Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajang dengan resiko bahaya di tempat kerja.

Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan tangan.

Pelayanan publik dewasa ini telah menjadi isu yang semakin strategis, karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik.

Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja birokrasi akan bisa memperbaiki iklim ekonomi yang amat diperlukan oleh bangsa Indonesia untuk bisa keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kinerja birokrasi pelayanan publik di Indonesia yang sering mendapat sorotan dari masyarakat menjadi faktor penentu yang penting dari penurunan minat investasi. Dalam kehidupan politik, perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan mempunyai implikasi luas, terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Kurang baiknya kinerja birokrasi menjadi salah satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dengan adanya perbaikan kinerja pelayanan publik diharapkan mampu memperbaiki kembali citra pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun kembali sehingga pemerintah bisa meningkatkan legitimasi yang lebih kuat di mata publik.

Kondisi pelayanan yang dilaksanakan pemerintah dalam berbagai jenis pelayanan masih dianggap belum sesuai harapan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari adanya berbagai pengaduan maupun keluhan, baik yang disampaikan langsung kepada institusi unit pelayanan maupun melalui media cetak ataupun elektronika. Di sisi lain, masyarakat sendiripun belum memberikan kontrol yang efektif untuk mendorong peningkatan pelayanan publik. Oleh sebab itu, untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, upaya-upaya peningkatan pelayanan publik terus ditingkatkan melalui berbagai pembenahan yang menyeluruh baik dari aspek kelembagaan, kepegawaian, tatalaksana dan akuntabilitas. Diharapkan, hal ini dapat menghasilkan pelayanan yang prima yaitu pelayanan yang cepat, tepat, murah, aman, berkeadilan dan akuntabel.

1. 1. 2. 3. 4.

Tujuan Mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan selamat; Mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan produktif; Mewujudkan laboratorium yang berkualitas dan terpercaya; Mewujudkan sistem informasi hiperkes dan keselamatan kerja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

Pengertian Hygene Industrial Industrial Hygiene adalah ilmu tentang antisipasi, mengenal, mengevaluasi serta mengontrol kondisi lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi tenaga kerja [menyebabkan sakit, gangguan kesehatan atau ketidaknyamanan pada pekerja]

Yang dapat dilakukan oleh seorang Industrial Hygienist adalah menerapkan ilmu Medical Scientist, Detective, dan Engineer. Pengetahuan yang luas mengenai ilmu kesehatan sangat membantu seorang Industrial Hygienist dalam memandang permasalahan di tempat kerja.

Seorang Industrial hygienist adalah detektif, sebab kita diharuskan mengetahui informasi lebih mengenai bahaya-bahaya di dalam tempat kerja. Monitor lingkungan kerja dan menganalisa metodenya yang nanti digunakan untuk menganalisa dampaknya terhadap pekerja yang terpapar.

Analisa bahaya di tempat kerja merupakan tahap pertama terpenting dari seorang Industrial Hygienist untuk mengetahui potensi bahaya di tempat kerja terhadap pekerja. Pengenalan lapangan kerja yang merupakan daerah tanggung jawab Kita harus dikontrol setiap waktu, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di area kerja dapat termonitor setiap saat.

Dalam memonitor lingkungan kerja, selain lingkungan fisik, perlu juga dilakukan monitoring terhadap para pekerja dengan melakukan interview untuk menanyakan apakah ada isu-isu kesehatan yang terjadi di areanya. Sebelumnya kita harus memberikan informasi kedatangan Kita kepada Foreman atau Supervisor yang berwenang di area tersebut. Sehingga apabila ditemukan hal-hal yang substandard bisa dilakukan klarifikasinya kepada mereka. Ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan informasi antara kondisi lapangan dengan keterangan dari mereka.

Selama proses menganalisa seorang Industrial Hygienist melakukan:

1. 1. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi, permasalahan-permasalahan kerja serta resikonya. Menganalisa kondisi-kondisi yang dapat diukur untuk mencari permasalan yang timbul. 2. Mengembangkan strategi sampling dan menggunakan peralatan-peralatan sampling yang dimiliki untuk mengukur seberapa besar sumber bahaya di tempat kerja. 3. Melakukan pengamatan terhadap bagaimana dampak sumber-sumber bahaya kimia dan fisika dapat mempengaruhi kesehatan pekerja dengan melakukan pengukuran. 4. Membandingkan hasil sampling dengan standart atau petunjuk yang relevan untuk menentukkan apakah pengontrolan khusus diperlukan.]

Pengontrolan di Tempat Kerja yang dapat dilakukan:

1. 1. 2.

Engineering kontrol. Menghilangkan semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan. Mengurangi sumber bahaya dengan mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya.

3. 4. 1. 1. 1. 1. 2. 1. 1. 1.

Work proses ditempatkan terpisah. Menempatan ventilasi local/umum. Administrasi kontrol. Pengaturan schedule kerja atau meminimalkan kontak pekerja dengan sumber bahaya. Praktek kerja. Mengikuti prosedur yang sesuai untuk meminimalisasi pemaparan ketika pengoperasian. Inspeksi secara reguler dan perawatan peralatan. APD Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian. Peran Tenaga Kesehatan Dalam Perusahaan

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke negara-negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari bahwa kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.

Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk menghadapi persaingan global.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada, rumah sakit pekerja akan menjadi pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan khususnya untuk kasus-kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Diharapkan di setiap kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan meluluskan spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi. Kelemahan dan kekurangan dalam pendirian rumah sakit pekerja dapat diperbaiki kemudian dan jika ada penyimpangan dari misi utama berdirinya rumah sakit tersebut harus kita kritisi bersama.

Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kerugian jiwa dan materi. Salah satu upaya dalam perlindungan tenaga kerja adalah menyelenggarakan P3K di perusahaan sesuai dengan UU dan peraturan Pemerintah yang berlaku. Penyelenggaraan P3K untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. P3K yang dimaksud harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang professional.

Yang menjadi dasar pengadaan P3K di tempat kerja adalah UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja; kewajiban manajemen dalam pemberian P3K, UU No.13 Tahun 2000 tentang ketenagakerjaan, Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja ; tugas pokok meliputi P3K dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 05/Men/1995 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pada dekade belakangan ini perkembangan dunia industri berjalan dengan pesat, demikian juga tuntutan terhadap kualifikasi pekerjaannya serta pelayanan kesehatan pada kelompok pekerja di industri. Konsep pelayanan kesehatan kerja bagi pekerja juga mengalami kemajuan yang pesat

seiring dengan perkembangan dunia industri. Perusahaan adalah tempat bertemunya dua pihak yang berkepentingan. Di satu pihak owner mengusahakan keuntungan dan efisiensi sebesar mungkin, di lain pihak tenaga kerja memperjuangkan kesejahteraan termasuk kesehatan dan keluarga mereka. Di Indonesia, pemerintah membantu kelompok kedua dengan memberlakukan peraturan dan perundangan. Undang-undang yang memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Permenaker No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Atas dasar inilah maka peran tenaga kesehatan kerja sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk melaksanakan Undang-undang tersebut di atas.

Tenaga Kesehatan yang bekerja di perusahaan merupakan Ahli Kesehatan Kerja (occuptional health specialist) yang bekerja dalam komunitas pekerja dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan tempat kerja dan berfokus pada keselamatan kerja, serta menggunakan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian efek yang merugikan selama interaksi pekerja dengan tempat kerja. Tenaga kesehatan yang bekerja di perusahaan selain harus mahir dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit-penyakit akibat kerja, mengetahui cara-cara pencegahan, diagnosis dini dan usaha-usaha lain dalam memberantas penyakit akibat kerja, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan hubungan kerja yang kurang baik, berkurangnya gairah kerja, serta hal-hal lain, ia juga harus mempunyai etika tenaga kesehatan dalam tugas mereka.

Etika Ahli Kesehatan Kerja merupakan seperangkat perilaku anggota profesi Ahli Kesehatan Kerja dalam hubungannya dengan klien/ pasien, teman sejawat dan masyarakat pekerja serta merupakan bagian dari keseluruhan proses kesehatan kerja ditinjau dari segi norma-norma/ nilai-nilai moral. Masalah-masalah kecelakaan, penyakit akibat kerja, keluhan-keluhan tenaga kerja, kehilangan waktu bekerja, banyaknya angka absensi, menurunnya angka produktifitas tenaga kerja, dan sebagainya, memerlukan perhatian penuh pihak profesi Ahli Kesehatan Kerja, hukum, agama dan masyarakat luas.

Sebagai pemberi pelayanan yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan keselamatan kerja maka mudah dipahami bahwa seseorang Ahli Kesehatan Kerja memerlukan etika tenaga kesehatan karena harus bekerja sama dengan bidang-bidang lain yaitu misalnya dokter, ahli higine perusahaan, ergonomi, psikolog, ahli gizi dan yang paling penting adalah tenaga kerja.

Fungsi seorang Ahli Kesehatan Kerja di perusahaan sebenarnya sangat bergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup upaya kesejahteraan dan keselamatan kerja. Posisi Ahli Kesehatan Kerja kesehatan kerja disini unik dan merupakan posisi Ahli Kesehatan Kerja seringkali lebih dekat dan lebih akrab dengan pekerja-pekerja dibandingkan dengan pihak manajemen perusahaan,

Etika tenaga kesehatan kerja yang didalamnya dikuti adanya kesadaran akan pilihan dari pihak manajemen, pihak tenaga kerja, dan dari masyarakat sekitar perusahaan.

Ada beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan pelaksanaan K3 perkantoran, yang pada dasarnya harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu indoor dan outdoor, yang kalau diurai seperti dibawah ini :

1. 1. 2. 3. 4. 5.

Konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanaannya. Jaringan elektrik dan komunikasi. Kualitas udara. Kualitas pencahayaan. Kebisingan. Pemeliharaan.

BAB III

PENUTUP

1.

Kesimpulan Dalam pelaksanaan K3 perkantoran perlu memperhatikan 2(dua) hal penting yakni indoor dan outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, display unit (tata ruang dan alat), hygiene dan sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai penggunaan komputer.

Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi factor fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam melaksanakanpekerjaannya.(2) Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal mengevaluasi dalam mengendalikan semua factor-faktor dan stress lingkungan ditempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteran, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat

Mencegah timbulannya kecerdasan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-kungan usaha pengenalan (recognition), penilaian (evaluasi), dan pengendalian (contol) bahaya lingkungan kerja atau accupational health hazards

Menciptakan kondisi tempat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan.

1. 1. 2. 3. 4.

Saran saran Mengusulkan pada Pusat Promosi Kesehatan untuk membuat poster/leaflet. Secara umum di setiap unit kerja dibuat poster yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja. Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja. Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter) DAFTAR PUSTAKA

Sumamur. Sejarah dan Hari Depan Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja in : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung Agung. Jakarta. 1996. p:22-25.

Thalib, D. Higene Perusahaan-Industrial Hygiene in: Kebijakan Keseamatan dan Kesehatan Kerja Pertamina. Jakarta. p:1-21.

Buraena, S. Program Kesehatan Lingkungan in: Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. 2004. p:1-5

UU K 3 PREVENTIF
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencegahan merupakan cara yang paling efektif

Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :

Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:

1. sembrono dan tidak hati-hati

2. tidak mematuhi peraturan

3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.

4. tidak memakai alat pelindung diri

5. kondisi badan yang lemah

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.

