Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT PRASADHA PAMUNAH LIMBAH INDUSTRI (PPLi)

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 60

DISUSUN OLEH :
LOUISA JESSICA
PERMATASARI

PENYELENGGARA
PT GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
BSOGOR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah- Nya
telah berhasil menyelesaikan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tepat
pada waktunya. Laporan PKL ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan
akademis dari pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) yang
diadakan oleh PT Garuda Systrain Interindo. Dalam penyusunan laporan PKL ini saya
melakukan kunjungan secara online pada PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi).
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Irwan Sitorus selaku perwakilan dari PT
PPLi, Pak Adam dan Ibu Nataria selaku pendamping dari PT Garuda Systrain Interindo
atas bimbingan dan dorongannya sehingga dapat menyelesaikan laporan PKL ini sesuai
waktu yang ditentukan. Kemudian kepada rekan-rekan calon AK3U atas dukungannya
dan kebersamaannya selama ini. Dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan dan
saran yang bersifat membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun
penulisan dari laporan ini. Terimakasih

Hormat Saya

Penulis

2
DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1 Latar belakang...................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................5
1.3 Ruang Lingkup...................................................................................................5
1.4 Dasar Hukum......................................................................................................6
2 GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA.........................................................9
2.1 Profil Perusahaan................................................................................................9
2.2 Visi dan Misi Perusahaan...................................................................................9
2.3 Lokasi Perusahaan............................................................................................10
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan........................................................................11
2.5 Cakupan Jasa....................................................................................................11
3 ANALISA TEMUAN.....................................................................................17
3.1 Analisa Temuan Positif....................................................................................17
3.2 Analisa Temuan Negatif...................................................................................29
4 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................37
4.1 KESIMPULAN................................................................................................37
4.2 SARAN............................................................................................................37

3
BAB I

PENDAHULUAN

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Umum (AK3U) yang diadakan oleh PT Garuda Systrain Interindo yang
bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Oleh karena
itu, pada hari Jumat, 28 Agustus 2020 kami melakukan PKL secara online pada PT
Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) yang berlokasi di desa Nambo,
kecamatan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat.
Kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi tanpa
membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan
sekitarnya. Kesehatan kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
program dan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan bagian dari
pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 03/Men/1982,
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilaksanakan secara menyeluruh
dan terpadu (komprehensif), meliputi upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif yang hasilnya dilaporkan kepada instansi yang membidangi
4 ketenagakerjaan. Melalui upaya kesehatan preventif dan promotif (pencegahan
dan peningkatan), sebagian besar kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK) serta gangguan kesehatan lainnya seperti kelelahan dan ketidaknyamanan
dapat dicegah.
Dengan upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif (pengobatan dan
pemulihan), dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan dan penyakit yang terjadi
dapat ditekan seminimal mungkin. Pada akhirnya dengan upaya kesehatan kerja
yang komprehensif akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja dan
produktivitas kerjanya. Tenaga medis yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan diharuskan memiliki sertifikat

4
pelatihan higiene perusahaan dan kesehatan kerja sesuai yang diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Koperasi Republik Indonesia
No :Per/01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
No:Per.01/Men/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan.
PT PPLi yang merupakan perusahaan jasa pengelolaan lingkunan dan limbah
beracun maupun tidak beracun membuat aspek kesehatan kerja, lingkungan kerja,
dan penanganan bahan berbahaya dan beracun menjadi penting demi menjamin
keselamatan dan kesehatan pekerja dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Maka dari itu pada kegiatan PKL online ini,
mendapatkan tugas untuk menganalisa hasil observasi baik temuan positif
maunpun negatif, memberikan rating risiko dan saran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) adalah sebagai berikut :
1.2.1 Untuk mengetahui dan mendapatkan pemahaman mengenai aplikasi K3
di lapangan terutama di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1.2.2 Untuk mengetahui gambaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
dunia kerja
1.2.3 Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum agar dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran
atau rekomendasi.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup merupakan suatu batasan penelitian atau pengambilan data
yang dikemukakan pada variable yang diteliti atau subjek yang diteliti. Ruang
lingkup pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) kali ini yang di lakukan ke PT
Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) yang dilaksanakan pada hari Jumat, 28
Agustus 2020 pukul 08.00 – 11.30 WIB meliputi:

5
1. Pelaksanaan K3 dibidang Kelembagaan dan Keahlian K3, Penerapan SMK3
2. Pelaksanaan K3 dibidang K3 Konstruksi Bangungan, Listrik dan
Penanggulangan Kebakaran
3. Pelaksanaan K3 dibidang K3 Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekan
4. Pelaksanaan K3 dibidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan
Kimia Berbahaya.

1.4 Dasar Hukum


Adapun dasar-dasar hukum dari ruang lingkup diatas adalah:
1.4.1 Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja
a. Undang – Undang Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993
Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor:22 Tahun 1993
Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Koperasi
Republik Indonesia No :PER/01/MEN/1976 Tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
No:PER.01/MEN/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Para
Medis Perusahaan.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.
PER.02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
No:PER.01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.

6
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
No:PER.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-01/MEN/1998 Tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja
Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
k. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
Kpts.333/MEN/1989 Tentang Diagnosa Dan Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja.
l. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.
Se.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin Dan Ruangan Makan.
m. Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
Dan Pengawasan Ketenagakerjaan
No.Se.07/Bw/1997 Tentang Pengujian Hepatitis B Dalam
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
n. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Hubungan Ketenagakerjaan Dan
Pengawasan Norma Kerja No: Se.86/Bw/1989 Tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
o. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan Nomor KEP.22/DJPPK/V/2008 tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.

1.4.2 Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja


a. Undang – Undang Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1969 Tentang
Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No.120
Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan Dan Kantor-Kantor.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.
PER.03/MEN/1985 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.

7
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung
Diri.
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 Tentang Pedoman
Dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Ruang Terbatas (Confined Spaces).

1.4.3 Dasar Hukum Bahan Berbahaya dan Beracun


a. Undang – Undang Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER.08/MEN/Vii/2010 Tentang Alat Pelindung
Diri.
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP.187/MEN/1999
Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja.

8
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2 GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA


2.1 Profil Perusahaan
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) adalah perusahaan jasa
lingkungan terkemuka di Indonesia, beroperasi sejak tahun 1994 di Indonesia
untuk fasilitas pengolahan dan pembuangan limbah berbahaya terintegrasi. PT
PPLi juga mengembangkan lini bisnis ke industri limbah padat dan cair non B3.
PPLi dimiliki 95% oleh DOWA (Perusahaan Jepang) dan 5% oleh
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Perusahaan induk PPLi, DOWA Eco-System Co. Ltd., adalah perusahaan yang
didedikasikan untuk pengelolaan lingkungan dan daur ulang, dan merupakan
anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh DOWA Holdings Co. Ltd. Grup
ini didirikan pada tahun 1884 sebagai pertambangan dan peleburan / pemurnian
logam perusahaan di Jepang. Bisnis DOWA Eco-System berpusat pada daur
ulang sumber daya, pengelolaan limbah, perbaikan tanah dan konsultasi
lingkungan. Fasilitasnya berada dekat Bogor, Jawa Barat dirancang dan dibangun
sebagai tanggapan atas meningkatnya kepedulian terhadap kerusakan lingkungan
di Indonesia yang disebabkan oleh industrialisasi yang pesat tanpa adanya
infrastruktur dan penegakan hukum yang diperlukan untuk melindungi
lingkungan.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi PPLi berkomitmen untuk menjadi penyedia jasa lingkungan
terkemuka di Indonesia, dengan menggunakan sumber daya kami yang sangat
berkualitas dan berpengalaman.
Misi PPLi adalah menjadi penyedia jasa pengelolaan lingkungan
terintegrasi pertama di Indonesia, dengan komitmen untuk meminimalkan risiko
lingkungan pelanggan kami.

9
2.3 Lokasi Perusahaan
Fasilitas PPLi di Bogor dirancang dan dibangun sebagai tanggapan atas
meningkatnya kepedulian terhadap kerusakan lingkungan di Indonesia yang
disebabkan oleh industrialisasi yang pesat tanpa adanya infrastruktur dan
penegakan hukum untuk melindungi lingkungan. PPLi terus berinvestasi dan
memperluas fasilitasnya dengan Transfer Station yang ditambahkan di lokasi
geografis yang strategis di seluruh Indonesia, dan layanan baru dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
1. Lokasi Fasilitas
Jl. Raya Narogong, Desa Nambo, Cileungsi, Bogor (16820) Indonesia
2. Jakarta Office
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta (12930) Indonesia
3. CTS Cibitung Transfer Station
Jl. Kalimantan Kawasan Industri MM2100 Blok A no.1 Cibitung, Bekasi,
Jawa Barat, Indonesia
4. EJTS East Java Transfer Station
Jl. Berbek Industri Raya IV No.9 Kawasan Industri Berbek, Sidoarjo, Jawa
Timur, Indonesia
5. LTS Lamongan Transfer Station
Lamongan Shorebase, Jl. Raya Daendels Km. 64-65, Desa Kemantren,
Kab. Lamongan, Jawa Timur, Indonesia
6. BTS Batam Transfer Station
Kawasan Pengelolaan Limbah Industri, Jl. Raya Pelabuhan Kabil, Desa Air
Cargo, Gudang No. 7 Batam, Indonesia
7. KLO Kalimantan Operation Office
Jl. Mulawarman/ Batakan RT 53 No. 15 Balikpapan Timur, Kel. Manggar,
Indonesia

10
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
2.4.1 Struktur Organisasi di PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi)

2.5 Cakupan Jasa


PPLi memiliki jasa pengolahan limbah terpadu yang meliputi:
pengambilan, pendauran ulang, pengolahan dan pembuangan akhir, baik limbah
berbahaya dan beracun (Limbah B3) maupun limbah bukan berbahaya dan
beracun (Limbah Non B3). Secara garis besar, alur proses pengelolaan limbah di
PPLi dapat dirangkum dalam Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Alur proses kerjasama pengelolaan limbah di PPLi Penghasil

limbah dapat menghubungi PPLi melalui kontak


customer service yang disediakan di website PPLi
(http://www.ppli.co.id/contact-us/) atau melalui Kantor Operasi atau

11
Transfer Station yang terdekat dengan lokasi penghasil. PPLi memiliki 7 lokasi
Kantor Operasi dan Transfer Station yang tersebar di Sumatera, Jawa dan
Kalimantan dan ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Sebaran Kantor Operasi dan Transfer Station PPLi di Indonesia

Berdasarkan cakupan jasa, PPLi memiliki 10 layanan yang dapat


dipilih oleh penghasil limbah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik limbah
yang dimiliki. Penjelasan lebih lanjut mengenai setiap jasa yang ditawarkan dapat
dilihat pada bagian berikut.

1. Profil Limbah
PPLi saat ini mampu menerima dan menangani 39 jenis limbah yang
dirincikan dalam Tabel 1 berikut.
2. Proses pengujian sebelum penerimaan
Untuk memastikan bahwa limbah yang akan diterima PPLi sesuai dengan
kemampuan dan perijinan yang dimiliki oleh PPLi, maka PPLi
memberlakukan proses pengujian sampel limbah sebelum limbah diterima.
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium PPLi yang sudah terakreditasi dan
memiliki sertifikat ISO 17025 sebagai Laboratorium penguji dan juga
terdaftar sebagai Laboratorium Lingkungan Hidup di Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Setelah limbah dinyatakan memenuhi syarat dan sesuai untuk ditangani di
PPLI, kemudian PPLi mengirimkan penawaran harga dan

12
setelah kontrak disetujui kedua belah pihak, dilakukan penjemputan limbah
menggunakan armada PPLi.

Tabel 1. Jenis Limbah yang Ditangani PPLi


1. Acid Waste 14. Electronic Waste 27. Painting Waste
2. Aerosol Can 15. Electroplating Waste 28. Pesticide Waste
3. Alkaline Waste 16. Expired Material 29. Pharmacy Waste
4. Asbestos 17. Fly Ash & Bottom Ash 30. Polymer/ Resin Waste
5. Battery Waste 18. Glasswool 31. Rejected material/
product
6. Blasting Waste 19. Incinerator Ash 32. Slag from metal smelter
7. Bleaching 20. Industrial cleaning 33. Sludge oil
Earth residue
8. Burning 21. Infectious Waste 34. Sludge production
Residue
9. Catalyst Waste 22. Ink and Dye waste 35. Sludge WWT
10. Consumer 23. Laboratory Waste 36. Solvent Waste
Goods
11. Contaminated 24. Lamp Waste 37. Used Packaging
Material by B3
12. Coolant 25. Oil Waste 38. Waste Water
Waste
13. Drilling 26. Oxidizer waste 39. Wet Battery Waste
Cutting/ Mud

3. Jasa transportasi limbah


PPLi menyediakan jasa pengangkutan limbah dari penghasil, bai melalui
jalur darat, laut maupun menggunakan sarana kereta api. Setiap pengemudi
kendaraan angkutan limbah diwajibkan memiliki sertifikat pengemudi
muatan barang beracun dan berbahaya. Sehingga jika terjadi suatu kondisi
darurat seperti tumpahan, pengemudi langsung tanggap dalam melakukan
penanganan tumpahan limbah menggunakan peralatan yang tersedia di
mobil. Berikut cakupan pelayanan di dalam jasa transportasi limbah:
a. Pengemasan, pelabelan dan pengamanan limbah untuk diangkut.
Karyawan PPLi akan melakukan pengemasan, pelabelan dan
pengamanan limbah sebelum diangkut agar aman selama perjalanan dan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Tim layanan pelanggan

13
Tim layanan pelanggan merupakan aspek penting dalam pekerjaan yang
menunjang dari sisi kordinasi, teknis pengiriman limbah, maupun
administrative dan juga menerima tanggapan balik dari pelanggan.
c. Penjemputan dan pengangkutan
Penjemputan limbah dilakukan secara terjadwal dan berdasarkan
kebutuhan pelanggan. PPLi berkordinasi dengan pelanggan untuk
membuat jadwal yang sesuai dengan karakteristik dan volume limbah
pelanggan. PPLi menyediakan serangkaian jenis wadah pengangkutan
limbah disesuaikan dengan fasa limbah, baik cair, padat maupun sludge.
Volume limbah juga diakomodir dengan menyediakan alat angkut yang
mencukupi kebutuhan pelanggan.

4. Pengolahan Limbah Padat


Suatu Limbah B3 harus diolah sedemikian rupa sehingga menjadi stabil baik
secara fisik maupun kimiawi. Pengolahan limbah pendahuluan ini penting
dilakukan dengan cara menggunakan larutan kimia, semen, abu terbang,
tanah pemutih, air dan berbagai reagen yang berfungsi menstabilkan
campuran padatan limbah.

5. Pengolahan Limbah Cair


PPLi menerima pengolahan limbah cair dengan karakteristik Limbah B3
maupun Limbah Non B3. Proses pengolahan yang dilakukan meliputi
pengolahan secara fisik, kimiawi dan biologis. Proses pengolahan limbah
cair yang digunakan di PPLi meliputi:
a. Chemical precipitation, coagulation, and flocculation
b. Dissolved Air Floatation
c. Fliter Press solids removal\
d. Biological sequencing batch reactors
e. Activated carbon polishing
f. Engineered wetlands
6. Pemanfaatan Limbah menjadi Sumber Energy
Limbah padat yang diterima PPLi dengan karakteristik kandungan kalori
tinggi, dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Limbah cair juga dapat
diolah melalui proses pencampuran bahan bakar dengan

14
limbah padat menjadi alternative fuel and raw materials (AFR). PPLi
memiliki tungku bakar dengan suhu tinggi antara 1.200 – 1.400 0C dengan
waktu pembakaran yang cukup untuk memastikan semua kandungan organic
terbakar habis sambil dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

7. Penimbunan Limbah Ramah Lingkungan


PPLi melakukan proses penimbunan limbah ramah lingkungan yang sesuai
dengan standard an persyaratan pemerintah Indonesia, Bank Dunia, US-EPS
dan Uni Eropa. Metode penimbunan limbah yang diterapkan memerikan
jaminan bahwa limbah tidak akan keluar ke lingkungan melalui pengamanan
berlapis. Saat ini PPLi sedang mengembangkan metode penimbunan limbah
yang mana gas methane yang dihasilkan dari timbunan kemudian dapat
dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai sumber energy pembangkit listrik
untuk mencukupi kebutuhan listrik di perusahaan.

