II. JUDUL INOVASI : KELAS SAKURA (………. III. Tanggal,Bulan, Tahun Pengembangan inovasi : - Waktu uji coba Inovasi Daerah : Juni 2021 - Waktu penerapan Inovasi Daerah : Oktober 2021 IV. Rancang Bangun Inovasi Daerah dan Perubahan yang Dilakukan: - Latar Belakang Permasalahan Sektor informal adalah sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil yang merupakan bagian dari angkatan kerja yang berada di luar pasar tenaga yang terorganisasi. Sehingga mereka bukan perusahaan berskala kecil karena sektor informal dianggap sebagai suatu manifestasi situasi pertumbuhan kesempatan kerja di negara yang sedang berkembang karena itu mereka yang memasuki kegiatan berskala kecil ini . Pekerja sektor informal merupakan pekerja yang paling rentan terpapar berbagai risiko yang menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, bahkan kematian. Hal ini, dikarenakan kurangnya pengetahuan pemilik usaha dan pekerja sektor informal akan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Menurut perkiraan terbaru yang dikeluarkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (2018), sebanyak 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun di dunia karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7%) dikarenakan kecelakaan kerja(ILO, 2018). Sementara data kecelakaankerja di Indonesia, mengalami peningkatan dari 123.041 kasus pada tahun 2017 menjadi 173.105 kasus pada tahun 2018 (BPJS Ketenagakerjaan,2018) Setiap tempat kerja memiliki potensi bahaya yang dapat menimbulkan penyakit dan kecelakaan pada pekerja. Selain berkaitan dengan bahaya di tempat kerja, permasalahan pada pekerja mencakup masalah kesehatan umum, seperti penyakit menular langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit tidak menular, masalah gizi, gangguan kesehatan reproduksi, kurangnya aktivitas/latihan fisik, gangguan kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan yang kurang memadai, dan rendahnya PHBS. Pekerja pada usaha sektor informal belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan belum sesuai dengan permasalah kesehatan yang dihadapinya mengingat selama ini pelayanan yang diberikan bersifat umum, belum dikaitkan dengan faktor risiko yang ada di tempat kerjanya dan waktu pelayanan di Puskesmas bersamaan dengan waktu kerja sehingga sulit mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlunya mendekatkan dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada usaha sektor informal dengan adanya Pos UKK Berdasarkan Lima pos UKK Pekerja Informal di kecamatan Panarukan yaitu Pos UKK kerajinan kerang dan Pos UKK pekerja pasar di desa Kilensari, Pos UKK industri keripik tempe di desa Sumberkolak dan Pos UKK industri kerupuk ikan dan rengginang di desa Gelung. Tempat industri yang belum memenuhi syarat seperti sanitasi lingkungan (sanitasi udara, penerangan dan pengolahan limbah), ergonomik kerja dan pemakaian Alat Pelindung Diri. Adanya Penyakit Akibat Kerja (PAK) oleh karena peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara kerja, tempat kerja masih kurang memenuhi syarat kesehatan serta limbah produksi yang masih kurang memenuhi syarat sanitasi lingkungannya. Tren Penyakit Akibat Kerja yaitu 25 % dari tahun 2019 ke tahun 2022 dari total 8018 pekerja dan Kecelekaan Kerja 4 % dari tahun 2019 ke tahun 2022 di kecamatan panarukan dari total 8018 pekerja , sehingga diperlukan Pos UKK Terintegrasi adalah Pos UKK yang dalam pelaksanaan kegiatan dan substansinya dipadukan dengan program atau kegiatan kesehatan lainnya yang terdapat pada kelompok pekerja dan bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko pada penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, pengendalian penyakit bersumber binatang, serta program gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan, dan PHBS yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kebijakan Dasar tentang Fungsi Puskesmas yaitu Suatu Organisasi Kesehatan Fungsional yang merupakan Pusat Pengembangan Kesehatan Masyarakat yang juga Membina Peran Serta Masyarakat dan Memberikan Pelayanan secara Menyeluruh dan Terpadu kepada Masyarakat dan Wilayah Kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Kepmenkes RI, No.128 – 2004). Dengan Pemberdayaan UKBM akan dapat membantu Program UKK.
V. Kegiatan tersebut bertujuan :
1. Memberikan edukasi Pentingya K3 kepada pengusahan pengelolaan UMKM yang masih rendah 2. Meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga. 3. Menciptakan tempat kerja yang memenuhi standar Kesehatan dan Keselamatan bagi pekerja 4. Memfasilitasi pendampingan hukum terkait perijinan (PIRT : Pangan Industri Rumah Tangga).
VI. Manfaat yang Diperoleh
1. Prevalensi Angka Penyakit Akibat Kerja (PAK) menurun
2. Adanya perubahan prilaku yaitu penggunaan APD pada saat bekerja 3. Bertambahnya jumlah pekerja berawal dari 11 orang menjadi 64 orang sampai sekarang menjadi 120 pekerja. 4. Peningkatan hasil produksi baik kuantitas maupun kualitasnya sehingga dapat memenuhi konsumen sampai Manca Negara.
VII. Dampak menegah
Dampak Dampak jangka panjang a. Penurunan 97% terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja), PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja, b. Serta Peningkatan hasil olahan rengginang dan peningkatan permintaan pasar akan kebutuhan produk olahan rengginang sebagai makanan oleh-oleh, c. Peningkatan penyerapan tenaga kerja dari 11 pekerja menjadi 64 pekerja. d. Peningkatan pendistribusian produk PIRT oleh konsumen sampai Manca Negara (Malaysia,Arab Saudi,Singapura) VIII Kebaharuan /Keaslian
IX SUMBER DANA SAAT INI
Sumber dana di alokasikan menggunakan anggaran BOK 2022 dan BOK 2023. Rp 4 325 000 ,
VIII. DOKUMENTASI
PENYULUHAN KESEHATAN PADA KELOMPOK PEKERJA
PEMERIKSAAN KESEHATAN PENYULUHAN NEW NORMAL DAN PROTOKOL KESEHATAN PADA PIRT