B. Jenis kecelakaan pada beberapa bidang industri

Manufaktur (termasuk elektronik, produksi metal dan lain-lain)

1. terjepit, terlindas

2. teriris, terpotong

3. jatuh terpeleset

4. tindakan yg tidak benar

5. tertabrak

6. berkontak dengan bahan yang berbahaya

7. terjatuh, terguling

8. kejatuhan barang dari atas

9. terkena benturan keras

10. terkena barang yang runtuh, roboh

Elektronik (manufaktur)

1. teriris, terpotong

2. terlindas, tertabrak

3. berkontak dengan bahan kimia

4. kebocoran gas

5. Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan

Produksi metal (manufaktur)

1. terjepit, terlindas

2. tertusuk, terpotong, tergores

3. jatuh terpeleset

Petrokimia (minyak dan produksi batu bara, produksi karet, produksi karet, produksi plastik)

1. terjepit, terlindas

2. teriris, terpotong, tergores

3. jatuh terpelest

4. tindakan yang tidak benar

5. tertabrak

6. terkena benturan keras

Konstruksi

1. jatuh terpeleset

2. kejatuhan barang dari atas

3. terinjak

4. terkena barang yang runtuh, roboh

5. berkontak dengan suhu panas, suhu dingin

6. terjatuh, terguling

7. terjepit, terlindas

8. tertabrak

9. tindakan yang tidak benar

10. terkena benturan keras

Produksi alat transportasi bidang reparasi

1. terjepit, terlindas

2. tertusuk, terpotong, tergores

3. terkena ledakan

C. Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah pengambilan tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit.

Berbagai arah keselamatan dan kesehatan kerja

1. 2. 3. 4.

Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi. Mengenai peraturan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja Yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja dan Detail Pelaksanaan UU Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja.

Faktor penyebab berbahaya yang sering ditemui

1.

Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.

2.

Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.

3.

Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan oleh peralatan. Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja

1.

Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.

2.

Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat.

3.

Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan. Mengapa diperlukan adanya pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja?

Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.

Tujuan pelatihan Agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja. Peraturan yang perlu ditaati UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur agar tenaga kerja, petugas keselamatan dan kesehatan kerja dan manajer wajib mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Obyek pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1.

Petugas keselamatan dan kesehatan kerja Manajer bagian operasional keselamatan dan kesehatan kerja Petugas operator mesin dan perlengkapan yang berbahaya Petugas operator khusus Petugas operator umum Petugas penguji kondisi lingkungan kerja Petugas estimasi keselamatan pembangunan Petugas estimasi keselamatan proses produksi Petugas penyelamat Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga kerja mendapat rotasi pekerjaan

Jadwal dan isi program pelatihan Berbagai obyek pelatihan disesuaikan dengan peraturan mengenai jadwal dan isi program pelatihan. Prinsip analisa keselamatan dan kesehatan kerja Mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya, dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui penyebab utamanya dan melakukan perbaikan. Pencegahan kecelakaan kerja Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian, dalam pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman bahaya pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi apakah kadar pajanan sesuai dengan peraturan, memahami pengendalian perlengkapan atau apakah langkah manajemen sesuai persyaratan; dalam pengendalian bahaya perlu dilakukan pengendalian sumber bahaya, dari pengendalian jalur bahaya, dari pengendalian tambahan terhadap tenaga kerja pajanan, menetapkan prosedur pengamanan.

Tindakan penanganan setelah terjadi kecelakaaan kerja Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya untuk mendaftar keikutsertaan asuransi tenaga kerja, demi menjamin keselamatan tenga kerja. Selain itu, setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib memberikan subsidi kecelakaan kerja, apabila pemilik usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta asuransi tenaga kerja sesuai dengan UU Standar Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan denda.

D. Data keselamatan dan kesehatan kerja di industri elektronik

a. Karakteristik industri elektronik

Karakteristik industri elektronik adalah mengoperasikan mesin atau peralatan dengan tenaga besar, mesin atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara otomatis atau setengah otomatis atau beroperasi dengan menggunakan bahan kimia yang korosif. Kecelakaan kerja yang terjadi terbagi dalam 3 golongan bahaya, yaitu: bahaya kimia, bahaya fisik dan bahaya ergonomik.

1. 2.

Bahaya kimia: terhirup atau kontak kulit dengan cairan metal, cairan non metal, hidrokarbon, debu, uap steam, asap, gas dan embun beracun Bahaya fisik: suhu lingkungan yang ekstrim panas dingin, radiasi non pengion dan pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.

3.

Bahaya ergonomik: bahaya karena pencahayaan yang kurang, pekerjaan pengangkutan dan peralatan. b. Analisa kasus

Peralatan industri eleltronik sebagian besar menggunakan listrik tegangan tinggi, tingkat kecelakaan yang ditimbulkan berbeda. Dari contoh kasus yang dipilih di bawah ini, kecelakaan yang banyak mengakibatkan kematian adalah terjepit dan terlindas. Jenis kecelakaan lain juga bisa menimbulkan kecelakaan yang serius. Dengan adanya contoh kasus di bawah ini diharapkan dapat membuat pemilik usaha dan pekerja mengerti akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Tiga tahapan penyebab kecelakaan yang akan dianalisa:

1. 2. 3.

Penyebab umum : penyebab utama yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan keselamatan dan kesehatan kerja. Penyebab terperinci : penyebab yang mengakibatkan terjadinya penyebab umum. Penyebab pokok : penyebab paling dasar yang mengakibatkan kecelakaan. Setelah setiap tahapan penyebab dijelaskan, akan diberikan penjelasan tambahan mengenai kondisi lingkungan yang tidak aman dan perilaku yang tidak aman.

Lingkungan yang tidak aman: pemilik usaha tidak menyediakan peralatan dan prosedur yang aman bagi lingkungan kerja, jadwal kerja yang tidak tepat, dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak efisien, dan lain sebagainya . Perilaku kerja yang tidak aman: konsekuensi dari tidak adanya budaya keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja yang tidak mematuhi peraturan prosedur kerja, dan sikap ketidak hati- hatian dalam bekerja. Klasifikasi di atas dilakukan secara garis besar, dalam beberapa situasi bias terjadi kecelakaan secara bersamaan, berdasarkan sudut pembicaraan bias menghasilkan hal yang berbeda, sehingga ruang lingkupnya fleksibel. Bagian terakhir diberikan beberapa strategi perbaikan situasi untuk meningkatkan mutu lingkungan kerja dan menambah produktifitas.

c. Terjepit terlindas

Judul kasus : Kematian yang terjadi karena terlindas mesin pengangkut bahan baku di area penampungan melanism. Petugas operator Wanita, 25 tahun, pengalaman kerja 1,5 tahun Tugas kerja Menambahkan cairan obat di bak penampungan melanism Waktu Bulan Mei tahun X sekitar jam 5 sore. Tempat kejadian Jalur produksi Peralatan atau benda yang menyebabkan terjadinya kecelakaan Mesin pengangkut bahan baku, tiang penopang mesin pengangkut Urutan kejadian.