8. Layanan di tempat
PPLi menyediakan tenaga berkompeten dan peralatan lengkap untuk
menanganai limbah di lokasi penghasil. cakupan layanan di tempat yang
sudah terlaksana mencakup:
a. Contaminated land clean up, removal, and restoration
b. Sludge removal and restoration
c. Segregation
d. Sludge pumping and clean up
e. Transportation of drilling mud cutting
f. Design and construction of lined sludge or mud pits
g. Oil sludge transfer and transport for disposal
h. Acid cleaning of heat exchangers
i. Logistics and total waste management on remote shorebass
j. Onsite water and waste water treatment
k. Decon work and tank cleaning
l. Asbestos removal

15
9. Pengolahan Limbah Tingkat Lanjut
PPLi saat ini sedang mengembangkan layanan pengolahan limbah special
untuk menangani limbah yang cenderung sulit diolah dengan metode yang
umum. Beberapa limbah yang dimaksud meliputi: lithium batteries, mercury
lamps, PCB transformers, accumulator batteries, ozone depleting substances,
asbestos abatement and lab chemicals.

10. Pengolahan Limbah Pengeboran Minyak Bumi


Pengeboran minyak bumi memiliki karakteristik limbah berupa lumpur dan
dalam volume yang tinggi. PPLi memberikan pelayanan untuk pengelolaan
limbah pengeboran dengan target tidak ada tumpahan limbah di lokasi
penghasil, memindahkan semua limbah pengeboran ke lokasi penampungan
dengan ramah lingkungan (nihil tumpahan) dan menghindari mengganggu
proses pengeboran dengan menyiapkan system yang bisa dipasang di
pengeboran darat maupun lepas pantai.

16
BAB III
ANALISA

3 ANALISA TEMUAN
3.1 Analisa Temuan Positif
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
1. PT. PPLi PT. PPLi mempunyai Membantu Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
P2K3 yang pengusaha dan Nomor : Per.04/Men/1987 T e n t a n g Panitia Pembina
dibuktikan dengan pekerja untuk Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara
SK P2K3 mengembangkan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Pasal 2 ayat 1 dan 2
kerjasama saling (1) Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha
pengertian dan atau pengurus wajib membentuk P2K3.
partisipasi efektif (2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah:
dalam penerapan a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
keselamatan dan mempekerjakan 100 orang atau lebih;
kesehatan kerja. b. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
mempekerjakan kurang dari 100 orang, akan tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai
risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.
2. PT. PPLi PT. PPLi telah Perusahaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
menerapkan sistem mempunyai Tentang Ketenagakerjaan Pasal 87 Ayat 1 Setiap perusahaan wajib
manajemen kebijakan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
keselamatan dan keselamatan dan yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
kesehatan kerja kesehatan kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per. 05/Men/1996 Tentang
(SMK3) dengan hasil dalam rangka Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pasal 3 ayat
pencapaian 90% pengendalian 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak
tertulis dalam resiko yang seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang
Sertifikat Penghargaan berkaitan dengan ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang
SMK3 dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kegiatan kerja guna
teciptanya tempat kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan
kerja yang aman, Sistem Manajemen K3.
efisien, dan
produktif.

1
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
3. PT. PPLi Adanya Pemeriksaan Pengawasan K3 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No : Ins.11/M/Bw/1997
Fire Pump & Tank Penanggulangan Tentang Pengawasan Khusus K3 Penaggulangan Kebakaran
Test Inspection Kebakaran pada bagian IV. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Hydran
dilakukan untuk dan Springkler
mengantisipasi
kecelakaan kerja

4. PT. PPLi Sertifikat Teknisi Setiap teknisi Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
Listrik mempunyai peran Dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. : Kep. 311/Bw/2002
dan tanggung Tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
jawab dalam Teknisi Listrik
instalasi listrik
sehingga untuk
mencegah potensi
bahaya kecelakaan
kerja maka
diperlukan teknisi
yang handal dan
terpercaya
5. PT.PPLi Adanya SOP Adanya SOP Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Preventive Preventive No. Per.01/Men/1980 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Maintenance Maintenance Kerja Pada Konstruksi Bangunan Pasal 3 Ayat 1 Pada setiap
Engineering Engineering dapat pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan
mencegah pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat
terjadinya kerja terhadap tenaga kerjanya.
kecelakaan kerja
atau penyakit akibat
kerja

1
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
6. Ruang PT. PPLi memiliki Forklift dapat Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Dokumen Lisensi Operator dioperasikan Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Forklift Truck Kelas II dengan benar untuk Kerja Pesawat Angkat Dan Pesawat Angkut Angkut Pasal 140
mencegah ayat 1 sampai dengan 5.
kecelakaan kerja,
kerusakan alat

7. Ruang Bejana Tekan PT. Bejana Tekan yang Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
Dokumen PPLi telah melewati memenuhi 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
pemeriksaan dan persyaratan K3 Bejana Tekanan Dan Tangki Timbun Pasal 68 Ayar 1 Setiap
memenuhi dapat mencegah kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan, pengisian,
persyaratan K3 yang Kecelakaan kerja pengangkutan, pemakaian, pemeliharaan, perbaikan,
dibuktikan dengan dan modifikasi, dan penyimpanan Bejana Tekanan dan Tangki
Surat Keterangan Timbun harus dilakukan pemeriksaan dan/atau pengujian, dan
memenuhi persyatan Pasal 83 ayat 2 Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian
K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dituangkan dalam
Surat Keterangan yang diterbitkan oleh unit kerja pengawasan
ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

1
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
8. Ruang PT PPLi memiliki Tenaga kerja dapat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun
Poliklinik klinik di dalam mendapatkan 1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja. Pasal 4. Ayat 1b.
perusahaan pelayanan kesehatan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat diselenggarakan
sewaktu- waktu oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau
Pelayanan Kesehatan lain.

