadiyah
4. Katarina Adinda Liliani
5. Alif Rizkyansyah
6. Dhea Putri Oktaviana
7. Mita Uswatun Chasanah
8. Dwi Rahayu

PENYELENGGARA
PT. WEALTHINDO PUTRA PRAMESTI PERKASA

i
Semarang, 11 Desember 2020
DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan.................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup .......................................................................................2
1.4. Dasar Hukum ..........................................................................................3

BAB II KONDISI/FAKTA PERUSAHAAN


2.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................4
2.2. Temuan
A. Temuan Positif ..................................................................................6
B. Temuan Negatif .................................................................................7

BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH


3.1. Analisa Temuan Positif ..........................................................................9
3.2. Analisa Temuan Negatif .........................................................................18

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan .............................................................................................28
4.2. S a r a n ..................................................................................................29

REFERENSI

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau sering disebut dengan K3 merupakan
elemen penting pada suatu perusahaan di lingkungan kerja, dengan tujuan untuk
melindungi serta menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja selama proses pekerjaan
berlangsung di area tempat kerja. Semakin berkembangnya industri, maka semakin besar
pula risiko kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja. Maka diperlukan adanya suatu
penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang efisien untuk meningkatkan
produktivitas para tenaga kerja serta melindungi keselamatan dan kesehatan para tenaga
kerja. Berkembang pesatnya industri diikuti pula dengan banyaknya penggunaan mesin dan
peralatan mekanik di berbagai industri untuk menunjang proses produksi pada suatu
perusahaan. Penggunaan mesin dan peralatan mekanik dapat menimbulkan potensi bahaya
yang dapat mencelakakan para tenaga kerja, dalam kondisi yang lebih lanjut dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja bagi pekerja yang mengoperasikan mesin dan peralatan
mekanik tersebut apabila tidak sesuai dengan prosedur. Banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan bahkan penyakit akibat kerja dari penggunaan mesin dan peralatan
mekanik seperti peralatan yang sudah tidak layak dioperasikan, hingga ketidaktaatan
operator pada prosedur penggunaan peralatan mekanik. Untuk mencegah serta
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja yang
disebabkan karena penggunaan peralatan mekanik, diperlukan pengendalian, pembinaan,
dan pengawasan K3 mekanik.
Untuk menanggulangi atau mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja terhadap tenaga kerja, perlu dilakukan pengendalian terhadap sumber bahaya di
lingkungan kerja. Adapun upaya – upaya yang dapat dilakukan berdasarkan hirarki
pengendalian bahaya yakni eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, pengendalian
administratif dan alat pelindung diri atau biasa disebut APD. Berdasarkan hal tersebut,
Pemerintah Indonesia membuat aturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja yakni
Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pada Undang-Undang
Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada pasal 2 ayat 2 menjelaskan terkait

1
ruang lingkup keselamatan kerja yang salah satunya adalah K3 mekanik juga K3 pesawat
uap dan bejana tekan.
Salah satu industri yang menerapkan K3 mekanik yaitu PT. Indofood CBP Divisi
Noodles Semarang. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pangan, PT.
Indofood CBP Divisi Noodles Semarang memanfaatkan berbagai macam jenis pesawat
tenaga serta produksi, pesawat angkat dan angkut, pesawat uap, serta bejana tekan seperti
boiler, genset, conveyor, lift barang yang masing – masing peralatan tersebut memiliki
potensi dan risiko bahaya, sehingga dibutuhkan pengelolaan potensi dan risiko bahaya
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) yang dilakukan
memiliki tujuan untuk mengetahui penerapan K3 mekanik dan pesawat uap serta bejana
tekan di PT. Indofood CBP Divisi Noodles Semarang dan mendapatkan temuan – temuan
di tempat kerja berupa penemuan positif serta penemuan negatif. Penemuan negatif yang
didapatkan akan diberikan masukan dengan harapan mampu menjadi sebuah penilaian
pelaksanaan serta penerapan K3 dan perbaikan kedepannya.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali ilmu pengetahuan dan wawasan kepada para calon Ahli K3 Umum dalam
praktek nyata dunia kerja penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi : keadaan dan fasilitas tenaga kerja ;
keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya; penanganan
bahan kimia berbahaya; proses produksi; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon
Ahli K3 dapat bertindak secara professional didalam bekerja dan dapat memberikan
kontribusi yang dapat membantu pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan K3 serta
menjaga dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.

