Anda di halaman 1dari 8

Contact us:

Hp: 0811 1108 2426/ 0811 919 2426


IG: @mutiaramutusertifikasi
Web: www.mutiaramutusertifikasi.com

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. HOMEWARE INTERNATIONAL INDONESIA, YOGYAKARTA


PENGAWASAN K3: BIDANG KESEHATAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA
DAN PENGELOLAAN B3

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Kelompok 4:
1. Lis Amrawati Siregar
2. Mudhiah Ratnasari P
3. Nanang Budiyanto
4. Rahmat Kardiansyah P
5. Rosihan Ibnu Alief
6. Serisa Ifadatu R
7. Wahyu Mukti Mulya
8. Zakha Rakha Muzakky

PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU
SERTIFIKASI 06 JULI – 21 JULI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul
“Pengawasan K3. Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun”. Dalam
penyusunan laporan ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat : PT.
Homehare International Indonesia, para pembina dari Kementerian Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan
teman-teman pelatihan Calon Ahli K3 Umum yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritikdan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan
kami bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi dalam mengembangkan
pengetahuan.

Jakarta , 18 Juli 2020

Penyusun
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada pembentukan tenaga profesional yang mandiri, beretos kerja
tinggi dan produktif. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang ditujukan pada
pembentukan, peningkatan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan
berjiwa wirausaha sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan
berusaha.Dalam pembangunan ketenagakerjaan perlu dibina dan dikembangkan perbaikan syarat-syarat kerja
serta perlindungan tenaga kerja dalam menuju peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Memasuki dunia
industrialisasi yang semakin modern akan diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan
peralatan makin kompleks dan rumit, tenaga kerja yang semakin ahli dan trampil. Namun tidak selamanya
penerapan teknologi tinggi dan penggunaa bahan beraneka macam dan ragam dalam suatu industri diikuti
dengan selaras peralatan dan mempergunakan bahan dalam proses industri tersebut.
Suatu kemungkinan bahaya yang besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan
dan penyakibat akibat kerja ini dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam  penggunaan peralatan, pemahaman,
kemampuan dan ketrampilan serta unjuk kerja (kompetensi) tenaga kerja yang kurang memadai. Mengingat
bahwa pemerintah terdapat banyak keterbatasan, maka pelaksanaan K3 dapat dibantu melalui peran dunia usaha
yaitu Perusahaan Jasa K3 dan lembaga K3 terkait agar pelayanan dan pemenuhan syarat  K3 dapat dilaksanakan
dengan baik.
Dalam era globalisasi yang makin berkembang, penggunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
semakin bertambah. Penggunaan bahan kimia dapat membantu proses produksi sebuah barang namun juga dapat
menimbulkan efek yang cukup membahayakan juga terhadap manusia ataupun lingkungan sekitar ini.
Penggunaan bahan kimia digunakan diberbagai industri misyalnya industri makanan, tekstil, elektronik dan juga
lainnya. Dalam proses produksi tersebut akan menimbulkan limbah oleh karena itu perlu adanya penanganan
limbah secara tepat. Setiap bahan baku yang diolah senantiasa akan menghasilkan produk dan hasil samping
berupa limbah. Limbah yang dibuang langsung tentunya bukan merupakan bagian dari minimisasi limbah
karena hal ini akan menambah volume limbah yang ada di tempat pembuangan. Dengan minimisasi limbah,
limbah yang timbul dapat diolah terlebih dahulu seperti dengan daur ulang, sistem pengolahan limbah tertentu
sebelum akhirnya limbah tersebut dibuang sehingga tidak akan mencemari lingkungan ( Nastiti, 2004).Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dibuang langsung ke dalam lingkungan dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan dan keselamatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Limbah B3 memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda dengan limbah pada umumnya, terutama karena sifatnya yang tidak stabil. Kestabilan
bahan B3 tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor luar seperti temperatur, tekanan atau gesekan, tercampur
dengan bahan lain. Sehingga dapat memicu sifat bahan B3 seperti sifat reaktif, eksplosif, mudah terbakar atau
sifat racunnya. Mengingat resiko tersebut, perlu diupayakan agar setiap kegiatan industri dapat menghasilkan
limbah B3 yang seminimal mungkin dan mencegah masuknya limbah B3 ke lingkungan kerja (PP 85 tahun
1999).
Dalam menjalankan suatu bisnis perusahaan membutuhkan berbagai sumber daya, seperti manusia, modal,
material dan mesin. Perusahaan juga membutuhkan sumber daya manusia, yaitu para karyawan. Sumber daya
manusialah yang paling penting dan sangat menentukan, karena tanpa sumber daya manusia yang bagus maka
perusahaan itu tidak akan berjalan dengan baik. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi
perusahaan, karena memiliki akal, bakat, tenaga, keinginan, pengetahuan, perasaan, dan kreatifitas yang sangat
dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Undang-Undang nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, dalam pasal 86 menyebutkan bahwa “Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindung atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril serta perlakuan yang sesuai dengan martabat moril
agama”.
Keselamatan Kerja merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja, serta bagi orang lain yang memasuki tempat
kerja. Faktor keamanan dan efisiensi juga diterapkan pada pemakaian sumber dan proses produksi. Berdasarkan
Undang undang No. 01 tahun 1970, tentangKeselamatan Kerja menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional. Potensi bahaya yang berasal dari lingkungan kerja yang
dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Lingkungan kerja terdiri dari kesatuan dari berbagai
lingkungan di tempat kerja, yang didalamnya mencakup faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologis
yang keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja. Upaya untuk
mengurangi resiko dan bahaya pada lingkungan kerja diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Negara maju memiliki sektor manufaktur dengan proporsi kecelakaan kerja tertinggi yang melibatkan
pekerja muda. Sektor manufaktur mencakup berbagai industri, di antaranya adalah industri mobil, industri tekstil
dan pakaian, industri elektronik, industri kimia, industri metalurgi, industri makanan dan industri barang
konsumsi. Industri-industri ini menghadirkan banyak bahaya keselamatan dan kesehatan bagi para pekerja,
seperti penggunaan bahan kimia, mesin, kendaraan dan peralatan listrik serta bahaya fisik, seperti ventilasi yang
tidak memadai, tingkat kebisingan yang tinggi, suhu yang tinggi dan pencahayaan yang buruk.
Menurut perkiraan terbaru yang dikeluarkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), 2,78 juta
pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3 persen)
dari kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7 persen) dikarenakan
kecelakaan kerja. Dewasa ini masih banyak pengusaha yang belum memahami sumbersumber bahaya ditempat
kerja yang terkait dengan peraturan perundangundangan bidang pengawasan kesehatan kerja. Sehingga, masih
banyak peraturan yang belum dilaksanakan dan perlu pembinaan yang lebih intensif agar terhindar dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu sangatlah diperlukan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di suatu perusahaan. PT. Homeware International Indonesia adalah sebuah perusahaan padat
karya yang bergerak di bidang kerajinan yaitu natural fiber, terracotta, dan keramik yang memiliki potensi
bahaya terkait dengan keselamatan kerja, kesehatan kerja , lingkungan kerja dan Pengelolaan Limbah B3.
I.2. Maksud dan Tujuan
Teori yang didapatkan selama kegiatan pelatihan dan sertifikasi AK3 dijadikan sebagai ilmu yang berguna
bagi calon AK3 dalam menerapkan teori tersebut. Penerapan teori tersebut dilakukan dengan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di PT. Homeware International Indonesia Yogyakarta. Tujuan PKL dilakukan sebagai berikut:
1.2.1. Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan calon Ahli K3 Umum sehingga
bisa mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan.
1.2.2. Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang tenaga Ahli K3 Umum di perusahaan tempatnya
bekeraja, sehingga dapat memastikan semuanya berjalan secara professional dalam hal pengambilan
keputusan yang tepat sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan memberi kontribusi yang positif
bagi perusahaan.
1.2.3. Tinjauan penerapan pelaksanaan K3 PT. Homeware International Indonesia Yogyakarta Indonesia
yang diharapkan dapat memberikan masukan dan saran kepada pihak perusahaan yang dapat
digunakan sebagai upaya perbaikan.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Praktek Kerja Lapangan terdiri dari Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan
Pengelolaan Bahan Kimia Berbahaya. Bidang kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pemeriksaan
kesehatan kerja, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), gizi kerja dan
penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja. Lingkungan kerja meliputi faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi,
faktor ergonomi. Pengelolaan Bahan Kimia Berbahaya meliputi limbah dan pengendalian bahan berbahaya dan
beracun. PT. Homeware International Indonesia adalah sebuah perusahaan padat karya yang bergerak di bidang
kerajinan yaitu natural fiber, terracotta, dan keramik adapun area yang dikunjungi sebagai bahan masukan dan
temuan yaitu produksi, mekanik serta pengelolaan limbah.
1.4. Dasar Hukum
Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan kami terkait dasar hukum dan peraturan perundang-undangan sebagai
acuan topik pembahasan. Adapundasar hukum yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang RI No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Nasional.
3. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Undang-undang No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No.
120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan Dan Kantor-kantor
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1976, tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: Per02/MEN/1980, tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelanggaraan Keselamatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: Per-03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per-03/MEN/1985 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per-03/MEN/1986 Tentang Syarat -Syarat Keselamatan dan
Kesehatan di Tempat Kerja yang Mengelol Pestisida.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya.
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
14. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
15. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.Se.01/Men/1979 Tentang Pengadaan Kantin
Dan Ruang Tempat Makan.
16. Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3.
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 68 Tahun 2004 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS terhadap Tenaga Kerja.

II. KONDISI PERUSAHAAN

II.1. Profil Perusahaan

2.2.1. Profil Singkat Perusahaan

PT. Homeware International Indonesia (PT. HII) merupakan perusahaan manufaktur yang
memproduksi furniture dan aksesoris rumah tangga dengan berbahan rotan ataupun kayu. Produk yang
dihasilkan seperti table top, basket, home accessories, light furniture, dan ceramic. PT. Homeware
International Indonesia (PT. HII) menawarkan solusi bisnis untuk pelanggan yang mencakup desain,
sumber dan manufaktur berkualitas tinggi aksesoris rumah dan furnitur. Selama bertahun-tahun, PT.
Homeware International Indonesia (PT. HII) melakukan banyak pekerjaan untuk menetapkan standar
tertinggi untuk ETI (Ethical Trading Initiative) dan pengendalian kualitas yang dibutuhkan oleh banyak
pelanggan dan berharap PT. Homeware International Indonesia (PT. HII) bisa memenangkan persaingan
dipasar.
2.2.2. Lokasi dan Luas Pabrik
Lokasi usaha merupakan suatu hal yang selalu muncul pada awal pendirian suatu perusahaan. PT.
Homeware International Indonesia (PT. HII) berlokasi :
Desa : Bodesari
Kecamatan : Plumbon
Kabupaten : Cirebon
Propinsi : Jawa
Luas Wilayah : 9309 M2
2.2.4. Ketenagakerjaan
Jumlah Karyawan : 87 Orang
Laki-laki : 74 Orang
Perempuan : 13 Orang
WNA : Tidak Ada
2.2.4. Visi dan Misi
VISI PERUSAHAAN

Anda mungkin juga menyukai