Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan
mesin, alat kerja, bahan dan proses pekerjaan, landasan tempat kerja dan lingkungan
kerja, serta cara melakukan pekerjaan yang mencangkup segala tempat kerja, baik di
darat, udara, permukaan air, maupun di dalam tanah. Aspek penting dalam sasaran
keselamatan kerja mengenai risiko bahaya. keselamatan tenaga kerja meliputi berbagai
macam aspek yang cukup luas yang harus dijangkau, mulai dari perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan norma kerja serta perilaku yang sesuai dengan
norma yang berlaku dan bertujuan untuk menjamin tenaga kerja melakukan pekerjaannya
dengan aman dan mampu meningkatkan produktivitas pekerja (Suma'mur PK, 1981).
H.W. Heinrich (1930) dalam mengemukakan faktor penyebab kecelakaan melalui
toeri domino, yang mengolongkan kecelakaan menjadi dua penyebab yaitu tindakan tidak
aman (unsafe act) serta kondisi tidak aman (unsafe condition). Menurut perkiraan terbaru
yang dikeluarkan oleh International Labour Organization (ILO), 2,78 juta pekerja di
dunia meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar
2,4 juta (86,3 persen) dari kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara
lebih dari 380.000 (13,7 persen) dikarenakan kecelakaan kerja. Di Indonesia sendiri
angka kecelakaan kerja masih sangat tinggi berdasarkan data dari Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS). Pada tahun 2016 tercatat sebanyak 105.182 kasus kecelakaan
kerja mengakibatkan 2.375 orang pekerja meninggal dunia. Sepanjang tahun 2018 Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat terjadi 147.000 kasus
kecelakaan kerja, atau 40.273 kasus setiap harinya. Dan dari jumlah itu, sebanyak 4.678
kasus (3,18 persen) berakibat kecacatan, dan 2.575 (1,75 persen) kasus berakhir dengan
kematian. Data itu menunjukkan, setiap hari ada 12 orang peserta BPJS Ketenagakerjaan
yang mengalami kecacatan, dan tujuh orang peserta meninggal dunia.
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diterapkan kepada
tenaga kerja ditempat kerja berperan untuk mengurangi bahkan mencegah hal negatif
yang tidak terduga dan tidak diinginkan untuk terjadi (Chyntiya, 2018). Perlindungan

1
terhadap tenaga kerja disektor pertanian dan perkebunan juga diperlukan, mengingat
aspek potensi bahaya yang dapat timbul dari penggunaan alat kerja, penggunaan racun
hama, dan proses kerja yang berlangsung (Suma’mur PK, 1981). Pada sektor perkebunan
dan pabrik pengolahan hasil perkebunan kecelakaan kerja yang kerap kali terjadi
disebabkan oleh perilaku kerja para pekerja yang tidak aman serta tidak disertai upaya
pencegahan kecelakaan, pengangkutan hasil panen yang sesuai standar prosedur kerja
yang ada (Suma'mur PK., 2009). Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah yang
memiliki lahan perkebunan yang luas, terutama perkebunan kelapa sawit. Salah satu
perusahaan di Jambi yang bergerak pada bidang tersebut adalah Pabrik Kelapa Sawit
Bunut yang merupakan salah satu Unit Usaha dari PT. Perkebunan Nusantara VI yang
berkedudukan di Jambi. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia No.08 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri. Menyatakan bahwa
pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang
ramburambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja dan menyediakan
APD bagi pekerja. Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib
memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko bahaya yang
dapat terjadi ditempat kerja tergantung jenis pekerjaan, jenis teknologi yang digunakan,
bahan produksi digunakan, serta proses kerja.
Untuk melanjutkan visi K3 Nasional tersebut, maka saat ini merupakan
momentum yang tepat untuk lebih meningkatkan K3 menjadi budaya di tempat kerja dan
menjadikan masyarakat Indonesia mandiri berbudaya K3. Diharapkan seluruh lapisan
masyarakat, baik masyarakat umum maupun industri, para cendikiawan, organisasi
profesi, asosiasi dan lain-lain dapat termotivasi untuk berperan aktif dalam peningkatan
pemasyarakatan K3 sehingga tercipta pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat
mendukung pencapaian ”Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3 Tahun
2020”. Dengan demikian tujuan K3 dalam menciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman, sehat menuju kecelakaan nihil guna peningkatan produksi dan produktivitas
nasional dapat segera terwujud.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa kecelakaan terjadi
didominasi oleh perilaku tidak aman pekerja dalam melakukan pekerjaan, serta di dorong
dengan lingkungan kerja yang tidak aman. Pabrik kelapa sawit Bunut adalah salah satu
bagian dari perusahaan perkebunan besar di Indonesia yang terletak di Provinsi Jambi, serta
tidak terlepas dari resiko kecelakaan kerja. Maka dari itu, untuk meningkatkan perilaku K3
pekerjaan serta melanjutkan visi K3 Nasional. dapat termotivasi untuk berperan aktif dalam
peningkatan pemasyarakatan K3 sehingga tercipta pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat
mendukung pencapaian ”Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2020”.
Dengan demikian tujuan K3 dalam menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat
menuju kecelakaan nihil guna peningkatan produksi dan produktivitas nasional dapat segera
terwujud.

1.3 Tujuan Kegiatan


1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan perilaku K3
pekerjaan serta melanjutkan visi K3 Nasional. dapat termotivasi untuk berperan aktif
dalam peningkatan pemasyarakatan K3 sehingga tercipta pelaksanaan K3 secara
mandiri dan dapat mendukung pencapaian ”Kemandirian Masyarakat Indonesia
Berbudaya K3 Tahun 2020.” di Pabrik Kelapa Sawit Bunut.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memeriahkan peringatan bulan K3 Nasional.
b. Untuk meningkatkan pengetahuan pekerja terhadap K3 untuk menunjang perilaku
aman dalam bekerja.
c. Menciptakan kemandirian pekerja untuk mampu bekerja dengan berbudaya K3.
d. Melengkapi rambu-rambu keselamatan pada area pabrik.
e. Meningkatkan kedisiplinan pekerja terhadap perilaku K3 melalui inspeksi rutin dan
perlombaan kepatuhan terhadap K3.
f. Meningkatkan produktifitas pekerja dan merealisasikaI zero accident di PKS Bunut

3
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Bagi perusahaan, diharapkan hasil kegiatan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
yang dapat menjadi bahan referensi perusahaan dalam mengidentifikasi Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Perilaku Aman Pada Pekerja Di PT Perkebunan Nusantara
VI Jambi PKS Bunut yang dapat dikembangkan perusahaan sebagai upaya dalam
mencegah terjadinya kecelakaan kerja agar dapat memaksimalkan keselamatan kerja
hingga mampu meningkatkan produktifitas pekerjaan hingga terealisasikannya zero
accident di PKS Bunut.
2. Bagi Pekerja, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi lebih memahami budaya K3 dalam
pekerjaannya yang akan berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga
meningkatkan kemampuan produktifitas pekerja.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


A. Sejarah Bulan K3
Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, Menteri Ketenagakerjaan sebagai pemegang kebijakan nasional di
bidang K3, bersama para pemangku kepentingan telah melakukan berbagai upaya
untuk mendorong pelaksanaan K3, melalui berbagai kegiatan antara lain kampanye,
seminar, lokakarya, konvensi, pembinaan dan peningkatan kompetensi personil K3,
pembentukan dan pemberdayaan lembaga-lembaga K3 baik tingkat nasional sampai
dengan tingkat perusahaan, pemberian penghargaan K3, dan perbaikan-perbaikan
sistem K3 secara berkelanjutan namun hasilnya belum optimal. Hal ini ditandai dengan
adanya kasus-kasus kecelakaan kerja di tempat kerja yang berakibat fatal sehingga
menimbulkan kerugian moril dan materiil serta pencemaran lingkungan yang
dampaknya sangat besar bagi tenaga kerja, pengusaha, maupun pemerintah. Secara
keseluruhan berbagai kerugian tersebut akan mempengaruhi pula tingkat
produktivitas, kesejahteraan masyarakat bahkan dapat menurunkan Indeks
Pembangunan Manusia yang akhirnya akan berpengaruh terhadap daya saing di pasar
internasional.
Disadari bahwa pelaksanaan K3 tidak hanya merupakan tanggung jawab
Pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak, khususnya masyarakat
industri. Dengan demikian semua pihak terkait berkewajiban untuk berperan aktif
sesuai fungsi dan kewenangannya untuk melakukan berbagai upaya dibidang K3 secara
terus menerus dan berkesinambungan serta menjadikan K3 sebagai bagian dari budaya
kerja, sehingga dapat mencegah kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sejak
tahun 1984 dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
KEP.13/MEN/1984 tentang Pola Kampanye Nasional K3 hingga tahun 1992,
pemerintah bersama-sama pemangku kepentingan telah melakukan upaya yang
intensif untuk memasyarakatkan K3 melalui Kampanye Nasional K3 selama 1 (satu)

5
bulan dimulai tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Februari yang selanjutnya dikenal
dengan Bulan K3 Nasional. Sejak tahun 1993 hingga tahun 2008 Kampanye Nasional K3
diubah menjadi Gerakan Nasional Membudayakan K3 dengan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor KEP.463/MEN/1993 dikenal dengan Bulan K3 Nasional. Pada
tahun 2009, Gerakan Nasional Membudayakan K3 diubah strateginya yang diwujudkan
dalam “Gerakan Efektif Masyarakat Membudayakan K3 (GEMA DAYA K3)” dan
dicanangkan pada mulainya pelaksanaan Bulan K3 Nasional tanggal 12 Januari 2009.
Selanjutnya, Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan

B. Optimalisasi Kemandiri Masyarakat Berbudaya K3 Pada Era Revolusi Industri 4.0


Optimalisasi kemandirian masyarakat berbudaya K3 pada era revolusi industry
4.0 merupakan tema yang telah dipilih sebagai tema bulan K3 2020. Dengan dipilihnya
tema ini diharapkan mampu mengikuti perubahan revolusi industry berbasis teknologi
informasi. Yang mana ddiharapkan masyarakat sebagai tenaga kerja mampu memiliki
kemandirian dalam menjalankan pekerjaan dengan menerapkan keselamatan dan
kesehatan dalam bekerja.

2.2 Pemasangan Display


A. Pengertian display
Menurut (sutalaksana, 1979) Display merupakan bagian dari lingkungan yang
memberikan informasi kepada pekerja agar tugas-tugas nya menjadi lancar.

B. Klasifikasi display
a. Berdasarkan tujuannya display bisa diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Display umum
Display umum merupakan display yang ditujukan untuk kepentingan umum seperti
arahan tempat pembuangan sampah
2) Display khusus
Display khusus merupakan display yang di buat untuk keperluan khusus di
antaranya untuk keprluan suatu instansi atau suatu pabrik

6
C. Penggunaan warna pada display
Ketentuan penggunaan warna pada display adalah sebagai berikut:
1) Warna merah dengan simbol atau tulisan putih menandakan larangan pemadaman api
2) Warna kuning dengan simbol atau tulisan hitam menandakan perhatian atau waspada
potensi beresiko
3) Warna hijau dengan simbol atau tulisan putih menandakan zona aman pertolongan
4) Warna biru dengan simbol atau tulisan putih menandakan wajib ditaati
5) Warna putih dengan simbol atau tulisan hitam menandakan informasi umum
6) Sebuah display tidak boleh menggunakan warna lebih dari tiga

D. Informasi yang dibutuhkan sebelum pembuatan display


1) Kecepatan yang dibutuhkan dalam mengirimkan informasi
2) Minimasi kesalahan dan pembacaan display
3) Jarak norma dan maksimal antara display dan pengguna
4) Lingkungan dimana display tersebut diperlukan

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan display


1) Perancangan harus memahami kriteria dasar dalam pembuatan display
2) Harus memahami informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan display
3) Mengklasifikasikan display berdasarkan tipe display yang ada
4) Mendesain sebuah display berdasarkan prinsip yang ada
5) Memahami benar arti serta penggunaan warna pada sebuah display

F. Pemasangan display dan poster di PSB II


Pemasangan display di PSB II termasuk kedalam display khusus yang ditujukan
untuk pekerja disebuah perusahaan. Poster juga termasuk kedalam salah satu display
namun di buat dalam ukuran yang lebih besar. Poster dan display K3 biasanya bertujuan
untuk:
- Mengingatkan orang atas sikap dan tindakan yang salah namun sering dilakukan

7
- Mengingatkan orang agar bekerja dengan penuh perhatian sehingga terhindar dari
kecelakaan
- Memberikan contoh atau petunjuk tindakan kerja yang aman
- Mengajak untuk bersama sama meningkatkan usaha keselamatan kerja
diperusahaan
- Menunjukan bahwa kecelakaan ditimbulkan akibat adanya kesalahan dan
kelalaian
- Mengingatkan orang terhadap bahaya-bahaya tertentu dilingkungan sekitar

Salah satu fokus dari pemasangan display dan poster di PSB II yaitu berada di :
1) Tempat yang memiliki bahaya dari bahan kimia
2) Jalur pejalan kaki
3) Area merokok disekitar pabrik
4) Titik kumpul

2.3 Inspeksi Rutin


Kegiatan inspeksi rutin ini bertujuan untuk merealisasikan zero accident di PKS
Bunut dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) daftar checklist keselamatan kerja di
setiap stasiun.

2.4 Sosialisasi Dan Publikasi


Kegiatan sosialisasi dan publikasi diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan
pemahaman pentingnya pengaplikasian K3 dilingkungan kerja serta mampu merubah pola
pikir para pekerja sehingga bisa menimbulkan kebiasaan yang baik. Kegiatan sosialisasi ini
dilakukan pada pagi hari pada saat sipro di setiap stasiun kerja. Publikasi dilakukan sebagai
bentuk apresiasi kepada pekerja yang memenangkan perlombaan.

2.5 Perlombaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Adanya kegiatan perlombaan K3 ini bertujuan untuk memacu para pekerja agar lebih
mengaplikasikan K3 agar kedepannya menjadi suatu budaya atau kebiasaan.

8
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Bulan K3 Nasional akan di selengarakan dalam jangka waktu 12 hari,
yang pada akhirnya bertepat puncak bulan K3 Nasional, dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
Program Lokasi Waktu
Inspeksi Rutin
1 Februari – 12 Februari
Pemasangan Display
2020
Keselamatan PKS BUNUT
Lomba Keselamatan Kerja
Sosialisasi Dan Publikasi

3.2 Anggaran Dana


No. Uraian Harga (Rp) Kuantitas Jumlah (Rp)
1. Spanduk Bulan K3 Nasional 25.000/meter 3 x 1m (2) 200.000
2. Display Keselamatan
a. Jalur evakuasi a. 60.000/buah - 10 buah - 600.000
b. Smoking area b. 60.000/buah - 2 buah - 120.000
c. Poster keselamatan c. 75.000/buah - 6 buah - 450.000
3. Lembar Ceklis
a. Lembar MSDS - - -
b. Ceklis Inspeksi - - -
4. Titik Kumpul atau Assembly 290.000/buah 2 buah 580.000
point
5. XBanner Penggunaan APD 150.000/buah 1 buah 150.000
6. Cat minyak (Merah, Kuning, 60.000/kg 3 kg 180.000
Hijau)

9
7. Perlengkapan P3K per stastiun 200.000 5 set 1.000.000
kerja
8. Hadiah untuk stasiun pemenang 200.000 1 buah 200.000
ter 5R (dalam bentuk barang)
9. Hadiah untuk pekerja terpatuh 100.000 1 buah 100.000
K3 (dalam bentuk barang)
Jumlah Rp. 3.580.000

10

Anda mungkin juga menyukai