Oleh:
Kelompok 1
Erni Sundari (201010461011001)
Dessy R. Harista (201010461011002)
Endah Setyorini (201010461011003)
Rindi Kinanti (201010461011004)
Limufita Cahya (201010461011005)
Anis Khilya (201010461011006)
Ifatul Afifah (201010461011007)
Sri Untari (201010461011008)
Elief Yuniarti (201010461011009)
M. Sholikin (201010461011010)
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Promotion at The Workplace”. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
komunitas.
Malang.
4. Pemilik pabrik dan pekerja pabrik yang telah membantu dalam kelancaran
laporan UKK.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan tidak kesopanan yang mungkin telah
ABSTRAK
Latar belakang : Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Hasil : dengan metode yang telah kita lakukan di dapatkan hasil bahwa pekerja
pabrik panci di wilayah RW 04 kurang mengetahui tentang K3 dan pemakaian APD.
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas pada pekerja
pabrik panci di Rw 4 , mahasiswa akan dapat meningkatkan kemampuan
komunitas dalam mengenali masalah kesehatan di wilayah kerja (UKK),
mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapinya.
1.3.2 Khusus
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas tentang K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan APD (Alat Pelindung Diri) pada wilayah
kerja pabrik panci di Rw 4 Kel. Merjosari Kec. Dinoyo, mahasiswa mampu:
a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di wilayah kerja pabrik
b. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya pemakaian APD
(Alat Pelindung Diri) di wilayah kerja pabrik
c. Mengenali masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang terjadi di
wilayah kerja pabrik
d. Memberikan solusi terhadap masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja
yang terjadi di wilayah kerja pabrik
1.4 Manfaat
1.4.1 Pekerja pabrik
Diharapkan pekerja pabrik dapat lebih mengerti tentang APD (alat
perlindungan diri) dan K3 sehingga bisa meminimalisir terjadinya penyakit yang
ada.
1.4.2 Mahasiswa
Mahasiswa mampu untuk peka dalam mengenali masalah kesehatan kerja
serta berfikir kritis dalam menentukan langkah penyelesaiannya dengan
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khusus tentang
kesehatan.
1.4.3 Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan di wilayah pabrik yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas guna membantu program kesehatan pada tingkat UKK (Unit
Kesehatan Kerja ).
BAB II
METODE
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh. Dalam
menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan
seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan
masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah tersebut
terdiri dari:
(1) Masalah sehat sakit
(2) Karakteristik populasi
(3) Karakteristik lingkungan
3) Perumusan Masalah
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain:
(1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
(2) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.
2. Perencanaan
Setelah dilakukan pengkajian dan pengumpulan data, selanjutnya adalah
tahap perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
Sasaran pada kelompok ini adalah pekerja pabrik panci di Merjosari .
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu dan kelompok dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan kelompok anak usia sekolah adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsian dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang
tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan.
4) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
4. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang
harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu: (1) Daya guna, (2)
Hasil guna, (3) Kelayakan, (4) Kecukupan.
Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu
berapa?
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengkajian
Respon yang diberikan warga RW IV sangat positif, dibuktikan dengan perhatian
dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga
keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat
RT dan melakukan program turun ke bawah (jemput bola) sehingga keberadaan
mahasiswa membaur dengan warga.
Format yang digunakan dan telah diisi adalah:
b. Demografi
Jumlah
penduduk : data
16159 orang demografi
Jumlah KK : (kelurahan)
398 KK
Penduduk
bermata
pencaharian
buruh pabrik:
- Pekerja
pabrik : 8
orang
c. Statistik vital
ISPA: 2 orang
Pneumoni: tidak
ada Puskesmas
Data PUSTU
ILI (Influensa Like
(puskesmas
Illness): 4 orang
pembantu)
Diare: tidak ada
d. Nilai kepercayaan
Ketua Gapokta key.
Masyarakat
kurang RW 04 Informant
mengetahui
tentang bahaya
bahan-bahan
kimia pada
bahan seng.
Masyarakat
kurang
menyadari
pentingnya
pemakaian
APD.
Sub sistem
2 Pendidikan Tingkat pendidikan
masyarakat
Status pendidikan Data kelurahan Literature
di wilayah pabrik: review
- Tidak tamat
SD: 1 orang
- Tamat SD: 7
orang
Pekerja pabrik - Ketua RW 04 Observasi
belum pernah Merjosari partisipan
mndapatkan - kader
penyuluhan tentang kesehatan
K3 dan APD - pekerja pabrik
Keselamatan
Layanan Pekerja pabrik Survey
perlindungan
Belum ada
persediaan alat
pelindung diri
(APD) dalam
pabrik
Belum ada
kebiasaan
penggunaan
APD di rumah
atau di pabrik
II. Kesimpulan
III.Saran
Pabrik dalam hal ini harus merencanakan atau membuat program yang
berkesinambungan mengenai keselamatan kerja pekerja pabrik. Perusahaan
hendaknya tidak tinggal diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat
karyawan bekerja
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari
pekerjaan, untuk utu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini
melakukan proteksi atau perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam
bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh
perusahaan kepada pekrja. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan
keharusan bagi sebuah perushaan./
DAFTAR PUSTAKA