Anda di halaman 1dari 52

Latar Belakang

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional (RPJMN) tahap kedua,
maka penekanan pembangunan ditujukan
untuk lebih memantapkan penataan kembali
Indonesia di segala bidang melalui upaya
peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, pengembangan kemampuan ilmu
dan teknologi serta peningkatan daya
saing perekonomian
kesempatan
Mendorong terciptanya
kerja yang layak (decent work),
yaitu
lapangan kerja produktif dengan
perlindungan dan jaminan sosial yang
memadai; dan
Meningkatkankompetensi tenaga
kerja dan produktivitas
Pekerjaan yang layak
dengan perlindungan yang
memadai,
>> diupayakan melalui
penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).
Sejak diterbitkannya UU No, 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja,
penerapan K3 di Indonesia
>> Terus dioptimalkan

masih tingginya angka


kecelakaan kerja di
Indonesia
KECELAKAA
N
Kerugian &
Penderitaan
Berdampak
Serius
Tingginya angka kecelakaan kerja menimbulkan kerugian bagi
tenaga kerja, perusahaan dan pemerintah.
Kerugian bagi pekerja adalah kurang terlindungi hak dasar tenaga
kerja dan kelangsungan pendapatan bagi tenaga kerja dan
keluarga.
Bagi perusahaan apabila banyak pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja maupun Penyakit Akibat Kerja (PAK) baik
disadari atau tidak, kerugiannya cukup besar antara lain berupa
kerugian akibat
-kerusakan asset perusahaan,
-meningkatnya biaya pengobatan,
-kehilangan pekerja terampil,
-meningkatnya angka mangkir kerja,
-menurunnya produktifitas dll.
Bagi pemerintah, kerugiannya antara lain adalah meningkatnya
pengangguran, kemiskinan, menurunnya tingkat kesejahteraan
masyarakat.
ILUSTRASI

•Kerusakan/Kerugian
•Korban jiwa
•Dampak lingkungan
•Penderitaan
•Dll
MAUKAH ANDA SEPERTI
INI???

P2K3 PT. Liku Telaga


1. K3 sebagai salah satu aspek penting bagi
pengusaha dan pekerja.
2. K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai
dari semua pihak. Tingkat keperdulian
masyarakat khususnya masyarakat industri
terhadap K3 relatif masih rendah
3. Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3
relatif rendah
4. Ditingkat global perlindungan untuk tenaga kerja,
konsumen dan HAM menetapkan persyaratan
baru dalam perdagangan bebas yaitu penerapan
ISO 9001, ISO 14000, OHSAS 18001 dan SMK3
GAMBARAN ANGKA KECELAKAAN

• +/- 185 kasus /per hari

• kecelakaan fatal 9
orang mati/hari

• Data kecelakaan Di
Dunia (40% Sektor
Konstruksi)

• Data kecelakaan Di
Indonesia
(32 % Sektor
Konstruksi)
ISSUE AKTUAL

1 ”Angka kecelakaan kerja di


Indonesia termasuk tinggi di
dunia”.

2
”Rendahnya Budaya
K3”.

3 ”Pengawasan K3 kurang
efektif”.
Kebijakan Nasional
Undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2)
menyebutkan bahwa “Setiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”. Pekerjaan
yang layak dalam konteks ini artinya bahwa pekerjaan
yang dilakukan harus bersifat manusiawi yang
memungkinkan pekerja dalam kondisi sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan
martabat manusia.
Visi K3 Nasional

Terwujudnya budaya
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di Indonesia.
Misi K3 Nasional
1. Meningkatkan penerapan SMK3
2. Meningkatkan pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan K3
3. Meningkatkan peran serta
pengusaha, tenaga kerja,
masyarakat untuk mewujudkan
kemandirian dalam pelaksanaan K3
Strategi
Sesuai dengan visi, misi dan kebijakan K3 nasional,
maka telah disusun rencana strategi dan program
kerja utama K3 yaitu:
1.Menyusun dan meningkatkan kebijakan K3
2.Meningkatkan sumber daya manusia di
bidang k3
3.Meningkatkan pembinaan penerapan SMK3
4.Meningkatkan sarana dan prasarana
pengawasan K3
5.Meningkatkan jejaring dan peran serta
instansi, lembaga, personil dan pihak pihak
upaya pembinaan termasuk
penyuluhan, pelatihan, dan upaya
persuasive lainnya meruopakan
prioritas untuk dilakukan dan
sangat strategis dalam rangka
pencegahan kemungkinan
terjadinya kecelakaan di
tempat kerja secara dini.
K3 & GLOBALISASI
Kontribusi mewujudkan:
Tempat Kerja : • Produksi &
• Aman produktifitas
• Nyaman
• Sehat • Kelangsungan
• Bebas Polusi Usaha
• Nihil Kec. & PAK
Menjawab Tantangan & Meraih
Peluang
• WTO 2020;
• AFTA AC-FTA;


AK-FTA;
AI- FTA;
Daya saing
(Lokal,
• AANZ-FTA;
• IJ-EPA
• ACFTA 2010-CAFTA 2012;


Asean Single Market 2015;
ILO OSH Guide Line 2001; Regional,
• Green Productivity;


Global Warming;
MDGs.
Global)
DAMPAK FREE TRADE AREA - FTA

Berpengaruh pd neraca perdagangan sejak Indonesia giat


melakukan perjanjian kerja sama perdagangan bebas, baik bilateral,
multilateral maupun regional;

Dampak negatif mulai dirasakan se-saat stlh Indonesia terlibat dlm


AFTA (2005) – defisit $ 0,45 juta - $ 455,4 juta (2012) – non Migas;

Lebih parah lagi via skema ASEAN-China Free Trade Agreement


(ACFTA) - 2008 neraca perdagangan Indonesia dgn China defisit $
3,6 milyar – 2012 - $ 7,2 milyar;

Sd. 2012; Indonesia telah terlibat dlm enam skema kawasan


perdagangan bebas, yaitu:
ASEAN Free Trade Area; ASEAN China FTA; ASEAN Korea FTA;
ASEAN – India FTA; ASEAN – Autralia – New Zealand FTA;
Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement.
4 STRATEGI YG TDK DISIAPKAN INDONESIA DLM
MENGHDAPI KOMPETISI PERD. BEBAS :

* Hilirisasi industri belum berjalan (SDA lokal blm


menjadi peluang utk mengembangkan industri
yg berdaya saing);

* Lambat mengadopsi teknologi utk industri;

* Tdk memprioritaskan energi utk kebutuhan


industrl;

* Tdk mempersiapkan SDM yg ahli & memiliki


kompetensi (salah satu adalah ahli dan
memiliki kompetensi di bidang K3).
KONSEPSI KEBIJAKAN NASIONAL K3
UU No.1/1970
Internal

Tujuan
Masalah &
Tantangan Eksternal

Melindungi PROGRAM
TK, Asset, Lingk & VISI
Menjamin prod lancar
STRATEGI
Kecelakaan
MISI
Nihil KEGIATAN
Meningktkan
penerapan SMK3

Meningkatkan Misi K3
pelaksanaan Nasional
pembinaan dan
pengawasan K3

Meningkatkan
peran serta pengusaha,
TK & msyrkt utk
mewujudkan kemandirian
dlm
pelaksanan K3
Menyusun dan
meningkatkan kebijakan K3
Meningkatkan Sumber Daya Manusia
di bidang K3
Strategi K3 Meningkatkan pembinaan
Nasional penerapan SMK3
Meningkatkan sarana dan
prasarana pengawasan K3
Meningkatkan jejaring dan peran serta instansi,
lembaga, personil dan pihak-pihak terkait
Program
 Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar, pedoman
dan kriteria;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas pengawas di bidang
Keselamatan dan Kesehatan kerja;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas Ahli K3, dokter, personil,
petugas, teknisi, operator di bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas pembinaan Keselamatan
dan kesehatan Kerja bagi pengusaha, tenaga kerja dan
masyarakat;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan/ lembaga/
badan bidang jasa Keselamatan dan Kesehatan kerja;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pembinaan, pemeriksaan dan pengujian K3;
 Peningkatan pembinaan dan penilaian penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja;
 Peningkatan penilaian dan pemberian penghargaan
Keselamatan dan kesehatan kerja;
 Peningkatan kerjasama dengan instansi, institusi, lembaga,
asosiasi dan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan Keselamatan dan kesehatan
kerja;
 Peningkatan kerja sama dengan instansi, institusi,lembaga
K3 di tingkat nasional dan internasional dalam rangka
pengembangan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Implementasi Strategi Nasional K3
di Perusahaan

1 2 3
Penyusunan kebijakan, Menyediakan / Menerapkan sistem
peraturan, prosedur meningkatkan SDM manajemen K3 (SMK3),
dalam pelaksanaan bidang K3 (ahli K3, jika K3 dilakukan secara
pekerjaan, sehingga petugas/ teknisi) sistematis maka
sehingga setiap keterlibatan semua
semua pekerjaan tenaga kerja dalam pihak, kesinambungan
dilakukan dengan cara melakukan dan akutanbilitas
yang sama, tepat dan pekerjaannya dengan pelaksanaan dapat
akuntabel aman, khususnya terukur
petugas/karyawan
yang melakukan
pekerjaan yang
beresiko tinggi.
Lanjutan
Implementasi Strategi Nasional K3
di Perusahaan

4 5
Meningkatkan sarana Meningkatkan
dan prasarana kerjasama dengan
pengawasan pihak terkait (dinas
untuk meningkatkan ketenagakerjaan,
keamanan alat dan konsultan K3, serikat
proses produksi, maka pekerja, asosiasi K3 dll)
perlu dilakukan yang melakukan
pemeriksaan, pengujian pekerjaan yang
dan pengukuran dan beresiko tinggi.
didukung oleh peralatan
yang memadai
Manfaat Bagi Tenaga Kerja

 Meningkatkan kepedulian dan


pengetahuan mengenai K3;
 Meningkatkan kinerja tenaga kerja
dan bekerja setelah yakin akan
jaminan perlindungan K3;
 Meningkatkan kesadaran
berperilaku K3 dan disiplin.
Manfaat Bagi Masyarakat
 Menumbuhkembangkan pengetahuan,
pengertian, kesadaran dan kepedulian
mengenai K3;
 Menjadi perilaku dalam hidup
masyarakat dan mulai di tanamkan
pada keluarga;
 Masyarakat hidup sehat dan disiplin
Manfaat Bagi Perusahaan
 Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap
peraturan perundangan dibidang K3
 Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan
manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja
SMK3
 Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian
serta kekurangan dari penerapan SMK3
 Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
 Meningkatkan image perusahaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan daya saing
perusahaan
Manfaat Bagi Pemerintah
 Meningkatkan mutu kehidupan
bangsa dan image bangsa di forum
internasional;
 Mengetahui tingkat penerapan
terhadap peraturan perundangan;
 Mengurangi angka kecelakaan kerja
yang sekaligus akan meningkatkan
produktifitas kerja/nasional.
PERAN PEMANGKU
KEPENTINGAN
(STAKE HOLDER)

> PERAN MASYARAKAT


PERAN TENAGA KERJA
PERAN PERUSAHAAN
PERAN PEMERINTAH
1. Peran Masyarakat

Mengimplementasikan K3
dalam Kehidupan sehari-
hari.
2. Peran Tenaga Kerja

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur


kerja aman;
 Mengembangkan pengetahuan bidang K3;
 Memberikan masukan pada pihak manajemen
dalam rangka merencanakan program K3 di tempat
kerja;
 Mengimplementasikan K3 di tempat kerja;
 Mengembangkan pelaksanaan K3;
 Meningkatkan kesadaran dan perilaku K3.
3. Peran Manajemen
> Di awali dengan adanya
komitmen pihak manajemen

 Penetapan kebijakan K3
 Pembentukan organisasi K3 yang
bertanggung jawab menangani
permasalahan K3
 Mendorong aktivitas P2K3
Penyebarluasan kebijakan K3

 Penyebarluasan kebijakan K3
 Seluruh Manajemen harus mendukung
program K3
 Pengenalan dan penilaian sumber bahaya
 Penentuan jenis proteksi yang diperlukan
berdasarkan resiko
 Perencanaan preventif maintenance
 Penyiapan dan penggunaan SOP
Pemilihan dan penempatan karyawan
(pekerja) Diklat Motivasi

 Pemilihan dan penempatan


karyawan (pekerja)
 Diklat Motivasi Investigasi Review
atas keberhasilan dan atau
kegagalan
4. Peran Pemerintah

 Mendorong masyarakat atas


ditaatinya perundangan dan
standar dibidang K3;
 Mendorong lembaga-lembaga K3
untuk berperan aktif dalam
pelaksanaan K3
 Mengembangkan Kebijakan K3.
ARAH
ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PEMBINAAN
PEMBINAAN K3
K3

• Aman
• Sehat
TERSELENGGARANYA • Ramah lingkungan
• Nihil Kecelakaan

Peningkatan
Di Tempat Kerja produktivitas
LEMBAGA PENGAWASAN K3
MENAKER
1. UU No. 1 TAHUN
1970 DIREKTUR

Pasal 5
PENGA
AHLI DOKTER
WAS /
K3 P2K3
PENGUJI K3
PRSH

PROP/KAB/ LUAR - POLI PRSH P2K3


KOTA DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
42 02/21/11
Safety First

K3 KONSTRUKSI
BANGUNAN 44
Safety No WAY !
K3 KONSTRUKSI
49
BANGUNAN
50
Terima Kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai