Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 1
Jakarta

DAFTAR ISI
Hlm.
DAFTAR ISI....................................................................................................................i

BAB I 1

PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................................3

1.3 Ruang Lingkup.....................................................................................................3

1.4 Dasar Hukum........................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................6

2.1 K3 Secara Umum.................................................................................................6

2.2 Kelembagaan dan Keahlian K3............................................................................6

2.3 K3 Kesehatan Kerja..............................................................................................7

2.4 K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya & Beracun......................................8

BAB III..........................................................................................................................10

KONDISI PERUSAHAAN...........................................................................................10

3.1 Gambaran Umum Tempat Kerja.........................................................................10

3.2 Penerapan K3.....................................................................................................10

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA............................................................................11

4.1 Daftar Temuan Positif........................................................................................11

4.2 Daftar Temuan Negatif.......................................................................................22

BAB V...........................................................................................................................25

PENUTUP.....................................................................................................................25

5.1 Kesimpulan.........................................................................................................25

5.2 Saran...................................................................................................................25

SUMBER INFORMASI................................................................................................26
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bagian tak
terpisahkan dalam dunia kerja. K3 juga berperan dalam memaksimalkan
produktivitas perusahaan. Alangkah baiknya semua pihak menyadari arti penting
K3, diseluruh organisasi perusahaan. Di sini perlu upaya untuk lebih
membudayakan K3.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut ILO adalah Suatu upaya
untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental dan
sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan
penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan.
Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. K3 tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun produk
itu sendiri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan
konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya risiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini sedang giat
melakukan pembangunan, baik pembangunan infrastruktur, peningkatan sumber
daya manusia (SDM), maupun usaha lain yang bisa menunjang perkembangan
negara ini. Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian
yang tepat dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan teknologi maju tidak
dapat dielakkan, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

1
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

otomatisasi dan modernisasi. Dalam keadaan demikian penggunaan mesin-mesin,


pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai
kebutuhan industrialisasi.
Hal tersebut disamping memberikan kemudahan bagi suatu proses
produksi, tentunya efek samping yang tidak dapat dielakan adalah bertambahnya
jumlah dan ragam sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Disamping
itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat K3, proses kerja tidak
aman dan format kerja yang semakin kompleks dan modern dapat menjadi
ancaman tersendiri bagi kesehatan dan keselamatan pekerja.
Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan
produktivitas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti kita ketahui bahwa kecelakaan kerja
bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja
dan pengusaha tetapi dapat juga mengganggu proses produksi secara menyeluruh
dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas.
Karena itu perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi
risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal.
Apabila kita lakukan analisis secara mendalam maka kecelakaan, peledakan,
kebakaran dan penyakit akibat kerja pada umumnya disebabkan tidak
dijalankannya syarat-syarat K3 secara baik dan benar.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah
diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan.
Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Upaya-upaya yang
dilaksanakan selama ini berupa pembuatan dan pembaharuan peraturan
perundangan, standar teknis, pengawasan, pembinaan, Penyuluhan dan sosialisasi
perlu peningkatan kesadaran pimpinan perusahaan dan pekerja pada umumnya
tentang manfaat pelaksanaan K3. Permasalahan lain adalah koordinasi dari
masing-masing format tidak dilaksanakan dengan baik sehingga semua berjalan
sendiri-sendiri sesuai kepentingan masing-masing.

2
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

1.2 Tujuan
Tujuan dari observasi ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan Observasi Secara Umum
Mengetahui dan mengidentifikasi sumber-sumber bahaya, perilaku tidak
aman, kondisi tidak aman serta persayaratan terkait lingkungan kerja dan
memahami dasar-dasar keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan.
2. Tujuan Observasi Secara Khusus
Tujuan Khusus dari observasi ini adalah sebagai berikut:
a) Memastikan standar K3 yang berlaku telah dilaksanakan sesusai
dengan peraturan yang berlaku.
b) Mengetahui sumber-sumber bahaya di lingkungan kerja dan kesehatan
kerja serta faktor penyebab kecelakaan kerja.
c) Fungsi dan tanggung jawab organisasi perusahaan terkait penerapan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
d) Peserta yang terlibat dalam kegiatan observasi dapat memahami dan
menjelaskan tujuan dari observasi dan kriteria-kriterianya.
e) Memastikan syarat minimal perusahaan tentang persayaratan
keselamatan kerja dalam penerapan sistem manajemen K3.
1.3 Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
Observasi diadakan di PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik, Plant II, Jl.
Raya Jakarta-Bogor, KM 47 Nanggewer Mekar Cibinong, Bogor 161912
(6°30'15.0"S 106°50'15.5"E). Dilaksanakan pada tanggal 20 November 2019
Pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
2. Bidang Inspeksi
Bidang inspeksi yang dilakukan meliputi :
a) K3 Secara Umum
b) Kelembagaan dan Keahlian K3
c) K3 Kesehatan Kerja
d) K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

3
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

1.4 Dasar Hukum


Dasar hukum K3 berdasarkan peraturan perundangan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
4. Permenaker No. 01/Men/2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan
K3
5. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
6. Keputusan Presiden RI nomor 7 tahun 2019 tentang Penyakit yang
Timbul Karena Hubungan Kerja dan mendapat kompensasi dari
Jamsostek.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyper kes Bagi Dokter
Perusahaan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan.
9. Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
10. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
11. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
12. Permenakertrans No. Per.15/Men/2008 tentang P3K di Tempat Kerja.
13. Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
14. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) 1910.22 mengatur
standar tentang housekeeping.

4
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

15. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia


Berbahaya di Tempat Kerja.
16. Surat Edaran Menaker No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan.
17. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan
Pengawasan Norma Kerja No. : SE.86/BW/1989 Tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.

5
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 K3 Secara Umum


Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umumnya terbagi
menjadi 3 (tiga) versi diantaranya adalah pengertian K3 menurut Filosofi
Keilmuan, serta menurut standar OHAS 18001:2007.
Pengertian K3 menurut Filosofi adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasi karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Pengertian K3 Menurut Kilmuan adalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannnya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan keerja, pernyakit akibat kerja (PAK), Kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan.
Pengertian K3 menurut OHAS 18001:2007 adalah Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak
pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain
(kontrakror, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

2.2 Kelembagaan dan Keahlian K3


Untuk mencegah terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja, perlu penerapan
keselamatan kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja di perusahaan-
perusahaan, berkaitan dengan hal tersebut diatas, perusahan perlu memiliki Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk membantu pimpinan pe
Perusahaan dalam penerapan keselamatan kerja, higene perusahaan dan Kesehatan
Kerja Kelembagaan K3 adalah sebuah organisasi badan swasta nasional
independent, non pemerintah yang bergerak di bidang pengelolaan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), berupa perusahaan atau dunia usaha berbadan hukum di
Indonesia. Lembaga K3 yang ada di Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :

6
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)


P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)
DK3N adalah suatu lembaga yang dibentuk untuk membantu
memberikan saran dan
pertimbangan kepada menteri tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perusahaan Jasa Keselamatan dan  Kesehatan Kerja (PJK3)
PJK3 adaalah suatu badan usaha yang ditunjuk melalui surat keputusan
penunjukan menteri yang bergerak di bidang jasa keselamatan dan
kesehatan kerja.

2.3 K3 Kesehatan Kerja


Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan sebuah situasi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman itu pekerjaan yang di jalani perusahaan dan juga
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga adalah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang mengakibatkan
kecelakaan kerja.
Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :
 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan
tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
 Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang-Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ketempat kerja baru,
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban
memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua

7
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.  Undang-undang nomor


23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh
produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.
Menurut UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
kewajiban dan hak tenaga kerja.

2.4 K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya & Beracun


Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami
sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga, dan
lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir kecelakaan dalam
kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk
menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan
kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah,
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah dipengaruhi oleh ukuran
partikel (mikro), sifatnya dinamis, penyebarannya luas, dan berdampak panjang
atau lama. Sedangkan kualitas limbah dipengaruhi oleh volume limbah,
kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.

8
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi


4 yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas, dan partikel serta limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun). Untuk mengatasi limbah diperlukan pengolahan dan
penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan
menjadi pengolahan menurut tingkatan perlakuan pengolahan menurut
karakteristik limbah.
Peraturan perundangan yang ditetapkan oleh Pemerintah mengatur hak
dan kewajiban masing-masing pihak baik yang sifatnya prefensif maupun represif.
Dengan demikian upaya perlindungan terhadap tenaga kerja, pengamanan barang
dan mesin-mesin.
1. Ruang lingkup pengawasan K3 lingkungan kerja meliputi;
a. Penanganan bahan kimia berbahaya
b. Lingkungan kerja
c. Penggunaan pestisida
d. Limbah industri di tempa tkerja
e. Hygiene perusahaan
f. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja, antara lain;
a. Faktor Fisika
b. Faktor Kimia
c. Faktor Biologi
d. Faktor Psikologi
e. Faktor Fisiologi
f. faktor Ergonomi

9
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

BAB III
KONDISI PERUSAHAAN

3.1 Gambaran Umum Tempat Kerja

Gambar 3.1. Gambaran Umum Lokasi Kerja

3.2 Penerapan K3
Saat ini PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik sudah memiliki
P2K3 yang dirunjuk oleh kementerian tenaga kerja dan telah menerapkan
system K3 dalam pengelolaanya. Dalam hal ini PT. Astra Otoparts Divisi
Adiwira Plastik telah memiliki Komitmen K3 yang dalam pelaksanaanya
telah melakukan program-program K3 sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

10
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA

4.1 Daftar Temuan Positif

No Gambar Keterangan
K3 Secara Umum
1. Perusahaan memberikan
Safety induction kepada
visitor sebelum dilakukannya
aktifitas kunjungan lapangan.

Landasan Hukum:
UU NO.1 tahun 1970 pasal 9
tentang kewajiban pengurus untuk
menjelaskan kondisi bahaya yang
dapat timbul ditempat kerja.
2. Rambu/Marka/Sign disediakan
untuk memberikan peringatan
dan informasi keselamatan.

Landasan Hukum:
UU No 01 Tahun 1970 pasal 14
tentang kewajiban pengurus untuk
memasang gambar keselamatan
kerja.

11
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

3. APD yang tersedia akan


dipergunakan untuk
peralatan keselamatan kerja.

Landasan Hukum:
Permen 01 tahun 1981 pasal 4,
Tentang kewajiban pengurus
menyediakan alat pelindung diri
yang diwajibkan
penggunaannya oleh tenaga kerja.
Permen 08/Men/2010, Tentang
Alat Pelindung Diri.
Permen 05/Men/2018, K3
Lingkungan Kerja.
4. SOP adalah untuk
mempermudah setiap proses
kerja dan meminimalisir adanya
kesalahan didalam proses
pengerjaanya.

Landasan Hukum:
PER/21/2008, Tentang Pedoman
Penyusunan Standart Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintah.
5. Gudang adalah Ruangan yang
berpungsi untuk menyimpan
bahan bahan material atau
peralatan.

Landasan Hukum:
PP no. 2 Tahun 1960, Pasal 2
Untuk mencegah penimbunan
barang-barang maka semua barang
perusahaan didalam gudang berada
dalam pengawasan pemerintah.

12
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

K3 Kelembagaan dan Keahlian


1. Terbentuk Tim P2K3

Landasan Hukum :
1. UU 1 tahun 1970 Pasal 10
Tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3).
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada pasal 2.

2. Struktur organisasi telah


dibentuk.

Landasan Hukum :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada pasal 3.

13
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

3. Pembentukan P2K3 telah


mendapatkan pengesahan oleh
instansi berwenang.

Landasan Hukum :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada pasal 3.

4. Program kerja K3 sudah ada


setiap tahunnya.
5. Terdapat 4 personil ahli K3 yang
terdiri dari 3 orang ahli K3
Umum dan 1 orang ahli K3
Pemadam Kebakaran.

Landasan Hukum :
Permenaker RI No.
PER.02//MEN/1992 tentang tata
cara penunjukan kewajiban dan
kewenangan ahli K3.

14
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

K3 Kesehatan Kerja
1. Memiliki tempat poliklinik yang
cukup strategis dengan 1 petugas
paramedis. Paramedis sudah
bersertifikat hyperkes.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 thn 1970 pasal 8 ayat
2.
 Permen No.03 / Men / 1982
pasal 2 huruf e, yaitu: pembinaan
dan pengawasan perlengkapan
untuk kesehatan tenaga kerja.
 Permen No. 01/Men/1979 pasal
1, yaitu tentang paramedic
diwajibkan mendapat kanlatihan
dalam bidang hyperkes.
2. Telah memiliki petugas P3K
dengan melatih seluruh
karyawan dengan program
training P3K. Jumlah petugas
P3K sebanyak 9 orang. Sudah
sesuai dengan perundangan.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 thn 1970 pasal 8.
 Permen No.03/Men 1982 pasal 2
huruf h, yaitu pendidikan P3K.
Permenaker no. 15/Men/VIII/2008
pasal 2 ayat 1, yaitu perusahaan
wajib menyediakan petugas P3K.

15
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

3. Memiliki dokter pemeriksa


kesehatan tenaga kerja.
Dokter sudah bersertifikasi
hyperkes.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 thn 1970 pasal 8 ayat
2 yaitu Pengurus diwajibkan
memeriksakan semua tenaga
kerja yang berada dibawah
pimpinannya secara berkala.
 Permen No. 01/Men/1976
tentang Kewajiban pelatihan
Hyperkes bagi dokter
perusahaan.
 Permen No.02/Men/1980 pasal
1 huruf d yaitu dokter yang
ditunjuk oleh perusahaan dan
telah memenuhi persyaratan.
4. Kantin dan gizi pekerja di
supply oleh perusahaan catering
yang ditunjuk dan telah melalui
uji gizi rutin kebutuhan pekerja.

Landasan Hukum :
Surat Edaran Kemenaker No. SE.
01/Men/1979 tentang pengadaan
kantin dan ruang makan.

16
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan beracun


1. Sudah disediakan fasilitas untuk
meletakkan alat kebersihan
sehingga lebih mudah untuk
mencari saat dibutuhkan.

Selain itu juga sudah disiapkan


fasilitas toilet yang terpisah untuk
TK wanita dan pria. Karena
terbatasnya akses saat kunjungan,
yang terlihat hanya 1 toilet untuk
setiap gender.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3
ayat 1 huruf l, yaitu: memelihara
kebersihan, kesehatan dan
ketertiban.
 Permenaker RI No. 05 thn 2018
pasal 3 huruf c, yaitu:
Penyediaan fasilitas kebersihan
dan sarana hygiene di tempat
kerja yang bersih dan sehat.
 Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) 1910.22
mengatur standar tentang
housekeeping.

17
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

2. Penempatan dan informasi


tentang bahan kimia yang ada
dilokasi tersebut dilakukan
dengan baik.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 thn 1970 pasal 2 ayat
2 huruf b, yaitu: dibuat, dioleh,
dipakai ,dipergunakan, atau
disimpan barang atau bahan
yang dapat meledak, mudah
terbakar, beracun.
 Kepmenaker No. Kep.
187/Men/1999 pasal 4 ayat 1
huruf g, yaitu: penyimpanan dan
penanganan bahan.
3. Sistem limbah cair yang ada
dilokasi pabrik menggunakan
sistem daur ulang ,jadi air
limbah sisa produksi dapat
digunakan kembali. Hasil akhir
pengolahan menjadi Sludge yang
dikirim ke pabrik semen .

PT Astra adalah kategori potensi


bahan kimia berbahaya menengah.
PT Astra hanya memiliki petugas
Kimia.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 thn 1970 pasal 2 ayat
2 huruf b, yaitu: dibuat, dioleh,
dipakai ,dipergunakan, atau
disimpan barang atau bahan
yang dapat meledak, mudah

18
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

terbakar, beracun.
 Kepmenaker No. Kep.
187/Men/1999 pasal 4 ayat 1
huruf m, yaitu: pembuangan
limbah.

4. Area Ruang Genset beresiko


kebisingan. Dilengkapi Safety
Sign tentang wajib
menggunakan Ear Muff,
ruangan Genset dilengkapi dgn
Ventilasi Exhaust Fan.

Peraturan perundangan :
 UU No. 1 thn 1970 pasal 3 ayat
1 huruf f, yaitu: memberi alat
perlindungan diri pada para
pekerja.
 UU No. 1 thn 1970 pasal 3 ayat
1 huruf j, yaitu:
menyelenggarakan suhu dan
lembab udara yang baik.
 Permenaker RI No. 05 thn 2018
pasal 8 dan lampiran B tentang
NAB faktor fisika-kebisingan.
 Permenaker RI No. 08 thn 2010
tentang Alat Pelindung Diri.

19
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

6. Label/poster informasi tentang


resiko bahaya penggunaan bahan
kimia yang ada dilokasi pabrik
sudah dilakukan dengan baik.

Selain itu juga sudah disediakan


tempat sampah untuk sampah B3
logam sebelum dikumpulkan di TPS
B3.
Penempatan bahan baku kimia juga
diletakan terpisah di bagian belakang
pabrik yang juga telah dilengkapi
label/poster informasi bahaya.

Perusahaan juga telah melakukan


pengolahan limbah bahan kimia (sisa
semprot cat) dengan teknik
memisahkan substrat dengan air dan
menghasilkan endapan. Endapan ini
diambil oleh pabrik semen dan
digunakan sebagai bahan baku.

Perusahaan juga telah menyiapkan


tempat pembuangan sementara (TPS)
limbah B3 sendiri sebelum diolah
oleh PJK3 atau eksternal.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 Tahun 1970 pasal 2 ayat
2 huruf b, yaitu: dibuat, dioleh,
dipakai, dipergunakan, atau
disimpan barang atau bahan yang
dapat meledak, mudah terbakar,
dan beracun.
 Kepmenaker No. 187 Tahun 1999

20
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

pasal 4 ayat 1 huruf g, yaitu:


penyimpanan dan penanganan
bahan
7. Pemenuhan syarat NAB Kimia oleh
perusahaan berupa pencantuman
MSDS (Material Safety Data Sheet)
yang ditempel dipapan yang letaknya
didepan gudang bahan baku kimia.

Terlihat juga adanya label bahan


kimia mudah terbakar didepan
gudang bahan baku (foto tidak
sempat terambil)

Menurut pendapat karyawan yang


mendampingi kunjungan, diruang
produksi juga tersedia APD untuk
pengendalian NAB Kimia dan
MSDS untuk setiap bahan kimia
yang digunakan, tetapi karena
terbatasnya akses saat kunjungan, hal
tersebut tidak dapat dipastikan.

Peraturan Perundangan :
 UU No. 1 Tahun 1970 pasal 2 ayat
2 huruf b, yaitu: dibuat, dioleh,
dipakai, dipergunakan, atau
disimpan barang atau bahan yang
dapat meledak, mudah terbakar,
dan beracun.
 Permenaker No. 13 Tahun 2011
pasal 12 (Lampiran III) tentang
NAB Faktor Fisika di tempat kerja.

21
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

4.2 Daftar Temuan Negatif

22
No Gambar Keterangan
K3 Secara LAPORAN
Umum OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
1. KELOMPOK 1
Safety Sign Sudah Usang (Memudar)
Jakarta

Potensi Bahaya: Sulit dipahami bagi


karyawan atau visitor.

Rekomendasi: Diperbaharui.

Peraturan Perundangan :
UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 14b
Tentang Kewajiban pengurus untuk
memasang symbol - symbol keselamatan

kerja pada tempat yang mudah dilihat
dan mudah dibaca.
2.
Housekeeping

Kondisi Sampah : Berserakan dan tidak


disortir sesuai jenisnya.

Rekomendasi : Seharusnya sampah di


kelompokkan sesuai jenisnya (Organik,
Anorganik, B3).

Peraturan Perundangan :
UU No.18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah
Pasal 16 Tata cara penyediaan fasilitas
pemilahan sampah, tata cara pelabelan
atau penandaan, dan kewajiban produsen
untuk mengelola kemasan dan/atau
barang yang diproduksinya tidak dapat/
sulit terurai.
Pasal 22 ayat (2) Penanganan sampah ya
ng mengatur pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan
pemerosesan akhir sampah.

Kondisi Toilet :
- Lantai licin dan kurang bersih
- Tidak ada checklist kebersihan
23 toilet
- Tidak ada kelengkapan terhadap sabun
- Kurangnya jumlah toilet yang tersedia
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

24
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan tim secara langsung di
lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:
PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik telah mengimplementasikan
Keselamatan dan Kesehatan kerja dengan baik di Bidang K3 secara umum,
Mekanik, dan Konstruksi Bangunan. Namun, masih ada ditemukannya beberapa
kondisi tidak aman (unsafe condition) di beberapa area kerja yang pada
pelaksanaanya belum sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh undang-
undang dan regulasi di Indonesia secara konsisten.
5.2 Saran
Berikut beberapa saran upaya perbaikan yang berkesinambungan pada
pelaksanaan K3 :
1) Melakukan awareness ulang terhadap APD kepada pekerja,
2) Melakukan pengecatan safety line yang mulai hilang
3) Repair jalur evakuasi, beserta rambu-rambu,
4) Memperbaiki sistem pengumpulan dan penyimpanan limbah B3,
5) Melakukan renovasi terhadap atap dan bangunan yang mulai
rusak.
6) Pemisahan antara jalur pipa dan instalasi listrik yang masih belum
tertata rapi.

25
LAPORAN OBSERVASI CALON AHLI K3 UMUM
KELOMPOK 1
Jakarta

SUMBER INFORMASI

 Departemen tenaga Kerja, Ditjen Binawas, Dit, PNKK, Himpunan Peraturan


Perundang-undangan K3
 Head of GA PT. Astra Otoparts Adiwira Plastic Division.
 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
 PT. Intranusa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai