KELOMPOK 2
Jakarta
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan...............................................................................................................29
5.2. Saran.........................................................................................................................29
SUMBER INFORMASI
2
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
3
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
kerja. Dibuktikan dengan kebijakan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
perusahaan mulai dari dijalankannya fungsi SMK3 gunameningkatkan produktifitas industri
tanpa mengesampingkan keselamatan di tempat kerja.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan kunjungan/makalah ini adalah untuk :
1. Media pembelajaran serta pemenuhan persyaratan Pelatihan AK3U tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di dunia industri manufaktur Khususnya di
PT. Astra Otoparta Tbk Divisi Adiwira Plastik
2. Menganalisa, mengamati penyelenggaraan Kesehatan kerja bagi tenaga kerja yang
sudah dibentuk oleh suatu perusahaan, sebagai perlindungan terhadap tenaga kerja
agar selalu meningkatkan produkivitas dan selalu dalam keadaan selamat
3. Mengamati K3 Lingkungan Kerja dan Berbahaya, K3 Kesehatan Kerja, K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekan di lokasi PT. Astra Otoparts Tbk Divisi Adiwira Plastik
4. Sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap perusahaan masing–masing.
b. Bidang Inspeksi
Bidang Inspeksi yang dilakukan meliputi :
1. K3 Lingkungan Kerja, Bahan Berbahaya dan Beracun
2. K3 Kesehatan Kerja
3. K3 Pesawat Uap dan Bejana tekan
4
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
5
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
17. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja.
18. Kepmenaker No. 333 tahun 1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan Penyakit Akibat
Kerja.
19. Surat Edaran Menaker No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Makan.
20. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.: SE.01/Men/1979 Tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan.
21. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan Pengawasan
Norma Kerja No. : SE.86/BW/1989 Tentang Perusahaan Catering Yang Mengelola
Makanan bagi Tenaga Kerja.
22. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian Hepatitis B
Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
23. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
24. Keputusan Dirjen 113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis
Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ruang Terbatas
25. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05 Tahun 1996 Bab III Pasal 3 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
26. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05 thn 2018 pasal 3 huruf C tentang Syarat-syarat
K3 Lingkungan Kerja : Penyediaan Fasilitas Kebersihan dan Sarana Higiene di Tempat Kerja
yang Bersih dan Sehat.
27. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) 1910.22 mengatur standar tentang
housekeeping.
6
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Peraturan perundangan yang ditetapkan oleh Pemerintah mengatur hak dan kewajiban
masing-masing pihak baik yang sifatnya prefensif maupun represif. Dengan demikian upaya
perlindungan terhadap tenaga kerja, pengamanan barang dan mesin-mesin.
1. Ruang lingkup pengawasan K3 lingkungan kerja meliputi;
a. Penanganan bahan kimia berbahaya
b. Lingkungan kerja
c. Penggunaan pestisida
d. Limbah industri di tempa tkerja
e. Hygiene perusahaan
f. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja, antara lain;
a. Faktor Fisika
b. Faktor Kimia
c. Faktor Biologi
d. Faktor Psikologi
e. Faktor Fisiologi
f. faktor Ergonomi
8
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
10
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
material dengan laju korosi yang paling lambat namun perlu dilakukan inspeksi secara berkala
untuk menghindari terjadinya kebocoran atau ledakan.
11
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian Serta Penerbitan Ijin Pesawat Uap
Bagian ini membahas tentang pedoman pelaksanaan pemeriksan dan pengujian serta
penerbitan pesawat uap. Pemeriksaaan dan pengujian dilakukan mulai tahap pabrikasi
(pembuatan), pada tahap perakitan atau pemasangan, tahap pemakaian, tahap reparasi atau
modifikasi serta pemasangan kembali karena pemindahan pesawat uap. Penerbitan ijin pesawat
uap dikeluarkan untuk pemakaian baru dan saat mutasi ijin pemakaian karena penjualan atau
pemindahan pesawat uap jenis berpindah. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh pegawai
pengawas atau ahli K3 pesawat uap dan bejana tekan.
12
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
BAB III
KONDISI PERUSAHAAN
Di perusahaan PT. Astra Otoparts divisi Adiwira plastic ini berdiri pada tanggal 10
September 1991 dengan luas area 16.305 dan jumlah pekerja kurang lebih sebanyak 800
3.1.2 Penerapan K3
Saat ini PT Astra Otoparts Adiwira Plastik sudah memiliki P2K3 yang ditunjuk oleh
kementerian tenaga kerja telah menerapkan sistem K3 dalam pengelolaannya. Dalam hal ini
PT. Astra Otoparts telah memiliki Komite K3 yang dalam pelaksanaannya telah melakukan
program-program K3 baik itu ,sebagai berikut:
a. Syarat Pembentukan
Setiap tempat kerja (dimana memiliki usaha, tenaga kerja, dan sumber bahaya) menurut
Undang-Undang wajib membentuk P2K3. Berdasarkan Undang-undang No.4 tahun
1987, P2K3 ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
13
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Kondisi Di Lapangan :
Awal:
Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ada di PT. Astra Otoparts
berbentuk Komite, dalamarti Komite/Panitia ini anggotanya merupakan pejabat
struktural yang ada di PT. Astra Otorparts merangkap menjadi Komite Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), dengan satu orang sekretaris yang merupakan Ahli K3.
Saat Ini :
Tujuan dibentuknya Sub Bagian K3 di perusahaan adalah agar pelaksanaan
perlindungan hak-hak tenaga kerja dapat terlaksana dengan baik dan maksimal, tanpa
mengganggu tugas utama dari masing-masing anggota, dengan direkrut secara khusus
karyawan memiliki jabatan fungsional mengatur dan merealisasikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di area kerja.
b. Syarat Keanggotaan
1. Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri atas unsur
pengusaha dan tenaga kerja yang susunannya terdiri dari atas ketua, sekretaris dan
anggota.
2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di perusahaan.
3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan Perusahaan yang
ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/sentral industri).
4. Jumlah dan susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, jumlah
anggota sekurang-kurangnya 12 (duabelas) orang terdiri dari 6 (enam) orang
mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 6 (enam) orang mewakili tenaga
kerja.
14
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
organisasi P2K3 terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua, seorang atau lebih Sekretaris
dan beberapa anggota yang terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja.
1. Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan yang mempunyai
kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di perusahaan.
2. Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3/ Petugas K3 (Safety Officer) atau calon yang
dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
3. Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan telah
memahami permasalahan K3, yaitu 10 orang anggota dari masing-masing unit
yang ada di area kerja.
15
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
tertularnya penyakit dari pasien. Mengurus administrasi pasien kecelakaan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan.
2. Pengobatan Tenaga Kerja Yang Sakit Akibat Kerja
Semua tenaga kerja sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.
3. Medical Check Up (MCU)
Medical Check Up untuk karyawan diperlukan untuk mendeteksi dini suatu penyakit,
terutama penyakit akibat setelah kerja, sebagai reimbursment sistem atau premi asuransi.
Perencanaan pembiayaan yang rasional dan efektif untuk anggaran kesehatan pada
perusahaan dan yang paling penting adalah menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja.
Medical Check Up untuk karyawan harus tepat sasaran (sesuai dengan resiko ditempat
kerja), penanganan secara keseluruhan (mulai dari screening karyawan sampai dengan
pemeriksaan follow up hasil medical check up, jasa pelayanan Medical Check Up yang
memberikan komunikasi dua arah, baik itu untuk karyawan maupun kepada manajemen
perusahaan.
3.3.2 Penerapan di lokasi kerja PT. Astra Otoparts :
Konsep Hygiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan, yaitu;
Pengenalan lingkungan
Dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tentang faktor bahaya lingkungan
1. Penilaian lingkungan
Dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya dari suatu faktor bahaya
lingkungan yang timbul. Hasil penilaian kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang
Batas (NAB)
2. Pengendalian lingkungan
Dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat faktor
bahaya lingkungan sampai batas yang masih diterima oleh manusia dan lingkungannya.
Pengendalian tersebut dapat berupa: Substitusi, Ventilasi, perubahan proses, pengeluaran
setempat, dan pengendalian proses.
Pemeriksaan kesehatan awal diterima sebagai karyawan dengan mengikuti aturan
perundang-undangan.
Medical Check Up secara periodek minimal 1 tahun sekali.
16
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
17
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
c. PengendalianResiko
1. Eliminasi (menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).
2. Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang lebih
aman).
3. Perancangan (modifikasi/instalasi sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area
supaya menjadi aman).
4. Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian visual di
tempat kerja).
5. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan
bahaya/resiko tinggi).
Penerapan di Lokasi Kerja PT. Astra Otoparts sebagaian besar sudah dilakukan
berdasarkan Undang-undang yang berlaku, termasuk cara pengendalian resiko. Selain
AFC atau CSR, Perseroan juga menggunakan kerangka kerja Astra Green Company (AGC).
AGC memberi panduan dalam pengelolaan lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja (LK3),
sehingga ada standarisasi dalam praktik pengelolaan LK3 di lingkungan perusahaan grup
Perseroan. Kinerja LK3 setiap anak perusahaan selalu di evaluasi setiap tahun menggunakan
panduan Kriteria Asesmen AGC. Penilaian kinerja bersifat komprehensif meliputi tingkat
pencapaian Sistem Manajemen (ACP), Critical Point Safety, Critical Point Proper dan Legal
Compliance. Peringkat penilaian AGC diberikan dengan simbol warna dengan urutan dari yang
18
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
tertinggi hingga terendah adalah Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam. Pelaksanaan peninjauan
dan penilaian Kinerja LK3 menggunakan Kriteria AGC Revisi 2014, yang telah mengacu pada
Kriteria Audit PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) yaitu penilaian
kinerja pengelolaan lingkungan suatu perusahaan yang memerlukan indikator yang terukur,
sehingga pencapaian AGC Hijau mulai 2014 sampai 2018 lebih sulit dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, karena menggunakan kriteria yang lebih ketat tersebut. Berikut perbandingan hasil
asesmen AGC tahun 2014-2018 yang sudah dilakukan.
19
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA
4.1 Temuan dan Analisa Positif
No. Gambar Keterangan
1. Sudah disediakan fasilitas untuk
meletakkan alat kebersihan sehingga lebih
mudah untuk mencari saat dibutuhkan.
Peraturan perundangan :
UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1
huruf l, yaitu: memelihara kebersihan,
kesehatan dan ketertiban.
Permenaker RI No. 05 thn 2018 pasal 3
huruf c, yaitu: Penyediaan fasilitas
kebersihan dan sarana hygiene di tempat
kerja yang bersih dan sehat.
Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) 1910.22
mengatur standar tentang housekeeping.
20
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Peraturan perundangan :
UU No. 1 thn 1970 pasal 2 ayat 2 huruf
b, yaitu: dibuat, dioleh,
dipakai ,dipergunakan, atau disimpan
barang atau bahan yang dapat meledak,
mudah terbakar, beracun.
Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999
pasal 4 ayat 1 huruf m, yaitu:
pembuangan limbah.
21
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
22
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Peraturan perundangan :
UU No. 1 thn 1970 pasal 8 ayat 2 yaitu
Pengurus diwajibkan memeriksakan
semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya secara berkala.
Permen No. 01/Men/1976 tentang
Kewajiban pelatihan Hyperkes bagi
dokter perusahaan
Permen No.02/Men/1980 pasal 1 huruf d
yaitu dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan dan telah memenuhi
persyaratan.
23
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Peraturan Perundangan :
UU Uap tahun 1930.
Peraturan Uap tahun 1930 pasal 40, yaitu
pemeriksaan berkala pesawat uap.
Permenaker No. PER.01/MEN/1998
pasal (10) tentang Kwalifikasi dan
syarat-syarat operator pesawat UAP.
24
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Peraturan perundangan :
UU No. 1 Tahun 1970 pasal 2 ayat 2
huruf b, yaitu: dibuat, dioleh, dipakai,
dipergunakan, atau disimpan barang atau
bahan yang dapat meledak, mudah
terbakar, dan beracun.
Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 pasal
4 ayat 1 huruf g, yaitu: penyimpanan dan
penanganan bahan
25
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
10.
Pemenuhan syarat NAB Kimia oleh
perusahaan berupa pencantuman MSDS
(Material Safety Data Sheet) yang ditempel
dipapan yang letaknya didepan gudang
bahan baku kimia.
Peraturan perundangan :
UU No. 1 Tahun 1970 pasal 2 ayat 2
huruf b, yaitu: dibuat, dioleh, dipakai,
dipergunakan, atau disimpan barang atau
bahan yang dapat meledak, mudah
terbakar, dan beracun.
Permenaker No. 13 Tahun 2011 pasal 12
(Lampiran III) tentang NAB Faktor
Fisika di tempat kerja.
No Gambar Keterangan
26
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
Peraturan Perundangan:
PerMenaker No 5 tahun 2018 pasal 34
tentang fasilitas kebersihan
Peraturan Perundangan:
UU No.1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1:
point L : memelihara kebersihan,
kesehatan, dan ketertiban
point P : mengamankan dan
memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan, dan penyimpanan barang
27
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
3. Area B3 :
Terdapat pipa yang melintang di area
pertigaan pedestrian, yang dapat
mengakibatkan orang tersandung dan
terjadi kecelakaan kerja
Peraturan Perundangan:
PerMenaker No 37 tahun 2016 pasal 3a
tentang melindungi K3 tenaga kerja dan
orang lain yang berada di Tempat Kerja
dari potensi bahaya Bejana Tekan atau
Tangki Timbun
4. Area Pabrik :
Terdapat beberapa barang yang tidak
tersusun dengan baik
Peraturan Perundangan:
UU No.1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1:
point L : memelihara kebersihan,
kesehatan, dan ketertiban
point P : mengamankan dan
memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan, dan penyimpanan barang
28
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
5. Di area TPS :
Kotak P3K kosong dan tidak ada
checklist pengisian
Peraturan Perundangan:
Permen No.15/MEN/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
pasal 10
6.
Di Area TPS :
Checklist terhadap barang masuk dan
keluar tidak diisi/dilaksanakan
Peraturan Perundangan :
Peraturan Pemerintah No.101 tahun
2014 tentang pengelolaan limbah bahan
Berbahaya dan Beracun pasal 19 ayat 3
yaitu label limbah B3 paling sedikit
memuat keterangan mengenai :
-nama limbah B3;
-Identitas penghasil Limbah B3;
-Tanggal dihasilkannya Limbah B3, dan
-Tanggal Pengemasan Limbah B3
29
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Lingkungan Kerja dan bahan berbahaya dilakukan pengecekan kembali pada jalur area kerja
apakah ada sisa bahan produksi , bahan berbahaya atau pecahan-pecahan dari hasil produksi,
serta Pengolahan Limbah, penempatan Limbah sudah dilakukan dengan baik dengan
menyediakan TPS sesusi dengan persyaratan Regulasi. Sudah dilakukan aktivitas Genba 5S
setiap bulannya ke semua devisi oleh semua bagian dan dilakukan Genba CEO setiap
bulannya. Hal ini sebagai bukti komitmen penerapan dan kepatuhan undang-undang yang
dilakukan oleh Management.
2. Penanganan Kesehatan Kerja :sudah ditangani dengan baik. Perusahaan telah menyediakan
fasilitas Klinik P3K dan dilayani oleh dokter perusahaan ,sehingga dapat meminimalisi
resiko keparahan apabila terjadi kecelakaan. Setiap penerimaan Karyawan baru, dilakukan
pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
3. Pemeriksaan alat produksi (Pesawat uap dan bejana tekan) sudah baik pengecekannnya pun
sudah rutin dilakukan dengan checklist yang belum kadaluarsa, Operator Pesawat Uap dan
Bejana Tekan sudah tersertifikasi. Pengujian berkala sudah dilakukan satu tahun sekali.
5.2 Saran
30
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 2
Jakarta
SUMBER INFORMASI
31