Oleh :
MEILASARI, SH.
Pengawas Ketenagaketjaan
1
Penggunaan mesin, 1.000 bhn kimia baru dipasarkan
peralatan, setiap tahun
ribuan berkategori berbahaya
bahan & sistem kerja
ratusan berasifat karsinigenik
M Dampak (-)
A
Masalah terkait :
N Tenaga Kerja :
HIV & AIDS
NARKOBA F • Kecelakaan kerja
TB A • Peny.Akibat Kerja
Flu Baru dll. A
T Lingkungan :
Perusahaan : •Pencemaran
• Loss •Efek rumah kaca
• Kualitas-kuantitas •Penyakit umum
PRODUKTIVITAS : produk
• Kelangsungan usaha
•Kuantitas,
•Kualitas,
•Efisiensi
2
Kerugian (SDM, properti, finansial dll.)
Biaya/cost meningkat
Turn over pekerja meningkat
Produktivitas menurun
(Kualitas & Kuantitas produk)
Image & daya saing psh menurun
Kerusakan lingkungan
5
NORMA PERLINDUNGAN K3
PASAL 27 (2) UUD 1945
Setiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak
Bagi Kemanusiaan.
JUKLAK/JUKNIS :
Kepdirjen No 22 Th 2008 : Peny. Ply. Kes. Kerja
Kepdirjen No. 53 Th 2009 : Pelatihan & Lisensi Ptgs P3K
6
Pelayanan Kesehatan Kerja
(Occupational Health Services).
Suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan
dalam rangka pembinaan, pencegahan,
diagnosa, pengobatan, perawatan dan
rehabilitasi terhadap kasus kecelakaan kerja dan
atau penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan.
7
Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
Permennakertrans NO. 03 Tahun 1982
8
Kewajiban-Kewajiban
Dalam Pelayanan Kesehatan Kerja
Kewajiban Pengurus :
1. Memberikan PKK sesuai kemajuan ilmu & teknologi
2. Memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang
menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja.
Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Kerja diberikan kebebasan untuk
memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan
pemeriksaan-pemeriksan dan mendapatkan keterangan-
keterangan yang diperlukan.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK secara rutin kpd Dinas
Tenaga Kerja setempat dengan tembusan kpd Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi up. Direktur Pengawasan Norma
K3.
9
Pelayanan kesehatan kerja secara komprehensif melalui
Penyelenggaraan Tugas Pokok PKK
12
Menetapkan :
KESATU : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja sebagaimana dimaksud pada
lampiran keputusan ini;
1. Tujuan Umum :
• Memberikan pedoman teknis bagi semua pihak yang
terkait dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja guna meningkatkan produktivitas kerja.
2. Tujuan Khusus :
a) Mengoptimalkan fungsi Pelayanan Kesehatan Kerja
secara komprehensif melalui peningkatan fungsi-fungsi
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif;
b) Memberikan pedoman teknis bagi pengelola,
penanggungjawab dan pelaksana dalam penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja;
c) Memberikan pedoman teknis bagi pengawas
ketenagakerjaan dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan pelayanan kesehatan kerja.
14
Ruang Lingkup Juknis Peny. PKK
15
Hal-hal yang diatur :
1. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Keseh
atan Kerja;
2. Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ker
ja;
3. Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja;
4. Jenis-Jenis Program/Kegiatan dalam Penyelenggar
aan Pelayanan Kesehatan Kerja;
5. Tindak Lanjut Penyelenggaraan Pelayanan Keseha
tan Kerja;
6. Mekanisme Pengesahan Penyelenggaraan Pelayan
an Kesehatan Kerja.
16
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN
PELAYANAKESEHATANKERJA
17
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
18
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
19
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
20
Syarat Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
A. Syarat lembaga.
B. Syarat personil.
C. Syarat sarana.
21
A. Syarat Lembaga Pelayanan Kesehatan Kerja :
22
B. Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja:
1. Syarat dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja :
a) Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau kepala unit/intsansi yang
bersangkutan dan dilaporkan ke instansi ketenagakerjaan sesuai
wilayah kewenangannya;
b) Telah mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP)
sebagai dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2. Syarat tenaga pelaksana pelayanan kesehatan kerja (dokter
perusahaan dan atau paramedis perusahaan) :
a) Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja
(atau sertifikat lainnya) sesuai peraturan perUndang-Undangan
yang berlaku;
b) Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya
sesuai kode etik profesi dan peraturan perUndang-Undangan yang
berlaku;
c) Syarat lain dokter perusahaan :
• Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter, atau sejenisnya
sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
• Surat ijin praktek (SIP) dokter yang masih berlaku dari
instansi yang berwenang. 23
SYARAT DOKTER PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. 03/1982
25
C. Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan
pelayanan kesehatan Kerja :
27
Bagan Mekanisme Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja
Sembuh/
penanganan Pelayanan Kesehatan Kerja
tuntas Perusahaan
29
BENTUK PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. 03/1982
31
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan sendiri
oleh perusahaan ( Jml tenaga kerja 1.000/> atau Jml tenaga kerja 500
sd 1.000 orang tetapi memiliki tingkat risiko tinggi)
32
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja
sama dengan pihak di luar perusahaan
utk perusahaan dg tenaga kerja < 1.000 orang;
33
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja
sama dengan pihak di luar perusahaan (lanjutan)
35
UPAYA2 PREVENTIF
1) Melakukan penilaian terhadap faktor risiko kesehatan di tem
pat kerja (health hazard risk assesment) yang meliputi :
Identifikasi faktor bahaya kesehatan kerja melalui : pengamatan
, walk through survey, pencatatan/pengumpulan data dan infor
masi
Penilaian/pengukuran potensi bahaya kesehatan kerja
Penetapan tindakan pengendalian faktor bahaya kesehatan peke
rja
2) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (awal, berkala dan khu
sus)
3) Survailans dan analisis PAK dan penyakit umum lainnya
4) Pencegahan keracunan makanan bagi tenaga kerja
5) Penempatan tenaga kerja sesuai kondisi/status kesehatanny
a
6) Pengendalian bahaya lingkungan kerja
7) Penerapan ergonomi kerja
36
UPAYA2 PREVENTIF (Lanjutan)
37
UPAYA2 PROMOTIF
1) Pembinaan kesehatan kerja
2) Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja
3) Perbaikan gizi kerja
4) Program olah raga raga/senam kesegaran jasmani di tempat
kerja
5) Program bebas rokok di tempat kerja
6) Penerapan ergonomi kerja
7) Pembinaan cara hidup sehat
8) Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba di tempat kerja
9) Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui
penyuluhan dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi), dengan topik yang relevan.
38
UPAYA2 KURATIF
39
UPAYA2 REHABILITATIF
1) Fisio therapi
2) Konsultasi psikologis (rehabilitasi mental)
3) Orthose dan prothese (pemberian alat bantu m
isalnya : alat bantu dengar, tangan/kaki palsu
dll)
4) Penempatan kembali dan optimalisasi tenaga k
erja yang mengalami cacat akibat kerja disesua
ikan dengan kemampuannya.
5) Rehabilitasi kerja
6) Kompensasi kecelakaan kerja & PAK
7) Dll.
40
TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
A. Monitoring
1) Pemantauan hasil pelaksanan pelayanan kesehatan
kerja
a. Pemantauan langsung : observasi, wawancara,
dan pengukuran kondisi kesehatan tenaga kerja
maupun lingkungan kerja
b. Pemantauan tidak langsung : melihat data dan
pelaporan yang sudah ada
2) Kegiatan pencatatan dan pelaporan
a) untuk mendapatkan data hasil kegiatan dari waktu
ke waktu
b) digunakan untuk umpan balik (feed back) dalam
beberapa kasus/masalah kesehatan kerja
c) Smber data : hasil pemantauan, prevalensi,
insidens penyakit dan angka kecelakaan akibat
kerja.
41
TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
B.Evaluasi
1) Analisa dan evaluasi terhadap kasus-kasus penyakit
dan kecelakaan yang sering terjadi dikaitkan dengan
faktor-faktor bahaya di tempat kerja.
2) Penyusunan program pengendalian terhadap faktor
bahaya kesehatan serta penetapan metode/cara kerja
yang lebih sehat dan aman berdasarkan analisa data
yang telah dilakukan
3) Menggunakan matrik analisa dan evaluasi data
kesehatan kerja.
42
Contoh Matrik analisa dan evaluasi
data kesehatan kerja
Jenis Kemungkinan
penyakit/ga penyebab
Jenis
ngguan
No Jml pekerjaan/ Saran tindak lanjut
kesehatan Faktor Faktor
Tempat kerja
yang bahaya/risiko penyebab
diderita di tempat kerja lain
43
Pelaporan Pelayanan Kesehatan Kerja
44
Pengawasan terhadap Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
1. Pengawasan pertama :
pengawasan awal dalam rangka menilai persyaratan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja yang akan
dkeluarkan pengesahaannya;
2. Pengawasan berkala :
dilakukan secara rutin terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja yang sudah disyahkan;
2. Pengawasan khusus :
dilakukan berdasarkan hasil monitoring, evaluasi dan
pelaporan perusahaan dan pengaduan kasus dari pekerja
atau masyarakat berkaitan dengan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja.
45
PENGESAHAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
SESUAI WILAYAH KEWENANGAN
46
Mekanisme Pengesahan Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
Melampirkan
berkas persyaratan Surat permohonan dari Psh
(lampiran 2.A)
Pengawas
Ketenagakerjaan : Instansi Ketenagakerjaan :
• Pemeriksaan (Kepala Instansi/Dinas)
administratif
• Pemeriksaan
lapangan
• Membuat laporan Memenuhi Belum memenuhi
persyaratan persyaratan
Check List
Pemeriksaan Peny.
PKK (Lampiran 5)
Penerbitan SK Surat
Pengesahan pemberitahuann
(lampiran 3) kekurangan
persyaratan
47
Lampiran Juknis Peny. PKK
Kepdirjen PPK No. 22 Th 2008
No Lampiran Tentang
1 Lampiran 1 Juknis Peny. PKK
2 Lampiran 2 A Formulir permohonan pengesahan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja
3 Lampiran 2 B Data penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja
4 Lampiran 2 C Pernyataan dokter penanggung jawab
5 Lampiran 3 Bentuk surat keputusan pengesahan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja
6 Lampiran 4 Formulir pelaporan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja
7 Lampiran 5 Check list Pengawasan Peny PKK
48