Anda di halaman 1dari 38

PETUNJUK TEKNIS

PEMBINAAN DAN
PENILAIAN POS
UPAYA
KESEHATAN

DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA


DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2021
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
PENDAHULUAN 4
BAB I PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEMITRAAN 14
BAB II PEMBINAAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA (POS UKK) 22
BAB III PENILAIAN POS UKK 29
PENUTUPAN 35
LAMPIRAN 36

KATA PENGANTAR

1
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa


karena atas izin dan karunia-Nya petunjuk teknis pembinaan
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) dapat diselesaikan
dengan baik.

Juknis ini diharapkan menjadi acuan bagi petugas kesehatan


di provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas dalam
melaksanakan pembinaan Pos UKK sehingga dapat
meningkatkan kesehatan dan produktivitas pekerja informal.

Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang


telah memberikan waktu, tenaga dan pemikiran dalam
penyusunan juknis ini. Semoga juknis ini bermanfaat bagi
pekerja informal di Indonesia. Kritik dan saran kami terima
sebagai bahan penyempurnaan juknis ini di masa yang akan
datang.

Jakarta, Maret 2021


Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga
Kementerian Kesehatan RI

dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes

2
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jumlah angkatan kerja di Indonesia meningkat setiap
tahunnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020,
mencatat di Indonesia terdapat 137 juta angkatan kerja
yang tersebar di berbagai lapangan pekerjaan. 43,5% dari
angkatan kerja atau sekitar 59,5 juta jiwa bekerja di sektor
informal dan 56,5% atau sekitar 77,5 juta jiwa di sektor
formal. Besarnya jumlah pekerja pada sektor informal
memberikan dampak positif bagi kekuatan ekonomi
nasional dan diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi pekerja dan keluarganya.

Badan Pusat Statistik (BPS), dalam laporan Proyeksi


Penduduk Indonesia 2010-2035, menyebut bonus
demografi akan dimulai pada 2020 dan mencapai titik
rendahnya pada 2028 sampai 2030, ketika 100 penduduk
usia produktif akan menanggung sekitar 46-47 penduduk
usia non produktif.

Pekerja sektor informal dalam melakukan aktivitasnya


mempunyai potensi risiko yang cukup kompleks, seperti
masalah kesehatan yang timbul akibat proses kerja, alat
kerja, lingkungan kerja yang tidak sehat serta cara kerja
yang tidak aman yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit dan kecelakaan pada pekerja.

Dari penelitian tahun 2018 di daerah Sumatera Barat,


Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi

3
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Selatan didapat gambaran gangguan kesehatan yang


pernah dialami pekerja sektor informal antara lain sakit
kepala (22,35%), pegal-pegal (26,05%), nyeri pinggang
(12,6%), asam urat (2,6%), serta sakit perut (16,7%).
Masalah lainnya adalah masalah-masalah kesehatan
yang berkaitan dengan budaya dan gaya hidup yang tidak
sehat pada pekerja seperti merokok, minum minuman
beralkohol, begadang dan lain-lain. Data Riskesdas 2018
menunjukkan hipertensi pada petani 36,14%, nelayan
27,85%, buruh/sopir/pembantu rumah tangga 30,22%.
ISPA pada petani 4,4%, nelayan 4,2%,
buruh/sopir/pembantu rumah tangga 3,3%. TB paru pada
petani/buruh tani 0,5% dan nelayan 0,6%. Diabetes
mellitus pada petani 1,21%, nelayan 1,26%,
buruh/sopir/pembantu rumah tangga 1,12%. KEK pada
petani 18,5%, nelayan 9,2%, buruh/sopir/pembantu rumah
tangga 20,9%. Anemia pada petani 43% dan
buruh/sopir/pembantu rumah tangga 55,5%. Sebagian
pekerja sektor informal tersebut memiliki tingkat
pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sarana dan
prasarana yang kurang serta tidak memahami masalah
kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat
menurunkan produktivitas kerjanya.

Di samping itu, sebagian besar pekerja sektor informal


belum memperoleh pelayanan kesehatan yang
paripurna/optimal. Pelayanan kuratif diperoleh dengan
cara mencari pengobatan sendiri dan atau ke sarana
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Balai
Pengobatan/ Klinik, Dokter/bidan praktek swasta, Rumah

4
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Sakit di wilayah tersebut yang berjarak jauh dari tempat


kerjanya. Sedangkan pelayanan yang bersifat promotif
dan preventif melalui upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) seperti Pos Upaya Kesehatan Kerja
(Pos UKK) belum berjalan seperti yang diharapkan.