1.3. Ruang Lingkup


1. Bidang Pengawasan K3 Mekanik (pesawat tenaga produksi, pesawat
angkat, dan pesawat angkut)

2
2. Bidang Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

1.4. Dasar Hukum


1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-Undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonnanti)
4. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening)
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan
Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 38 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
9. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
10. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk merupakan market leader produk mie
instan pertama kali yang muncul pada tahun 1970 dengan nama PT. Sanmaru Food
Manufacturing Co., Ltd. Pada tahun 1984 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co., Ltd.
Bergabung dengan PT. Sarimi Asli Jaya divisi noodle. Kemudian pada tahun 1988
bergabung dengan PT. Lambang Insan Makmur dan baru pada tahun 1994 namanya
berganti menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Dalam beberapa dekade ini PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan total food solution dengan kegiatan
operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari
produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir. PT. Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk yang termasuk dalam Salim Group adalah salah satu perusahaan
mie instan dan makanan olahan terkemuka lainnya di Indonesia.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk memposisikan dirinya sebagai produsen
makanan bermutu dengan lima bidang usaha yang masing-masing dipegang oleh setiap
divisi yang meliputi:
1. Divisi Instan Noodle yang meliputi Indomie, Sarimi, Supermie, Sakura, Pop Mie,
dan Anak Mas.
2. Divisi Snack and Compactionary Food yang meliputi Chiki, Cheetos, Chitato,
Yoyo, Jetz dan lain-lain.
3. Divisi Convenience and Basic Food yang meliputi Promina, SUN, Indovita, Menu
Indofood, dan Bubur Indofood.
4. Divisi Speciality Food yang meliputi Bumbu Instan Indofood, Bumbu Kaldu
Indofood, Kecap Indofood, Saus Indofood, dan Kecap Cap Piring Lombok.
5. Divisi Baverage yang meliputi Java Coffee, Cafela, dan Kopi Tugu Luwak.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle merupakan divisi terbesar di
Indofood dan pabriknya tersebar di 17 Kota di Indonesia diantaranya berada di kota
Jakarta, Tangerang, Cibitung, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, Bandar Lampung,

4
Makassar, Banjarmasin, Manado, Pontianak, Palembang, Medan dan Pekanbaru. Selain
di dalam negeri, Divisi Noodle juga memiliki pabrik di Filipina, China, Nigeria, Saudi
Arabia, Siria dan Malaysia.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang merupakan
salah satu cabang perusahaan dari Group Indofood Divisi Noodle yang berlokasi terletak
di dalam suatu kawasan industri di Semarang bagian Barat berdekatan dengan jalan utara
Semarang Jakarta, sehingga mempermudah proses pendistribusian dan pengangkutan
bahan baku dan produk jadi. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan mie
instant yang siap saji dan dikemas bersama bumbu dan minyaknya, kemudian
didistribusikan ke wilayah DIY dan jawa Tengah. Produk yang dihasilkan antara lain mie
instant dengan merk Indomie, Supermi, Sarimi, dan Sakura dalam berbagai macam rasa.
Jumlah karyawan di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Cabang
Semarang sebanyak ± 900 Orang (dapat berubah setiap bulan berdasarkan turn over
karyawan). Karyawan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang terbagi atas karyawan kantor dan karyawan pabrik. Jumlah karyawan masih
dapat berubah sesuai dengan penerimaan karyawan baru.

Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang


Menjadi penyedia utama makanan konsumer produk bermerek terkemuka bagi
jutaan konsumen Indonesia dan juga diberbagai penjuru dunia.

Misi PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang


a. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi.
b. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang
merupakan pilihan pelanggan.
c. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional.
d. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia,
khususnya dalan bidang nutrisi.
e. Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan

5
Nilai Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang
“Dengan disiplin sebagai falsafah hidup, kami menjalankan usaha kami dengan
menjunjung tinggi integritas, kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara
bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang
berkelanjutan”

2.2. Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan:
A. Temuan Positif
1. Mekanik
a. Pesawat Tenaga dan Produksi
1) Terdapat label peringatan untuk mesin yang berputar dan alat pelindung
pada bagian mesin yang berputar
2) Perusahaan telah menerapkan safety talk bagi pegawai
3) Terdapat name plate pada setiap mesin di ruang genset
4) Mesin genset telah diberikan alat pelindung berupa pagar besi dan
pondasi yang kokoh

b. Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut


1) Terdapat rambu pemberitahuan mengenai perlintasan forklift
2) Terdapat peringatan tanda bahaya pada mesin konveyor
3) Terdapat lampu penerangan pada forklit yang berguna untuk penerangan
di dalam ruangan yang kurang pencahayaan/malam hari
4) Konveyor dilengkapi dengan pengaman disampingnya
5) Terdapat siapa saja petugas lift barang berdasarkan petugas shift dan
petugas non shift
6) Terdapat instruksi cara penggunaan lift barang
7) Penempatan forklift ketika tidak dioperasikan, posisi garpu forklift sisi
bawah sudah menempel pada permukaan landasan dan didiletakkan
sesuai landasannya

6
2. Pesawat Uap dan Bejana Tekan
1) Terdapat penilaian risiko pada alat boiler
2) Pelaksanaan perawatan alat pada PT. Indofood CPB Divisi Noodles
Semarang telah dilakukan secara berkala (tahunan) dengan menrapkan
preventive maintenance

B. Temuan Negatif
1. Mekanik
a. Pesawat tenaga dan produksi
1) Pada mesin genset terdapat bagian dari mesin yang terbuka atau tidak
terlindungi oleh alat perlindungan

b. Pesawat angkat dan angkut


1) Terdapat forklift yang memindahkan barang terlalu banyak sehingga
menutupi pandangan operator dan tidak terdapat tanda area lintasan
2) Kawat pelindung lift (alat angkut) terlepas dan bengkok
3) Mesin Konveyor tidak dilengkapi bantalan pelindung (bearing) di
bagian mesin dan pinggiran ban berjalan
4) Lingkungan kerja tidak aman dikarenakan landasan forklift tidak rata
dan cenderung terjal
5) Petugas operator pada alat katrol pengangkat/pemindah tidak
menggunakan APD
6) Kapasitas barang yang diangkut forklit terlalu tinggi, mengakibatkan
pandangan operator terganggu.
7) Lampu penerangan darurat tidak menyala

2. Pesawat Uap dan Bejana Tekan


1) Jarak tangki timbun dengan pagar pengaman kurang dari jarak minimal.
Tinggi pagar pengaman kurang dari tinggi minimal
2) Pada alat boiler tidak terdapat nameplate yang menjelaskan spesifikasi
boiler tersebut

7
3) Adanya kebocoran pipa pada tangki penyimpanan minyak goreng.

8
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut merupakan temuan positif dan negatif di bidang keselamatan dan kesehatan kerja mekanik (pesawat tenaga dan
produksi, pesawat angkat dan angkut), serta pesawat uap dan bejana tekan terkait ketaatan pada peraturan K3 berdasarkan hasil
observasi lapangan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.

3.1 Temuan Positif

No. Lokasi Temuan Analisis Manfaat Rekomendasi/saran Peraturan Bunyi


Temuan Pengendalian Perundangan K3

MEKANIK

a. Tenaga dan Produksi


1. Lingkungan Terdapat label peringatan Tabel peringatan Memperbesar ukuran Pasal 8 ayat 2 Pasal 8
Produksi untuk mesin yang dapat berguna untuk rambu peringatan Peraturan Menteri (2) Semua bagian yang
berputar dan alat pekerja atau orang bahaya agar lebih mudah Ketenagakerjaan bergerak dan berbahaya dari
pelindung pada bagian yang berada dilokasi dilihat oleh pekerja serta Nomor 38 Tahun 2016 Pesawat Tenaga dan Produksi
mesin yang berputar. kerja tersebut melakukan perawatan Tentang Keselamatan harus dilengkapi Alat
menjadi paham dan agar rambu tidak cepat dan Kesehatan Kerja Perlindungan
lebih berhati-hati rusak. Pesawat Tenaga dan
terhadap bahaya Produksi. 9.3.4
yang ditimbulkan Rambu peringatan bahaya
dari mesin kerja terpasang sesuai dengan

9
yang diguanakan. Lampiran II persyaratan peraturan
Untuk pelindung Peraturan Pemerintah perundang-undangan dan/atau
bagian pada mesin Republik Indonesia standar yang relevan.
berputar dapat Nomor 50 Tahun 2012
menjadi penutup dari Tentang Penerapan
mesin berputar Sistem Manajemen
sehingga dapat Keselamatan dan
meminimalisir Kesehatan Kerja
potensi bahaya atau
kecelakaan kerja
yang terjadi dengan
alat kerja pada mesin
berputar.

2. Kantor Perusahaan telah Safety talk berguna Sebaiknya safety talk Pasal 9 Ayat 3 (3) Pengurus diwajibkan
menerapkan safety talk sebagai pengingat dilakukan di ruangan Undang-undang menyelenggarakan pembinaan
bagi pegawai segala jenis aturan- tertutup Nomor 1 Tahun 1970 bagi semua tenaga kerja yang
aturan dari kesehatan Tentang Keselamatan berada di bawah
dan keselamatan Kerja pimpinannya, dalam
kerja, agar sebuah pencegahan kecelakaan dan
aktivitas pekerjaan pemberantasan kebakaran
berjalan sesuai serta peningkatan

10
dengan aturan yang keselamatan dan kesehatan
berlaku. kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada
kecelakaan.

3. Ruang Terdapat name plate Name plate pada Kondisi name plate Pasal 15 Peraturan Pasal 15
Genset pada setiap mesin mesin berguna perlu dijaga agar tetap Menteri a. Setiap pesawat Tenaga
sebagai tempat baik Ketenagakerjaan dan Produksi harus diberi
informasi seperti Nomor 38 Tahun 2016 pelat nama yang memuat
bahan bakar yang Tentang Keselamatan data Pesawat Tenaga dan
digunakan untuk dan Kesehatan Kerja Produksi
beroperasi, tekanan Pesawat Tenaga dan
yang diizinkan, batas Produksi
maksimum pengisian
(volume) sehingga
dapat meminimalisir
potensi bahaya yang
terjadi khususnya
pada ledakan dari
alat mesin

11
4. Ruang Mesin genset telah Pagar besi Kondisi pagar perlu Pasal 8 ayat 2 - Pasal 8 (2) : Semua
Genset diberikan alat pelindung digunakan sebagai dijaga supaya terawat Peraturan Menteri bagian yang bergerak
berupa pagar besi dan batasan area yang Ketenagakerjaan dan berbahaya dari
pondasi yang kokoh memiliki potensi Nomor 38 Tahun 2016 pesawat tenaga produksi
bahaya tinggi dan Tentang Keselamatan harus dilengkapi Alat
hanya boleh dan Kesehatan Kerja Perlindungan
dimasuki oleh Pesawat Tenaga dan - Pasal 12 (1) :
pekerja di bidangnya Produksi pemasangan pesawat
dengan pekerja tenaga dan produjsi
umum lainnya yang harus dipasang di atas
tidak memiliki fondasi dan konstruksi
keahlian khusus di yang kuat.
bidang tersebut.
Pondasi yang kuat
dan kokoh berguna
untuk menahan
beban dari mesin
genset
b. Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

1. Lingkungan Terdapat rambu Rambu Kondisi rambu Pasal 81 Poin b Pasal 81


Produksi pemberitahuan mengenai pemberitahuan pemberitahuan perlu Peraturan Menteri Landasan forklift, lift truck,
PT. perlintasan forklift. khususnya mengenai dijaga agar tidak rusak Ketenagakerjaan reach stackers, dan

12
Indofood perlintasan forklift dan tetap terlihat jelas Nomor 8 Tahun 2020 telehandler.
berguna untuk Tentang Keselamatan a. harus dikonstruksi cukup
memberi informasi dan Kesehatan Kerja kuat dan rata;
kepada pekerja atau Pesawat Angkat dan c. harus mempunyai tanda
orang yang berada di Pesawat Angkut area lintasan;
kawasan industri d. Tidak mempunyai
tersebut bahwa belokan dengan sudut
terdapat perlintasan yang tajam; dan
forklift sehingga e. Tidak mempunyai
pekerta atau orang tanjakan atau turunan
lebih berhati hati yang terjal yang dapat
dalam beraktivitas mengganggu
serta berjalan diluar keseimbangan.
jalur forklift.
2. Lingkungan Terdapat peringatan Tanda peringatan harus Lampiran II Peraturan Lampiran II ttg Pedoman
produksi tanda bahaya pada mesin selalu dirawat sehingga Pemerintah Nomor 50 Penilaian Penerapan SMK3
konveyor tidak rusak tahun 2012 6.4.4 Rambu-rambu K3 harus
dipasang sesuai dengan
standar dan pedoman teknis.

13
3. Lingkungan Terdapat lampu Sudah baik, perlu Permen no 8 tahun Pengoperasian Pesawat
Produksi penerangan pada forklit adanya perawatan dan 2020. Bagian kelima, Angkat dan Pesawat Angkut
yang berguna untuk pemiliharaan agar lampu pasal 19 ayat 1 poin b harus:
penerangan di dalam penerangan pada forklit dan c a. dilengkapi dengan lampu
ruangan yang kurang tetap bisa digunakan. penerangan yang efektif
pencahayaan/malam hari. jika dioperasikan pada
malam hari di luar
ruangan; dan
b. disediakan pencahayaan
yang cukup jika
dioperasikan di dalam
ruangan.

4. Ruang Konveyor dilengkapi Kondisi pagar pengaman Pasal 119 ayat 1 poin Pasal 119
produksi dengan pengaman di sisi kanan dan kiri b dan pasal 122 ayat 5 (1) Konstruksi mekanis
disampingnya sabuk harus tetap dijaga Peraturan Menteri konveyor harus:
agar tetap kuat dan aman Ketenagakerjaan a. kuat dan aman untuk

14
Nomor 8 Tahun 2020 menunjang muatan yang telah
Tentang Keselamatan ditetapkan baginya atau beban
dan Kesehatan Kerja keija aman;
Pesawat Angkat dan b. dapat meniadakan titik-titik
Pesawat Angkut geser yang berbahaya antara
bagian-bagian yang bergerak
dengan benda kerja atau
muatan yang berpindah
ataupun tetap dan/atau
dilengkapi Alat Pelindungan
Pasal 122
(5) Konveyor yang
ditinggalkan dan/atau sering
dilalui orang harus dilengkapi
dengan tempat jalan kaki atau
teras pada seluruh panjangnya
dengan lebar tidak kurang
dari 45 cm (empat puluh lima
sentimeter) dan mempunyai
sandaran standar dan/atau
pagar perlindungan pinggir.

15
5. Lingkungan Terdapat siapa saja Harus dilakukan Lampiran II pada 1.4.10 Dibentuk kelompok-
Produksi petugas lift barang pengawasan kepada Peraturan Pemerintah kelompok kerja dan
berdasarkan petugas shift petugas lift agar Nomor 50 Tahun 2012 dipilih dari wakil-wakil
dan petugas non shift melaksanakan tugas tentang Penerapan tenaga kerja yang
sebagaimana mestinya Sistem Manajemen ditunjuk sebagai
Keselamatan dan penanggung jawab K3
Kesehatan Kerja di tempat kerjanya dan
kepadanya diberikan
pelatihan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
1.4.11 Susunan kelompok-
kelompok kerja yang telah
terbentuk didokumentasikan
dan diinformasikan kepada
tenaga kerja.
6. Lingkungan Terdapat instruksi cara Intruksi atau petunjuk Lampiran I dan Lampiran I
Produksi penggunaan lift barang cara penggunaan lift Lampiran II pada 6.2.1 Dilakukan pengawasan
barang harus diletakkan Peraturan Pemerintah untuk menjamin bahwa
dengan benar dan dijaga Nomor 50 Tahun 2012 setiap pekerjaan
kondisinya agar tidak tentang Penerapan dilaksanakan dengan
rusak Sistem Manajemen aman dan mengikuti

16
Keselamatan dan prosedur dan petunjuk
Kesehatan Kerja kerja yang telah
ditentukan.
Lampiran II
6.1.3 Terdapat prosedur atau
petunjuk kerja yang
terdokumentasi untuk
mengendalikan risiko yang
teridentifikasi dan dibuat atas
dasar masukan dari personil
yang kompeten serta tenaga
kerja yang terkait dan
disahkan oleh orang yang
berwenang di perusahaan.

17
7. Lingkungan Penempatan forklift Untuk garis penanda Pasal 85 ayat 2 Pasal 85 ayat 2 : Forklift pada
Produksi ketika tidak dioperasikan, jalur bisa diperjelas lagi Peraturan Menteri saat sedang tidak digunakan
posisi garpu forklift sisi dengan dicat ulang. Ketenagakerjaan No. 8 harus diletakkan pada
bawah sudah menempel Tahun 2020 tentang landasan yang rata tanpa ada
pada permukaan Keselamatan dan kemiringan dengan kondisi
landasan dan Kesehatan Kerja rem terkunci dan garpu sisi
Pesawat Angkat dan terbawah menempel pada
Pesawat Angkut permukaan landasan.

didiletakkan sesuai
landasannya.

PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN


1. Lingkungan Terdapat penilaian risiko Kondisi informasi risk Lampiran I Peraturan Penilaian risiko untuk

18
produksi pada alat boiler assesment perlu dijaga Pemerintah Republik menetapkan besar kecilnya
dengan baik, agar tidak Indonesia Nomor 50 suatu risiko yang telah
rusak dan terlihat jelas. Tahun 2012 Tentang diidentifikasi sehingga
Penerapan Sistem digunakan untuk menentukan
Manajemen prioritas pengendalian
Keselamatan dan terhadap tingkat risiko
Kesehatan Kerja kecelakaan atau penyakit
akibat kerja.
2. Ruang Pelaksanaan perawatan Sudah baik tetapi akan Peraturan Uap Untuk pemeriksaan dan
Produksi alat pada PT. Indofood lebih baik lagi apabaila (Stoomverordening) pertjobaan pesawat uap tjang
CPB Divisi Noodles perawatan berkala 1930 Pasal 9 pertama kali, dilakukan oleh
Semarang telah dengan penambahan Negara, juga untuk
dilakukan secara berkala pengujian dan memperoleh surat izin baru
(tahunan) dengan pemeriksaan dalam hal surat izin aslinja
menrapkan preventive hilang, dikenakan biaja jang
maintenance djumlahnja ditetapkan dalam
peraturan pemerintah

19
3.2. Temuan Negatif

N Lokasi Potensi Peraturan


Temuan Rekomendasi Bunyi Peraturan
o. Temuan Bahaya Perundangan K3
MEKANIK
a. Pesawat Tenaga dan Produksi

20
1. Ruang Pada mesin genset Bisa masuknya Dapat Pasal 33 Peraturan Pasal 33 : roda gaya dan bagian-
Genset terdapat bagian dari benda asing ke ditambahkan Menteri bagian yang bergerak dari penggerak
mesin yang terbuka atau komponen penutup untuk Ketenagakerjaan mula harus dilengkapi alat
tidak terlindungi oleh alat genset sehingga mesin genset Nomor 38 Tahun perlindungan
perlindungan dapat 2016 Tentang
menyebabkan Keselamatan dan
rusaknya mesin Kesehatan Kerja
genset dan Pesawat Tenaga dan
dapat Produksi
membahayakan
pekerja
disekitarnya.

b. Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

21
1. Lingkungan Terdapat forklift yang Menabrak Tinggi beban Pasal 19 ayat 2 dan Pasal 19
Produksi memindahkan barang objek yang yang diangkut pasal 81 Peraturan (2) Pandangan Operator baik di
terlalu banyak sehingga berada di perlu Menteri dalam kabin maupun di ruang
menutupi pandangan depannya, dikurangi Ketenagakerjaan kendali tidak boleh terhalang dan
operator dan tidak menimbulkan agar tidak Nomor 8 Tahun harus dapat
terdapat tanda area kecelakaan menutupi 2020 Tentang memandang luas ke sekeliling
lintasan kerja dan pandangan Keselamatan dan lintasan atau gerakan operasi.
menghambar operator dan Kesehatan Kerja
proses produksi membuat Pesawat Angkat dan Pasal 81
tanda area Pesawat Angkut Landasan forklift, lift truck, reach
lintasan stackers, dan telehandler.
forklift. a. harus dikonstruksi cukup kuat
dan rata;
b. harus mempunyai tanda area
lintasan;
c. tidak mempunyai belokan dengan
sudut yang tajam;
d. tidak mempunyai tanjakan atau
turunan yang terjal yang dapat
mengganggu keseimbangan.

22
2. Lingkungan Kawat pelindung lift (alat Kekuatan Memperbaiki Pasal 8 Peraturan Pasal 7
Produksi angkut) terlepas dan kontruksi alat konstruksi lift Menteri (1) Bahan sebagaimana dimaksud
bengkok angkut agar lebih Ketenagakerjaan dalam Pasal 6 pada
menurun, aman dan Nomor 8 Tahun bagian utama yang menerima beban
memungkinkan kokoh untuk 2020 Tentang harus:
beban yang mengangkut Keselamatan dan a. kuat;
diangkut barang di Kesehatan Kerja b. tidak cacat; dan
terjatuh lokasi Pesawat Angkat dan c. memiliki tanda hasil pengujian
produksi Pesawat Angkut dan/atau
d. sertifikat bahan yang diterbitkan
lembaga yang berwenang.
3. Lingkungan Mesin Konveyor tidak Melukai Kondisi alat Pasal 118 Ayat 2 Pasal 118 Ayat 2
Produksi dilengkapi bantalan pekerja karena dan mesin dan Pasal 119 Ayat Pemasangan roller pada rangka
PT.Indofoo pelindung (bearing) di terjepit mesin perlu 1 point (b) Peraturan konveyor harus tegak lurus pada
d bagian mesin dan maupun ban dilengkapi Menteri bidang dudukan dan dilengkapi
pinggiran ban berjalan berjalan bantalan Ketenagakerjaan bantalan (bearing).
pelindung Nomor 8 Tahun
(bearing) agar 2020 Tentang Pasal 119 Ayat 1 Point (b)
tidak melukai Keselamatan dan Dapat meniadakan titik-titik geser
pekerja Kesehatan Kerja yang berbahaya antara bagian-bagian
apabila terjadi Pesawat Angkat dan yang bergerak dengan benda kerja
kecelakaan Pesawat Angkut atau muatan yang berpindah ataupun

23
kerja disekitar tetap dan/atau dilengkapi Alat
mesin Pelindung.
konveyor
4. Lingkungan Lingkungan kerja tidak Berpotensi Perlu adanya Pasal 68 dan Pasal Pasal 68
kerja aman dikarenakan menyebabkan perbaikan 81 Poin d Peraturan Landasan sebagai tumpuan atau
Landasan forklift tidak kecelakaan jalur forklift Menteri lintasan untuk Pesawat
rata dan cenderung terjal yang sehingga jalur Ketenagakerjaan Angkut harus memiliki konstruksi
membahayakan menjadi stabil Nomor 8 Tahun pondasi yang kuat
orang di area dan aman 2020 Tentang menahan beban, rata, stabil, dan
sekitar Keselamatan dan memenuhi ketentuan
lingkungan Kesehatan Kerja peraturan perundang-undangan dan
kerja Pesawat Angkat dan standar yang berlaku.
Pesawat Angkut Landasan forklift, lift truck, reach
stackers, dan telehandler.
a. harus dikonstruksi cukup kuat dan
rata;
b. harus mempunyai tanda area
lintasan;
c. tidak mempunyai belokan dengan
sudut yang tajam;
dan
d. tidak mempunyai tanjakan atau

24
turunan yang terjal
yang dapat mengganggu
keseimbangan.
5. Lingkungan Petugas operator pada Apabila terjadi Sosialisasi Pasal 6 Ayat 1 1) Pekerja/buruh dan orang lain yang
kerja alat katrol pengangkat/ kecelakaan kepada Peraturan Menteri memasuki tempat kerja wajib
pemindah tidak berpotensi pekerja Tenaga Kerja dan memakai atau menggunakan APD
menggunakan APD tertimpa barang mengenai Transmigrasi Nomor sesuai dengan potensi bahaya dan
yang jatuh kewajiban PER.08/MEN/VII/2 risiko
dan 010 Tentang Alat
pentingnya Pelindung Diri
penggunaan
APD atau
diberikan
sanksi kepada
pekerja yang
tidak
mengenakan
APD
6. Lingkungan Kapasitas barang yang Barang yang Mengurangi Pasal 74 ayat 1 Pasal 74
Produksi diangkut forklit terlalu diangkut forklit kapasitas Permen no 8 tahun (1) Pengoperasian Pesawat Angkut
tinggi, mengakibatkan berpotensi yang diangkut 2020 Tentang pada saat pemuatan,
pandangan operator terjatuh, dan oleh forklit. keselamatan dan pemindahan, dan pembongkaran

25
terganggu. karena kesehatan kerja harus dijamin tidak
pandangan pesawat angkat dan
operator yang pesawat angkut
terganggu bisa Bagian kelima, pasal
berpotensi 19 ayat 2
terjadinya
kecelakaan
kerja.

7. Ruang Lampu penerangan Tidak terdapat Lampu dapat Peratuan Menteri Selain peralatan sebagaimana
produksi darurat tidak menyala tanda dapat diganti dan Tenaga Kerja dimaksud pada ayat (3), kereta lift
membahayakan dilakukan Republik Indonesia harus dilengkapi dengan : a. ventilasi
pekerja yang pemeriksaan nomor : dan penerangan sekurang –
berada di dan PER.03/MEN/1999 kurangnya 2 (dua) buah lampu yang
bawahnya pemeliharaan Pasal 12 ayat (4) dihubungkan parallel dan memenuhi
secara syarat keselamatan dan kesehatan
berkala. Alat kerja; b. tombol tekan atau saklar
dapat atau peralatan yang sejenis di atas
dilengkapi atap kereta untuk penerangan,
daftar alat – menghentikan atau menjalankan lift;
alat yang c. lampu penerangan darurat; d.
melengkapi panel operasi yang memuat : 1.

26
agar mudah Nama pembuat atau merk dagang
saat dilakukan kecuali jika diatur sendiri; 2.
pengecekan Kapasitas beban maksimal dalam
satuan kg atau orang; 3. Rambu
dilarang merokok dan petunjuk
lainnya bagi pemakai; 4. Indikasi
beban lebih dengan tulisan dan signal
visual; 5. Tombol pintu buka dan
pintu tutp; 6. Tombol permintaan
lantai pemberhentian; 7. Tombol bel
alarm dan tanda bahaya; 8. Intercom
komunikasi dua arah; e. penerangan
buatan dibawah lantai kereta, kecuali
telah tersedia penerangan pada lekuk
dasar ruang luncur; f. petunjuk posisi
kereta pada lantai tertentu.

27
PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN
1. Lokasi Jarak tangki timbun Peledakan, Memperluas Pasal 28 Peraturan (1) Lokasi tempat Tangki Timbun
pemasangan dengan pagar pengaman kebakaran batas area Menteri harus dipasang pagar pengaman
tangki kurang dari jarak lokasi tangki Ketenagakerjaan dengan jarak paling sedikit 25 m
timbun minimal. Tinggi pagar timbun Nomer 37 Tahun (dua puluh lima meter) dihitung
pengaman kurang dari dengan area 2016 dari dinding Tangki Timbun dan
tinggi minimal di sekitarnya Tentang tanda larangan masuk bagi yang
Meninggikan Keselamatan dan tidak berkepentingan.
pagar Kesehatan Kerja
pengaman Bejana Tekanan dan
(2) Tinggi pagar pengaman
Tangki Timbun
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling rendah 2 m (dua
meter).
2. Ruang Pada alat boiler tidak Setiap alat UU 37 tahun 2016 Pasal 9 ayat (1) Setiap Bejana
Boiler terdapat nameplate yang boiler pasal 9 ayat 1 Tekanan diberikan tanda pengenal
menjelaskan spesifikasi dilengkapi meliputi : a. nama pemilik, b. nama
boiler tersebut nameplate dan nomor urut pabrik pembuat, c.
sebagai nama gas atau bahan yang diisikan
keterangan beserta symbol kimia, d. berat
sesuai dengan kosong tanpa keran dan tutup , e.
peraturan. tekanan pengisian (Po) yang
diijinkan kg/cm^, f. berat maksimum

28
dari isinya untuk bejana berisi gas
yang dikempa menjadi cair, g.
volume air untuk bejana berisi gas
yang dikempa, h. nama bahgan
pengisi porous mass khusus untuk
bejana penyimpanan gas yang berisi
larutan asetilen, dan i. bulan dan
tahun pengujian hidrostatik pertama
dan berikutnya
3. Lokasi di Adanya kebocoran pipa Dapat Teknisi dapat Pasal 59 ayat (3) dan - Pasal 59 ayat (3) : Pekerjaan
Tangki pada tangki penyimpanan menimbulkan melaporkan 72 ayat (12) pengelasan pada pembuatan,
Timbun minyak goreng. keluarnya kepada atasan Peraturan Menteri pemasangan, pemeliharaan,
tekanan panas terkait adanya Ketenagakerjaan No. perbaikan atau modifikasi Bejana
berlebih komponen 37 Tahun 2016 Tekanan dan Tangki Timbun
sehingga dapat yang tentang Keselamatan dilakukan oleh juru las.
terbakar dan mengalami dan Kesehatan Kerja  Pasal 72 ayat (12) : Jika terjadi
membahayakan kebocoran, Bejana Tekanan dan kebocoran atau perubahan bentuk
pekerja dan segera Tangki Timbun pada Tangki Timbun, kaki rangka
disekitar. dilakukannya baja, fondasi, dan lantai, maka
perbaikan harus dilakukan perbaikan
sebelum sebelum digunakan.
digunakan,

29
dengan
melakukan
pengelasan
yang
dikerjakan
oleh juru las.

30
31
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau sering disebut dengan K3 merupakan
elemen penting pada suatu perusahaan di lingkungan kerja, untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan para tenaga kerja, mencegah serta menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja yang
disebabkan karena penggunaan peralatan mekanik.
2. PT. Indofood CBP Divisi Noodles Semarang merupakan salah satu industri yang
menerapkan K3 mekanik yang memanfaatkan berbagai macam jenis pesawat
tenaga serta produksi, pesawat angkat dan angkut, pesawat uap, serta bejana tekan
seperti boiler, genset, conveyor, lift barang.
3. Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) yang dilakukan untuk mengetahui
penerapan K3 mekanik dan pesawat uap serta bejana tekan di PT. Indofood CBP
Divisi Noodles Semarang ditemukan berupa penemuan positif serta penemuan
negatif.
4. Temuan negatif yang ditemukan berdasarkan analisis video dan bukti
dokumentasi.
1. Mekanik
a. Pesawat tenaga dan produksi
1) Pada mesin genset terdapat bagian dari mesin yang terbuka atau
tidak terlindungi oleh alat perlindungan
b. Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
1) Terdapat forklift yang memindahkan barang terlalu banyak
sehingga menutupi pandangan operator dan tidak terdapat tanda
area lintasan
2) Kawat pelindung pada lift (alat angkut) terlepas dan bengkok
3) Mesin Konveyor tidak dilengkapi bantalan pelindung (bearing) di
bagian mesin dan pinggiran ban berjalan
4) Lingkungan kerja tidak aman dikarenakan Landasan forklift tidak
rata dan cenderung terjal
5) Petugas operator pada alat katrol pengangkat/ pemindah tidak
menggunakan APD
28
6) Lampu penerangan darurat pada lift barang tidak menyala
2. Pesawat Uap dan Bejana Tekan
1) Jarak tangki timbun dengan pagar pengaman kurang dari jarak
minimal. Tinggi pagar pengaman kurang dari tinggi minimal
2) Pada alat boiler tidak terdapat name plate yang menjelaskan spesifikasi
boiler tersebut
3) Adanya kebocoran pipa pada tangki penyimpanan minyak goreng.

4.2. Saran

Temuan positif
1. Mekanik
a. Tenaga dan Produksi
i. Memperbesar ukuran rambu peringatan bahaya agar lebih mudah
dilihat oleh pekerja serta melakukan perawatan agar rambu tidak cepat
rusak.
ii. Sebaiknya safety talk dilakukan di ruangan tertutup
iii. Kondisi name plate perlu dijaga agar tetap baik
iv. Kondisi pagar perlu dijaga supaya terawatt
b. Pesawat angkat dan pesawat angkut
i. Kondisi rambu pemberitahuan perlu dijaga agar tidak rusak dan tetap
terlihat jelas
ii. Tanda peringatan harus selalu dirawat sehingga tidak rusak
iii. Sudah baik, perlu adanya perawatan dan pemiliharaan agar lampu
penerangan pada forklit tetap bisa digunakan.
iv. Kondisi pagar pengaman di sisi kanan dan kiri sabuk harus tetap dijaga
agar tetap kuat dan aman
v. Harus dilakukan pengawasan kepada petugas lift agar melaksanakan
tugas sebagaimana mestinya
vi. Intruksi atau petunjuk cara penggunaan lift barang harus diletakkan
dengan benar dan dijaga kondisinya agar tidak rusak
vii. Untuk garis penanda jalur bisa diperjelas lagi dengan dicat ulang.
2. Pesawat uap dan bejana tekan

29
a. Kondisi informasi risk assesment perlu dijaga dengan baik, agar tidak rusak
dan terlihat jelas.
b. Sudah baik tetapi akan lebih baik lagi apabaila perawatan berkala dengan
penambahan pengujian dan pemeriksaan

Temuan negative
1. Mekanik
a. Pesawat tenaga dan produksi
i. Dapat ditambahkan penutup untuk mesin genset
b. Pesawat angkat dan pesawat angkut
i. Tinggi beban yang diangkut perlu dikurangi agar tidak menutupi
pandangan operator dan membuat tanda area lintasan forklift.
ii. Memperbaiki konstruksi lift agar lebih aman dan kokoh untuk
mengangkut barang di lokasi produksi
iii. Kondisi alat dan mesin perlu dilengkapi bantalan pelindung (bearing)
agar tidak melukai pekerja apabila terjadi kecelakaan kerja disekitar
mesin konveyor
iv. Perlu adanya perbaikan jalur forklift sehingga jalur menjadi stabil dan
aman
v. Sosialisasi kepada pekerja mengenai kewajiban dan pentingnya
penggunaan APD atau diberikan sanksi kepada pekerja yang tidak
mengenakan APD
vi. Mengurangi kapasitas yang diangkut oleh forklit.
vii. Lampu dapat diganti dan dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan
secara berkala. Alat dapat dilengkapi daftar alat – alat yang
melengkapi agar mudah saat dilakukan pengecekan
2. Pesawat uap dan bejana tekan
a. Memperluas batas area lokasi tangki timbun dengan area di sekitarnya serta
meninggikan pagar pengaman
b. Setiap alat boiler dilengkapi nameplate sebagai keterangan sesuai dengan
peraturan.
c. Teknisi dapat melaporkan kepada atasan terkait adanya komponen yang
mengalami kebocoran, dan segera dilakukannya perbaikan sebelum
digunakan, dengan melakukan pengelasan yang dikerjakan oleh juru las

30
REFERENSI

1. Buku Peraturan Perundangan K3


2. Profil Perusahaan
3. Modul Ahli K3 Umum

31
LAMPIRAN

Temuan Positif dan Temuan Negatif PKL di PT. Indofood CBP Divisi Noodles Semarang
bidang K3 Mekanik, Pesawat Uap, dan Bejana Tekan

Gambar 1. Rambu Peringatan Gambar 2. Safety Induction


di mesin

32
Gambar 3. Name plate Gambar 4. Ruang Genset

Gambar 5. Tanda Lintasan forklift Gambar 6. Konveyor

Gambar 7. Forklift Gambar 8. Konveyor di ruang produksi

Gambar 9. Petugas Lift Barang Gambar 10. instruksi cara penggunaan

33
lift barang

Gambar 11. Forklift ketika tidak Gambar 12. risk assesment boiler
dioperasikan

Gambar 13. Forklift angkut barang Gambar 14. Kawat pelindung lift terlepas
dan bengkok

Gambar15. Landasan forklift Gambar 16. Petugas memindahkan


barang tanpa APD

34
Gambar 17. Tangki Timbun Gambar 18. Nameplate pada alat boiler

Gambar 19. kebocoran pipa pada tangki

Gambar 23. Diskusi Kelompok 3 dalam Penyelesaian Laporan PKL

35
36

Anda mungkin juga menyukai