Pada suatu hari sekitar jam 4:30-5:00 sore, seorang manajer bagian produksi sebuah perusahaan elektronik sedang melakukan inspeksi keliling di jalur produksi melanism, semuanya berjalan normal. Pada malam hari jam 9:20, saat dia melakukan inspeksi lagi, melalui pintu depan terlihat pekerja jalur produksi bak penampungan melanism telah terjepit di antara dasar mesin pengantar bahan baku dan tiang, wajahnya mengarah ke bak cairan obat, melalui pengoperasian tombol mesin, akhirnya dia dapat dipindahkan dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, 1 jam kemudian korban meninggal dunia. Jalur produksi melanism panjangnya 11 meter, lebarnya 2,1 meter. Peralatan yang dipakai merupakan mesin yang bekerja secara otomatis, jalur itu terdiri dari bak pencucian air, bak pencucian asam, bak penampungan melanism dan bak lainnya.

Sepanjang sisi kanan dan kiri bak terdapat tiang 10 x 10 cm setiap jarak 2 meter. Jalur berjalan dibuat menempel pada tiang dengan jarak 1,8 meter dari lantai dan mesin pengantar bahan baku beroperasi di jalur berjalan tersebut.

Penyebab umum

1. 2. 3. 4.

Jalur produksi tidak memiliki peralatan isolasi pengamanan (gambar 2.2). (lingkungan yang tidak aman) Tidak membantu atau mengawasi pekerja, di seluruh jalur hanya ada seorang pekerja yang bekerja sendirian. Tidak ada pengawas keselamatan dan kesehatan kerja yang melakukan inspeksi. (lingkungan yang tidak aman). Tidak memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja kepada pekerja, pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang. (perilaku yang tidak aman).

5.

Tidak menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja agar dapat ditaati oleh pekerja. (perilaku yang tidak aman). Penyebab terperinci 1. Pemilik usaha tidak menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai. (lingkungan yang tidak aman). * Penyediaan tenaga kerja yang kurang sehingga tidak memungkinkan 2 orang pekerja bekerja secara bersamaan. (lingkungan yang tidak aman).

* Perusahaan tidak besar (jumlah tenaga kerja sedikit) sehingga tidak memenuhi peraturan dibentuknya pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja serta tidak adanya pengawas di tempat kerja. (lingkungan yang tidak aman).

* Perusahaan mengabaikan pentingnya pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dan tidak menyediakan jalur informasi yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. (lingkungan yang tidak aman).

Penyebab pokok

1. 2.

Perusahaan tidak mempunyai perencanaan alokasi tenaga kerja yang terperinci di setiap bagian.(lingkungan yang tidak aman). Pengetahuan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan tidak mencukupi. (lingkungan dan perilaku yang tidak aman). Strategi Pengendalian

1. 2.

Membentuk petugas bagian keselamatan dan kesehatan kerja dan melakukan pengecekan peralatan dan pengoperasiannya secara rutin. Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran, meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama.

3.

Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan dan dilaksanakan secara wajib.

4. 5. 6.

Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. Membuat perencanaan alokasi tenaga kerja. Membuat peralatan isolasi pengamanan dan peralatan penghenti otomastis dalam keadaan darurat, dan lain-lain, agar pekerja mempunyai peralatan pelindung diri. d. Terjepit terlindas

Judul kasus : Kematian dikarenakan terjepit bagian bawah penghisap mesin pemindah lembaran ketika mengoperasikannya Petugas operator Seorang wakil pengawas bermarga Shen dan seorang teknisi bermarga Cien Tugas kerja 2 orang mengoperasikan mesin pemindah lembaran secara bersamaan, menggunakan pisau untuk memotong lembaran tembaga Waktu Bulan Juli tahun X sekitar jam 6:40 sore Tempat kejadian Jalur produksi Peralatan atau benda yang menyebabkan terjadinya kecelakaan Pisau yang terganjal, alat penghisap lembaran tembaga pada mesin pemindah lembaran Urutan kejadian Pada sebuah perusahaan IT (Industri dan Teknologi), seorang teknisi bermarga Cien yang pada awalnya berada di bagian pelapisan lem, pada suatu malam mengoperasikan mesin pemindah lembaran bersama dengan seorang asisten insinyur bermarga Chai. Sekitar jam 06:40, wakil pengawas teknisi Shen (korban bermarga Shen) memindahkan asisten insinyur Chai bekerja ke bagian pengecekan lembaran, kemudian wakil pengawas itu mengoperasikan mesin pemindah lembaran bersama dengan teknisi tadi.

Dalam waktu puluhan menit mereka memotong lebih dari 20 lembar tembaga, sekitar jam 7 pisau yang mereka gunakan untuk memotong lembaran tembaga, secara bersamaan terganjal di dasar lembaran tembaga (alasan terganjal mungkin disebabkan oleh sudut pemotongan atau mata pisau yang telah tumpul, sebuah pisau kira-kira memotong 70-80 lembar tembaga, setelah itu harus diganti dengan pisau yang baru, bila tidak maka pisau akan terganjal di dasar lembaran tembaga karena telah tumpul) .

Teknisi Cien mencabut pisau itu dan mulai memotong lembaran tembaga lagi, wakil pengawas Shen mungkin terlambat mencabut pisau, selain itu karena dia telah memasukkan kabel nilon ke lubang tombol penggerak dan otomatis terangkat, karena ingin hemat waktu, dia memasukkan kepalanya ke bawah alat penghisap untuk memasang pisaunya, akhirnya kepalanya terjepit di dasar alat penghisap mesin pengangkat lembaran yang sedang bergerak 13 ke bawah untuk mengambil lembaran tembaga (gambar 2.3). Karena teknisi Cien baru 3 hari dipindahkan ke area kerja bagian mesin pemindah itu, dia kurang menguasai cara kerja mesin tersebut, sehingga pada saat itu segera berteriak meminta bantuan pekerja lainnya untuk mengoperasikan mesin pemindah lembaran dan menolong wakil pengawas Shen, tetapi wakil pengawas tersebut detak jantungnya telah berhenti dan saluran pernafasannya patah. Tahapan penyebab Keterangan Penyebab umum

1.

Pada mesin pengangkat lembaran yang mudah terjadi kecelakaan tidak dipasang alat isolasi pengamanan untuk memisahkan pekerja mendekati mesin. (lingkungan yang tidak aman).

2. 3.

Pisau terganjal oleh mesin dan tidak dapat segera dilepaskan. (lingkungan yang tidak aman). Tombol darurat tidak terlihat secara menonjol, sehingga teknisi Cien tidak dapat segera menekan tombol tersebut untuk menghentikan mesin. (lingkungan yang tidak aman).

4.

Wakil pengawas memiliki pandangan yang salah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, membuat mesin yang tadinya semi otomatis menjadi otomatis dan tubuhnya mendekati area pengoperasian mesin tersebut. (perilaku yang tidak aman). Penyebab terperinci

1. 2.

Pemilik usaha tidak menyediakan sarana keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai. (lingkungan yang tidak aman). Pisau yang tumpul sangat mudah terganjal, tidak menuntut perusahaan penyedia peralatan untuk mendesain ulang cara kerja mesin. (lingkungan yang tidak aman).

3.

Pengawas di jalur produksi otomatis tidak menghentikan perilaku tidak aman dari wakil pengawas Shen. (lingkungan yang tidak aman). Analisa

Penyebab pokok

1. 2.

Perusahaan tidak memasang peralatan isolasi di tempat yang mudah terjadi kecelakaan kerja. (lingkungan yang tidak aman) Perusahaan tidak mempunyai kebijakan yang menuntut agar pekerja bekerja sesuai dengan prosedur kerja atau melakukan perbaikan peralatan. (perilaku yang tidak aman).

3.

Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku yang tidak aman). Strategi

Pengendalian

1. 2.

Benar-benar menjalankan pengawasan kerja, menghilangkan penyebab perilaku yang tidak aman dan lingkungan yng tidak aman. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan yang diperlukan kepada pekerja. Dan memasukan contoh kasus ini dalam materi pelajaran, demi meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang sama.

3.

Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan dan dilaksanakan secara wajib.

4. 5. 6. 7. 8.

Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. Membuat peralatan pelindung yang memisahkan mesin dan alat penghenti darurat dan lain-lain, sebagai sarana perlindungan bagi petugas. Menjalankan sistem penghargaan dan hukuman, memaksa pekerja untuk mentaati prosedur standar pekerjaan. Memperbaiki prosedur pengoperasian peralatan dan menghilangkan masalah pisau pemotong lembaran tembaga yang terganjal. Alat penghisap Alas datar mesin pengangkat lembaran.

e. Tertabrak

Judul kasus : Kematian dikarenakan tertabrak alat penggantung otomatis ketika melapisi PCB dengan nikel Petugas operator Laki laki, 25 tahun Tugas kerja Melakukan inspeksi keliling di jalur produksi BGA PCB Waktu Bulan April tahun X sekitar jam 8 pagi Tempat kejadian Area otomatis di jalur produksi Peralatan atau benda yang menyebabkan terjadinya kecelakaan Sebuah mesin penggantung otomatis .

Urutan kejadian Pada suatu hari sekitar jam 8 pagi, pengawas A dan pekerja B bersama-sama melakukan inspeksi keliling di jalur produksi pelapisan BGA PCB dengan nikel. Pekerja B mendapatkan panggilan telepon sehingga pergi ke kantor di depan area pemasukan bahan baku untuk menerima telepon. Sekitar 2 menit kemudian, dia kembali ke area di jalur produksi tadi dan melihat pengawas A telah terbaring telungkup di lantai dekat area bak pencucian air, kepalanya mengeluarkan darah, kepala menghadap ke bawah dan kakinya berada di lantai sebelah jaring pengaman, punggung tertutup jaring pengaman. Setelah itu dia segera dikirim ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, tetapi tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia.

Tahapan penyebab Keterangan

Penyebab umum

1.

Memasuki area operasi otomatis tanpa mematikan mesin terlebih dahulu, ini adalah perilaku yang tidak aman, dapat dilihat konsep keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak cukup memadai. (perilaku yang tidak aman).

2.

Jalur produksi tidak mempunyai pengawas lainnya dan tidak dilengkapi dengan peralatan perekam. (lingkungan yang tidak aman). Analisa

Penyebab terperinci

1.

Pekerja kurang memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja yang cukup sehingga membawa dirinya sendiri dalam area berbahaya . (perilaku yang tidak aman).

2.

Perusahaan tidak memasang alarm peringatan keadaan abnormal, demi mencegah orang yang tidak berkepentingan memasuki area operasi. (lingkungan yang tidak aman). Penyebab pokok

1. 2.

Perusahaan tidak memaksa pekerja mentaati prosedur standar kerja. (perilaku yang tidak aman). Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan pelatihan yang mencukupi. (lingkungan dan perilaku yang tidak aman). Strategi

pengendalian

1.

Pekerja diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dan memasukan contoh kasus ini sebagai materi pelajaran, meningkatkan pengetahuan pekerja akan keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terulangnya kecelakaan yang sama.

2.

Menetapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dan lolos sensor kelayakan oleh instansi terkait, kemudian diumumkan dan dilaksanakan secara wajib.

3.

Bagian keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pelatihan dan menjalankan inspeksi prosedur kerja secara ketat. BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kasus-kasus kecelakaan kerja di atas, mungkin disebabkan oleh lingkungan yang tidak aman atau perilaku yang tidak aman. Baik pemilik usaha dan pekerja bekerja sama mengaktualisasikan keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja setiap saat melaporkan penyebab tidak aman di lingkungan kerja kepada pemilik usaha, pemilik usaha juga bertanggung jawab melakukan perbaikan lingkungan, mengoreksi perilaku pekerja yang tidak aman. Konsep ini tergantung pada pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dalam jangka waktu panjang, hingga terbentuk budaya keselamatan dan kesehatan kerja, memperbaiki kondisi kerja secara tuntas, menjadi figur perusahaan yang baik, sehingga dapat membuat pekerja saling membantu, menjamin kelancaran produksi, mencapai tujuan nol kecelakaan kerja.

B. Saran

Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah kesehatan kerja tang telah memberikan tugas makalah ini kepada saya. Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa masih banyak hal hal yang kurang jelas baik itu dalam pengumpulan materi maupun dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penyusun sangat mengharapkan kritikan, masukan / saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Kerja. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003

PENTINGNYA K3 DALAM PERUSAHAAN


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

Pada ekonomi sudah dan maju.

umumnya pembangunan Secara ekonomi. kesehatan, yang juga lebih

kesehatan nasional. umum Dimana seperti baik dampak

tenaga Hal ini

pekerja dapat dan banyak

sangat dilihat

mempengaruhi pada

perkembangan yang

negara-negara dapat dampak kondisi tetapi terhadap

bahwa

kesehatan

lingkungan memberikan pekerja, pelayanan, baik juga

mempengaruhi positif tempat kegiatan kesehatan

pembangunan terhadap tinggal industrilisasi

industrilisasi meningkatnya dan yang

penghasilan meningkatkan tidak

memberikan

di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.

Dengan global dibidang

makin

meningkatnya secara pembangunan adanya perubahan / Seperti

perkembangan umum baik tersebut di

industri dunia, dalam maka

dan Indonesia bidang

perubahan juga tehnologi konsekuensinya

secara melakukan maupun terjadi dengan mekanik

pembangunan dalam

perubahan-perubahan industri. perubahan pekerjaan. (proses kimia. kerja, Masalah stress, tidak Dengan pola

penyakit

kasus-kasus

penyakit faktor

karena

hubungan

peralatan) gizi

, pekerja

faktor juga Jantung, oleh

fisik merupakan tekanan pengelola

(panas hal darah tempat

, yang tinggi

Bising, sangat dan atau

radiasi) penting lain-lainnya.

dan yang

faktor perlu Perubahan Atau

diperhatikan, ini banyak

penyakit disadari

kerja

diremehkan.

walaupun

mengetahui

pendekatan

pemecahan

masalahnya

hanya

dari

segi

kuratif

dan

rehabilitatif saja tanpa memperhatikan akan pentingnya promosi dan pencegahan

Promosi dikembangkan Internasional yang melalui tinggi program dengan Promosi Indonesia perilaku adanya Kesehatan ikut hidup di berperan bersih Deklarasi Jakarta

kesehatan Jakarta bulan juli hasil 1997. kegiatan di dari Dengan tersebut beberapa

ini konferensi komitmen terutama tatanan

dalam yang

melakukan dilakukan

diantaranya adalah tatanan tempat kerja.

Masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan kesehatan keselamatan kerja yang memuaskan, karena banyak para pimpinan perusahaan kurang menghubungkan antara tempat kerja, kesehatan dan pembangunan. Padahal kita ketahui bahwa pekerja yang sehat akan menjadikan pekerja yang produktif, yang mana sangat penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan pembangunan nasional. Untuk itu promosi kesehatan di tempat kerja merupakan bagian yang sangat penting di tempat kerja.

B. Perumusan Masalah 1. Apa Yang Di Maksud Dengan P rom osi Kes eh at an Di Tem pat Kerj a 2. Ap a saja ba gian da lam P rin sip P rom osi Kes ehatan Di Tempat Kerja . 3. Lan gk ah Di t emp at Kerj a BAB II TINJAUAN PUSTAKA m en gemban gk an Prom os i Kes ehatan

A.

PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA


Kalau tentu kita kita bagi membicarakan kalimat promosi tesebut kesehatan menjadi di beberapa tempat bagian kerja sehingga sebelumnya artinya

menjadi jelas, seperti dibawah ini :

Promkesker Adalah melindungi upaya kesehatan memberdayakan diri serta masyarakat lingkungannya. untuk (The memelihara, process of meningkatkan enabling dan people

to increase control over, and to improve their health-Ottawa charter 1986.) Memberdayakan mengembangkan dan kemampuan, adalah yang dengan upaya untuk dilakukan mengembangkan membangun dengan iklim daya, yang kesadaran, mendukung berarti kemauan pengembangan

kemandirian, serta

menimbulkan yang

kemandirian tersebut.

Promosi

kesehatan

menempatkan

masyarakat

sebagai

subyek

bukan

obyek,

sebagai pelaku bukan sasaran, dan aktif berbuat bukan pasif menunggu.

Adalah pengelola kegiatan /

suatu yang

tempat memiliki barang atau

yang serta jasa

sangat pengunjung dan

erat yang saling

hubungannya digunakan interaksi,

dengan untuk tempat

pekerja melakukan tersebut

dan suatu dapat

produksi

berupa ruangan terbuka, tertutup, bergerak atau tidak bergerak.

Upaya untuk tingkat melindungi yang sehat

promosi

kesehatan masyarakat serta sendiri di

yang tempat

diselenggarakan kerja mengatasi, memelihara dan

di untuk memelihara,

tempat mengenali

kerja, masalah

selain dan dan kerja

memberdayakan kesehatannya, kesehatannya

mampu juga

meningkatkan tempat

meningkatkan

Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja adalah :

1.

Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.

2. 3.

Menurunkan angka absensi tenaga kerja. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja

4.

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.

5.

Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat

6.

Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masayarakat. Dua konsep yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pekerja dan

lingkungannya adalah pencegahan dan peningkatan kesehatan.

Secara individu berbahaya, menggunakan

mendasar

Promosi

Kesehatan didalam kerja yang yang dan

Di

Tempat diluar Gaya dapat kerja

Kerja tempat yang

adalah kerja

perlu dari

melindungi bahan-bahan kesehatan dan promosi

(pekerja), stress atau pelayanan

lingkungan lingkungan

jelek. ada

memperhatikan

kesehatan

mendukung

terlaksananya

kesehatan di tempat kerja.

Keuntungan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja, secara umum : Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja mendorong tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Para nasional. merupakan yang absensi tidak dan Perusahaan dasar sehat angka

pekerja yang untuk sehat kesejahteraan menjadikan kecelakaan,

yang mendukung sosial yang serta

sehat pekerja ekonomi tidak secara yang dari sehat,

merupakan sehat, masyarakat. meningkatnya ataupun yang

aset mana Perusahaan angka tidak

pekerja penyakit

langsung

langsung meningkatkan biaya kesehatan yang tinggi bagi keluarga dan masyarakat.

Sepertiga di sekali lingkungan kecelakaan, tempat untuk tempat penyakit

dari kerja,

waktu sehingga

kehidupan tempat kesehatan. dapat kerja kerja

pekerja

banyak

dihabiskan lingkungan ini yang dilalaikan pekerja kerja serta

setiap yang

harinya tepat

merupakan hal

promosi kerja akibat

Apabila mempengaruhi dan bukan

konsekwensinya seperti yang stress, paling

kesehatan akibat

tidak diharapakan adalah kematian.

Kesehatan yang sehat dan

pekerja ini

sangat merupakan

berhubungan faktor

erat yang

dengan

lingkungan

tempat kesehatan

kerja keluarga

dapatmempengaruhi

dan masyarakat sekitarnya.

Kesehatan berhubungan dan kurang obatan, meningkatkan kesehatan dengan

pekerja pekerjaan pekerja

juga yang antara keluarga tidak dan pekerja yang

dipengaruhi mempunyai lain tidak seimbang kemampuan dan keluarga seperti

oleh dampak kondisi

fakto-faktor terhadap tempat

yang penampilan tinggal obat

bukan pekerja yang Dengan meningkatkan seperti

produktivitas baik, minum

hubungan

harmonis, gizi, bagaimana akan

merokok, kesulitan memelihara mendapatkan

menggunakan keuangan. dan keuntungan

alkohol,

pengetahuan mereka ,

yang didapat di tempat kerja.HAl 2

GOOD HEALTH, GOOD BUSINESS.


Sasaran tempat Kerja adalah: dari Promosi Kesehatan Di

1.

Primer : Karyawan di tempat kerja.

2.

Sekunder : Pengelola K3, serikat atau organisasi pekerja.

3.

Tertier : Pengusaha dan manajer/ Direktur. Keuntungan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja

Bagi Perusahaan

Bagi Pekerja

Meningkatnya lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman serta nyaman

Lingkungan tempat kerja menjadi lebih sehat

Citra Perusahaan Positif

Meningkatnya percaya diri

Meningkatkan moral staf

Menurunnya stress

Menurunnya angka absensi

Meningkatnya semangat kerja

Meningkatnya produktifitas

Meningkatnya kemampuan

Menurunnya biaya kesehatan atau biaya asuransi.

Meningkatnya kesehatan.

Pencegahan terhadap penyakit.

Lebih sehatnya keluarga dan masyarakat

B. Prinsip Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja. Prinsip Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja hendaknya dilakukan secara komprehensip, partisipasi dan kewenanganyang ada. kerja kelompok berkesinambungan. Promosi sama Kesehatan dengan organisasi Di berbagai masyarakat Tempat sektor yang Kerja yang ada hendaknya terkait, sehingga dikembangkan dan lebih dengan melibatkan mantap melibatkan beberapa serta

1. Ko mp r eh en si p. Promosi Kesehatan Di tempat Kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu dengan tersebut diharapkan berkembangnya tempat lingkungan terjadi perubahan kerja yang kerja perilaku individu sehat, aman yang dan kelompok dan nyaman sehingga mendukung kearah

yang positif sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.

1.

Pa ti si pa si Para perusahaan yang sehat. sangat kemampuan pekerja hendaknya dibutuhkan Partisipasi mendukung untuk para bagi terlibat pemecahannya pengambil para mereka di secara dan keputusan pekerja untuk dalam aktif meningkatkan di tempat lebih semua mengindetifikasi kondisi kerja percaya diri merubah tingkatan masalah lingkungan merupakan dalam kerja hal dalam kesehatan yang yang

meningkatkan gaya

hidup dan mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.

3. Ke terli ba ta n ber bagai se kt or ter ka i t. Kesehatan mendukung. melalui yang Berbagai pendekatan baik upaya yang adalah untuk integrasi hasil meningkatkan yang mana dari kesehatan penekanannya berbagai pekerja pada faktor hendaknya berbagai yang harus faktor

tersebut bila memungkinkan.

Untuk kesehatan berbagai industri, pekerja pengambil sektor dan membangun keputusan kesehatan,

itu, tempat dari university kerja sektor-sektor yang yang sehat terkait terkait, dibutuhkan termasuk organisasi

meningkatkan koordinasi pemerintah, pekerja,

organisasi pengusaha , organisasi masyarakat, masyarakat dan lain-lain. Para propesional dari berbagai disiplin ilmu juga diperlukan

4. Ke lo mp o k orga ni sasi masyara ka t. Program anggota termasuk berbagai membantu pencegahan pekerja, juga organisasi termasuk tenaga dan peningkatan kelomok honorer yang Promosi dan organisasi tenaga mempunyai kesehatan kesehatan wanita kontrak. pengalaman Di Tempat hendaknya dan Kebutuhan atau melibatkan laki-laki yang semua ada, dengan dalam di

melibatkan tenaga ahli hendaknya

masyarakat

mengembangkan

kerja

perhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya

5. Be r ke si na mb u n gan a tau Berke l a n juta n

Promosi dan aktifitas tujuannya ingin dan

kesehatan kerja sehari-hari.

di

tempat mempunyai

kerja arti

yang penting dan

berhubungan pada pencegahan promosi lingkungan hendaknya kesehatan

erat

dengan tempat kerja

kesehatan dan dan kerja sesuai berhubungan

keselamatan manajemen jangka

Program

promosi

kesehatan

terus

menerus di

dilakukan tempat

panjang. lebih

Apabila mentap,

pelaksanaan

program pekerja dan

hendaknya masalah yang

responsif

terhadap

kebutuhan

dengan kondisi lingkungan kerja.

Mengembangkan semua yang dan partisipasi dll. sektor sangat bertanggung aktif Idealnya dari dan

Promosi terkait erat jawab seperti Promosi semua tenaga ; baik dengan untuk

Kesehatan di hal ini mendorong

Di tingkat

tempat nasional,

kerja propinsi menjadi terkait

dibutuhkan dan leading

upaya kabupaten.

dari Sektor

hendaknya sektor ,

dalam untuk

pelaksanaannya membantu lingkungan dari ini atau dan hidup strategi petugas klinik kegiatan

lainnya kerja,

departemen Kesehatan perusahaan kerja, pekerja

kesehatan Di dan petugas

tenaga kerja

perindustrian, bagian hal

Tempat pelayanan

merupakan pekerja. petugas akan Dalam

pelaksanaan kesehatan perusahaan,

lingkungan, organisasi

puskesmas

organisasi

dan

pengusaha

mendukung

ini dalam satu bahasa

C. Langkah mengembangkan Promosi Kesehatan Di tempat Kerja: M en gemban gk an P rom osi Kes eh atan Di t empat Kerj a dapat m ela lui 8 lan gkah ya i tu :

1. M e nggala ng d u ku n g an ma na je me n. Untuk dukungan penting pelaksanaan pelaksanaan diskusikan. dan sekali. Promosi mengembangkan komitmen Ini kesehatan promosi Koordinator dari termasuk tersebut. kesehatan program Promosi para bukan Para manager yang pengambil saja hendaknya diedarkan hendaknya kesehatan keputusan sebagai membuat memilih Di dari program keseluruh dan fasilitas sponsor, tetapi staf Tempat semua informasi pihak komitmen umum untuk yang Kerja, sangat untuk tentang di ada

untuk pelaksanaan. 2. M ela ks a na ka n ko o r di nas i. Untuk membentuk kesehatan, tersebut tempat dengan tersebut lancarnya kelompok bagian hendaknya kerja proses kerja keselamatan, mengikuti maupun yang di semua sektor ada, baik (team) jalannya yang lingkungan komponen terkait. pelaksanaan, baik, dan yang Anggota besarnya dan para contohnya ketenagaan. terkait dari di pengambil panitia dari Kelompok semua kerja tempat tingkatan keputusan bagian kerja di

kelompok struktur dari

disesuaikan kerja

lingkungan

3. Penjajakan Kebutuhan Team hendaknya melakukan need assessmen. Hal ini untuk mengumpulkan segala informasi yang berhubungan dengan kesehatan mengidentifikasi program. fokus secara Need pada rinci dan keselamatan masalah assessmen permasalahan dari need yang merupakan atau assessmen kerja. Tujuan mempengaruhi dasar perhatian ini untuk dari hendaknya dari need assessmen dan program perusahaan dikoordinasikan dan dan dengan ini menjadikan hal ini adalah nya harus Hasil dan

kesehatan disain

pekerja. team

manajemen perusahaan.

4. M e mp riori ta s ka n K e bu tu han . Team memproiritaskan masalah berdasarkan keinginan dan kebutuhan masalah

masalah yang mempengaruhi kesehatan.

5. M eny u su n p er en canaa n .

Berdasarkan perencanaan goal dan yaitu

prioritas perencanaan

masalah jangka

dan panjang

kebutuhan dan biaya jangka dan

team pendek jadwal

mengembangkan lengkap pelaksanaan. dengan Biaya

tujuan,

strateginya,

aktifitasnya,

perencanaan hendaknya diajukan setiap tahun anggaran

6. Mo ni tor ing d an E val ua si. Monitoring seberapa dan baiknya Evaluasi program merupakan tersebut hal yang sangat untuk penting untuk melihat kesuksesan

terlaksana,

mengidentifikasi

dan masalah-masalah yang ditemui dan umpan balik (feedback) untuk perbaikan

7. Re vi si p er bai ka n progra m.

dan

Setelah mendapatk an hasil dari evaluasi tentunya ada kekuranga n dan masukan yang perlu untuk pertimbang an dalam melakukan perbaikan program, sekaligus merevisi hal yang sudah ada

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan

PKDTK

merupakan

kegiatan

dari

oleh

dan

untuk pekerja dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kemitraan terkait beserta

antara jajarannya

pekerja, sangat

manajer, diperlukan

organisasi dalam

pekerja perencanaan,

dan

instansi pelaksanaan,

pengembangan dan evaluasi kegiatan.

Kejelasan

peran

dan

keterbukaan

sangatlah

penting,

kerena

PKDTK

adalah

kegiatan yang bersifat sukarela.

Berbagai tergantung kepada hasil pemetaan

bentuk masalah dan kesepakatan bersama.

kegiatan Sehingga

setiap tempat kerja dapat berbeda

1.

Saran saran

Meningkatkan PKDTK adalah salah satu upaya perbaikan efektifitas suatu perusahaan dari PKDTK

harus di giatkan di dalam sebuah perusahaan / industri

BAB IV DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari : http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008 2. Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai