Anda di halaman 1dari 3

BAB1

PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi Kesehatan fisik,
mental,dan social seseorang dihubungkan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksinya,
termasuk tidak adanya penyakit dan kelainan yang mempengaruhi Kesehatan reproduksi
tersebut. Dalam lingkup Kesehatan reproduksi, Kesehatan ibu selama kehamilan, persalinan, dan
nifas menjadi masalah utama Kesehatan reproduksi perempuan. Setiap orang berhak untuk
menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/ atau kekerasan
yang menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat sesuai Dengan norma
agama. Hak reproduksi perorangan sebagai bagian dari pengakuan akan hak-hak asasi manusia
yang diakui secara internasional dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki -laki maupun
perempuan, tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, mempunyai hak yang
sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab kepada diri, keluarga dan
Masyarakat mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta menentukan waktu kelahiran anak dan
dimana akan melahirkan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
mencapai hidup sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.Upaya yang
dilakukan sesuaidengan pendekatan siklus hidup “continuum of care” yang dimulai dari masa
sebelum hamil,masa hamil, persalinan, sampai dengan masa sesudah melahirkan. Dalam upaya
peningkatan kesehatan masa sebelum hamil, persiapan kondisi fisik, mental,dan sosial harus
disiapkan sejak dini, yaitu dimulai dari masa remaja. Selain remaja, upaya peningkatan
kesehatan masa sebelum hamil juga diberikan kepada pasangan calon pengantindan Pasangan
Usia Subur (PUS). Pelayanan bertujuan agar ketiga kelompok sasaran tersebutmenjalankan
perilaku hidup sehat, melakukan deteksi dini penyakit maupun faktor risikoyang dapat
mempengaruhi kesehatan reproduksinya, dan mendapatkan intervensi sedinimungkin jika
ditemukan faktor risiko. Diharapkan setiap pasangan dapat mempersiapkankesehatan yang
optimal dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia dan generasi yangsehat dan
berkualitas.
Sementara itu, pelayanan kesehatan masa hamil ditujukan kepada semua ibu hamil. Pelayanan
kesehatan ini harus dilaksanakan secara komprehensif, terpadu, dan berkualitas sehingga dapat
mendeteksi masalah atau penyakit dan dapat ditangani secara dini. Setiap ibu hamil diharapkan
dapat menjalankan kehamilannya dengan sehat, bersalin dengan selamat,serta melahirkan bayi
yang sehat. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual yang
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 perlu dilakukan revisi karena
beberapa hal tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
dan perkembangan program kesehatan keluarga yang memerlukan pengaturan yang lebih
komprehensif, diantaranya berdasarkan kajian, dan rekomendasi global seperti rekomendasi
WHO dalam pelayanan masa sebelum hamil, pelayanan antenatal care tahun 2016, rekomendasi
WHO dalam pelayanan intrapartum, rekomendasi American Collage of Obstestricians and
Gynecologists (ACOG) dalam level pelayanan maternal, dan lainnya. Maka dari itu kita sebagai
tenaga kesehatan khususnya seorang bidan harus mampu mengurangi angka kejadian kurang
energi kronis pada wanita prakonsepsi terutama pada wanita usia subur karena jika ini dibiarkan
secara terus-menerus maka akan mengganggu pada saat konsepsi (Kehamilan).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai