Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PADA

PT. BINA SARANA BAJA

AHLI K3 UMUM

KELOMPOK I:
LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN B3

Ido Djefriyan Syarif Hidayatulloh


Andri Maulana Novianto
Mohammad Falih Muzakki
Shella Permatasari
PT. TRUST BIMO INDONESIA
24 Oktober 2019

PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapangandi PT. Bina Sarana Baja terkait dengan Inspeksi K3
Umum di Perusahaan tersebut. Laporan ini disusun sebagai persyaratan kelulusan
pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) umum.
Tim penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek
kerja lapangan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik berupa
pengarahan maupun masukan dalam proses penyusunan laporan ini. Oleh karena
itu tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pihak Departemen Tenaga Kerja RI.
2. Pihak Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur.
3. Pihak Synergy selaku PJK3 penyelenggara pelatihan Ahli K3 umum.
4. Management PT. Bina Sarana Baja
5. Para peserta pelatihan Ahli K3 Umum.
Tim penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, sehingga tim penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Tim penyusun berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Gresik, 24 Oktober 2019

Tim Penyusun
Kelompok I

DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup................................................................................. 1
1.5 Company Profil................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 4
BAB 3. FAKTA DAN MASALAH...................................................................17
2.1 Fakta.................................................................................................17
2.2 Masalah.............................................................................................17
BAB 3. ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH.................................19
3.1 Analisa..............................................................................................19
3.2 Penyelesaian Masalah.....................................................................19
BAB 4. PENUTUP.........................................................................................21
4.1 Kesimpulan
.............................................................................................
21
4.2 Saran
.............................................................................................
21
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang No. 01 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional.Potensi bahaya yang berasal
dari lingkungan kerja termasuk instalasi listrik dapat menimbulkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Untuk mengurangin resiko dan bahaya pada lingkungan kerja
diperlukan upaya penanggulangan lingkungan kerja yang sesuai dengan Peraturan
perundangan yang berlaku
Dewasa ini masih banyak pengusaha yang belum memahami sumber-sumber
bahaya ditempat kerja yang terkait dengan peraturan perundangan bidang
pengawasan kesehatan kerja. Sehingga masih banyak peraturan yang belum
dilaksanakan dan perlu pembinaan yang lebih intensif agar terhindar dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu sangatlah diperlukan Sistem Manajemen
Keselamatan dan kesehatan kerja di suatu perusahaan. PT. Bina Sarana Baja
adalah sebuah perusahaan padat karya yang bergerak di bidang produksi gula
yangmemiliki potensi bahaya terkait dengan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan
lingkungan kerja.

1. 2 Tujuan
a. Sebagai Persyaratan kelulusan pelatihan Ahli K3 (AK3) Umum.
b. Mengaplikasikan hasil pelatihan Ahli K3 (AK3) Umum.

1. 3 Ruang Lingkup
Penerapan K3 kesehatan, lingkungan dan Bahan bahan berbahaya pada PT.
Bina Sarana Baja. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan baja. Adapun
area yang dikunjungi sebagai bahan masukan dan temuan yaitu Produksi,
mekanik, dan kesehatan lingkungan kerja.

Dasar Hukum
a. Undang-undang R.I No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang R.I No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenaga Kerjaan.
c. Peraturan Menteri Perburuhan no 07 Tahun 1964, tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri No: Per-03/MEN/1982, tentang Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Koperasi No: Per-
01/MEN/1976, tentang Kewajiban Latihan HyperkesBagi Dokter
Perusahaan.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per-02/MEN/1980, tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelanggaraan
Keselamatan Kerja.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NO: Per-01/MEN/1981,
tentang Kewajiban melapor Penyakit Akibat Kerja.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per-01/MEN/1998, tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan
Manfaat Lebih baik dari paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No: 15/ MEN/VIII/2008,
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
j. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: 333 Tahun 1989, tentang Diagnosa
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No: Per-
08/MEN/VII/2010, tentang Alat Pelindung Diri.
l. Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. Kep.187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja.

1.4. Profil Company

PT. BANGUN SARANA BAJA yang dikenal BSB adalah perusahaan spesialis
konstruksi yang bergerak di bidang steel fabrication and erection untuk struktur
bangunan, jembatan, dan tower. Berdiri sejak 1985, hingga hari ini memiliki 3
workshop yang berlokasi di jawa dengan total produktivitas 36,000 Ton per tahun.
Head office dan workshop utama ada di Gresik, Jawa Timur, dengan luas area
sekitar 65,000 m2. Workshop lainnya ada di wilayah Balaraja, Jawa barat, dengan
total area sekitar 20,000 m2. PT. BSB memiliki 30 tahun pengalaman dan di support
oleh tim professional sehingga menjadikannya professional steel fabricator.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 K3 Kesehatan
Bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatanyang setinggi-
tingginya baik fisik, mental maupun social, dilakukan dengan usaha-usaha
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 Kesehatan kerja Meliputi:
 Pelayanan kesehatan kerja
 Pelaksanaan p3k di tempat kerja
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja
 Program pencegahan di tempat kerja (hiv/aids dan narkoba).

2.1.1 Pelayanan kesehatan kerja


Upaya untuk melindungi pekerja dari kemungkinan mengalami gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
sekaligus mengupayakan peningkatan kemampuan fisik pekerja.
a. Dasar Hukum :
 Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 dan Kepdirjen PPK No.
Kep. 22/DJPPK/V/2008
 Pasal 3:
 Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan PKK
 Pengurus wajib memberikan PKK sesuai dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan teknologi.

b. Pelayanan kesehatan kerja bertujuan untuk :


 Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri
dg pekerjaan
 Melindungi tenaga kerja dari setiap gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja
 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik tenaga kerja
 Memberikan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi
c. Tugas PokokPelayanan Kesehatan Kerja sesaui dengan Peraturan
Mentri Tenaga Kerja No. Per 03/Men/1982 pasal 2 adalah :
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Pembinaan dan Pengawasan atas penyesuaian pekerjaan
 Pembinaan dan Pengawasan terhadap lingkungan kerja
 Pembinaan dan Pengawasan perlengkapan Sanitair
 Pembinaan dan Pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga
kerja
 Pencegahan dan Pengobatan thd penyakit umum dan PAK
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
 Pendidikan Kesehatan dan Latihan P3K
 Memberikan nasehat ttg perencanaan tempat kerja, pemilihan
APD, penyelenggaraan gizi dan makanan
 Pembinaan dan Pengawasan thd tenaga kerja yang memiliki
kelainan tertentu
 Memberikan laporan berkala kepada Pengurus Perusahaan

2.1.2 Pelaksanaan p3k di tempat kerja


adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat
kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja,
yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
a. Dasar Hukum
 UU No. 1 Th 1970 Pasal 3 ayat (1) huruf e
 Permenakertrans No. Per. 15/MEN/VIII/2008
 Kep. Dirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII /2009
b. Persyaratan petugas p3k di tempat kerja
 Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Instansi Yg
Bertanggung Jawab di Bidang Ketenagakerjaan :
o bekerja pd perusahaan ybs
o sehat jasmani & rohani
o bersedia ditunjuk sbg petugas P3K
o memiliki pengetahuan & keterampilan dasar di bid. P3K di
tempat kerja
c. Rasio petugas p3k dengan jumlah pekerjaberdasar klasifikasi tempat
kerja
 Tempat Kerja Potensi Bahaya Rendah :
- Jumlah pekerja: - Jml Petugas P3K:
25-150 org 1 org
> 150 org 1 org setiap 150 org
 Tempat Kerja Potensi Bahaya Tinggi :
- Jumlah pekerja: - Jml Petugas P3K:
<= 100 org 1 org
> 100 org 1 org setiap 100 org
d. Penyediaan petugas p3k
 Tempat Kerja dimana jarak unit kerja masing2 500 meter atau
lebih
 Tempat Kerja disetiap lantai yg berbeda di gedung bertingkat
 Tempat Kerja dg jadual kerja shift
e. Fasilitas p3k
 Ruang P3K
Mempekerjakan pekerja/buruh 100 org atau lebih. Mempekerjakan
pekerja/buruh kurang dari 100 org dg potensi bahaya tinggi.
Lokasi dekat kamar mandi, jalan keluar, mudah dijangkau area
kerja, dekat tempat parker. Luas ruangan memadai, bersih,
ventilasi cukup, ada pintu dan jalan yang cukup lebar dan ada
papan nama.
 Kotak P3K dan isi
Dari bahan yg kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dg
lambang P3K berwarna hijau, Isi kotak P3K sesuai
Permenakertrans
Penempatan Kotak P3K:
o mudah dilihat dan dijangkau
o jumlah & jenis kotak P3K sesuai jumlah pekerja
o tempat kerja berjarak 500 meter atau lbh, masing- masing
unit kerja menyediakan kotak P3K sesuai jumlahpekerja
o tempat kerja di gedung bertingkat, masing-masing lantai
menyediakan kotak P3K sesuai jml pekerja

Kotak P3K
f. Alat evakuasi dan transportasi
g. Fasilitas tambahan

2.1.3 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja


a. Dasar Hukum :
 UU. No. 1 Tahun 1970
 Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980
 Permennakertrans No. Per. 01/Men/1981
b. Tujuan Pemeriksaan Kesehatan TK :
 Menilai kemampuan TK melaksanakan pekerjaan tertentu, ditinjau
dari segi kesehatan (TK sehat, tidak mempunyai penyakit
menular, cocok untuk pekerjaan)
 Mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin berkait dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja (mempertahankan derajat
kesehatan, mengetahui kondisi kesehatan setelah melakukan
pekerjaan)
 Menilai kapasitas kerja
 Identifikasiadanya penyakit akibat kerja

c. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja awal


 Anamnesa :
o Riwayat penyakit
o Riwayat pekerjaan
o Kecelakaan yang pernah diderita
o Umur
o Pendidikan
o Keadaan keluarga dan lain-lain.
 Anamnesakhusus Penyakit :
o alergi
o epilepsi
o kelaianan jantung
o tekanan darah (tinggi/rendah)
o TBC
o kencing manis
o asma, bronchitis, pneumonia
o gangguan jiwa
o penyakit kulit
o penyakit pendengaran
o panyakit pinggang
o penyakit kelainan pada kaki
o hernia
o hepatitis/penyakit hati
o ulkus peptikum
o anemia
o Tumor
o dan lain-lain.
 Pemeriksaan klinis :
o Mental (keadaan kesadaran, sikap dan tingkah laku, kontak
mental, perhatian, inisiatif, intelegensia dan proses berfikir)
o pemeriksaan fisik (fisik diagnostik dari seluruh bagian badan
dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, pengukuran
tekanan darah, nadi, pernafasan, tinggi badan, berat badan,
pemeriksaan ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan,
reflek, kesegaran jasmani).
o Pemeriksaan Laboratorium (darah, urine, faeces).
o Pemeriksaan khusus (dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang
akan dikerjakannya, misalnya; Rongent dada, alergi test,
spirometri test, E.C.G., buta warna dan lain-lain).
 Hasil Pemeriksaan Kesehatan TK Awal
o Sehat (tidak didapat kelainan) boleh bekerja tanpa sarat :
- boleh bekerja berat
- boleh bekerja ringan
- boleh bekerja diberbagai bagian.
o Menderita sakit/ada kelainan :
- boleh bekerja pada kondisi kerja tertentu
- ditolak untuk bekerja :
o Ditolak permanen (tetap) atau ditolak sementara menunggu
proses pengobatan.
d. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja berkala, khusus dan purna
bakti
 Anamnesa :
o Nama
o Umur
o Jenis kelamin
o Unit kerja
o Lama kerja
o Gambaran tentang: yang dikerjakan, faktor bahaya di
lingkungan kerja, keluhan yang diderita, kondisi kesehatan
yang dirasakan.
 Pemeriksaan klinis:
o Pemeriksaan mental (Gangguan mental dan penyakit jiwa).
o Pemeriksaan fisik (Pemeriksaan fisik diagnostik)
o Pemeriksaan laboratorium darah dan urin rutin
o Pemeriksaan khusus yang berkaitan dengan keluhan/gangguan
kesehatan (spirometri test, audiogram, pemeriksaan fungsi
organ khusus, pemeriksaan laboratorium khusus/biologicsl
monitoring).
 Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Khusus dan Purna Bakti
o Sehat
o Sakit:
- penyakit umum
- penyakit akibat kerja
- diduga penyakit akibat kerja
o Jika ditemukan PAK perlu diberikan saran-saran pengendalian.

e. Penyakit Akibat Kerja


Menurut Keppres RI no 22/1993Adalah Penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja
Faktor – faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK)
 Golongan fisik :Bising, Radiasi, Suhu ekstrem, Tekanan
udara, Vibrasi, Penerangan
 Golongan Kimiawi :Semua bahan kimia dalam bentuk debu,
uap , gas, larutan, kabut
 Golongan biologic : Bakteri, virus, jamur dll.
 Golongan Fisiologik/ergonomic :Desin tempat kerja, beban kerja
 Golongan Psikososial :Stress psikis, monotoni kerja, tuntutan
pekerjaan dll

f. Gizi Kerja
Penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada tenaga kerja
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada ditempat
kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktifitas. Penilaian
status gizi pekerja untuk menentukan kebutuhan gizi dan pemberian
intervensi gizi, ex: Antropometri
IMT = BB (kg) ; IMT = Indeks Masa Tubuh

TB (m) x TB (m)

2.1.4 Penyelenggara makanan di tempat kerja


a. Syarat Perusahaan Katering Penyelenggaraan
 Mendapatkan rekomendasi dari instansi di bidang
ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya
 MoU dengan pihak unit penyelenggaraan makanan di tempat
kerja
b. Syarat personil
 Pengelola mempunyai pengetahuan pengelolaan makanan bagi
tenaga kerja.
 Petugas penjamah makanan bebas penyakit menular
c. Syarat peralatan, dapur dan bahan
d. Tata cara penyelenggaraan (Pedoman pelaks. mengacu PMP No. 7 Th.
1964)
 Penyediaan ruang makan
 Penyelenggaraan kantin / katering perusahaan
 Penyelenggaraan makanan melalui Perusahaan catering
2.1.5 Program pencegahan di tempat kerja (hiv/aids dan narkoba).
a. Dasar Hukum :
 KEPMENNAKERTRANS No.KEP.68/MEN/IV/2004 tentang
Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS Di Tempat Kerja
 KEP. DIRJEN BINWASNAKER No. KEP.20/DJPPK/VI/2005
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pencegahan Dan
Penanggulangan HIV/AIDS Di Tempat Kerja
 PERATURAN DAERAH PROP. JATIM No. 5 Th. 2004 tentang
Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur
 KEP. GUBERNUR JAWA TIMUR No. 48 Th. 2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Perda Prop. Jatim No. 5 Th. 2004

b. Pencegahan di Tempat Kerja


 Pendidikan dan peningkatan kesadaran
 Program ini membantu individu dalam berperilaku menghadapi
situasi, dan dalam mengambil keputusan pribadi menghadapi
risiko sesuai pesan informasi umum yang didapat tentang
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
 Penilaian risiko dan pengelolaannya
 Pendidikan memberikan kepada pekerja alat atau petunjuk untuk
mengambil keputusan sendiri tentang perilaku mereka dan cara
mereka dalam menyikapi risiko, misalnya seorang individu
menjadi pelanggan pekerja seks komersial.
 Tindakan praktis untuk mendukung perubahan perilaku
 Pendidikan Sesama Rekan (Peer Education)Pekerja dengan
HIV/AIDS
 Pencegahan di komunitas
 Pelatihan

2.2 K3 Lingkungan dan B3


Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar tenaga kerja yang
bisa mempengaruhi derajat kesehatan dan keselamatantenaga kerja
2.2.1 Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja
a. Faktor Fisika
 Kebisingan
o Kebisingan kontinyu
o Kebisingan Intermiten (terputus-putus)
o Kebisingan Impulsif (impact)
Efek kebisingan terhadap pekerjaan dan lingkungan
o Gangguan komunikasi
o Gangguan konsentrasi
o Gangguan pada masyarakat
Pengendalian kebisingan
o Menurunkan intensitas kebisingan pada sumbernya dengan
menempatkan alat peredam pada sumber getaran
o Memberikan penghalang / barier pada jalan transmisi dengan
cara mengisolasi mesin atau tenaga kerja (control room)
o Menggunakan APD
o Mengatur waktu kerja
o NAB Kebisingan menurut Permenaker No. 13/Men/IX/2011
adalah 85 dB(A)
o Alat untuk mengukur tingkat kebisingan adalah “Sound level
meter”
 Iklim Kerja
Iklim Kerja adalah hasil perpaduan antara suhu ruang kerja,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi,
ISBB (Indeks Suhu Bola Basah) adalah parameter untuk menilai
tingkat iklim kerja
o ISBB = 0,7 tb + 0,2 tr + 0,1 tk (di luar ruang)
o ISBB = 0,7 tb + 0,3 tr
o NAB Iklim kerja ditetapkan berdasarkan Permenakertrans
No.13/Men/IX/2011
Pengaruh iklim kerja terhadap pekerja
o Heat Cramps
o Heat Stress/dehidrasi
o Heat Exhaustion
o Miliaria
o Heat Stroke
o Frossbite
 Pencahayaan
Penerangan di tempat kerja dikatakan baik bila:
o Tidak menyilaukan
o Tidak menimbulkan panas yang berlabihan
o Tidak menghasilkan gas
o Tidak menimbulkan bayangan
o Tidak berkedip-kedip
o Pencahayaanya merata
o Intensitasnya cukup
 Getaran Mekanis
Getaran mekanis adalah gerakan yang teratur dari suatu mesin
atau alat dengan arah bolak balik dari kedudukan atau titik
kesetimbangan.dibagi 2 macam, yaitu
o Getaran seluruh badan (Whole Body Vibration )
Biasanya terjadi pada alat-alat angkut dan alat-alat berat,
Getaran pada mesin produksi diteruskan oleh lantai ke seluruh
badan , Frekuansi getaran antara 1 – 20 Hz, dengan
percepatan getaran antara 0,2 – 0,3 g dimana 1 g = 9,81
m/det2, Dampak getaran ini terhadap tubuh adalah terutama
pada mata.
o Getaran terhadap lengan (Tool Hand Vibration)
Terdapat pada alat-alat mekanis yang yang pengoperasiannya
menggunakan tangan,Frekuensi pada getaran ini biasanya di
atas 20 Hz, dengan percepatan antara 0,4 – 1 g, Dampak
getaran pada lengan/tangan adalah :
- Kelainan pada peredaran darah dan syaraf
- Kerusakan pada sendi dan tulang
- Suhu badan turun/kedinginan

 Radiasi Tidak Mengion


o Radiasi Gelombang Mikro
Panjang gel.Mikro adalah 1 mm – 300cm, Termasuk gel. Mikro
adalah: gel. Radio, televisi, telepon dan radar, Dampak radiasi
gel. Mikro pada manusia:
- Gel.mikro dengan panjang gelombang < 1 cm akan diserap
oleh kulit dan membuat kulit terbakar
- Gel. mikro dengan panjang gelombang > 1 cm dapat
menembus jaringan dan merusak/mengganggu faal tubuh
o Radiasi Sinar Ultra Violet
Panjang gel. Sinar ultra violet 1 nm – 40 nm, Sumber: sianar
matahari; las listrik, spectrophotometer, AAS, Dampak pada
manusia adalah bercak-bercak merah pada kulit dan kerato
conjungtivitis pada mata
o Radiasi Sinar Infra Merah
Panjang gel. Sinar infra merah adalah 700 nm – 1 цm, Sumber:
benda-benda yang berpijar, Dampak terhadap kesehatan:
menyebabkan katarak pada mata
Pencegahan: gunakan kacamata yang terbuat dari cobalt blue;
lakukan pemeriksaan awal dan berkala

b. FaktorKimia
 Reaksi Kimia Berbahaya
 Reaksi Polimerisasi
 Reaksi Hidrolisasi
 BahanBeracun
o Melalui mulut : LD 50 (>25 atau < 200) mg/kg brt badan
o Melalui Kulit : LD 50 (> 25 atau < 400) mg/kg brt badan
 BahanSangat Beracun
o Melalui mulut : LD 50 ≤ 25 mg/kg brt badan
o Melalui Kulit : LD 50 ≤ 25 mg/kg brt badan
 Bahan Mudah Terbakar
o Bahan mudah terbakar (flammable)
- Mudah terbakar pada suhu kamar
- Mempunyai titik nyala di bawah suhu kamar
 Bahan dapat terbakar (combustible)
o Dapat terbakar bila dipanaskan
o Mempunyai titik nyala di atas suhu kamar
 Bahan Mudah Meledak
 Bahan Reaktif

c. Faktor Biologi
 Faktor-faktor biologi penyebab PAK adalah :
o Virus
o Bakteri
o Jamur
o Cacing
o Tumbuhan
 Jenis industri yang banyak terjadi PAK akibat faktor biologi
adalah :
o Industri pertanian
o Industri perikanan
o Industri peternakan
 Pencegahan dan Pengendalian
o Lakukan penyemprotan dengan pestisida pada tempat-tempat
yang diduga banyak terdapat mikroba dan cacing dan jamur
yang merugikan kesehatan
o Usahakan sanitasi lingkungan yang baik
o Lakukan imunisasi dan vaksinasi baik pada manusia maupun
hewan ternak
o Lakukan pemeriksaan kesehatan awal maupun berkala
o Gunakan APD dengan baik dan benar
d. Faktor Fisiologi

Fisiologi adalah ilmu tentang faal manusia pada saat melakukan


pekerjaan atau disbut juga sebagai faal kerja. Pada saat melakukan
pekerjaan terjadi koordinasi antara indera, otak, syaraf dan otot.
Ketrampilan seseorang sangat dipengaruhi oleh kecepatan koordinasi
dari, indera, otak, syaraf dan otot. Kelelahan pada otot dapat
menyebabkan terhambatnya koordinasi yang berakibat pada turunya
kemapuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Otot dan tulang
sebagai faktor penting dalam bekerja perlu dijaga fleksibilitas dan
posisinya agar tidak cepat lelah dan terhindar dari rasa pegal dan nyeri.

e. Faktor Psikologi
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental TK di tempat
kerja :
o Beban kerja
o Jenis pekerjaan
o Hubungan sosial
o Lingkungan kerja
 Pengendalian
o Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala
o Peningkatan ketrampialan
o Perbaikan lingkungan kerja
o Peningkatan motivasi kerja

2.2.2 HYGIENE
Hygiene adalah seni pengenalan, penilaian dan pengendalian faktor-faktor
bahaya lingkungan kerja sehingga TK dan masyarakat sekitar terhindar
dari efek sampingan kemajuan teknologi
a. Konsep Hygiene perusahaan
 Pengenalan lingkungan
 Penilaian lingkungan
 Pengendalian lingkungan

2.2.3 BAHAN KIMIA BERBAHAYA


Bahan Kimia Berbahaya (B3) adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal
atau campuran yang berdasar sifat kimia atau fisika dan atau teksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan
a. Katagori bahan kimia berbahaya adalah bahan yang mempunyai sifat :
 Memancarkan radiasi
 Mudah meledak
 Mudah menyala atau terbakar
 Oksidator
 Racun
 Karsinogenik
 Iritasi
 Sensitisasi
 Teratogenik
 Motagenik
 Korosif
b. Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya
 Daya racun
 Cara bahan kimia masuk kedalam tubuh
 Konsentrasi macam dan lama paparan bahan kimia
 Efek kombinasi bahan kimia
 Kerentanan calon korban paparan bahan kimia
c. Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan
 Menyebabkan iritasi
 Alergi
 Sulit bernafas
 Keracunan sistemik
 Kangker
 Kerusakan atau kelainan janin
 Pnemokoniosis
 Efek bius
d. Prinsip pengendalian bahan kimia berbahaya
 Identifikasi semua bahan kimia dan instalasi
 Evaluasi
 Pengendalian berdasarkan evaluasi

2.2.4 Alat Pelindung diri


Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang berfungsi mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya tempat kerja.
a. Jenis APD
 Alat pelindung Kepala
 Alat Pelindung telinga
 Alat pelindung muka dan mata
 Alat pelindung pernapasan
 Pakaian Kerja
 Sarung tangan
 Tali/sabuk pengaman
 Pelindung Kaki
b. Syarat-syarat APD
 Enak dipakai
 Tidak mengganggu kerja
 Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis
bahaya ditempat kerja.

2.2.5 Limbah B3
Bahan dalam jumlah relatif sedikit tetapi mmpunyai potensi mencemarkan
atau merusak lingkungan kehidupan dan sumber daya.
a. Pengelolaan Limbah Industri
 Proses pengelolaan limbah secara fisik
 Proses pengelolaan limbah secara kimiawi
 Proses pengelolaan limbah secara biologi
BAB III.
FAKTA DAN MASALAH

3.1 FAKTA
Pada PT. Bina Sarana Baja baik manajemen maupun tenaga kerja masih belum menerapkan pentingnya K3 pada ruang
lingkup Kesehatan kerja, Lingkungan Kerja dan B3.
3.2 MASALAH

no Lokasi Foto Temuan Resiko

 Tenaga Kerja tidak  Kepala terbentur atau


menggunakan Helm kejatuhan barang
Warehouse,  Tenaga Kerja dan tamu tidak  penyebab terjadinya PAK
1
loading menggunakan Masker  kerusakan jaringan
 Tenaga Kerja dan tamu tidak pendengaran
menggunakan ear plu
 Tidak adanya exhaust dan  Dapat menimbulkan
kurangnya blower pencemaran udara
sehingga mengakibatkan
2 Area painting PAK

 Anak tangga  Berpotensi jatuh bagi


rusak/pecah/jebol pekerja yang bersandar
3 Workshop ataupun tersandung
 Simulasi Tanggap Darurat  Kurangnya keasadaran
dilakukan terakhir kali pada para pekerja dan kurang
Simulasi Tangga
4 tahun 2016 tanggap apabila terjadi
Darurat (STD) kecelakaan kerja

 MCU terakhir dilakukan pada  tidak dapat menilai


Pemeriksaan tahun 2017 kemungkinan adanya
PAK
5 kesehatan
 kurangnya jaminan
tenaga kerja kesehatan bagi tenaga
kerja
 pekerja tidak menggunakan  terkena serpihan gram
face shield  tangan terkena mesin
 tidak menggunakan sarung gerinda
6 workshop tangan

 tumpukan baja berserakan  menghalangi pejalan kaki


 kurang diterapkannya  menghambat proses kerja
kebudayaan 5R
7 workshop
 Penerangan pada ruangan  Kelelahan mata dan
fabrikasi terlalu redup berkurangnya daya dan
efisiensi kerja
8 Area finishing  Kerusakan indra mata
 Terjadi kecelakaan kerja

 Tidak terdapat pintu sebagai  Mengganggu privasi tenaga


penutup toilet kerja
 Bau tidak sedap  Berpotensi timbulnya PAK
MCK di area
9  Jumlah kamar mandi kurang
painting
menurut undang-undang

 Waktu pengesian APAR tidak  Tidak dapat digunakan/rusak


sesuai/kadaluarsa  Sulit untuk mengetahui letak
 Kurangnya perawatan APAR APAR
Alat Pemadam Api  Tidak diberi tanda pemasangan
10
Ringan (APAR) APAR

 Selang gas dan kabel tidak  Rusak akibat kurangnya


dirapikan perawatan
 Kurangnya budaya 5R  Kebocoran hingga
11 Area fabrikasi kebakaran
BAB IV.
ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

No Lokasi Temuan Saran Dasar Undang-undang


 Tenaga Kerja tidak • Agar semua karyawan dan tamu • Undang Undang No. 1 Tahun 1970
menggunakan Helm diberikan fasilitas APD yang sesuai, Tentang Keselamatan Kerja, Pasal
 Tenaga Kerja dan tamu • Sosialisasi kepada tenaga kerja 3.1.f
tidak menggunakan mengenai pentingnya APD • Undang Undang No.1 tahun 1970
Masker • Menerapkan hukuman bagi pelanggar Tentang keselamatan kerja, pasal
Warehouse,
1  Tenaga Kerja dan tamu pemakaian APD 14.c,
loading
tidak menggunakan ear • Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
plug Transmigrasi RI No: Per-
08/MEN/VII/2010,tentang Alat
Pelindung Diri, pasal 2,4.1,6.1.

• Tidak adanya exhaust • Dapat menimbulkan


2 Area painting dan kurangnya blower pencemaran udara sehingga
mengakibatkan PAK

• Anak tangga • Berpotensi jatuh bagi pekerja • Permen : 01/Men/1980, pasal 25


3 Workshop rusak/pecah/jebol yang bersandar ataupun
tersandung
• Simulasi Tanggap Darurat • Supaya diprogram secara • PP RI No. 50 tahun 2012,
Simulasi dilakukan terakhir kali berkala supaya para pekerja kriteria 6.7, kesiapan untuk
4 Tangga pada tahun 2016 lebih tanggap apabila terjadi menangani keadaan darurat
Darurat (STD) keadaan darurat
• MCU terakhir dilakukan • Supaya diprogramkan kembali • Permenakertrans RI No.
pada tahun 2017 MCU secara berkala untuk Per.02/Men/1980, Pasal 2
Pemeriksaan
mempertahankan derajat
5 kesehatan
kesehatan pekerja dan dapat
tenaga kerja
menilai kemungkinan adanya
PAK
 pekerja tidak  adankan sosialisasi terkait
menggunakan face shield penggunaan APD dilingkungan
 tidak menggunakan
6 workshop kerja
sarung tangan
 lengkapi APD yang dibutuhkan

 tumpukan baja berserakan  agar diterapkan budaya 5R,  Permenaker No.


 kurang diterapkannya khususnya terkait penempatan 05/Men/tahun 2018, pasal 44
7 workshop kebudayaan 5R barang-barang kontruksi
ataupun sampah industri
 Penerangan pada  Memberikan penerangan yang  Peraturan Menteri Perburuhan No.
ruangan fabrikasi terlalu cukup sesuai syarat yaitu 200 7 Tahun 1964 tentang syarat
redup lux kesehatan, kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja,
8 area finishing
pasal 14 ayat (6)
 Undang Undang No. 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja, Pasal
3.1.i,
 Tidak terdapat pintu sebagai  Diberikan penutup atau pintu 
penutup toilet
MCK di area toilet
9  Bau tidak sedap
 Dilakukan cleaning setiap hari
painting  Jumlah kamar mandi kurang
menurut undang-undang
 Waktu pengesian APAR  Supaya dilakukan pemrograman  Permenakertrans RI No.
tidak sesuai/kadaluarsa
pemasangan tanda APAR Per.04/Men/1980, pasal 4
 Kurangnya perawatan APAR
 Permen : 04/Men/1980, pasal
dengan harapan apabila terjadi
Alat Pemadam II
keadaan darurat, pekerja dapat
10
Api Ringan melakukan penanganan
pertama
 Melakuakan inspeksi pada
APAR secara berkala
 Selang gas dan kabel tidak  Diberi tempat gulungan kabel 
dirapikan
dan selang gas
11 area fabrikasi  Kurangnya budaya 5R
 Dilakukan inspeksi kabel dan
hands tools secara berkala
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan pengolahan data penemuan dan analisa, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa PT. Bima Sarana Baja belum sepenuhnya menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara baik, di
setiap tahapan proses dan di semuaarea pabrik belum ada emergency
respond plan dan pengurus keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga
perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus, untuk memenuhi
kebijakan K3 yang telah ditetapkan.
2. Budaya K3 belum sepenuhnya dipahami oleh karyawan dan manajemen
sehingga dari pihak manajemen belum menjalankan pengecekaan
kesehatan secara berkala terhadap semua karyawan. Dan dari pihak
karywan belum menyadaari pentingnya penggunaan APD.
3. Berdasarkan hasil inspeksi, untuk B3 masih belum dikendalikan dengan
baik, terbukti dari penyimpanan B3 dan MSDS yang masih belum mudah
diketahui oleh karyaawan

5.2. Saran
a. PT. Bina Sarana Baja harus melakukan sosialisasi dan training untuk semua
karyawan secara berkala mengenai Budaya K3 di tempat kerja sesuai
dengan Undang undang no. 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja
b. Manajemen PT. Bina Sarana Baja harus berkomitmen untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan karyawan dengan cara menyediakan APD dan
melaksanakan pengecekan kesehatan untuk semua karyawan secara
berkala.

Anda mungkin juga menyukai