9. Klinik PT PPLi telah Adanya tenaga Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 3
memiliki perizinan profesional untuk Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja. Pasal 5.
klinik. melayani dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dipimpin dan
mengobati tenaga dijalankan oleh seorang dokter yang disetujui oleh Direktur.
kerja yang mengalami
penyakit atau
kecelakaan

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
10 Klinik Dokter Perusahaan Adanya tenaga Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
. sudah tersertifikasi profesional untuk Republik Indonesia No:Per/01/Men/1976 Tentang Kewajiban
Hiperkes melayani dan Latihan Hiperkes bagi Dokter Perusahaan.
mengobati tenaga Pasal 2 Yang dimaksud dengan dokter perusahaan adalah
kerja yang setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
mengalami penyakit bertugas dan atau bertanggung jawab atas Hygiene
atau kecelakaan Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

11 Klinik Paramedis yang Adanya tenaga Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi Republik
. dimiliki perusahaan profesional untuk Indonesia No:Per/01/Men/1979 Tentang Kewajiban Latihan
sudah tersertifikasi melayani, dan Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi
Hiperkes mengobati tenaga Tenaga Para Medis Perusahaan.
kerja yang Pasal 1. Setiap Perusahaan yang memperkerjakan tenaga
mengalami penyakit paramedis diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga kerja
atau kecelakaan tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene
Perusahaan, Keselamatan dan Kesehatan.

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
12 PT. PPLi Karyawan PT PPLi Karyawan yang Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
yang memiliki lisensi membutuhkan P3K Indonesia Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
Petugas P3K dapat ditangani Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
sejumlah 8 orang. dengan cepat dan Pasal 2. Ayat 1. Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K
benar oleh petugas dan fasilitas P3K di tempat kerja.
P3K berlisensi.

13 Ruang P3K Perusahaan memiliki Pemberian Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Ruang P3K Pertolongan Indonesia Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
kelengkapan sesuai pertama Pada Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
peraturan dan dalam Kecelakaan dapat Pasal 9. Ayat 2. Huruf e.
kondisi bersih dan dilakukan dengan Ruang P3K sekurang-kurangnya dilengkapi dengan:
baik. cepat dan tepat wastafel
menggunakan Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K
peralatan yang di tempat kerja.
lengkap.

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
14 Drum Storage PT. PPLi Pemberian Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
6 menyediakan Kotak Pertolongan Indonesia Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
P3K pada berbagai pertama Pada Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
tempat di lokasi Kecelakaan dapat Pasal 10. Huruf c.
perusahaan. dilakukan dengan Penempatan kotak P3K :
cepat dan tepat 1. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda
menggunakan Kota arah yang jelas, cukup
P3K yang sudah cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
tersedia. 2. Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini;
3. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500
meter atau lebih masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh;
4. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung
bertingkat, maka masingmasing unit kerja harus menyediakan
kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh
15 Kantin Perusahaan memiliki Karyawan UU No 13 Tahun 2003 Pasal 100 ayat 1 Untuk meningkatkan
Kantin yang bersih mendapatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya,
dan baik. fasilitas pelayanan pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan. Dalam
kesehatan kerja dari Penjelasan UU No 13 Tahun 2003 Pasal 100 Ayat (1) Yang
perusahaan berupa dimaksud dengan fasilitas kesejahteraan antara lain pelayanan
penyelenggaraan keluarga berencana, tempat penitipan anak, perumahan
makanan di tempat pekerja/buruh, fasilitas beribadah, fasilitas olahraga, fasilitas
kerja kantin, fasilitas kesehatan, dan fasilitas rekreasi.
dan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi NO.
SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin Dan Ruangan
Makan menyebutkan bahwa “Semua perusahaan yang
memperkerjakan buruh lebih dari 200 orang supaya
menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan”.

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
16 PT PPLi Penggunaan mesin/ Adanya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
alat bantu untuk pengendalian 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
meringankan ergonomi maka Lingkungan Kerja.
pekerjaan tercipta lingkungan Pasal 23 ayat 4
merupakan salah kerja yang aman
satu bentuk dan nyaman
pengendaalian
ergonomi

17 Toilet - Tersedia toilet yang Untuk penyandang Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 tentang
terpisah untuk laki- disabilitas tidak Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
laki dan perempuan perlu khawatir ketika Pasal 34. Ayat 3. Penempatan toilet harus terpisah antara laki-
serta tersedia hendak ke toilet, laki, perempuan, dan penyadang cacat, serta diberikan tanda
fasilitas toilet untuk karena fasilitas yang jelas.
penyandang sudah tercukupi dan
disabilitas terawat dengan
baik.
18 Laboratorium - PT PPLi sudah Memudahkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 187/Men/1999
dan technical melakukan identifikasi bahaya, Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat
pengendalian bahan penangan dan Kerja.
kimia berbahaya tindakan saat ada Pasal 3
dengan penyedian kebocoran atau
Lembar Data tumpahan.
Keselamatan Bahan
(LDKB) dan label
19 PT. PPLi - PT PPLi tergolong Mengetahui Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 187/Men/1999
sebagai Perusahaan tindakan Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat
dengan potensi risiko pengendalian Kerja.
tinggi, sudah potensi bahaya. Pasal 16 ayat 1
membuat Dokumen Pasal 20 ayat 1
Pengendalian
Potensi Bahaya
Besar , dan sudah
dilaporkan kepada
Disnaker setempat.

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
20 PT PPLi Sudah terdapat Untuk memastikan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018
pengukuran air karyawan tidak Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
personal monitoring terpapar oleh bahan Pasal 20. Ayat 1. Pengukuran dan Pengedalian Faktor Kimia
di beberapa kimia berbahaya harus dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki potensi
titik/lokasi kerja PT dan menentukan bahaya bahan kimia.
PPLi yang dilakukan APD yang tepat
oleh PJK3 bagi karyawan.
Pengukuran
Lingkungan Kerja

21 PT PPLi Sudah dilakukan Untuk memastikan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018
pengukuran faktor karyawan tidak Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
fisika di PT PPLi terpapar oleh faktor Pasal 8. Ayat 1. Pengukuran dan Pengedalian Faktor Fisika
seperti pengukuran fisika seperti meliputi : kebisingan dan pencahayaan.
kebisingan dan penurunan
pencahayaan yang pendengaran jika
dilakukan oleh PJK3 terus menerus
Pengukuran terpapar oleh
Lingkungan Kerja kebisingan dan
penurunan fungsi
penglihatan jika
bekerja dengan
penerangan yang
kurang.

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
22 PT PPLi - Sudah terdapat Pekerja terlindungi Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018
pengendalian risiko dari paparan Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
fisika (kebisingan) kebisingan yang Pasal 11. Ayat 4. Huruf e. Penggunaan Alat Pelindung Diri
dengan cara melebihi ambang yang sesuai.
penyediaan APD batas selama
berupa ear plug bagi bekerja di tempat
karyawan yang kerja.
terpapar dengan
kebisingan
23 PT PPLi Sudah tersedia Monitoring Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018
jadwal pengukuran lingkungan kerja Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
lingkungan kerja secara berkala Pasal 62. Ayat 1. Pemeriksaan dan/ atau Pengujian berkala
secara berkala yang dilakukan untuk dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 tahun sekali atau
tertuang dalam HSE mencegah sesuai dengan penilaian risiko atau ketentuan peraturan
Program Plan timbulnya penyakit perundang-undangan.
akibat kerja.

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
24 PT PPLi Perusahaan Adanya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
menyediakan APD pengurangan Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat
bagi pekerja sesuai potensi bahaya Pelindung Diri
dengan Standar yang kecelakaan kerja Pasal 2 ayat 1,2,3
berlaku. karena penyediakan
APD sesuai dengan
standar yang
berlaku.

25 PT PPLi Adanya manajemen Manajemen APD Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
APD yang baik oleh yang baik, Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat
perusahaan mengurangi risiko Pelindung Diri.
terjadinya Pasal 7 ayat 1 dan 2
kecelakaan kerja

2
No Lokasi Foto Temuan Dampak/ manfaat Peraturan Perundang-undangan
26 PT PPLi Perusahaan telah Pekerjaan di ruang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
memiliki SOP terbatas dilakukan tentang Keselamatan Kerja. Pasal 2. Ayat 2. Huruf l.
Pekerjaan di Ruang dengan Penerapan ketentuan keselamatan kerja di tempat kerja
Terbatas. menerapkan aspek dimana dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang.
Keselamatan Kerja
yang diatur dalam
SOP sehingga
pekerja yang
bekerja di ruang
terbatas dalam
kondisi aman dan
selamat selama
kegiatan kerja.
27 PT PPLi PT PPLi memiliki Sebelum memasuki Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
beberapa alat deteksi ruang terbatas Ketenagakerjaan No. KEP.113/DJPPK/IX/2006 tentang
gas dan memiliki dilakukan Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan
jadwal kalibrasi pengukuran kadar Kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined Spaces)
gas terlebih dahulu.

2
3.2 Analisa Temuan Negatif
No Lokasi Foto Potensi Bahaya P E C Risiko Rekomendasi Peraturan
1. Ruang Adanya Lisensi yang expired dan 3 3 7 63 Segera SE Menaker No: 05 /011 tentang
Dokumen dapat menimbulkan potensi bahaya memperpanjang Lisensi dan SIO Pesawat Uap Poin 4
lisensi yang
expired agar
sesuai peraturan
perundangan.

2. Klinik Untuk perusahaan dengan 6 3 1 18 Menyediakan Keputusan Direktur Jenderal


potensi bahaya tinggi dan tenaga dokter Pembinaan Pengawasan
kerja di atas 500 orang, klinik perusahaan Ketenagakerjaan Nomor
harus ada dokter jaga.kondisinya untuk jaga klinik KEP.22/DJPPK/V/2008 tentang
dokter jaga hanya 2x seminggu sesuai yang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
dan dokter perusahaan (dokter diatur Pelayanan Kesehatan Kerja.
pemeriksa kesehatan tenaga perundangan Lampiran 1.
kerja) datang 1x sebulan. Hal ini yaitu selama jam IV. A. 1. b.
berpotensi menadi temuan di kerja untuk Penyelenggaraan pelayanan
audit SMK3. perusahaan kesehatan kerja dilaksanakan
dengan risiko sendir oleh perusahaan dengan
tinggi. jumlah tenaga kerja 500-1000
orang tetapi memiliki tingkat risiko
tinggi.
Tabel 2.
Memberikan pelayanan kuratif dan
rehabilitative selama hari kerja dan
selama ada shift kerja dengan 500
orang tenaga kerja atau lebih.
Pelayanan oleh dokter perusahaan
setiap hari kerja
Pelayanan oleh
paramedic/perawatdapat dilakukan
untuk shift kerja ke 2 dan
seterusnya.

2
No Lokasi Foto Potensi Bahaya P E C Risiko Rekomendasi Peraturan
3 Klinik STR dokter Hamidah (dokter 6 2 1 12 Diuruskan STR Keputusan Direktur Jenderal
perusahaan di klinik PT PPLi) secepatnya. Pembinaan Pengawasan
dengan Nomor: Ketenagakerjaan Nomor
33.2.1.100.1.15.148859 expired KEP.22/DJPPK/V/2008 tentang
pada tanggal 22 Juni 2020. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Potensi menjadi temuan audit Pelayanan Kesehatan Kerja.
SMK3 karena dokter perusahaan Lampiran 1.
belum memperpanjang STR yang III. B. 3. A.
merupakan kewajiban bagi Syarat dokter perusahaan:
tenaga medis di Indonesia untuk Memiliki Surat Tanda Registrasi
dapat melakukan praktik. (STR) dokter.
4 Tim PT. PPLi adalah perusahaan 6 10 3 180 Menambah 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Tanggap dengan potensi bahaya tinggi orang Petugas dan Transmigrasi Republik
Darurat yang memiliki 500 karyawan P3K di ERT Shift Indonesia Nomor:
dengan waktu kerja 2 Shift. 300 2. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang
karyawan masuk Shift 1 dan 200 Pertolongan Pertama Pada
karyawan masuk Shift 2. Kecelakaan di Tempat Kerja
Pada Struktur ERT Shift 1 Pasal 5. Ayat 1.
didapati ada 3 orang dengan Petugas P3K di tempat kerja
lisensi Petugas P3K an. Pak sebagaimana dimaksud dalam
Irwan, Pak Saefudin dan Pak Pasal 3 ayat (1), ditentukan
Alvian,. berdasarkan julah pekerja/buruh
Pada Struktur ERT Shift 2 dan potensi bahaya di tempat kerja,
didapati ada 1 orang dengan dengan rasio sebagaimana

lisensi Petugas P3K an. Pak tercantum dalam Lampiran I


Sutia. Peraturan Menteri ini.
Pada Shift 2 kurang 1 orang
Petugas P3K berlisensi. Hal ini
berpotensi kurangnya personil
P3K pada saat dibutuhkan
penanganan korban sehingga
kondisi yang ringan bisa menjadi
memburuk akibat salah
penanganan.

3
No Lokasi Foto Potensi Bahaya P E C Risiko Rekomendasi Peraturan
5 Drum Kotak P3K memiliki dasar putih 3 1 3 9 Ganti warna Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Storage 2 dengan lambang warna merah, lambing P3K dan Transmigrasi Republik
ada juga dasarnya warna merah warna merah Indonesia Nomor:
dengan lambing warna putih. menjadi warna PER.15/MEN/VIII/2008 tentang
Warna dasar seharusnya putih hijau. Pertolongan Pertama Pada
dengna warna lambang Kecelakaan di Tempat Kerja
seharusnya hijau. Pasal 10. Huruf a.
Selain berpotensi temuan pada terbuat dari bahan yang kuat dan
saat Audit SMK3 karena mudah dibawa, berwarna dasar
ketidaksesuaian dengan regulasi putih dengan lambang P3K
yang berlaku, hal ini juga bisa berwarna hijau.
menjadi masalah pada saat ada
emergency kebakaran dan
pekerja dari jauh melihat lambang
warna merah mengira Kotak P3K
ini sebagai alat pemadam
kebakaran (yang menurut aturan
diberi penanda warna merah).
Sehingga penanganan
pemadaman terhambat/ lebih
lama karena salah mengambil
alat.

3
No Lokasi Foto Potensi Bahaya P E C Risiko Rekomendasi Peraturan

6 Kantin Gizi dan higenisme makanan dan 6 3 3 54 Untuk segera Surat Edaran Direktur Jenderal Bina
minuman belum bisa dipastikan diurus mengenai Hubungan Ketenagakerjaan Dan
dengan baik. rekomendasi dari Pengawasan Norma Kerja No:
Depnaker untuk Se.86/Bw/1989 Tentang Perusahaan
perusahaan Catering Yang Mengelola Makanan
catering yang ada Bagi Tenaga Kerja menyebutkan
di PT. PPLi bahwa “Setiap perusahaan catering
yang mengelola makanan pada
perusahaan
harus terlebih dahulu mendapatkan
rekomendasi dari Depnaker
(Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat)”.

7 PT PPLi Lisensi orang Petugas K3 Utama 10 10 15 1500 Diuruskan Undang-Uandang Republik Indonesia
Ruang Terbatas sudah expired sejak perpanjangan Nomor 1 Tahun 1970 tentang
tanggal 18 Januari 2019. lisensi Petugas K3 Keselamatan Kerja. Pasal
Petugas K3 Utama Ruang Terbatas Utama Ruang 2. Ayat 2. Huruf l.
adalah petugas yang akan masuk ke Terbatas yang Penerapan ketentuan keselamatan
dalam ruang terbatas dan menerima sudah expired. kerja di tempat kerja dimana
paparan bahaya paling tinggi dan dilakukan pekerjaan dalam tangki,
perlu dipastikan kompetensinya sumur atau lubang.
melalui lisensi yang masih berlaku. Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.

3
3
No Lokasi Foto Potensi Bahaya P E C Risiko Rekomendasi Peraturan
KEP.113/DJPPK/IX/2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis
Petugas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Ruang Terbatas (Confined
Spaces).

8 PT PPLi Tidak tersedia informasi/sticker hasil 10 6 7 420 Menempelkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
pengukuran kebisingan yang sticker hasil Nomor 5 Tahun 2018 tentang
melebihi NAB tertempel di area pengukuran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kerja. kebisingan yang Lingkungan Kerja.
Tujuan dari menempelkan hasil melebihi NAB. Pasal 67. Area kerja yang telah
pengukuran adalah untuk dilakukan pemeriksaan dan/atau
memperingatkan pekerja/tamu yang pengujian dan tidak memenuhi
akan masuk ke dalam area tersebut persyaratan K3 diberikan sticker
untuk mengikuti upaya yang dibubuhi stempel.
pengendalian yang telah
ditetapkan.
9 Petugas Lisensi Petugas K3 Kimia sudah 10 2 7 140 Diuruskan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
K3 Kimia expired sejak tanggal 28 Februari perpanjangan R.I No. 187/Men/1999 Tentang
2017. lisensi Petugas Pengendalian Bahan Kimia
K3 Kimia yang Berbahaya Di Tempat Kerja. Pasal
sudah expired. 16. Ayat 1a. Perusahaan yang
dikategorikan mempunyai potensi
bahaya besar wajib
memperkerjakan petugas K3 Kimia
dengan sistem kerja shift sekurang-
kurangnya 5 orang.

3
No Lokasi Foto Potensi Bahaya P E C Risiko Rekomendasi Peraturan
10 Ahli K3 Lisensi Ahli K3 Kimia sudah 10 2 7 140 Diuruskan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Kimia expired sejak tanggal 14 Maret perpanjangan R.I No. 187/Men/1999 Tentang
2019. lisensi Ahli K3 Pengendalian Bahan Kimia
Kimia yang Berbahaya Di Tempat Kerja.
sudah expired. Pasal 16. Ayat 1b. Perusahaan
yang dikategorikan mempunyai
potensi bahaya besar wajib
memperkerjakan Ahli K3 Kimia
sekurang-kurangnya 1 orang.

3
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)

PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) / P


KATEGORI PENJELASAN NILA
I
Sangat mungkin Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang 10
terjadi / hampir terjadinya 1 kali dalam 10 kali kesempatan
pasti
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk 6
terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali
kesempatan)
Tidak biasa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan 3
namun bisa terjadi namun kemungkinannya tetap ada (peluang
terjadi terjadinya 1 kali dalam 1000 kali kesempatan)
Kecil Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu 1
kemungkinannya kebetulan (peluang terjadinya 1 kali dalam 10.000 kali
kesempatan)
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah 0.5
kemungkinannya bertahun-tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam
100.000 kali kesempatan)
Tidak mungkin Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak 0.2
terjadi muungkin terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam
1.000.000 kali kesempatan)
PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) / E
KATEGORI PENJELASAN NILA
I
Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin 10
dilakukan
Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6

Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3

Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2

Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1

Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5

AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera,
sakit, dll) / C
KATEGORI PENJELASAN NILA
I
Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100

Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40

Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15

Serius Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat 7


anggota tubuh)

3
Perawatan Medis Menimbulkan cidera yang memerlukan 3
perawatan medis
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya 1
memerlukan pengobatan P3K
Penilaian Resiko
• Diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan
managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat
dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah

3
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4 KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap video penerapan Norma K3 di PT
PPLi dan juga terhadap dokumen yang disediakan oleh pihak perusahaan dapat
disimpulkan yaitu penerapan K3 di perusahaan PT. PPLi secara umum telah
terlaksana dan berjalan dengan baik. Namun perlu adanya peningkatan dan
perpanjangan lisensi dalam beberapa objek tertentu.

4.2 SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan penulis memberikan saran bagi perusahaan untuk
dapat meningkatkan penerapan Norma K3 lebih baik lagi sesuai peraturan
perundangan yang berlaku sebagai berikut.
1. Perusahaan perlu memperhatikan lebih lanjut dalam hal pemenuhan legalitas
di beberapa objek. Lisensi petugas K3 sangat penting karena hal itu yang
menunjukkan bahwa petugas K3 memang orang yang kompeten dan ditunjuk
pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
2. Koordinasi dengan pihak HRGA yang menguruskan lisensi dan perijinan K3
perlu ditingkatkan agar tidak ada gap dalam pemenuhan perundangan K3 di
perusahaan.

3
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pengawasan Norma keselamatan dan kesehatan kerja. 2018. Himpunan


Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan kerja. Jakarta:
Direktorat Pengawasan Norma keselamatan dan kesehatan kerja

Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum. 2020. Observasi
Praktek Kunjungan Lapangan (PKL) di PT.PRASADHA PAMUNAH LIMBAH
INDUSTRI ( PPLi )

Anda mungkin juga menyukai