Pos UKK sendiri merupakan salah satu upaya kesehatan


yang dibentuk untuk mendekatkan akses pelayanan
kesehatan bagi pekerja informal di tempatnya bekerja.
Data Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga hingga
tahun 2020 menunjukkan jumlah Pos UKK sebanyak 8553
yang tersebar di 34 provinsi dan 434 kabupaten/kota.
Berdasarkan jenis Pos UKK yang terdapat di daerah, saat
ini Pos UKK dibagi menjadi 3 sektor besar, yaitu sektor
pertanian, sektor perikanan dan sektor UMKM.

Setiap jenis dan tempat kerja mempunyai risiko yang


dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk
pekerja di sektor informal. Pada umumnya pekerja di
sektor informal kurang memiliki kesadaran dan
pengetahuan akan bahaya di lingkungan kerja, metoda
kerja, lingkungan tempat kerja yang memenuhi standar
kesehatan dan keamanan bekerja sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan. Upaya untuk pencegahan agar
gangguan kesehatan yang dialami para pekerja sektor
informal ini tidak terjadi belum banyak dilakukan karena
keterbatasan ketampilan petugas, peralatan medik, dan
teknis lingkungan.

5
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Salah satu upaya untuk pencegahan gangguan kesehatan


pada pekerja informal dengan bersumber daya
masyarakat adalah Pos UKK. Untuk mendapatkan Pos
UKK yang efektif dalam melaksanakan kegiatannya, maka
perlu dilakukan pembinaan dan penilaian pada seluruh
Pos UKK yang dilakukan secara berjenjang dalam upaya
meningkatkan Kesehatan para pekerja informal.

B. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melaksanakan pembinaan dan
penilaian pos UKK di wilayahnya.

C. SASARAN
Sasaran juknis ini :
1. Penanggungjawab program kesehatan kerja di
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, dan Dinas
Kesehatan Provinsi,
2. Pemerintah daerah (mulai dari Propinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Pemerintah
Desa),
3. Lintas sektor terkait (dinas yang mengurusi bidang
ketenagakerjaan, perikanan, koperasi dan UMKM,
pariwisata dan ekonomi kreatif, perindustrian,
perdagangan, pertanian),
4. Akademisi,
5. Organisasi profesi,
6. Aparatur desa,
7. Lembaga Non Pemerintah,
8. Perusahaan Swasta (private sector),
9. Media Massa

6
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

D. DASAR HUKUM
 Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945;
 Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
 Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
 Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2013
Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani;
 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan;
 Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
 Peraturan Presiden no. 99 tahun 2017 tentang
Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan;
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun
2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang;
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas;
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 473 Tahun
2014 tentang Pelimpahan Wewenang dan Tanggung
jawab Kementerian Kesehatan di Tingkat
Kabupaten/Kota;
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 474 Tahun
2014 tentang Pelimpahan Wewenang dan Tanggung
jawab Kementerian Kesehatan di Tingkat Provinsi;
7
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

 Peraturan Menteri Kesehatan no. 100 tahun 2015


tentang Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Terintegrasi;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 84 tahun 2015
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 110 tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri no 96 tahun 2016
tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam
Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur di
Daerah;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 20 tahun 2018
tentang Pengelolaan Kuangan Desa;
 Peraturan Menteri Kesehatan no. 8 tahun 2019
tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan;
 Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi no. 6 tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi no. 11 tahun 2019 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020;
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan.

E. PENGERTIAN/DEFINISI OPERASIONAL
1. Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar
8
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa


membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan,
agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.

2. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) adalah wadah


untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat pada
pekerja sektor informal yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat pekerja melalui pemberian pelayanan
kesehatan dengan pendekatan utama promotif dan
preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif
sederhana/terbatas.

3. Pos UKK terintegrasi adalah Pos UKK yang dalam


pelaksanaan kegiatan dan substansinya dipadukan
dengan program atau kegiatan kesehatan lainnya
yang terdapat pada kelompok pekerja dan bentuk
peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini, pemantauan faktor risiko pada penyakit
akibat kerja dan kecelakaan kerja, pengendalian
penyakit menular dan tidak menular, pengendalian
penyakit bersumber binatang, serta program gizi,
kesehatan reproduksi, kesehatan olahraga, kesehatan
jiwa, kesehatan lingkungan, dan PHBS yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.

4. Kader Pos UKK adalah anggota Pos UKK yang


dipilih/bersedia dan dibekali untuk menggerakkan Pos
UKK untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan

9
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

diri sendiri dan kelompoknya agar dapat bekerja


dengan aman, sehat dan produktif.

5. Pembinaan Pos UKK adalah suatu kegiatan yang


dilakukan secara kontinyu dan efektif untuk
memperoleh Pos UKK yang lebih baik serta
mempertahankan dan menyempurnakan apa yang
telah ada sesuai dengan yang diharapkan.

6. Penilaian Pos UKK adalah proses pengumpulan dan


pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
Pos UKK.

7. Sektor informal adalah:


a. Unit-unit yang terlibat dalam produksi
barang atau jasa dengan tujuan utama
menciptakan lapangan pekerjaan dan
pendapatan. Unit ini biasanya beroperasi
dengan organisasi tingkat rendah atau
dalam skala kecil, dengan sedikit atau
tanpa pembedaan yang jelas antara
tenaga kerja dan modal usaha sebagai
faktor produksi. Status tenaga kerja
sebagian besar berupa pekerja tidak tetap
atau pekerja keluarga dan hubungan
majikan-pekerja lebih kepada hubungan
pribadi dan hubungan sosial daripada
hubungan ketenagakerjaan dengan
perjanjian dan/atau jaminan resmi.
b. Unit produksi sektor informal memiliki
karakteristik sebagai usaha rumah tangga
tidak berbadan hukum (household
unincorporated enterprise). Aset tetap dan
aset lainnya yang digunakan untuk usaha
10
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

bukan milik unit produksi tetapi kepunyaan


pemiliknya. Unit seperti ini tidak dapat
melakukan transaksi atau terlibat kontrak
dengan unit lain, atau mendapatkan
pinjaman atas nama mereka sendiri.
Pemilik harus mencari sumber dana
dengan risikonya sendiri dan bertanggung
jawab secara pribadi, tanpa batas, untuk
hutang atau kewajiban yang timbul dalam
proses produksi. Pengeluaran produksi
sering kali tidak dapat dibedakan dari
pengeluaran rumah tangga. Begitu pula
dengan barang-barang modal seperti
bangunan atau kendaraan tidak dapat
dibedakan antara kepemilikan rumah
tangga dan kepemilikan usaha.
c. Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit
produksi sektor informal tersebut tidak
bermaksud secara sengaja menghindar
dari kewajiban pajak atau pembayaran
jaminan sosial tenaga kerja, atau tidak
secara sengaja melanggar peraturan atau
ketentuan administratif ketenagakerjaan
lainnya. Dengan demikian, konsep
kegiatan sektor informal harus dibedakan
dari konsep kegiatan ekonomi yang
tersembunyi atau ilegal
(hidden/underground economy).
Sektor informal dapat berupa aktivitas
ekonomi yang teramati dan yang tidak
teramati, berbeda dari aktivitas ilegal dan/atau
tersembunyi/dirahasiakan. Sektor informal
juga bukan bagian dari produksi rumah tangga
untuk konsumsi akhir (contohnya petani
subsisten, imputasi jasa sewa rumah milik
11
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

sendiri, atau rumahtangga yang


mempekerjakan pekerja domestik rumah
tangga seperti pembantu rumah tangga,
tukang kebun, sopir, baby sitter, dll)
8. Pekerja informal adalah pekerja yang memiliki
hubungan kerja tidak tunduk pada undang-undang
tenaga kerja, tidak dikenakan pajak pendapatan,
minimnya perlindungan sosial atau hak tertentu untuk
jaminan kerja seperti pemberitahuan pemecatan
sebelumnya, sistem pembayaran gaji tanpa
rincian/nota, atau tiadanya hak cuti dan ijin sakit.
(ICLS ke-17).
9. Pekerjaan informal adalah usaha yang diklasifikasikan
menjadi dua: (1) usaha informal yang berusaha
sendiri, pekerja keluarga tidak dibayar dan (2) usaha
informal yang mempekerjakan/upahan tanpa kontrak
resmi, tanpa jaminan ketenagakerjaan atau
perlindungan sosial. (Chen, 2006 seperti dikutip dalam
Maligalig, dkk, 2008).

BAB I
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEMITRAAN

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Pekerja Informal


Untuk dapat memandirikan masyarakat pekerja informal di
bidang kesehatan kerja perlu diupayakan berbagai
kegiatan, salah satunya adalah pemberdayaan
masyarakat. Melalui proses pemberdayaan, segala
potensi akan dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga
masyarakat mampu mengenali dan memahami masalah
kesehatan kerja serta dapat melakukan penanggulangan
masalah tersebut, sehingga derajat kesehatan meningkat.
12
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Kegiatan pemberdayaan masyarakat didampingi oleh


tenaga pendamping yang berasal dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, swasta, perguruan tinggi, dan/atau
anggota masyarakat yang telah melakukan pelatihan.

Agar pemberdayaan dapat berjalan dan dikembangkan


dengan baik, maka pemberdayaan tersebut harus
diterapkan dengan strategi sebagai berikut:
1. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam mengenali dan mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi;
2. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui
penggerakan masyarakat;
3. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
4. Penguatan dan peningkatan advokasi kepada
pemangku kepentingan;
5. Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor,
lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, dan swasta;
6. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya
berbasis kearifan lokal; dan
7. Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau
kelembagaan pemberdayaan masyarakat yang sudah
ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
masyarakat.

13
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat


dibidang kesehatan kerja adalah dengan dibentuknya Pos
Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).

B. Konsep Dasar Pos Upaya Kesehatan Kerja

Sumber: Buku Saku Penyelenggaraan Pos UKK

1. Syarat pembentukan Pos UKK dan kader Pos UKK


Pos UKK yang diselenggarakan dengan syarat antara
lain:
a. Berdasarkan kebutuhan pekerja;
b. Jenis pekerjaan sama;
c. Memiliki jumlah pekerja 10 (sepuluh) – 50 (lima
puluh) orang;
d. Memiliki kader paling sedikit 10% (sepuluh
persen) dari jumlah pekerja;
e. Kader berasal dari kelompok pekerja;

14
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

f. Memberikan pelayanan kesehatan yang


terintegrasi dengan program kesehatan lainnya;
g. Pos UKK dapat dibentuk dari UKBM lainnya
yang memiliki anggota pekerja informal dengan
jenis pekerjaan yang sama atau bergabung
dengan kelompok pekerja yang sudah ada,
misalnya: kelompok tani, kelompok nelayan atau
kelompok usaha mikro.

Kader Pos UKK memiliki persyaratan sebagai berikut:


a. Dipilih dari dan oleh kelompok pekerja setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Tinggal di lingkungan tempat kerja tersebut
d. Mau dan mampu bekerja untuk masyarakat
pekerja di lingkungannya secara sukarela
e. Mempunyai waktu untuk bekerja bagi
masyarakat pekerja
f. Sudah dibekali dan paham prinsip-prinsip
kesehatan kerja
g. Setiap pekerja yang ingin menjadi kader Pos
UKK diharuskan untuk mengikuti pembekalan
kader Pos UKK

2. Tahapan Pembentukan dan Penyelenggaraan Pos


UKK
Pembentukan Pos UKK

Bagan 2
Tahapan Pembentukan Pos UKK

15
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Penyelenggaraan kegiatan Pos UKK


Penyelenggaraan kegiatan Pos UKK dibagi menjadi
2, yaitu :

a. Kegiatan Rutin

Bagan 3
Langkah Kegiatan Rutin Pos UKK

16
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Sumber: Buku Saku Penyelenggaraan Pos UKK

Tabel 1
Tabel Kegiatan Rutin Pada Langkah Pos UKK

LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA


1 Pendaftaran pada masa Kader
pandemi Covid-19, tetap
menerapkan protokol
kesehatan yaitu memakai
masker, menjaga jarak,
mencuci tangan, dan wajib
dilakukan pengukuran suhu,
jika suhu > 37,3⁰C maka
perlu dipisahkan dari anggota
pos UKK lainnya untuk
pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan (langsung langkah
4)
2  Jenis Kelamin Kader
 Timbang berat badan
 Pengukuran tinggi badan
dan lingkar perut
 Untuk anggota Pos UKK
yang sedang hamil ada
catatan khusus terkait
berat badan dan lingkar
perut
17
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

3 Wajib : Kader
 Pemeriksaan tekanan bersama
darah petugas
 Untuk anggota Pos UKK puskesmas
yang sedang hamil maka
perlu dibuat catatan
khusus untuk pemantauan
tekanan darah
Tambahan, sesuai keadaan
anggota dan kemampuan
Pos UKK berdasarkan
pemetaan wilayah kerja
Puskesmas:
 Pemeriksaan gula darah,
asam urat, kolesterol
 Pemberian tablet tambah
darah
 Pemeriksaan tajam
pendengaran, tajam
penglihatan
 Pemeriksaan TB pada
pekerja
4  Pelayanan Petugas
Pertolongan
Pertama Puskesmas.
Pada
Kecelakaan (P3K) Jika diperlukan
 Pelayanan dapat dirujuk
Pertolongan
Pertama Pada Penyakit ke faskes
(P3P) tingkat
pertama
5  Penyuluhan dan edukasi Kader dan
kesehatan kerja kepada atau petugas
anggota Pos UKK puskesmas
 Penyuluhan dan edukasi
kesehatan lainnya kepada
18
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

anggota Pos UKK (dapat


berupa edukasi terkait
prinsip gizi seimbang, 10
pesan umum gizi
seimbang serta edukasi
khusus pada kelompok
pekerja hamil dan
menyusui)

b. Kegiatan Non Rutin


1) Identifikasi risiko lingkungan kerja,
2) Pertemuan/Sarasehan norma sehat dalam
bekerja,
3) Pengamatan jentik dilingkungan kerja,
4) Mendorong upaya perbaikan lingkungan
kerja seperti perbaikan aliran udara,
pengolahan limbah,
5) Perbaikan ergonomi,
6) Kegiatan lain yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas dan kader.

Bagan 4
Alur Pencatatan dan Pelaporan

19
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

BAB II
PEMBINAAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA (POS
UKK)

Pembinaan Pos UKK bertujuan untuk meningkatkan


keberhasilan penyelenggaraan Pos UKK sesuai pedoman
yang telah ada.

A. Pembina Pos UKK


Pembinaan lintas program dan lintas sektor dilakukan oleh
Puskesmas, Kelurahan/Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Kementerian.

Peran Pembina Pos UKK, antara lain:


1. Puskesmas
• Melakukan koordinasi dengan lintas program
seperti program kesehatan keluarga, program
kesehatan gizi masyarakat, program PTM,
program TB serta lintas sektor tingkat kecamatan
dan kelurahan/desa seperti aparatur desa.
• Bersama kader melakukan SMD, MMD, dan
perencanaan partisipatif
• Melakukan orientasi/pelatihan kader, membentuk
dan membina Pos UKK
• Sebagai tempat rujukan serta memfasilitasi
pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan

2. Kecamatan dan kelurahan/desa


• Memfasilitasi Peraturan Desa tentang Pendirian
Pos UKK
20
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

• Memfasilitasi ruangan, tenaga pengelola,


peralatan, pembiayaan
• Melibatkan peran Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) sebagai salah satu kader Pos
UKK
• Memfasilitasi kalibrasi alat kesehatan di Pos UKK
jika tidak bisa dianggarkan oleh Puskesmas
setempat

3. Kabupaten/Kota
• Memfasilitasi Peraturan Bupati/Walikota tentang
Pendirian Pos UKK
• Menyusun dan mengembangkan peraturan sesuai
dengan kebijakan daerah terkait Pos UKK
• Melaksanakan kebijakan dan peraturan
perundang-undangan terkait Pos UKK
• Melakukan koordinasi dengan lintas program di
dinas kesehatan kabupaten/kota
• Melakukan koordinasi denngan lintas sektor di
dinas kabupaten/kota
• Mendorong Puskesmas untuk memberdayakan
masyarakat pekerja informal
• Supervisi/pembinaan dan monitoring kepada
Puskesmas dan Pos UKK

4. Provinsi
• Memfasilitasi Peraturan Gubernur tentang
Pendirian Pos UKK

21
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

• Melaksanakan dan mensosialiasikan kebijakan


dan peraturan perundang-undangan terkait Pos
UKK
• Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota
• Melakukan advokasi pada pemangku kebijakan
dalam menetapkan komitmen pelaksanaan
• Melakukan pelatihan teknis pada petugas
kesehatan untuk menyelenggarakan Pos UKK
• Membangun jejaring kemitraan dan forum
komunikasi lintas program dan lintas sektor
berskala provinsi
• Supervisi/pembinaan dan monitoring kepada
Puskesmas dan Pos UKK

5. Kementerian
• Menyusun dan mengembangkan peraturan
perundang-undangan
• Melakukan sosialisasi dan advokasi pada lintas
program lintas sektor dan pemegang kebijakan
baik di pusat dan daerah
• Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis
program baik di provinsi maupun kabupaten/kota
• Menggalang kemitraan dan forum komunikasi
dengan instansi pemerintah dan lembaga
swadaya masyarakat atau organisasi
kemasyarakatan
• Menyelenggarakan pelatihan dan mengupayakan
pendidikan bagi petugas kesehatan guna

22
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

meningkatkan wawasan, kemampuan analisa dan


pengembangan
• Mengembangkan model penyelenggaraan Pos
UKK
• Supervisi/pembinaan dan monitoring kepada
Puskesmas dan Pos UKK

B. Jenis Pembinaan Pos UKK


1. Pembinaan Sumber Daya
Contoh pembinaan sumber daya antara lain: adanya
kader Pos UKK, adanya
pembinaan/orientasi/workshop untuk kader Pos UKK
dan penanggungjawab kesehatan kerja, adanya
sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan Pos
UKK.

2. Pembinaan program
Contoh pembinaan program antara lain: kegiatan Pos
UKK terintegrasi baik dari internal program kesehatan
maupun program lintas sektor, pencatatan dan
pelaporan serta penilaian Pos UKK.

3. Pembinaan kelembagaan
Contoh pembinaan kelembagaan antara lain:
penerbitan SK, penentuan struktur organisasi,
pembiayaan Pos UKK yang didukung dari APB Desa.

23
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Formulir 1
Formulir Monitoring dan Evaluasi Pos UKK

Nama Pos UKK :


Jenis Pos UKK :
Lokasi :
Periode :
Pelaksana Monev :
Komponen Tingkat Keberhasilan
Aktif Kurang Tidak
Aktif Aktif
Kader*
Aktivitas pelayanan kesehatan
terintegrasi*
Aktivitas promotif dan preventif
terintegrasi*
Sarana Pos UKK*
Pencatatan dan pelaporan*
Dana swadaya (iuran)*
Komponen Tingkat Perkembangan

Pos UKK** Pratama / Madya /


Purnama / Mandiri

* diisi dengan tanda checklist


** coret yang tidak termasuk

Keterangan:
1. Kader

24
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

a. Aktif: tersedia kader minimal 10% jumlah anggota pos


ukk
b. Kurang aktif: tersedia kader kurang dari 10% jumlah
anggota pos ukk
c. Tidak aktif: tidak ada kader
2. Aktivitas pelayanan kesehatan terintegrasi
a. Aktif: ada aktivitas pelayanan kesehatan terintegrasi
minimal 1 bulan sekali
b. Kurang aktif: ada aktivitas pelayanan kesehatan
terintegrasi minimal sampai 6 bulan sekali
c. Tidak aktif: Tidak ada aktivitas pelayanan kesehatan
terintegrasi
3. Aktivitas promotif dan preventif terintegrasi
a. Aktif: ada aktivitas promotif dan preventif terintegrasi
minimal 1 bulan sekali
b. Kurang aktif: ada aktivitas promotif dan preventif
terintegrasi minimal sampai 6 bulan sekali
c. Tidak aktif: tidak ada aktivitas promotif dan preventif
terintegrasi
4. Sarana Pos UKK
a. Aktif: tersedia sarana Pos UKK lengkap sesuai kebutuhan
/ Peraturan perundangan
b. Kurang aktif: tersedia sarana Pos UKK tidak lengkap
c. Tidak aktif: belum tersedia sarana Pos UKK
5. Pencatatan dan pelaporan
a. Aktif: Pencatatan dan pelaporan setiap bulan
b. Kurang aktif: Pencatatan dan pelaporan 3 sampai 6 bulan
c. Tidak aktif: Tidak ada pencatatan dan pelaporan
6. Dana swadaya (iuran)

25
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

a. Aktif: adanya dana swadaya (iuran) berasal dari > 50%


anggota
b. Kurang aktif: adanya dana swadaya (iuran) berasal dari
<50% anggota
c. Tidak aktif: tidak ada dana swadaya (iuran)

Tabel 2
Monitoring Evaluasi Tingkat Perkembangan Pos UKK

No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri


.
1 Frekuensi <4 4-6 7-8 > 8
penyuluhan kali/tahu kali/tahun kali/tahu kali/tahu
n n n
2 Jumlah < 10% < 10% > 10% > 10%
kader jumlah jumlah jumlah jumlah
pekerja pekerja pekerja pekerja
3 Sarasehan <2 Saraseha > 4 > 4
intervensi kali/tahu n kali/tahu kali/tahu
n intervensi n n
2-3
kali/tahun
4 Penggunaa < 30% 30-60% > 60- > 80%
n APD jumlah jumlah 80% jumlah
pekerja pekerja jumlah pekerja
pekerja

26
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

BAB III
PENILAIAN POS UKK

Penilaian Pos UKK bertujuan mengetahui karakteristik


dan profil dari Pos UKK berdasarkan instrumen penilaian
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas upaya
kesehatan yang ada di Pos UKK. Penilaian dilakukan
oleh tim dari Puskesmas dengan melibatkan lintas sektor
terkait yang dilakukan secara rutin setahun sekali.
Penilaian Pos UKK dapat dilakukan bersamaan dengan
pembinaan yang hasilnya akan dianalisis secara
sistematis untuk dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kab/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi.

Hasil penilaian Pos UKK yang telah dilakukan dapat


dijadikan apresiasi kepada kader dan tenaga kesehatan
yang sudah membina Pos UKK sesuai dengan ketentuan.
Selain itu, hasil penilaian juga dapat dijadikan sebagai
bahan untuk perbaikan dan peningkatan
penyelenggaraan Pos UKK.

Komponen penilaian terdiri dari:


1. Komponen kebijakan
2. Komponen sumber daya sarana dan SDM
3. Komponen penyelenggaraan
4. Komponen pembinaan
5. Komponen inovasi
Kelima komponen tersebut merupakan bagian dari Pos
UKK yang telah ada.

27
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Formulir 2
Instrumen Penilaian Pos Upaya Kesehatan Kerja

NO PERTANYAAN Skor Ce Skor Skor


Satuan k Kontrol Verifikasi
list Maksima Puskesmas
l
A KOMPONEN KEBIJAKAN        
A.1 Bentuk kebijakan di Pos        
UKK* 
  a. Tertulis dan bertanggal 10   10  
  b. Tertulis tetapi tidak ada 5  
tanggal
  c. Tidak ada 0  
A.2 Kebijakan tersebut        
ditandatangani oleh*
  a. Kepala Desa 10   10  
  b. Kepala Puskesmas 5  
  c. lainnya 2  
A.3 Isi kebijakan tertulis,        
komitmen tentang
  a. Struktur Pos UKK 2   10  
  b. Penyelenggaraan Pos    
UKK
  -  hari 2  
  -  jam 2  
  - tempat 2  
  -  kegiatan 2  
A.4  Apakah kebijakan-        
kebijakan tersebut
disosialisasikan pada
pekerja*
28
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

  a. Ya 5   5  
  b. Tidak 0  
    35 0
B KOMPONEN SUMBER        
DAYA SARANA DAN SDM
B.1 Bangunan*         
  a. Gedung sendiri 15   15  
  b. Gedung pelayanan 10  
lainnya
  c. Rumah Anggota 5  
  d. Tidak ada 0  
B.2 Sarana dan Prasarana        
  a. Pos UKK Kit 2   10  
  b. APD 2  
  c. Meja dan kursi 2  
  d. Alat tulis dan buku 2  
pencatatan
  e. Buku panduan dan 2  
Media KIE
B.3 Kader*        
  a. Ada sesuai proporsi 10   10  
(10% dari anggota)
  b. Ada tidak sesuai 5  
proporsi (< atau > 10%
dari anggota)
  c. Tidak ada 0  
B.4 Pembiayaan        
  a. Dana Desa 2   10  
  b. APBD 2  
  c. Koperasi 2  
  d. Swasta 2  
  e. Lainnya 2  
29
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

B.5 Anggota*        
  a. < 10 orang 5   10  
  b. 10 - 50 orang 10  
  c. > 50 orang 5  
    55 0
C KOMPONEN        
PENYELENGGARAAN
C.1 Kegiatan Rutin        
  a. Langkah 1 2   10  
  b. Langkah 2 2  
  c. Langkah 3 2  
  d. Langkah 4 2  
  e. Langkah 5 2  
C.2 Frekuensi Kegiatan        
Rutin*
  a. ≥1 bulan sekali 5   15  
  b. 2 minggu sekali 10  
  c. setiap minggu sekali 15  
  d. Tidak ada 0  
C.3 Kegiatan Non Rutin        
  a. Identifikasi risiko 2   10  
lingkungan kerja
  b. Sarasehan norma sehat 2  
dalam bekerja
  c. Pengamatan jentik 2  
dilingkungan kerja.
  d. Mendorong upaya 2  
perbaikan lingkungan
kerja seperti perbaikan
aliran udara, pengolahan
limbah, perbaikan
ergonomik
30
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

  e. Kegiatan lain yang 2  


disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas
dan kader
    35 0
D KOMPONEN PEMBINAAN        
D.1 Pembinaan Puskesmas*      
  a. >1x sebulan 10   10  
  b. 1x sebulan 5  
  c. Tidak ada 0  
D.2 Pembinaan        
Kelembagaan*
  a. >1x sebulan 10   10  
  b. 1x sebulan 5  
  c. tidak ada 0  
D.3 Pembinaan Kab/Kota*        
  a. >1x sebulan 10   10  
  b. 1x sebulan 5  
  c. tidak ada 0  
D.4 Pencatatan dan        
pelaporan*
  a. dilaporkan ke 10   10  
puskesmas/dinas
kesehatan dan di
tindaklanjuti oleh
puskesmas/dinas
kesehatan setempat
  b. dilaporkan ke 5  
puskesmas/dinas
kesehatan dan tidak di
tindaklanjuti oleh
puskesmas/dinas
31
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

kesehatan setempat
  c. tidak melaporkan 0  
D.5 Forum komunikasi        
tentang kesehatan yang
melibatkan
puskesmas/dinas
kesehatan/Pos UKK*
  a. Ada 10   10  
  b. Tidak 0  
    50 0
E INOVASI**
E.1  Inovasi kegiatan        
  a. …………. 10   50  
  b. …………. 10  
  c. …………. 10  
  d. …………. 10  
  e. …………. 10  
    50 0
Ket:
* isi salah satu
** Inovasi untuk kegiatan yang tidak tercantum pada instrumen
PENUTUPAN

Petunjuk teknis ini merupakan pegangan untuk petugas


kesehatan di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas
dalam rangka pengembangan dan pembinaan upaya
kesehatan kerja pada kelompok masyarakat pekerja informal.

Keberhasilan pengembangan program kesehatan kerja tidak


terlepas dari pemahaman penanggung jawab program dalam
menganalisa masalah kesehatan kerja yang ada serta
32
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

melakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi


setiap masalah kesehatan kerja pada kelompok masyarakat
yang ada di wilayahnya.

Diharapkan petunjuk teknis ini dapat membantu petugas


kesehatan kabupaten/kota melakukan pembinaan dan
penilaian sehingga Pos UKK menjadi lebih baik lagi dalam
penyelenggaraannya. Dengan terwujudnya Pos UKK yang
lebih baik maka diharapkan dapat meningkatkan kemandirian
kesehatan masyarakat pekerja informal serta tercapai budaya
sehat dalam bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktifitas kerja.

LAMPIRAN

Formulir 3
Data Kegiatan Kader

Bulan :..............
Tahun :..............

No Tanggal Jenis Kegiatan Jumlah Keterangan


Sasaran/
Hasil

33
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

34
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Formulir 4
Data Pekerja Binaan

Kelompok :
Alamat : Desa.............. RT................ RW.................
Kelurahan :

No Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaa Lama Keterangan


Laki Perempuan n Bekerja

35
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

Formulir 5
Data Kunjungan Ke Pos Ukk
Nama :
Umur :
Alamat :
JenisKelamin :
Jan Feb Ma April Me Juni Juli Agus Sep Ok Nov Des
r i t
BB
TB
IMT
LP
TD
GDS
Kol
Terapi
Rujukan
Ket
Dll

36
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN DAN PENILAIAN POS UKK

PENGARAH
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga

PENYUSUN
dr. Tyas Natasya Citrawati

KONTRIBUTOR
Direktorat Kesehatan Lingkungan
Direktorat Gizi Masyararakat
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktorat Kesehatan Keluarga
Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
Subdit Okupasi dan Surveilans
Subdit Kapasitas Kerja
Subdit Lingkungan Kerja
Subdit Kesehatan Olahraga
Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia
Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia

37

Anda mungkin juga menyukai